SARKASME PADA ACARA DÂ’ACADEMY SEASON 2 DI INDOSIAR EPISODE BULAN MARET-MEI 2015 (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
i
SARKASME PADA ACARA D’ACADEMY SEASON 2 DI INDOSIAR
EPISODE BULAN MARET-MEI 2015 (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh :
CUTI RAHAYU HESTUNINGRUM 201210080311078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
v
LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Baqarah: 153)
Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangalah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Imran : 139)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyirah : 6)
Persembahan
Rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat-Nya, nikmat-Nya, serta hidayah-Nya dan Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberikan ke jalan yang terang dan benar sehingga penulis dapt menyelesaikan Tugas Ahir ini dengan tepat waktu.
Ku persembahkan skripsi ini untuk:
Ayah dan ibunda tercinta yang selalu mendo’akan, mendukung, dan memberi motivasi yang luar biasa, mengajarkan pada saya untuk bersabar, menekuni dan harus bertanggungjawab dengan apa yang sudah menjadi keputusan atau pilihan.
Adikku tersayang, Melania Amirul Ma’rifah yang selalu memberikan semangat. Teman-teman seperjuangan, jurusan Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2012, khususnya kelas B yang kompak dalam hal apapun, semua
(6)
vi
yang sudah kita lakukan bersama-sama akan ku simpan dalam hati, dan semoga cita-cita kalian tercapai, amin.
Sahabatku tercinta, Sella, Dio, Nita, Denok, Pras, Bungah yang selalu memberikan motivasi hingga akhirnya saya yang lulus, kalian terbaik. Dan juga khususnya untuk Fajar Tria Wardana terima kasih telah ikut berpartisipasi dalam penelitian saya, memberikan semangat, motivasi, dan berpartisipasi dalam mentranskipsikan data penetian ini.
Bu Fida, Bu Ani, Pak Arif, Mbak Kiki yang sudah seperti kakak saya sendiri yang senantiasa memberikan semangat, membimbing, meminjami buku, memberikan masukan dalam penyusunan skripsi hingga akhirnya selesai, terima kasih banyak.
Keluarga Kos “Adenium” Siska, Fitri, Mai, Ayu, Icha, Tyas, Asmi, Ria yang telah menjadi bagian keluarga kecilku di Malang, susah senang bareng, semangat terus!
Teman-teman organisasi HMJ BAHTERA, UKM Tapak Suci, UKM MVBT yang memberikan banyak pengalaman berharga.
(7)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sarkasme pada Acara D’Academy Season 2 di Indosiar Episode Bulan Maret-Mei 2015 (Kajian Sosiolinguistik).” Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW yang segala akhlak dan tindakannya menjadi teladan dan motivasi bagi penulis dalam usaha menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Drs. Fauzan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dra. Tuti Kusniarti, M.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dr. Hari Windu Asrini, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, inspirasi, motivasi, saran, dan dukungan dari awal hingga akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Drs. Sudjalil, M.Si., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, inspirasi, motivasi, saran, dan dukungan dari awal hingga akhir skripsi ini dapat diselesaikan
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu selama penulis menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
(8)
viii
Peneliti menyadari bahwa penyusunan dan penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun sangat peneliti harapkan guna penyempurnaannya. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat berguna bagi orang yang membacanya.
Malang,
(9)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
ABSTRACT ... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Fokus Penelitian ... 7
1.3 Rumusan Masalah ... 8
1.4 Tujuan Masalah ... 8
1.5 Manfaat Penelitian ... 9
1.6 Definisi Istilah ... 10
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Hakikat Bahasa ... 12
2.2 Fenomena Acara D’Academy season 2 Indosiar ... 13
2.3 Bahasa dan Media ... 14
2.4 Ragam Bahasa ... 15
2.4.1 Gaya Bahasa ... 17
2.5 Bahasa dalam Acara D’Academy season 2 Indosiar ... 19
2.5.1 Sarkasme Bahasa ... 19
(10)
x
2.5.3 Karakteristik Bentuk Sarkasme Bahasa ... 21
2.5.4 Fungsi Bahasa ... 23
2.5.5 Fungsi Sarkasme ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31
3.2 Data dan Sumber Data ... 32
3.2.1 Data ... 32
3.2.2 Sumber Data ... 33
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.4 Instrumen Penelitian ... 35
3.5 Teknik Analisis Data ... 36
3.6 Teknik Pengecekan Keabsahan Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bentuk Tuturan Sarkasme ... 42
4.1.1 Benda ... 42
4.1.2 Bagian Tubuh/Fisik ... 43
4.1.3 Acuan Bunyi ... 45
4.1.4 Kekerabatan ... 46
4.1.5 Keadaan ... 47
4.1.5.1 Kompetensi Pengetahuan ... 47
4.1.5.2 Kompetensi Keterampilan ... 47
4.1.5.3 Kompetensi Sikap ... 48
4.1.5.4 Kompetensi Kepribadian ... 49
4.2 Fungsi Tuturan Sarkasme ... 50
4.2.1 Fungsi Kemarahan ... 50
4.2.1.1 Mengejek ... 50
4.2.1.2 Menyindir ... 51
(11)
xi
4.2.2 Fungsi Kekesalan ... 53
4.2.3 Fungsi Penyesalan ... 54
4.2.4 Fungsi Kekecewaan ... 55
4.2.5 Fungsi Penghinaan ... 56
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 58
5.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sumber Data ... 33
Tabel 3.2 Penjaring Data ... 35
Tabel 3.3 Analisis Data ... 36
(13)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data ... 62
Lampiran 2 Korpus Data ... 79
Lampiran 3 Tabel Instrumen Analisis Data ... 83
(14)
xiv ABSTRAK
Cuti Rahayu Hestuningrum. Sarkasme pada Acara D’Academy Season 2 di Indosiar Episode Bulan Maret-Mei 2015 (Kajian Sosiolinguistik). Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (1) Dr. Hari Windu Asrini, M.Si (2) Drs. Sudjalil, M.Si., M.Pd.
Kata kunci: Sarkasme Bahasa, Karakteristik Sarkasme, Fungsi Sarkasme
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa tayangan hiburan, khususnya pada tayangan D’Academy season 2: (1) banyak menggunakan bahasa sarkastik dan (2) sarkasme bahasa yang ditemukan banyak menggunakan bentuk kasar dan tidak santun. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan dua permasalahan yang akan dijadikan penelitian, yaitu: (1) karakteristik bentuk sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dan (2) fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari situs youtube berupa sepuluh rekaman video D’Academy season 2 di Indosiar yang kemudian di transkripsikan dalam bentuk tulisan. Adapun data penelitian ini berupa verbal atau kata-kata yang diujarkan oleh semua orang yang terlibat pada acara tersebut.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pada acara D’Academy season 2 telah terdapat karakteristik tuturan sarkasme yang mengacu pada (1) benda, contohnya bajai, (2) bagian tubuh atau fisik, contohnya orangnya pendek dan kaki yang tidak sempurna, (3) kekerabatan, (4) acuan bunyi, contohnya suara bajai, dan (5) keadaan, contohnya rada belet, gak objektif, gak pinter, dan lain-lain. Dari kelima data tersebut paling banyak ditemukan karakteristik tuturan sarkasme yang mengacu pada keadaan. Kedua, terdapat fungsi sarkasme yang meliputi kekesalan, penyesalan, kekecewaan, penghinaan, dan kemarahan yang dapat dikategoriasasikan berdasarkanmaksudtuturan menjadi tiga kelompokyaitu, (1) mengejek, (2) menyindir, (3) meremehkan atau merendahkan orang lain. Dari kelima data tersebut yang paling banyak ditemukan adalah fungsi tuturan sarkasme berupa kemarahan dengan maksud ungkapan kekesalan.
(15)
xv ABSTRACT
Cuti Rahayu Hestuningrum. Sarcasm In The D’Academy Season 2 Show On Indosiar From March-May 2015 Episode (The Study Of Sociolinguistics). Thesis Departement of Indonesia and Local Language Literature Muhammadiyah University of Malang Supervisor: (1) Dr. Hari Windu Asrini, M.Si (2) Drs. Sudjalil, M.Si. M.Pd.
Keywords:Sarsacm Language, Sarcasm Characteristic, Sarcasm Function
This researsh is a study of sarcasm in the D’Academy season 2 show in the study of sociolinguistics. This study aims to describe the form, characteristics, functions of sarcasm speech on that show.
The method in this research use descriptive qualitative with the sociolinguistics approach. Sources of data in this study were taken from the youtube sites, they are ten videos recording D’Academy season 2 which is transcribed into written form. The research data in the form of verbal of words uttered by everyone whom involed on the show.
The result of study are: first, at the D’Academy season 2 had contained the speech characteristic sarcasm which refers to (1)object, for example Bajai, (2) the physical parts of the body or, for, example, was short and the legs are not perfect, (3) kinshi, (4) reference sound, for example Bajaivoice, and (5) the circumstances, for examples circumstances, for example Low compreshension, not objective, not clever, and others. From these five data, the most prevalent characteristic of sarcarsm speech that refers to the condition. Secondly, there are the function of sarcasm which includes resentment, regret, disappointment, humiliation, and anger that mock, (2) quipped, (3) disparaging of demeaning. Ftom these five data, the most commonly found are functions of utterances expression of anger with the intention of pique.
(16)
60
DAFTAR PUSTAKA
Aflikhah, Adik Oki. 2012. “Gaya Bahasa Sarkasme dan Kekhasan Bahasa Penulis
pada Judul Rubrik Kriminal di Surat Kabar Harian Meteor Edisi April
2012”. Jurnal. Pendidikan Bahasa dan Sastra. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Agustina, Leoni. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Indrawati, Dianita. 2006. ”Makian dalam Bahasa Madura”. Jurnal. Denpasar: Universitas Udayana.
Djajasudarma. 2010. Metode Linguistik. Bandung: PT. Refika Aditama. Keraf, Gorys. 2007. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kesuma, Tri MastoyoJati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks.
Lestari, Pipit. 2007. “Analisis Gaya Bahasa Sarkasme dalam Wacana Coretan atau
Tulisan di Kursi Perkuliahan Gedung Lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal. Pendidikan Bahasa dan Sastra. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Moleong, Lexy. 2011. Metodologi penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pusat Pengembangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
Saddhono, Kundhru. 2013. Pengantar Sosiolinguistik Teori dan Konsep Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Saptomo, Sri Wahono. 2001. ”Makian dalam Bahasa Jawa”. Jurnal. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Subroto, Edi D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
(17)
61
Sumarsono, 2011. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Syafyahya & Aslinda. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: PT. Refika Aditama.
Syamsuddin dan Vismaia S Damaianti. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Edisi Revisi. Bandung: Angkasa.
Winiasih, Tri. 2010. ”Pisuhan dalam Basa Suroboyoan Kajian Sosiolinguistik”. Jurnal. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Wijana dan Rohmadi. 2013. Sosiolinguistik Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
(18)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan yang lain, juga untuk mengekspresikan perasaan dan ide seseorang. Bahasa memiliki banyak karakteristik dalam penggunaannya untuk berkomunikasi. Setiap daerah menunjukkan gaya bahasa dan dialek yang berbeda dalam bahasanya. Bahasa setiap daerah memiliki style atau gaya tersendiri dalam karakteristik bahasanya. Hal tersebut berpengaruh terhadap munculnya gaya bahasa yang berbeda pula dalam pemakaian bahasa secara individu. Tarigan (2013: 4) menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca.
Gaya bahasa memungkinkan dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan seseorang yang mempergunakan bahasa itu. Semakin baik gaya bahasa seseorang, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan kepadanya. Secara singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale dalam Tarigan, 2013: 4).
Sebuah gaya bahasa yang baik biasanya mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Kejujuran dalam bahasa terkait dengan konsistensi untuk mengikuti aturan-aturan, kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa. Sopan santun yang dimaksud adalah memberi hormat atau
(19)
2
menghormati yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat dalam gaya bahasa dimanifestasikan melalui kejelasan dan kesingkatan. Menarik adalah kejujuran, kejelasan serta kesingkatan harus merupakan langkah dasar dan langkah awal. Bila seluruh gaya bahasa hanya mangandalkan kedua (atau ketiga) kaidah tersebut di atas, maka bahasa yang digunakan masih terasa tawar, tidak menarik. Sebab itu, sebuah gaya bahasa harus pula menarik. Sebuah gaya yang menarik dapat diukur melalui beberapa komponen yang meliputi: variasi, humor yang sehat, pengertian yang baik, tenaga hidup (vitalitas), dan penuh daya khayal (imajinasi) (Keraf, 2007: 113-115).
Humor yang sehat sebagai salah satu kemenarikan bahasa selayaknya juga harus dipenuhi dalam sajian bahasa media komunikasi dan informasi sosial termasuk dalam televisi. Humor adalah fenomena komunikatif yang hadir dalam interaksi sosial sehari-hari. Humor melepaskan ketegangan dan membantu mendapatkan perasaan yang lebih baik. Oleh karena itu humor bisa disajikan dalam media televisi sebagai salah satu daya tarik tersendiri dan juga alternatif hiburan bagi masyarakat.
Fenomena perilaku masyarakat banyak dilatari oleh hal-hal yang telah ditonton di televisi. Hal tersebut dapat memengaruhi sifat, pandangan, persepsi, dan perasaan bagi yang menontonnya, sehingga pada akhirnya mempengaruhi perilaku pemirsa. Dunia pertelevisian di Indonesia saat ini semakin berkembang pesat terbukti dengan bermunculnya stasiun televisi seperti TRANS TV, SCTV, INDOSIAR, RCTI, dan masih banyak lagi stasiun televisi swasta yang lain. Masing-masing stasiun televisi tersebut memiliki gaya atau pembawaan yang khas atau gaya bahasa tersendiri dalam menyampaikan atau menghadirkan sebuah
(20)
3
hiburan. Hal tersebut dilakukan untuk lebih memudahkan masyarakat atau pemirsa dalam memahami dan merasa ikut terlibat dalam acara tersebut.
Tayangan hiburan yang dihadirkan pada layar kaca selalu menyita perhatian masyarakat bahkan menjadi tontonan wajib setiap hari. Maka tidak heran, setiap stasiun televisi berlomba-lomba menghadirkan hiburan yang menarik bagi masyarakat tanpa melihat dampak yang ditimbulkan oleh tayangan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah memberikan teguran bahkan memberhentikan suatu stasiun untuk menayangkan sebuah acara terutama acara yang bertemakan hiburan karena biasanya tayangan hiburan banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan bercandanya melewati batas seperti umpatan, saling olok-mengolok yang tidak sesuai dengan kaidah berbahasa. Kalimat-kalimat tersebut cenderung mengandung sarkasme (youtube). Gaya bahasa sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar yang mengandung olok-olok atau sindiran pedas dan menyakitkan hati. Sarkasme juga dapat bersifat ironis dapat juga tidak, tetapi yang gaya bahasa tersebut selalu akan menyakitkan hati dan kurang enak didengar (Keraf, 2007: 143).
Salah satu program tayangan televisi yang masuk dalam kategori hiburan adalah acara D’Academy season 2 di Indosiar. D'Academy season 2 merupakan ajang pencarian bakat musik dangdut tanah air yang bertujuan untuk melahirkan penyanyi-penyanyi baru, muda dan bertalenta di industri musik dangdut khususnya dan dunia hiburan pada umumnya. D'Academy season 2 merupakan
suksesor ajang D'Academy pertama. Rangkaian audisi telah digelar di 7 kota besar di Indonesia dan telah berhasil menyeleksi 35 calon bintang berikutnya yang akan
(21)
4
melaju di panggung besar berebut predikat sang juara pertama. Para kontestan tampil dengan suara emas masing-masing dengan banyak pesaing. Penampilan itu yang nantinya akan dikomentari oleh para juri D'Academy season 2.
Komentar-komentar yang dilontarkan untuk para finalis pastinya tidak hanya bersifat pujian-pujian, melainkan kritikan, ancaman, dan para kontestan dituntut untuk bisa memaksimalkan penampilan pada saat bernyanyi.
Saling menjatuhkan atau mengolok-olok sudah sering terjadi pada acara tersebut. Tugas host yang seharusnya membawakan acara agar berjalan lancar,
namun pada tayangan tersebut terkadang host menjadi pemicu konflik antara juri
dengan host atau juri dengan juri. Dari beberapa juri juga selalu ada perbedaan
pendapat yang membuat perdebatan-perdebatan sengit antara juri maupun host,
kekurangan atau kesalahan orang lain dijadikan bahan lelucon atau olok-olokan. Hal tersebut tidak baik ketika tayangan ini ditonton oleh anak-anak karena tayangan ini telah ditonton oleh semua umur, artinya tidak hanya orang dewasa dan para remaja saja yang menonton, anak-anak pun juga menonton acara tersebut. Jadi ada beberapa kata-kata sarkasme yang kurang cocok untuk diucapkan di televisi yang juga ditonton oleh anak-anak, dengan demikian haruslah ada kontrol diri agar komentar yang diutarakan oleh para komentator tidak bermuara ke arah negatif dan tayangan tersebut layak untuk ditonton.
Gaya komentar para juri memang lebih banyak mengeluarkan sarkasme ataupun umpatan penghinaan, mengolok-olok dan menjatuhkan kontestan. Hal ini dapat memicu emosi para penonton dan pendengar lainnya. Oleh karena itu, acara
D’Academy kembali mendapat teguran dari Komisi Kepenyiaran Indonesia (KPI).
(22)
5
nilai perilaku kepenyiaran dan standar program siaran KPI Tahun 2012. Penggunaan kata-kata kasar ini dianggap mampu memberi pengaruh-pengaruh negatif untuk pemirsa yang menyaksikan tayangan tersebut.
Berdasarkan ulasan tersebut maka penelitian ini membahas tentang sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar. Peneliti memilih tayangan D’Academy season 2 di Indosiar sebagai objek penelitian dikarenakan bahasa yang digunakan oleh komentator dalam acara tersebut ditengarai banyak mengandung bahasa yang bersifat sarkasme, seperti mengolok-olok, menghina, merendahkan, dan menjatuhkan kontestan. Oleh karena itu peneliti menetapkan
“Sarkasme pada Acara D’Academy season 2 di Indosiar Episode Bulan Maret-Mei
(Kajian Sosiolinguistik)” sebagai judul skripsi penelitian ini.
Adapun penelitian terdahulu dilakukan oleh Aflikhah (2012) yang meneliti
“Gaya Bahasa Sarkasme dan Kekhasan Bahasa Penulis pada Judul Rubrik
Kriminal di Surat Kabar Harian Meteor Edisi April 2012”. Penelitian Aflikhah bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk gaya bahasa sarkasme pada judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012, (2) bahasa
penulis yang digunakan dalam penulisan judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012, (3) interpretasi mahasiswa yang membaca judul
rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012. Objek
penelitian tersebut adalah gaya bahasa sarkasme yang terdapat pada judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012. Bentuk gaya bahasa
sarkasme yang teridentifikasi berupa ejekan yang diungkapkan dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa campuran sebanyak 84%. Bentuk gaya bahasa sarkasme berupa sindiran terdiri atas ragam bahasa Indonesia sebanyak
(23)
6
16%. Interpretasi pembaca dengan profesi yang berbeda terdiri atas makna denotasi dan konotasi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Aflikhah adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D’Academy season 2 di Indosiar, sedangkan penelitian Aflikhah terfokus surat kabar harian Meteor.
Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan, yaitu, mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Aflikhah mendeskripsikan bentuk gaya bahasa, bahasa penulis, dan interpretasi mahasiswa yang membaca judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012.
Penelitian terdahulu lainnya dilakukan oleh Lestari (2007) yang meneliti
“Analisis Gaya Bahasa Sarkasme dalam Wacana Coretan atau Tulisan di Kursi
Perkuliahan Gedung Lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Penelitian
Lestari bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris, (2) maksud gaya bahasa sarkasme di kursi perkuliahan pada O2 yang telah dikenal atau mahasiswa secara umum dengan pemberitahuan atau informasi, ajakan dan umpatan. Kalimat yang berupa umpatan sering menggunakan kata-kata kasar. Adapun maksud sarkasme berupa informasi atau pemberitahuan serta ajakan dapat dikatakan sebagai sarkasme karena
(24)
kalimat-7
kalimat informasi atau pemberitahuan serta ajakan tersebut mengandung kepahitan dan celaan yang getir, menyakitkan hati dan kurang enak untuk didengar, (3) simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan antara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lestari adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D’Academy season 2 di Indosiar, sedangkan Lestari terfokus pada gedung B lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan yaitu (1) mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, (2) mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Lestari mendeskripsikan bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris dan mendeskripsikan simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan anatara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus masalah sangatlah penting dalam melakukan penelitian. Tujuannya agar pembahasan akan lebih terarah dan terfokus pada hal yang akan dikaji atau dianalisis supaya lebih jelas. Dari uraian di atas, maka peneliti memfokuskan
(25)
8
penelitian pada kajian sosiolinguistik dengan beberapa permasalahan yang meliputi karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan fungsi tuturan sarkasme pada
acara D’Academy season 2 di Indosiar. 1.3Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah analisis penggunaan gaya bahasa sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik?
2) Bagaimana fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik?
1.4Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah analisis sarkasme bahasa juri pada acara D’Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik.
2) Mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik.
(26)
9
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan peneliti kepada bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam ilmu-ilmu terapan yang terkait. Penelitian tentang analisis sarkasme pada acara
D’Academy season 2 Indosiar, dapat dimanfaatkan secara teoretis dan secara
praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam penelitian ini. 1) Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah.
a) Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bertambahnya khasanah ilmu pengetahuan bahasa Indonesia, khususnya kajian gaya bahasa sarkasme dalam kajian sosiolinguistik.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini. a) Pembaca
Menambah wawasan para pembaca tentang penggunaan gaya bahasa sarkasme dan dapat memberikan tambahan wawasan tentang kajian gaya bahasa sarkasme pada acara D’Academy season 2 Indosiar.
b) Peneliti
Sebagai bahan tinjauan pustaka dan acuan penelitian berikutnya, khususnya tentang penelitian gaya bahasa sarkasme.
(27)
10
1.6 Definisi Istilah
Setiap istilah akan diuraikan untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan guna menghindari salah tafsir dari pembaca dan mengerucutkan langsung pada permasalahan. Berikut penjabaran dari definisi istilah tersebut.
1) Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2007: 113). 2) Sarkasme adalah gaya yang mengandung kepahitan dan celaan getir,
menyakiti hati dan kurang enak didengar (Keraf, 2007: 143). Sarkasme merupakan ucapan atau tuturan yang diucapkan secara amat kasar yang dapat menyakiti hati orang lain dan melanggar prinsip-prinsip sopan santun serta tidak memperhatikan situasi.
3) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2001: 1).
4) Variasi Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu (Chaer, 2010: 56).
5) Program acara D’Academy season 2 Indosiar adalah suatu program unggulan Indosiar yang menampilkan bakat-bakat muda bertalenta di industri musik dangdut khususnya dan dunia hiburan pada umumnya. Beragam komentar yang diberikan para juri hendaknya bisa memotifasi para kontestan. Namun, pada acara ini banyak penggunaan bahasa sarkasme yang muncul.
6) Kajian sosiolinguistik adalah penyelidikan mengenai bahasa dan pemakaiannya yang digunakan oleh dua pembicara atau lebih dalam konteks sosial.
(28)
11
7) Makna sarkasme adalah penggunaan bahasa yang maknanya mengandung olok-olok, ejekan, sindiran, kepahitan dan celaan getir, bahasanya lebih kasar dibandingkan dengan gaya bahasa ironi dan sinisme, menyatakan makna yang bertentangan (Poerwadarminta dalam Tarigan, 2013: 92).
8) Tuturan sarkasme adalah sesuatu yang dituturkan, ucapan, ujaran yang dilontarkan secara sarkas atau menyakiti hati.
9) Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan telaah penggunaan sarkasme dalam transkripsi tayangan D’Academy season 2 di Indosiar episode bulan Maret – Mei.
10) Situasi tutur adalah situasi ketika tuturan dapat dilakukan dan dapat pula tidak dilakukan, situasi tidak murni komunikatif dan tidak mengatur adanya aturan berbicara, tetapi mengacu pada konteks yag menghasilkan aturan berbicara. Sebuah peristiwa tutur terjadi dalam satu situasi tutur dan peristiwa itu mengandung satu atau lebih tindak tutur (Hymesdalam Aslinda, 2010: 35).
(1)
16%. Interpretasi pembaca dengan profesi yang berbeda terdiri atas makna denotasi dan konotasi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Aflikhah adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D’Academy season 2 di Indosiar, sedangkan penelitian Aflikhah terfokus surat kabar harian Meteor. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan, yaitu, mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Aflikhah mendeskripsikan bentuk gaya bahasa, bahasa penulis, dan interpretasi mahasiswa yang membaca judul rubrik kriminal dalam surat kabar harian Meteor edisi April 2012.
Penelitian terdahulu lainnya dilakukan oleh Lestari (2007) yang meneliti “Analisis Gaya Bahasa Sarkasme dalam Wacana Coretan atau Tulisan di Kursi Perkuliahan Gedung Lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta”. Penelitian Lestari bertujuan untuk mendeskripsikan (1) bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris, (2) maksud gaya bahasa sarkasme di kursi perkuliahan pada O2 yang telah dikenal atau mahasiswa secara umum dengan pemberitahuan atau informasi, ajakan dan umpatan. Kalimat yang berupa umpatan sering menggunakan kata-kata kasar. Adapun maksud sarkasme berupa informasi atau pemberitahuan serta ajakan dapat dikatakan sebagai sarkasme karena
(2)
kalimat-kalimat informasi atau pemberitahuan serta ajakan tersebut mengandung kepahitan dan celaan yang getir, menyakitkan hati dan kurang enak untuk didengar, (3) simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan antara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian Lestari adalah sama-sama mengangkat tema gaya bahasa sarkasme. Perbedaannya adalah pada objek penelitiannya. Objek penelitian ini terfokus pada acara D’Academy season 2 di Indosiar, sedangkan Lestari terfokus pada gedung B lantai II Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu, perbedaannya juga terdapat pada ketiga tujuan yaitu (1) mendeskripsikan karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, (2) mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, sedangkan penelitian Lestari mendeskripsikan bentuk-bentuk atau ragam gaya bahasa sarkasme pada coretan kursi perkuliahan terdiri atas ragam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia- Bahasa Gaul, Bahasa Indonesia-Bahasa Inggris dan mendeskripsikan simpulan dari interpretasi mahasiswa dalam memberi makna tulisan di kursi perkuliahan anatara laki-laki dan perempuan ada yang sama dan ada yang berbeda.
1.2 Fokus Penelitian
Fokus masalah sangatlah penting dalam melakukan penelitian. Tujuannya agar pembahasan akan lebih terarah dan terfokus pada hal yang akan dikaji atau dianalisis supaya lebih jelas. Dari uraian di atas, maka peneliti memfokuskan
(3)
penelitian pada kajian sosiolinguistik dengan beberapa permasalahan yang meliputi karakteristik bentuk-bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik, dan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar.
1.3Rumusan Masalah
Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini adalah analisis penggunaan gaya bahasa sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik?
2) Bagaimana fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik?
1.4Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dalam penelitian ini adalah analisis sarkasme bahasa juri pada acara D’Academy season 2 Indosiar dalam kajian sosiolinguistik. Secara khusus berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Mendeskripsikan karakteristik bentuk tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik.
2) Mendeskripsikan fungsi tuturan sarkasme pada acara D’Academy season 2 di Indosiar dalam kajian sosiolinguistik.
(4)
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan peneliti kepada bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam ilmu-ilmu terapan yang terkait. Penelitian tentang analisis sarkasme pada acara D’Academy season 2 Indosiar, dapat dimanfaatkan secara teoretis dan secara praktis. Berikut penjabaran manfaat dalam penelitian ini.
1) Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah.
a) Penelitian ini dapat memberikan sumbangan bertambahnya khasanah ilmu pengetahuan bahasa Indonesia, khususnya kajian gaya bahasa sarkasme dalam kajian sosiolinguistik.
2) Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang dapat diambil dalam penelitian ini. a) Pembaca
Menambah wawasan para pembaca tentang penggunaan gaya bahasa sarkasme dan dapat memberikan tambahan wawasan tentang kajian gaya bahasa sarkasme pada acara D’Academy season 2 Indosiar.
b) Peneliti
Sebagai bahan tinjauan pustaka dan acuan penelitian berikutnya, khususnya tentang penelitian gaya bahasa sarkasme.
(5)
1.6 Definisi Istilah
Setiap istilah akan diuraikan untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan guna menghindari salah tafsir dari pembaca dan mengerucutkan langsung pada permasalahan. Berikut penjabaran dari definisi istilah tersebut.
1) Gaya bahasa adalah cara pengungkapan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2007: 113). 2) Sarkasme adalah gaya yang mengandung kepahitan dan celaan getir,
menyakiti hati dan kurang enak didengar (Keraf, 2007: 143). Sarkasme merupakan ucapan atau tuturan yang diucapkan secara amat kasar yang dapat menyakiti hati orang lain dan melanggar prinsip-prinsip sopan santun serta tidak memperhatikan situasi.
3) Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2001: 1).
4) Variasi Bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi, keadaan, atau untuk keperluan tertentu (Chaer, 2010: 56).
5) Program acara D’Academy season 2 Indosiar adalah suatu program unggulan Indosiar yang menampilkan bakat-bakat muda bertalenta di industri musik dangdut khususnya dan dunia hiburan pada umumnya. Beragam komentar yang diberikan para juri hendaknya bisa memotifasi para kontestan. Namun, pada acara ini banyak penggunaan bahasa sarkasme yang muncul.
6) Kajian sosiolinguistik adalah penyelidikan mengenai bahasa dan pemakaiannya yang digunakan oleh dua pembicara atau lebih dalam konteks sosial.
(6)
7) Makna sarkasme adalah penggunaan bahasa yang maknanya mengandung olok-olok, ejekan, sindiran, kepahitan dan celaan getir, bahasanya lebih kasar dibandingkan dengan gaya bahasa ironi dan sinisme, menyatakan makna yang bertentangan (Poerwadarminta dalam Tarigan, 2013: 92).
8) Tuturan sarkasme adalah sesuatu yang dituturkan, ucapan, ujaran yang dilontarkan secara sarkas atau menyakiti hati.
9) Fungsi yang dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan telaah penggunaan sarkasme dalam transkripsi tayangan D’Academy season 2 di Indosiar episode bulan Maret – Mei.
10) Situasi tutur adalah situasi ketika tuturan dapat dilakukan dan dapat pula tidak dilakukan, situasi tidak murni komunikatif dan tidak mengatur adanya aturan berbicara, tetapi mengacu pada konteks yag menghasilkan aturan berbicara. Sebuah peristiwa tutur terjadi dalam satu situasi tutur dan peristiwa itu mengandung satu atau lebih tindak tutur (Hymesdalam Aslinda, 2010: 35).