ANALISIS ISI TENTANG KANDUNGAN NILAI MORAL PANCASILA DALAM FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI

ANALISIS ISI TENTANG KANDUNGAN NILAI MORAL
PANCASILA DALAM FILM 5 CM KARYA RIZAL
MANTOVANI

Skripsi ini dikemukakan sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) bidang kajian komunikasi

Oleh:
Defiana Restu Utami
2011 100 40 311 040

Dosen Pembimbing:
1. Budi Suprapto, P.hD
2. Dr. Wahyudi, M.Si

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015


LEMBAR PERSETUJUAN

Nama

: Defiana Restu Utami

NIM

: 201110040311040

Fakultas

: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Disetujui Untuk Diuji Dihadapan
Sidang Dewan Penguji Skripsi
Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Budi Suprapto, P.hD

Dr. Wahyudi, M.Si
Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Sugeng Winarno, MA

LEMBAR PENGESAHAN
Nama

: Defiana Restu Utami


NIM

: 201110040311040

Konsentrasi

: AudioVisual

Judul Skripsi

: Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila Pada Film

5CM Karya Rizal Mantovani

Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji skripsi
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang
Dan dinyatakan LULUS
Pada hari


: Kamis

Tanggal

: 5 November 2015

Tempat

: GKB 1, Lantai 6, Ruang 605

Mengesahkan
Dekan FISIP UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji
1. Drs. Farid Rusman, M.Si

Penguji I


(

)

2. Rahadi, M.Si

Penguji II

(

)

3. Budi Suprapto, P.hD

Penguji III

(

)


4. Dr. Wahyudi, M.Si

Penguji IV

(

)

PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama

: Defiana Restu Utami

Tempat, Tanggal Lahir

: Surabaya, 11 Desember 1992

Nomor Induk Mahasiswa


: 201110040311040

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan

: Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul:

Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila Pada Film 5CM Karya Rizal
Mantovani adalah bukan karya tulis (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun
seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya
dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.


Malang, 13 Oktober 2015
Yang Menyatakan,

Defiana Restu Utami

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama

: Defiana Restu Utami

2. NIM

: 201110040311040

3. Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

4. Program Studi


: Ilmu Komunikasi

5. Judul Skripsi

: Analisis Isi Tentang Kandungan Nilai Moral Pancasila

Pada Film 5CM Karya Rizal Mantovani
6. Pembimbing

: 1. Budi Suprapto, P.hD
2. Dr. Wahyudi, M.Si

7. Kronologi Bimbingan:

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Drs. Wahyudi, M.Si


Budi Suprapto, P.hD
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

Sugeng Winarno, MA

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, serta salam
dan solawat kepada Nabi dan Rasul Akhir zaman, Nabi Muhammad SAW, sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Isi Tentang
Kandungan Nilai – Nilai Pancasila Pada Film 5 CM Karya Rizal Mantovani”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam
memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi pada fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik universitas muhammadiyah malang.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bekal ilmu pengetahuan,
dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, peneliti tidak mungkin
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini peneliti
menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran
dalam menempuh pendidikan, semoga ilmu yang didapat barakah dan dapat
bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan agama.
2. Kedua orang tua peneliti, Papa Febby Bambang S dan Mama Deccy Ruby
G Winarti serta adikku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa,
semangat, dan dukungan yang luar biasa kepada peneliti selama perjalanan
kuliah hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, MAP, selaku Rektor Univeristas
Muhammadiyah Malang
4. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyuah Malang
5. Bapak Sugeng Winarno, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu komunikasi
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik universitas muhammadiyah
6. Bapak Budi Suprapto, P.hD selaku dosen pembimbing pertama yang
dengan sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan
masukan bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang dengan
sabar telah membimbing, memberikan ilmu, dorongan, dan masukan
bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
8. Gusti Renny, Danang Cahyadi, Debby Yolanda, Dicky Yudha, Tian
Santoso, Hervinto sahabat sekaligus saudara dalam perantauan yang
berjuang bersama dari awal perkuliahan hingga saat ini dan saling
memotivasi untuk menyelesaikan penelitan skripsi. Semoga persahabatan
ini tetap terjalin selamanya.
9. Seluruh tema-teman CIBBM Mario Ibrahim, Ekyng Prayogo, Arie Dwi,
Susiani, Intan Tamara dan lainnya yang tidak dapat peneliti sebutkan

semuanya yang telah membantu dan memberikan cerita selama perjalanan
perkuliahan dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu dalam penyelsaian skripsi ini.
Demi kesempatan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat peneliti harapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.

Malang, 13 Oktober 2015

Defiana Restu Utami

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS......................................................................iii
BERITA ACARA BIMBINGAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR..........................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................x
ABSTRAK............................................................................................................xi
BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah........................................................ .......

10

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................

10

1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………...

11

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Film sebagai Medium Komunikasi Massa ..........................

12

2.2 Film sebagai Media Institusi ...............................................

19

2.3 Film sebagai Industri ...........................................................

21

2.4 Unsur – unsur film ...............................................................

23

2.5 Genre Film ...........................................................................

27

2.6 Sifat Pesan dalam Media Komunikasi Massa .....................

29

2.7 Pesan dalam Film sebagai Medium Komunikasi Massa .....

32

2.8 Pesan Moral dalam Film ......................................................

34

2.9 Pancasila Moral Pancasila dalam Film ................................

35

2.9.1 Ketuhanan Yang Maha Esa ........................................

37

2.9.2 Kemanusiaan yang Adil dan Beradab……………….

37

2.9.3 Persatuan Indonesia………………………………….

38

2.9.4 Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan

BAB III

BAB IV

BAB V

dalam Permusyawaratan Perwakilan………………..

39

2.9.5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia……

40

2.10 Penelitian Terdahulu ...........................................................

44

METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian dan Tipe Penelitian..........................

45

3.2 Struktur Kategori .................................................................

47

3.3 Unit Analisis Data dan Satuan Ukur ...................................

58

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................

58

3.5 Teknik Analisis Data ..........................................................

60

3.6 Uji Relabilitas Kategori.…………………………………...

60

GAMBARAN UMUM FILM 5 CM
4.1 Profil PT. Soraya Intercine Films ........................................

62

4.2 Profil Sutradara Film 5 CM .................................................

63

4.3 Pemain Film 5 CM ..............................................................

65

4.4 Kru Film 5 CM ....................................................................

68

4.5 Penghargaan Film 5 CM ......................................................

70

NILAI MORAL PANCASILA DALAM FILM 5 CM
5.1 Sinopsis Film 5 CM .............................................................

71

5.2 Sajian Data...........................................................................

71

5.3 Analisis Isi Kandungan Nilai Moral Pancasila dalam Film

73

5.2.1 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila 1:
Ketuhanan Yang Maha Esa ........................................

73

5.2.2 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila 2:
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ........................

84

5.2.3 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila
3: Persatuan Indonesia ...............................................

93

5.2.4 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila
4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan .

108

5.2.4 Shoot Mengandung Kategori Nilai Moral Pancasila Sila

BAB VI

5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ...

113

5.4 Uji Relabilitas .........................................................................

128

PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................

143

6.2 Saran ......................................................................................

145

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Lembar Koding ................................................................................... 59
Tabel 4.1 Kru Film 5CM .................................................................................... 68
Tabel 4.2 Penghargaan Film 5CM ...................................................................... 70
Tabel 5.1 Frekuensi Kemunculan Nilai Moral dalam Pancasila ........................ 72
Tabel 5.2 Rincian Shoot Mengandung Nilai Moral Pancasila ........................... 72
Tabel 5.3 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Peneliti..... 129
Tabel 5.4 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Koder 1 .... 132
Tabel 5.5 Tabel Expected Agreement Nilai Moral dalam Pancasila Koder 2 .... 136
Tabel 5.6 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder 1 ................... 139
Tabel 5.7 Expected Agreement Peneliti dan Koder 1......................................... 140
Tabel 5.8 Total Observed Agreement Antara Peneliti dan Koder 2 ................... 141
Tabel 5.9 Expected Agreement Peneliti dan Koder 2......................................... 142

Daftar Pustaka
Buku :
Abudin, Nata. (1966). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Baksin, A. (2003). Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung: Katarsis.
Baran, J. Stanley.(2011). Pengantar Komunikasi Massa Literasi Media dan
Budaya. Jakarta: Salemba Humanika
Biagi, S. (2010). Media/Impact: Pengantar Media Massa (Edisi 9). Jakarta:
Salemba Humanika.
Budiyono, K. (2009). Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Bandung:
Alfabeta.
Cangara, Hafied. (2009). Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Press.
Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser.
Yogyakarta: Yayasan Konfiden.
Effendy, Heru. (2008). Industri Perfilman Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Film, I. (2013, February 3). Imagin3 Film.com. Retrieved from
http://imagin3film.com/2013/02/03/perkembangan-film-4-negara-asean2012-indonesia-malaysia-singapura-thailand/
Hamidi.2007.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi.Malang: UMM Press
Irawanto, B. (2003). Film ideologi dan militer: hegemoni militer dalam sinema
indonesia. Yogyakarta: Media Pressindo.
Krippendorff, Klauss. (1991). Analisis Isi Pengantar Teori dan Metodologi.
Jakarta: CV. Rajawali.
Kusnawan, Aep. (2004). Komunikasi dan Penyiaran Islam. Bandung: Benang
Merah.
Mambor, V. (2000). Satu abad gambar idoep indonesia. Jakarta: Kunci Cultural
Studies Center.
Mardalis.2007.Metode Penelitian Suatu Pendekatan. Jakarta: Bumi Aksara
McQuail, D. (2000). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta:
Erlangga.
McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Moleong, L.2000.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Mulkhan, A. M., Fadjar, A. M., Achijat, D., & Tinus, A. (1992). Pancasila Dasar
Filsafat Negara Prinsip - Prinsip Kehidupan Beragama. Malang: UMM
Press.
Mulyana, Deddy.2007.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyana, D., & Subandy, I. (1997). Bercinta dengan Televisi Ilusi, Impresi dan
Imaji Sebuah Kotak Ajaib. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, B. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajawali Pers.
Rivers, W. L., Jensen, J. W., & Peterson, T. (2004). Media massa dan masyarakat
modern (edisi 2). Jakarta: Pranada Media.
Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Srijanti, A. R., & S.K., P. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suharsaputra, Dr. Uhar. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Tindakan. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Tamburaka, Apriadi.(2012). Agenda Setting Media Massa. Jakarta: Rajawali Press
Vera, N. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Vivian, John.2008.Teori Komunikasi Massa, Edisi kedelapan.Jakarta: Kencana
Wimmer, R. D., & Dominick, J. R. (2000). Mass Media Research: An
Introduction. New York: Wadsworth.
Winarni.2003.Komunikasi Massa Suatu Pengantar.Malang: UMM Press

Jurnal :
Hakim, L. (2011). Implementasi Nilai - Nilai Pancasila Pada Film (Analisis Isi
pada Film Preman In Love Karya Rako Prijanto). Malang: UMM.

Internet :
Film Indonesia. (2012, Desember 12). Retrieved from 5 CM:
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-5003-12-405162_5-cm

Indonesia Film Center. (2012, Desember 12). Retrieved from 5 CM:
http://www.indonesianfilmcenter.com/film/5-cm.html
Marifah, K. (2014, Februari 24). Lunturnya nilai - nilai luhur pancasila.
Retrieved from BKKBN:
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=105
Sasono, E. (2005, Juli 17). Benarkah film indonesia langka akan kritik sosial.
Kompas.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi suatu kebutuhan yang
sangat penting dalam masyarakat. Media massa telah menjadi sumber dominan
masyarakat untuk menyuguhkan segala informasi dan hiburan untuk memenuhi
kebutuhan informasi masyarakat. Media massa sangat berhubungan erat dengan
segala aktivitas yang dilakukan setiap individu dalam masyarakat. Setiap hari, rata
– rata setiap individu menghabiskan lebih banyak waktunya dengan media massa
daripada tanpa media, terkadang media massa juga mempengaruhi apa yang
dikonsumsi, dibicarakan, dikerjakan, dan dipelajari (Biagi, 2010).
Jay Black dan Frederick C. Whitney mengatakan fungsi komunikasi massa
adalah to inform (menginformasikan), to entertain (memberi hiburan), to persuade
(membujuk), transmission of the culture (transmisi budaya) (Nurudin, 2007).
Dilihat dari fungsinya film merupakan salah satu media komunikasi massa yang
sangat ampuh. Karena saat ini film merupakan salah satu hiburan yang digemari
oleh masyarakat, yang mencakup semua fungsi media massa.
Film sebagai salah satu bentuk media massa dipandang mampu memenuhi
permintaan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas
kehidupan sehari – hari. Dalam pandangan Denis McQuail film berperan sebagai
sarana baru untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik,

1

drama, humor dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum (McQuail,
2011).
Selain sebagai hiburan film juga mempunyai fungsi sebagai penyampai
pesan. Film merupakan salah satu media yang berperan penting dalam
menanamkan pesan yang baik bagi generasi penerus bangsa agar tidak menjadi
bangsa yang hilang ingatan terhadap sejarah bangsanya. Menurut Theodore
Peterson pesan komunikasi terwujud dalam cerita dan misi yang dibawa film
tersebut terangkum dalam bentuk jenis – jenis film yang ada. Sehingga sutradara
mampu mengemasnya sesuai dengan cerita dari masing – masing film tersebut,
seperti fungsi hiburan, fungsi informasi, fungsi edukasi, maupun fungsi persuasi
pada penontonnya (Rivers, Jensen, & Peterson, 2004).
Berdasarkan maksud ingin memberikan informasi, secara umum film
dikelompokkan menjadi dua pembagian besar yaitu film cerita (fiksi) dan non
cerita. Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita yang
mengandung unsur – unsur yang menyentuh rasa manusia. Film yang bersifat
auditif visual, yang dapat disajikan kepada publik dalam bentuk gambar yang dapat
dilihat dengan suara yang didengar. Seperti yang dikatakan Heru Effendy (Effendy,
2002).
“Film itu sendiri mempunyai banyak unsur – unsur yang terkonstruksi menjadi
kesatuan yang menarik. Unsur – unsur seks, kejahatan atau kriminalitas, roman,
kekerasan, rasisme dan sejarah adalah unsur – unsur cerita yang dapat menyentuh
rasa manusia, yang dapat membuat publik terpesona, tertawa terbahak – bahak,
menangis terisak – isak, dongkol, marah, terharu, iba, bangga, tegang dan lain –
lain. Maka diambillah dari kisah – kisah sejarah, cerita nyata dari kehidupan sehari
– hari, atau juga khayalan untuk kemudian diolah menjadi sebuah film”.
2

Film dapat menyajikan pesan atau objek yang sebenarnya termasuk
dramatisir secara audio visual dan unsur gerak (live) dalam waktu bersamaan. Sifat
yang audio visual tersebut menjadikan film mampu menyampaikan pesan verbal
dan non verbal yang dapat dinikmati dalam suasana akrab, nyaman dan santai. Film
merupakan perwujudan dari seluruh realitas kehidupan dunia yang luas dalam
masyarakat, oleh karena itu film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, dan
benturan emosional khalayak penonton atau audien, seolah mereka ikut merasakan
dan menjadi bagian dari cerita film tersebut.
Jelas bahwa film adalah media yang tepat untuk mengedukasi masyarakat,
antara lain tentang nilai - nilai nasionalisme, karena jiwa nasionalisme di kalangan
generasi muda sekarang telah memudar. Bahkan film laris dari Hollywood yang
paling menghibur sekalipun, mempunyai pesan kuat yang pengaruhnya melebihi
dari film propaganda Rusia. Usmar Ismail, tokoh perfilman Indonesia pernah
menulis bahwa menonton film Hollywood, akan membuat audiens terbius dengan
layar peraknya, dan tak terasa pikiran audiens dimasuki propaganda film
Hollywood tersebut (Sasono, 2005). Artinya, film tanpa disadari oleh audiennya
selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan
(message) dibaliknya. Selain itu, kekuatan dan kemampuan film menjangkau
banyak segmen sosial, sehingga membuat para ahli film memiliki potensi untuk
mempengaruhi khlayaknya.
Menurut Jowet dalam Film Ideologi dan Militer: Hegemoni Militer dalam
Sinema Indonesia (Irawanto, 2003) karakter film sebagai media massa mampu
3

membentuk semacam konsensus publik secara visual (visual public consensus).
Hal ini disebabkan karena isi film selalu bertautan dengan nilai – nilai yang hidup
dalam masyarakat dan selera publik. Singkatnya, film merangkum pluralitas nilai
yang ada dalam masyarakat. Film mampu menangkap gejala dan perubahan yang
terjadi dalam masyarakat yang kemudian disajikan kembali kepada masyarakat
untuk mendapat apresiasi.
Realitas yang disajikan dalam film dapat bersumber pada realitas
sebenarnya, atau dapat juga berupa realitas imajinasi (fiksi). Film menunjukkan
pada kita jejak yang ditinggalkan pada masa lampau, cara menghadapi masa kini
dan keinginan manusia terhadap masa yang akan datang. Fenomena perkembangan
film yang begitu pesat membuat film kini disadari sebagai fenomena budaya yang
progresif. Bukan saja oleh negara yang memiliki industri besar seperti Amerika,
tetapi juga oleh negara yang memiliki industri film besar misalnya India dan
Hongkong, yang baru saja menata industri filmnya. Apa yang telah dihasilkan oleh
Hollywood, Bollywood dan Hongkong dengan menggambarkan sesuatu yang
semula hanyalah sebuah sub-kultur di negara asalnya, menjadi latar belakang
kesadaran tersebut. Film juga bisa dianggap merepresentasi citra atau identitas
komunitas tertentu. Bahkan juga bisa membentuk komunitas sendiri karena
sifatnya yang universal (Mambor, 2000).
Perkembangan industri film Indonesia saat ini cukup baik. Tahun 2012
menjadi tahun yang istimewa untuk perfilman Indonesia. Ada sekitar 90 judul film
beredar di tahun 2012 dan salah satunya berhasil ditayangkan secara komersil di
4

Amerika dan beredar luas di berbagai negara. Film tersebut adalah film The Raid,
film yang masih menjadi juara box office Indonesia sampai bulan Desember tahun
2012 dengan mengumpulkan jumlah 1,8 juta penonton. Tema perfilman Indonesia
tidak lagi dikuasai oleh horor berbau seks dan komedi dari jumlah 90 film yang
beredar di tahun 2012 lalu hampir separuh dari jumlah film yang beredar bergenre
drama dengan total 40 judul. Kemudian disusul genre horor dengan jumlah total 15
judul, horor komedi 9 judul, drama anak 7 judul, komedi 6 judul, omnibus 5 judul,
petualangan 3 judul. Sementara dari tema documenter, animasi dan action masing
– masing menyumbang 1 judul (Film, 2013).
Film dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan kehidupan realitas di
Indonesia, untuk memperkenalkan bagaimana Indonesia itu sebenarnya. Ada pula
film yang mempunyai tujuan salah satunya adalah untuk menyampaikan pesan
moral yang terkandung dalam sila - sila Pancasila lewat kehidupan sehari – hari di
Indonesia yang di filmkan. Contoh film Laskar Pelangi karya sutradara Riri Riza,
yang di dalamnya banyak memuat pesan sosial yang patut di contoh paling tidak
dari para penikmat film itu sendiri. Lalu film Gie yang merupakan penyampaian
pesan kegelisahan Sutradara Riri Riza tentang pemerintahan Soekarno pada masa
itu. Kemudian film G 30/S PKI karya Arifin C. Noer, yang di dalamnya bermuatan
politik. Film ini menceritakan tentang pemberontakan Gerakan 30 September oleh
PKI (Partai Komunis Indonesia) yang ingin mengganti ideologi negara berdasarkan
Pancasila dengan ideologi yang lain. Ketiga film tersebut merupakan film yang
sangat kental dengan kandungan nilai moral dalam Pancasila.
5

Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa
setiap perilaku masyarakat bangsa Indonesia berpedoman pada nilai – nilai moral
(etik) yang terdapat dalam Pancasila. Saat ini bangsa Indonesia telah berhasil
merumuskan norma etik (moral) yang berpedoman dari nilai Pancasila sebagai nilai
budaya bangsa Indonesia. Rumusan norma etik tersebut tercantum dalam ketetapan
MPR No. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara dan
Bermasyarakat.
Nilai moral yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya merupakan
kesatuan moral bangsa. Pancasila sebagai dasar falsafah negara berarti bahwa
moral bangsa telah menjadi moral negara yaitu mengikat negara sekaligus
mengandung arti telah menjadi sumber tertib negara dan sumber tertib hukum serta
jiwa seluruh kegiatan negara dalam aspek kehidupan negara. Nilai moral dalam
Pancasila, sekaligus mengandung arti sebagai norma. Pancasila sebagai norma
terdiri dari lima norma sebagai tercantum pada lima sila Pancasila sebagai satu
kesatuan. Pancasila sebagai ajaran moral mengikat seluruh bangsa Indonesia,
bahkan sebenarnya seluruh umat manusia karena nilai – nilai moral yang
terkandung di dalam Pancasila bersifat universal.
Pancasila memiliki nilai – nilai yang menjadi tujuan bangsa Indonesia. Nilai
Pancasila merupakan ukuran bagi baik buruknya sikap warga negara Indonesia
secara nasional. Nilai pancasila merupakan tolak ukur, penyaring, atau alat
penimbang bagi semua nilai yang ada, baik dari dalam maupun luar negeri bangsa
Indonesia. Nilai pancasila ini diharapkan bisa menjadi pedoman abadi bangsa
6

Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian
Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan
pengamalan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara
Indonesia.
Namun tidak tahu berawal dari apa, dari mana dan sejak kapan, masyarakat
bangsa Indonesia semakin bergerak melangkah jauh meninggalkan apa yang
menjadi pandangan hidupnya. Pancasila yang menjadi pandangan hidup, dasar
negara dan bangsa Indonesia semakin lama menjadi semakin kabur keberadaannya.
Nilai – nilai pancasila yang digagas oleh para pejuang, kurang diimplementasikan
dengan baik, padahal Pancasila sudah menjadi pandangan hidup bangsa dan negara
sejak tahun 1945. Saat ini masyarakat bangsa Indonesia cenderung menganggap
Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai melupakan nilai – nilai
yang terkandung di dalamnya. Hal ini diperkuat oleh Khaeri Marifah (2014) yang
mengatakan (Marifah, 2014):
“Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa dalam memasuki era
reformasi, perkembangan situasi nasional cukup memprihatinkan yang ditandai
dengan banyaknya permasalahan yang muncul secara bergantian di seluruh sendi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Era reformasi berdampak
pada perubahan emosi, sikap, tingkah laku, opini, dan motivasi masyarakat dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan cerminan menipisnya
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Globalisasi dan
gema reformasi yang penuh dengan semangat perubahan telah mempengaruhi pola
pikir, pola sikap, dan pola tindak generasi penerus bangsa dalam menyikapi
berbagai permasalahan kebangsaan. Demokratisasi yang diterapkan saat ini
menjadi tidak terkendali dan tidak didasari pada pemahaman nilai-nilai Pancasila
telah memunculkan sikap individualistis yang sangat jauh berbeda dengan nilainilai Pancasila yang lebih mementingkan keseimbangan, kerjasama, saling
menghormati, kesamaan, dan kesederajatan dalam hubungan manusia dengan
manusia. Berbagai permasalahan bangsa yang terjadi akhir-akhir ini, disebabkan
7

semakin lunturnya toleransi atas perbedaan dan kemajemukan di antara komponen
bangsa. Permasalahan ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena akan
melemahkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.
Lunturnya nilai – nilai Pancasila berarti masyarakat bangsa Indonesia tidak lagi
melihat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Masyarakat bangsa
Indonesia tidak mengimplementasikan nilai – nilai Pancasila. Hal ini memunculkan
suatu pertanyaan masih berlakukah Pancasila atau bahkan adakah Pancasila itu di
Negara Kesatuan Republik Indonesia pada saat ini. Lunturnya nilai – nilai Pancasila
pada masyarakat dapat berarti awal sebuah malapetaka bagi bangsa dan negara
Indonesia. Kondisi nyata yang saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
munculnya ego kedaerahan. Ini terbukti dengan timbulnya Organisasi Papua
Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang
bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan
Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan
Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya. OPM merasa bahwa mereka
tidak memiliki hubungan sejarah dengan bagian Indonesia yang lain maupun
negara-negara Asia lainnya. Penyatuan wilayah ini ke dalam NKRI sejak tahun
1969 merupakan buah perjanjian antara Belanda dengan Indonesia dimana pihak
Belanda menyerahkan wilayah tersebut yang selama ini dikuasainya kepada bekas
jajahannya yang merdeka, Indonesia. Perjanjian tersebut oleh OPM dianggap
sebagai penyerahan dari tangan satu penjajah kepada yang lain.
Karena peran Pancasila yang sangat penting sebagai pedoman hidup bangsa
Indonesia maka dari itu peneliti ingin meneliti tentang film Indonesia yang
8

mengandung nilai – nilai moral dalam Pancasila agar dapat diketahui bahwa untuk
mempelajari Pancasila tidak harus melalui pembelajaran di dalam kelas yang
membosankan hanya dengan mendengar penjelasan dari pengajar , tetapi dapat juga
dipelajari melalui film.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi nilai – nilai Pancasila yang
terkandung dalam film Indonesia. Film yang menjadi penelitian adalah film yang
berjudul 5CM karya sutradara Rizal Mantovani. Film yang rilis pada tanggal 12
Desember 2012 ini merupakan adaptasi dari novel best seller karya Donny
Dirgantoro yang berjudul sama. Film 5CM merupakan film yang sukses terbukti
dari prestasinya yang telah mendapatkan 4 penghargaan dalam Festival Film
Bandung pada tanggal 15 Juni 2013 lalu. Kategori penghargaan yang diraih yaitu
Film Terpuji, Sutradara Terpuji, Penata Editing Terpuji dan Penata Kamera
Terpuji.
Film ini menceritakan tentang Genta, Arial, Zafran, Riani, dan Ian yang
sudah lama bersahabat dan merasa jenuh dengan kehidupan persahabatan mereka
yang monoton. Mereka memutuskan untuk berpisah, tidak saling berkomunikasi
satu sama lain selama tiga bulan. Setelah 3 bulan mereka bertemu kembali dan
merayakan pertemuan mereka dengan sebuah perjalanan penuh impian dan
tantangan. Mereka melakukan pendakian gunung Semeru demi mengibarkan sang
saka merah putih pada tanggal 17 Agustus. Film 5CM merupakan film yang
mengandung nilai – nilai dasar Pancasila akan tetapi pesan tersebut dikemas secara
ringan dan menghibur sehingga penonton atau audien menikmati film ini dengan
9

nyaman akan tetapi terkadang melewatkan bahwa adegan yang mereka lihat
tersebut merupakan sebuah pengimplementasian atau pengamalan nilai – nilai
moral dalam Pancasila. Karena itu peneliti tertarik ingin menganalisis adegan –
adegan mana saja yang merupakan kandungan nilai moral Pancasila yang
diimplementasikan dalam film 5CM ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
1. Nilai – nilai Pancasila manakah yang paling dominan dalam film 5 CM?
2. Bagaimana frekuensi kemunculan nilai Pancasila tersebut dari Sila ke 1
sampai dengan Sila ke 5?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetehui nilai Pancasila ke berapa yang paling dominan dalam
film 5 CM.
2. Untuk mengetahui frekuensi kemunculan masing – masing nilai dari sila
Pancasila.

10

1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber
informasi khususnya di dunia perfilman serta lebih lanjut bermanfaat pula
sebagai referensi dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi para
sineas muda agar dapat melahirkan film bergenre drama petualangan yang
jauh lebih baik lagi dan memiliki muatan cerita yang kuat dan tidak sekedar
demi keuntungan semata. Dan peneletian ini juga dapat menumbuhkan
kesadaran bagi masyarakat agar lebih dapat memahami kandungan moral
Pancasila agar mereka dapat memilih perilaku yang baik dan tidak baik
untuk dilakukan.

11