Alur Kritik sosial dalam Novel Jangan Mmenangis, Bangsaku Karya N. Marewo Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra

xliii

2. Alur

Menurut teknik pengalurannya cerita ini memakai alur maju progresif yaitu teknik pengaluran yang diceritakan secara urut ke depan. Peristiwa yang ada diceritakan sejak awal sampai akhir cerita secara runtut tidak ada pembalikan penceritaan. Ditinjau dari segi kualitas termasuk alur longgar, karena hubungan antarperistiwa dalam novel tidak begitu padu, sehingga memungkinkan untuk mencopot salah satu peristiwa tanpa merusak keutuhan cerita. Dari segi kuantitas termasuk alur ganda karena terdapat dua penceritaan yaitu penceritaan kehidupan Tambor di kota K dan kehidupan Riska di Jakarta setelah mereka berdua meninggalkan lembah. Nurgiyangtoro 1998: 149-150 membagi struktur alur menjadi : a. Tahap situation tahap penyituasian b. Tahap generating circumstances tahap pemunculan konflik c. Tahap rising action tahap peningkatan konflik d. Tahap climax tahap klimaks e. Tahap denoucment tahap penyelesaian Berdasarkan pembagian di atas struktur alur yang terdapat dalam novel JMB adalah sebagai berikut. a. Tahap situation tahap penyituasian Tahap awal dari novel JMB dimulai dari kedatangan Tambor dan juga Riska di lembah yang tak bernama. Mereka datang di tempat tersebut tanpa tujuan yang jelas, karena mereka hanya mengikuti langkah kaki mereka setelah meninggalkan xliv kota yang kacau karena banyaknya unjuk rasa dan kerusuhan. Pada saat itu hidup dirasakan sangat sulit dan semua orang serba kekurangan. Di tempat tersebut Tambor berusaha membangun kehidupan yang baru dengan menanami lembah tersebut dengan bahan yang ia bawa. Lembah yang dulunya gersang menjadi lembah yang hijau dengan tanaman yang ditanam Tambor. b. Tahap generating circumstances tahap pemunculan konflik Selain kedua orang tersebut berturut-turut datang bu Bahar dan anaknya juga pak Rasyid dan kelurganya ke lembah tersebut karena situasi kota yang kacau dan krisis ekonomi. Pengungsi di lembah tersebut semakin banyak, mereka diterima dengan baik oleh penghuni yang telah dahulu datang. Dengan bertambahnya penduduk maka semakin bertambah pula kebutuhan yang mereka perlukan dan harus dipenuhi. Orang-orang yang datang ke lembah tersebut merupakan orang-orang yang mempunyai permasalahan yang sama. Mereka menderita kekurangan bahan makanan dan kesulitan uang, sehingga mereka pergi dari kota. c. Tahap rising action tahap peningkatan konflik Satu diantara penghuni lembah yang bernama pak Karun mengambil bahan makanan yang disimpan di gudang seperti singkong dan jagung. Singkong dan jagung itu dibawa ke suatu tempat terpencil dan kemudian dibusukkan untuk dijadikan minuman keras. Perbuatan tersebut diketahui oleh penghuni lembah dan akhirnya dihukum dengan ditembak. xlv Konflik semakin memuncak ketika di tengah kesusahan itu ada orang yang melakukan perbuatan yang merugikan orang banyak, tetapi ia menganggap apa yang dilakukannya adalah perbuatan yang bermanfaat. d. Tahap climax tahap klimaks Setelah sekian lama Tambor dan Riska tinggal di lembah, mereka mempunyai keinginan untuk meninggalkan lembah tersebut. Mereka menginginkan ada regenerasi kepemimpinan di tempat itu dan hidup di tempat yang lain. Penduduk di lembah tersebut merasa keberatan dengan kepergian mereka, karena para penghuni lembah khawatir Tambor dan Riska akan lupa dengan tempat tersebut. Tambor dan Riska akhirnya meninggalkan tempat tersebut dengan mengendarai mobil milik Riska. Mereka berpisah di kota T, Riska pergi ke Jakarta dan Tambor menetap di kota T. e. Tahap denouement tahap penyelesaian Tambor tinggal di kota T dengan pak Soleh dan Riska menetap hidup di Jakarta. Tambor tinggal di sebuah masjid dan menjadi perawat masjid tersebut, ia juga menanami tepi sebuah danau. Riska melanjutkan kehidupannya sebagai model dan bintang film di Jakarta. Setelah sekian lama Tambor dan Riska pada akhirnya bertemu kembali dan menjadi pasangan dan berkeinginan tinggal di tanah airnya sendiri.

3. Latar

Dokumen yang terkait

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKYMADASARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA Kritik Sosial Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 3 15

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Novel Negeri Para Bedebah Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

5 36 12

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL NEGERI PARA BEDEBA KARYA TERE LIYE: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Novel Negeri Para Bedebah Karya Tere Liye: Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 5 16

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL KALATIDHA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Novel Kalatidha Karya Seno Gumira Ajidarma: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 0 13

PENDAHULUAN Kritik Sosial Dalam Novel Kalatidha Karya Seno Gumira Ajidarma: Tinjauan Sosiologi Sastra.

7 18 27

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL KALATIDHA KARYA SENO GUMIRA AJIDARMA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Kritik Sosial Dalam Novel Kalatidha Karya Seno Gumira Ajidarma: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 13

NOVEL ZIARAH YANG TERPANJANG KARYA K.USMAN Sebuah Pendekatan Sosiologi Sastra.

0 1 12

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN LUPA ENDONESA KARYA SUJIWO TEJO: SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.

0 0 1

KRITIK SOSIAL DALAM NOVEL SLANK 5 HERO DARI ATLANTIS KARYA SUKARDI RINAKIT PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA.

1 24 146

KONSTELASI POLITIK DALAM NOVEL RORO JONGGRANG KARYA BUDI SARDJONO SEBUAH PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA

0 0 12