PROGRAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT (STUDI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT ANTARA NAMLEA � KAYELI KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU )

(1)

PROGRAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT

(STUDI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT ANTARA NAMLEA – KAYELI KABUPATEN BURU PROVINSI MALUKU )

Disusun oleh: AnterMaba 201110050311022

ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

SURAT PERNYATAAN

Nama : Anter Maba

Tempat, Tanggal Lahir : Ternate 06-05-93

NIM : 201110050311022

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah/ Skripsi saya yang berjudul: Program Pengembagan Transportasi Laut Antara Namlea- Kayeli

Adalah bukan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademik sebagaimana berlaku.


(5)

(6)

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada ALLAH yang maha esa dan maha penyayang maka penelitian dengan judul Program Pengambangan transportasi laut antara namlea-kayeli bisa terselesaikan dengan lancar tanpa ada hambatan. Hasil penelitian ini semoga bisa dijadikan sebagai instrument acuan terhadap kebutuhan mahasiswa Isip Ilmu Sosial dan Politik dalam kelangsunggan penelitian dikemudian hari yang berkaitan dengan segala fenomena serta gejolak yang terjadi dalam era kontemporer ini oleh karna itu penelitian selanjutnya di harapkan mampu memberikan karya ilmiahnya lebih baik dan bisa mengoreksi kekurangan yang belum tertera secara tertulis atau non tertulis didalam skripsi ini.

Oleh karna itu apabila didalam penelitian ini terdapat penyusunan yang tidak sesuai serta kekurangan dan kelemahannya yang disengaja maupun tidak sengaja saya selaku peneliti meminta maaf yang sebesar besarnya karna saya selaku manusia biasa yang tak luput dari kesalahan maka saya harapkan ada masukan yang kritis serta membangun dari pihak manapun dosen, mahasiswa, sangat berarti untuk perbaikan serta kesempurnaan dari skripsi ini sangat berarti terhadap peneliti.

Dalam kesempatan ini saya selaku peneliti mengucapkan terimah kasih terhadap pihak-pihak yang telah memberikan kontributif serta motifasi didalam perjalanan penulisan dan penyusunan skripsi dari awal hingga akhir smoga kebaikan kalian selalu di save menjadi amal kebaikan yang dimanifestasikan sebagai perwujudan mahluk sosial yang bermanfaat terhadap seksama.

1. Kedua orang tuaku Bpk, Husen Maba serta Ibunda Nuraini Liem yang telah menemani suka dan dukaku dalam proses perjalanan anakmu ini dalam menumpuh study akademisi di Universitas Muhamadyah malang hingga terlaksana penelitian skripsi ini sampai menjadi sarjana.

2. Dan saya ucapkan terimah kasih buat semua keluarga kandung saya yaitu Kaka Ongen Maba, serta Kaka Irawati Maba, Halim Laode Taher, Litna Maba, adek saya yang bungsu Febianti Maba, serta keponakan saya yang lucu-lucu Nilfa, Au, Indah, Zidane, Inayah, kalian semua cahaya semagadku.


(8)

3. Termikasih juga bagi teman-teman seperjuangan Jurusan Ilmu Pemerintahan kalian semua bagaikan keluargaku kedua dikota malang saudara Maman Nampira, Haeril terminator, Aminudin kalean, Nana yuniarti, Rita ganarti, Ravon, Jones, Erwin, Arif Lombok, Faiz Musa’ad Kanda Salim yangkuran,

4. Terima kasih juga kepada adinda serta adek tercinta saya Fahri umagapi, Acha, Hanan anili, Nuril, Deni Laitupa yang telah meberikan motifasi yang tak henti-henti sekali lagi terimah kasih buat kalian semua.

5. Saya ucapkan terimah kasih juga kepada pacar tercinta saya yang telah menemani saya hingga menjadi sarjana yaitu nona Tita Ayudia Natasya kamu luar bisa makasih ya pacar imutku.

6. Terimah kasih buat organisasi yang telah saya bernaung dan telah banyak mendapatkan pengalaman berharga yaitu keluarga besar saya HMI Isip, dan orda Hipma Buru, HMJ IP, Semu Universitas Muhamadiyah Malang.

7. Terima kasih juga buat semua dosen sepemerintahan Isip umm.

8. Dan terimah kasih juga terhadap kontribusi Motifasi dan dorangan dari berbagai kalangan yang telah memberikan support kakek Alm. Abdulah Maba nenek Alm. Lila Lain, Bibi Neti Bibi Ida dan lain-lain saya ucapkan terimah kasih sebesar-besarnya mohon maaf saya tidak bisa menyebutkan nama satu persatu smoga kebaikannya kalian semuanya dibalas budinya oleh ALLAH amin…..

Semoga amal dan kebaikan kalian semua bisa terbalaskan oleh Tuhan yang maha esa dan disertakan dengan kesehatan walafiat amin. Maka akhirnya terlaksananya penyusunan skripsi ini smoga skripsi ini bisa bermanfaat terhadap kebutuhan yang diperlukan dikalangan kampus maupun akademisi terimah kasih.


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

DAFTAR ISI ... ii

ABSTRAKSI ... iii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kerangka Berfikir ... 7

F. DefinsiKonseptualdanDefinisiOperasional ... 8

a. DefinsiKonseptual ... 8

b. DefinisiOperasional ... 10

G. Metode Penelitian ... 10

1. Jenis Penelitian ... 11

2. Sumber Data ... 11

a. Data Primer ... 11

b. Data Sekunder ... 12

3. Teknik Pengumpulan Data ... 12

a. Observasi ... 12

b. Wawancara ... 12

c. Dokumentasi ... 13

4. Subjek Penelitian ... 14

5. Lokasi Penelitian ... 15

6. Teknik Analisa Data ... 15

a. Reduksi Data ... 15

b. Display Data (Penyajian Data) ... 16

c. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan ... 17

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 18

A. Implementasi Kebijakan ... 18

B. Model-Model Impementasi Kebijakan ... 25

C. Dampak Implementasi Kebijaksanaan ... 28

D. Definisi Tata Ruang ... 31

E. PenataanRuangDalamPengembangan Wilayah ... 34

F. TeoriPengembangan Wilayah... 37

a. KonsepPerwilayahan (Zoning) ... 38

b. KonsepKawasan ... 41

c. Model-model Kawasan ... 43

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH ... 45

A. SejarahKabupaten Buru ... 45


(10)

b. KondisiTopografi ... 53

c. TransportasiPulau Buru ... 54

d. PotensidanProdukUnggulan Daerah ... 56

1. PotensiPertambangan ... 56

2. PotensiEkonomi ... 57

3. PotensiSosialBudaya ... 58

4. PotensiKehutanan ... 60

e. PemerintahAdat ... 61

a. Batas Wilayah Petuanan ... 63

f. Visi-misiKabupaten Buru ... 64

BAB IV.PENYAJIAN DAN ANALSIS DATA ... 65

A. Program DinasPerhubunganDalamPengembanganTransportasi Laut Di KabupatenBuru KhususnyaNamlea –Kayeli ... 65

1. Gambaran Tata RuangKabupaten Buru ... 65

2. Ketimpangan Wilayah ... 69

3. Tahap-TahapPelaksanaanPembukaanJalur ... 75

a. Perencanaan ... 75

b. Pelaksanaan Program PengembanganTransportasilaut…………. 75

c. AlternatifTindakan ... 75

d. Pengembangan Transportasi Laut Namlea- Kayeli ... 77

B. KendalaDalam Program PengembanganTransportasiLaut KhususnyaNamlea-Kayeli ... 81

1. PembebasanLahan ... 81

2. InfrastrukturPelabuhan Yang BelumSiap………. 82

a.Out Put……….86

b.Out Come……….86

c.Benefit ... 88

BAB V. PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA ... HALAMAN LAMPIRAN ...


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Model Implementasi KebijakanMazmaniandan Sabatier ... 20 Tabel 2.2 Model Implementasi Merille S. Grindle. 1980 ... 23 Tabel 4.1 Program Dinas perhubungan ... 74


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Wilayah Kabupaten Buru ... 53

Gambar 3.2 Transportasi Pulau Buru ... 56

Gambar 4.1 Wilayah Pengembangan ... 70

Gambar 4.2 Wawancarai berasama kepala bidang kelautan ... 74

Gambar 4.4 Kapal Feri rute Namlea-Kayeli ... 83


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Adji S.2011. Transportasi dan pengembangan wilayah.Graha Ilmu.Yogyakarta.

Azwar, Azrul, 1990, Pengantar Ilmu Kesehatan yang Berwawasan Lingkungan. Yogyakarta

Buku Rencana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Buru. 2013. Review Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Buru Tahun 2008 – 2028. PEMDA Kabupaten Buru.

Burukab.go.id/:kmp-danau-rana-layani-masyarakat-namlea-kayeli. Di akses tanggal 10 maret 2015.

Cresswell, Jhon. Research Design, pendekatan kwalitatif, Kuantitatif dan Mised. Yogyakarta: Pustaka belajar.

Dalam modul Surge di tana Raja Kabupaten Buru dalam pesona dan potensi, Cetakan pertama November 2005.

Dalam modul Surge di tana Raja Kabupaten Buru dalam pesona dan potensi, Cetakan pertama November 2005.

Dalam modul Surge di tana Raja Kabupaten Buru dalam pesona dan potensi, Dalam modul Surge di tana Raja Kabupaten Buru dalam pesona dan potensi, Dalam modul Surge di tana Raja Kabupaten Buru dalam pesona dan potensi, hal: 15 Faisal, Sanapiah. 2008. Format-format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.

http://andiaruan.blogspot.com/2013/10/makalah-transportasi-laut.html di akses tanggal 8 maret 2015

http://burukab.go.id/ di akses pada tanggal 17 April 2015

http://tataruangpertanahan.com/pdf/peraturan/perda/kab/23.pdfdi akses pada tanggal 10 maret 2015

http://www.slides.net/herufernandez3/model -kebijakan-mirille-sgrindlediakses pada tanggal 8 april 2015

http://www.slideshare.net/rizqialfadly/sistem-perencanaan-pembangunan-dan-anggaran-daerahdi akses tanggal 10 April 2015.

https://parmadiseme.wordpress.com/2011/10/28/dimensi-wilayah-dalam-perencanaan-pembangunan/ diakses pada tanggal 14 April 2015


(14)

https://www.google.co.id/search?q=peta+pulau+buru+maluku. Diakses pada tanggal 15 April 2015 .

https://www.google.co.id/search?q=peta+transportasi+namlea&client=firefox-

a&hs=QGM&rls=org.mozilla:en-US:official&tbm=isch&imgil=mjAU3VmsfRqrWM di akses pada tanggal 15 April 2015

Ikbar, Yanuar, Metode penelitian sosial kualitatif, 2012, Rafika Aditama. Bandung, Irfan Islami. 2004 .Prinsip-Prinspi Perumusan Kebijaksanaan negara. Edisi 2, Cetakan

13. Bumi Aksara. Jakarta.

Jones O, Charles. 1996. Pengantar Kebijakan Publik .Raja Grafindo . Jakarta. Kamaludin, Rustin.1987 Ekonomi Transportasi Balai Aksara.

Karel Albert ralahalu Dkk. 2013 Pembagunan Transportasi Kepulauan di Indonesia.Brilian Internasional. Surabaya Hal : 43

Karel albert ralahalu, dkk.2013.Pembagunan transportasi kepulauan di Indonesia.Brilian Internasional. Surabaya.

Lihat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Menggantikan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang.

M.Irfan, Islamy. 2004. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaaan Negara. Jakarta.Bumi Aksara.

Matthew B. Milles, dan A. Michale huberman. 2009. Analisis data kwalitatif.UI press. Jakarta

Nugroho.D Riant. 2003. Kebijakan Publik. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta.

Pembagunan Menuju Bangsa yang Maju dan Mandiri: Sebuah Tinjauan Menganai Berbagai Paragdigma, Problemmatika, dan Peran birokrasi dalam Pembagunan. Universitas GadjahMada. Yogyakarta.

Pendapatan perkapita,

2013.http://burukab.go.id/web3/index.php?option=com_content&view=article&id= 120&Itemid=534. (10 April 2015)

Perekonomian Kabupaten Buru,

2013.http://burukab.go.id/web3/index.php?option=com_content&view=article&id= 120&Itemid=534. (10 April 2015)


(15)

Profil Kecamatan Kabupaten Buru, 2013.http://burukab.go.id/web3/index.php?option=com_content&view=article&id= 120&Itemid=534 . (8 April 2015

Riyadi dan Deddy S B. 2003. Perencanaan pembangunan Daerah “Strategi Menggali Potensi dalam mewujudkan Otonomi Daerah. Gramedia. Jakarta.

Rustiadi, E. S. Saefulhakim, dan D.R. Panuju. 2002. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Bogor.

Sakti adji adisasmita.2011. Transportasi dan pengembangan

wilayah.GRAHAILMU.Yogyakartahttp://agusfasis.blogspot.com/2010/11/teori-pengembangan-wilayah.html diakses pada tanggal 10 April 2015

Sholichin Abdul, Wahab S. 2005. Analisis kebijaksanaan dari formulasi implementasi kebijaksanaan neggara. Edisi 2, cetakan 5. Bumi aksara. Jakarta:

Soebandi, Baban.2004. Etika Kebijakan Publik Moralitas Profetisme dan Profesionalisme Aparat Birokrasi.PT.Humanorio.

Solichin, Abdul Wahab.1990. Pengantar Analisis Kebijakan Negara.Jakarta .Rineka Cipta.

Sujud Wijiono. 1990, Pembangunan dan Perencanaan. Tata ruang, Syaifudin. 1992. Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelaja, Yogyakarta

Undang-Undang No 26 Tahun 2007 pasal 1 Tentang Pengertian Penataan Ruang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.32 Tahun 2004, Pemerintahan daerah. Bandung Citra Umbaran


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada dasarnya Indonesia terdiri dari berbagai pulau yang meliputi sekitar 17.500 pulau, dan sangat luas yaitu membentang dari sabang sampai merauke sekitar 5.000 kilometer dan melintang dari pulau marore sampai pulau timur sekitar 2.000 kilometer dalam suatu pulau dibutuhkan tersedianya jaringan prasarana antar pulau di layani dengan angkutan laut antar daerah terpencil terisolasi di lakukan dengan tersediannya jasa transportasi.1

Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut di antara pulau-pulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan indonesia. Hanya melalui perhubungan antar pulau, antar pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud. Pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu bangsa dan negara Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata bahwa kejayaan suatu negara di nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut.

Karena, pembangunan industri pelayaran nasional sebagai sektor strategis, perlu diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Karena nyaris seluruh komoditi untuk perdagangan internasional diangkut dengan menggunakan sarana dan prasarana transportasi Laut, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan antara kawasan timur Indonesia dan barat demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan kurang berkembang yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang kaya sumber daya alam

1Sakti adji adisasmita.2011.Transportasi dan pengembangan wilayah.GRAHA ILMU.Yogyakarta hal


(17)

2

membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa dilakukan dengan transportasi Laut.2

Interkoneksi antar pulau-pulau dalam dan di luar gugus pulau dapat berbentuk aktifitas dan penyeberangan, dengan adanya transportasi maka hasil wilayah dan kebutuhan masyarakat dalam bentuk barang. Arus barang memerlukan jasa perdangangan dan jasa transportasi biasa di sebut jasa distribusi Perencanaan sistem transportasi laut kepulauan yang efesien, hendak bertolak dari dimensi pengembangan wilayah gugus pulau, yaitu wilayah kepulauan atau gugus pulau yang terdiri atas pulau-pulau yang relative besar dan pulau-pulau kecil di Indonesia.3

Sebagai wilayah kepulauan yang terdiri atas lebih dari seribu pulau besar dan kecil, transportasi laut memegang peranan yang sangat penting di wilayah Maluku peranan tersebut sangat baik bagi pengembangan intra wilayah maupun antar wilayah pengembangan antar wilayah ditunjukan untuk mengembangkan interaksi antar wilayah Maluku, jaringan transportasi laut harus dapat mempermosikan pengembangan wilayah yang lebih ditunjukan untuk meningkatkan kemudahan hubungan antar pulau dan sebagai upaya pemerataan pembagunan antara wilayah maju dan yang masih terbelakang.4

Contohnya mobilitas penduduk di pulau-pulau khususnya di kabupaten buru antara Namlea-Kayeli masyarakat masih terhambat oleh akses transportasi laut sebagai jembatan penghubung masyarakat antar dua pulau ini di wilayah tersebut.

2http://andiaruan.blogspot.com/2013/10/makalah-transportasi-laut.html di akses tanggal 8 maret 2015

3Karel albert ralahalu, dkk.2013.pembagunan transportasi kepulauan di Indonesia.BRILIAN

INTERNASIONAL.Surabaya.hal: 103

4Sakti adji adisasmita. 2011. Transportasi dan Pengembangan Wilayah.GRAHA ILMU.


(18)

3

Masih rendah dukungan prasarana dan sarana transporatasi laut sehingga membatasi mobilitas atau keiginan masyarakat kepulauan dsi Kabupaten buru terdapat kendala seperti moda alat transportasi laut rute Namlea- Kayeli.

Walaupun keterbatasan transportasi laut mayoritas masyarakat di kabaupaten buru khususnya Kecamatan Kayeli mengandalkan perahu nelayan, speedboat, sebagai alat transportasi untuk mengangkut barang hasil alam, masyarakat menuju ke kota Namlea ketergantugan antar dua pulau kecamatan Kayeli dan Kabupaten Buru sunguh terasa di lihat dari intensitas masyarakatnya, dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya, keperluan masyarakat dibidang ekonomi banyaknya keperluan masyarakat desa-desa yang ada di Kecamatan Kayeli sebagian Besar memiliki keperluan di Namlea seperti berbelanja kebutuhan pokok serta melakukan perdagangan hasil alam masyarakat kayeli di pusat kota Namlea.

Proses perjalanan transportasi dari kecamatan Kayeli menuju kota Namlea hanya bisa di tempuh melalui laut dan darat. Akan tetapi problem akses darat yang susah di tempuh karena infrastruktur jalan yang rusak dan tidak mendukung belum ada upaya program pemerintah dalam menagulangi akses melalui transportasi darat serta waktu yang sangat lama yaitu 4 jam untuk sampai di kota Namlea. Oleh karena itu masyarakat kecamatan Kayeli memprioritaskan untuk memakai alat transportasi laut dengan mengandalkan perahu nelayan dan speedboat.

Melihat dari masalah belum terjangkaunya sarana transportasi laut dimasyarakat Kecamatan Kayeli maka satu-satunya pilihan adalah mengunakan transportasi speedboat antar rute Namlea-Kayeli, kendati persoalan mahalnya transportasi laut masyarakat rela mengeluarkan biaya sampai Rp. 50.000 untuk


(19)

4

sampai ditempat tujuan dengan waktu tempuh sekitar 30 menit perjalanan dengan speedboat.

Kondisi ini menjadi perhatian serius dari pemerintah kabupaten buru, untuk segera mengembangkan sarana transportasi laut yang terjangkau bagi masyarakat Kayeli. Ketergantugan masyarakat Kayeli pada laut dalam hal akses transportasi laut, sangat besar karena laut merupakan jembatan penghubung antar pulau ke Kabupaten Buru, akan tetapi mobilitas masyarakat Kayeli terhambat oleh mahalnya transportasi laut ketika hanya mengandalkan transportasi perahu nelayan dan speedboat, serta rawanya apabila mendapatkan musim ombak dan angin kencang dilaut membuat masyarakat kawatir terhadap keselamatan penumpang menjadi problem yang sangat mendasar atas minimnya pelayanan transportasi yang tidak memadai diwilayah kecamatan Kayeli kabupaten buru.5

Untuk itu upaya yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buru terhadap adanya fasilitas transportasi laut berupa kapal Feri(Penyeberangan) yang melayani rute Namlea-Kayeli antara lain tertuang pada peraturan Daerah Pasal 8 pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Buru meliputi pengembangan dan peningkatan kualitas jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana transportasi laut dan darat, dalam penyebrangan Namlea Kayeli sebagai solusi untuk memudahkan aktifitas masyarakat antar dua pulau ini dengan terjangkaunya pelayanan transportasi penyeberangan yang efektif dan efesien.

Sebagai langkah awal untuk mendukung pengembagan transportasi laut tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Buru bekerja sama dengan pihak Perusahan PT. ASDP dalam Pengembangan dan Pengoprasian kapal penyeberangan antara

5burukab.go.id/:kmp-danau-rana-layani-masyarakat-namlea-kayeli. Di akses tanggal 10 maret


(20)

5

Namlea-Kayeli. Sejak tahun 2014, kapal penyeberangan telah beroperasi dan dilaksanakan oleh PT. ASDP dengan Frekuwensi 2 kali satu hari penyeberangan antara Namlea-Kayeli. Sehingga itu dengan adanya pengembagan transportasi laut maka orientasi strukur wilayah akan bisa terhubung antar pulau ini sebagai upaya kehendak Pemerintah untuk membuka ruang dan memperluas wilayah khususnya di Kabupten Buru, yang meliputi wilayah kepulauan untuk menghubungkan daerah- daerah kepulauan diwilayah tersebut dengan keberadaan akses melalui transportasi laut .6

Transportasi laut dalam pengembangan wilayah membutuhkan merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang ada, seperti pengadaan kapal Feri, dan adanya pelabuhan-pelabuhan laut, untuk menunjang pelayanan sarana trasportasi laut antar pulau yang lebih cepat murah dan aman,dengan demikian kegiatan trasportasi laut dapat teratasi sebagai solusi atas ketidakjakauan masyarakat di bidang transportasi laut.Terjangkaunya fasilitas transportasi akan berdampak bagi kehidupan bermasyarakat, sebagai jembatan penghubung antar pulau-pulau di pesisir.7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana program Pemerintah Daerah dalam pengembangan transportasi laut di Kabupaten Buru Khususnya Namlea –Kayeli ?

6http://tataruangpertanahan.com/pdf/peraturan/perda/kab/23.pdf di akses pada tanggal 10 maret 2015

7 Sakti Adji Adisasmita. 2011. Trasportasi dan Pengembangan Wilayah .GRAHA ILMU Yogyakarta


(21)

6

2. Kendala -kendala Apa saja menjadi faktor penghambat Pemerintah Daerah Kabupaten Buru dalam program pengembangan transportasi laut Khususnya Namlea- Kayeli ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian antara lain :

1. Untuk mengatahui Program Pemerintah Daerah dalam pengembangan tranportasi laut di Kabupaten Buru ( Namlea- kayeli )

2. Kendala- kendala apa saja yang menjadi faktor penghambat Pemerintah Daerah Kabupaten Buru dalam pengembangan transportasi laut ( Namlea-Kayeli).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan bahan informasi buat kemajuan dan keakuratan dalam pengembangan transportasi laut di kabupaten buru di masa yang akan datang juga sumbangan informasi bagi peneliti berikutnya yang akan mendalami permasalahan yang berkaitan dengan program pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut.


(22)

7

E. Kerangka Berfikir

Guna mempermudah argument dalam penelitian ini, dibangun dalam kerangka berfikir sebagai berikut:

Upaya Pemerintah Daerahdalam PengembanganTransportasi Laut Kabupaten Buru:

1. Kapal Feri

2. Pengadaan Pelabuhan

Pengembangan Transportasi Laut Namlea-Kayeli

Fenomena:

1. Minimnya Transportasi laut Dari Namlea-Keyeli

2. Mahalnya transportasi laut 3. Akses jalan darat

(Namlea-Kayeli) yang jauh 4. Infrastruktur jalan darat

yang rusak

5. Intensitas keperluan masyarakat menuju ke kota namlea berbelanja bahan pokok dan lain-lain 6. Kurangnya fasilitas

infrasturkur diwilayah kepulauan Kayeli seperti terminal pelabuhan.

Pengembangan Transportasi Laut

A. PT ASDP

1. Menyediakan angkutan transportasi laut 2. Melakukan pelayanan

penyebrangan transportasi laut di wilayah kepulauan


(23)

8

F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1.Definisi Konseptual

Defninsi Konseptual adalah penggambaran secara umum tentang konsep atau istilah tertentu yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

a. Teori Kebijakan Publik

Menurut pendapat James E Anderson mengemukakan bahwa Kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok kelompok pelaku guna memcahkan suatu masalah tertentu.8

Menurut Parker mengatakan : “ Kebijakan negara adalah tujuan tertentu atau serangkaian asas tertentu, atau tindakan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada suatu waktu tertentu dalam kaitan pada subjek atau respon pada suatu keadaan yang kritis”.9

Kebijakan adalah dimana semua usaha, perbuatan, dan tindakan dengan maksud mengatur, mempengaruhui atau langsungnya menetapkan jalannya kejadian- kejadian baik social maupun ekonomi dalam satu daerah atau wilayah.10

Pengertian kebijakan menurut Hoogerwerf ( 1991 :157 ) kebijakan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sarana dan dalam urutan sarana tertentu.

Menurut Harnold D. Laswell dan Abraham Kaplan mengatakan kebijakan (policy) adalah suatu program pencapaian tujuan nilai dan praktek yang

8Islamy.M.Irfan Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaaan Negara. Jakarta.Bumi Aksara. 2004.

Hal : 17

9Solichin, Abdul Wahab.Pengantar Analisis Kebijakan Negara.Jakarta .Rineka Cipta. 1990 hal : 31

10Baban Soebandi.Etika Kebijakan Publik Moralitas Profetisme dan Profesionalisme Aparat


(24)

9

terarah. Dan bisa juga kebijakan itu sangat berkaitan dengan pilihan-pilihan untuk merumuskan tujuan tertentu yang dilakukan dian dikehendaki oleh pemerintah.Hal ini berkaitan baik untuk melakukan sesuatu ataupun tidak berbuat sesuatu.11

b. Implementasi Kebijakan

Menurut Daniel A. Mazmanian dan paul A subatien (1979) menjelaskan bahwa implementasi adalah pelaksanaan kepuasaan kebijaksanaan dasar, biasanya bentuk Undang- Undang, namun dapat pula berbentuk perintah atau eksekusi yang penting kepuasaan dan peradilan. Lazimnya berbagai cara untuk menstruktur atau mengatur proses implementasinya. Proses ini berlangsung melalu sejumlah tahapan tertentu, biasanya diawali dengan tahapan pengesahan Undang-Undang, kemudian output kebijakan dalam,bentuk pelaksanaan kepuasaan oleh badan atau instansi pelaksanaan kesediaan dilaksananya kepuasaan- kepuasaan tersebut oleh kelompok sasaran, dampak nyata, baik yang dikehendaki atau yang tidak demi output tersebut. Dampak kepuasaan tersebut di presepsikan oleh badan- badan yang mengambil keputusan dan akhirnya perbaikan- perbaikan ( upaya- upaya ) untuk melakukan kebaikan- kebaikan terhadap undang- undang atau peraturan yang bersangkutan.12

c. Pemerintah daerah

Penyelengaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah dan DPRD menurut asas otonomi Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwa tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

11 Islamy,M.irfan.Islamy.M.Irfan Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaaan Negara. JAKARTA. BUMI.Aksara. 2004. Hal: 22


(25)

10

Negara kesatuan Indonesia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang 1945. Atau bisa di katakan pemerintah daerah di beri kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.13

d . Transportasi

Kata transportasi berasal dari kata latin yaitu di mana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti diartikan sebagai tindakan atau kegiatan mengangkut membawa atau memindahkan muatan barang orang dari suatu tempat ke tempat lain, transportasi seperti merupakan suatu jasa yang diberikan guna menolong barang dan orang untuk dibawa dari suatu tempat ketempat lain.Transportasi merupakan sarana penghubung antara daerah produksi dan pasar atau seringkali dikatakan menjembantani produsen dan konsumen. Sehingga peranan transportasi sangat penting sebagai sarana penghubung mendekatkan, dan menjembantani antara pihak-pihak yang saling membutuhkan antara satu dan yang lain.14

2. Definsi Operasional

Dengan difinisi operasional maka memberikan kejelasan dan indikator terhadap peneliti sendiri mengenai data apa yang akan dicari, dan orang lain atau maksud konsep yang dipakainya dalam penelitian. Maka indikator, sebagai berikut:

1. Kejelasan Program 2. Instrumentasi Program

13Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.32 Tahun 2004, Pemerintahan daerah. Bandung

Citra Umbaran hal : 4


(26)

11 a. Pelaksanaan Program b. Sumber Pembiyayaan c. Tahap- Tahap Pelaksanaan 3. Out Put Program ( Hasil Program ) 4. Out come ( Daya Guna Program )

G. Metode Penelitian

Metode secara umum berisi cara atau langkah-langkah praktis yang ditempuh oleh peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian itu sendiri. Pada bagian ini dipaparkan jenis penelitian, sumber penelitian, teknik pengumpulan data, subyek penelitian, lokasi penelitian dan analisis data. 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif, yaitu menggambarkan dan menelah secara lebih jelas dari beberapa faktor yang berkaitan dengan kondisi, situasi dan fenomena yang sedang diselidiki.15penelitian ini mengambarkan Program pemerintah daerah

dalam pengembangan tranportasi laut dikabupaten buru. 2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sumber data primer, diperoleh dari hasil penelitian lapangan secara langsung dari sebenarnya dan pihak-pihak yang bersangkutan dengan program pengembangan transportasi laut dikabupaten buru hal ini untuk memperoleh sumber data primer digunakan teknik wawancara dan

15Cresswell, Jhon. Research Design, pendekatan kwalitatif, Kuantitatif dan Mised. Yogyakarta: Pustaka belajar. Hal:167


(27)

12

observasi. Adapun peneliti mewawancara nara sumber sebagai data primer adalah sebagai berikut:

b. Sumber data sekunder, diperoleh dari teknik dokumentasi dan kepustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara tertulis atau gambar-gambar yang berhubungan fakta dan kondisi dilapangan tentang Program pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut kabupaten buru.

3. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan teknik: a. Wawancara

Penelitian ini mengunakan wawancara terstruktur, dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan secara rinci khusunya yang berkaitan Programpengembangan transportasi laut di pulau buru. Pihak yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah Dinas perhubungan selaku Kepala Dinas perhubungan,daerah dan masyarakat kayeli,di kabupaten buru.

b. Observasi

Diartikan sebagai pengamatan dan penacatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak objek penelitian pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa observasi yang peneliti lakukan dengan melihat langsung Program


(28)

13

pengembagan transportasi laut oleh pihak Dinas Perhubungan sebagai pelaksana Program pengembagan transportasi laut. c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode untuk mengumpulkan data-data yang digunakan untuk menelusuri data-data yang mendukung penelitian ini, dikatakanya juga bahwa dokumentasi juga biasa dipergunakan sebagai data sekunder atau umum.

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen-dokumen resmi dalam menjajaki sumber tertulis sehingga memperkaya data, disamping itu juga dapat membantu peneliti dalam menganalisis.

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan penelitian terhadap pemerintah daerah dinas perhubungan dalam Pelaksanaan pengembangan transportasi laut dikabupaten buru. Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, traskip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dokumentasi dapat menjawab perumusan dari penelitian ini tentang pemerintah dinas perhubungan dalam pengembangan transportasi laut di kabuapten buru .


(29)

14

Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian, karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang luas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati hati dalam menentukan informan, agar didapatkan informasi yang valid dan lengkap.

Peneliti menetapkan para informan peneliti yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluasnya, terutama yang berhubungan Pemerintah dinas perhubugan dalam, pelaksanaan pengembangan transportasi laut Namlea kayeli. maka itu peneliti tetapkan subjek penelitian ini sekitar 2 orang antara lain yaitu adalah:

1. Kepala Dinas, Perhubungan Kabupaten Buru selaku institusi lembaga atau dinas perhubungan sebagai pelaksana program pengembangan transportasi laut. 2. Masyarakat Kayeli yang terlibat dalam aktifitas

Penyeberangan Namlea-Kayeli.

Sehingga itu Peneliti Menetapkan subjek 2 orang ini sebagai Penguatan nara sumber untuk Peneliti mendapatkan data yang akurat sebagai penunjang Peneliti dilapangan.


(30)

15 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Buru.

2. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskrifif kualitatif data diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.Dimulai dengan wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi dan selanjutnya aktifitas penyajian data serta menyimpulkan data.Teknis analisis data dalam penelitian ini mengunakan metode analisis interaktif.16

a. Reduksi data

Merangkum, meringkas atau mengambil kesimpulan dari data-data yang suda kita dapatkan, dengan mencari fokus atau pokok permasalahan terhadap program pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut. Dengan demikian kita nantinya akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Dari penelitian ini nanti akan dirangkum data-data yang sudah didapatkan baik data primer maupun dari data sekunder. Dengan hakikat objek tersebut, Husserl berpendapat bahwa untuk menangkap hakikat objek-objek tersebut, diperlukan tiga


(31)

16

macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang

mengganggu dalam mencapai tahap keilmuan

pengetahuan.17Yaitu :

1) Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subjektif untuk menerima data-data yang objektif.

2) Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada.

b. Display Data

Penyajian data atau display data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara.

Pendokumentasian dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksud untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan terhadap Pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut di kabupaten buru. setelah data diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang suda reduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori, fokus atau tema yang hendak dipahami dan dimegerti18 data kemudian disajikan

dalam bentuk diskritif. Data-data yang saling berhubungan

17 Dr. Drs. Yanuar Ikbar, MA, Metode penelitian sosial kualitatif, 2012, Rafika Aditama. Bandung, hal:164


(32)

17

dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.

c. Pengambilan kesimpulan

Langkah ketiga yaitu kesimpulan.Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.Isi kesimpulan tersebutkan menyatakan kredibilitas dari asumsi awal yang ditentukan oleh peneliti tehadap Pemerintah Daerah dalam pengembangan transportasi laut di kabupaten buru.


(1)

12

observasi. Adapun peneliti mewawancara nara sumber sebagai data primer adalah sebagai berikut:

b. Sumber data sekunder, diperoleh dari teknik dokumentasi dan kepustakaan. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data melalui informasi secara tertulis atau gambar-gambar yang berhubungan fakta dan kondisi dilapangan tentang Program pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut kabupaten buru.

3. Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan teknik: a. Wawancara

Penelitian ini mengunakan wawancara terstruktur, dalam melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang telah disiapkan secara rinci khusunya yang berkaitan Programpengembangan transportasi laut di pulau buru. Pihak yang akan diwawancara dalam penelitian ini adalah Dinas perhubungan selaku Kepala Dinas perhubungan,daerah dan masyarakat kayeli,di kabupaten buru.

b. Observasi

Diartikan sebagai pengamatan dan penacatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak objek penelitian pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa observasi yang peneliti lakukan dengan melihat langsung Program


(2)

13

pengembagan transportasi laut oleh pihak Dinas Perhubungan sebagai pelaksana Program pengembagan transportasi laut. c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu metode untuk mengumpulkan data-data yang digunakan untuk menelusuri data-data yang mendukung penelitian ini, dikatakanya juga bahwa dokumentasi juga biasa dipergunakan sebagai data sekunder atau umum.

Teknik dokumentasi merupakan penelusuran dokumen-dokumen resmi dalam menjajaki sumber tertulis sehingga memperkaya data, disamping itu juga dapat membantu peneliti dalam menganalisis.

Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan penelitian terhadap pemerintah daerah dinas perhubungan dalam Pelaksanaan pengembangan transportasi laut dikabupaten buru. Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, traskip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan sebagainya. Dokumentasi dapat menjawab perumusan dari penelitian ini tentang pemerintah dinas perhubungan dalam pengembangan transportasi laut di kabuapten buru .


(3)

14

Subyek penelitian adalah orang yang bermanfaat untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar sebuah penelitian, karena sebagai subyek yang mampu memberikan informasi yang luas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati hati dalam menentukan informan, agar didapatkan informasi yang valid dan lengkap.

Peneliti menetapkan para informan peneliti yang dipandang dapat memberikan pengalaman yang seluasnya, terutama yang berhubungan Pemerintah dinas perhubugan dalam, pelaksanaan pengembangan transportasi laut Namlea kayeli. maka itu peneliti tetapkan subjek penelitian ini sekitar 2 orang antara lain yaitu adalah:

1. Kepala Dinas, Perhubungan Kabupaten Buru selaku institusi lembaga atau dinas perhubungan sebagai pelaksana program pengembangan transportasi laut. 2. Masyarakat Kayeli yang terlibat dalam aktifitas

Penyeberangan Namlea-Kayeli.

Sehingga itu Peneliti Menetapkan subjek 2 orang ini sebagai Penguatan nara sumber untuk Peneliti mendapatkan data yang akurat sebagai penunjang Peneliti dilapangan.


(4)

15

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini.Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Buru.

2. Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskrifif kualitatif data diperoleh kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis.Dimulai dengan wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi dan selanjutnya aktifitas penyajian data serta menyimpulkan data.Teknis analisis data dalam penelitian ini mengunakan metode analisis interaktif.16

a. Reduksi data

Merangkum, meringkas atau mengambil kesimpulan dari data-data yang suda kita dapatkan, dengan mencari fokus atau pokok permasalahan terhadap program pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut. Dengan demikian kita nantinya akan mendapatkan hasil penelitian yang lebih valid. Dari penelitian ini nanti akan dirangkum data-data yang sudah didapatkan baik data primer maupun dari data sekunder. Dengan hakikat objek tersebut, Husserl berpendapat bahwa untuk menangkap hakikat objek-objek tersebut, diperlukan tiga


(5)

16

macam reduksi guna menyingkirkan semua hal yang

mengganggu dalam mencapai tahap keilmuan

pengetahuan.17Yaitu :

1) Reduksi untuk menyingkirkan segala sesuatu (data) yang subjektif untuk menerima data-data yang objektif.

2) Reduksi untuk menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang objek yang diperoleh dari sumber lain dan semua teori dan hipotesis yang sudah ada.

b. Display Data

Penyajian data atau display data merupakan langkah kedua setelah reduksi data dilakukan oleh peneliti. Penyajian data diikuti oleh proses mengumpulkan data-data yang saling berhubungan satu sama lain melalui wawancara.

Pendokumentasian dan pengamatan yang lebih mendalam. Hal ini dimaksud untuk memperkuat hasil reduksi data untuk diolah lebih lanjut sehingga pada akhirnya akan menghasilkan suatu kesimpulan terhadap Pemerintah daerah dalam pengembangan transportasi laut di kabupaten buru. setelah data diperoleh berupa tulisan baik dari catatan maupun rekaman yang suda reduksi, harus didisplay secara tertentu untuk masing-masing pola, kategori, fokus atau tema yang hendak dipahami dan dimegerti18 data kemudian disajikan

dalam bentuk diskritif. Data-data yang saling berhubungan

17 Dr. Drs. Yanuar Ikbar, MA, Metode penelitian sosial kualitatif, 2012, Rafika Aditama. Bandung,

hal:164


(6)

17

dikelompokkan sehingga terbentuk kelompok-kelompok data yang selanjutnya akan disimpulkan.

c. Pengambilan kesimpulan

Langkah ketiga yaitu kesimpulan.Setelah peneliti menarik kesimpulan dari hasil penelitian, peneliti mempelajari dan memahami kembali data-data hasil penelitian, meminta pertimbangan kepada berbagai pihak mengenai data-data yang diperoleh dilapangan.Isi kesimpulan tersebutkan menyatakan kredibilitas dari asumsi awal yang ditentukan oleh peneliti tehadap Pemerintah Daerah dalam pengembangan transportasi laut di kabupaten buru.