Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir yang berjudul Strategi
Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau Dalam Rangka Peningkatan
Pembangunan Ekonomi Daerah Di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah karya
saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
Tugas Akhir ini.

Bogor, Agustus 2011

!
"
NRP H252074235

2

The district of Maluku Tenggara Barat is one the island district in Indonesia,
which by geostrategic has three significant area characteristics i.e as the border
districts between Indonesia and Australia, in the region of small and outer island and
one of the less developed region in Indonesia. The district has 85 (eighty five) large

and small islands and become the gate for the sailing race Indonesia – Darwin which
have been started in 2008.
To support the successofanyeconomyactivities and social as well as the
development in the districtofMaluku Tenggara Barat, it should be supported by the
availabilityofseatransportationfacilitywhich has sufficientcapacity, reliable and
available at anytime as needed so that the seatransportation is the absolute for this
area. The objectiveofthis paper is toformulate the strategyofdevelopment for
seatranportation inter island in order toincrease the regional economydevelopment in
the districtofMaluku Tenggara Barat.
Strategy, program and activityrecommendationresulted from this research is
expected as the input for the localgovernment in order toformulate the program. So
thateach program and activitywhicharefinanced by the government regional or central
government budget can be optimizedto speed up the alleviationofdisadvantaged region
to be developedequally as otherdeveloping region.
Keyword: Frequent and Sailing Route, Government Policy and Budget

3

LUCIANA ANGELIN NARUA# Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar
Pulau Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah di Kabupaten

Maluku Tenggara Barat# Dibimbing oleh ERNAN RUSTIADI dan M. FIRDAUS
Kebutuhan
akan
transportasisangatdiperlukandalampembangunansuatunegaraataupundaerah.
Transportasimerupakanuratnadipembangunankehidupan
politik,
ekonomi,
sosialbudayadanpertahanankeamanan. Tujuanpembangunantransportasimenurut RPJM
RI
adalahuntukmeningkatkanpelayananjasatransportasisecaraefisien,
handal,
berkualitas,
teratur,
cepat,
lancar,
aman
dan
hargaterjangkausertamewujudkansistemtransportasinasionalsecaraintermoda
dan
terpadudenganpembangunanwilayahnya

dan
menjadibagian
dari
suatusistemdistribusi
yang
mampumemberikanpelayanan
dan
manfaatbagimasyarakatluas, termasukmeningkatkanjaringandesa – kota
yang
memadai.
Negara
Indonesia
adalahnegarakepulauan
yang
membentang
di
sekitargarisKatulistiwadanmemilikikuranglebih 17.500 pulaubesardankecil. Salah
satupropinsinyayakniPropinsi Maluku merupakanpropinsikepulauandenganibukotanya
Ambon terdiridari 90 % luaslautandan 10 % luasdaratan.Kabupaten Maluku Tenggara
Barat adalahsalahsatukabupaten di Propinsi Maluku yang secarageostrategikmemiliki

3
(tiga)karakteristikwilayah
yang
menonjoldankhasyaknisebagaikabupatenperbatasanantara Indonesia – Australia,
kawasanpulau

pulaukecilterluardanmerupakansalahsatudaerahtertinggal
di
Indonesia. Kabupateninimemilikipulau – pulaubesardankecil yang berjumlah 85
(delapanpuluh lima) pulaudanmerupakanpintumasuklombaperahulayar Indonesia –
Darwin
yang
telahdimulailagipadatahun
2008.
Kondisiinimengakibatkantransportasilautantarpulaudi Kabupaten Maluku Tenggara
Barat merupakanmasalah yang sangatpenting yang harusdiselesaikan.
Untukmenunjangkelancarandankeberhasilanberbagaikegiatan
ekonomi
dan
sosialsertapembangunan

di
KabupatenMaluku
Tenggara
Barat,
maka
harusditunjangolehtersedianyasarana
dan
prasaranatransportasilaut
yang
cukupberkapasitas,
handal
dan
tersediasetiapwaktu
bila
dibutuhkan.Sehinggatujuanutamapenulisankajian ini adalahuntukmerumuskanstrategi
pengembangantransportasilautantar
pulaudalamrangkapeningkatanpembangunanekonomi daerah di KabupatenMaluku
Tenggara Barat. Untuk itu perludiketahuiterlebihdahulupola pergerakanorang dan
barang
antar

pulausertaperanantransportasilautantarpulaudalammeningkatkanpertumbuhanekonomi
di
Provinsi
Maluku,
agar
dapatdirumuskanlangkahstrategis/program
dalamupayapengembangankebijakan.
Berdasarkanhasilanalisisdenganmenggunakangravitasi
model
diperolehbahwapola pergerakanorang dan barangdenganmodatransportasilaut di
ProvinsiMalukumemperlihatkanbahwainteraksiantarwilayahdenganmenggunakantrans
portasilaut
di
Provinsi
Maluku
lebihdisebabkanolehaktivitasproduksi
di
4

wilayahini.Sedangkanhasilanalisis input – output Provinsi Maluku tahun 2008 yang

berklasifikasi
27
sektormemperlihatkanbahwasektortransportasilautmemilikiketerkaitan
yang
kuatkedepanmaupunkebelakangdengansektorperdaganganbesareceran.
Sehinggasecaraspesifikdapatdikatakanbahwawalaupunsektortransportasilautbukanmer
upakanpenyumbangterbesarpadapembentukan
output,
nilaitambahbrutodanpermintaanakhirnamunsektortransportasilautsangatmendukungsek
torperdaganganbesarecerandimanasektorinimerupakanpenyumbangterbesarpadapembe
ntukanoutput, nilaitambahbruto (PDRB) ataupunpermintaanakhir di Provinsi Maluku.
Dengandemikianperanansektortransportasilautsangatlahpentingterutamajikadibanding
kandengansektortransportasidaratmaupuntransportasiudaradalammeningkatkanpereko
nomian di ProvinsiMaluku.
HasilanalisisStrength
Weakness
Opportunity
Threat
(SWOT)memperlihatkanbahwaterdapatempatbelasalternatifstrategipengembangantran
sportasilaut antar pulaudalamrangkapeningkatanpembangunan ekonomi daerah di

KabupatenMaluku
Tenggara
Barat
yang
dapatdilaksanakanyaitumembangunprasaranatransportasilaut,menambahmodakapalrak
yatgunamenghubungkanpulau

pulauterpencil,
meningkatkanmodakapalperintis,membukajalurpelayanan,
khususnyabagidaerahhinterlandgunamembukaketerisolasiandaerah,
memberikansubsidibagipelayarankapalrakyat,membukajalurpelayanankepulauBpulau
yang
memilikisumberdayaalam,mendorongpemerintahpusatuntukmeningkatkanpenganggar
anbagitransportasilaut di wilayahperbatasan, mendorongkeberpihakan sektor
swastauntukberinvestasipadamodatransportasilaut,
mendorongperansertapemerintahprovinsi
dan
pemerintahpusatuntukberperandalamtransportasilaut,membangunrutepelayanandengan
type
bandul

(end
to
end),meningkatkanfasilitasperalatankeselamatanpelayaran,mendorongpihakperbankan
dalammemberikankreditbagipengusahakapalrakyat,peningkatkansistimkapalpengawas
pantaigunamengawasijalurlintasdamailaut
dan
mendorongPemerintahPusatuntukmembukapelabuhanlautinternasional.
Strategi, program, danrekomendasikegiatan dari hasilpenelitian ini
diharapkandapatmenjadimasukanbagiPemerintahDaerahdalampenyusunan
program
agar
setiap
program
dan
kegiatan
yang
dibiayai
dari
anggarandaerahmaupunanggaranpusatdapatdioptimalkangunapercepatanpengentasank
etertinggalandaerah agar dapatsetaradengandaerahmaju.


5

@Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi UndangBundang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan
pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar dari IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

6

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah


7

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir : Dr. Ir. Manuwoto

8

Judul Tugas Akhir

Nama
NRP

: Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau Dalam
Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah Di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat
: Luciana Angelin Narua
: H252074235

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, MAgr
Ketua

Muhammad Firdaus, SP. MSi. Phd
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Manajemen Pembangunan Daerah

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec

Dr. Ir. DahrulSyah, MSc.Agr

Tanggal Ujian: 7 Juli 2011

Tanggal Lulus:

9

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
segala karuniaBNya sehingga Kajian Pembangunan Daerah ini berhasil diselesaikan.
Kajian yang berjudul “Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau Dalam
Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah Di Kabupaten Maluku Tenggara
Barat” ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional
pada Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang tulus dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1.

Dr. Ir. Ernan Rustiadi, MSc, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Dr. Ir. M.
Firdaus, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan arahan,
saran dan motivasi dalam penulisan tesis ini,

2.

Dr, Ir. Yusman Syaukat, MSc Dekan Fakultan Ekonomi dan Manajemen IPB
yang selama penulis kuliah menjabat sebagai Ketua Program PS MPD yang
sangat membantu kelancaran studi penulis,

3.

Dr. Ir. Manuwoto selaku dosen penguji yang telah memberikan waktu luang dan
masukan bagi penyempurnaan tesis ini,

4.

Ir. Lukman M Baga, M.Aec selaku Ketua Program PS MPD,

5.

A. Faroby Falatehan, SP.ME yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
tesis ini,

6.

Teman – teman sekretariat PS MPD, Fieta Resnia Handayani, Hendra Khaerizal,
Rini Nurmayanti dan Supriyadi, yang selalu setia membantu penulis,

7.

Suami dan anak – anak tercinta yang rela mengorbankan waktunya bersama
penulis dalam menyelesaikan tesis ini,

8.

Orang tua, kakak dan adik – adik yang telah memberikan doa dan dorongan atas
penyelesaian tesis ini,

9.

Ir. Nataniel Loblobly, MT, Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan
Energi Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang selalu membantu penulis

10

terutama dalam memberikan data dan waktu luangnya untuk keperluan penulisan
tesis ini,
10.

Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang tidak bisa
penulis sebut satu demi satu, yang telah memberikan waktu luangnya untuk selalu
berdiskusi untuk keperluan tesis ini,

11.

Teman – teman Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal terutama teman –
teman di Deputi Peningkatan Infrastruktur, yang selalu menyemangati,
mendorong dan memberi motivasi dalam penulisan tesis ini,

12.

Rekan mahasiswaBmahasiswi Program Studi Manajemen Pembangunan Daerah
Institut Pertanian Bogor yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam
penulisan tesis ini,

13.

Teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendorongan,
menyemangati dan memberikan perhatian sampai selesainya pendidikan ini.
Terlepas dari kekurangannya, penulis berharap semoga hasil kajian ini dapat

bermanfaat khususnya bagi Pemerintah Provinsi Maluku dan Kabupaten Maluku
Tenggara Barat sebagai bahan rekomendasi untuk mengembangkan kebijakan
transportasi laut antar pulaumaupun kepada pihakBpihak lain yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2011

!

"

11

$
Penulis dilahirkan di Ambon pada tanggal 30 Agustus 1968 dari ayah Carel
Narua dan ibu almarhumah Mariah Louhenapessy. Penulis menikah dengan Frans
Hiongara Siregar dan dikaruniai duaorang anak lakiBlaki yaitu Hansel Leo Bintatar
Siregar dan Ramses Juan Siregar.
Pendidikan dari SD hingga SMU penulis tempuh di Ambon dan pada tahun
1987 diterima di Universitas Kristen Petra Surabaya jurusan teknik arsitektur dan lulus
pada tahun 1993.Pada tahun 2009 penulis melanjutkan kuliah diProgram Studi
Manajemen Pembangunan Daerah di Institut Pertanian Bogor.
Pada tahun 1996Penulis diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan ditugaskan
pada Sub Dinas Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Maluku. Pada tahun
1999 penulis dipindahkan ke Jakarta dan ditempatkan pada Seksi Tata Bangunan, Sub
Direktorat Pelaksanaan Wilayah Timur, Direktorat Bina Pelaksanaan Wilayah Timur
Departemen Pekerjaan Umum. Kemudian pada tahun 2002 penulis ditempatkan pada
Kementerian Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia sebagai
Kepala Sub Bidang Pengembangan Keterampilan, Asdep Urusan Sumberdaya
Manusia dan pada tahun 2004 penulis menjabat sebagai Kepala Sub Bidang
Teknologi Tepat Guna. Pada saat reorganisasi dari Kementerian Negara Percepatan
Pembangunan Kawasan Timur Indonesia menjadi Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal pada tahun 2005, penulis diberi tanggung jawab sebagai Kepala Sub
Bidang Evaluasi Infrastruktur Transportasi Darat dan pada tahun 2008 hingga kini
penulis menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Evaluasi Infrastruktur Migas dan Energi
Alternatif pada Deputi Bidang Peningkatan Infrastruktur Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal.

12

Halaman

I
1.1
1.2
1.3

……………………………………………………..……

xiv

…………………………………………………..……

xvi

……………………………………………………..
LatarBelakang……………………………………………….
PerumusanMasalah………………………………………….
TujuanPenulisan…………………………………………….

1
1
4
7

Konsep PengembanganWilayah..............................................
KonsepPengembanganWilayahKepulauan............................
Konsep Ekonomi Wilayah........................................................
2.3.1 AliranKlasik...................................................................
2.3.2 AliranNeoKlasik………...............................................
2.3.3 Pendekatan Harrod B Domar...........................................
2.3.4 Aliran Keynes dan Pasca Keynes...................................
2.3.5 Teori Sektor……...........................................................
MetodeGravitasi Newton ……………………………………
Metode Input – Output ……………………………………….
Arti dan FungsiTransportasi…………………..………….....
Undang – UndangPelayaran (UU No.17/2008)………...…....
2.7.1 AngkutanLautPelayaranRakyat……………………...
2.7.2 Angkutan di
PerairanuntukDaerahmasihTertinggaldan/atauWilayah
Terpencil ………….........................
TatananKepelabuhananNasional (PP No.61/2009) …….......
TataranTransportasi Lokal…………………………………
2.9.1 TransportasiLaut………………………………………
KajianTerdahulu……………………………………………..

8
11
12
12
13
13
13
14
15
18
26
28
33

Kerangka Pemikiran.................................................................
Lokasi dan Waktu Kajian.........................................................
Data dan MetodeAnalisis........................................................
3.3.1 Teknik Sampling………...............................................
3.3.2 MetodePengolahan dan Analisis Data..........................
3.3.2.1MetodeGravitasiNewmont..................................
3.3.2.2MetodeAnalisisTabel Input – Output (IBO)..........

41
42
42
44
44
45
48

II
2.1
2.2
2.3

2.4
2.5
2.6
2.7

2.8
2.9
2.10

34
34
38
38
39

III
3.1
3.2
3.3

13

3.4

MetodePenyusunanStrategisdanPerancanganProgram…...
3.4.1 Tahap Input…………………………..……..………….
3.4.2 TahapPencocokan……………………………..………
TahapKeputusan……………………………………………..

55
56
59
60

$
………………………………………
Propinsi Maluku
4.1
KondisiGeografis ……………………………………………
4.2
PendudukdanTenagaKerja ……………………..…………..
4.2.1 JumlahdanKepadatanPenduduk………..……………
4.2.2 TenagaKerja…………………………..………………
4.3
SaranadanPrasaranaTransportasiLaut ……….……………
4.4
PDRB ………………….…………………………………….

62
62
63
63
64
65
68

Maluku Tenggara Barat
4.5
KondisiGeografisdanAdministrasi…………………………
4.5.1 KondisiGeografis……………………………………..
4.5.2 WilayahAdministrasi…………………………………
4.5.3 TopografidanHidrologi………………………………
4.5.4 Klimatologi……………………………………………
4.6
KependudukandanSumberdayaManusia…………………...
4.6.1 Penduduk………………………………………………
4.6.2 Ketenagakerjaan……………………………………….
4.7
ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB)…………..………
4.8
SaranadanPrasarana Wilayah……………………………….
4.8.1 Perhubungan…………………………………………..
4.8.2 Listrik………………………………………………….
4.8.3 AirBersih……………………………………………...
4.8.4 Telekomunikasi………………………………………..
4.9
Konsep Tata RuangProvinsi Maluku……………………..
4.9.1 KonsepLautPulau…………………………………….
4.9.2 KonsepGugusPulau…………………………………..

69
69
70
71
73
73
73
75
78
80
80
81
81
82
82
82
82

3.5
IV

V
5.1

5.2

5.3

………………………………………..
Pola PergerakanOrang dan BarangMelaluiTransportasiLaut
di ProvinsiMaluku……………………………………...
5.1.1 Pola AliranPenumpang……………………………….
5.1.2 Pola AliranBarang…………………………………….
PerekonomiandalamAnalisis Input B Output………………...
5.2.1 Pembentukan Output danNilaiTambahBruto………..
5.2.2 KontribusiTerhadapPermintaanAkhir……………....
Keterkaitan Antar Sektor……………………………………..
5.3.1 KeterkaitanLangsungKe Depan…………………..…..
5.3.2KeterkaitanLangsunngKe Belakang………………….
5.3.1 KeterkaitanLangsung dan

85
85
86
87
89
89
91
92
92
93

14

5.4

5.5

TidakLangsungKeDepan………………………………
………………….
5.3.1 KeterkaitanLangsung dan
TidakLangsungKeBelakang...........................................
....……………….
5.3.2 DerajatKepekaan dan DayaPenyebaran…………...…
AngkaPengganda……………………………………………
5.4.1 PenggandaOutput…………………………………….
5.4.2 PenggandaPendapatan ……………………………….
PerananSektorTransportasiLautAntarPulauDalamMeningkatk
anPertumbuhanEkonomi di Propinsi Maluku …

94

95
96
97
98
98
99

VI
6.1

6.2
6.3
6.4

AnalisisFaktor Internal danEksternal……………………….
6.1.1 Faktor Internal …………………………………………
6.1.1.1 Kekuatan……………………………………..
6.1.1.2 Kelemahan………….………………………..
6.1.2 FaktorEksternal ……………………………………….
6.1.2.1 Peluang...……………………………………..
6.1.2.2 Ancaman…………….………………………..
6.1.3EvaluasiFaktor Internal (IFE) ………………………...
6.1.4EvaluasiFaktorEksternal (EFE) ……………………..
TahapPenggabungan…………………………………………
TahapPengambilanKeputusan………………………………
PerancanganProgram ………………………………………..

104
104
105
108
110
110
112
114
117
120
125
127

7.1
7.2

Kesimpulan…………………………………………………..
Saran………………………………………………………….

137
138

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...

139

LAMPIRAN…………………………………………………………………..

142

VII

15

Halaman
2.1 Tabel Input –Otput………………………………………………………..

23

3.1 Data danMetodeAnalisis……….………………………………………..

44

3.2 AliranBarang/Orang di Wilayah Asalidan Wilayah Tujuanj…………..

45

3.3 Matriks IFE ……………………………………………………………….

57

3.4 Matriks EFE ………………………………………………………………

58

3.5 Matriks Analisis QSPM…………………………………………………...

61

4.1 Jumlah Kabupaten, Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Maluku.

63

4.2 Jumlah dan Penyebaran Penduduk di Provinsi Maluku Tahun 2008……..

64

4.3 Jumlah Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja (TPAK) ……………………

64

4.4 Lintasan Penyeberangan Armada Penyeberangan Tahun 2008…………...

65

4.5 Jaringan Pelayanan Kapal PELNI, tahun 2008……………………………

66

4.6 Jaringan Trayek Angkutan Laut Perintis Tahun 2008…………………….

67

4.7 PDRB Provinsi Maluku Atas Dasar Harga Konstan 2000 ……………….

68

4.8 JumlahKecamatan, Desa, AnakDesadanKelurahan di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat…………………………………………………...

70

4.9 Jumlah dan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Maluku
Tenggara Barat Tahun 2000B2005...............................................................

74

4.10 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kecamatan Tahun 2007....

74

4.11 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Lapangan UsahaTahun 2007

77

4.12 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan dan Jenis
Kelamin Tahun 2007...................................................................................

78

4.13 PDRB Kabupaten Maluku Tenggara Barat.................................................

78

4.14 Pendapatan Perkapita Tahun 2002B2007.....................................................

79

4.15 Potensi Komoditas Unggulan Per Kecamatan.............................................

79

5.1 Hasil Pendugaan Parameter Interaksi Spasial Moda Transportasi Laut.....

85

5.2 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output Provinsi Maluku
Tahun 2008..................................................................................................

90

16

5.3 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Tambah Bruto
Provinsi Maluku Tahun 2008......................................................................

91

5.4 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Permintaan Akhir Provinsi
Maluku Tahun 2008....................................................................................

92

5.5 Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterikatan Langsung Ke Depan
Provinsi Maluku Tahun 2008......................................................................

93

5.6 Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterikatan Langsung Ke Belakang
Provinsi Maluku Tahun 2008......................................................................

94

5.7 Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterikatan Langsung dan Tidak
Langsung Ke Depan Provinsi Maluku Tahun 2008....................................

95

5.8 Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Keterikatan Langsung Tidak Langsung
Ke BelakangProvinsi Maluku Tahun 2008.................................................

96

5.9 Sepuluh Sektor Terbesar Dalam Indeks Kepekaan dan Daya Penyebaran
Provinsi Maluku Tahun 2008......................................................................

97

5.10 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Angka Pengganda Outputdi Provinsi
Maluku Tahun 2008.....................................................................................

98

5.11 Sepuluh Sektor Terbesar Menurut Peringkat Nilai Pengganda Pendapatan
Rumah Tangga Type I Provinsi Maluku Tahun 2008................................

99

6.1 Matriks IFE dari Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau
Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat............................................................

116

6.2 Matriks EFE dari Strategi Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau
Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat............................................................

118

6.3 Hasil Analisis QSPM dalam Perumusan Strategi Pengembangan
Transportasi Laut Antar Pulau Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan
Ekonomi
Daerah
di
Kabupaten
Maluku
Tenggara
Barat.............................................................................................................
6.4 Rancangan Program Pengembangan Transportasi Laut Antar Pulau
Dalam Rangka Peningkatan Ekonomi Daerah Di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat.............................................................................................

127

135

17

Halaman
1.1 Peta Provinsi Maluku Tahun 2007..............................................................

3

2.1 Alur Keterkaitan Antar Sektor Dalam Suatu Perekonomian .....................

21

3.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………………...

43

3.2 Kerangka Analisis Perumusan Strategi…………………………………..

56

3.3 Analisis Internal – Eksternal………………………………………………

59

3.4 Matriks SWOT…………………………………………………………….

60

4.1 Peta Provinsi Maluku Tahun 2007..............................................................

62

4.2 Jaringan Pelayaran Kapal PT. Pelni ………………………………………

66

4.3 Jaringan Kapal Perintis ……………………………………………………

67

4.4 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat………….

71

4.5 Peta Gugus Pulau Dalam RTRW Provinsi Maluku ……………………….

84

5.1 Direct Forward Linkage Sektor Transportasi Laut Berdasarkan Komposisi
Penggunaan Input – Output Tahun 2008 ………………………………….

101

5.2 Direct Backward Linkage Sektor Transportasi Laut Berdasarkan
Komposisi Penggunaan Input – Output Tahun 2008 ……………………..

102

6.1 Analisis Internal – Eksternal………………………………………………

120

6.2 Matriks SWOT Perumusan Strategi Pengembangan Transportasi Laut
Antar Pulau Dalam Rangka Peningkatan Pembangunan Ekonomi Daerah
di Kabupaten Maluku Tenggara Barat..........................................................

121

18

#

#

% "

! &

Kebutuhan akan transportasi sangat diperlukan dalam pembangunan suatu
negara ataupun daerah. Dikatakan bahwa transportasi sebagai urat nadi pembangunan
kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Bahkan hasil
dari banyak studi menyatakan bahwa transportasi itu merupakan kekuatan pembentuk
ekonomi (transportation is as the formative of economic development and growth)
ataupun perkembangan wilayah. Seringkali pula dikatakan bahwa transportasi lebih
merupakan suatu akibat dari pada suatu sebab. Pernyataan yang sederhana tersebut
menunjukan adanya keterkaitan yang kuat antara “transportasi” dan “pembangunan”.
(Adisasmita, 2008).
Pembangunan sektor transportasi merupakan bagian yang penting dalam
pembangunan nasional, sedangkan tujuan pembangunan transportasi menurut
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Republik Indonesia yang dikeluarkan
oleh Bappenas, adalah untuk meningkatkan pelayanan jasa transportasi secara efisien,
handal, berkualitas, teratur, cepat, lancar, aman dan harga terjangkau serta
mewujudkan sistem transportasi nasional secara intermoda dan terpadu dengan
pembangunan wilayahnya dan menjadi bagian dari suatu sistem distribusi yang
mampu memberikan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat luas, termasuk
meningkatkan jaringan desa – kota yang memadai. Sistem jaringan transportasi
dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu,
kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman,
tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban
publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi.
(KPDT, 2006)
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang membentang di sekitar garis
Katulistiwa (equator), yang terdiri dari ribuan pulau (besar dan kecil), yang

19

berpenghuni ataupun yang tidak berpenghuni yang dikelilingi oleh laut dan perairan,
dengan berbagai ragam penduduk serta berbagai kegiatan ekonomi dan sosialnya yang
tersebar di tiap – tiap pulau yang terpencar letaknya. Untuk menunjang kelancaran dan
keberhasilan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial serta pembangunan di pulau –
pulau maka harus ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana transportasi laut
yang cukup berkapasitas, andal dan tersedia setiap waktu bila dibutuhkan. Dengan
demikian transportasi laut merupakan suatu hal yang sangat mutlak bagi Indonesia
mengingat luas wilayah laut yang dimiliki, serta untuk menghubungkan pulau – pulau
dalam wilayah kesatuan Republik Indonesia.
Propinsi Maluku yang terletak di sebelah timur Indonesia merupakan propinsi
kepulauan dengan ibukotanya Ambon memiliki 2 kota dan 9 kabupaten dengan jumlah
penduduk sebanyak 1.440.014 jiwa yang tersebar di 599 pulau besar dan kecil dengan
laju pertumbuhan penduduk 0,37% dan luas wilayah 581.376 km2 yang terdiri dari
527.121 km2 luas lautan dan 54.185 km2 luas daratan. Potensi sumberdaya yang sangat
menonjol di propinsi ini adalah sektor perikanan yang menghasilkan antara lain ikan
cakalang, tuna, pelagis, udang, teripang, lobster dan cumi. Disamping itu juga propinsi
ini sangat kaya dengan hasil tanaman perkebunan seperti kelapa, cengkeh, pala, kakao,
kopi dan jambu mete, serta memiliki wisata alam bahari, sejarah dan budaya.
Kondisi ini menyebabkan sarana transportasi laut sangat diperlukan sebagai
sarana pemberdayaan potensi daerah, distribusi bahan pokok dan hasil – hasil
pertanian serta pemerataan hasil – hasil pembangunan. Untuk medistribusikan potensi
daerah, saat ini Provinsi Maluku memiliki 7 (tujuh) kapal yang dioperasikan oleh PT.
Pelni, 8 (delapan) kapal perintis, 10 (sepuluh) kapal penyeberangan dan 1 (satu) kapal
subsidi pemerintah daerah. Untuk kelancaran kapal – kapal tersebut, provinsi ini juga
memiliki 1 (satu) pelabuhan kelas II, 7 (tujuh) pelabuhan kelas IV, 5 (lima) pelabuhan
kelas V dan 14 (empat belas) pelabuhan tidak berkelas serta 6 (enam) dermaga feri.

20

Gambar 1.1 Peta Provinsi Maluku
Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang merupakan salah satu kabupaten di
Propinsi Maluku yang terletak di bagian tenggara dari Provinsi Maluku, pada zaman
pendudukan Belanda di Indonesia, lebih dikenal dengan sebutan “the forgotten
island,” karena daerah ini sangat sulit untuk dijangkau baik oleh transportasi maupun
komunikasi. Secara geostrategik Kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki 3 (tiga)
karakteristik wilayah yang menonjol dan khas yakni sebagai kabupaten perbatasan
antara Indonesia – Australia, kawasan pulau – pulau kecil terluar dan merupakan salah
satu daerah tertinggal di Indonesia. Disamping itu, kabupaten ini juga merupakan
pintu masuk lomba perahu layar Indonesia – Darwin yang telah dimulai lagi pada
tahun 2008.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat memiliki pulau – pulau besar dan kecil
yang berjumlah kurang lebih 85 (delapan puluh lima) pulau dan sebanyak 54 (lima
puluh empat) pulau diantaranya telah berpenghuni dengan penyebaran penduduk yang
tidak merata dan konsentrasi penduduk terdapat di Kota Saumlaki. Secara umum
Kabupaten ini memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup melimpah diantaranya

21

potensi pertambangan yang meliputi minyak bumi dan gas alam dengan potensi 10
trilyun kaki kubik serta potensi perikanan yang meliputi berbagai macam jenis ikan,
teripang, lola, batu laga, mutiara dan rumput laut yang diharapkan dapat diangkut
secepatnya dari desa untuk diperjualbelikan ke pasar. Untuk menangani masalah
aksesibilitasi antar pulau, menurut data tahun 2008 Kabupaten ini memiliki 2 (dua)
unit kapal yang dioperasikan oleh PT. PELNI, 5 (lima) unit kapal perintis, 2 (dua) unit
kapal subsidi pemerintah dan 1 (satu) unit kapal penyeberangan dengan 1 (satu)
dermaga kelas IV dan 1 (satu) dermaga penyeberangan yang terletak di Kota
Saumlaki. Dengan PDRB perkapita Kabupaten MTB berdasarkan harga berlaku tahun
2008 adalah sebesar Rp. 4.266.694,B sedang PDRB perkapita berdasarkan Harga
Konstan Tahun 2000 adalah sebesar Rp. 2.500.756,B
Melihat potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, jumlah pulau dengan
jarak antar pulau yang berjauhan dan terpisah oleh lautan serta jumlah sarana dan
prasarana yang dimiliki, maka transportasi laut di Provinsi Maluku khususnya di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat memegang peranan sangat penting. Untuk itu perlu
dilakukan sebuah kajian, ”Bagaimana pengembangan transportasi laut antar pulau
dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Maluku
Tenggara Barat?”

#

" ' (

( ! )

Transportasi merupakan salah satu sektor ekonomi yang memegang peranan
kunci dalam perekonomian wilayah. Sektor ini memiliki keterkaitan yang tinggi
dengan sektorBsektor lain dalam perekonomian. Perkembangan sektor ini, ditentukan
oleh perkembangan sektorBsektor lain seperti sektor industri, pertambangan dan galian,
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, serta sektor perdagangan. Sering
sektor ini justru menjadi stimulus bagi perkembangan sektor lainnya. Kasus seperti ini
sangat terjadi di kawasanBkawasan terpencil dan terisolir, atau pada daerahBdaerah
yang baru dibuka. Karena itu, transport promote trade artinya transportasi membuka
isolasi suatu daerah yang membawa manfaat ekonomi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut (Kamaluddin, 2003)

22

Menurut Tamin (1991) dalam Rajudinnor (1999), bahwa kebutuhan akan
transportasi selalu menimbulkan masalah dalam masyarakat, terutama pada saat
dimana setiap orang yang melakukan perjalanan untuk suatu maksud yang sama pada
tempat yang sama dan pada waktu yang bersamaan pula. Keterlambatan, polusi udara
dan suara, pencemaran lingkungan dan getaran merupakan sebagian dari masalah –
masalah yang ditimbulkan oleh adanya kebutuhan akan transportasi. Disisi lain adanya
aktivitas transportasi mendorong berkembangnya sektor – sektor ekonomi di suatu
wilayah yang berdampak kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas.
Hampir semua sektor dalam perekonomian membutuhkan peran sektor transportasi
untuk mendatangkan inputnya dari pasar atau mendistribusikan outputnya ke pasar.
Dalam tahapan ini, sektorBsektor tersebut merupakan (supply side) input produksi
sektor transportasi. Produksi sektor transportasi ini kemudian merupakan salah satu
komponen sektoral dalam produksi total perekonomian sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan pendapatan per kapita penduduk. Disisi lain, distribusi produksi sektor
transportasi ini kepada pengguna jasa transportasi akan menciptakan pengeluaran
melalui permintaan (demand side) untuk transportasi, baik permintaan dari konsumsi
maupun permintaan untuk investasi peralatan/barang modal dan infrastruktur
transportasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa transportasi itu bukan merupakan tujuan
tetapi merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Propinsi Maluku yang biasanya disebut daerah seribu pulau memiliki luas
lautan sekitar sembilan puluh persen dan luas daratan hanya sepuluh persen, dengan
penduduk yang tersebar pada pulau – pulau yang besar dan kecil serta sumberdaya
alam dengan jumlah yang tidak banyak namun tersebar pada pulau – pulau yang
banyak. Kondisi geografi demikian merupakan salah satu faktor yang menjadikan
Provinsi Maluku dengan seluruh kabupatennya menjadi daerah tertinggal. Karena
memiliki banyak pulau dengan sumberdaya alam yang tersebar, mengakibatkan pihak
swasta tidak tertarik untuk berinvestasi. Hal ini jika terus dibiarkan maka akan
menjadikan kabupaten – kabupaten di Provinsi Maluku akan semakin tertinggal,
terisolasi dan terpencil, yang memicu terjadinya kesenjangan sosial – ekonomi. Untuk
itu campur tangan pemerintah sangat diperlukan. Selama ini keberpihakan pemerintah

23

masih berorientasi daratan, hal ini dapat dilihat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) pada sektor transportasi laut lebih kecil dari sector transportasi darat
pada APBD yang tersedia. Oleh karena itu sektor transportasi laut antara lain sebagai
jembatan antar pulau untuk mendistribusikan barang dan jasa antar pulau baik dalam
skala nasional maupun skala internasional sangatlah penting, terutama untuk provinsi
kepulauan. Berdasarkan gambaran di atas maka pertanyaan kajian berikutnya adalah:
”Bagaimana pola pergerakan orang dan barang melalui transportasi laut di Provinsi
Maluku?”
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator
ekonomi guna mengukur tingkat kemampuan daerah/region untuk mengelola potensi
yang dimilikinya. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Propinsi Maluku
atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 sebesar 6.269.710 juta rupiah, mengalami
peningkatan sebesar 10,02 persen dari tahun 2007 yang hanya sebesar 5.698.799 juta
rupiah. Sementara PDB Indonesia sebesar 4.954 trilyun. Sehingga rasio PDRB
Provinsi Maluku pada tahun 2008 berdasarkan harga berlaku sebesar 0,13 persen. Bila
dilihat atas dasar harga konstan 2000, maka PDRB pada tahun 2008 sebesar 3.757.392
juta rupiah atau mengalami kenaikan sebesar 4,23 persen dari tahun 2007 yang sempat
mencapai 3.633.475 juta rupiah. Selanjutnya profil perekonomian daerah Maluku yang
tergambar pada PDRB bahwa sejak tahun 2004 – 2008 sektor yang dominan adalah
sektor pertanian. Peranan sektor transportasi laut dalam perekonomian wilayah tidak
dapat hanya dilihat dari besarnya kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB, akan
tetapi hendaknya juga dilihat dari peran sektor transportasi laut tersebut dalam
melancarkan kegiatan sektorBsektor lain. Dari uraian dan permasalahan tersebut, maka
rumusan pertanyaan kajian adalah: ”Seberapa besar kontribusi sektor transportasi laut
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi di Propinsi Maluku?”

24

#*

+

!(

((

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan utama
penulisan kajian ini adalah merumuskan strategi pengembangan transportasi laut antar
pulau dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten
Maluku Tenggara Barat.
Untuk menjawab tujuan utama tersebut, maka tujuan spesifiknya dari kajian
ini adalah :
1.

Menganalisis pola pergerakan orang dan barang antar pulau di Propinsi Maluku;

2.

Menganalisis peranan transportasi laut antar pulau dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Propinsi Maluku;

3.

Merumuskan

strategi

pengembangan

transportasi

antar

pulau

dalam

meningkatkan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Maluku Tenggara
Barat.

25

#

# #

, ( -

'.

$! / )

Jaringan transportasi merupakan faktor penting dalam mendukung dan
mendorong peningkatan ekonomi masyarakat. Pengaturan aktivitas masyarakat dalam
konteks ruang telah dirumuskan dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah (RTRW)
yang merupakan usaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang dengan alokasi
lahan yang tepat dan arahan pembentukan struktur ruang yang paling ekonomis.
Terbentuknya struktur ruang ini tidak lepas dari kinerja transportasi yang
menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lainnya dalam melakukan interaksi
ekonomi.
Dalam UndangBUndang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Wilayah
adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait
kepadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan
atau aspek fungsional.
Menurut Direktorat Pengembangan Kawasan Strategis, Ditjen PenataanRuang,
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2002) prinsip – prinsipdasar dalam
pengembangan wilayah adalah:
1. Sebagai growth center, Pengembangan wilayah tidak hanya bersifat internal
wilayah, namun harusdiperhatikan sebaran atau pengaruh (spread effect)
pertumbuhan yang dapatditimbulkan bagi wilayah sekitarnya, bahkan secara
nasional;
2. Pengembangan wilayah memerlukan upaya kerjasama pengembangan antar daerah
dan menjadi persyaratan utama bagi keberhasilan pengembangan wilayah;
3. Pola pengembangan wilayah bersifat integral yang merupakan integrasi dari
daerahBdaerah yang tercakup dalam wilayah melalui pendekatan kesetaraan;
4. Dalam pengembangan wilayah, mekanisme pasar harus juga menjadi prasyarat bagi
perencanaan pengembangan kawasan.

26

Rustiadi et al. (2009)mengemukakan bahwa kerangka klasifikasi konsep
wilayah yang lebih mampu menjelaskan berbagai konsep wilayah yang dikenal selama
ini adalah (1) wilayah homogen (uniform); (2) wilayah system/funsional; dan (3)
wilayahperencanaan/pengelolaan (planning region atau programming region).Dalam
pendekatan klasifikasi konsep wilayah ini, wilayah nodal dipandang sebagai salah satu
bentuk dari konsep wilayah system.Sedangkan dalam kelompok konsep wilayah
perencanaan, terdapat konsep wilayah administrative – politis dan wilayah
perencanaan fungsional.
Selanjutnya Rustiadi et al. (2009) menjelaskan Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) melalui ECOSOC 1582L menulis Pengembangan Wilayah adalah suatu
instrumen potensial untuk integrasi dan promosi dari usaha pengembangan sosial dan
ekonomi suatu negara yang sesuai dengan tujuan sebagai berikut:
a)

Merangsang perubahan struktural secara cepat dan reformasi sosial, khususnya
untuk meningkatkan distribusi pembangunan secara lebih luas pada kelompok
masyarakat yang paling tertinggal;

b) Meningkatkan partisipasi masyarakat di dalam menetapkan tujuan pembangunan
dan di dalam proses pengambilan keputusan serta mengembangkan organisasi
masyarakat;
c)

Menciptakan sistem kelembagaan dan struktur administrasi serta pendekatan
operasional untuk perencanaan pengembangan yang lebih efektif;

d) Mencapai distribusi penduduk dan aktivitas masyarakat yang lebih baik melalui
integrasi yang lebih efektif dari pengembangan kota dan desa;
e)

Memasukan pertimbangan lingkungan secara lebih efektif dalam program –
program pembangunan.
Menurut Adisasmita (2008), Pengembangan Wilayah diartikan sebagai upaya

pembangunan pada suatu wilayah atau beberapa daerah untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam, sumber daya manusia,
sumber daya kelembagaan, sumber daya teknologi dan prasarana fisik secara efektif,
optimal dan berkelanjutan.

27

Konsep pengembangan wilayah di Indonesia lahir dari suatu proses interaktif
yangmenggabungkan

dasarBdasar

pemahaman

teoritis

dengan

pengalaman

B

pengalaman praktis sebagai bentuk penerapannya yang bersifat dinamis. Dengan
kata

lain,

konsep

pengembangan

wilayah

di

Indonesia

merupakan

penggabungan dari berbagai teori dan model yang senantiasa berkembang yang
telah

diujiterapkan

dan

kemudian

dirumuskan

kembali

menjadi

suatu

pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pembangunan di
Indonesia (Syarifudin, 2008).
Selanjutnya Akil(2008) menjelaskan dalam sejarah perkembangan konsep
pengembangan wilayah di Indonesia,terdapat beberapa landasan teori yang turut
mewarnai keberadaannya.Pertamaadalah Walter Isard sebagai pelopor Ilmu Wilayah
yang mengkaji terjadinyahubungan sebabBakibat dari faktorBfaktor utama pembentuk
ruang wilayah,yakni faktor fisik, sosialBekonomi, dan budaya. Kedua adalah
Hirschmann (era 1950 an) yang memunculkan teori polarization effect dan trickling Down Effectdengan argumen bahwa perkembangan suatu wilayah tidak terjadi
secarabersamaan (unbalanced development).Ketiga adalah Myrdal (era 1950Ban)
dengan teori yang menjelaskan hubunganantara wilayah maju dan wilayah
belakangnya dengan menggunakan istilahbackwash and spread effect. Keempat adalah
Friedmann (era 1960Ban) yang lebihmenekankan pada pembentukan hirarki guna
mempermudah pengembangansistem pembangunan yang kemudian dikenal dengan
teori pusat pertumbuhan.Terakhir adalah Douglass (era 70Ban) yang memperkenalkan
lahirnya modelketerkaitan desa – kota (rural – urban linkages)dalam pengembangan
wilayah.
Pada era 90Ban, konsep pengembangan wilayah mulai diarahkan untuk
mengatasi kesenjangan wilayah, misalnya antara KTI dan KBI, antara kawasandalam
wilayah

pulau,

maupun

antara

kawasan

perkotaan

dan

perdesaan.

Perkembangan terakhir pada awal abad millennium, bahkan, mengarahkan
konsep

pengembangan

wilayah

sebagai

alat

untuk

mewujudkan

integrasi

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

28

Hukum Geografi ”Tobler” yang pertama menyebutkan bahwa ”setiap hal
memiliki keterkaitan dengan hal lainnya, namun yang lebih berdekatan memiliki
keterkaitan lebih dari lainnya”. Aspek soasial adalah fenomena yang alami. Sangat
wajar apabila perkembangan suatu wilayah lebih dipengaruhi oleh wilayah
disebelahnya atau lebih dekat dibanding wilayah lain yang lebih berjauhan akibat
adanya interaksi sosial – ekonomi antar penduduk.
Nuzul Achjar (2009) dalam tulisannya tentang Menata Kembali Geografi
Ekonomi Indonesia, mengatakan bahwa Laporan tahunan Bank Dunia 2009:
Reshaping Economic Geography (Menata Kembali Geografi Ekonomi) mempunyai
nuansa yang agak berbeda dibandingkan tahun – tahun sebelumnya. Isu geografi
ekonomi dalam laporan tersebut tampaknya sedikit banyak diilhami konsep peraih
Nobel ekonomi 2008, Paul Krugman tentang Geografi Ekonomi Baru (New Economic
Geography) dan Teori Perdagangan Baru (New Trade Theory). Melalui perspektif
geografi ekonomi (ekonomi ruang) Bank Dunia menyoroti berbagai ketimpangan
melalui jendela berbingkai 3BD yaitu konsentrasi kegiatan ekonomi (Density), aspek
biaya trasnportasi (Distance) dan faktor integrasi ekonomi (Division) lintas daerah dan
lintas negara. Ketiga faktor ”D” tersebut diharapkan dapat mengubah tatanan ekonomi
ruang untuk mengatasi persoalan ketimpangan, baik pada skala lokal maupun regional
termasuk regional lintas negara.Konsep Geografi Ekonomi Baru yang dilontarkan
Krugman dengan jelas mengindikasikan bahwa kosentrasi kegiatan ekonomi atau
aglomerasi bagaimanapun memerlukan kegiatan produksi dengan skala ekonomis
(economies of scale) tertentu yang tidak dapat diciptakan di semua daerah atau lokasi
begitu saja.

# #

, ( -

'.

$! / )

- !

Untuk pengembangan wilayah kepulauan diperlukan konsep yang mempunyai
tujuan utama, yaitu:Pertama, mewujudkan keseimbangan wilayah daratan dan perairan
(laut) antara daerah dan pulau terutama dalam hal tingkat pertumbuhannya, selain
untuk memenuhi tuntutan keadilan sosial, juga memungkinkan berlangsungnya
pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau) yang berimbang, artinya

29

pembangunan dan perdagangan dilakukan secara efisien dan saling menguntungkan itu
akan mendorong pembangunan dan perdagangan antar daerah (pulau) yang semakin
intensif. Hal ini mendorong terwujudnya ”spesialisasi daerah”, yang berarti pula
membuka kesempatan yang lebih besar bagi masing – masing daerah untuk
berkembang dan bertumbuh lebih maju.Kedua, terwujudnya keseimbangan antar
daerah (pulau) berarti pula bahwa kesatuan ekonomi dari wilayah daratan kepulauan
dan perairan menjadi lebih kokoh.

#*#

, ( - &, ,' $ ! / )
Adisasmita (2010) mengatakan bahwa pembangunan Ekonomi Wilayah

(regional) terdiri dari beberapa teori penting diantaranya menurut Aliran Klasik, Neo
Klasik, Harrod – Domar, Keynes dan Pasca Keynes serta Teori Basis Ekspor dan
Teori Sektor.

#*# # ! "

! (&

Aliran Klasik muncul pada akhir abad ke – 18 (tahun 1776) dipelopori oleh
Adam Smith yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan karena faktor
perkembangan jumlah penduduk dan pembentukan modal.
David Ricardo berpendapat bila jumlah penduduk dan akumulasi modal
bertambah terus menerus, maka ketersediaan tanah (lahan) yang subur menjadi kurang
jumlahnya atau semakin langka. Maka akibatnya sewa tanah yang akan lebih tinggi
dari pada tanah yang kurang subur.
Menurut Thomas Robert Malthus, kenaikan jumlah penduduk yang terus
menerus konsekwensinya adalah permintaan akan bahan pangan semakin meningkat.
Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk menurut deret ukur, sedangkan tingkat
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung.

30

#*# # ! "

,

! (&

Aliran neo klasik menggantikan aliran klasik. Ahli – ahli neo klasik banyak
menyumbangkan pemikiran mengenai teori pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai
berikut:


Akumulasi modal merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi,



Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang gradual,



Pertumbuhan ekonomi merupakan proses yang harmonis dan kumulatif,



Aliran Neo Klasik merasa optimis terhadap pertumbuhan (perkembangan).
Aliran Neo Klasik berpendapat bahwa dalam perkembangan ekonomi jangka

panjang, senantiasa akan muncul kekuatan tandingan (counter forces) yang dapat
menanggulangi ketidakseimbangan dan mengembalikan penyimpangan kepada
keadaan keseimbangan yang stabil, sehingga tidak diperlukan intervensi kebijakan
pemerintah secara aktif.

#*#*#

0 & %

"",0 1 ,' "

Pendekatan Harrod – Domar menekankan pentingnya peranan akumulasi modal
dalam proses pertumbuhan. Akumulasi modal mempunyai peranan ganda yaitu
menimbulkan pendapatan dan menaikan kapasitas produksi melalui penambahan
persediaan modal. Secara sederhana teori ini mengatakan, jika keseimbangan pada
tingkat full employment hendak dipertahankan, maka dibutuhkan investasi dalam
jumlah yang cukup besar (bertambah), yang berarti pendapatan nasional makin besar,
untuk mengurangi jumlah penduduk yang bertambah.

#*#2# ! "

/

(0

(

/

(

Aliran Keynes menekankan pada persoalan permintaan efektif (Effective
demand). Analisisnya adalah jangka pendek. Tema sentralnya adalah karena upah
bergerak lamban, maka sistem kapitalisme tidak akan secara otomatis menuju kepada
tercapainya keseimbangan penggunaan tenaga kerja secara penuh (full – employment
equilibrium).

Menurut

Keynes

akibat

yang

ditimbulkan

adalah

sebaliknya

31

(equilibirium underemployment) yang dapat diperbaiki melalui kebijakan fiskal atau
moneter untuk meningkatkan permintaan agregat.
Aliran Pasca Keynes memperluas teori Keynes menjadi teori output dan
kesempatan kerja dalam jangka panjang, yang menganalisis fluktuasi jangka pendek
untuk mengetahui adanya perkembangan jangka panjang. Beberapa persoalan penting
dalam