maupun invetaris yang ada, kabel, pengukur daya dan lainnya, pemeliharaan bengkel.
28. Kepala Bengkel Teknik Audio Visual Kabeng TAV Kabeng TAV bertanggung jawab atas kelancaran belajar mengajar
yang diadakan di bengkel teknik audio visual , seperti ketersediaan sarana microphone,monitor,dll, serta pemeliharaan bengkel
29. Kepala Bengkel Teknik Kendaraan Ringan Kabeng TKR Kabeng TKR bertanggung jawab atas kelancaran belajar mengajar
yang diadakan di bengkel teknik kendaraan ringan , ketersediaan sarana dan prasarana maupun pemeliharaan bengkel.
30. Guru Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. 31. Siswa
Merupakan anak didik yang melakukan kegiatan belajar di sekolah, siswa wajib mentaati peraturan yang ada disekolah dan berhak mendapat
fasilitas belajar.
4.1.4 Flow of Document
a. Narasi
A. Siswa mengisi formulir pendaftaran beasiswa yang kemudian dikumpulkan ke bagian Kaur BK.
B. Kaur BK menyeleksi dan membuat surat rekomendasi berdasarkan formulir pendaftaran beasiswa.
C. Surat rekomendasi diterima oleh kepala sekolah, dan kepala sekolah menandatangani surat rekomendasi
D. Surat rekomendasi dikirimkan ke yayasan supersemar, yang kemudian membuat surat pemberitahuan penerima beasiswa
dan dikirimkan ke Kaur BK untuk diumumkan .
b. Flow of Document Penentuan Penerima Beasiswa Supersemar di SMK N 3 Semarang
Siswa Kaur BKBP
Kepala Sekolah Supersemar
Formulir Pendaftaran
Beasiswa
A A
Formulir Pendaftar
Formulir Pendaftaran
Beasiswa Surat Rekomendasi
B
Surat Rekomendasi
B
Menandatanga ni surat
rekomendasi
Surat Rekomendasi acc
C
Surat Rekomendasi acc
C
Membuat surat pemberitahuan
penerima beasiswa
Surat Rekomendasi acc
Surat pemberitahuan penerima beasiswa
D D
Surat pemberitahuan penerima beasiswa
Menyeleksi Membuat Surat
Rekomendasi
Gambar 4.2 : Flow of Document Penentuan Penerima Beasiswa Supersemar di SMK N 3 Semarang
4.2 Analisis Sistem 4.2.1 Unsur Pemilihan Penerima Beasiswa Supersemar
Adapun kriteria yang dibutuhkan dalam pemilihan penerima beasiswa supersemar yaitu :
1. Nilai Rapor Rata-rata nilai rapor semester terakhir, yang didapat dari
fotocopy nilai rapor. 2. Prestasi Kejuaraan
Lomba yang pernah dimenangkan siswa, dan dapat dibuktikan dengan fotocopy piagam.
3. Kelakuan Siswa Penilaian terhadap Kelakuan siswa yang didapatkan melalui
nilai point pada buku kedisiplinan siswa. 4. Kondisi Ekonomi
Kondisi keuangan siswa, diukur dari jumlah gaji orang tua. 5. Keaktifan Dalam Berorganisasi
Penilaian terhadap keaktifan siswa dalam organisasi sekolah seperti OSIS maupun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di
sekolah.
4.2.2 Identifikasi Masalah dan Sumber Masalah
Masalah yang terjadi dalam proses pemilihan penerima beasiswa supersemar pada SMK N 3 Semarang adalah pihak sekolah
kesulitan dalam menentukan penerima beasiswa dikarenakan banyaknya kriteria yang perlu dipertimbangkan yang pada akhirnya
cenderung memilih secara subyektif sehingga keputusan yang diambil kurang berkualitas.
4.2.3 Identifikasi Kebutuhan Informasi
Untuk mengatasi masalah yang ada dalam pemilihan penerima beasiswa Supersemar pada SMK N 3 Semarang, diperlukan data-
data maupun informasi – informasi tentang pemilihan yang
diperlukan untuk pengolahan data, diantara lain :
A. Identifikasi Data dan Informasi Identifikasi Data:
1. Data Siswa Data yang berhubungan dengan siswa seperti nama,
alamat dan lain-lain. 2. Data Kriteria
Kriteria yang diperlukan untuk menentukan penerima beasiswa Supersemar
3. Data Penilaian Merupakan hasil penilaian tim seleksi atas kriteria-
kriteria yang ada. 4. Data Pembobotan
Merupakan hubungan dari kriteria yang ada Identifikasi Informasi :
1. Informasi hasil perhitungan AHP dan TOPSIS Lembar yang berisi hasil perhitungan Sistem Pendukung
Keputusan pemilihan penerima beasiswa Supersemar berupa rangking dari nominee
B. Identifikasi Sumber Data dan Tujuan Informasi Identifikasi Sumber Data :
1.Siswa 2.Kaur BKBP
Identifikasi Tujuan Informasi : 1. Kaur BKBP
4.2.4 Alternatif Sistem Yang Diusulkan
Setelah dilakukan survei pada SMK N 3 Semarang mengenai pemilihan penerima beasiswa Supersemar yang berjalan, maka
diusulkan Sistem Pendukung Keputusan penentuan penerima beasiswa Supersemar. Dengan sistem ini, diharapkan dapat
membantu sekolah dalam memilih penerima beasiswa, dan akhirnya beasiswa dapat diterima oleh siswa yang layak.
4.2.5 Identifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak dan Keras
Untuk mendukung jalannya Sistem Pendukung Keputusan pemilihan penerima beasiswa Supersemar, perlu adanya dukungan
dari software dan hardware yang memadai. 1. Identifikasi Kebutuhan Software
a. Bahasa Pemrograman Menggunakan bahasa pemrograman script Visual Basic 6.0
b. Database Menggunakan database MySQL
c. Sistem Operasi Menggunakan Windows XP atas Windows 7
2. Identifikasi Kebutuhan Hardware a. Processor intel core 2 duo 3,3 GHz
b. Memory DDR3 1GB c. Harddisk 160 GB
d. VGA 512 MB e.
CD RW, mouse, monitor, printer
4.2.6 Identifikasi Kebutuhan Biaya
Rincian biaya yang diperlukan dalam penerapan atau pembuatan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan penerima
beasiswa Supersemar : 1. Biaya Pengadaan
1 unit komputer Rp. 2.100.000
Printer Rp. 700.000
2. Biaya Persiapan Operasional Biaya Survei
Rp. 100.000 Biaya Analisis Sistem
Rp. 1.500.000 Biaya Programmer
Rp. 800.000 Biaya Pelatihan
Rp. 500.000 Total
Rp. 5.700.000
4.2.7 Identifikasi Kebutuhan Manfaat
Penerapan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan penerima beasiswa Supersemar ini diharapkan mempermudah sekolah untuk
menentukan siswa yang layak mendapatkan beasiswa bedasarkan kriteria yang ditentukan yang pada akhirnya dapat membantu
penerima untuk menyelesaikan pendidikannya.
4.3 Analisis Permodelan Data 4.3.1 AHP
4.3.1.1 Penentuan Kriteria
Kriteria yang diperlukan untuk menentukan penerima beasiswa Supersemar di SMK N 3 Semarang :
1. Keaktifan dalam Organisasi 2. Kondisi ekonomi
3. Kelakuan siswa 4. Prestasi kejuaraan
5. Nilai Rapor
4.3.1.2 Penyusunan Hirarki
Pemilihan Beasiswa Supersemar
Keaktifan Dalam Organisasi
Kondisi Ekonomi
Kelakuan Siswa Prestasi
Kejuaraan Nilai rapor
Siswa 1 Siswa 2
Siswa 3 Tujuan
Kriteria
Alternatif
Gambar 4.3 : Hirarki Tujuan Pemilihan Beasiswa Supersemar
4.3.1.3 Penentuan Bobot Prioritas Kriteria dan Konsistensi
Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menentukan
prioritas kriteria adalah sebagai berikut : a. Menentukan Matriks Perbandingan Berpasangan
Hasil perbandingan dari masing – masing kriteria akan
berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Skala
perbandingan berpasangan dan maknanya diperkenalkan oleh Saaty bisa dilihat dibawah.
Intetitas Kepentingan 1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen
mempunyai pengaruh yang sama besar 3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
elemen yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan
elemen yang lainnya 5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang
lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang
lainnya 7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada
elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu
terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.
2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan- pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan
bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk aktivitas i mendapat satu
angka dibanding dengan aktivitas j , maka j mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i.
Membuat matrik perbandingan berpasangan ke-5 kriteria penilaian berdasarkan hasil survei pada SMK N 3
Semarang. Nilai Rapor = A
Prestasi Kejuaraan = B Kelakuan Siswa = C
Kondisi Ekonomi = D Keorganisasian = E
Tabel 4.1 : Matrik Perbandingan Berpasangan
A B
C D
E A
1 2
3 5
7
B 0,50
1 2
6 8
C 0,33
0,50 1
3 5
D 0,20
0,17 0,33
1 3
E 0,14
0,12 0,2
0,33 1
b. Membuat Matrik Nilai Kriteria Matrik ini diperoleh dengan rumus berikut :
Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama jumlah masing
– masing kolom lama. Tabel 4.2 : Matrik Nilai Kriteria
A B
C D
E
JUMLAH PRIORITAS
A 0,46
0,53 0,46
0,33 0,29
2,06 0,41
B 0,23
0,26 0,31
0,39 0,33
1,52 0,30
C 0,15
0,13 0,15
0,20 0,21
0,84 0,17
D 0,09
0,04 0,05
0,07 0,13
0,38 0,08
E 0,07
0,03 0,03
0,02 0,04
0,19 0,04
c. Membuat Matrik Penjumlahan Setiap Baris
A = Matrik Perbandingan Berpasangan B = Kolom Prioritas
=
�1 �1
+
�2 �2
+
�3 �3
… .
�� ��
Dengan hasil perhitungan :
Tabel 4.3 : Matrik Penjumlahan Tiap Baris
A B
C D
E JUMLAH
A 0,41
0,61 0,51
0,38 0,27
2,17 B
0,21 0,30
0,34 0,45
0,31 1,61
C 0,14
0,15 0,17
0,23 0,19
0,88 D
0,08 0,05
0,06 0,08
0,12 0,38
E 0,06
0,04 0,03
0,03 0,04
0,19
d. Perhitungan Rasio Konsistensi
Perhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi CR ≤ 0,1. Jika ternyata nilai CR ≥ 0,1 maka
matriks perbandingan berpasangan harus diperbaiki. Untuk menghitung rasio konsistensi dibuat tabel seperti berikut :
Tabel 4.4 : Perhitungan Rasio Konsistensi
Jumlah Per Baris
Prioritas Hasil
A 2,17
0,41 2,59
B 1,61
0,30 1,91
C 0,88
0,17 1,05
D 0,38
0,08 0,46
E 0,19
0,04 0,23
Total 6,24
Maka dari tabel di atas didapatkan :
Jumlah jumlahan dari seluruh nilai hasil = 6,24 n jumlah kriteria = 5
λ maks jumlahn = 1,25 Index Consistency
= [λmaks-n n]
= [1,25-55] = -0,75
Random Index matrik ordo 5 = 1,12 Consistency Ratio CR = ICRI
= -0,751,12 = -0,67
Dikarenakan CR
≤ 0,1 maka Consistency Ratio dapat diterima
4.3.2 Perhitungan TOPSIS
Dari perhitungan AHP didapat bobot prioritas berikut ini : Nilai Rapor = A
Prestasi Kejuaraan = B Kelakuan Siswa = C
Kondisi Ekonomi = D Keorganisasian = E
Tabel 4.5 : Tabel Bobot Prioritas
A B
C D
E 0,41
0,30 0,17
0,08 0,04
Maka sebagai contoh, diberikan hasil penilaian tiap kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.6 : Tabel Penilaian Kriteria
A B
C D
E Siswa 1
1 4
4 1
5
Siswa 2
2 4
3 3
4
Siswa 3 4
2 4
2 4
4.3.2.1 Perangkingan Tiap Alternatif
Perangkingan tiap alternatif dapat dilakukan dengan rumus di bawah ini.
. . . . . 1 maka didapatkan matrik di bawah ini.
Tabel 4.7 : Tabel Perangkingan Alternatif
A B
C D
E Siswa A
0.22 0.67
0.62 0.27
0.66
Siswa B 0.44
0.67 0.47
0.80 0.53
Siswa C
0.87 0.33
0.62 0.53
0.53
4.3.2.2 Matrik Keputusan Ternormalisasi Terbobot
Untuk membuat matrik ternormalisasi terbobot menggunakan rumus di bawah ini.
. . . . . 2 Di mana
�� merupakan bobot prioritas yang didapatkan dari tabel bobot prioritas. Sehingga didapatkan matrik sebagai berikut :
Tabel 4.8 : Tabel Matrik Keputusan Ternormalisasi Terbobot
A B
C D
E Siswa A
0,01 0,04
0,07 0,07
0,34
Siswa B
0,02 0,04
0,05 0,21
0,27
Siswa C
0,04 0,02
0,07 0,14
0,27
4.3.2.3 Menentukan Solusi Ideal Positif dan Negatif
Solusi ideal positif : Mencari solusi ideal positif dengan rumus di bawah ini.
. . . . . 3 Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
�1
+
=0,36 �2
+
=0,20 �3
+
=0,11 �4
−
=0,02 karena kondisi ekonomi �5
+
=0,03 Solusi ideal negatif :
Mencari solusi ideal negatif dengan rumus di bawah ini.
. . . . . 4 Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut
�1
−
=0,09 �2
−
=0,10 �3
−
= 0,08 �4
+
= 0,06karena kondisi ekonomi �5
−
= 0,02
4.3.2.4 Menentukan Jarak Antara Nilai Terbobot Setiap Alternatif
menentukan jarak antara nilai terbobot dengan solusi ideal positif dengan ru
mus di bawah ini
. . . . . 5
maka didapatkan hasil sebagai berikut : D1+=0,27
D2+ =0,19 D3+=0,10
Menentukan jarak antara nilai terbobot dengan solusi ideal negatif dengan rumus di bawah ini
. . . . . . 6 Maka didapatkan hasil sebagai berikut :
D1-=0,11 D2-=0,14
D3-=0,27
4.3.2.5 Mencari Kedekatan Setiap Alternatif Terhadap Solusi Ideal
mencari kedekatan setiap alternatif terhadap solusi ideal dengan rumus di bawah ini.
. . . . . . 7 Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
V1 = 0,0698 = 0,29 0,0698 +0.1465
V2= 0,1419 = 0,42 0,1419 +0,0760
V3 = 0.0823 = 0,72 0.0823+0.0978
4.3.2.6 Perangkingan
Berdasarkan Kedekatan
Setiap Alternatif Terhadap Solusi Ideal
Dari perhitungan sebelumnya didapatkan nilai akhir sebagai berikut :
Tabel 4.9 : Tabel Kedekatan Setiap Alternatif Terhadap Solusi Ideal
V1 0,29
V2 0,42
V3 0,72
Padal kolom pertama pada tabel di atas , V1, V2, V3 mewakili setiap
alternatif yang
ada, sehingga
apabila dilakukan
perangkingan hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.10 : Tabel Perangkingan Tiap Alternatif Berdasarkan Kedekatan Terhadap Solusi Ideal
V3 0,72
V2 0,42
V1 0,29
Dari tabel di atas, dapat kita simpulkan bahwa siswa 3 yang paling
layak mendapatkan beasiswa Supersemar
4.4 Desain Sistem
Perancangan Sistem
Pendukung Keputusan
pemilihan penerima beasiswa Supersemar akan dilakukan dalam dua tahap
subsistem. Subsistem model dan subsistem basisdata.
4.4.1 Subsistem Model
Perancangan subsistem
model Sistem
Pendukung Keputusan pemilihan penerima beasiswa Supersemar akan
didesain dengan menggunankan model context diagram, decomposition diagram, DFD leveled dan penerapan basis model
dalam aplikasi.
4.4.1.1 Context Diagram
Gambar 4.4 : Context Diagram
SPK Seleksi
Beasiswa Supersemar
Siswa Kaur
BPBK Data Siswa
Data Kriteria Data Pembobotan
Data Penilaian Informasi
Hasil Perhitungan Project Name:
Project Path: Chart File:
Chart Name: Created On:
Created By: Modified On:
Modified By: SPK Seleksi Beasiswa Supersemar
c:\skipsi\ dfd00001.dfd
SPK Seleksi Beasiswa Supersemar Sep-22-2013
Dion Wicaksono Oct-17-2013
Dion Wicaksono
4.4.1.2 Decomposition Diagram
1.2 Pendataan
Kriteria SPK Penentuan
Penerima Beasiswa Supersemar
2.2 Perhitungan
TOPSIS 2.1
Perhitungan AHP
1.1 Pendataan
Siswa 3
Pembuatan Informasi Hasil
Perhitungan 2
Perhitungan Permodelan Data
1 Pendataan
Gambar 4.5 : Decomposition Diagram
4.4.1.3 DFD Leveled
Gambar 4.6 : DFD level 0 SPK Penentuan Beasiswa Supersemar
1 Pendataan
2 perhitungan
permodelan data
3 Pembuatan
informasi perhitungan
Kaur BPBK
Siswa
Siswa Kriteria
Pembobotan
Prioritas Penilaian
Kriteria
Siswa Data Kriteria
Data Siswa Data Kriteria
Data Siswa
Data Siswa Data Pembobotan
Data Kriteria Data Pembobotan
Data Penilaian
Data Prioritas Data Penilaian
Data Penilaian Data Prioritas
Data Siswa Data Kriteria
Informasi Hasil Perhitungan
Project Name: Project Path:
Chart File: Chart Name:
Created On: Created By:
Modified On: Modified By:
SPK Seleksi Beasiswa Supersemar c:\skipsi\
dfd00004.dfd Pendataan
Sep-22-2013 Dion Wicaksono
Oct-17-2013 Dion Wicaksono
Gambar 4.7 : DFD level 1 Pendataan
Siswa
Kaur BPBK
1.1 Pendataan
Siswa
1.2 Pendataan
Kriteria Siswa
Kriteria Data Siswa
Data Siswa
Data Kriteria Data Kriteria
Project Name: Project Path:
Chart File: Chart Name:
Created On: Created By:
Modified On: Modified By:
SPK Seleksi Beasiswa Supersemar c:\skipsi\
dfd00007.dfd Pendataan Siswa
Oct-17-2013 Dion Wicaksono
Oct-18-2013 Dion Wicaksono
Gambar 4.8 : DFD level 1 Perhitungan Permodelan Data
Kriteria Pembobotan
Prioritas
Siswa
Penilaian 2.2
Perhitungan TOPSIS
2.1 Perhitungan
AHP
Kaur BPBK
Data Kriteria Data Pembobotan
Data Prioritas
Data Prioritas
Data Siswa Data Penilaian
Data Penilaian Project Name:
Project Path: Chart File:
Chart Name: Created On:
Created By: Modified On:
Modified By: SPK Seleksi Beasiswa Supersemar
c:\skipsi\ dfd00006.dfd
perhitungan permodelan data Sep-22-2013
Dion Wicaksono Sep-23-2013
Dion Wicaksono
4.4.2 Subsistem Basis Data
Data yang digunakan dalam SPK penentuan penerima beasiswa Supersemar ini ditampung dalam sebuah basis data yang akan diintegrasikan dengan
program komputer sehingga dapat digunakan pengguna.
4.4.2.1 Entity Relationship Diagram ERD
Siswa Kriteria
Penilaian Nama
Alamat NIS
Kota Kelas
NoKriteria NamaKriteria
NIS NoPenilaian
NoKriteria Point
Penilaian
N N
Pembobotan Perhitungan
1
1 N
Memiliki
Bobot Prioritas
1 1
1
NoKriteria
NoKriteria PointBPrioritas
PointBobot Hasil
Perhitungan bobotK1
bobotK2 bobotK3
bobotK4 bobotK5
Memiliki Tahun
Periode Jkel
Gambar 4.9 : ERD SPK Penentuan Penerima Beasiswa Supersemar
4.4.2.2 Implementasi ERD ke Dalam Tabel
1. Tabel Siswa Tabel 4.11 : Tabel Siswa
NIS Nama
Kelas Alamat
Kota Jkel
2. Tabel Kriteria Tabel 4.12 : Tabel Kriteria
NoKriteria NamaKriteria
3. Tabel Pembobotan Tabel 4.13 : Tabel Pembobotan
NoKriteria BobotK1
BobotK1 BobotK1
BobotK1
BobotK5
Dikarenakan Pembobotan merupakan entitas lemah dari entitas kriteria, maka key dari tabel pembobotan diambil dari key pada tabel
kriteria.
4. Tabel Bobot Prioritas Tabel 4.14 : Tabel Bobot Prioritas
NoKriteria PointBPrioritas
Dikarenakan entitas bobot prioritas merupakan entitas lemah dari entitas pembobotan, maka key dari tabel pembobotan diambil dari key
pada tabel pembobotan. 5. Tabel Penilaian
Tabel 4.15 : Tabel Penilaian NoPenilaian
Tahun Periode NIS PointPerhitungan
Tabel 4.16 : Tabel Penilaian Detail NoPenilaian
NIS NoKriteria
PointPenilaian
Tabel penilaian terbentuk dikarenakan relasi entitas siswa dan kriteria memiliki derajat relasi Many to Many, atribut Point perhitungan
didapatkan dari relasi himpunan agregasi dengan entitas bobot prioritas yang memiliki hubungan relasi One to One.
Tabel penilaian detail terbentuk karena normalisasi dari tabel penilaian, untuk menghindari atribut bernilai ganda.
4.4.2.3 Uji Normalisasi
1. Tabel Siswa NIS
Nama Kelas
Alamat Kota
Jkel
a. First Normal Form Pada tabel siswa tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda. Tabel
siswa memenuhi syarat First Normal Form b. Second Normal Form
Tabel siswa telah memenuhi Second Normal Form karena setiap atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap atribut
kunci. NIS
Nama,Kelas,Alamat,Kota,jkel c. Third Normal Form
Tabel siswa telah memenuhi Third Normal Form karena tidak ada atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci
memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya . Nama
Kelas,Alamat,Kota,jkel Kelas
Nama,Alamat,Kota,jkel Alamat
Kelas,Nama,Kota,jkel Kota
Kelas,Alamat,Nama,jkel jkel
Kelas,Alamat,Nama,kota
2. Tabel Kriteria NoKriteria
NamaKriteria
a. First Normal Form Pada tabel kriteria tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda. Tabel
kriteria memenuhi syarat First Normal Form
b. Second Normal Form Tabel kriteria telah memenuhi Second Normal Form karena setiap
atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci.
NoKriteria NamaKriteria c. Third Normal Form
Tabel siswa telah memenuhi Third Normal Form karena tidak ada atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci
memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya . NamaKriteria NoKriteria
3. Tabel Pembobotan NoKriteria
BobotK1 BobotK1
BobotK1 BobotK1
BobotK5
a. First Normal Form Pada tabel pembobotan tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda.
Tabel pembobotan memenuhi syarat First Normal Form b. Second Normal Form
Tabel pembobotan telah memenuhi Second Normal Form karena setiap atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap atribut
kunci. NoKriteria Bobotk1,Bobotk2,Bobotk3,Bobotk4,Bobotk5
c. Third Normal Form Tabel pembobotan telah memenuhi Third Normal Form karena tidak
ada atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya .
Bobotk1 Bobotk2,Bobotk3,Bobotk4,Bobotk5
Bobotk2 Bobotk1,Bobotk3,Bobotk4,Bobotk5
Bobotk3 Bobotk1,Bobotk2,Bobotk4,Bobotk5
Bobotk4 Bobotk1,Bobotk3,Bobotk2,Bobotk5
Bobotk5 Bobotk1,Bobotk3,Bobotk4,Bobotk2
4. Tabel BobotPrioritas NoKriteria
PointBPrioritas
a. First Normal Form
Pada tabel BobotPrioritas tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda. Tabel BobotPrioritas memenuhi syarat First Normal Form
b. Second Normal Form Tabel BobotPrioritas telah memenuhi Second Normal Form karena
setiap atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap atribut kunci.
NoKriteria PointBPrioritas c. Third Normal Form
Tabel BobotPrioritas telah memenuhi Third Normal Form karena tidak ada atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci
memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya . PointBPrioritas NoKriteria
5. Tabel Penilaian dan PenilaianDetail A. Tabel Penilaian
NoPenilaian Tahun Periode NIS
PointPerhitungan
a. First Normal Form Pada tabel Penilaian tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda.
Tabel Penilaian memenuhi syarat First Normal Form b. Second Normal Form
Tabel Penilaian telah memenuhi Second Normal Form karena setiap atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap atribut
kunci. NoPenilaian Tahun,Periode,NIS ,PointPerhitungan
c. Third Normal Form Tabel Penilaian telah memenuhi Third Normal Form karena tidak ada
atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya .
Tahun Periode,NIS,PointPerhitungan,NoPenilaian
Periode Tahun,NIS, PointPerhitungan,NoPenilaian
NIS Tahun,Periode,PointPerhitungan,NoPenilaian
PointPerhitungan Tahun,Periode,NIS,NoPenilaian B. Tabel PenilaianDetail
NoPenilaian NIS
NoKriteria PointPenilaian
a. First Normal Form Pada tabel PenilaianDetail tidak ada atribut berulang atau bernilai ganda.
Tabel PenilaianDetail memenuhi syarat First Normal Form b. Second Normal Form
Tabel PenilaianDetail telah memenuhi Second Normal Form karena setiap atribut bukan kunci bergantung secara fungsional terhadap
atribut kunci. NoPenilaian NIS,NoKriteria,PointPenilaian
c. Third Normal Form Tabel PenilaianDetail telah memenuhi Third Normal Form karena
tidak ada atribut yang memiliki ketergantungan transitif atribut bukan kunci memiliki ketergantungan terhadap atribut bukan kunci lainnya .
NIS NoKriteria,PointPenilaian
NoKriteria NIS,PointPenilaian
PointPenilaian NIS,NoKriteria
4.4.2.4 Relasi Antar Tabel
Siswa NIS
Nama Kelas
Alamat Kota
Jkel Pembobotan
NoKriteria BobotK1
BobotK2 BobotK3
BobotK4 BobotK5
BobotPrioritas NoKriteria
PointBPrioritas
Penilaian NoPenilaian
Tahun Periode
NIS PointPerhitungan
Kriteria NoKriteria
NamaKriteria
PenilaianDetail NoPenilaian
NIS NoKriteria
PointPenilaian
Gambar 4.10 : Relasi Tabel
4.4.2.5 Kamus Data
1. Tabel Siswa Tabel Siswa = NIS + Nama + Kelas + Alamat + Kota + Jkel
NIS = 5{varchar}5 Nama = 1{varchar}20
Kelas = 1{varchar}3 Alamat = 1{varchar}50
Kota = 1{varchar}10 Jkel = 1{varchar}6
2. Tabel Kriteria Tabel Kriteria = NoKriteria + NamaKriteria
NoKriteria = 3{varchar}3 NamaKriteria = 15{varchar}15
3. Tabel Pembobotan Tabel Pembobotan =NoKriteria + BobotK1 + BobotK1 + BobotK1+
BobotK1+BobotK1 NoKriteria = 3{varchar}3
BobotK1=1{float}4 BobotK2=1{float}4
BobotK3=1{float}4 BobotK4=1{float}4
BobotK5=1{float}4 4. Tabel BobotPrioritas
Tabel BobotPrioritas = NoKriteria + PointBPrioritas NoKriteria = 3{varchar}3
PointBPrioritas =1{float}4 5. Tabel Penilaian
Tabel Penilaian = NoPenilaian + Tahun + Periode + NIS + PointPerhitungan
NoPenilaian = 7{varchar}7 Tahun = 4{year}4
Periode = 1{varchar}6 NIS = 5{varchar}5
PointPerhitungan = 1{float}4 6. Tabel PenilaianDetail
Tabel PenilaianDetail = NoPenilaian + NIS + NoKriteria + PointPenilaian NoPenilaian = 7{varchar}7
NIS = 5{varchar}5 NoKriteria = 3{varchar}3
PointPenilaian = 1{float}4
4.4.3 Desain Input Output 4.4.3.1 Desain Input
a. Desain Login
User ID Password
Login Batal
xxxxxxxxxx xxxxxxxxxx
Gambar 4.11 : Desain Form Login
b. Pendataan Siswa
Nama NIS
Kelas
Alamat
Kota Jenis Kelamin
Pria Wanita
Tambah Edit
Simpan Hapus
Batal Keluar
Pendataan Siswa
Gambar 4.12 : Desain Form Pendataan Siswa
c. Pendataan Kriteria
Nama Kriteria
No Kriteria xxxxxxx
xxxxxxxx
Tambah Edit
Simpan Hapus
Batal Keluar
Pendataan Kriteria
Gambar 4.13 : Desain Form Pendataan Kriteria
d. Penilaian
Tambah Simpan
Hapus Batal
Keluar Penilaian
HITUNG INPUT
No Penilaian Tahun
Periode NIS
Nama Nilai Rapor
Nilai Kejuaraan
Nilai Kelakuan
Nilai Ekonomi
Nilai Keorganisasian
XXXX XXXX
XXXX XXXX
XXXX
x x
x x
x
Gambar 4.14 : Desain Form Penilaian
4.4.3.2 Desain Output
a. Desain Informasi Hasil Perhitungan
xxxx xxxxxx
Tahun Ajaran Periode
Informasi Hasil Perhitungan
NIS Nama Tahun
Periode
N.Rapor N.Kejuaraan N.Akhir
N.Keorganisasi an
N.Ekonomi N.Kelakuan
Gambar 4.15 : Desain Form Informasi Hasil Perhitungan
4.5 Implementasi Sistem
Implementasi sistem ini dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam dokumen desain sistem yang disetujui, untuk memulai sistem
yang baru atau yang diperbaiki.
1. Form Menu Utama
Gambar 4.16 : Form Menu Utama Form menu utama merupakan tampilan awal program saat dijalankan. Terdapat
empat sub menu yaitu : pendataan, perhitungan, perangkingan, keluar. Di dalam sub menu pendataan terdapat dua sub menu, pendataan siswa, pendataan kriteria.
Di dalam sub menu perhitungan terdapat sub menu pembobotan dan penilaian. 2. Form Login
Gambar 4.17 : Form Login
Form login digunakan sebagai proses authentification user. Sehingga kerahasiaan data sistem terjamin.
3. Form Pendataan Siswa
Gambar 4.18 : Form Pendataan Siswa Form pendataan siswa digunakan untuk melakukan pencatatan data-data siswa
4. Form Pendataan Kriteria
Gambar 4.19 : Form Pendataan Kriteria Form pendataan siswa digunakan untuk melakukan pencatatan data-data kriteria
yang digunakan untuk pemilihan penerima beasiswa 5. Form Penilaian
Gambar 4.20 : Form Penilaian Form penilaian digunakan untuk menghitung nilai-nilai dari tiap siswa sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan , metode perhitungan yang digunakan adalah metode TOPSIS.
7. Form Perangkingan
Gambar 4.21 : Form Perangkingan Form Perangkingan digunakan untuk merangking point kedekatan dengan solusi
ideal yang dimiliki tiap siswa sehingga dapat diketahui mana kandidat terbaik penerima beasiswa.
4.6 Pengujian Sistem