Lafadz Doa Sesudah Khutbah Kedua
LAFADZ DOA SESUDAH KHUTBAH KEDUA
Pertanyaan Dari:
Mahmud, NBM. 1150.140601.64798,
Jl. Imam Bonjol No. 90 B Melayu, Salong, Lombok Timur, NTB
(disidangkan pada hari Rabu, 24 Rajab 1428 H / 8 Agustus 2007 M)
Pertanyaan:
Assalaamu ’alaikum Wr. Wb.
Dalam SM No. 9 tahun ke-92, Mei 2007, tercantum dalam doa sesudah khutbah kedua
َربّيَانَا
ِصغَ ًارا. Apakah itu ayat atau bukan? Apakah hasil Tarjih atau belum? Apakah sudah dilegalkan
oleh Muhammadiyah menjadi doa?
Semua kita yakin bahwa satu huruf pun dari ayat-ayat al-Qur'an tidak boleh diubah agar
kita tidak ketularan watak Yahudi yang sudah berani mengubah kitab sucinya. Kasus seperti ini
pernah kami tanyakan kepada ustadz di kampung yang mereka jawab: ... agar mencakup banyak
orang sesuai dengan qaidah nahwu sharaf bahasa Arab, ... . Maka, apakah sesudah menjadi
sarjana bahasa Arab, mereka akan bebas mengubah huruf ayat al-Qur'an?
Di samping itu kami sangat menyambut baik rubrik Suara Muhammadiyah yang memuat
khutbah Jum'at, karena sangat membantu kami di kampung-kampung yang saat ini sedang
berusaha membenahi masjid-masjidnya, sesuai dengan perubahan dan kemajuan zaman.
Akhirnya atas perhatian PP Muhammadiyah, kami sampaikan terima kasih.
Billahit taufiq wal hidayah. Wassalaamu ’alaikum Wr. Wb.
Jawaban:
Rubrik khutbah yang dimuat di Suara Muhammadiyah adalah hasil tulisan perorangan
bukan produk Majelis Tarjih dan Tajdid. Maka doa tersebut belum mendapat pengesahan dari
Muhammadiyah. Doa tersebut bukan ayat al-Qur'an. Kami tidak mengetahui persis apakah doa
tersebut berasal dari ayat al-Qur'an yang sudah diubah dlamirnya, dari dlamir mutakallimin
wahid menjadi dlamir mutakallimin ma'al-ghair (dari
( ِصغَ ًاراjama').
يmenjadi )ناdan صغِْي ًرا
َ (mufrad) menjadi
Doa yang ada dalam al-Qur'an, pada surat al-Isra' (17): 24, berbunyi sebagai berikut:
ِ
ص ِغ ًيرا
ّ ّر
َ ب ْار َح ْم ُه َما َك َما َربّيَاني
Artinya: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” [QS. al-Isra' (17): 24].
Kami sependapat dengan saudara bahwa mengubah ayat al-Qur'an, baik kalimat, katakata, maupun huruf-hurufnya, tidak diperbolehkan, sebab perubahan tersebut mengakibatkan
perubahan makna. Dalam hal ini Allah berfirman:
ِ
ِ
ٌ أَفَتَطْ َمعُو َن أَن يُ ْؤمُوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكا َن فَ ِر
ُيق ّمْ ُه ْم يَ ْس َمعُو َن َك ََ َم اللّه ُُّ َُُّرفُونَه
ِمن بَ ْع ِد َما َع َقلُوُ َوُه ْم يَ ْعلَ ُمو َن
Artinya: “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui?” [QS. al-Baqarah (2): 75].
َِ اضعِ ِه وي ُقولُو َن
ِ ِمن الّ ِذين هادوا ُُّرفُو َن الْ َكلِم عن مو
اََ ْع َغْي َر
ع
و
ا
ع
َ
ْ صْي َا َو
َ
َ َُ َ َ
َ ََ ْ
ََ
ََ ْ َ َ
ِ مسم ٍع ور
اعَا لَيّا بِأَلْ ِسَتِ ِه ْم َوطَ ْعًا ِِ الدّي ِن ۚ َولَْو أَنّ ُه ْم قَالُوا ََِ ْعَا َوأَطَ ْعَا
ََ َ ْ ُ
ِّّاََ ْع َوانْظُْرنَا لَ َكا َن َخْي ًرا َُ ْم َوأَقْ َوَم َوٰلَ ِك ْن لَ َعَ ُه ُم اللّهُ بِ ُك ْف ِرِه ْم فَ ََ يُ ْؤِمُو َن إ
ْ َو
َقَلِ ًي
Artinya: “Di antara orang-orang Yahudi mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka
berkata: "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya". Dan (mereka mengatakan
pula): "Dengarlah sedang kamu Sebenarnya tidak mendengar apa-apa". Dan (mereka
mengatakan): "Raa'ina" (sangat bodoh) dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama
…” [QS. an-Nisa' (4): 46]
Ayat-ayat tersebut, sekalipun berkenaan dengan orang-orang Yahudi, tetapi tujuannya untuk
mencela orang-orang yang mengubah ayat-ayat al-Qur'an. Maka siapa saja yang mengubah ayatayat al-Qur'an, sekalipun hanya satu huruf, termasuk orang yang dicela Allah SWT.
Para ulama telah sepakat bahwa doa-doa yang maqbul adalah doa-doa yang ma'tsur, yaitu
doa-doa yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam al-Qur'an sebenarnya banyak doadoa, baik doa-doa untuk pribadi maupun doa untuk orang banyak. Maka tidak perlu mengubah
kata-kata atau huruf-hurufnya, tinggal memilih saja doa apa yang tepat, misalnya doa untuk
orang banyak:
ِ ِ
ِ
ِ
ِ ِ
اب النّا ِر
َ َربّنَا آتنَا في ال ّدنْ يَا َح َسنَةً َوفي ْاْخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ
Doa untuk diri sendiri:
ِ ِ ِ ِ
ِ ي ولِلْم ْؤِمنِين ي وم ي ُق
اب
ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ّ َربّنَا ا ْغف ْر لي َول َوال َد
ُ وم الْح َس
Wallaahu a’lam bish-shawab. *sd)
Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
www.FatwaTarjih.com
Pertanyaan Dari:
Mahmud, NBM. 1150.140601.64798,
Jl. Imam Bonjol No. 90 B Melayu, Salong, Lombok Timur, NTB
(disidangkan pada hari Rabu, 24 Rajab 1428 H / 8 Agustus 2007 M)
Pertanyaan:
Assalaamu ’alaikum Wr. Wb.
Dalam SM No. 9 tahun ke-92, Mei 2007, tercantum dalam doa sesudah khutbah kedua
َربّيَانَا
ِصغَ ًارا. Apakah itu ayat atau bukan? Apakah hasil Tarjih atau belum? Apakah sudah dilegalkan
oleh Muhammadiyah menjadi doa?
Semua kita yakin bahwa satu huruf pun dari ayat-ayat al-Qur'an tidak boleh diubah agar
kita tidak ketularan watak Yahudi yang sudah berani mengubah kitab sucinya. Kasus seperti ini
pernah kami tanyakan kepada ustadz di kampung yang mereka jawab: ... agar mencakup banyak
orang sesuai dengan qaidah nahwu sharaf bahasa Arab, ... . Maka, apakah sesudah menjadi
sarjana bahasa Arab, mereka akan bebas mengubah huruf ayat al-Qur'an?
Di samping itu kami sangat menyambut baik rubrik Suara Muhammadiyah yang memuat
khutbah Jum'at, karena sangat membantu kami di kampung-kampung yang saat ini sedang
berusaha membenahi masjid-masjidnya, sesuai dengan perubahan dan kemajuan zaman.
Akhirnya atas perhatian PP Muhammadiyah, kami sampaikan terima kasih.
Billahit taufiq wal hidayah. Wassalaamu ’alaikum Wr. Wb.
Jawaban:
Rubrik khutbah yang dimuat di Suara Muhammadiyah adalah hasil tulisan perorangan
bukan produk Majelis Tarjih dan Tajdid. Maka doa tersebut belum mendapat pengesahan dari
Muhammadiyah. Doa tersebut bukan ayat al-Qur'an. Kami tidak mengetahui persis apakah doa
tersebut berasal dari ayat al-Qur'an yang sudah diubah dlamirnya, dari dlamir mutakallimin
wahid menjadi dlamir mutakallimin ma'al-ghair (dari
( ِصغَ ًاراjama').
يmenjadi )ناdan صغِْي ًرا
َ (mufrad) menjadi
Doa yang ada dalam al-Qur'an, pada surat al-Isra' (17): 24, berbunyi sebagai berikut:
ِ
ص ِغ ًيرا
ّ ّر
َ ب ْار َح ْم ُه َما َك َما َربّيَاني
Artinya: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah
mendidik aku waktu kecil.” [QS. al-Isra' (17): 24].
Kami sependapat dengan saudara bahwa mengubah ayat al-Qur'an, baik kalimat, katakata, maupun huruf-hurufnya, tidak diperbolehkan, sebab perubahan tersebut mengakibatkan
perubahan makna. Dalam hal ini Allah berfirman:
ِ
ِ
ٌ أَفَتَطْ َمعُو َن أَن يُ ْؤمُوا لَ ُك ْم َوقَ ْد َكا َن فَ ِر
ُيق ّمْ ُه ْم يَ ْس َمعُو َن َك ََ َم اللّه ُُّ َُُّرفُونَه
ِمن بَ ْع ِد َما َع َقلُوُ َوُه ْم يَ ْعلَ ُمو َن
Artinya: “Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka
memahaminya, sedang mereka mengetahui?” [QS. al-Baqarah (2): 75].
َِ اضعِ ِه وي ُقولُو َن
ِ ِمن الّ ِذين هادوا ُُّرفُو َن الْ َكلِم عن مو
اََ ْع َغْي َر
ع
و
ا
ع
َ
ْ صْي َا َو
َ
َ َُ َ َ
َ ََ ْ
ََ
ََ ْ َ َ
ِ مسم ٍع ور
اعَا لَيّا بِأَلْ ِسَتِ ِه ْم َوطَ ْعًا ِِ الدّي ِن ۚ َولَْو أَنّ ُه ْم قَالُوا ََِ ْعَا َوأَطَ ْعَا
ََ َ ْ ُ
ِّّاََ ْع َوانْظُْرنَا لَ َكا َن َخْي ًرا َُ ْم َوأَقْ َوَم َوٰلَ ِك ْن لَ َعَ ُه ُم اللّهُ بِ ُك ْف ِرِه ْم فَ ََ يُ ْؤِمُو َن إ
ْ َو
َقَلِ ًي
Artinya: “Di antara orang-orang Yahudi mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka
berkata: "Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya". Dan (mereka mengatakan
pula): "Dengarlah sedang kamu Sebenarnya tidak mendengar apa-apa". Dan (mereka
mengatakan): "Raa'ina" (sangat bodoh) dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama
…” [QS. an-Nisa' (4): 46]
Ayat-ayat tersebut, sekalipun berkenaan dengan orang-orang Yahudi, tetapi tujuannya untuk
mencela orang-orang yang mengubah ayat-ayat al-Qur'an. Maka siapa saja yang mengubah ayatayat al-Qur'an, sekalipun hanya satu huruf, termasuk orang yang dicela Allah SWT.
Para ulama telah sepakat bahwa doa-doa yang maqbul adalah doa-doa yang ma'tsur, yaitu
doa-doa yang bersumber dari al-Qur'an dan as-Sunnah. Dalam al-Qur'an sebenarnya banyak doadoa, baik doa-doa untuk pribadi maupun doa untuk orang banyak. Maka tidak perlu mengubah
kata-kata atau huruf-hurufnya, tinggal memilih saja doa apa yang tepat, misalnya doa untuk
orang banyak:
ِ ِ
ِ
ِ
ِ ِ
اب النّا ِر
َ َربّنَا آتنَا في ال ّدنْ يَا َح َسنَةً َوفي ْاْخ َرة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ
Doa untuk diri sendiri:
ِ ِ ِ ِ
ِ ي ولِلْم ْؤِمنِين ي وم ي ُق
اب
ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ّ َربّنَا ا ْغف ْر لي َول َوال َد
ُ وم الْح َس
Wallaahu a’lam bish-shawab. *sd)
Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
www.FatwaTarjih.com