Pemberitaan Bencana Lumpur Lapindo dalam Foto (Analisis isi foto Bencana Lumpur Lapindo dalam Surat Kabar Harian KOMPAS edisi 1 Desember 2006 – 31 Mei 2007)
Pemberitaan Bencana Lumpur Lapindo dalam Foto(Analisis isi foto
Bencana Lumpur Lapindo dalam Surat Kabar Harian KOMPASedisi 1
Desember 2006 – 31 Mei 2007)
Oleh: Radityo Widiatmojo ( 02220092 )
Communication Science
Dibuat: 20080407 , dengan 3 file(s).
Keywords: Foto, Fotografi, Jurnalistik, Foto jurnalistik, Analisis isi, Lapindo, Surat Kabar.
ABSTRAK
Yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah dampak yang luar biasa bencana lumpur
Lapindo ini dalam berbagai aspek. Melalui media foto, sebuah surat kabar diharapkan turut andil
dalam pemberitaan visual suatu peristiwa. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana
pemberitaan bencana tersebut dalam foto. Media cetak yang pilih oleh peneliti adalah KOMPAS.
Periode waktu yang ditentukan peneliti adalah KOMPAS edisi 1 Desember 2006 – 31 Mei 2007.
Asumsi peneliti dalam memilih waktu 6 bulan adalah akan terjadi peningkatan pemberitaan
menjelang 1 tahun suatu peristiwa.
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana pemberitaan bencana lumpur Lapindo dalam foto,
peneliti menggunakan analisi isi. Jantung dari analisis isi adalah struktur kategori. Terdapat 4
kategori yang telah ditetapkan peneliti untuk mengetahui bagaimana pemberitaan foto dalam
KOMPAS, yaitu tematik (ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan), jenisjenis foto (news dan
features), cara penyajian foto (tunggal, stories dan ilustrasi) dan sudut pengambilan foto (high
angle, low angle dan eye level).
Agar hasil penelitian bersifat obyektif, dilakukan uji reliabilitas oleh 2 koder. Dari hasil koding
menunjukkan bahwa KOMPAS lebih cenderung memberitakan kehidupan sosial (foto dengan
tema sosial) daripada sisi kehidupan yang lain. Untuk kategori jenis foto, KOMPAS memuat
jumlah yang hampir sama antara foto berita dan foto features, yaitu 55 foto berita dan 48 foto
features. Hal ini menunjukkan KOMPAS memiliki standart bagi fotografer untuk “Featurizing
the News” atau membuat foto features dalam sebuah berita. Dalam kategori penyajian foto,
KOMPAS memuat 52 Foto tunggal dan 44 foto ilustrasi serta 1 foto stories. Meskipun foto
stories adalah tataran tertinggi dalam foto jurnalistik, namun KOMPAS mempunyai kebijakan
untuk hanya memuat 1 stories tentang pendidikan di kalangan korban lumpur Lapindo. Hal ini
menandakan bahwa KOMPAS sangat selektif dalam memilih foto stories. Untuk sudut
pengambilan foto, KOMPAS lebih menampilkan secara overview berbagai kejadian dalam
bencana lumpur Lapindo ini, yaitu dengan menampilkan 47 foto high angle (45,63%).
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti menyarankan agar pemberitaan foto dalam tema
pendidikan dan ekonomi diharapkan lebih ditekankan selain tema sosial. Selain itu Pemuatan
fotofoto yang sangat emosional dalam satu rubrik khusus dirasa peneliti sangat diperlukan,
sebab hal itu akan mengingatkan berbagai pihak atas awal terjadinya bencana ini sampai
sekarang dan juga pemuatan foto stories tentang bagaimana perjuangan korban lumpur Lapindo
dalam menyambung hidup dalam rubrik Foto Pekan Ini. Bagi kalangan akademis, diharapkan
melanjutkan penelitian ini dengan membandingkan hasil penelitian ini dengan media cetak lain,
baik media cetak lokal ataupun media cetak nasional.
Abstract
The background of this research is the huge effect of the Mud Disaster in any content. With the
photos report it means that newspaper giving a participation in visual report, and attract
researcher to knowing how the visual report is. KOMPAS was chosen by researcher as the object
within December 2006 1st until May 2007 31st. Researcher assumed there would be some
number of increasing report right before an annual day of mud disaster.
To answer how the photos report in mud disaster, researcher use content analysis. The most
important think is the structure of categories. The 4 categories are theme (economic, social,
culture and education), kind of photos (news and features), the way of publishing the photos
(single, illustration and stories photos), and the last one is angle (high, eye level and low angle).
Researcher uses 2 coders to knowing how the objectivity is. From the research result, KOMPAS
mostly report the social side of the mud disaster with 81 photos. In second categories, KOMPAS
was publishing 55 news photos and 48 features photos. It shows that KOMPAS has a
photographer standard by featuring the news. In the next categories, KOMPAS was publishing
52 single photos, 44 illustrations photos and 1 story photos. Even stories photos are highest level
of photojournalism, KOMPAS only once publishing the story photos. It shows the tide
selectivity of one story photos. The last categories, KOMPAS mostly report the mud disaster by
the high angle with 47 photos.
By the result, researcher had an advice that photos report in education section could be
increasing beside the social and economic side. The publishing of emotional photos in one page
newspaper is the next advice because that will be a reminder to all people about how long does
the fight of those mud disaster victims. For the academicals, it could be good to compare this
research with another newspaper, local or national newspaper.
Bencana Lumpur Lapindo dalam Surat Kabar Harian KOMPASedisi 1
Desember 2006 – 31 Mei 2007)
Oleh: Radityo Widiatmojo ( 02220092 )
Communication Science
Dibuat: 20080407 , dengan 3 file(s).
Keywords: Foto, Fotografi, Jurnalistik, Foto jurnalistik, Analisis isi, Lapindo, Surat Kabar.
ABSTRAK
Yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah dampak yang luar biasa bencana lumpur
Lapindo ini dalam berbagai aspek. Melalui media foto, sebuah surat kabar diharapkan turut andil
dalam pemberitaan visual suatu peristiwa. Hal ini menarik peneliti untuk mengetahui bagaimana
pemberitaan bencana tersebut dalam foto. Media cetak yang pilih oleh peneliti adalah KOMPAS.
Periode waktu yang ditentukan peneliti adalah KOMPAS edisi 1 Desember 2006 – 31 Mei 2007.
Asumsi peneliti dalam memilih waktu 6 bulan adalah akan terjadi peningkatan pemberitaan
menjelang 1 tahun suatu peristiwa.
Untuk menjawab pertanyaan bagaimana pemberitaan bencana lumpur Lapindo dalam foto,
peneliti menggunakan analisi isi. Jantung dari analisis isi adalah struktur kategori. Terdapat 4
kategori yang telah ditetapkan peneliti untuk mengetahui bagaimana pemberitaan foto dalam
KOMPAS, yaitu tematik (ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan), jenisjenis foto (news dan
features), cara penyajian foto (tunggal, stories dan ilustrasi) dan sudut pengambilan foto (high
angle, low angle dan eye level).
Agar hasil penelitian bersifat obyektif, dilakukan uji reliabilitas oleh 2 koder. Dari hasil koding
menunjukkan bahwa KOMPAS lebih cenderung memberitakan kehidupan sosial (foto dengan
tema sosial) daripada sisi kehidupan yang lain. Untuk kategori jenis foto, KOMPAS memuat
jumlah yang hampir sama antara foto berita dan foto features, yaitu 55 foto berita dan 48 foto
features. Hal ini menunjukkan KOMPAS memiliki standart bagi fotografer untuk “Featurizing
the News” atau membuat foto features dalam sebuah berita. Dalam kategori penyajian foto,
KOMPAS memuat 52 Foto tunggal dan 44 foto ilustrasi serta 1 foto stories. Meskipun foto
stories adalah tataran tertinggi dalam foto jurnalistik, namun KOMPAS mempunyai kebijakan
untuk hanya memuat 1 stories tentang pendidikan di kalangan korban lumpur Lapindo. Hal ini
menandakan bahwa KOMPAS sangat selektif dalam memilih foto stories. Untuk sudut
pengambilan foto, KOMPAS lebih menampilkan secara overview berbagai kejadian dalam
bencana lumpur Lapindo ini, yaitu dengan menampilkan 47 foto high angle (45,63%).
Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti menyarankan agar pemberitaan foto dalam tema
pendidikan dan ekonomi diharapkan lebih ditekankan selain tema sosial. Selain itu Pemuatan
fotofoto yang sangat emosional dalam satu rubrik khusus dirasa peneliti sangat diperlukan,
sebab hal itu akan mengingatkan berbagai pihak atas awal terjadinya bencana ini sampai
sekarang dan juga pemuatan foto stories tentang bagaimana perjuangan korban lumpur Lapindo
dalam menyambung hidup dalam rubrik Foto Pekan Ini. Bagi kalangan akademis, diharapkan
melanjutkan penelitian ini dengan membandingkan hasil penelitian ini dengan media cetak lain,
baik media cetak lokal ataupun media cetak nasional.
Abstract
The background of this research is the huge effect of the Mud Disaster in any content. With the
photos report it means that newspaper giving a participation in visual report, and attract
researcher to knowing how the visual report is. KOMPAS was chosen by researcher as the object
within December 2006 1st until May 2007 31st. Researcher assumed there would be some
number of increasing report right before an annual day of mud disaster.
To answer how the photos report in mud disaster, researcher use content analysis. The most
important think is the structure of categories. The 4 categories are theme (economic, social,
culture and education), kind of photos (news and features), the way of publishing the photos
(single, illustration and stories photos), and the last one is angle (high, eye level and low angle).
Researcher uses 2 coders to knowing how the objectivity is. From the research result, KOMPAS
mostly report the social side of the mud disaster with 81 photos. In second categories, KOMPAS
was publishing 55 news photos and 48 features photos. It shows that KOMPAS has a
photographer standard by featuring the news. In the next categories, KOMPAS was publishing
52 single photos, 44 illustrations photos and 1 story photos. Even stories photos are highest level
of photojournalism, KOMPAS only once publishing the story photos. It shows the tide
selectivity of one story photos. The last categories, KOMPAS mostly report the mud disaster by
the high angle with 47 photos.
By the result, researcher had an advice that photos report in education section could be
increasing beside the social and economic side. The publishing of emotional photos in one page
newspaper is the next advice because that will be a reminder to all people about how long does
the fight of those mud disaster victims. For the academicals, it could be good to compare this
research with another newspaper, local or national newspaper.