Din Syamsudin: Kejujuran, Excellence Values Muhammadiyah

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

Din Syamsudin: Kejujuran, Excellence Values Muhammadiyah
Tanggal: 2011-08-16

Prof. Dr. Din Syamsuddin menjadi salah satu pemateri dalam acara kajian ramadhan PWM Jatim

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin, menyatakan kejujuran adalah kata yang mudah dan
enak diucapkan tetapi sulit dimanifestasikan. Saat ini, ketidak jujuran menjadi masalah besar bangsa dan umat Islam.
“Kejujuran menjadi hal yang mahal dan mewah, hampir hilang dari kehidupan bangsa. Kebohongan publik terjadi di
mana-mana, termasuk dilakukan oleh pemangku amanat. Kita telah kehilangan nurani bangsa,” kata Din ketika
memberi tausyiah Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di kampus Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (13/08).
Tak hanya itu, lanjut Din, ketidak jujuran itu juga telah menjadi kejahatan, kemungkaran yang ditutupi dengan
kemungkaran. Kelemahan-kelemahan ditutup-tutupi, dibungkus dengan hal yang sebaliknya. “Akibat ketak jujuran yang
melanda bangsa Indonesia, kemuliaan harkat dan martabat bangsa luntur, berkurang. Kita sebagai bangsa kurang
mulia dalam pergaulan antar bangsa,” katanya.
Menurut Din, kejujuran merupakan salah satu entitas penting yang mampu menjadi pendorong kemajuan bangsa.
Kemajuan peradaban Barat misalnya, juga tidak lepas dari nilai kejujuran sebagai salah satu kandungan dari semangat

Protestan. “Bagi bangsa Indonesia yang belum bisa mencapai apa-apa perlu semangat kejujuran. Apalagi kita yang
mayoritas Islam, yang penuh dengan nilai-nilai keutamaan,” tandasnya.
Menyitir firman Allah swt yang mengabarkan tentang perputaran pemegang supremasi peradaban, Din menilai
dunia Barat kekinian tengah mengalami kebangkrutan ekonomi dan budaya. Banyak orang yang bertanya-tanya siapa
dan negara mana yang bakal menggantikan. Terjadi beragam spekulasi, bisa jadi muncul dari Asia Timur dan bukan
tidak mungkin akan kembali digenggam oleh dunia Islam.
Nominasi Islam ini tidak lepas dari berbagai faktor: dunia Islam memiliki populasi umat yang banyak, sumber daya
alam yang melimpah, sumber daya nilai kemajuan yang dikandung agama Islam, serta sumber daya sejarah bahwa
dunia Islam pernah memegang supremasi peradaban dunia. Namun, berbagai sumber daya tersebut masih terkendala
oleh keadaan diri umat Islam; umat islam susah bersatu, leadership yang lemah, ketidakbisaan menangkap spirit
kemajuan Islam, serta masih cenderung pasif. “Empat kendala itulah yang butuh sentuhan dari kita umat Islam sebagai
individu yang penuh dengan nilai-nilai keutamaan untuk memberi testimoni peradaban,” ajak Din.
Untuk menjadi saksi sejarah itu, tambah Din, salah satu cara yang harus dilakukan umat Islam, khususnya warga
Muhammadiyah adalah membiasakan berkata dan berlaku jujur. Kejujuran harus dijadikan nilai dalam berorganisasi,
meski ia tidak harus dibakukan. Kejujuran harus diprioritaskan, tapi yang terpenting adalah menyenyawakan menjadikan
senafas dalam gerak kehidupan yang diawali dengan kejujuran tiap individu-individu. “Kejujuran harus menjadi
excellence values Muhammadiyah, menjadi ciri khas gerak langkah Muhammadiyah,” kata Din.
Menutup ceramahnya, Din lantas mengingatkan hadist Rasulullah, kejujuran akan membawa kedamaian, dan
kebohongan membawa keragu-raguan. “Perlu ada penelitian apakah bersikap selalu ragu-ragu merupakan tanda dari
ketidakjujuran,” pungkas Din.


Luncurkan Lazismu Jatim
Usai membuka acara yang akan berlangsung hingga Ahad (14/08) itu, Din meresmikan Lembaga Zakat
Muhammadiyah (Lazismu) Jawa Timur. Peluncuran ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan sertifikat dari
muzakki pertama.
Menurut wakil ketua PWM Jatim, Nurcholis Huda, meski memiliki hubungan dengan Lazismu tingkat nasional dan
Lazismu daerah, Lazismu wilayah Jatim ini memiliki program pemberdayaan yang sedikit berbeda. Hal ini, katanya,
untuk menghindari tumpang tindih program dengan pusat dan daerah mengingat Lazismu wilayah Jatim ini terlambat
dibentuk.
“Niatan membentuk Lazismu sudah ada sejak Lazismu pusat diluncurkan. Namun kami harus mencari orang yang
tepat dan sempat untuk mengelolanya karena ini bukan sekedar lembaga zakat. Alhamdulillah sekarang kita sudah
menemukan orangnya,” kilah Nurcholis.
Acara juga dilanjutkan dengan ceramah oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan direktur Jawapos Institute of
Pro-otonomi, Rohman Budijanto. Pada sesi malam harinya diisi oleh cendekiawan muslim Azyumardi Azra dan Malik
Fadjar. Sedangkan hari kedua, Ketua KPK Busyro Muqoddas dipastikan hadir, dilanjutkan dengan ketua PP
Muhammadiyah Syafiq Mughny dan Muhammad Muqoddas. (nas)

page 1 / 1