1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah rekonstruksi aneka pengalaman dari peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan
bermakna. Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Pendidikan jasmani di sekolah dasar pada hakekatnya mempunyai arti,
peran, dan fungsi yang penting dan strategis dalam upaya menciptakan suatu masyarakat yang sehat. Karena peserta didik di sekolah dasar adalah kelompok
masyarakat yang sedang tumbuh berkembang, ingin merasa gembira dalam bermain dan memiliki kerawanan yang memerlukan pembinaan dan bimbingan.
Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan suatu wadah pembinaan yang sangat tepat Soemitro, 1992 : 5.
Salah satu permasalahan kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes disekolah adalah, terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran
yang tersedia di sekolah, baik terbatas secara kuantitas maupun kualitasnya. Permasalahan tersebut semakin mendalam dan berpengaruh secara signifikan
2
terhadap proses pembelajaran penjasorkes, karena kurang didukung oleh tingkat kemampuan, kreativitas dan inovasi para guru Penjasorkes selaku pelaksana
khususnya dalam pengembanagan model pembelajaran. Ditengarai bahwa guru Penjasorkes dalam melaksanakan proses
pembelajaran bersifat konvensional yang cenderung monoton, tidak menarik, dan membosankan, sehingga peserta didik tidak memiliki semangat dan motivasi
dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dampak dari itu tidak di sadari akan mempengaruhi terhadap tingkat kesegaran jasmani dan penguasaan keterampilan
gerak peserta didik yang dapat dikembangkan sesuai perkembangan gerak seusianya. Dengan demikian potensi peserta didik akan tidak berkembang secara
optimal pada masanya, dan pada akhirnya kurang optimal pula dalam mendukung dan memberikan kontribusi bibit atlet potensi yang dapat dikembangkan pada
pembinaan prestasi olahraga kedepan. Pengembangan Model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu
upaya menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Dari hasil pengamatan selama ini,
pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan
terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang untuk mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai
tingkat kemampuan yang dimiliki Lingkup fisik luar sekolah yang merupakan salah satu sumber belajar yang
efektif dan efisien, selama ini belum dapat dioptimalkan oleh para guru
3
Penjasorkes dalam pembelajarannya. Guru Penjasorkes masih berkutat dalam lingkungan fisik dalam sekolah, biarpun dengan berbagai persoalan dan
keterbatasannya. Para guru lupa bahwa lingkunga fisik diluar sekolah ada situasi dan kondisi yang menarik dialam bebas berupa lahan kosong, persawahan,
perkebunan, hutan, perbukitan, sungai, pantai, perumahan, dan lain lain, yang jika dimanfaatkan secara optimal melalui pengembangan model pembelajaran akan
dapat membantu para guru dalam meningkatkan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif.
SD Negeri Undaan Lor 01 Kecamatan Karanganyar Kabupaten Demak terletak di anatara perumahan atau kampung dan areal persawahan dan masih aktif
dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar, Tidak semua SD Negeri yang ada di wilayah Kecamatan Karanganyar memiliki lapangan atau halaman untuk
berolahraga pada umumnya, termasuk SD Negeri Undaan Lor 01 yang hanya mempunyai halaman sekolah yang tidak luas dan biasanya hanya digunakan untuk
kegiatan upacara. Halaman sekolah yang tersedia tidak dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan aktifitas pembelajaran olahraga terutama yang mebutuhkan
lapangan yang luas. Sehingga guru penjasorkes dalam kegiatan pembelajarannya harus pandai memanfaatkan areal persawahan yang ada disekitar sekolah guna
pembelajaran penjasorkes. Sehingga waktu pembelajaran tidak efektif, karena kegiatan bermain bola dilakukan di areal persawahan yang bukan miliki sekolah
sehingga kadang mengganggu pelaksanaanya terutama kalau musim tanam atau penghujan.
4
Tanggal 24 April 2011 telah dilakukan survey awal di SD Negeri Undaan Lor 01 terhadap 20 siswa mengetahui proses belajar mengajar pendidikan jasmani
khususnya proses pembelajaran bermain bola, dan mengetahui efektifitas bermain bola yang diajarkan pada siswa SD untuk meningkatkan denyut jantung siswa.
Tabel 1. Penghitungan Denynt Nadi Survei Awal Frekwensi denyut
nadi kalimenit Jumlah siswa sebelum
aktifitas Jumlah siswa setelah
aktifitas 61 – 70
8 -
71 - 80 6
- 81 - 90
6 -
91 - 100 -
7 101 - 110
- 4
111 - 120 -
5 121 - 130
- 4
Sumber : hasil penelitihan awal melalui survei awal Hasil survey tentang sarana dan prasarana olahraga yang ada di Sekolah
Dasar Negeri Undaan Lor 01 terlihat pada tabel berikut : Tabel 2. Hasil survey sarpras olahraga di SD N Undaan Lor 01
Sarana dan Prasarana Jumlah
Kondisi Bola sepak
2 Baik- cukup
Bola voly 2 Baik–cukup
Bola takraw 2 Baik
Lap.Bola Voli 1 Baik
Lap.Bulu Tangkis 1 Baik
Lap. Sepakbola - -
Bendera 20 buah
Baik - cukup Gawang Kid Atletik
1 set Baik
Mistar lompat Tinggi 1 set
Baik Bak lompat Jauh
1 Baik
Stop Wacth 1
Baik Roll meter
1 Baik
5
Dari permasalahan-peremasalahan tersebut diatas, maka dipandang penting adanya pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang perlu dilakukan di SD
Negeri Undaan Lor 01 bahwasannya lingkungan fisik diluar sekolah yaitu areal Persawahan. Didalam kaitannya dengan lingkungan persawahan, penulis akan
mengembangkan model pembelajaran bermain bola dengan enam gawang, yang semua aktifitas geraknya sangat erat kaitannya dengan semua komponen-komponen
ranah yang terkandung dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yaitu fisik, afektif, psikomotorik, dan kognitif. Ranah Fisik dimana didalam pembelajaran
bermain bola dengan enam gawang siswa mampu melakukan aktifitas fisik yang mendukung kegiatan secara keseluruhan. Ranah Afektif selama pembelajaran
bermain bola dengan enam gawang berlangsung setiap siswa mempunyai emosional yang berbeda-beda yang harus seorang guru pahami, apakah dengan bermain bola
seorang siswa mampu mengendalikan emosinya ataukah tidak. Ranah Psikomotorik seorang guru juga harus memahami psikologi seorang siswa saat mengikuti kegiatan
pembelajaran bermain bola dengan enam gawang. Ranah Kognitif siswa mampu berfikir untuk mengatur strategi selama kegiatan pembelajaran bermain bola dengan
enam gawang berlangsung. Selain itu, siswa diajarkan untuk mamapu bekerja sama dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Pembelajaran bermain bola dengan enam
gawang yang dimaksud adalah dimana siswa bermain bola di areal persawahan dengan enam gawang, dimana setiap regu menjadi pemain bertahan juga menjadai
pemain menyerang. Jadi setiap pemain berusaha mempertahan gawang tersebut serta berusaha memasukan bola tersebut ke gawang dengan menggunakan seluruh anggota
tubuh, dikarenakan pada bermain ini tidak ada penjaga gawang.
6
Dengan demikian penulis selaku guru Penjasorkes secara langsung mengangkat judul pengembangan model pembelajaran bermain bola enam
gawang dalam Penjasorkes Melalui Kajian Lingkungan Persawahan Bagi Siswa Kelas IV Dan V SD Negeri Undaan Lor 01 Kecamatan Karanganyar Kebupaten
Demak Tahun 2011, sebagai wahana penciptaan pembelajaran Penjasorkes yang inovatif, untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan,
yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Dari latar belakang diatas peneliti dapat memberikan alasan mengapa tentang pengembangan model pembelajaran penjasorkes tersebut perlu untuk
diteliti, yaitu: a. Paradigma pembelajaran penjasorkes dahulu lebih menekankan anak
harus bisa menguasai teknik yang diberikan dengan baik, namun paradigma pembelajaran penjasorkes yang berkembang sekarang hahwa
yang terpenting anak sudah mau bergerak dan gembira merupakan tujuan utama dari pendidikan jasmani olahraga kesehatan yang baik.
b. SD Negeri Undaan Lor 01 mempunyai sarana dan prasarana penjasorkes yang terbatas. terutama lapangan bermain bola. sehingga guru yang tidak
kreatif akan kesulitan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bermain bola.
c. Agar siswa mampu mengenal lebih dahulu arti penting olahraga pada umumnya dan penjasorkes khususnya sehingga tujuan dari penjasorkes
dan olahraga dapat tercapai.
7
d. Usia anak Sekolah Dasar kelas atas merupakan usia yang sangat penting untuk meningkatkan gerak dasar sehingga mereka tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat usia pertumbuhan dan perkembangan gerak dasarnya.
e. Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang biasa siswa lakukan guna meningkatkan kualitas hidup..
1.2 Perumusan Masalah