1
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Spons merupakan metazoa multiseluler yang tergolong ke dalam filum Porifera, dan terdiri atas 5000 jenis, yang dapat dibagi menjadi tiga kelas besar, yaitu
Calcarea, Demospongiae dan Hexactinellida. Demospongiae adalah yang paling banyak ditemukan, tersebar luas dan merupakan spons yang terdiri atas jenis-jenis
yang paling beragam dan telah mendapat perhatian relatif banyak dari ahli kimia dan biokimia.
Secara ekologis, spons merupakan organisme laut yang sangat penting di ekosistem terumbu karang De Voodg, 2005. Spons merupakan komponen utama
dari komunitas terumbu karang dan berperan sama baiknya dengan biota lain di perairan pesisir dan laut. Fungsi utama interaksi organisme pada ekosistem laut,
berasal dari spons, karena organisme ini dapat menyaring dengan jumlah yang sangat besar bahan organik yang berasal dari perairan di sekitarnya. Setiap hari, dengan
jumlah volume air yang setara dengan 20 ton 40 meter dalam dan 500 m
2
luas pada kolom air dapat disaring oleh populasi spons yang terdapat di terumbu karang
Reiswig, 1974 dalam Tomascik et al., 1997. Peneliti dalam bidang kimia memperlihatkan perhatian yang cukup besar pada
spons, karena keberadaan senyawa bahan alam yang dikandungnya. Senyawa bahan alam in i banyak dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan harganya sangat mahal
dalam katalog hasil laboratorium Pronzato et, al., 1999. Ekstrak metabolit dari spons mengandung senyawa bioaktif yang diketahui mempunyai sifat aktivitas
seperti: sitotoksik dan antitumor Kobayashi dan Rachmaniar, 1999; Garson et, al., 1999, antivirus Munro et, al., 1989, anti HIV dan antiinflamasi Proksch, 1998,
antifungi Muliani et, al., 1998, antileukimia Soediro, 1999, penghambat aktivitas
2
enzim Soest dan Braekman, 1999 dan beberapa sifat lainnya Uriz et, al.,1991 dalam Pronzato, 1999. Selain sebagai sumber senyawa bahan alam, spons juga
memiliki manfaat yang lain, seperti: 1 Dapat digunakan sebagai indikator biologis untuk pemantauan pencemaran laut Amir, 1991, 2 Indikator dalam interaksi
komunitas biota karang Bergquist, 1978 dan 3 Sebagai hewan penting untuk menghiasi akuarium laut Riseley, 1971; Warren, 1982.
Pemanfaatan spons laut sekarang ini cenderung semakin meningkat, terutama untuk mencari senyawa bioaktif baru dan memproduksi senyawa bioaktif tertentu.
Pengumpulan spesimen untuk pemanfaatan tersebut, pada umumnya diambil secara langsung dari alam dan belum ada yang berasal dari hasil budidaya. Cara seperti ini,
jika dilakukan secara terus menerus diperkirakan dapat mengakibatkan penurunan populasi spons secara signifikan, mengingat spons memiliki penyebaran yang tidak
terlalu luas dan jumlah koloni yang tidak melimpah, terutama untuk jenis-jenis tertentu yang sudah diketahui aktifitas farmakologiknya dan sulit dibuat sintesisnya.
Oleh karena itu, untuk dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan, kelestarian sumber daya ini perlu dijaga dan dipertahankan dengan mencegah dan
mengendalikan hal-hal yang dapat merusak dan mengancam kelestariannya. Eksploitasi secara langsung di alam untuk pemanfaatan sebagai sumber
senyawa bioaktif baru dan memproduksi senyawa bioaktif tertentu merupakan masalah utama yang dihadapi dan perlu untuk dikendalikan agar ketersediaan stok
koloni spons tetap tersedia. Pengendalian ini dapat dilakukan jika diimbangi dengan upaya perbanyakan stok secara buatan atau budidaya. Budidaya ini diutamakan untuk
pembenihan yang dapat menyediakan atau menghasilkan bibit atau anakan untuk stocking koloni di habitat alaminya. Pembenihan dalam penyediaan bibitanakan
untuk stocking koloni dilakukan dengan menentukan teknik perbanyakan stok koloni melalui fragmentasi buatan yang dapat menghasilkan sintasan yang tinggi,
3
pertumbuhan yang cepat, masa pemulihan yang cepat, dan secara seksual organ reproduksinya tetap berkembang. Manfaat yang dihasilkan dapat digunakan dalam
kegiatan rehabilitasi dan konservasi habitat yang diarahkan untuk mempertahankan kondisi habitat alami melalui fragmentasi buatan. Dukungan terhadap pelaksanaan
kegiatan fragmentasi buatan tersebut dilakukan dengan melaksanakan penelitian tentang reproduksi seksual spons Aa yang berkaitan dengan seksualitasnya. Penelitian
tentang reproduski seksual spons Aa sangat sedikit dan pertama kali dikemukakan oleh Sara 1961 dalam Sara 1992 bahwa spons ini bertipe gonokhorik dan
memiliki cara reproduksi ovipar, namun tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana fertilisasinya terjadi, apakah internal atau eksternal. Begitu pula hasil penelitian Haris
2005 di Pulau Barrang Lompo, Sulawesi Selatan tidak mendeskripsikan mengenai fertilisasi spons Aa, sehingga penelitian tentang reproduksi seksual spons Aa perlu
untuk dilakukan dan penelitian fragmentasi buatan bisa menghasilkan sintasan, laju pertumbuhan, dan kepastian tentang kondisi organ reproduksi seksual spons Aa
mengalami perkembangan. Berkaitan dengan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian
tentang perbanyakan stok koloni spons melalui fragmentasi buatan sebagai satu- satunya cara yang terbaik saat ini untuk mempercepat pertumbuhan spons. Penelitian
tentang fragmentasi buatan yang dilakukan diarahkan juga kepada keberlanjutan kehidupan koloni induk spons dimana fragmen berasal dan kepastian bahwa fragmen
yang dibudidayakan tetap tumbuh baik yang dievaluasi dari berkembangnya alat alat reproduksi seksual spons Aaptos aaptos Aa tersebut. Perkembangan alat reproduksi
diawali dengan penelitian tentang waktu pemijahan spawning atau pengeluaran serta pengaruh beberapa faktor eksternal yang berkaitan dengan fase bulan atau lunar
periode seperti suhu air, pasang surut air laut, dan cahaya bulan yang berperan sebagai pemicu terjadinya pemijahan. Penelitian tentang spawning ini juga diarahkan
4
kepada pengamatan perkembangan hasil pemijahan untuk menentukan fertilisasinya secara internal atau eksternal berdasarkan hasil pemijahan yang diperoleh.
Selanjutnya dilakukan penelitian untuk menentukan seksualitas spons Aa baik tipe maupun cara melalui analisis histologis di laboratorium.
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah: Mengkaji metode perbanyakan stok koloni spons Aa di alam melalui pendekatan
fragmentasi buatan di alam dan di kolam untuk meningkatkan sintasan, laju pertumbuhan dan perkembangan oosit spons hasil fragmentasi tersebut. Sebelum
difragmentasi, dilakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui reproduksi seksual spons Aa karena informasi yang tersedia saat ini masih sangat sedikit yang
membahas secara mendalam mengenai reproduksi seksual spons Aa.
Pendekatan Pemecahan Masalah
Ketersediaan koloni spons jenis Aa di alam akibat eksploitasi untuk bahan bioaktif aaptamine merupakan permasalahan utama yang dikhawatirkan dapat
mengakibatkan stok koloni berkurang atau bahkan habis, karena spons Aa potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku bioaktif karena mengandung aaptamine. Dua
pendekatan yang dianggap dapat memecahkan permasalahan utama tersebut yakni fragmentasi buatan dan reproduksi seksual.
Pendekatan fragmentasi buatan terhadap spons Aa meliputi kajian tentang: tingkat keberhasilan fragmentasi, teknik pemeliharaan fragmen pada rak horisontal
dan vertikal, kajian ukuran terkecil, banyaknya jumlah luka pada fragmen, fragmentasi di kolam, perkembangan gamet spons hasil fragmentasi. Pendekatan
5
reproduksi seksual meliputi kajian tentang waktu pemijahan, keterkaitannya dengan fase bulan, perkembangan gamet, pemijahan dan perkembangan hasil pemijahan.
Melalui dua pendekatan ini diharapkan dapat mempercepat pembentukan koloni secara invasif dan tidak mempengaruhi perkembangan organ reproduksi
seksual spons.
Sistematika Penelitian
Informasi tentang aspek reproduksi dan hasil analisis keterkaitan faktor eksternal seperti suhu air, pasang surut, dan cahaya dengan beberapa aspek
reproduksi seksual spons akan digunakan dalam melakukan penelitian fragmentasi buatan spons Aa. Keberhasilan fragmentasi buatan tidak terlepas dari kondisi kualitas
air dimana spons tersebut difragmentasi. Parameter kualitas air yang ditenggarai mempengaruhi fragmentasi pada spons sehingga dijadikan objek kajian pada
penelitian ini ialah parameter fisika dan kimia. Selama ini, tingkat keberhasilan fragmentasi buatan hanya diukur dari sintasan dan laju pertumbuhannya saja tanpa
meneliti tentang aspek reproduksinya yaitu perkembangan gamet. Perkembangan gamet ini sangat penting untuk menjamin bahwa spons yang difragmentasi tetap
dapat berkembang melalui reproduksi seksual dan aseksual. Hasil fragmentasi dan pemijahan ini selanjutnya digunakan dalam mengkaji
perkembangan gamet spons baik di alam maupun di kolam. Informasi dasar ini diharapkan nantinya dapat diaplikasikan pada usaha-usaha stocking untuk mencapai
tujuan budidaya dan pemanfaatan secara komersil contoh untuk bahan bioaktif dan ornamental. Tahap penelitian untuk mencapai tujuan penelit ian ini dilakukan dengan
dua cara, yaitu penelitian tentang fragmentasi buatan dan aspek reproduksi reproduksi seksual spons. Tahapan-tahapan penelitian disajikan pada Gambar 1.
6
ualitas
Gambar 1.Kerangka Pemikiran MASALAH
PENDEKATAN MASALAH
ASPEK KAJIAN
PARAMETER LUARAN
KETERBATASAN STOK KOLONI SPONS
Reproduksi Aseksual
Reproduksi Seksual di Alam
Waktu Pemijahan
KETERSEDIAAN STOK KOLONI SPONS
Hasil Pemijahan Perkembangan
hasil pemijahan
Ukuran Optimal
Metode Fragmentasi •
Metode rak •
Lukaan •
Habitat •
Sintasan •
Laju purtumbuhan spesifik
• Tingkat kematangan
gonad Frekuensi
pemijahan
7
II. TINJAUAN PUSTAKA