3. HAZ Heat Affected Zone merupakan daerah yang dipengaruhi panas dan juga
logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat,
sehingga terjadi perubahan struktur akibat pemanasan tersebut disebabkan daerah yang mengalami pemanasan yang cukup tinggi.
4. Logam Induk Parent Metal merupakan logam dasar dimana panas dan suhu
pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan sifat.
Daerah HAZ merupakan daerah paling kritis dari sambungan las, karena selain berubah strukturnya juga terjadi perubahan sifat pada daerah ini. Secara umum
struktur dan sifat daerah panas efektif dipengaruhi dari lamanya pendinginan dan komposisi dari logam induk itu sendiri.
2.7. BAJA
2.7.1 Struktur Baja
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan beberapa elemen lainnya, termasuk karbon. Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0,2 hingga 2,1
berat sesuai grade-nya. Elemen – elemen yang umumnya terkandung dalam baja antara lain: karbon, mangan, fosfor, sulfur, silikon, dan sebagian kecil oksigen, nitrogen dan aluminium.
Selain itu, ada elemen lain yang ditambahkan untuk membedakan karakteristik antara beberapa jenis baja diantaranya: mangan, nikel, kromium, molybdenum, boron, titanium,
vanadium dan niobium Ashby Michael F, 1992. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan hardness
dan kekuatan tariknya tensile strength, namun di sisi lain membuatnya menjadi getas brittle serta menurunkan keuletannya ductility. Dengan memvariasikan kandungan karbon
dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa didapatkan. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal
crystal lattice atom besi.
2.7.2 Karakteristik material
Gambar 2.6 Diagram fasa besi-karbon Wikipedia.
Besi dapat ditemukan pada bagian kerak bumi hanya dalam bentuk bijih, biasanya dalam bentuk besi oksida seperti magnetit dan hematit. Besi diekstraksi dari bijih besi dengan
menghilangkan atom oksigen dan kemudian menggabungkannya kembali dengan atom lain seperti karbon. Proses ini disebut smelting. Ada sejumlah kecil besi yang sudah melalui
proses ini pada masa lampau dengan cara memanaskan bijih yang ditanam pada bara api dan kemudian menggabungkan kedua logam dengan menempanya palu. Kandungan karbon yang
terkandung juga dapat dikontrol. Temperatur tinggi pada proses smelting dapat dicapai dengan metode kuno yang
sudah dipakai sejak zaman Tembaga. Karena tingkat oksidasi besi meningkat sangat cepat diatas suhu 800 °C 1,470 °F, maka harus diperhatikan bahwa proses smelting harus
dilaksanakan pada lingkungan dengan tingkat oksigen rendah. Proses peleburan akan menghasilkan paduan yang dinamakan baja Encyclopædia Britannica, 2007. Kelebihan
karbon dan pengotor lainnya dapat dihilangkan dengan beberapa proses bertahap. Beberapa material juga ditambahkan ke campuran besikarbon untuk mendapatkan
baja dengan karakteristik yang diinginkan. Nikel dan mangan ditambahkan untuk menambah kekuatan, krom ditambahkan untuk meningkatkan kekerasan dan titik didih, serta
penambahan vanadium juga menambah kekerasan serta mengurangi dampak kelelahan logam Metallurgical Consultants, 2006.
Dengan mencegah korosi, penambahan kromium paling sedikit 11 wt sehingga membentuk oksida yang keras pada permukaan baja; baja ini dikenal dengan stainless steel
baja anti noda. Tungsten ditambahkan pada pembentukan cementit, sehingga pada kecepatan quench yang lebih rendah akan membentuk martensit. Di sisi lain, sulfur, nitrogen,
dan fosfor membuat baja menjadi getas, sehingga elemen ini harus dipisahkan ketika pemrosesan Metallurgical Consultants, 2006. Densitas baja bervariasi tergantung dari unsur
pembentuknya, namun umumnya berada diantara 7,750 hingga 8,050 kgm3 Elert Glenn, 2009.
Sifat – sifat utama baja untuk dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan : a.
Keteguhan solidity artinya mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
b. Elastisitas elasticity artinya kemampuan atau kesanggupan untuk dalam batas-
batas pembebanan tertentu, sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepeda bentuk semula.
c. Kekenyalan keliatan tenacity artinya kemampuan atau kesanggupan untuk dapat
menerima perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian- kerugian berupa cacat atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek.
d. Kemungkinan di tempa malleability sifat dalam keadaan merah pijar menjadi
lembek dan plastis sehingga dapat di rubah bentuknya. e.
Kemunggkinan di las weklability artinya sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak memakai bahan tambahan,
tanpa merugikan sifat-sifat keteguhannya. f.
Kekerasan hardness kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.
2.7.3 Baja St37