Rencana Pengembangan Proyek Sei Mangkei dalam Rangka Meningkatkan Nilai Tambah bagi PT. Perkebunan Nusantara III Medan

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK SEI MANGKEI DALAM RANGKA MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh :

RINY FITRIANY

112101151

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program D-III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

NAMA : RINY FITRIANY

NIM : 112101151

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK SEI

MANGKEI DALAM RANGKA

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Tanggal Mei 2014 DOSEN PEMBIMBING

DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal Mei 2014 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

DR. Yeni Absah, S.E., M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI USU

Prof. DR. Azhar Maksum, M.Ec,Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

NAMA : RINY FITRIANY

NIM : 112101151

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : RENCANA PENGEMBANGAN PROYEK

SEI MANGKEI DALAM RANGKA

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH BAGI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN

Medan, Agustus 2014

(Riny Fitriany) NIM. 112101151


(4)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Rencana Pengembangan Proyek Sei Mangkei dalam Rangka Meningkatkan Nilai Tambah bagi PT. Perkebunan Nusantara III Medan”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, saya sadar akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan dimiliki sehingga mungkin pembaca akan menemui banyak kekurangan karena itu kritik dan saran sangat diharapkan.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan dorongan dari banyak pihak. Untuk kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M,Si. selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang juga merangkap sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan petunjuk dan nasehat dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Yang Teristimewa kepada orangtua, Ayahanda tercinta (Alm. Sofyan) Mamak tersayang (Arnita) yang telah sabar dan tulus mendidik dan membesarkan saya, terima kasih atas doa, pengertian dan kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan baik moril maupun materil yang tidak mungkin akan terbalas, hanya Tugas Akhir ini yang saya persembahkan sebagai awal dari keberhasilan penulis dimasa mendatang, Amin. Serta saudara-saudara sekandung yang cantik-cantik kak Lidia, kak Devi, kak Eva dan Junita.

6. Kepada PTPN 3 khususnya seluruh karyawan bagian 3.13 yang banyak membimbing selama proses magang serta membantu dalam pemberian data yang dibutuhkan dalam pembuatan tugas akhir ini. Khususnya kepada Pak Rizal, Buk Muthia, Pak Kamal, Pak Imam, Pak Triza, dll

7. Seluruh teman-teman D3 Keuangan stambuk 2011 yang saling membantu memberikan informasi baik tugas, ujian maupun TA. Semua yang ikut membantu baik secara langsung maupun tidak, saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya.

Akhir kata, saya berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi saya sendiri maupun pihak-pihak yang berpekepentingan, walaupun saya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun.

Medan, Agustus 2014


(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN ... 10

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 10

B. Visi dan MisiPT. Perusahaan Nusantara III... 11

C. Struktur Perusahaan ... 12

D. Uraian Pekerjaan ... 13

E. Kinerja Terkini ... 17

F. Wilayah PT. Perusahaan Nusantara III... 18

BAB III PEMBAHASAN A. Rencana Pembangunan Proyek Sei Mangkei Sumatera Utara ... 20

B.Kendala yang akan dihadapi dalam pembangunan Proyek Sei Mangkei ... 26

C. Peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei hingga saat ini ... 27

D. Nilai Tambah bagi PTPN III ... 33

D. Target yang akan dicapai di Masa Mendatang ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 37

A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38


(7)

(8)

(9)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia berlomba-lomba memajukan seluruh sektor yang terdapat di negara tersebut untuk memajukan perekonomian negara itu sendiri. Tidak terkecuali dalam sektor industri. Sektor industri sangat penting agar tercapainya struktur ekonomi yang seimbang. Keberhasilan pembangunan sektor industri begitu erat dengan pembangunan sektor lain dan saling ketergantungan. Kekuatan dan kemampuan sektor lain akan mendukung perkembangan sektor industri. Dalam hubungan timbal balik ini salah satu peranan sektor industri adalah terbukanya bisnis-bisnis baru sehingga memperluas lapangan kerja.Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Kegiatan industri mempunyai karakteristik kebutuhan lahan, air, energi, tenaga kerja, orientasi dasar lokasi, kualitas dan kuantitas limbah dan setiap ruang mempunyai daya dukung tertentu. Oleh karena itu, untuk mengalokasikan ruang suatu kegiatan industri harus diketahui dahulu jenis-jenis industri yang prospektif dan industri yang tidak sesuai tumbuh pada suatu daerah tertentu. Fenomena permasalahan yang dihadapi adalah pembangunan industri di suatu daerah kurang didukung oleh sarana dan prasarana penunjang, akibatnya industri-industri sering dibangun berbaur dengan


(10)

kegiatan sosial ekonomi masyarakat, sehingga sering menimbulkan kasus-kasus pencemaran terhadap lingkungan.

Akan tetapi disamping sektor industri menghasilkan produksi, ternyata di sisi lain sektor perindustrian juga memiliki dampak yang negatif. Masih banyak permasalahan yang membutuhkan perbaikan seperti keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan infrastruktur pendukung seperti jaringan jalan, pelabuhan, kereta api dan energy, birokrasi juga belum sepenuhnya probisnis, arus barang illegal masih tinggi, masalah perburuhan masih banyak, insentif fiscal tidak bersaing dan suku bunga masih tinggi.

Kegiatan industri juga menghasilkan material non produk (non product output) atau keluaran bukan produk (KBP) seperti terjadinya pencemaran lingkungan. Contoh yang termasuk NPO atau keluaran bukan produk (KBP) adalah berupa bahan, energi, dan air yang dipakai dalam proses produksi, namun tidak berakhir menjadi produk akhir. Keluaran bukan produk dapat juga dikatakan sebagai aktivitas yang tidak menghasilkan nilai tambah. Di samping itu, keluaran bukan produk berupa bahan pencemar tersebut seringkali mengarah pada suatu kondisi yang menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, kegiatan industri memilih lokasi di daerah dengan nilai produktivitas tanah rendah dan diusahakan jauh dari pusat permukiman penduduk.

Wawasan lingkungan dan pembangunan industri haruslah memperhatikan kondisi dan potensi sumberdaya alam dan lingkungannya. Hal ini bertujuan agar terjamin kelestarian sumberdaya alam dan kualitas hidup yang baik untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Perkembangan industri yang baik


(11)

akan memberikan dampak positif kepada pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan, pembentukan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan sosial yang baru perhubungan dan telekomunikasi serta perbaikan lingkungan hidup dan kelestarian alam. Selain itu dalam rangka pembangunan nasional ditujukan untuk memenuhi bahan baku bagi industri di dalam negeri yang terus berkembang maupun untuk meningkatkan pendapatan dengan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat.Dengan meluasnya lapangan kerja maka pendapatan nasional akan terbagi lebih merata.

Pertumbuhan penduduk yang cepat memberi implikasi kebijaksanaan yang serius bagi banyak negara berkembang. Dengan pertumbuhan penduduk yang demikian cepatnya, tampaknya akan membawa dampak serius bagi negara berkembang dalam merancang pembangunan ekonomi. Banyak sarana penting dan mendasar yang perlu disediakan pemerintah diantaranya pangan, pendidikan, kesehatan dan lapangan pekerjaan. Pada umumnya dalam situasi seperti sekarang ini, banyak diantara negara berkembang yang belum mampu menyediakan pelayanan tersebut.

Tantangan yang dihadapi saat ini tuntutan untuk lebih banyak lagi menciptakan lapangan kerja, pengembangan berbagai wilayah yang harus lebih dipacu lagi, peningkatan manfaat sumberdaya alam, serta pelestarian lingkungan.

Kawasan pengembangan ekonomi perlu disertai dengan wilayah goegrafis dengan batas-batas tertentu yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh, sementara itu kebutuhan lahan terus meningkat. Kondisi seperti ini tentunya memicu terjadinya persaingan perolehan lahan pembangunan baik itu swasta, Pemerintah


(12)

Pusat dan Daerah maupun masyarakat itu sendiri yang akan menimbulkan persaingan semakin tidak sehat. Oleh karena itu, dalam pembangunan wilayah atau regional pembentukan suatu kawasan ekonomi harus dibuatkan suatu perencanaan terpadu.

Kebijakan pemerintah sebagaimana menurut UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 31 telah menyebutkan adanya pengaturan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai bagian dari kegiatan penanaman modal di Indonesia. Pembentukan KEK merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat peningkatan ekspor dan investasi, sehingga diperlukan kebijakan khusus. kebijakan khusus yang dimaksud dalam bentuk fasilitas khusus di bidang perpajakan, kepabeanan, infrastruktur pendukung, kemudahan perijinan, keimigrasian, dan ketenagakerjaan.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) adalah sebuah pola induk perencanaan ambisius dari pemerintah Indonesia untuk dapat mempercepat realisasi perluasan pembangunan ekonomi dan pemerataan kemakmuran. Percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini akan didukung berdasarkan potensi demografi dan kekayaan sumber daya alam, dan dengan keuntungan geografis masing-masing daerah.

Sebagai salah satu program dari Masterplan Percepatan dan Perluasan pembangunanEkonomi Indonesia (MP3EI), pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei diharapkan mampu menjadi media yang memfasilitasi pembangunan ekonomi melalui sektor industri. Pengembangan kawasan industri ini tentunya diharapkan akan memberikan hasil berupa


(13)

akselerasi pertumbuhan perekonomian, baik dalam lingkup daerah maupun nasional.

Kawasan Industri Sei Mangkei di dalam MP3EI termasuk di dalam Koridor Ekonomi Sumatera, dengan kegiatan ekonomi utama kelapa sawit. Dalam pengembangan Koridor Ekonomi Sumatera, pembangunan struktur ruang diarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun sawit sebagai kegiatan ekonomi utama menuju tempat pengolahan dan atau kawasan industri yang selanjutnya menuju pelabuhan. Oleh sebab itu, penentuan prioritas dan kualitas pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan, kereta api dan pelabuhan diarahkan untuk melayani angkutan barang untuk menunjang kegiatan ekonomi utama. Kegiatan ekonomi utama kelapa sawit di Sumatera memegang peranan penting bagi penyediaan kelapa sawit Indonesia dan dunia.

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di Dunia. Produksi komoditas kelapa sawit Indonesia yang merupakan bahan mentah minyak goreng (crude palm oil/CPO) rata-rata mencapai 23,5 juta ton per tahun. Guna kelancaran pemasaran produk olahan kelapa sawit pemerintah harus menata kembali infrastruktur publik.

Produksi kelapa sawit di Indonesia sebagian besar di ekspor dalam bentuk CPO, seharusnya sudah harus mengembangkan industri hilir kelapa sawit untuk menggenjot nilai tambah kelapa sawit tersebut. Industri hilir dalam mata rantai industri kelapa sawit, antara lain : oleo kimia dan biodiesel. Pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan untuk mempertahankan posisi strategis sebagai


(14)

penghasil hulu sampai hilir, sehingga dapat menjual produk yang bernilai tambah tinggi dengan harga bersaing.

Kawasan Industri Sei Mangkei, yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara sebagai “Sei Mangkei – Integrated Sustainable Palm Oil Cluster (SM ISPOIC)”. Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei ini sudah selaras dengan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Simalungun, yakni “Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dengan membuka kesempatan kerja dan berusaha melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber

daya alam dan sumber daya manusia”. Kawasan Industri Sei Mangkei

inidiharapkan terjadi peningkatan pendayagunaan dan pemanfaatan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia serta penggunaan tekonologi ramah lingkungan.

Kawasan Industri Sei Mangkei yang terletak di Nagori Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Lokasi Kawasan Industri Sei Mangkei ini cukup strategis dikarenakan, yaitu :

1. letak geografisnya yang berada relatif di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit atau dekat dengan sumber bahan baku (Raw Material Oriented);

2. Telah ada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 30 ton Tandan Buah Segar (TBS)/Jam sejak Tahun 1997 dan dekat dengan beberapa PKS dengan radius 70 Km milik PTPN III = 165 ton TBS/Jam, PTPN IV = 300 ton TBS/Jam, Swasta = 140 ton TBS/Jam;


(15)

3. Dekat dengan sungai Bah Bolon yang sangat diperlukan sebagai sumber air pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS);

4. Dekat dengan pelabuhan Kuala Tanjung (± 40 Km), tempat pengapalan CPO dan CKPO yang mampu mengakomodasi kapal-kapal dengan berat 30.000 – 40.000 DWT dan pelabuhan Inalum yang jaraknya hanya 36 km, sehingga sangat memudahkan transportasi produk-produk industri tersebut keluar Sumatera Utara dan Program MP3EI dimana pelabuhan Kuala Tanjung akan menjadi global hub di Koridor Ekonomi I (Sumatera);

5. Dekat dengan jalan besar Pematang Siantar – Lima Puluh yaitu jaraknya 5 km dan jalur kereta api Gunung Bayu - Perlanaan, sehingga transportasi produk ke daerah lain di Sumatera juga bisa lancar; dan

6. Dari segi pengembangan wilayah dapat memacu pengembangan wilayah Kabupaten Simalungun secara keseluruhan dan wilayah-wilayah yang berada disekitarnya.

Kegiatan ekonomi yang berkesinambungan akan menghasilkan nilai tambah pula bagi perusahaan dalam hal ini yaitu PT. Perusahaan Nusantara III.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian dengan judul “Kajian Pembangunan Kawasan Industri Sei Mangkei Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun”


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa saja nilai tambah yang didapatkan PTPN III sebagai penyedia dana Pengembangan Proyek Sei Mangkei?

2. Apa saja target yang akan dicapai oleh PTPN III dalam Rencana Pengembangan Proyek Sei Mangkei?

C. Tujuan Penelitian

Dari rurmusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan pada Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Mengkaji peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei terhadap PTPN III

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pembangunan kawasan industri terhadap pengembangan wilayah 2. Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan bagi PTPN III dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang tentang sejauh mana peranan pembangunan pengembangan kawasan industri Sei Mangkei


(17)

3. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lainnya yang akan melakukan penelitian di masa yang akan datang


(18)

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan.Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (krenel) dan produk hilir karet.

Sejarah perseroan diawali dengan pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 yang dikenal dengan proses Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Pada tahun 1969 PPN direstukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan (Persero).

Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha perusahaan BUMN, pemerintah merestrukturisasi BUMN sub sektor, perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah exploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 BUMN yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero), dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).


(19)

Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1996, pada 14 Februari 1996 ketiga perseroan itu digabung dan diberi nama PT. Perkebunan Nusantara III Persero yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No.36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.C28331.HT.01.01.th.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.8674 Tahun 1996.

B. Visi dan Misi PT. Perusahaan Nusantara III Visi :

a) Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik

Misi :

a) Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan

b) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan

c) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategik dan mengembangkannya secra optimal

d) Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal-hasil terbaik bagi para investor


(20)

f) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas

C. Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 2.1 Struktur Organisasi PTPN III


(21)

D. Uraian Pekerjaan a. Direktur Utama

Direktur utama mengkoordinir seluruh fungsi dan langsung mengkoordinir anggota Direksi lainnya yang terdiri dari Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur SDM, Direktur Perencanaan dan Pengembangan.

Tugas dan wewenang Direktur Utama :

a) Mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalan dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan.

b) Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional perusahaan.

c) Melaksanakan kebijaksanaan perusahaan, sesuai yang diatur di dalam anggaran perusahaan. Serta ketentuan yang digariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, Menteri Pertanian selaku kuasa pemegang saham dan Dewan Komisaris.

d) Menetapkan langkah-langkah dalam melaksanakan kebijaksanaan di bidang produksi, teknik, pengolahan, tenaga manusia, keuangan, dan pemasaran.

e) Mengkoordinasi pelaksanaan tugas para anggota Direksi dan mengawasinya secara umum.


(22)

f) Bersama-sama anggota Direksi lainnya mewakili perusahaan di dalam dan di luar pengadilan.

g) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham melalui Dewan Komisaris.

b. Direktur Produksi

Direktur Produksi dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Teknik, Dan Kepala Bagian Teknologi.

Tugas dan wewenang Direktur Produksi :

a) Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam kebijaksanaan Direksi.

b) Melaksanakan pengaturan-pengaturan dan pengendalian diri dari unit-unit usaha dan sarana pendukung mencakup tanaman (kultur teknis) produksi, teknologi dan sebagainya.

c) Melaksanakan pemberian dan pengawasan terhadap kegiatan yang tercantum pada kebijakan Direksi.

d) Melaksanakan rencana-rencana rehabilitasi dan investasi di bidang tanaman maupun sarana pendukung lainnya dari unit-unit usaha yang telah ada.

c. Direktur Keuangan

Direktur Keuangan dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir KepalaBagian Keuangan, Kepala Bagian Akuntansi, Kepala Bagian Komersil.


(23)

Tugas dan wewenang Direktur Keuangan : a) Menyusun perencanaan di bidang keuangan. b) Menetapkan perencanaan di bidang keuangan.

c) Mengelola administrasi keuangan secara umum pada bidang keuangan dan perkantoran serta segala sesuatunya yang berkaitan dengan itu.

d) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidangnya.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, Kepala Bagian Akuntansi merupakan salah satu bagian yang dikoordinir oleh Direktur Keuangan. Kepala Bagian Akuntansi terdiri dari tiga Kepala Urusan, yaitu Kepala Urusan Verifikasi dan Aktiva Tetap, Kepala Urusan Konsolidasi Laporan Keuangan dan Kepala Urusan Akuntansi Kandir. Masing-masing Kepala Urusan mengkooordinir dua staff Urusan di bawahnya.

Kepala Urusan Verifikasi dan Aktiva Tetap, disinilah penulis ditempatkan. Kepala Urusan ini membawahi dua staff yaitu Urusan Verifikasi dan Aktiva Tetap A dan Staf Urusan Verifikasi B. Dimana wilayah A mencakup Daerah Labuhan Batu 1 (DLAB 1), Daerah Labuhan Batu 2 (DLAB 2), Daerah Labuhan Batu 3 (DLAB 3), dan Daerah Tapanuli Selatan (DTAPS). Wilayah B mencakup Daerah Deli Serdang 1 (DSER 1), Daerah Deli Serdang 2 (DSER 2), Daerah Simalungun (DSIMA), dan Daerah Asahan (DASAH).


(24)

Kepala Urusan Konsolidasi Laporan Keuangan membawahi Staff Urusan Konsolidasi Laporan Keuangan dan Staff Urusan Analisa Laporan Keuangan. Yang terakhir yaitu Kepala Urusan Akuntansi Kandir yang membawahi dua staff juga, yaitu Staff Urusan Admin Gudang dan Penjualan Produksi dan Staff Urusan Laporan Manajemen Kantor Direksi. d. Direktur SDM

Dalam melaksanakan tugas, Direktur SDM mengkoordinasi Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian SDM, Kepala Bagian KBL, Kepala Bagian Hukum dan Manajemen Resiko.

Tugas dan wewenang Direktur SDM :

1) Menyusun perencanaan di bidang ketenagakerjaan dan masalah umum serta kesejahteraan karyawan.

2) Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan di bidang yang dikelolanya.

3) Mengelola sumber daya manusia yang ada secara umum. 4) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap

bidang-bidang yang dikelolanya.

e. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Dalam melaksanakan tugas, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Mengkoordinasi Kepala Bagian Perencanaan dan pengkajian, Kepala Bagian Pengembangan, Kepala Bagian TI dan TB/CMR.


(25)

1) Menyusun perencanaan di bidang perencanaan dan pengembangan

2) Menetapkan ketentuan-ketentuan pelaksanaan dan pengembangan sesuai dengan kebijakan Dewan Direksi.

3) Melaksanakan pengendalian dan pengawasan terhadap bidang-bidang di atas termasuk anak perusahaan

E. Kinerja Terkini

Setiap Perusahaan memiliki visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan membutuhkan waktu untuk mewujudkan itu semua. Begitu pula pada PTPN III yang akan terus berupaya mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan kedisiplinan serta loyalitas dalam bekerja.

Untuk mendorong hasil yang maksimal dibutuhkan kinerja yang bermutu dimana kinerja-kinerja tersebut dapat membantu mewujudkan nilai yang menjadi tujuan PT. Perusahaan Nusantara III. Jadi kinerja terkini yang dijalankan perusahaan ini dimana kinerja tersebut yang menjadi tugas pokok yang telah ditetapkan. Adapun kegiatan utama PTPN III adalah :

a. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan, pembibitan, penanaman dan pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut.

b. Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan atau barang jadi serta produk turunannya.


(26)

c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.

d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, agrobisnis dan agroindustri.

e. Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Kegiatan yang dilaksanakan ada yang bersifat rutin dan nonrutin. Kegiatan yang bersifat rutin seperti diskusi dan komunikasi dengan perguruan tinggi maupun lembaga penelitian (misalnya BPPT dan LIPI) untuk mendapatkan bahan percobaan yang dapat diterapkan di PTPN III, pemeliharaan alat-alat labolatorium serta mengikuti seminar, pameran di dalam dan di luar daerah. Sedangkan kegiatan yang bersifat nonrutin berupa kerjasama untuk melakukan penelitian baik dengan pihak dalam negeri maupun luar negeri yang bersifat jangka panjang.

Selain menjalani kegiatan pokok, kegiatan-kegiatan yang diluar kegiatan pokok juga tetap dilaksanakan. Misalnya saja kegiatan kerohanian seperti perayaan hari-hari besar keagamaan sehingga kegiatan ini mengandung nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup. Tidak hanya kegiatan rohani, para pegawai juga melakukan kegiatan-kegiatan jasmani seperti melakukan senam pagi disetiap hari jumat pagi.

F. Wilayah PT. Perusahaan Nusantara III

PTPN III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet pada tahun 2009 dengan areal konsesi seluas 159.655,87Ha. Budidaya kelapa sawit diusahakan


(27)

pada areal seluas 105.067,57Ha, karet 37,856,16Ha dan areal lain-lain 16.732,14Ha. Selain penanaman komoditi pada areal kebun sendiri. PTPN III juga mengelola areal Plasma milik Petani seluas 19.553,94Ha untuk tanaman kelapa sawit dan tanaman karet 9.150,80Ha.

Tabel 2.1 Luas Areal PT. Perkebunan Nusantara III

Areal Tanaman Luas(Ha) Produksi (Ton) Kelapa Sawit :

Kebun Sendiri

105.067,57 CPO : 393.594 Inti Sawit : 81.852

Plasma

10.403,14 CPO : 123.742

Inti Sawit : 27.019 Karet :

Kebun Sendiri

37.856,16 Karet Kering

Kebun Sendiri : 39.010

Kebun Plasma 9.150,80 Kebun Plasma : 961

Sumber: PT. Perkebunan Nusantara III Medan (2014)

Unit-Unit Kegiatan Usaha

Selain Unit usaha kebun PTPN III juga memiliki sejumlah 21 unit pabrik pengolahan

1. Pabrik Kelapa Sawit 11 unit 2. Pabrik Sheet 6 unit

3. Pabrik Crumb Rubber Low Grade 2 unit 4. Pabrik Centrifuge Lateks/Lateks Pekat 2 unit


(28)

PEMBAHASAN

A. Definisi Nilai Tambah

Pengertian nilai tambah adalah proses pengolahan hasil industri yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau komoditi sehingga nilai ekonomi dan daya gunanya meningkat lebih tinggi dari sebelumnya, serta aktivitas yang ditimbulkan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan sosial baik bagi daerah operasional, pusat, maupun daerah non operasional. Konsekuensi logis dari olahan yang lebih baikakan menyebabkan total penerimaan yang lebih tinggi. Nilai tambah merupakan nilai produk barang sesudah diolah dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam pengolahan. Perubahan nilai bahan baku yang telah mengalami perlakuan pengolahan besar nilainya dapat diperkirakan.

Dalam rangka mempercepat pembangunan nasional di Sumatera Utara, PTPN III turut berinisiatif membangun satu proyek pembangunan yang dinamakan proyek KEK Sei Mangkei.Keberadaaan KEK Sei Mangkei merupakan komponen strategis dari program MP3EI yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor

dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.Implementasi awal

dalam pengembangan sektor industri diSumatera Utara adalah ditetapkannya wilayah Sei Mangkei sebagai pusat kegiatan perindustrian yang berbasis sumber daya alam di Sumatera Utara melalui Peraturan


(29)

Pemerintah Republik Indonesia. Sejumlah industri sedang dan akan dibangun di kawasan Klaster Industri Kelapa Sawit Sei Mangkei, Sumatra Utara yang dibangun untuk meningkatkan nilai tambah kelapa sawit Indonesia. Selain penambahan pabrik kelaps sawit (PKS) milik PTPN III dengan kapasitas total 75 ton per jam, juga akan dibangun beberapa industri lainnya. Mulai dari pembangkit listrik 2 x 35 mega watt, juga akan dibangun pabrik minyak inti sawit berkapsitas 400 liter per hari, pabrik biodiesel, betacaroten, fatty acid, fatty alkohol dan oleokimia lainnya. Klaster hasil industri kelapa sawit Sei Mangkei yang dibangun PTPN IIIsangat potensial karena memiliki beberapa keunggulan mulai lokasinya yang berada di areal perkebunan yang jauh dari pemukiman penduduk, tidak jauh dari pelabuhan Kuala Tanjung dan tersedianya sumber bahan baku yaitu CPO dan PKO serta melimpahnya sumber air dari sungai Bah Bolon.Sei Mangkei yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara ini berkomitmen untuk membawa investasi ke kawasan tersebut dan menjadi mitra stratgis PTPN III membangun kawasan ekonomi khusus tersebut. Dengan nilai investasi sebesar Rp 2,5 triliun

1. Pembangunan Infrastruktur dan Sarana Penunjang di dalam kawasan yang telah selesai dilaksanakan

a) Gedung Pengelola Kawasan b) Jalan


(30)

Pembangunan Sarana jalan di Dalam Kawasan Sei Mangkei pada Tahap I terdiri dari ROW 43 dengan 2 lajur sepanjang 950 meter dan ROW 28 sepanjang 1.751 meter .

c) Water Treatment Plan

Untuk memenuhi kebutuhan Air Bersih di Kawasan Sei Mangkei telah dibangun Sarana Water Treatment Plan dengan Kapasitas 250 M3/Jam

d) Pembangkit Listrik Biomassa Sawit

Dengan kapasitas2 x 3,5 Mw yang berfungsi untuk mensuplai Listrik Kawasan

e) Drainase Induk sepanjang 1.920 meter

2. Pembangunan Pabrik oleh PTPN III di dalam Kawasan yang telah selesai dilaksanakan

a) Peningkatan PKS menjadi 75 Ton TBS/ Jam

b) Pembangunan Pabrik Kernel Oil ( PKO ) Kapasitas 400 Ton Kernel /Hari

3. Rencana Pembangunan Infrastruktur di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei Tahun 2014

a) Pembangunan IPAL/WWTP Kapasitas 250 M3/Jam

b) Pembangunan Jalan Utama ROW 62, ROW 43, Row 30 dan Sistem Drainage

c) Pembangunan Dry Port

dengan Kapasitas 5.300 Teus yang berfungsi Sebagai pelayanan satu atap QIC


(31)

d) Jalur KA dari KEK Sei Mangkei ke Sepur Simpang Perlanaan sepanjang 2.950 Meter sepur

e) Pembangunan Tanki Timbun : 2 ( dua ) unit Tangki Kapasitas 5.000 Ton CPO dan 2 unit Tangki kapasitas 3.000 on CPKO f) Biogas Plant Kapasitas 2,1 MW

4. Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan kerjasama antara PTPN III dengan Instasi Terkait (PLN , Pertagas Niaga/Pertamina)

a. Kerjasama antara PTPN III dengan PLN wilayah Sumatera Utara Estimasi kebutuhan listrik di KEK Sei Mangkei sebagi berikut : 1) Tahun 2014 : 28 MW

2) Tahun 2015 : 40 MW 3) Tahun 2020 : 102 MW 4) Tahun 2030 : 400 MW

PT. PLN Pusat merencanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di KEK Sei Mangkei, melalui dua tahap:

I. Tahap sementara yang akan berupa penyambungan kabel tegangan menengah (20 kV) dari Pematang Siantar dan Kuala Tanjung ke Sei Mangkei. Penyambungan ini akan memasok listrik ke KEKSei Mangkei hingga 12 MW pada awal tahun 2014.

II. Tahap permanen yang akan siap beroperasi pada kwartal ketiga tahun 2015 berupa pembangunan Gardu Induk (GI) baru di kota Perdagangan yang akan mampu memasok listrik 60 MVA ke KEK-Sei Mangkei.


(32)

b. Kerjasama antara PTPN III dengan Pertagas Niaga/Pertamina untuk IPP (Independent Power Producers)

Proses kajian untuk melakukan rencana IPP dengan bahan bakar gas sebesar 35 MMSCFD

5. Rencana Pembangunan Infrastruktur Gas di KEK Sei Mangkei

a) Kerjasama antara PT Pertagas Niaga dan PTPN III untuk mensuplai kebutuhan gas di KEK Sei Mangkei.

Telah dilakukan MoU antara PTPN III dan PT. Pertagas Niaga untuk Jual Beli Gas Bumi untuk keperluan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei (pada tanggal 27 Mei 2013) dan saat ini telah dilakukan Head of Agrement (HoA) pada tanggal 8 November 2013

6. Status Lahan (HGU-HPL)

a) Persetujuan Menteri BUMN terhadap pelepasan aset (tanah) PTPN III yang mempunyai hak HGU seluas 2002,7 ha

Menteri BUMN telah menyampaikan persetujuan Pengalihan Hak Guna Usaha (HGU) Lahan Milik PTPN III di Sei Mangkei menjadi Hak Pengelolaan Lahan (HPL) melalui surat No. S-743/MBU/2012 pada tanggal 19 Desember 2012

b) Pengusulan perubahan status hak tanah PTPN 3 dari HGU ke HPL seluas 2002,7 ha

Pada tanggal 26 Maret 2013 PTPN III mengirim surat nomor 3.13/X/41/2013 ke BPN RI melalui Kepala Kanwil BPN Sumatera Utara tentang Permohonan Izin pelepasan HGU no:1 kebun Sei


(33)

Mangkei Seluas 2002,77 Ha yang terletak di Provinsi Sumatera Utara kabupaten Simalungun Kecamatan Bosar Maligas Desa Sei Mangkei.

c) Izin pelepasan HGU dari BPN RI melalui surat no : 2188/14.3/V/2013 tanggal 27 Mei 2013.

Pemberian izin pelepasan hak Guna Usaha nomor 1./ Sei Mangkei atas nama PTPN III atas tanah seluas 2002.77 Ha, terletak di Desa Sei Mangkei, kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatara utara.

d) Permohonan Pengukuran Ke BPN

PTPN III telah mengirimkan surat nomor :3.11.X/65/2013 tanggal 7 Mei 2013

e) Surat Perintah Setor dari BPN wilayah Sumatera Utara

BPN telah mengeluarkan Surat Perintah Setos (SPS) nomor : 025/SPS-12.200.6/VI/2013

f) Pengukuran Luasan Areal KEK Sei Mangkei

Telah dilaksanakan proses pengukuran oleh BPN dengan terbitnya peta bidang No. 33/09/2013 tanggal 22 November 2013 dan peta bidang no. 34/09/2013 tanggal 26 November 2013.

g) Permohonan Hak Pengelolaan (HPL) ke BPN

PTPN III telah mengajukan kembali Hak Pengelolaan ( HPL ) ke BPN Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 25 November 2013 melalui surat nomor 3.11/X/131/2013 dan formulir 402a (nomor :3.11/X/132/2013) sesuai hasil pengukuran yang telah dilakukan


(34)

oleh BPN dengan Peta Bidang Tanah nomor : 26/09/2013 dan Bidang Tanah nomor : 33/09/2013 seluas 1.933,80 Ha.

Infrastruktur yang didanai oleh PTPN III tersebut menelan dana Rp.5,8 miliar untuk jaringan listrik, Rp.35,9 miliar untuk jalan, Rp.11,4 miliar untuk drainase induk, dan Rp 8,8 miliar untuk saranan pengolahan air bersih.

B. Kendala yang akan dihadapi dalam Pembangunan Proyek Sei Mangkei

Sebuah proyek merupakan suatu usaha/aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sebuah proyek juga dapat diartikan sebagai upaya atau aktivitas yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran dan harapan-harapan penting dengan menggunakan anggaran dana serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.

Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Senantiasa dibutuhkan pemberdayaan sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting tertentu. Aktivitas/kegiatan-kegiatan pada proyek merupakan sebuah mata rantai, yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai dengan


(35)

Kendala/hambatan proyek adalah spesifikasi kerja, jadwal waktu dan dana. Sejauh ini, proyek Sei Mangkei masih terganjal perencanaan Tata Ruang Provinsi. Pemerintah di tingkat pusat dan provinsi belum memiliki political willyang kuat untuk mendukung pengembangan proyek MP3EIdi Sumatera Utara. Selain itu, dalam proyek ini juga terganjal oleh kucuran dana, sehingga memperlambat proses pembangunan proyek. Fakta lain mengatakan, belum bebasnya lahan-lahan yang berada di lokasi proyek Sei Mangkei juga menjadi salah satu pemicu terhambatnya pembangunan proyek.

C. Peranan Pembangunan Proyek Sei Mangkei hingga saat ini

Dunia bisnis akan memasuki era globalisasi, dengan berbagai tantangan dan resikonya bagi organisasi/perusahaan, yang akan mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya. Bisnis global yang kompetitif itu dalam realisasinya tidak sekedar menyentuh “transaksi finansial” dalam proses import dan eksport, tetapi mengarah kepada transaksi kemasyarakatan, seperti pembentukan sebuah perserikatan bisnis internasional, kerjasama antar perusahaan multinasional, yang didesain untuk meraih keuntungan bersama. Bisnis internasional seperti itu membawa dimensi-dimensi baru yang berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap bisnis lokal dan nasional.

Peranan adalah perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada

individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yaang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai yang diharapkan


(36)

perusahaan. Sebagai kawasan ekonomi yang telah berkembang, KEK Sei Mangkei telah memiliki beberapa peranan penting bagi pemerintah hingga masyarakat sekitar kawasan.

1. Mendukung Tujuan Pemerintah dalam Meningkatkan Pertumbuhan

Ekonomi

Kemajuan Pendapatan Nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan daya saing kemajuan ekonomi antarnegara.Perbandingan itu dapat pula menjadi salah satu acuan pemerintah dalam program percepatan pembangunan kawasan Sumatera yang tertuang dalam PP

No.29/2011.Diperkirakan KEK Sei Mangkei bisa mendorong

pertumbuhan ekonomi regional dan nasional. Kehadiran KEK Sei Mangkei diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya pada bahan baku impor dalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.

2. Terbentuknya Industri Hilir

Usaha untuk mewujudkan Master Plan MP3EI, terutama pada

sektor klaster industri hilir kelapa sawit di Kawasan Industri Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi Kawasan Ekonomi Khusus pertama di Indonesia.Pemanfaatan CPO selama ini digunakan oleh industri dalam negeri sebagai bahan baku industri turunan CPO yang hanya 18 jenis produk yaitu industri pangan (antara lain minyak goreng, margarin, shortening, CBS, Vegetable Ghee) dan industri non pangan yaitu oleokimia (antara lain fatty acids, fatty alcohol, dan glycerin) dan biodiesel. Terkait dengan Pembangunan


(37)

Kawasan/Klaster Industri Hilir Kelapa Sawit, telah dicapai beberapa hal:

1) Penetapan Proyek Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai satelit program MP3EI Indonesia bagian barat yang telah dicanangkan Presiden RI.

2) Telah diselesaikannya perluasan kapasitas pabrik kelapa sawit Sei Mangkei dari semula 30 Ton/Jam TBS menjadi 75 Ton TBS/jam.

3) Fasilitas Pembangunan pabrik Palm Kernel Oil (PKO) dan Pembangkit Listrik Tenag Biomassa (PLTBS) telah memasuki tahap akhir.

4) Telah tersusunnya matriks rencana pembangunan infrastruktur Klaster Sei Mangkei – Sumut, Dumai – Kuala Enok Riau, dan Maloy Kaltim.

Sedangkan terkait peningkatan investasi industri hilir dan jaminan pasokan bahanbaku telah dicapai beberapa hal, diantaranya:

1) Masuknya investasi industri hilir skala besar lebih dari Rp 20 Triliun oleh PT. Ferrostal Indonesia dan sebuah perusahaan dari Eropa untuk membangun pabrik di Kawasan Industri Sei Mangkei. 2) Telah berpartisipasi aktif pada kegiatan Sub Working Group of

Palm Oil untuk menangkal dampak negative campaign industri palm oil di Indonesia.

Ekspor dalam bentuk bahan baku akan sangat rentan terhadap fluktuasi harga (risiko harga) karena harganya sangat fluktuatif dengan koefisien keragaman harga tahunan diatas 30%. Untuk mengatasi


(38)

masalah ini pemerintah berusaha mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan dengan dengan kebijakan menaikan pajak ekspor (PE) produk primer perkebunan dengan harapan ketersediaan bahan baku lebih terjamin dengan harga yang lebih murah. Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri hilir kelapa sawit.PTPN III dengan proyek Sei Mangkei mengembangkan industri hilir agar nantinya Negara tidak kehilangan peluang untuk memperoleh tambahan penerimaan dalam bentuk pajak dan kehilangan kesempatan untuk membuka lapangan kerja yang lebih luas.

3. Mengintegrasikan industri hulu dan hilir

Kenyataan mengungkapkan industri hulu di Indonesia lebih berkembang dan maju dibandingkan industri hilir. Berdasarkan penelitian terdapat lima faktor utama yang menghambat perkembangan industry hilir, yaitu (1) lemahnya penguasaan/akses pasar, (2) PPN pertanian/perkebunan, (3) tariff impor bahan baku dan penolong yang tinggi, (4) disharmoni tarif impor dan kurangnya insentif investasi. Maka dari itu KEK Sei Mangkei hadir demi memenuhi industry hilir yang nantinya akan semakin berkembang sehingga industry hilir dapat seimbang perkembangannya dengan industry hulu.

4. Sebagai Penyedia Investor

Dalam proyek ini, PTPN III siap melakukan kerja sama dengan para investor yang ingin berinvestasi di kawasan seluas 16.000 Ha tersebut. Secara korporasi PTPN III telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan investor melakukan bisnis di KEK


(39)

tersebut.PTPN III sangat berharap agar para investor segera melakukan investasi di Kawasaan Ekonomi Khusus mengingat banyaknya kemudahan yang diberikan dalam melaksanakan investasi diantaranya adalah keringanan di bidang fiskal dan prosedural pengurusan hak atas tanah, sehingga sangat menguntungkan dari segi finansial bagi para investor dalam melakukan investasi.Dengan bertambahnya jumlah investor yang akan menanamkan modalnya sehingga terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi yang membawa kesejahteraan masyarakat Sumatera Utara.

5. Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Selain mengamankan kinerja finansial perusahaan dan meningkatkan nilai tambah, meningkatkan daya saing produk hilir sawit, membuka peluang investasi, KEK Sei Mangkei secara langsung juga membuka lapangan kerja.Kebijakan pembangunan daerah mencakup upaya perluasan lapangan kerja yang dilakukan melalui pemerataan pembangunan di daerah.Oleh sebab itu, pembangunan daerah perlu diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dan pemerataan pembangunan masing-masing daerah sesuai dengan potensi dan kebutuhannya sehingga dapat dicapai perluasan dan pemerataan kesempatan kerja di daerah.

6. Multiplier Effects bagi Masyarakat sekitar

Efek baik dari pembangunan proyek Sei Mangkei ini tidak hanya dirasakan oleh para investor tetapi masyarakat sekitar pun dapat memanfaatkan kesempatan ini. Menciptakan multiplier effects seperti membangkitkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).


(40)

Selain itu, perkebunan dan industri berbasis sawit limbahnya juga bisa digunakan untuk bahan baku makanan sapi yang berkualitas baik. Hasil penelitian menunjukkan, daun dan pelepah sawit dapat dijadikan pakan dengan dukungan mesin pencacah daun dan pelepah sawit lalu dicampur konsentrat dan daun hijau sehingga menjadi pakan ternak yang memenuhi standar gizi ternak.Dengan demikian masyarakat sekitar dapat pula merasakan efek positif dengan memanfaatkan keadaan yang ada.

D. Nilai Tambah bagi PTPN III

Selain bermanfaat bagi pemerintah dan masyarakat, KEK Sei Mangkei juga memiliki nilai tambah sendiri bagi PT.Perusahaan Nusantara III.Nilai tambah tersebut berupa nilai tambah dari sisi ekonomi maupun sosial. Nilai tambah ekonomi adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). Nilai tambah ekonomi berupa keuntungan laba bersih selain memberikan nilai tambah bagi perusahaan itu sendiri, perusahaan juga harus memastikan bahwa perusahaan sudah memberikan keuntungan bagi para investor. Biaya modal harus dapat merefleksikan resiko dari suatu unit bisnis.Pengembangan kawasan industri Sei Mangkei akan memberi pertumbuhan progresif terhadap perekonomian daerah Sumatera Utara, dengan adanya penciptaan nilai tambah produk melalui aktivitas industri. Dari data tahunan PTPN III, jumlah asset mengalami peningkatan


(41)

yaitu tahun 2011 sebesar Rp.9.086.304.113.551 naik menjadi Rp.10.208.927.252.901 pada tahun 2012.Penciptaan nilai tambah ini tentunya akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan menjual produk dalam bahan mentah. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor dan kegiatan ekonomi lainnya yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Pembangunan tidak hanya memusatkan perhatian pada aspek ekonomi, melainkan juga aspek nonekonomi. Hubungan-hubungan yang saling terkait antara apa yang dinamakan faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor nonekonomi dianamakan sistem sosial. Termasuk dalam faktor-faktor nonekonomi adalah sikap masyarakat dan individu dalam memandang kehidupan (norma budaya), kerja, dan wewenang: struktur administrasi, hukum, dan birokrasi dalam sektor pemerintah, tingkat partisipasi rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan pembangunan; serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial (Todaro, 2006).

Nilai tambah sosial adalah suatu kegiatan yang terjadi antara dua orang atau lebih yang saling berkaitan satu sama lain dansaling menguntungkan.Dalam hubungan yang harmonis diharapkan produktivitas akan meningkat, yang dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha, pekerja, lingkungan sosial dan negara. Pengusaha dan pekerja secara bersama-sama berkewajiban mengembangkan dan memajukan perusahaan


(42)

agar mampu mewujudkan eksistensi yang kompetitif. Eksistensi seperti itu bermakna bisnis yang dilakukan nampak memberikan hasil berupa keuntungan yang menjadi tujuan utamanya. Keuntungan yang diperoleh merupakan hasil kerjasama antara pengusaha dan semua pekerja di lingkungan organisasinya. Oleh karena itu dari keuntungan sebagai milik perusahaan, layak disisihkan sejumlah dana untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya. Pemberian bagian dari keuntungan yang layak, dampaknya akan diperoleh kembali oleh perusahaan berupa motivasi kerja yang tinggi dan kesediaan memberikan kontribusi terbaik dari para pekerja, yang memungkinkan perusahaan mempertahankan dan meningkatkan eksistensi yang kompetitif secara berkelanjutan. Disamping itu perusahaan juga harus menyadari arti dan peranan lingkungan sosial, bangsa dan negara sebagai wilayah operasionalnya. Kesadaran itu harus diiringi dengan kesediaan menyisihkan bagian dari keuntungan, untuk ikut serta dalam membangun perekonomian negara, khususnya lingkungan sosial dan sekitarnya. Keikutsertaan itu berupa perwujudan tanggung jawab moral dan material pada lingkungan yang telah memungkinkan perusahaan meraih sukses berupa keuntungan dalam berbisnis. Dalam kondisi sama-sama memiliki kepentingan itu, maka diperlukan upaya menggali dan mengembangkan kerjasama dan kebersamaan, sesuai posisi, peranan dan fungsi masing-masing.

Menurut Rachbini (2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat diperlukan agar faktor-faktor manusia dan nonmanusia dapat


(43)

diintegrasikan menuju self sustained growth yang diharapkan. Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi masyarakat yang ada. Keuntungan sosial bagi PTPN III disisi lain yaitu peningkatan jaringan bisnis akan semakin meluas, efek positif yang ditimbulkan akan mengangkat citra baik perusahaan ini sendiri menjadikan langkah perusahaan dalam dunia bisnis kedepannya akan semakin mudah. Dengan begitu perusahaanakan semakin berkembang dan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006).

E. Target yang akan dicapai di masa mendatang

Pengembangan industri hilir sebaiknya terintegrasi dengan program perluasan tenaga kerja dan transmigrasi yang mengedepankan mekanisasi pertanian.Implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah diharapkan bisa mendorong terciptanya substitusi impor, yakni kebijakan memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya diimpor.Apalagi impor minyak dalam situasi nilai tukar rupiah yang melemah telah menguras devisa negara. Indonesia yang mampu memproduksi 28 juta ton CPO dari perkebunan seluas 8,9 juta hektare pada 2013 sebaiknya banting setir dengan mengembangkan biodiesel berbahan baku kelapa sawit yang merupakan energi baru terbarukan. Pengembangan biodiesel secara konkret juga bisa menstimulus sektor riil dan menaikkan pendapatan petani.

KEK Sei Mangkei dirancang untuk mengakomodir lebih dari 200 unit industri berkelas dunia yang besar artinya bagi perwujudan daya saing


(44)

bangsa Indonesia ke masa depan. Kehadiran KEK Sei Mangkei diharapkan dapat menstabilkan harga bahan baku sawit, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), mengembangkan wilayah dan sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Proyek yang bernilai triliunan rupiah ini nantinya diharapkan dapat sekaligus dikembangkan sebagai kawasan industri kelas dunia yang menghasilkan komponen serta suku cadang industri manufaktur yang diekspor keseluruh pelosok dunia.


(45)

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan diadakannya proyek Sei Mangkeisebagai salah satu program percepatanpembangunan kawasan Sumatera Utara ini akan mendorong perekonomian regional dan nasional

2. Industri adalah salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting dan menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia. KEK Sei Mangkei yang dikelola oleh PTPN III merupakan konsep yang strategis menyediakan ruang bagi industri-industri yang terintegrasi dengan pengembangan industri hilir kelapa sawit.

3. PTPN III sejauh initelah berhasil memperoleh nilai tambah berupa nilai tambah dari sisi ekonomi maupun sosial. Pengembangan kawasan industri Sei Mangkei akan memberi pertumbuhan progresif terhadap perekonomian daerah Sumatera Utara, dengan adanya penciptaan nilai tambah produk melalui aktivitas industri. Dari segi sosial sendiri bisa berpengaruh terhadap masyarakat sekitar.Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi masyarakat yang ada.


(46)

B. Saran

1. Sebaiknya pengembangan proyek Sei Mangkei harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Limbah dari KEK Sei Mangkei dapat di daur ulang agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

2. Pengembangan industri hilir agar dapat lebih banyak dikebangkan oleh perusahaan lokal sehingga kita sebagai tuan rumah memang dapat menyaingi negara-negara maju di dunia serta menguasai pangsa pasar di kancah internasional dengan hasil bumi sendiri.


(47)

Nawari, Hadari. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Yogyakarta.

www.eksposnews.com/view/27/49609/Sei-Mangkei-Mampu-Serap-Ribuan-Tenaga-kerja.html.U-e4YMR

www.eprints.undip.ac.id/35827/1/SURYANINGSIH.pdf www.inaport1.co.id/?p=3442

www.investor.co.id/home/momentum-industri-hilir-cpo/67602 www.kemenprin.go.id/artikel/22/Kawasan-Industri-Sei-Mangke www.ptpn3.co.id

www.seimangkei.com/2014/16/perkembangan-kawasan-ekonomi-khusus-sei-mangkei.html/


(1)

34

agar mampu mewujudkan eksistensi yang kompetitif. Eksistensi seperti itu bermakna bisnis yang dilakukan nampak memberikan hasil berupa keuntungan yang menjadi tujuan utamanya. Keuntungan yang diperoleh merupakan hasil kerjasama antara pengusaha dan semua pekerja di lingkungan organisasinya. Oleh karena itu dari keuntungan sebagai milik perusahaan, layak disisihkan sejumlah dana untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para pekerja dan keluarganya. Pemberian bagian dari keuntungan yang layak, dampaknya akan diperoleh kembali oleh perusahaan berupa motivasi kerja yang tinggi dan kesediaan memberikan kontribusi terbaik dari para pekerja, yang memungkinkan perusahaan mempertahankan dan meningkatkan eksistensi yang kompetitif secara berkelanjutan. Disamping itu perusahaan juga harus menyadari arti dan peranan lingkungan sosial, bangsa dan negara sebagai wilayah operasionalnya. Kesadaran itu harus diiringi dengan kesediaan menyisihkan bagian dari keuntungan, untuk ikut serta dalam membangun perekonomian negara, khususnya lingkungan sosial dan sekitarnya. Keikutsertaan itu berupa perwujudan tanggung jawab moral dan material pada lingkungan yang telah memungkinkan perusahaan meraih sukses berupa keuntungan dalam berbisnis. Dalam kondisi sama-sama memiliki kepentingan itu, maka diperlukan upaya menggali dan mengembangkan kerjasama dan kebersamaan, sesuai posisi, peranan dan fungsi masing-masing.

Menurut Rachbini (2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat diperlukan agar faktor-faktor manusia dan nonmanusia dapat


(2)

diintegrasikan menuju self sustained growth yang diharapkan. Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi masyarakat yang ada. Keuntungan sosial bagi PTPN III disisi lain yaitu peningkatan jaringan bisnis akan semakin meluas, efek positif yang ditimbulkan akan mengangkat citra baik perusahaan ini sendiri menjadikan langkah perusahaan dalam dunia bisnis kedepannya akan semakin mudah. Dengan begitu perusahaanakan semakin berkembang dan teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006).

E. Target yang akan dicapai di masa mendatang

Pengembangan industri hilir sebaiknya terintegrasi dengan program perluasan tenaga kerja dan transmigrasi yang mengedepankan mekanisasi pertanian.Implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah diharapkan bisa mendorong terciptanya substitusi impor, yakni kebijakan memproduksi di dalam negeri terhadap barang-barang yang tadinya diimpor.Apalagi impor minyak dalam situasi nilai tukar rupiah yang melemah telah menguras devisa negara. Indonesia yang mampu memproduksi 28 juta ton CPO dari perkebunan seluas 8,9 juta hektare pada 2013 sebaiknya banting setir dengan mengembangkan biodiesel berbahan baku kelapa sawit yang merupakan energi baru terbarukan. Pengembangan biodiesel secara konkret juga bisa menstimulus sektor riil dan menaikkan pendapatan petani.

KEK Sei Mangkei dirancang untuk mengakomodir lebih dari 200 unit industri berkelas dunia yang besar artinya bagi perwujudan daya saing


(3)

36

bangsa Indonesia ke masa depan. Kehadiran KEK Sei Mangkei diharapkan dapat menstabilkan harga bahan baku sawit, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), mengembangkan wilayah dan sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Proyek yang bernilai triliunan rupiah ini nantinya diharapkan dapat sekaligus dikembangkan sebagai kawasan industri kelas dunia yang menghasilkan komponen serta suku cadang industri manufaktur yang diekspor keseluruh pelosok dunia.


(4)

37

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Dengan diadakannya proyek Sei Mangkeisebagai salah satu program percepatanpembangunan kawasan Sumatera Utara ini akan mendorong perekonomian regional dan nasional

2. Industri adalah salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting dan menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia. KEK Sei Mangkei yang dikelola oleh PTPN III merupakan konsep yang strategis menyediakan ruang bagi industri-industri yang terintegrasi dengan pengembangan industri hilir kelapa sawit.

3. PTPN III sejauh initelah berhasil memperoleh nilai tambah berupa nilai tambah dari sisi ekonomi maupun sosial. Pengembangan kawasan industri Sei Mangkei akan memberi pertumbuhan progresif terhadap perekonomian daerah Sumatera Utara, dengan adanya penciptaan nilai tambah produk melalui aktivitas industri. Dari segi sosial sendiri bisa berpengaruh terhadap masyarakat sekitar.Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh potensi masyarakat yang ada.


(5)

38

B. Saran

1. Sebaiknya pengembangan proyek Sei Mangkei harus memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Limbah dari KEK Sei Mangkei dapat di daur ulang agar tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

2. Pengembangan industri hilir agar dapat lebih banyak dikebangkan oleh perusahaan lokal sehingga kita sebagai tuan rumah memang dapat menyaingi negara-negara maju di dunia serta menguasai pangsa pasar di kancah internasional dengan hasil bumi sendiri.


(6)

39

Nawari, Hadari. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Nurhayati. (2010). Manajemen Proyek, Graha Ilmu, Yogyakarta.

www.eksposnews.com/view/27/49609/Sei-Mangkei-Mampu-Serap-Ribuan-Tenaga-kerja.html.U-e4YMR

www.eprints.undip.ac.id/35827/1/SURYANINGSIH.pdf www.inaport1.co.id/?p=3442

www.investor.co.id/home/momentum-industri-hilir-cpo/67602 www.kemenprin.go.id/artikel/22/Kawasan-Industri-Sei-Mangke www.ptpn3.co.id

www.seimangkei.com/2014/16/perkembangan-kawasan-ekonomi-khusus-sei-mangkei.html/