Latar Belakang Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Pikir

4 Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Kelangsungan Hidup Larva Ikan Mas Bakteri Sumber Nutrisi Terbentuk Bioflok Kebutuhan Nutrisi Penambahan Sumber Karbon Pembenihan Ikan 5

1.5 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H = 0 : Pemberian bioflok tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas H 1 ≠ 0 : Pemberian bioflok memiliki pengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas 6

II. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2015, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuarium ukuran 20 x 30 x 30 cm 3 sebanyak 9 buah dilengkapi instalasi aerasi, termometer, DO-meter, pH-meter, selang sifon, Imhoff Cone, Spektrofotometer, dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan mas Cyprinus carpio berumur lima hari sebanyak 324 ekor, bioflok, bakteri aktivator EM 4 , gula pasir, dan pakan ikan pelet.

2.3 Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL, dimana terdiri atas tiga perlakuan dengan tiga kali ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Perlakuan A pemberian bioflok sebanyak 36 mlhari 2. Perlakuan B pemberianbioflok sebanyak 60 mlhari 3. Perlakuan C pemberian bioflok sebanyak 84 mlhari 7

2.4 Pelaksanaan Penelitian

2.4.1 Pembuatan Bioflok

Pembuatan bioflok menggunakan CN rasio 20. Tahap pertama dalam pembuatan bioflok yaitu dengan mendiamkan pakan yaitu dengan mencampurkan pakan 15 gram dengan 30 ml air ke dalam wadah terbuka dan didiamkan selama 2 hari. Tahap selanjutnya yaitu mempersiapkan akuarium berukuran 40 x 30 x 30 cm, akuarium dicuci hingga bersih dan diisi air dengan volume 30 liter lalu diberi aerasi dan didiamkan selama 24 jam sebelum dimasukkan bahan-bahan pembentuk bioflok. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut yang ada dalam media pembuatan bioflok. Bahan-bahan pembentuk bioflok seperti pakan yang telah didiamkan, gula pasir dengan komposisi 14,72 gram dan bakteri aktivator EM 4 sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam akuarium. Bioflok mulai terbentuk pada hari ke- 10 dan diberikan kepada larva ikan mas. Bioflok yang telah terbentuk diamati dibawah mikroskop dan dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.4.2 Persiapan Wadah

Akuarium yang digunakan berukuran 20 x 30 x 30 cm 3 sebanyak 9 buah. Akuarium dibersihkan dan diisi air dengan ketinggian air 20 cm dengan volume air 12 liter. Kemudian masing-masing akuarium diberi aerasi.

2.4.3 Penebaran Larva

Larva ikan mas Cyprinus carpio yang digunakan berumur lima hari. Larva ikan mas yang digunakan berasal dari indukan yang sama dan didapatkan dari pembudidaya di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pringsewu. Penebaran larva dilakukan melalui proses aklimatisasi terlebih dahulu agar larva dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Padat tebar larva ikan mas adalah 3 ekorliter 36 ekorakuarium. Hal tersebut mengacu pada penelitian Shaheen et al., 2011, yang menggunakan jumlah padat tebar larva ikan mas sebanyak 7000 ekor larva2047 liter atau sama dengan ±3 ekorliter. 8

2.4.4 Pemeliharaan Ikan Uji

Pemeliharaan ikan uji dilakukan selama 20 hari. Prosedur pemeliharaan ikan uji yaitu ikan uji ditebar ke dalam akuarium dengan padat tebar 36 ekorakuarium. Bioflok diberikan dalam tiga tahap, pada hari ke-1 sampai ke-2 dilakukan frekuensi 2 jam sekali pukul 18.00, 20.00, 22.00, 00.00, 02.00, 04.00, 06,00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 WIB dengan pemberian bioflok pada perlakuan A 3 ml, B 5 ml dan C 7 ml. Frekuensi pemberian bioflok pada hari ke-3 sampai ke-6 dilakukan 4 jam sekali dengan pemberian bioflok menjadi dua kali lipat yaitu perlakuan A 6 ml, B 10 ml, C 14 ml dengan jadwal pemberian pakan pukul 18.00, 22.00, 02.00, 06.00, 10.00, dan 02.00 WIB. Frekuensi pemberian bioflok pada hari ke-7 sampai ke-20 dilakukan 6 jam sekali dengan pemberian bioflok menjadi tiga kali lipat yaitu pada perlakuan A 9 ml, B 15 ml, C 21 ml dengan jadwal pemberian pakan pukul 18.00, 00.00, 06.00 dan 12.00 WIB. Pemberian bioflok dilakukan dengan cara menyifon bioflok menggunakan selang sifon yang kemudian dimasukan ke dalam Imhoff Cone. Bioflok tersebut diendapkan selama 10 menit, lalu diberikan pada larva ikan mas sesuai dengan perlakuan. Pengamatan tingkat kelangsungan hidup larva ikan mas dilakukan setiap hari. Adapun gambar kondisi masing-masing akuarium pada saat pemeliharaan dapat dilihat pada Lampiran 2 dan proses pemeliharaan ikan uji dapat dilihat pada Lampiran 3.

2.5 Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, pH, DO dan amoniak. Pengukuran suhu dan pH dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan sore hari pukul 18.00 WIB. Pengukuran DO dilakukan dua hari sekali, yaitu pada pagi hari 06.00 WIB. Pengukuran amoniak dilakukan sebanyak empat kali selama pemeliharaan berlangsung, yaitu pada hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14 dan hari ke-20.