2.4.6. Kekeruhan
Mahida 1986 mendefinisikan kekeruhan sebagai intensitas kegelapan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan
perairan umumnya disebabkan oleh adanya partikel-partikel suspensi seperti tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik terlarut, bakteri, plankton dan
organisme lainnya. Effendi 2003, menyatakan bahwa tingginya nilai kekeruhan juga dapat menyulitkan usaha penyaringan dan mengurangi
efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air. Kekeruhan erat kaitannya dengan nilai TDS dalam air. Semakin tinggi nilai TDS dalam air maka akan
semakin tinggi pula nilai kekeruhan dalam air. Kekeruhan menyebabkan cahaya matahari tidak dapat masuk kedalam air sehingga proses fotosintesis terganggu
yang menybabkan adanya gangguan pada vegetasi lain dalam air. Sementara itu, kekeruhan diukur degan alat yang disebut “spectrophotometer” di laboratorium
dari contoh air yang diambil di lapangan. Kekeruhan dapat pula diukur langsung di lapangan dengan alat yang disebut “Turbidity rod”. Sebagai ukuran kekeruhan
air dipakai skala yang dinyatakan dalam SiO
2
perliter Siti Khanafiyah, Upik Nurbaiti, Sukiswo Supeni Edi, 2014. Pada peneltian ini digunakan alat
turbidimeter dengan satuan NTU Nephlometere Turbidity Units. NTU adalah satuan standar untuk mengukur kekeruhan. Pada nephelometri dan turbidimetri,
sumber cahaya diproyeksikan melalui sampel cairan yang disimpan dalam wadah sampel transparan. Umumnya, nephelometri menggunakan sumber cahaya yang
memiliki panjang gelombang relatif singkat 500 nm-800 nm dan efektif digunakan untuk mendeteksi partikel dengan ukuran sangat kecil. Sedangkan,
turbidimetri umumnya menggunakan sumber cahaya yang memiliki panjang
gelombang lebih panjang 800 nm-1100 nm dan efektif digunakan untuk mendeteksi partikel dengan ukuran yang lebih besar. Jika seberkas cahaya
dilewatkan melalui sampel keruh, intensitasnya dikurangi dengan hamburan, dan jumlah cahaya yang tersebar tergantung pada konsentrasi dan distribusi ukuran
partikel. Dalam nephelometri intensitas cahaya yang tersebar diukur, sedangkan dalam turbidimetri, intensitas cahaya yang ditransmisikan melalui sampel diukur
Mahida, 1986.
2.4.7. pH derajat Keasaman