Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe

bergurau, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan dan tidak selalu dapat dipercaya. Berdasarkan uraian di atas, jika dihubungkan dengan kegiatan siswa ekstrovert terhadap pembelajaran matematika maka siswa tersebut memiliki sikap yang aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam kelompok, berpikir logis matematis, apabila diberikan masalah matematika tidak berputus asa dalam menemukan solusi namun ceroboh dan kurang kritis dalam memecahkan masalah. Kepribadian intovert yang digambarkan oleh Eysenck dalam Catrunada, 2008 mempunyai ciri khas antara lain pendiam, pemalu, mawas diri, gemar membaca, suka menyendiri dan menjaga jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab, cenderung melihat-lihat dahuli sebelum melangkah, dan curiga, tidak suka kegembiraan, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik, perasaanya tertutup, dalam beberapa hal pesimis, dan mempunyai standar etika yang tinggi. Berdasarkan uraian di atas, jika dihubungkan dengan kegiatan siswa introvert terhadap pembelajaran matematika maka siswa tersebut memiliki sikap yang kurang aktif bahkan cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun dalam kelompok, banyak berpikir, apabila diberikan masalah matematika siswa intovert akan menyelesaikan dengan sungguh-sungguh dan teliti. Untuk mengetahui tipe kepribadian siswadengan menggunakan tes kepribadian Myers – Briggs Type Indicator MBTI oleh Katharin dan Isabel dalam Mudrika:2011 untuk mengetahui tipe kepribadian siswa dalam dimensi ekstrovert atau introvert. Dalam soal tes ini berisikan 15 nomor masing-masing nomor memiliki dua pernyataan yang bertolak belakang pernyataan A dan pernyataan B. Subjek penelitian diharuskan memilih salah satu pernyataan yang paling sesuai dengan dirinyaatau yang paling dominan dengan menandai pada kolom yang sudah disediakan kolom isian. Qomariyah 2012 bahwa kebiasaan dan sikap dalam mengambil keputusan dan bertindak jelas sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam memahami suatu materi pembelajaran seseorang mengalami proses berpikir dari apa yang dipelajari dan kemudian mereka mengambil suatu kesimpulan terhadap apa yang dipelajari dengan dipengaruhi oleh sikap.Selain itu, tipe kepribadian juga mempunyai andil besar dalam pemecahan masalah. Dewiyani 2010 menyatakan bahwa setiap tipe kepribadian memiliki cara pemecahan masalah yang berbeda-beda. Siswa dengan tipe kepribadian yang berbeda akan berbeda pula dalam memecahkan masalah. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan tujuan mendeskripsikan pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ditinjau dari tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Subjekpenelitian terdiri dari 2 siswa kelas VII SMP tahun ajaran 20162017 dengan rincian 1 siswa ekstrovert dan 1 siswa introvert dengan kriteria yang memiliki kemampuan matematika yang setara skor tes kemampuan matematika maksimal selisih 5 poin, komunikatif dan bersedia.Instrumen yang digunakandalampenelitianiniyaitu Angket Kepribadian Ekstrovert-Introvert, Tes Kemampuan Matematika, Tes Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual, dan pedoman wawancara. Angket Kepribadian digunakan untuk mendapatkan data kelompok siswa ekstrovert- introvert. Tes Kemampuan Matematika digunakan untuk mendapatkan data nilai matematika siswa kelas VII. Tes Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual digunakan untuk mendapatkan data nilai tentang proses penyelesaian siswa dalam memecahkan masalah. Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang informasi-informasi yang tidak tertulis dan mendapatkan hasil yang lebih mendalam. Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data Angket Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dan Tes Kemampuan Matematika. Analisis data Angket Kepribadian Ekstrovert dan Introvert dilakukan dengan menggunakan kisi-kisi. Analisis data Tes Kemampuan Matematika dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Dari hasil analisis data Tes Pemecahan Masalah Matematika dan wawancara akan dideskripsikan proses pemecahan masalah siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika konteksual. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil dan pembahasan mengenai proses pemecahan masalah matematika kontekstual siswa SMP ekstrovert dan introvert.

1. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe

Kepribadian Ekstrovert Hal pertama yang dilakukan subjek ekstrovert ketika mendapatkan soal yaitu membaca masalah sebanyak dua kali. Hal tersebut dilakukan subjek ekstrovert agar lebih memahami permasalahan yang diberikan. Dari kegiatan membaca masalah tersebut, subjek ekstrovert dapat menyebutkan kata kunci yang 212 terdapat dalam permasalahan dengan membaca lembar soal. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan informasi yang ada pada soal secara singkat dan terkadang secara spontan. Subjek ekstrovert dapat mengungkapkan permasalahan menggunakan kalimatnya sendiri. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan apa yang diketahui meskipun ada informasi yang diabaikan. Subjek ekstrovert dapat menyebutkan apa yang ditanyakan dan memprediksi kecukupan informasi pada permasalahan yang diberikan. Jadi subjek ekstrovert memenuhi indikator merumuskan permasalahan dengan baik namun dalam indikator menganalisis permasalahan kurang teliti karena ada informasi yang diabaikan. Langkah selanjutnya yang dilakukan subjek ekstrovert yaitu mengeksplorasi. Dalam mengeksplorasi permasalahan, subjek ekstrovert dapat mengumpulkan informasi-informasi yang ada pada soal dan apa yang dibutuhkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Namun dalam mengekplorasi permasalahan, subjek ekstrovert cenderung tergesa-gesa dan kurang teliti sehingga ada informasi yang tidak dihiraukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arif 2009 bahwa siswa berkepribadian ekstrovert cenderung tergesa-gesa dan ceroboh dalam mengerjakan soal. Langkah selanjutnya yaitu memilih strategi, dalam memilih strategi subjek ekstrovert memilih strategi dengan coba dan kerjakan . Subjek ekstrovert memilih strategi itu karena akan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Subjek ekstrovert juga beranggapan bahwa strategi tersebut menjadi satu-satunya strategi yang dapat memecahkan masalah. Subjek ekstrovert memenuhi indikator mengumpulkan informasi dan membuat model matematika dari permasalahan. Setelah memilih strategi, subjek ekstrovert melanjutkan ke langkah menyelesaikan masalah. Pada langkah menyelesaikan masalah, subjek menggunakan strategi sesuai dengan yang dipilih sebelumnya. Dalam menyelesaikan masalah subjek ekstrovert menggunakan informasi yang tersedia pada soal. Namun subjek ekstrovert kurang teliti dan tergesa-gesa dalam menyelesaikan masalah sehingga ada informasi yang tidak abaikan sehingga mempengaruhi penyelesaian. Langkah terakhir yaitu merefleksi, dalam langkah ini subjek ekstrovert sangat percaya diri dalam menyampaikan hasil yang telah diperoleh. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suryabrata 2011 bahwa individu tipe ekstrovert memiliki kepecayaan diri yang sangat tinggi. Subjek ektrovert dalam menuliskan kesimpulan juga tidak begitu rinci. Selain itu, subjek ekstrovert sering terburu-buru dalam menjawab pertanyaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djaali 2008 bahwa seseorang yang berkepribadian ekstrovert tidak sabar menghadapi masalah serta ketika menyelesaikan persoalan tidak menuliskan secara rinci kesimpulan yang diperoleh. Jadi subjek ekstrovert tidak melakukan evaluasi langkah-langkah penyelesaian masalah. Berdasarkan pemecahan masalah soal A dan soal B, subjek ekstrovert mengalami sedikit perbedaan dalam langkah pemecahan masalah. Perbedaan disebabkan karena subjek ekstrovert tidak teliti dalam memahami permasalahan. Dalam menyelesaikan soal A, subjek ektrovert kurang memperhatikan informasi yang tersedia. Pada awalnya subjek membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi dan menyelesaikan masalah. Namun pada langkah menyelesaikan masalah subjek ekstrovert mengalami keraguan sehingga subjek ekstrovert kembali membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi. Hal tersebut membuat subjek ekstrovert menemukan penyelesaian yang tepat. Sedangkan dalam menyelesaikan soal B, subjek ekstrovert kurang teliti dalam memahami informasi yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Pada awalnya subjek membaca masalah, mengeksplorasi, memilih strategi, menyelesaikan masalah dan merefleksi. Karena tidak mengecek ulang hasilnya, jawaban yang dituliskan oleh subjek ekstrovert kurang tepat. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya langkah dalam menyelesaikan permasalahan sehingga jawabannya kurang tepat dan tidak sesuai yang diharapkan.

2. Profil Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual Siswa SMP Ditinjau dari Tipe