KAJIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA (HOME INDUSTRY) TERHADAP KONSUMEN DIHUBUNGKAN DENGAN KUALITAS PRODUK PANGAN.

KAJIAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU INDUSTRI RUMAH TANGGA
(HOME INDUSTRY) TERHADAP KONSUMEN DIHUBUNGKAN
DENGAN KUALITAS PRODUK PANGAN
Abstrak
Pertumbuhan dan perkembangan industri rumah tangga dalam bidang
produk olahan pangan sangat pesat dan menjadi sektor yang berpotensi
bagi perkembangan ekonomi di Indonesia. Pemerintah menerbitkan
Peraturan Kepala BPOM RI No.HK.03.01.23.04.12.2205 Tahun 2012
Tentang pedoman pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah
tangga, sebagai dasar hukum pada sertifikasi SPP-IRT. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan edukasi kepada pembaca tentang
kewajiban yang dimiliki oleh pelaku usaha IRTP dan dapat memperbaiki
kekurangan yang terdapat dalam pemerintah. Permasalahan yang muncul
adalah banyaknya pelaku usaha IRTP yang tidak mendaftarkan produk
olahan pangannya sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang berlaku, sehingga dapat membahayakan keamanan,
keselamatan dan kenyamanan konsumen dalam mengkonsumsi produk
olahan pangannya.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis
normatif, yaitu penelitian yang menggunakan sumber data sekunder atau
kepustakaan sebagai sumber data utama yang didasarkan pada hukum

positif dan implementasinya dalam praktek. Penelitian hukum normatif
meliputi penelitian terhadap asas-asas hukum perlindungan konsumen
termasuk standar keamanan, mutu dan gizi pangan. Spesifikasi penelitian
ini bersifat deskriptif analistis, yaitu untuk mendapatkan gambaran secara
integral, komprehensif, sistematis tentang sertifikasi produksi pangan
industri rumah tangga
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pelaku industri rumah tangga dalam bidang produksi olahan pangan, yang
produk olahan pangannya diatur dalam peraturan kepala BPOM RI No.
HK.03.1.23.04.12.2205 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pemberian SPPIRT, wajib untuk didaftarkan kepada dinas kesehatan untuk mendapatkan
sertifikat produksi pangan IRT. Pelaku usaha industri rumah tanga dapat
dimintai pertangunggjawaban apabla terbukti secara sah dan meyakinkan
terdapat kesalahan dalam proses produksi pangannya.

iv

CONSUMER PROTECTION LAW REVIEW OF LIABILITY HOME
INDUSTRY BUSINESS ACTORS TO CONSUMER LINKED
WITH FOOD PRODUCTS QUALITY
Abstract


The growth and development of home industry in the area of food product
are very significant. Moreover, home industry’s food product is becoming a
potential sector in Indonesia economic development. The government
issued
a
decree
of
Indonesian
BPOM
Chief
Regulation
HK.03.01.23.04.12.2205 in 2012 which contains the guide of certificate
administration of home industry food production as the fundamental law of
SPP-IRT certification. The study is expected to provide education to the
readers regarding the obligation of IRTP manager and fix the deficiency in
the government. The problem that emerges is the big amount of IRTP
managers who do not register their food product as what has been
regulated in applied legislation. The problem may endanger customer
security, safety and comfort in consuming the food product.

The study used normative juridical approach which uses secondary data
source or related documents as main data source that based on positive
law and practical implementation. The study of normative law involves the
analysis of principles of customer protection law including safety
standards, quality and food nutrition. The study also uses descriptive
analysis to gather integral, comprehensive and systematic depiction
regarding home industry food production.
In conclusion, the manager of home industry managers in the area of food
product, which the product included in the Indonesian BPOM Chief
Regulation HK.03.01.23.04.12.2205 in 2012, are obliged to register their
product to the public health office to receive the home industry food
product certificate. The managers of home industries can be charged for
liability if proven legally and convincing of mistake occurrence in their food
production process.

v