ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH Analisis Kesulitan Guru Bersertifikasi Dalam Penulisan Karya Ilmiah(Studi Kasus pada Guru-Guru Bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong).

(1)

i

ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

(Studi Kasus pada Guru-Guru Bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong)

Artikel Publikasi Ilmiah Diajukan untuk Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Administrasi Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh:

SITI NUR SYAKBANIYAH Q. 100130079

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

(Studi Kasus pada Guru-Guru Bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

SITI NUR SYAKBANIYAH NIM: Q. 100130079

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Pembimbing


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

(Studi Kasus pada Guru-Guru Bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong) Oleh:

SITI NUR SYAKBANIYAH Q. 100130079

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Magister Administrasi Pendidikan

Sekolah Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Kamis, 9 Januari 2017 Dan dinyatakan telah terpenuhi syarat

Dewan Penguji

1. Prof. Bambang Sumardjoko ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. Prof.Dr. Sutama, M.Pd (

)

(Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Hj. Wafrotur Rohmah., SE.MM ( ) (Anggota II Dewan Penguji)

Surakarta, 11 April 2017 Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sekolah Pascasarjana Direktur,


(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Magister di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pengarang lain, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan yang semuanya telah dijelaskan tersebut.

Apabila pernyataan tersebut tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanki akademis yang berupa pencabutan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 18 April 2017

SITI NUR SYAKBANIYAH NIM: Q. 100130079


(5)

1

ANALISIS KESULITAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH (STUDI KASUS PADA GURU-GURU

BERSERTIFIKASI DI SMK SAKTI GEMOLONG) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan : (1) pemahaman tentang penulisan karya ilmiah pada guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. (2) sikap / tanggapan pada penulisan karya ilmiah guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. (3) kesulitan pada penulisan karya ilmiah guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong. (4) upaya mengatasi kesulitan dalam penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, Observasi dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data meliputi: pengumpulan, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan atau evaluasi.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Masih banyak guru yang belum paham tentang penulisan karya ilmiah. (2) Upaya kegiatan yang dianjurkan untuk pembuatan karya tulis ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi di SMK Sakti masih belum maksimal. (3) Permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh para guru sertifikasi berupa kurangnya kesadaran akan pentingnya penulisan karya ilmiah, kurangnya pengetahuan mengenai penulisan karya ilmiah dan kurangnya komitmen. (4) upaya yang sudah dilakukan adalah dibentuk tim pembimbing penulisan karya ilmiah, dibentuk Forum Pengkajian Karya Tulis Ilmiah Guru di SMK Sakti Gemolong.

Kata Kunci: Pemahaman, Sikap, Kesulitan, Upaya, Penulisan Kaya Tulis Ilmiah ABSTRAC

This study aims to describe: (1) an understanding of the scientific thesis on teachers certified educators in SMK Sakti Gemolong. (2) attitudes / comments on writing scientific papers certified teachers at SMK Sakti Gemolong educators. (3) difficulty in writing scientific papers certified teachers at SMK Sakti Gemolong educators. (4) efforts to overcome the difficulties in writing scientific papers for teachers certified educators in SMK Sakti Gemolong.

This study is a qualitative research method of ethnography. The methods used in data collection are interviews, observation and documentation. Testing the validity of the data using triangulation data. Data analysis techniques include: data collection, data presentation, data reduction, and conclusion or evaluation.

The conclusion of this study are: (1) There are many teachers who do not understand about writing scientific papers. (2) Efforts activities recommended for the manufacture of scientific papers for teachers certified in SMK Sakti is still not optimal. (3) problems or barriers faced by teachers certified in the form of a lack of awareness of the importance of writing scientific papers, lack of knowledge on scientific writing and lack of commitment. (4) efforts that have been made are


(6)

2

formed supervising team of scientific writings, formed Essay Assessment Forum Guru in SMK Sakti Gemolong.

Keywords: Comprehension, Attitude, Difficulty, Effort, Essay Writing 1. PENDAHULUAN

Menulis karya ilmiah merupakan syarat mutlak bagi guru yang akan naik pangkat dan golongan tertentu. Tugas pokok guru dan tanggung jawab guru yang demikian berat dan menentukan dalam mencapai tujuan pembangunan bangsa dan negaranya. Oleh karena itu maka layaklah jika guru mendapatkan imbalan yang layak bagi kemanusiaan dan layak memenuhi kebutuhan hidup dan keluarganya. Namun usaha untuk memperbaiki kesejahteraan guru memang sudah dilakukan seperti kenaikanpangkat yang bisa dilakukan cukup 2 tahun tidak harus menunggu 4 tahun, juga tak terbatas hanya sampai Golongan IV a/Pembina saja, namun bisa sampai golongan IV e/Guru Utama asal dipenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Pada umumnya guru masih banyak yang kesulitan naik pangkat dan golongan IV a/Pembina ke IV b/Pembina Tingkat I keatas yang kendalanya adalah pembuatan karya tulis ilmiah yang disyaratkan harus dipenuhi angka kredit minimal 12 dari unsur pengembangan profesi yang antara lain meliputi melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dalam bidang pendidikan.

Perlu dilakukan kegiatan pelatihan penulisan karya ilmiah bagi para guru, yang karena keterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan serta kemampuan guru-guru, dibatasi para guru PNS golongan IV b di Dinas Pendidikan Kecamatan Gemolong.Pelatihan difokuskan pada peningkatan kemauan dan kemampuan (motivasi) guru menulis karya tulis ilmiah berjenis makalah, diktat, modul dan penelitian tindakan kelas. Harapannya guru-guru menjadi produktif dalam menghasilkan karya tulis ilmiah.

Layanan pendidikan bermutu membutuhkan sosok guru profesional yang bertanggungjawab atas kemampuan profesionalnya. Salah satu strategi penyelenggaraan pendidikan yang bermutu adalah kemauan guru dalam melaksanakan penelitian tindakan. Penelitian tindakan merupakan bentuk kreatif inovatif guru selama memberikan layanan belajar dan pembelajaran di


(7)

3

kelas, sekaligus sebagai syarat penilaian angka kredit jabatan fungsional guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 013/U/2002 tentang Petunjuk teknis penilaian angka kredit jabatan fungsional guru menjelaskan bahwa unsur pengembangan profesi dapat diperoleh guru melalui (1) karya tulis ilmiah, (2) penemuan teknologi tepat guna, (3) karya seni monumental, (4) keterlibatan dalam pengembangan kurikulum, (5) membuat alat peraga.

Menurut Anah Suhaenah (dalam Kompas, 22 April, hal 14) Kemampuan menulis karya ilmiah ini penting bagi guru, karena saat menulis karya ilmiah guru dapat merefleksikan pengalamannya. Untuk itu guru harus dilatih, melalui penguatan kemampuan menulis karya ilmiah. Dengan demikian pelatihan penulisan karya ilmiah harus diprogramkan.

Profesionalisme diharapkan dapat menjadi bagian dari kepribadian guru sehingga dapat mengembangkan diri sendiri secara otonom. Layanan pendidikan bermutu membutuhkan sosok guru profesional yang bertanggung jawab atas kemampuan profesionalnya. Salah satu strategi penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan pengembangan profesi guru adalah kemauan dan kesadaran guru untuk menulis karya ilmiah dan melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK). Karya ilmiah merupakan bentuk kreatif guru dalam menuangkan ide-ide pemikiran secara konsepsional. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kreatif dan inovatif guru selama memberikan layanan belajar dan pembelajaran di kelas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa sekaligus sebagai syarat penilaian angka kredit jabatan fungsional guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 013/U/2002 tentang petunjuk teknis penilaian angka kredit jabatan fungsional guru menjelaskan bahwa unsur pengembangan profesi dapat diperoleh guru melalui (1) karya tulis ilmiah, (2) penemuan tehnologi tepat guna, (3) karya seni monumental, (4) keterlibatan dalam pengembangan kurikulum, (5) membuat alat peraga.


(8)

4 2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, Observasi dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data meliputi: pengumpulan, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan atau evaluasi.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1Pemahaman tentang penulisan karya ilmiah pada guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong,

Sehubungan dengan banyaknya guru di tanah air yang tertahan pangkat/golongannya pada level IV/a. Salah satu faktor penyebab utama terjadinya kasus di atas, dikatakan karena guru-guru kurang mampu menulis karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah untuk golongan IV/a ke atas memang dapat dikatakan suatu keharusan. Tanpa penulisan karya ilmiah pada tingkat tersebut sangat kecil kemungkinan seorang guru dapat memenuhi angka kredit sesuai dengan tuntutan jabatan fungsional yang jumlahnya relatif tinggi. Kasus tersebut menjadi menarik karena justru terjadi pada profesi guru yang semestinya akrab dengan dunia tulis-menulis. Ada atau tidak ada tuntutan pemenuhan angka kredit jabatan fungsional, sudah seharusnya guru mempunyai kemampuan menulis untuk menunjang keberhasilan profesi mereka.

3.2Sikap / tanggapan guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong tentang penulisan karya ilmiah,

Apabila guru-guru kita telah akrab dengan kegiatan tulis-menulis mestinya persoalannya tidak separah seperti sekarang. Guru-guru bisa saja berkilah atau menyalahkan tim yang menilai karya tulis dengan mengatakan kriteria dalam penilaian terlalu tinggi sehingga tidak sesuai dengan kemampuan rata-rata guru. Atau berkembangnya persepsi lain yang menganggap penolakan karya ilmiah merupakan kesengajaan dengan tujuan membatasi jumlah guru pada tingkat IV/b ke atas. Dalam menyikapi


(9)

5

masalah ini sebaiknya semua guru tidak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan sebelum adanya fakta yang jelas. Hal yang perlu dilakukan guru sehubungan dengan kasus itu adalah berpikir positif dan obyektif dan siap menginstropeksi diri sendiri. Membela diri dengan mengabaikan fakta yang sebenarnya hanya akan melahirkan persoalan baru sehingga akan memperumit pemecahan persoalan pokoknya. Dengan tidak mengesampingkan kebenaran faktor x seperti yang disinyalir oleh banyak guru tentang penolakan karya tulis ilmiah dari tim penilai, tentunya fakta kekurangmampuan menulis banyak guru tidak bisa diabaikan begitu saja. Suka atau tidak, sulit untuk diingkari bahwa fakta itu memang banyak terjadi di kalangan guru.

3.3Karakteristik kesulitan guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong tentang penulisan karya ilmiah,

Ada beberapa indikator yang mengisyaratkan bahwa guru-guru kita mengalami kesulitan dalam menulis. Guru-guru dalam hal ini sebaiknya tidak berkecil hati, atau merasa harga dirinya direndahkan, karena persoalan ini sebetulnya sudah merupakan persoalan bangsa. Artinya bahwa kesulitan menulis sudah umum dialami rata-rata anggota masyarakat kita, tidak terkecuali kaum intelektual sekaliber dosen sekalipun. Ditinjau dari segi budaya pun, jelas kegiatan menulis nampaknya bukan budaya kita tetapi milik masyarakat di dunia lain yang peradabannya lebih maju. Literatur manapun tidak ada yang mengatakan bahwa budaya menulis telah eksis di tengah masyarakat Indonesia. Kesulitan guru dalam menulis walaupun kelihatan tidak wajar dilihat dari perannya sebagai penerus ilmu, pembimbing penulisan karya ilmiah murid, dan model dalam menulis, tetapi mungkin masih bisa dimaafkan kalau ditinjau dari sudut budaya kita yang memang masih berkutat pada budaya lisan. Hal yang sulit dimaafkan adalah, 3 bilamana guru tidak mengakui kelemahan dalam penulisan karya ilmiah, apalagi ada indikasi yang cenderung mengambinghitamkan pihak lain. Dalam hal ini upaya pertama yang perlu diupayakan adalah mendudukkan persoalan secara


(10)

6

proporsional atas kebenaran kekurangmampuan atau kesulitan guru dalam menulis. Sehubungan dengan itu, kondisi dan fakta yang dikemukakan berikut ini mungkin bisa dijadikan indikator agar duduk perkaranya semakin jelas.

Kesulitan dalam proses penulisan akibat ketidakmampuan menulis dapat mengakibatkan frustrasi yang disertai dengan perilaku bermacam-macam. Dalam kenyataannya ada guru yang mogok menulis karena bingung apa yang harus dikerjakan ; ada yang mengajukan karya tulis sendiri kepada tim penilai secara berulang-ulang dengan merekayasa judul ; ada yang mendaur-ulang karya orang lain; atau ada pula secara terang-terangan melanggar hak cipta dengan meng-copy-paste karya orang lain. Dengan banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kesulitan menulis, maka nampaknya persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Bagaimanapun persoalan kesulitan dalam menulis tidak semata berhubungan dengan pengumpulan angka kredit melalui penulisan karya ilmiah, tetapi berkaitan juga dengan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana tingkat kualitas lulusan yang dihasilkan dalam hal menulis, apabila gurunya sendiri tidak mampu menulis.

Sehubungan dengan itu kita patut mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa banyak guru kita yang mengalami kesulitan dalam menulis. Idealnya perlu dilakukan penelitian agar dapat diketahui dengan pasti faktor-faktor penyebabnya sehingga memudahkan untuk mencari jalan keluarnya. Faktor-faktor penyebab kesulitan menulis yang dikemukakan berikut ini tidak berdasarkan hasil penelitian khusus terhadap guru. Faktor-faktor penyebab kesulitan yang dikemukakan bersifat umum, dengan pengertian bahwa faktor-faktor tersebut besar kemungkinan terjadi juga pada guru.

Hasil penelitian di lapangan juga mendiskripsikan bahwa permasalahan yang dihadapi guru-guru sertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan karya tulis ilmiah juga banyak. Permasalahan yang


(11)

7

dihadapi guru sertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah kurang memahami teknis atau cara penulisan karya tulis ilmiah, kurang menyadari akan pentingnya sebuah karya ilmiah, tidak ada pembimbingan dan sosialisasi tentang penyusunan karya tulis ilmiah, terbatasnya waktu, kurangnya kesadaran dan motivasi membuat karya tulis ilmiah, ada pelatihan tetapi dengan biaya sendiri.

Dengan demikian diharapkan adanya upaya dari pemerintah untuk mengadakan sosialisasi, pelaksanaan dan pendanaan diklat/pelatihan/ pendampingan tentang penyusunan karya tulis ilmiah pada semua guru bersertifikat sertifikasi. Begitu juga dengan dan kesadaran kemauan guru bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (PTK) harus ditingkatkan.

3.4Upaya mengatasi kesulitan dalam penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong.

Untuk mengatasi berbagai persoalan menulis yang dihadapi guru, nampaknya pihak kepala sekolah tidak bisa berpangku tangan. Kepala-kepala sekolah mungkin saja selama ini telah berhasil secara kuantitatif memotivasi guru menulis yang digunakan untuk mengumpulkan angka kredit. Tetapi dalam kenyataannya sebagian besar karyakarya yang dikirimkan kepada Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru ditolak karena tidak memenuhi syarat. Apabila dikaji, kegagalan guru dalam menulis karya ilmiah selama ini pada intinya berhubungan dengan aspek kualitas sebagai akibat dari ketidakmampuan menulis.

Oleh karena itu untuk memecahkan persoalannya seyogianya diarahkan kepada upaya peningkatan kemampuan menulis dan kualitas karya tulis ilmiah guru. Secara kelembagaan paling tidak ada dua pihak yang dapat berperan untuk mengatasi masalah tersebut, yakni pihak sekolah.


(12)

8 4. SIMPULAN

4.1Masih banyak guru yang belum paham tentang penulisan karya ilmiah khususnya di lingkungan SMK Sakti Gemolong.

4.2Upaya kegiatan yang dianjurkan untuk pembuatan karya tulis ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi di SMK Sakti masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil karya ilmiah yang belum seberapa, dan syarat guru PNS untuk membuat PTK pun juga belum ada sehingga kenaikan pangkat mereka stagnan dengan adanya syarat tersebut.

4.3Permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh para guru sertifikasi di SMK SAKTI Gemolong Sragen dalam pembuatan karya tulis ilmiah sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal guru berupa kurangnya kesadaran akan pentingnya penulisan karya ilmiah, kurangnya pengetahuan mengenai penulisan karya ilmiah dan kurangnya komitmen.

4.4Dibentuk tim pembimbing penulisan karya ilmiah, dibentuk Forum Pengkajian Karya Tulis Ilmiah Guru di SMK Sakti Gemolong, dilakukan presentasi karya tulis ilmiah sebelum dikirimkan kepada Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru, diintensifkan lomba penulisan karya tulis ilmiah di lingkungan internal sekolah dengan pemberian penghargaan yang menarik bagi juara.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat D. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Presindo.

Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tnaga Kependidikan.(2001). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:2001

Dra. Diana Rochintaniawati, M.Ed, Etika masalah dan pemecahannya dalam PTK. Bandung 27 Juni 2008

Maryadi.(2001). Pengertian dan Kriteria Karya Ilmiah. Dalam Harun,dkk.(Es). Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah( hlm.13-14). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(13)

9

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009,(2009). Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Yogyakarta

Soeparno.(2005). Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makalah Disampaikan Dalam Kegiatan Pelatihan Penulisan Bahan Kuliah (Buku Pegangan Kuliah). Jurusan AP FIP UNY, 16-20 Mei 2003. Sutama, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, PTK R &

D). Penerbit Fairuz Media, Kartasura.

Suyanto. (2001). Teknik Penulisan Artikel lmiah. Makalah disampaikan dalam Lokarkarya Penulisan Jurnal Penelitian Humaniora di Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, 23 Oktober 2003.

Tatang, M,Amirin. (2006). Menulis Karya Ilmiah (Artikel). Makalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru-Guru se- Indonesia. Yogyakarta, 2-3 November.

Venny Indria Ekowati, Penelitian Tindakan Kelas Modal Awal Guru Dalam Menyusun Berbagai Karya Ilmiah.Fakultas Bahasa dan Seni UNY, 25 Agustus 2008

Wahyu, Wibowo. (2001). Managemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mulyasa, M.Pd (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tukiran Taniredja. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta

Prof. Dr. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suherli Kusmana, M.Pd (2012). Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya


(1)

4 2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, Observasi dan dokumentasi. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi data. Teknik analisis data meliputi: pengumpulan, penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan atau evaluasi.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1Pemahaman tentang penulisan karya ilmiah pada guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong,

Sehubungan dengan banyaknya guru di tanah air yang tertahan pangkat/golongannya pada level IV/a. Salah satu faktor penyebab utama terjadinya kasus di atas, dikatakan karena guru-guru kurang mampu menulis karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah untuk golongan IV/a ke atas memang dapat dikatakan suatu keharusan. Tanpa penulisan karya ilmiah pada tingkat tersebut sangat kecil kemungkinan seorang guru dapat memenuhi angka kredit sesuai dengan tuntutan jabatan fungsional yang jumlahnya relatif tinggi. Kasus tersebut menjadi menarik karena justru terjadi pada profesi guru yang semestinya akrab dengan dunia tulis-menulis. Ada atau tidak ada tuntutan pemenuhan angka kredit jabatan fungsional, sudah seharusnya guru mempunyai kemampuan menulis untuk menunjang keberhasilan profesi mereka.

3.2Sikap / tanggapan guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong tentang penulisan karya ilmiah,

Apabila guru-guru kita telah akrab dengan kegiatan tulis-menulis mestinya persoalannya tidak separah seperti sekarang. Guru-guru bisa saja berkilah atau menyalahkan tim yang menilai karya tulis dengan mengatakan kriteria dalam penilaian terlalu tinggi sehingga tidak sesuai dengan kemampuan rata-rata guru. Atau berkembangnya persepsi lain yang menganggap penolakan karya ilmiah merupakan kesengajaan dengan tujuan membatasi jumlah guru pada tingkat IV/b ke atas. Dalam menyikapi


(2)

5

masalah ini sebaiknya semua guru tidak terburu-buru dalam mengambil kesimpulan sebelum adanya fakta yang jelas. Hal yang perlu dilakukan guru sehubungan dengan kasus itu adalah berpikir positif dan obyektif dan siap menginstropeksi diri sendiri. Membela diri dengan mengabaikan fakta yang sebenarnya hanya akan melahirkan persoalan baru sehingga akan memperumit pemecahan persoalan pokoknya. Dengan tidak mengesampingkan kebenaran faktor x seperti yang disinyalir oleh banyak guru tentang penolakan karya tulis ilmiah dari tim penilai, tentunya fakta kekurangmampuan menulis banyak guru tidak bisa diabaikan begitu saja. Suka atau tidak, sulit untuk diingkari bahwa fakta itu memang banyak terjadi di kalangan guru.

3.3Karakteristik kesulitan guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong tentang penulisan karya ilmiah,

Ada beberapa indikator yang mengisyaratkan bahwa guru-guru kita mengalami kesulitan dalam menulis. Guru-guru dalam hal ini sebaiknya tidak berkecil hati, atau merasa harga dirinya direndahkan, karena persoalan ini sebetulnya sudah merupakan persoalan bangsa. Artinya bahwa kesulitan menulis sudah umum dialami rata-rata anggota masyarakat kita, tidak terkecuali kaum intelektual sekaliber dosen sekalipun. Ditinjau dari segi budaya pun, jelas kegiatan menulis nampaknya bukan budaya kita tetapi milik masyarakat di dunia lain yang peradabannya lebih maju. Literatur manapun tidak ada yang mengatakan bahwa budaya menulis telah eksis di tengah masyarakat Indonesia. Kesulitan guru dalam menulis walaupun kelihatan tidak wajar dilihat dari perannya sebagai penerus ilmu, pembimbing penulisan karya ilmiah murid, dan model dalam menulis, tetapi mungkin masih bisa dimaafkan kalau ditinjau dari sudut budaya kita yang memang masih berkutat pada budaya lisan. Hal yang sulit dimaafkan adalah, 3 bilamana guru tidak mengakui kelemahan dalam penulisan karya ilmiah, apalagi ada indikasi yang cenderung mengambinghitamkan pihak lain. Dalam hal ini upaya pertama yang perlu diupayakan adalah mendudukkan persoalan secara


(3)

6

proporsional atas kebenaran kekurangmampuan atau kesulitan guru dalam menulis. Sehubungan dengan itu, kondisi dan fakta yang dikemukakan berikut ini mungkin bisa dijadikan indikator agar duduk perkaranya semakin jelas.

Kesulitan dalam proses penulisan akibat ketidakmampuan menulis dapat mengakibatkan frustrasi yang disertai dengan perilaku bermacam-macam. Dalam kenyataannya ada guru yang mogok menulis karena bingung apa yang harus dikerjakan ; ada yang mengajukan karya tulis sendiri kepada tim penilai secara berulang-ulang dengan merekayasa judul ; ada yang mendaur-ulang karya orang lain; atau ada pula secara terang-terangan melanggar hak cipta dengan meng-copy-paste karya orang lain. Dengan banyaknya dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kesulitan menulis, maka nampaknya persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Bagaimanapun persoalan kesulitan dalam menulis tidak semata berhubungan dengan pengumpulan angka kredit melalui penulisan karya ilmiah, tetapi berkaitan juga dengan kualitas proses pembelajaran di sekolah. Bisa dibayangkan bagaimana tingkat kualitas lulusan yang dihasilkan dalam hal menulis, apabila gurunya sendiri tidak mampu menulis.

Sehubungan dengan itu kita patut mengetahui faktor-faktor penyebab mengapa banyak guru kita yang mengalami kesulitan dalam menulis. Idealnya perlu dilakukan penelitian agar dapat diketahui dengan pasti faktor-faktor penyebabnya sehingga memudahkan untuk mencari jalan keluarnya. Faktor-faktor penyebab kesulitan menulis yang dikemukakan berikut ini tidak berdasarkan hasil penelitian khusus terhadap guru. Faktor-faktor penyebab kesulitan yang dikemukakan bersifat umum, dengan pengertian bahwa faktor-faktor tersebut besar kemungkinan terjadi juga pada guru.

Hasil penelitian di lapangan juga mendiskripsikan bahwa permasalahan yang dihadapi guru-guru sertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan karya tulis ilmiah juga banyak. Permasalahan yang


(4)

7

dihadapi guru sertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah kurang memahami teknis atau cara penulisan karya tulis ilmiah, kurang menyadari akan pentingnya sebuah karya ilmiah, tidak ada pembimbingan dan sosialisasi tentang penyusunan karya tulis ilmiah, terbatasnya waktu, kurangnya kesadaran dan motivasi membuat karya tulis ilmiah, ada pelatihan tetapi dengan biaya sendiri.

Dengan demikian diharapkan adanya upaya dari pemerintah untuk mengadakan sosialisasi, pelaksanaan dan pendanaan diklat/pelatihan/ pendampingan tentang penyusunan karya tulis ilmiah pada semua guru bersertifikat sertifikasi. Begitu juga dengan dan kesadaran kemauan guru bersertifikasi di SMK Sakti Gemolong dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (PTK) harus ditingkatkan.

3.4Upaya mengatasi kesulitan dalam penulisan karya ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi pendidik di SMK Sakti Gemolong.

Untuk mengatasi berbagai persoalan menulis yang dihadapi guru, nampaknya pihak kepala sekolah tidak bisa berpangku tangan. Kepala-kepala sekolah mungkin saja selama ini telah berhasil secara kuantitatif memotivasi guru menulis yang digunakan untuk mengumpulkan angka kredit. Tetapi dalam kenyataannya sebagian besar karyakarya yang dikirimkan kepada Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru ditolak karena tidak memenuhi syarat. Apabila dikaji, kegagalan guru dalam menulis karya ilmiah selama ini pada intinya berhubungan dengan aspek kualitas sebagai akibat dari ketidakmampuan menulis.

Oleh karena itu untuk memecahkan persoalannya seyogianya diarahkan kepada upaya peningkatan kemampuan menulis dan kualitas karya tulis ilmiah guru. Secara kelembagaan paling tidak ada dua pihak yang dapat berperan untuk mengatasi masalah tersebut, yakni pihak sekolah.


(5)

8 4. SIMPULAN

4.1Masih banyak guru yang belum paham tentang penulisan karya ilmiah khususnya di lingkungan SMK Sakti Gemolong.

4.2Upaya kegiatan yang dianjurkan untuk pembuatan karya tulis ilmiah bagi guru-guru bersertifikasi di SMK Sakti masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil karya ilmiah yang belum seberapa, dan syarat guru PNS untuk membuat PTK pun juga belum ada sehingga kenaikan pangkat mereka stagnan dengan adanya syarat tersebut.

4.3Permasalahan atau hambatan yang dihadapi oleh para guru sertifikasi di SMK SAKTI Gemolong Sragen dalam pembuatan karya tulis ilmiah sangat komplek, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal guru berupa kurangnya kesadaran akan pentingnya penulisan karya ilmiah, kurangnya pengetahuan mengenai penulisan karya ilmiah dan kurangnya komitmen.

4.4Dibentuk tim pembimbing penulisan karya ilmiah, dibentuk Forum Pengkajian Karya Tulis Ilmiah Guru di SMK Sakti Gemolong, dilakukan presentasi karya tulis ilmiah sebelum dikirimkan kepada Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru, diintensifkan lomba penulisan karya tulis ilmiah di lingkungan internal sekolah dengan pemberian penghargaan yang menarik bagi juara.

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, Mukayat D. (1985). Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika Presindo.

Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Tnaga Kependidikan.(2001). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:2001

Dra. Diana Rochintaniawati, M.Ed, Etika masalah dan pemecahannya dalam PTK. Bandung 27 Juni 2008

Maryadi.(2001). Pengertian dan Kriteria Karya Ilmiah. Dalam Harun,dkk.(Es). Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah( hlm.13-14). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.


(6)

9

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009,(2009). Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Yogyakarta

Soeparno.(2005). Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Makalah Disampaikan Dalam Kegiatan Pelatihan Penulisan Bahan Kuliah (Buku Pegangan Kuliah). Jurusan AP FIP UNY, 16-20 Mei 2003. Sutama, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, PTK R &

D). Penerbit Fairuz Media, Kartasura.

Suyanto. (2001). Teknik Penulisan Artikel lmiah. Makalah disampaikan dalam Lokarkarya Penulisan Jurnal Penelitian Humaniora di Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, 23 Oktober 2003.

Tatang, M,Amirin. (2006). Menulis Karya Ilmiah (Artikel). Makalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bagi Guru-Guru se- Indonesia. Yogyakarta, 2-3 November.

Venny Indria Ekowati, Penelitian Tindakan Kelas Modal Awal Guru Dalam Menyusun Berbagai Karya Ilmiah.Fakultas Bahasa dan Seni UNY, 25 Agustus 2008

Wahyu, Wibowo. (2001). Managemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Pragmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Mulyasa, M.Pd (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas Menciptakan Perbaikan Berkesinambungan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Tukiran Taniredja. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Alfabeta

Prof. Dr. Pengembangan Profesi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suherli Kusmana, M.Pd (2012). Merancang Karya Tulis Ilmiah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya