ANALISIS KONDISI TANAH UNTUK TANAMAN KAKAO DI DESA BAMBEL GABUNGAN KECAMATAN BAMBEL KABUPATEN ACEH TENGGARA.

(1)

ANALISIS KONDISI TANAH UNTUK TANAMAN KAKAO

DI DESA BAMBEL GABUNGAN KECAMATAN

BAMBEL KABUPATEN ACEH TENGGARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

AYU TANIA

NIM. 3113331003

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh

AYU TANIA – NIM. 3113331003

Jenjang Pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan

Telah Diperiksa dan Disetujui

Untuk Diuji Dalam Ujian Mempertahankan Skripsi Di Jurusan Pendidikan Geografi FIS Unimed


(3)

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ayu Tania

Nim : 3113331003

Jurusan : Pendidikan Geografi

Fakultas : Ilmu Sosial

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini adalah

benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya

sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil

jiblakan/plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atau hukuman atas

perbuatan tersebut.

Medan, 25 Februari 2016

Saya yang membuat pernyataan,

AYU TANIA


(5)

vii

ABSTRAK

Ayu Tania. NIM: 3113331003. Analisis Kondisi Tanah Untuk Tanaman Kakao

di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) sifat fisik (tekstur, struktur, dan drainase tanah) di Desa Bambel Gabungan (2) sifat kimia (pH, dan unsur hara N, P, K) tanah di Desa Bambel Gabungan (3) Kondisi tanah tanah di Desa Bambel Gabungan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Bambel Gabungan tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tanah yang ada pada lahan kosong di Desa Bambel Gabungan. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode Proposive sampel (metode pengambilan sampel yang tidak bersifat acak) yang ada pada lahan kosong di Desa Bambel Gabungan Dusun Kelapa Gading (A) Dusun Pepulih (B) dan Dusun Bambel Lama (C). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik interpretasi citra, observasi dan pengukuran. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sifat fisik untuk struktur tanah yaitu sangat cocok, untuk tekstur tanah cukup cocok, dan untuk drainase tanah pada sampel A dan B sangat cocok sedangkan sampel C memilki drainase yg tidak cocok untuk tanaman kakao. (2) Sifat kimia untuk pH tanah sangat cocok, untuk unsur nitrogen cukup cocok untuk unsur pospor sangat cocok dan untuk unsur kalium sangat cocok. (3) Berdasarkan sifat fisik dan kimia tanah pada lahan kosong Desa Bambel Gabungan kondisi tanah untuk tanaman kakao cukup cocok dengan pembatas yaitu drainase.


(6)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Kondisi Tanah Untuk Tanaman Kakao di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi rintangan dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, kerja sama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang di hadapi tersebut dapat diatasi sehingga dapat diselesaikannya skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya buat kedua orang tua saya tercinta Ayahanda Haristian Siregar dan Ibunda Yuliana yang selalu menjadi motivator utama dalam menjalani perkuliahan sampai saat ini

dan senantiasa memberikan do’a dan restunya pada penulis yang membuat penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini demi mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Unimed beserta stafnya. 2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta

jajaran stafnya.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Sekaligus Sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi. 5. Bapak Drs. Muhammad Arif, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. 6. Bapak M Ridha Syafii Damanik, S.Pi, M.Sc dan ibu Dra. Tumiar Sidauruk,

M.Si sebagai dosen penguji skripsi.

7. Bapak Hajat Siagian sebagai staf pegawai di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepala BAPPEDA Kabupaten Aceh Tenggara atas rekomendasinya sehingga penulis bisa melakukan penelitian.


(7)

iv

9. Kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tenggara beserta stafnya yang telah memberikan izin meniliti dan mengambil data kepada penulis.

10.Bapak Nawi, SE selaku Kepala Desa Bambel Gabungan beserta stafnya yang telah memberikan izin meniliti dan mengambil data kepada penulis.

11.Teristimewa penulis sampaikan kepada Oma dan Opa yang sangat saya hormati, opa Drs. Banu Susato, M.Si dan oma Dra. Yusna Melianti, M.H yang telah mendidik, mengajar, membimbing, serta memberikan do’a, moril dan materil yang begitu berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 12.Terimakasi kepada adik ku tersayang Aditya Mustian Siregar, Ade Candra

Maulana dan Retno Susanti serta abangda Jufrizal dan Ilham Zahri berkat canda tawa dan dukungan yang telah di berikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

13.Teristimewa dan tersayang penulis sampaikan kepada Suratman S.Pd terimakasih telah setia menemani, membantu, mendukung serta selalu

memberikan do’a, motivasi dan semangat yang tiada henti-hentinya kepada penulis sehinga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

14.Terimakasi kepada teman seperjuangan penulis sampaikan kepada Rahmawati, Siti Rukmana, Simon, Tukini, Evi, Frisda, Novita, Debora, Nova dan Sarina, di jurusan pend. geografi kelas A dan B ekstensi yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu namanya.

15.Terimakasi kepada teman-teman PPL Smp Negeri 2 Tanjung Pura Zakaria S.Pd, Vivi, Zahra terimakasi atas motivasi dan dukungannya.

Semoga kebaikan yang mereka berikan mendapat imbalan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.


(8)

vi

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Masalah ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kerangka Teori... 9

B. Penelitian Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Lokasi Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 30

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

E. Teknik Analisa Data ... 34

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 36

A. Kondisi Fisik ... 36

B. Kondisi Non Fisik ... 43

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 59

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(9)

viii

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Kriteria Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao... ... 12

2. Klasifikasi Ukuran, Jumlah dan Luas Permukaan Fraksi-Fraksi Tanah Menurut Sistem USDA dan Sistem Internasional Tahun 2005… 14 3. Proporsi Fraksi Menurut Kelas Tekstur Tanah Tahun 2005 ... . 16

4. Klasifikasi Unsur N Total ... 23

5. Klasifikasi Unsur P Tersedia ... 24

6. Klasifikasi Unsur K Tersedia ... 26

7. Penggunaan Lahan Di Desa Bambel Gabungan Tahun 2016 ... 41

8. Sarana Pendidikan di Desa Bambel Gabungan Tahun 2016 ... 45

9. Kondisi Tekstur Sampel Tanah Pada Lahan Kosong Di Desa Bambel Gabungan Tahun 2016 ... 48

10.Tipe Struktur Pada Sampel Tanah Lahan Kosong Di Desa Bambel Gabungan Tahun 2016... 50

11.Kodisi drainase Tanah Pada Lahan Kosong di Dusun Bambel Lama Desa Bambel Gabungan Tahun 2016... ... 52

12.Kondisi Ph Tanah lahan kosong di Desa Bambel Gabungan Tahun 216 ... 55

13.Kadar Nitrogen Total Pada Sampel Tanah Lahan Kosong Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Tahun 2016... ... 56

14.Kadar Posfor Pada Sampel Tanah Lahan Kosong Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Tahun 2016 ... 57

15.Kadar Kalium Sampel Tanah Lahan Kosong Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Tahun 2016... 58


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir ... 29

2. Bagan Alur Penilitian ... 35

3. Peta Administrasi Desa Bambel Gabungan ... . 37

4. Peta Administrasi Keamatan Bambel... 38

5. Peta Administrasi Kabupaten Aceh Tenggara ... 39

6. Peta Penggunaan Lahan Desa Bambel Gabungan ... . 42

7. Peta Titik Sampel Penelitian ... . 47

8. Sampel Tanah Lahan Kosong di Dusun Kelapa gading Desa Bambel Gabungan (A) 2016... ... 51

9. Sampel Tanah Lahan Kosong di Dusun Pepulih Desa Bambel Gabungan (B) 2016... ... 51

10.Sampel Tanah Lahan Kosong di Dusun Bambel Lama Desa Bambel Gabungan (C) 2016 ... 52

11.Kondisi Drainase Lahan kosong Dusun Kelapa Gading Desa Bambel Gabungan (A) 2016 ... 53

12.Kondisi Drainase Lahan Kosong di Dusun Pepulih Desa Bambel Gabungan(B) 2016 ... 54

13.Kondisi Drainase Lahan Kosong di Dusun Bambel Lama Desa Bambel Gabungan (C) 2016 ... 55


(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. Lokasi penelitian ... . 69

2. Penatapan Ph Tanah Dengan Bebagai Ekstraktran ... 70

3. Penatapan Nitgrogen Total Tanah... 71

4. Penetapan P Tersedia Tanah Metode Bray ... 74

5. Penatapan Kalium Tukar Tanah ... 76

6. Hasil Uji Sampel A Lahan Kosong di Desa Bambel Gabungan ... 77

7. Hasil Uji Sampel B Lahan Kosong di Desa Bambel Gabungan ... 78

8. Hasil Uji Sampel C Lahan Kosong d Desa Bambel Gabungan ... 79

9. Lembar Observasi Kondisi Fisik dan Kimia Tanah Pada Sampel Tanah Pada Lahan Kosong di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Tahun 2016 ... . 80

10.Lembar Observasi Kondisi Fisik Tanah Pada Sampel Tanah Pada Lahan Kosong di Desa Bambel Gabungan ... 81

11.Lembar Observasi Kondisi Kimia Tanah Pada Sampel Tanah Pada Lahan Kosong di Desa Bambel Gabungan ... 82


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

lahan pertanian yang cukup besar, sebagaian besar penduduk Indonesia hidup

pada hasil pertanian. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan

perhatian sacara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa.

Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin

menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan

sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga tenaga kerja dan sebagian

besar penduduk kita tergantung padanya. Sektor pertanian terdiri dari peternakan,

perikanan dan kehutanan yang memiliki potensi sangat besar dalam menyerap

tenaga kerja di Indonesia

Negara Indonesia merupakan salah satu pembudidaya tanaman kakao

paling luas di dunia dan termasuk negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah

Ivory-Coast dan Ghana, yang nilai produksinya mencapai 1.315.800 ton/thn.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, perkembangan luas areal perkebunan kakao

meningkat secara pesat dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 8%/thn dan saat ini

mencapai 1.462.000 ha. Hampir 90% dari luasan tersebut merupakan perkebunan


(13)

2

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional dan berperan

penting bagi perekonomian Indonesia, terutama dalam penyediaan lapangan kerja,

sumber devisa bagi negara di samping mendorong berkembanganya agrobisnis

kakao dan agroindustri. Oleh karenanya tidak mengherankan bahwa sejak tahun

1980-an, perkembangan kakao di Indonesia sangat pesat. Keadaan iklim dan

kondisi lahan yang sesuai untuk pertumbuhan kakao akan mendorong kakao

Indonesia .

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktifitas tanaman

kakao dapat dikelompokkan dalam 2 faktor yaitu faktor fisik dan non fisik.

Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam penunjangan pertumbuhan dan

produksi tanaman kakao, faktor fisik antara lain iklim (curah hujan, sinar

matahari, suhu dan kelembapan udara), tanah, (sifat fisik tanah dan sifat kimia

tanah) dan topografi. Faktor non fisik meliputi pemilihan bibit unggul,

penanaman, pemupukan perawatan serta modal (AAK,1991).

Salah satu syarat tumbuh yang mempengaruhi produksi tanaman kakao

adalah kondisi tanah yaitu sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah ini terdiri

dari warna, tekstur, stuktur dan drainase. Didalam tanah terjadi berbagai reaksi

kimia karena tanah memiliki unsur-unsur kimia yang terlarut didalam air. Karena

reaksi kimia tersebut nutrisi yang ada didalam tanah mudah diserap oleh tanaman.

Namun apabila kondisi tanah tidak baik seperti miskin unsur hara yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah ini akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Ditinjau dari pengolahan dan pengolahan tanah untuk pertanian sifat fisik


(14)

3

pembentukan kelas tekstur penting dilihat dari segi fisik kesuburan dan

pengolahan tanah. Dari segi kesuburan tanah penting sekali artinya dalam

hubungan dengan pertukaran dan penyanggahan (penahanan) ion-ion hara

tanaman dalam tanah. Dari segi praktis pengolahan tanah, tanah dilihat dari pada

umumnya berat untuk dikerjakan karena bersifat lekat dan keras, tanah pasir

ringan untuk dikerjakan karena sifatnya yang lepas dengan tanah berlempung

sifatnya berada diantara keduanya. Untuk drainase yaitu kemampuan tanah akan

sulit menyerap air dari dalam tanah sehingga drainase sangat berpengaruh untuk

tanaman yang akan menyerap air dari tanah. Sifat kimia tanah berupa pH

mempunyai pengaruh tidak langsung : a. tersediannya unsur hara, b. kemungkinan

timbulnya keracunan tanaman pada pH rendah oleh unsur kimia, seperti AI, Mn

dimana unsur-unsur ini banyak terdapat pada pH rendah (Kartasapoetra,2010)

Tanah merupakan media alami bagi media pertumbuhan tanaman. Tanah

yang produktif harus dapat menyediakan lingkungan yang optimum baik secara

fisik, kimia, dan biologis untuk dapat menghasilkan produksi yang tinggi serta

dapat digunakan secara berkelanjutan. Tanah secara fisik berfungsi sebagai tempat

tumbuh dan berkembangnya perakaran serta menyuplai kebutuhan air dan hara ke

akar tanaman, secara kimiawi, tanah berfungsi sebagai gudang penyuplai hara

atau nutrisi. Sedangkan secara biologis, tanah berfungsi sebagai habitat bagi

organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan unsur hara

tanaman. Lahan pertanian yang digunakan secara terus menerus untuk penanaman

tanaman pangan dapat menurun kualitas tanah dan produktifitas apabila tidak


(15)

4

(2006) upaya konservasi tanah dan air ditujukan untuk mencegah erosi,

memperbaiki tanah yang rusak, dan memelihara, serta meningkatkan produktifitas

tanah agar dapat digunakan secara berkelanjutan (lestari). Penggunaan pupuk

kimia yang berlebihan dapat menurunkan kondisi fisik, kimia dan biologi tanah,

sehingga tanah menjadi kurang subur dan produksi tanaman dapat menurun.

Menurut Kemas ali (2007) menyatakan bahwa Lapisan permukaan bumi

secara fisik berfungsi sebagai tepat tumbu - berkembangnya perakaran, penopang

tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara, secara

kimiawi berfungsi sebagai gudang dan menyuplai hara dan nutrisi (senyawa

organic dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca,

Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, CL, dan lain-lain) dan secara biologis berfungsi

sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara

tersebut dan zat-zat aditif (pemacu, tumbuh, proteksi) bagi tanaman; yang

ketiganya secara integral mampu menunjang produkifitas tanah untuk

menghasilkan biogas dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industri

perkebunan, maupun kehutanan.

Pada tahun 2014 luas lahan tanaman kakao di Kabupaten Aceh Tenggara

sudah mencapai 19.994 hektar dengan jumlah produksi sebanyak 8.843 ton/hektar

dengan hasil produktivitas 13.384 Kg/hektar dari sebanyak 21.623 jumlah petani.

Disamping tanaman kakao sebagai komoditi andalan Aceh Tenggara, karet dan

kemiri juga termasuk tanaman komoditi andalan kedua dan ketiga di dinas

Kehutanan dan Perkebunan Aceh Tenggara saat ini. (Dinas Kehutanan Dan


(16)

5

Kecamatan Bambel merupakan salah satu dari 16 kecamatan di Kabupaten

Aceh Tenggara yang merupakan daerah pertanian perkebunan dengan komoditi

kakao. Kecamatan Bambel memiliki luas 23,09 Km2 atau sekitar 2.548 Ha.

Kecamatan ini memiliki banyak potensi dibidang pertanian kakao dengan luas

lahan sebesar 1.267 Ha pada tahuan 2013 jumlah produksivitas 931 kg/H, namun

pada tahun 2015 jumlah produksivitas 813 kg/Ha, dari data yang diproleh

produksi tanaman kakao menurun dari tahun ketahun dan belum sesuai dengan

standart surat keputusan Menteri Pertanian No. 735/kpts/TP.240/7/97, sebagai

bahan tanaman anjuran baru kakao, klon kakao tersebut memiliki produkvitas

1.735 kg/ha/thn, maka dari itu penting di lakukannya analisis kondisi tanah dari

faktor fisik dan kimia yang berperan penting dalam pertumbuhan produksi kakao

di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara (Dinas

kehutanan Dan Perkebunanan Aceh Tenggara 2015).

Kondisi tanah perlu diperhatikan untuk tanaman budidaya untuk

mendapatkan pertumbuhan yang optimal, walaupun tanaman kelihatan dapat

tumbuh bersama disuatu wilayah, akan tetapi setiap jenis tanaman mempunyai

karakter yang membutuhkan persyaratan yang berbeda-beda. Dengan demikian

supaya produksi dapat optimal maka harus diperhatikan antara kondisi tanah

untuk pertanian dan persyaratan tumbuh tiap jenis tanaman.

Dari pengamatan yang telah dilakukan penulis, banyak petani perkebunan

kakao rakyat di Desa Bambel Gabungan yang belum memperhatikan kondisi

tanah untuk tanaman kakao terutama sifat fisik dan kimia tanahnya sehinggga


(17)

6

pertumbuhan kakao yang kurang baik seperti daun yang kekuning-kuningan,berat

klon yang kurang ideal, ukuran batang tanaman yang kecil, pelepah muda yang

bengkok, pertumbuhan akar yang terhambat, pohon yang mati dan hasil produksi

kakao yang semakin menurun.

Kondisi tanah tanaman kakao di Desa Bambel Gabungan Kecamatan

Bambel yang memiliki luas desa 154 ha dan lahan kosong 10 ha, untuk

pengembangan tanaman perkebunan kakao dapat dilakukan alternativ manajemen

praktis yang tepat, dengan mengetahui penghambat-penghambat pada

pertumbuhan kakao guna meningkatkan produktivitas kakao rakyat di Desa

Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

B. Identifikasi Masalah

Produktivitas tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah,

seperti sifat fisik dan kimia tanah yang semuanya secara potensial akan

berpengaruh terhadap kondisi tanah. Produktivitas tanah adalah potensi atau

kemampuan tanah untuk memproduksi. Potensi tanah merupakan kemampuan

yang dapat dikembangkan dengan menerapakan sistem pengolahan unggul tanpa

menimbulkan kerusakan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tanaman kakao rakyat di Desa

Bambel Gabungan Kecamatan Bambel yang ingin di identifikasi adalah sifat fisik

tanah (tekstur, struktur dan drainase) dan sifat kimia tanah (pH, N, P, K) untuk


(18)

7

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka pembatasan masalah pada

penelitian ini yaitu faktor fisik yang mengkaji tentang sifaf kimia tanah dan sifat

fisika tanah untuk tanaman kakao meliputi tekstur tanah, struktur tanah, drainase

tanah. Sifat kimia tanah untuk tanaman kakao meliputi derajat kesamaan tanah

(pH), Nitrogen , Pospor, Kalium.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah maka dalam penelitian ini yang menjadi

perumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sifat fisika tanah untuk tanaman kakao meliputi tekstur tanah,

struktur tanah, drainase tanah di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara?

2. Bagaimana sifat kimia tanah untuk tanaman kakao meliputi derajat keasaman

tanaman kakao meliputi derajat keasaman tanah (pH), Nitrogen, Pospor,

Kalium di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh

Tenggara?

3. Bagaimana kondisi tanah di Desa Bambel Gabungan Kecamatan Bambel

Kabupaten Aceh Tenggara untuk tanaman tanaman kakao?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sifat fisik tanah untuk tanaman kakao meliputi tekstur

tanah, struktur tanah, drainase tanah di Desa Bambel Gabungan Kecamatan


(19)

8

2. Untuk mengetahui sifat kimia tanah untuk tanaman kakao meliputi derajat

keasaman tanah (pH), Nitrogen, Pospor, Kalium di Desa Bambel Gabungan

Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

3. Untuk mengetahui kondisi tanah di Desa Bambel Gabungan Kecamatan

Bambel Kabupaten Aceh Tenggara.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan nantinya berguna:

1. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi petani Kakao di Desa Bambel

Gabungan Kecamatan Bambel Kabupaten Aceh Tenggara

2. Sebagai masukan bagi dinas pertanian, agar memberi tenaga teknik dalam

pengolahan kelompok-kelompok petani didaerah pedesaan.

3. Sebagai masukan bagi Bappeda agar dapat mengolah tanah yang cocok untuk

tanaman tertentu agar tumbuh dengan baik.


(20)

63 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah di jelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Kondisi tanah berdasarkan sifat fisik tanah di tempat penelitian pada sampel A yaitu, memiliki, tekstur sedang tetapi agak halus, mutu struktur tanah sedang

dan drainase tanah yang baik. Sedangkan sifat fisik pada sampel B dan C memiliki tekstur Lempung liat berpasir, mutu struktur tanah sedang, dan

drainase tanah baik dan buruk.

2. Kondisi tanah berdasarkan sifat kimia tanah di tempat penelitian, diperoleh hasil bahwa Sifat kimia tanah beragam, pada sampel tanah A dengan pH 5,35, unsur Nitrogen 0,11%, Posfor16 ppm, Kalium 0,527 me/100g. Sampel tanah B dengan pH 5,27, unsur Nitrogen 0,10%, Posfor20 ppm, Kalium 0,591 me/100g. Sedangkan pada sampel tanah C dengan pH 6,35, unsur Nitrogen 0,14%, Posfor18 ppm, Kalium 0,670 me/100g.

3. Kondisi tanah pada daerah penelitian berdasarkan hasil pengamatan dan uji

laboratorium berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia tanah pada lahan kosong

di Desa Bambel Gabungan, maka hasil yang diperoleh dari kondisi tanah

untuk tanaman kakao yaitu cocok maginal untuk dengan pembatas yaitu


(21)

64

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diberikan, yakni sebagai berikut:

1. Dalam pengembangan perkebunan kakao hendaknya dilakukan evaluasi lahan

yang lebih detail serta tidak terlalu mementingkan keuntungan ekonomi semata sehingga hasil yang diperoleh akan jauh lebih maksimal apabila didukung oleh tingkat kesesuaian lahan yang ideal.

2. Berdasarkan hasil evaluasi kondisi tanah terhadap lahan kosong tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pembatas yang menjadi penghambat dalam pertumbuhan kakao yaitu struktur tanah, drainase yang buruk dan

Ketersediaan unsur hara nitrogen yang rendah. Oleh karena itu, Sifat fisik

tanah sangat bergantung dari cara pengolahan tanahnya dan perlu dibuat

saluran-saluran drainase yang lebih baik agar apabila terjadi hujan dengan

intensitas yang tinggi maka air hujan yang tidak tertampung akan mengalir

pada saluran yang dibuat.Untuk sifat kimia tanah perlu pemeliharaan intensif

seperti pemupukan yang optimal diharapkan produksi kakao dapat optimal sesuai dengan kemampuan lahannya.

3. Kepada pemerintah hendaknya dapat memberikan kegiatan penyuluhan

kepada para petani kakao yang berada di Desa Bambel Gabungan untuk memberikan pengetahuan tentang tanaman kakao mulai dari pengolahan lahan/tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, perawatan sampai pada pemanenan kakao. Selain itu juga pemerintah hendaknya memberikan peluang besar terhadap perolehan pupuk bersubsidi karena pada umumnya para petani sangat terkendala dengan harga pupuk yang mahal sehingga petani enggan


(22)

65

memberikan pupuk secara teratur yang mengakibatkan hasil panen yang kurang optimal dan kepada para petani yang berada di Desa Bambel Gabungan untuk sebaiknya melakukan penanaman sesuai dengan syarat tumbuhnya agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan hasil produksi yang baik.


(23)

66 Tabel uji Lab


(24)

66

DAFTAR PUSTAKA AAK. 1991. Tehnik Bercocok Tanam Coklat. Yogyakart :Kanisius

Danni Hendri , 2008 Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobroma

cacao. L) Dan Potensi Pengembangan Di Kecamatan Malaklak Kabupaten

Agam Provinsi Sumatera Barat” skripsi. Padang: Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Fauzi, Y., Y. E. Widiastuti, I. satyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kakao. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Depok

Ganta, Damanik. 2012 “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao

Berdasarkan Kelas Kemiringan Lereng Di Desa Mbaruai Kec. Sibiru-biru Kab. Deli Serdang” Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Hanafi, Kemas Ali, Dr. Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.

Internet Website. (https://viber.wordpress.com/budidaya-kakao/syarat-pertumbuhan-dan- perkembangbiakan-kakao diakses 31 Agustus 2015)

Internet Website.(http://bbsdlp.litbang.deptan.to.id/parameter.php) diakses 31 Agustus 2015.

Internet Website(

https://viber.wordpress.com/budidaya-kakao/syarat-pertumbuhan- dan-perkembangbiakan-kakao) diakses 31 Agustus 2015)

Kartasapoetra, G, A, Ir, Dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : PT Rineka Cipta

Kartasapoetra, G, A, Ir., Suledjo Mul Mulyani, Ir. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Listin, 2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao Di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

Lubis, 2013, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37930/4/Chapter% 20II. pdf, (online) diakses Tgl 11 September 2015, Pukul 12.05 WIB

Lukito AM. 2004. Budidaya Kakao. Yogyakarta: Kanisius.

Mizar Liyanda, 2012. Analisis Kriteria Kesesuaian Lahan Terhadap Produksi

Kakao Pada Tiga Klaster Pengembangannya Di Kabupaten Pidie.

Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Pertanian Unsyiah.


(25)

67

Agromedia Pustaka

Poerwowidodo, 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Siagian, Prasetio. 2012. Tekstur Tanah. Yogyakarta. (Online).

(http://llmu-tanah.blogspot.com/2011/12/tekstur-tanah.html ,diakses tgl 10 januari

2016, 17:01 WIB)

Siregar. Tumpal H.S, Slamet Riyadi, Laeli Nuraeni 2004. Pembudidayaan, Pengelolahan, Dan Pemasaran Cokelat. Jakarta : Penebar Swadaya Sitorus, Santun R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito

Suci Safitri, 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Skripsi. Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

T. Wahyudi, T. R. Pangabean, Pujianto 2013. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta : Penebar Swadaya

Wardani, Anton .2010. Evaluasi Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Kakao

(Theobroma cacao L) Di Kanarigin Sungai Buluh Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Tesis. Fakultas Pertanian Universitas


(1)

63 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada pembahasan yang telah di jelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagaiberikut:

1. Kondisi tanah berdasarkan sifat fisik tanah di tempat penelitian pada sampel A yaitu, memiliki, tekstur sedang tetapi agak halus, mutu struktur tanah sedang dan drainase tanah yang baik. Sedangkan sifat fisik pada sampel B dan C memiliki tekstur Lempung liat berpasir, mutu struktur tanah sedang, dan drainase tanah baik dan buruk.

2. Kondisi tanah berdasarkan sifat kimia tanah di tempat penelitian, diperoleh hasil bahwa Sifat kimia tanah beragam, pada sampel tanah A dengan pH 5,35, unsur Nitrogen 0,11%, Posfor16 ppm, Kalium 0,527 me/100g. Sampel tanah B dengan pH 5,27, unsur Nitrogen 0,10%, Posfor20 ppm, Kalium 0,591 me/100g. Sedangkan pada sampel tanah C dengan pH 6,35, unsur Nitrogen 0,14%, Posfor18 ppm, Kalium 0,670 me/100g.

3. Kondisi tanah pada daerah penelitian berdasarkan hasil pengamatan dan uji laboratorium berdasarkan sifat fisik dan sifat kimia tanah pada lahan kosong di Desa Bambel Gabungan, maka hasil yang diperoleh dari kondisi tanah untuk tanaman kakao yaitu cocok maginal untuk dengan pembatas yaitu drainase.


(2)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diberikan, yakni sebagai berikut:

1. Dalam pengembangan perkebunan kakao hendaknya dilakukan evaluasi lahan yang lebih detail serta tidak terlalu mementingkan keuntungan ekonomi semata sehingga hasil yang diperoleh akan jauh lebih maksimal apabila didukung oleh tingkat kesesuaian lahan yang ideal.

2. Berdasarkan hasil evaluasi kondisi tanah terhadap lahan kosong tersebut, dapat diketahui bahwa faktor pembatas yang menjadi penghambat dalam pertumbuhan kakao yaitu struktur tanah, drainase yang buruk dan Ketersediaan unsur hara nitrogen yang rendah. Oleh karena itu, Sifat fisik tanah sangat bergantung dari cara pengolahan tanahnya dan perlu dibuat saluran-saluran drainase yang lebih baik agar apabila terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi maka air hujan yang tidak tertampung akan mengalir pada saluran yang dibuat.Untuk sifat kimia tanah perlu pemeliharaan intensif seperti pemupukan yang optimal diharapkan produksi kakao dapat optimal sesuai dengan kemampuan lahannya.

3. Kepada pemerintah hendaknya dapat memberikan kegiatan penyuluhan kepada para petani kakao yang berada di Desa Bambel Gabungan untuk memberikan pengetahuan tentang tanaman kakao mulai dari pengolahan lahan/tanah, pembibitan, penanaman, pemupukan, perawatan sampai pada pemanenan kakao. Selain itu juga pemerintah hendaknya memberikan peluang besar terhadap perolehan pupuk bersubsidi karena pada umumnya para petani sangat terkendala dengan harga pupuk yang mahal sehingga petani enggan


(3)

65

memberikan pupuk secara teratur yang mengakibatkan hasil panen yang kurang optimal dan kepada para petani yang berada di Desa Bambel Gabungan untuk sebaiknya melakukan penanaman sesuai dengan syarat tumbuhnya agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan hasil produksi yang baik.


(4)

(5)

66

DAFTAR PUSTAKA AAK. 1991. Tehnik Bercocok Tanam Coklat. Yogyakart :Kanisius

Danni Hendri , 2008 Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobroma

cacao. L) Dan Potensi Pengembangan Di Kecamatan Malaklak Kabupaten

Agam Provinsi Sumatera Barat” skripsi. Padang: Fakultas Pertanian Universitas

Andalas.

Fauzi, Y., Y. E. Widiastuti, I. satyawibawa, dan R. Hartono. 2002. Kakao. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Depok

Ganta, Damanik. 2012 “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao Berdasarkan Kelas Kemiringan Lereng Di Desa Mbaruai Kec. Sibiru-biru Kab. Deli Serdang” Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Hanafi, Kemas Ali, Dr. Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada.

Internet Website.

(https://viber.wordpress.com/budidaya-kakao/syarat-pertumbuhan-dan- perkembangbiakan-kakao diakses 31 Agustus 2015)

Internet Website.(http://bbsdlp.litbang.deptan.to.id/parameter.php) diakses 31 Agustus 2015.

Internet Website(

https://viber.wordpress.com/budidaya-kakao/syarat-pertumbuhan- dan-perkembangbiakan-kakao) diakses 31 Agustus 2015)

Kartasapoetra, G, A, Ir, Dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : PT Rineka Cipta

Kartasapoetra, G, A, Ir., Suledjo Mul Mulyani, Ir. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Rineka Cipta

Listin, 2010. Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Kakao Di Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan

Lubis, 2013, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37930/4/Chapter% 20II. pdf, (online) diakses Tgl 11 September 2015, Pukul 12.05 WIB Lukito AM. 2004. Budidaya Kakao. Yogyakarta: Kanisius.

Mizar Liyanda, 2012. Analisis Kriteria Kesesuaian Lahan Terhadap Produksi Kakao Pada Tiga Klaster Pengembangannya Di Kabupaten Pidie. Skripsi. Banda Aceh: Fakultas Pertanian Unsyiah.


(6)

Agromedia Pustaka

Poerwowidodo, 1991. Genesa Tanah, Proses Genesa dan Morfologi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Siagian, Prasetio. 2012. Tekstur Tanah. Yogyakarta. (Online). (http://llmu-tanah.blogspot.com/2011/12/tekstur-tanah.html ,diakses tgl 10 januari 2016, 17:01 WIB)

Siregar. Tumpal H.S, Slamet Riyadi, Laeli Nuraeni 2004. Pembudidayaan, Pengelolahan, Dan Pemasaran Cokelat. Jakarta : Penebar Swadaya Sitorus, Santun R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Penerbit Tarsito

Suci Safitri, 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobroma Cacao L.) Di lahan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Skripsi. Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

T. Wahyudi, T. R. Pangabean, Pujianto 2013. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta : Penebar Swadaya

Wardani, Anton .2010. Evaluasi Kesesuian Lahan Untuk Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) Di Kanarigin Sungai Buluh Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman Tesis. Fakultas Pertanian Universitas Andalas