di Sumatera tahun 2015 dapat terwujud, diantaranya dengan terus meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
4.2 Peran Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Peran apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit merujuk pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1197MenKesSKX2004 adalah bagian yang
tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan
farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Tanggung jawab yang begitu besar dipikul oleh apoteker di IFRS dalam penyediaan obat yang
bermutu dan minim terjadi DRP drug related problem, karena DRP bisa terjadi pada setiap tahap mulai dari seleksi obat, terkait dengan peraturan yang berlaku,
klinisi yang terlibat di lapangan, pasien dan keluarga pasien.
4.2.1 Pokja Perencanaan dan Evaluasi
Pokja perencanaan dan evaluasi IFRS pada RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas melaksanakan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan
rumah sakit, melakukan evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian, serta melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas
dilingkungan pokja perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan, pokja perencanaan dan evaluasi sudah
melakukan perencanaan perbekalan farmasi untuk kebutuhan RSUP H. Adam Malik dengan menggunakan metode kombinasi yaitu gabungan antara metode
konsumtif dan epidemiologi. Data yang diperlukan untuk perencanaan diperoleh dari laporan yang diberikan oleh depo-depo farmasi, laporan bulanan pokja
perbekalan serta rencana tahunan dari masing-masing depo farmasi. Pokja
perencanaan dan evaluasi juga melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perencanaan. Evaluasi kegiatan
pelayanan kefarmasian dan pelaksanakan administrasi pokja perencanaan dan evaluasi melalui SIRS.
Pembelian perbekalan farmasi sampai dengan 200 juta sudah dapat ditangani langsung oleh instalasi farmasi melalui pokja perencanaan dan evaluasi
sejak status rumah sakit berubah menjadi BLU penuh, dan pembelian perbekalan farmasi diatas 200 juta ditangani oleh panitia pengadaan dengan sistem tender.
Pengadaan perbekalan farmasi dilaksanakan setiap 10 hari dan rencana pengadaan ini mengacu pada persediaan perbekalan farmasi di gudang stok.
Kompetensi farmasis dalam hal perencanaan dan evaluasi dan pengadaan sangat lah penting, dimana seorang farmasis harus mampu memilih perencanaan
yang paling sesuai, menghitung jumlah kebutuhan obat, menyesuaikan antara kebutuhan dengan dana yang tersedia, mengevaluasi pemasok, melakukan
negosiasi atas dasar kualitas, jaminan ketersediaan, dan harga yang wajar sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.
4.2.2 Pokja Perbekalan
Pokja perbekalan IFRS pada RSUP H. Adam Malik mempunyai tugas menerima, menyimpan, mendistribusikan, memproduksi perbekalan farmasi, serta
melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi dari setiap pelaksanaan tugas di lingkungan pokja perbekalan.
Pokja perbekalan telah menerapkan sistem informasi rumah sakit SIRS secara online sehingga mempermudah segala transaksi dan pemantauan persediaan
perbekalan farmasi. Pembelian langsung dilakukan oleh IFRS dengan mengeluarkan surat
pesanan SP ke distributor, perbekalan farmasi yang masuk diantar ke IFRS, untuk diterima, diperiksa, dan diteliti keadaannya, disesuaikan dengan surat pengantar
barang SPB dan SP oleh pokja perbekalan, kemudian di entry data perbekalan farmasi yang masuk ke SIRS, dan disimpan sesuai dengan sifatnya obat termolabil
di lemari es; bentuk sediaan oral, injeksi, infus, salep; bahan baku obat mudah menguapterbakar; obat narkotika dan psikotropik dalam lemari khusus dan
terkunci, dan disusun secara alfabetis dengan sistem first in first out FIFO dan first expired first out FEFO.
Pembelian dengan nilai diatas 200 juta dilakukan oleh panitia pengadaan melalui tender kepada rekanan. Perbekalan farmasi yang masuk diterima oleh
panitia penerima barang bersama-sama dengan bendaharawan barang untuk menerima, memeriksa dan meneliti keadaan perbekalan farmasi, disesuaikan
dengan SPB dan SP, bila sesuai maka perbekalan farmasi diserahkan ke instalasi farmasi melalui pokja perbekalan, kemudian dibuat berita acara. Petugas pokja
perbekalan menerima dan mencatat pada buku penerimaan perbekalan farmasi yang selanjutnya data perbekalan farmasi yang diterima di-entry ke SIRS, dan
disimpan sesuai dengan sifatnya. Administrasi yang dilakukan oleh pokja perbekalan meliputi membuat
laporan mutasi barang dan laporan narkotik. SIRS yang telah diterapkan sejak Januari 2009, mempermudah kegiatan pencatatan perbekalan farmasi yang masuk
dan keluar ke buku penerimaan dan pengeluaran barang serta ke kartu stok serta pencatatan stock opname setiap bulan dan diakhir tahunnya.
Instalasi farmasi RSUP H. Adam Malik memiliki 6 ruangan yang berfungsi sebagai gudang untuk menyimpan perbekalan farmasi, yaitu:
a. gudang floorstock
b. gudang umum
c. gudang jamkesmas
d. gudang askes
e. gudang perbekalan farmasi cathlab jantung bedah jantung
f. gudang bahan berbahaya bahan mudah terbakar
Pokja perbekalan juga melakukan kegiatan produksi sediaan farmasi. Menurut Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit tahun 2004, yang dimaksud
dengan produksi adalah kegiatan membuat, merubah bentuk dan pengemasan kembali sediaan farmasi nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
di rumah sakit. Kegiatan produksi yang dilakukan adalah membuat NaCl 0,9 non steril dan kloral hidrat, pengenceran H
2
O
2
3, alkohol 70 serta mengubah menjadi kemasan yang lebih kecil re-packing antara lain alkohol 96 dan 70,
povidon iodium, handscrub, dan talkum. Pendistribusian perbekalan farmasi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan seperti: a.
Rawat Inap Terpadu Rindu, CMU dan IBP, Instalasi Gawat Darurat IGD dan Instalasi Rawat Jalan IRJ.
b. instalasi seperti Instalasi Diagnostik Terpadu IDT, Instalasi Hemodialisa
IHD, Instalasi Patologi Anatomi IPA, Instalasi Patologi Klinik IPK, dan Instalasi Radiologi. IPK telah memiliki Kerja Sama Operasional KSO dengan
pihak lain untuk reagen tertentu, namun untuk pengadaan reagen lain yang tidak termasuk KSO tetap dilakukan oleh Instalasi Farmasi. Pasien hemodialisa
Askes ditangani oleh PT. Askes sendiri. c.
user lainnya seperti poli-poli rawat jalan.
4.2.3 Pokja Farmasi Klinis