PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013-2014

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013-2014

Oleh: Sagita Markawira

Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran dalam strategi pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbagai persyaratannya merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran kesejarahan agar dapat diterapkan dikehidupan sehari – hari. Siswa dituntut untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dengan berbagai cara. Dalam Problem Based Learning (PBL) siswwa diperkenalkan pada konsep melalui masalah yang terjadi dilingkungan. Pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa untuk menemukan konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan berbagai penjelasan yang dapat mengungkap dan menyelesaikan masalah tersebut, serta dapat lebih merasakan manfaat pembelajaran yang dilakukan.

Rumusaan masalah dalam penelitian adalah Bagaimana efek penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui efek dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 1 – 4 sebanyak 155 siswa, teknik pengambilan sampel dengan Purvosif sampling, terpilihlah sampelnya pada kelas XI IPS 1 berjumlah 37 siswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah bagaimana efek penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemempuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa data nilai lembar


(2)

tugas akhir siswa berdistribusi normal. Dan rata-rata nilai hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal berpikir kritis. Sebab bila dilihat dari lembar tugas awal siswa nilai rata – rata skor siswa berada pada 67,47 kurang dari nilai KKM dan bila dilihat dari lembar tugas akhir siswa nilai rata – rata skor siswa pada 87,35. Dari perolehan nilai rata – rata siswa tersebut dapat kita simpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan efek atau manfaat dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

SISWA KELAS XI IPS SMA YP UNILA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013-2014

Skripsi

Oleh

SAGITA MARKAWIRA

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 12 Desember 1991 anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan bapak Endang Karnedy, S.T dan ibu Rika Silvia Rina, M.BA

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Muhammadiah Bandar Lampung pada tahun 1996. Kemudian melanjutkan kejenjang berikutnya yaitu di SD Al- Azhar 2 Bandar Lampung hingga tahun 2003. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Al – Kautsar Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2006, lalu melanjutkan kejenjang selanjutnya di SMA YP Unila Bandar Lampung hingga tahun 2009.

Pada tahun 2009 penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, di Program Studi Sejarah dengan Jalur PMKA atau PKAB. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2012 di Desa Mataram Marga, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur sekaligus melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 3 Sukadana.


(8)

Selama menempuh pendidikan, penulis telah mengikuti beberapa organisasi baik internal maupun eksternal kampus, antara lain: sebagai anggota tetap di Fokma Sejarah, lalu pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial (HIMAPIS) masa bakti 2010 – 2011 pada bidang BPOK kemudian pada masa bakti yang sama direshufle menjadi bendahara umum, kemudian penulis menjadi Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP masa bakti 2011 – 2012 sebagai bendahara eksekutif, penulis juga merupakan anggota biasa di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat KIP Unila Cabang Bandar Lampung dan pernah menjadi pengurus masa bakti 2010 – 2011 sebagai wasekum bidang keperempuanan, kemudian masa bakti 2011 – 2012 sebagai Sekertaris Umum di HMI Komisariat KIP Unila. Sampai saat ini juga penulis tercatat sebagai sekertaris umum BPL (Badan Pengelola Latihan) HMI Cabang Bandar Lampung.


(9)

MOTO

“Dan Jangan lah kau campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak

itu, sedang kamu ketahui” (Q. S Al Baqarah : 42)


(10)

PERSEMBAHAN

Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Dengan kerendahan hati dan rasa syukur, ku persembahkan sebuah karya

kecil ini sebagai tanda cinta dan sayangku kepada :

Papaku tersayang Endang Karnedy dan Mamaku tercinta Rika Silvia Rina yang telah membesarkan aku dengan kasih sayang dan kesabaran serta pengorbanan yang tak terhingga. Terima kasih atas setiap keringat dan doa yang papa dan

mama berikan untuk kebahagiaan dan kesuksesan anak-anakmu. Sungguh semua yang papa mama berikan tidak mungkin terbalaskan Semoga anakmu ini dapat berguna bagi agama, bangsa, dan keluarga sekitar.

Terima kasih kepada saudari- saudariku:

Refni Markawira, Miranti Markawira, Challysta Markawira atas doa, semangat, dukungan, dan perhatian yang selalu diberikan.

Bapak Ibu dosen, sahabat seperjuangan, dan teman – teman yang telah mengukir sebuah sejarah dalam hidup saya, serta almamater tercinta.

Sekali lagi, terimakasih terbesar untuk papa dan mama, semoga karya kecil ini dapat menjadi salah satu dari sekian banyak alasan untuk membuat papa


(11)

SANWACANA

Alhamdulilahirobbil’ aalamiin,

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidaya-Nya karena saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga

tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Skripsi berjudul “Penerapan

Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada akultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. M. Toha B. S. Jaya, M.S. Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(12)

4. Bapak Drs. Iskandar Syah, M.H. Pembantu Dekan III, sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing I penulis, terima kasih atas segala dukungan dan bimbingannya selama saya menjadi mahasiswa di Program Studi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Bukhori Asyik, M. Si. Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Maskun, M.H. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, sekaligus sebagai Dosen Pembahas untuk sekripsi penulis, terimakasih bapak atas ilmu yang bapak berikan selama saya menjadi mahasiswa di Program Studi Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Syaiful M, M.Si. Pembimbing II dalam penyusunan sekripsi ini, terimakasih atas kesediaan bapak dan masukan-masukan bapak yang membuat penulis semakin paham dalam penulisan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah, serta para pendidik yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman berharga kepada saya selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sejarah.

9. Para teman-teman angkatan 2009 Prodi Sejarah, serta keluarga besar Fokma (Forum Komunikasi Mahasiswa) Sejarah baik kakak tingkat maupun adik tingkat yang telah banyak memberi suport dan ilmu untuk penulis.

10.Kanda Yunda yang tergabung dalam HmI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Bandar Lampung yang tersebar disemua komisariat terkhusus untuk kanda, yunda dan dinda di HmI Komisariat KIP Unila Ade Permana,


(13)

Suparman Arif, S.Pd, M.Pd., Edi Chandra, S.Pd., Suhendri, S.Pd., Yudi Febrianto, Sony Putra, S.Pd., Ahmad Mujaini, S,Pd., Desi Natalia, S.Pd., Albed Meidiantoro, S.Pd, M.Pd., Ali Afandi, Arman Hadi, S.Pd., Solikin, S.Pd., Umar Sabiring, Gusknur, S.Pd., Julianto, Ikhwan Nurhakim, J. Firawan, Mita Astria, S.Pd., Rika Meliasari, S.Pd, Husni Yusuf, Areta, Aan

Edian, Yogi Febrianto, Hikmah Fito’ah, Eka Fihayati, Desi, Sisca Marya

Susanti, Nurhalimah, Soviera Vitaloka, Emil Azhari, Lilis, Budi Darmoko, Khairul Ramadhan, Fifi Novia Sari, Mutira Mustapa, Siti Nurhidaya, Minanti Lilianti, Ulan itriani yang banyak memberi bimbingan kepada saya dalam mendapatkan ilmu dan pengetahuan diluar kampus.

11.Teman teman pengurus Himapis (Himpunan Mahasiswa Pedidikan Ilmu Sosial) FKIP tahun pengabdian 2010-2011 yang telah membantu penulis dalam menambahkan pengetahuan di bidang organisasi.

12.Teman - teman pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) FKIP tahun pengabdian 2011-2012 terkhusus untuk Amerza Fransiska, S.Pd., Aas Lailah, S.Pd., Indah Lestari, S.Pd., Diana Siska, S.Pd, Esty Wulandini, serta teman – teman pengurus lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menambahkan pengetahuan dan pengalaman dibidang organisasi terima kasih atas kebersamaan yang kalian berikan.

13.Sahabat yang paling setia dari kecil sampai sekarang Resta Revitha Reza masih setia menemani penulis dalam keadaan suka maupun duka. Serta pendamping penulis Macro Aulia yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(14)

14.Sahabat-sahabat penulis di kampus yang setia membantu penulis untuk semangat mengerjakan sekripsi ini Laxsmi Desiyanan, S.Pd, Ayoe Diah Sukmawati, S.Pd, Yessi Yuana Putri, S.Pd, Indah Wahyu Nurani, Yuni Istiani, Aryani Meisa, S.Pd, Sobri, S.Pd, terimakasih atas dukungan dan motivasi untuk penulis.

15.Saudara – saudara penulis ketika bergabung dalam KKN dan PPL pada tahun 2012 lalu terkhusus untuk Meita Sekar Sari, S.Pd, Anggraini Agfar, Nevita Putri Warganegara, S.Pd, Octaria Nawala, S.Pd, Nurul Octaviani, S.Pd, Harvin Saputra, dan Hanriki Dongoran terima kasih atas kebersamaan yang kita pupuk sampai sekarang.

16.Sahabat-sahabat 78 yang dari SMA sampai detik ini masih terjaga kebersamaannya Nirmala Asri P, S.H, Dr. Nirmala Astri P, Mutiara Raisa, Muhammad Archi, Reffi Angka Wijaya, Ayu Hervi Maharani S.H, Siti Fei Kenia N, S.IP Elma Wahyuningsih, Dedi Tani Brata, S.H, Trias Nugroho, Haris Budiman, Uswatun Hasanah, S.Pd, Mida Handayani terimakasih atas kesabaran dan dukungannya selama ini kepada penulis.

Semoga penelitian yang telah penulis lakukan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak khususnya penulis. Penulis mengucapkan terimakasih banyak atas segala bantuannya, semoga Allah SWT memberikan kebahagiaan atas semua yang telah kalian berikan.

Bandar lampung, Maret 2014


(15)

iv

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Kegunaan ... 7

1.7 Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Konsep Model Pembelajaran ... 10

2.1.2. Konsep Pembelajaran Promblem Based Learning (PBL) ... 11

2.1.3 Konsep Berpikir Kritis ... 16

2.2 Penelitian yang Relevan ... 20

2.3 Kerangka Pikir ... 21

2.4 Paradigma ... 22

2.5 Hipotesis ... 23

III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 27

3.2.1 Populasi ... 27


(16)

v

3.3 Variabel dan Definisi Operasional ... 29

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 30

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 36

4.1.1 Sejarah Berdirinya SMA YP Unila Bandar Lampung ... 36

4.1.2 Situasi dan Kondisi Sekolah ... 38

4.1.3 Visi, dan Misi SMA YP Unila Bandar Lampung ... 39

4.1.4 Proses Belajar Mengajar di SMA YP UNILA ... 40

4.2 Hasil penelitian ... 45

4.3 Analisa Hasil Penelitian ... 57

4.4 Pembahasan ... 59

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halam an

Tabel 1 Hasil Nilai Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI IPS ...03

Tabel 2 Data Populasi Siswa Kelas XI IPS TA 2013-2014 ...27

Tabel 3 Daftar Nama Kepala SMA YP Unila sejak 1981-Sekarang ...37

Tabel 4 Daftar nama Ketua Yayasan SMA YP Unila Bandar Lampung ...38

Tabel 5 Akumulasi Data Hasil Lembar Tugas Awal siswa ...46

Tabel 6 Rekapitulasi Rata – rata Nilai Akumulasi Lembar Tugas Awal ...47

Tabel 7 Rekapitulasi Data Nilai Lembar Tugas Awal ...48

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Nilai Tugas Awal ...49

Tabel 9 Akumulasi Data Hasil Lembar Tugas Akhir ...53

Tabel 10 Rekapitulasi Rata – rata Nilai Akumulasi Lembar Tugas Akhir ....54

Tabel 11 Rekapitulasi Data Nilai Lembar Tugas Akhir ...55


(18)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A1. Silabus Mata Pelajaran Sejarah Sem Ganjil T.P 2013-2014 Lampiran A2. RPP Pembelajaran Sejarah

Lampiran A3. Format Penilaian Essay Pelajaran Sejarah

Lampiran A4. Data Akumulasi Penialaian Laporan Tugas Awal Siswa Lampiran A5. Data Akumulasi Penialaian Laporan Tugas Akhir Siswa Lampiran A6. Data Nilai Lembar Tugas Awal dan Akhir Kelas Eksperimen Lampiran A7.Data Hasil Laporan Tugas Awal Siswa

Lampiran A8. Data Hasil Laporan Tugas Akhir Siswa Lampiran A9. Surat Penelitian Pendahuluan

Lampiran A10. Surat Izin penelitian

Lampiran A11. Surat Keterangan penelitian


(19)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini kita hidup dalam sebuah dunia yang diwarnai oleh arus globalisasi sebagai proses dimana hubungan-hubungan sosial ekonomi, politik, dan kebudayaan berkembang sedemikian rupa sehingga terjadi proses saling berpengaruh antar bangsa. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menciptakan suatu budaya komunikasi baru karena manusia hidup dalam sebuah planet baru. Berita dan informasi dalam hitungan detik bisa dijangkau oleh seantero dunia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dunia abad dua puluh satu sebagai dunia tanpa batas.

Namun, tidak hanya dalam bidang sosial ekonomi, politik, dan budaya saja yang berkembang pada masa era-globalisasi ini. Sebab, Pada bidang pendidikan juga sangat terlihat perkembangannya. Dulu, sebelum adanya kemudahan dalam mengakses sumber belajar, siswa terlalu monoton dengan apa yang dijelaskan oleh guru ataupun hanya mempelajari dari satu buku saja mengenai pelajaran yang ada di sekolahnya. Dan juga metode yang dipakai oleh guru ketika itu hanya satu arah, para siswa hanya menjadi pendengar yang baik bagi guru. Siswa tidak diberi kesempatan dalam berpikir lebih lanjut mengenai materi yang sedang dibahas.


(20)

2

Selain itu, guru juga pada metodenya hanya mengajarkan siswa untuk menghafal dan tidak diberi kebebasan untuk menganalisis sutu masalah yang pasti ada pada setiap pembahasan materi.

Banyak praktik-praktik pendidikan yang salah dilakukan pada usia TK, SD, SMP dan SMA, sehingga gagal menghasilkan siswa yang dapat berfikir kritis dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan. Padahal bila seorang siswa yang terlatih atau membiasakan diri dengan bertanya maka itu akan menjadikan siswa tersebut semakin terampil dalam berpikir dan menyampaikan pikirannya. Maka ia juga semakin mampu untuk merumuskan dan memberikan pertanyaan dengan lebih baik dan berbobot. Seorang siswa yang bisa berpikir dengan baik akan menjadi semakin efektif dan mudah dalam melakukan pembelajaran di sekolah atau kelas.

Kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam sistem pengajaran dan pembelajaran saat ini. Dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif seorang siswa tidak hanya sebagai pengguna atau pemakai pengetahuan yang telah ada tetapi ia akan menjadi orang yang mampu menghasilkan pengetahuan baru, pemikiran baru atau karya yang baru. Siswa-siswa tidak hanya menerima pengetahuan, menerima pendapat orang lain tetapi mereka juga mampu memberikan pendapatnya sendiri.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMA YP Unila Bandar Lampung dapat kita ketahui rendahnya kemampuan siswa menganalisis suatu materi pembelajaran terutama pembelajaran sejarah yang disebabkan rendahnya pemahaman siswa tentang konsep pembelajarannya ataupun karena


(21)

3

ketidakinginan siswa untuk mempelajari lebih dalam pada materi pembelajaran sejarah. Seperti kita ketahui, bahwa pada dasarnya dalam mempelajari sejarah selalu menemukan suatu problema dalam setiap fakta sejarah ataupun ketika memahami lebih dalam tentang sejarah dapat kita temukan keterkaitan dalam setiap peristiwa yang terjadi. Maksudnya dalam kata lain bila peristiwa B terjadi akibat adanya peristiwa A ataupun sebaliknya.

Berdasarkan hasil wawancara guru bidang studi sejarah yang peneliti lakukan, didapatkan hasil tentang kualitas berpikir siswa yang belum mengarah tentang berpikir kritis. Karena menurut guru tersebut mayoritas siswa belum dapat membuat rasa ketertarikan dengan pelajaran sejarah jadi cara berpikir siswa masih hanya melihat apa yang dipaparkan guru. Dan belum dapat melihat peristiwa sejarah dari faktor sebab akibat.

Keadaannya ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa di SMA YP Unila Bandar Lampung, terlihat dari masih rendahnya prestasi belajar yang ditunjukkan, seperti dalam tabel 1

Tabel 1 Hasil nilai semester mata pelajaran Sejarah semester ganjil siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012-2013

No Kelas Interval Frekuensi Presentasi (%)

1 60-65 60 36,14

2 66-70 35 21,1

3 71-75 23 13,8

4 76-80 20 12,05

5 81-85 28 16,85

Jumlah 166 100

Minimum 60

Maksimum 90


(22)

4

Berdasarkan data siswa pada tabel 1 terdapat 118 siswa (71,1 %) yang belum mencapai ketuntasan belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 75. Sedangkan 48 siswa (28,91 %) yang mendapatkan nilai lebih dari 75. Sebagaimana ada pendapat yang mengatakan “Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa makan persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut rendah” (Djamarah dan Zain, 2006:107).

Rendahnya prestasi belajar siswa diduga karena rendahnya kemampuan siswa dalam memahami pelajaran. Selama ini umumnya pembelajaran sejarah penyajiannnya hanya menuntut siswa mengahapal konsep, sehingga siswa kurang mampu menggunakan konsep tersebut ketika siswa menemukan masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang telah dimiliki, akibatnya siswa kurang mampu menghubungkan konsep yang mereka pelajari, dengan bagaimana cara memanfaatkan dan mengaplikasikan konsep tersebut pada situasi baru. Masalah lain yang dijumpai ketika pembelajaran terjadi ternyata kondisi kemampuan awal siswa berbeda-beda, guru hendaknya memperhatikan perbedaan kemampuan awal tersebut agar siswa dapat lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah.

“Kegiatan pembelajaran yang diterapkan guru perlu disiasati sedemikian

rupa sehingga sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Idealnya kegiatan pembelajaran untuk siswa pandai berbeda dengan siswa yang memiliki kemampuan sedang dan kurang, walaupun untuk memahami satu jenis konsep yang sama, untuk itu penggunaan variasi kerja untuk masing-masing kemampuan siswa sangat bijaksana untuk mengantipasinya” (Masnur Mushlich, 2008:74)

Pembelajaran bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang menyenangkan dan mengesankan, diperlukan guru yang kreatif profesional dan


(23)

5

menyenangkan yang mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. Untuk dapat merencanakan pembelajaran tersebut diperlukan pemilihan model pembelajaran Sejarah ialah model Problem Based Learning (PBL).

Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran dalam strategi pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbagai persyaratannya merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran kesejarahan agar dapat diterapkan dikehidupan sehari – hari. Siswa dituntut untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dengan berbagai cara. Dalam Problem Based Learning (PBL) siswwa diperkenalkan pada konsep melalui masalah yang terjadi dilingkungan. Pembelajaran seperti ini memungkinkan siswa untuk menemukan konsep yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dengan berbagai penjelasan yang dapat mengungkap dan menyelesaikan masalah tersebut, serta dapat lebih merasakan manfaat pembelajaran yang dilakukan.

Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk memahami bahan ajar dengan baik, sebab hakikat pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang bisa mengoptimalkan pencapaian prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah efek yang dimunculkan pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini mengambil


(24)

6

judul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Upaya Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang masalah maka dapat kita identefikasi masalah sebagai berikut:

1. Alasan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) harus diterapkan upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembejaran sejarah

2. Proses penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah 3. Efek penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) upaya

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dibuatlah pembatasan masalah, agar tidak terjadi kesalahpahaman pada pokok persoalan yang diteliti. Pembatasan masalah

yang menjadi fokus peneliti adalah “Efek penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 2013-2014”.


(25)

7

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah diatas maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Efek dari penerapan

model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 2013-2014”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Efek dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 2013-2014

1.6 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi guru, memberi gambaran mengenai model Problem Based Learning (PBL) agar mata pelajaran menjadi lebih bermakna dalam rangka membangun pemahaman baru. Dan juga mendorong krativitas guru dalam mengajar, sehingga pembelajaran tidak monoton.

2. Bagi siswa, mempermudah penguasaan konsep sejarah dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari serta peristiwa yang terjadi dalam masyarakat 3. Bagi peneliti, sebagai calon guru penelitian ini dapat berguna untuk menambah

pengetahuan tentang model pembelajaran yang efektif dan menambah pengalaman dalam mendidik.


(26)

8

1.7 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi: 1. Ruang Lingkup Ilmu :

Ruang Lingkup Ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu pengetahuan sosial khususnya pendidikan Sejarah

2. Ruang Lingkup Subjek :

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 2013-2014

3. Ruang Lingkup Objek :

Objek penelitian ini adalah Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014

4. Ruang Lingkup Wilayah :

Tempat penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung 5. Ruang Lingkup Waktu :


(27)

9

REFERENSI

______, 2012. Dokumen TU SMA YP Unila Bandar Lampung

Syaifful Bahri Djamarah dan Asswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.hlm.107

Masnur Muchlis. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.hlm. 74


(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Konsep Model Pembelajaran

Kesuksesan setiap proses pembelajaran itu berada pada pemilihan model pembelajaran yang tepat. Agar materi yang diajarkan bersinergis dengan kemampuan siswa melalui model pembelajaran yang dipraktikan oleh guru.

“Model pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru, yang dalam

menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan pembelajaran

tertentu” (Hamzah. B Uno, 2008: 02).

Ahli lain mengatakan “Model pembelajaran merupakan cara – cara yang akan

dipilih dan digunakan oleh seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya

diakhir kegiatan belajar” ( Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2002:06).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa suatu model pembelajaran merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mempermudah seorang guru dalam mengajar, sehingga siswa juga dapat mudah memahami materi pembelajaran yang di ajarkan oleh guru. Dilihat dari manfaatnya model pembelajaran merupakan


(29)

11

penentu seorang guru untuk membatu murid mudah memahami materi, sehingga dalam pemilihan model pembelajarannya guru tidak boleh sembarangan. Harus disesuaikan dengan materi dan juga dieseuaikan dengan kemempuan siswa, sehingga saat model pembelajaran dipraktikan akan sukses dan sesuai tujuan pembelajaran.

Oleh karena itu penulis menggunakan salah satu model pembelajaran yang sering dipraktikan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan sekarang akan dipraktikan pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yaitu Problem Based Learning (PBL), model pembelajaran ini akan dipraktikan penulis dalam mata pelajaran sejarah.

2.1.2 Konsep Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran sejarah di Indonesia mengalami penurunan dalam penggunaan model pembelajarannya. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan terus menerus dan harus segera diatasi, karena bila hal itu dibiarkan maka pembelajaran sejarah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Banyak problema dalam pembelajaran sejarah yang menjadi tugas seorang guru untuk memperbaikinya, dalam hal ini Problem Based Learning (PBL) sebagai salah satu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai salah satu konteks bagi siswa untuk belajar sejarah secara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk mempeolah pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.


(30)

12

“Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau Pembelajaran berbasis

masalah adalah seperangkat model mengajar yang mmenggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan

suatu masalah, materi, dan pengaturan diri” (Slavin, 1995:56).

“Pembelajaran berbasis masalah dalah pembelajaran dengan membiasakan siswa untuk melakukan sendiri, menemukan masalah dan memecahkan masalah, dengan kaloborasi untuk saling bertukar pikiran dengan semua teman dan keaktifan siswa” (Nasution, 2003: 136).

Problem Based Learning (PBL) adalah suatu proses pembelajaran yang diawali dari masalah – masalah yang ditemukan dalam suatu lingkungan pekerjaan. PBL adalah lingkungan belajar yang didalamnya menggunakan suatu masalah untuk belajar yaitu, sebelum pelajar mempelajari suatu hal, mereka diharuskan untuk mengidentifikasi suatu masalah, baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah kasus. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga para pelajar menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memeccahkan masalah

tersebut” (Sudjarwo dan Basrowi, 2012 : 240)

”Pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah proses

pembelajaran yang titik awal pembelajaran dimulai berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru” (Sapriya, 2009 : 58).

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah itu dapat bermanfaat untuk siswa tidak hanya dalam pelajaran saja, namun dalam


(31)

13

kehidupan keseharian juga. Hal inilah yang sebenarnya diinginkan oleh seorang guru keberhasilan guru dalam mengajar itu dapat kita lihat dari dampak yang disebabkan oleh para siswanya kelak. Dan cara berpikir siswa dalam kehidupan itu tidak dapat kita pungkiri pasti ada pengaruh dari seorang guru pula. Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) adalah strategi yang dimulai dengan :

1) Kegiatan kelompok, yaitu membaca kasus; menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran; membuat rumusan masalah; membuat hipotesis; mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas; dan melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok, serta presentasi dikelas; 2) kegiatan perorangan, yaitu siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan penyampaian temuan; 3) kegiatan di kelas, yaitu mempresentasikan laporan diskusi antar kelompok di bawah bimbingan guru (Rusmono,2012:78).

Pembelajaran berbasis masalah ini memiliki empat karakteristik, yaitu; 1. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata

2. Pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah 3. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa

4. Guru berperan sebagai fasilitator (Mariana, 1999:95)

Berbagai pengembang menyatakan bahwa ciri utama pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah ini adalah :

1. Berfokus pengajuan pertanyaan atau masalah.

Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip

– prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang keduanya secara sosial dan pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.


(32)

14

2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, Sejarah, Ilmu Sosial), masalah yang akan diselidiki telah dipilih yang benar – benar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari presfektif mata pelajaran lain.

3. Penyelidikan autentik

Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah yang nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, membuat inferensi dan merumuskan kesimpulan. Sehingga strategi penyelidikan yang digunakan bbergantung pada masalah yang sedang dipelajari.

4. Menghasilkan produk atau karya dan memamerkannya

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakilibentuk penyelesaian masalah yang merekan temukan (Darsono (2000 : 53-54).

Dalam merencanakan pelajaran untuk pembelajaran berbasis masalah dengan cara

sebagai berikut: “1) mengidentifikasi topik yang akan dicari penyelesaiannya. 2)

menentukan tujuan belajar. 3) mengidentifikasi masalah. 4) mengakses materi” (Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012:309-310)

Adapun langkah – langkah yang dapat dilakukan guru dalam mempraktekan model pembelajaran Problem Based Learning adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan;

2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang;

3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya; 4. Mengumpulkan data , yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah;

5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan


(33)

15

6. Merumuskan alternatif pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan alternatif yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan

(Sudjarwo, 2012: 243)

Dalam pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebenarnya ada karakteristik khusus mengenai siswa yang akan belajar dengan model PBL adalah:

(1) hadir dan aktif dalam semua pertemuan, (2) memiliki pengetahuan tentang proses PBL, (3) memiliki komitmen terhadap pembelajaran berpusat pada siswa atau pembelajaran yang diarahkan oleh siswa, (4) aktif berpartisipasi dalam diskusi dan berfikir kritis sambil memberi kontribusi pada lingkungan yang bersahabat dan tidak mengintimidasi, dan (5) mempunyai kemampuan untuk melakukan evaluasi konstruktif terhadap diri sendiri, kelompok, dan tutor (Rusmono, 2012:82).

Namun, pada setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan. Tidah terkecuali model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sendiri.

Adapun kelebihan dari pembelajaran PBL adalah :

1. Melatih siswa agar memiliki sudut pandang berpikir tidak hanya dari satu arah 2. Siswa lebih dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya, tidak hanya

bertumpu pada satu keadaan yang sudah ada

3. Melatih kreativitas guru dalam mengarahkan cara berpikir siswa

4. Bermanfaat untuk siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka agar dapat menyelesaikan masalah

Sedangakan kelemahan dari pembelajaran PBL adalah : 1. Siswa memiliki keterbatasan sumber materi

2. Tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam menganalisis suatu masalah


(34)

16

3. Model pembelajaran PBL tidak dapat diaplikasikan pada semua materi dalam mata pelajaran sejarah.

Namun kelemahan diatas dapat tertutupi apabila guru memiliki kreativitas dalam menjalankan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), sebab awal dalam model pembelajaran ini guru yang sangat berperan dalam mengarahkan siswa untuk mencari sumber belajar lain dan tidak bertumpu pada satu sumber saja.

2.1.3 Konsep Berpikir Kritis

Sejak kanak-kanak manusia sudah memiliki kecenderungan dan kemampuan untuk berpikir sebagai makhluk rasional manusia selalu terdorong untuk memikirkan hal-hal yang ada disekelilingnya. Kecenderungan manusia memberi arti pada berbagai hal dan kejadian disekitarnya merupakan indikasi dari kemampuan berpikir atau terbentuknya aktivitas kognitif sejak manusia itu lahir. Kecenderungan ini dapat kita temukan pada seorang anak kecil yang memandang berbagai benda disekitarnya dengan penuh rasa ingin tahu. Ia meraba atau menyentuhnya dengan senyum, penuh rasa bahagia.

“Berpikir kritis merupakan sebuah isu atau tema yang amat penting dalam dunia

pendidikan masa kini terutama untuk negara-negara maju. Isu itu menjadi sebuah gerakan dibidang pendidikan karena berpikir kritis menjadi element penting bagi


(35)

17

Dalam kenyataannya, cara berpikir kritis itu memiliki indikator – indikator tersendiri yang membedakannya dengan orang lain. Indikator berpikir kritis itu adalah sebagai berikut ;

1) Kegiatan merumuskan masalah

- Memformulasikan pertanyaan yang mengarahkan investigasi 2) Memberikan Argument

- Argument sesuai dengan kebutuhan - Menunjukan persamaan dan perbedaan 3) Melakukan deduksi

- Pengambilan kesimpulan untuk suatu atau beberapa kasus khusus yang didasarkan kepada suatu fakta umum

4) Melakukan induksi

- Melakukan pengambilan kesimpulan yang diperoleh dari fakta – fakta khusus

5) Melakukan evaluasi

- Mengevaluasi berdasarkan fakta dan memberikan alternatif lain 6) Mengambil keputusan dan tindakan

- Menentukan jalan keluar dan memilih kemungkinan yang akan dilaksanakan

(Jarome Arcaro, 2007: 242).

Langkah tersebut dapat dipadatkan menjadi empat langkah saja, yaitu: 1) perumusan dan pembatasan masalah, 2) perumusan hasil – hasil yang ingin dicapai, 3) pemecahan masalah yang bisa dilakukan serta alasannya, dan 4) kesimpulan pembelajaran seperti halnya dalam kehidupan masyarakat, siswa dituntut untuk membedakan sesuatu yang benar dan salah, baik dan buruk. Dengan mengabaikan dasar – dasar pertimbangan moral, apakah nilai absolut yang bersumber dari agama, atau nilai relatif tergantung pada lingkungan dan budaya, orang selalu dituntut untuk memberikan pertimbangan nilai.

Kegiatan berpikir kritis sejarah terdiri dari merumuskan, menganalisis, memecahkan masalah, menyimpulkan dan mengevaluasi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:


(36)

18

1) Merumuskan Masalah: memberikan batasan dari objek yang diamati.

Dalam merumuskan masalah ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah; a) harus obyektif dalam melihat masalah dan tidak menyertakan keinginan pribadi, b) menggunakan bahasa yang ringkas, namun cukup cermat dalam menyusun kalimat (Kartini Kartono, 1980:59)

2) Menganalisis: proses menelaah, mengupas, ulasan, atau menguraikan ke

dalam bagian-bagian yang lebih terperinci. Oleh sebab itu, dalam menganalisis masalah yang harus diperhatikan adalah; a) harus logis yang muncul dari masalah yang ada, b) harus jelas, sederhana, dan terbatas agar tidak mempunyai makna ganda atau ambigu. (Winarno Surahmad, 1982: 140)

3) Memecahkan Masalah: proses berpikir yang mengaplikasikan konsep

kepada beberapa pengertian baru. Tujuannya adalah agar siswa mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep dalam permasalahan atau ruang lingkup baru. Dalam memecahkan masalah yang harus diperhatikan; a) dalam menganalisa harus logis, atur bukti dalam bentuk sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah, b) mengurutkan fakta dan keterangan yang diperlukan. (Moh.Nazir, 2005: 96)

4) Menyimpulkan: proses berpikir yang memperdaya pengetahuan sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan baru. Yang harus dibentuk dalam menyimpulkan masalah yaitu; a) Garis pokok atau benang merah tidak hilang dan harus dipegang sampai kesimpulan akhir, b) dalam kesimpulan teks pokok sebanyak mungkin bersifat mrnjelaskan. (Winardi, 1982:156)

5) Mengevaluasi: proses penilaian objek yang diamati. Penilaian ini bisa

menjadi netral, positif, dan negatif atau gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya. Yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi masalah adalah; a) mempunyai sifat relatif, b) menggunakan unit satuan yang tetap. (Chabib Thoha, 2001: 12)

Dari beberapa indikator diatas dapat kita analisis mengenai bagaimana proses kita dalam berpikir kritis. Pertama dalam merumuskan masalah yang harus dilihat bagaimana menjelaskan suatu masalah secara obyektif dan tidak menyertakan keinginan pribadi didalamnya yang kemudian harus juga menggunakan bahasa yang ringkas dalam menyusun fakta agar sipembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dirumuskan. Kedua dalam menganalisis masalah harus menggunakan cara berpikir yang logis dan juga jelas agar pembaca tidak memaknai kata – katanya dengan makna ganda atau ambigu.


(37)

19

Ketiga dalam memecahkan masalah yang menjadi utamanya adalah mengurutkan fakta yang sistematis dan didalamnya harus berpikir logis agar penyelesaian masalahnya dapat relevan dengan masalah yang ada. Keempat dalam menyimpulkan masalah diutamakan adanya benang merah yang sesuai dengan materi agar ada garis pembatas serta harus bersifat menjelaskan. Dan terakhir dalam mengevaluasi masalah yang terpenting adalah bagaimana evaluasi yang kita lakukan itu bersifat obyektif sesuai fakta yang ada dan juga semestinya menyeluruh tidak hanya satu sisi saja yang dievaluasi

Pendekatan belajar yang diperlukan dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari dipengaruhi oleh perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Perkembangan merupakan proses perubahan yang terjadi sepanjang waktu ke arah positif. Jadi perkembangan kognitif dalam pendidikan merupakan proses yang harus difasilitasi dan dievaluasi pada diri siswa sepanjang waktu mereka menempuh pendidikan termasuk kemampuan berpikir kritis.

Dari beberapa pengertian dan indikator berpikir kritis sejarah ini, dapat kita simpulkan pengertian berpikir kritis merupakan proses berpikir standard namun harus terbuka dalam prosesnya, serta mengalami beberapa analisis mendalam tentang sesuatu yang akan dicari solusinya.


(38)

20

2.2 Penelitian Yang Relevan

1. Judul Skripsi: Efektivitas Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep Asam Basa Siswa kelas XI SMA N 1 Natar T.P 2010 – 2011. Nama Peneliti: Rendi Yazid. Program Studi: Pendidikan Kimia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung. Metode yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen. Hasil penelitian ini terjadi perkembangan pada penguasaan konsep dan keterampilan inferensi asam basa siswa ketika menggunakan model pembelajaran berbasi masalah.

2. Judul Skripsi: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Pertumbuhan dan Perkembangan (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung 2010

– 2011). Nama peneliti: Novita Indriyani. NPM: 0613024009. Program Studi: Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Dengan menggunakan metode penelitian eksperimen terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini mengalami keberhasilan karena adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL).


(39)

21

2.3 Kerangka Pikir

Pembelajaran sejarah hendaknya dirancang untuk dapat memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat menumbuhkembangkan kemampuan mereka secara maksimal. Dengan demikian pembelajaran sejarah menuntut keaktifan siswa, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator untuk membantu siswa dalam pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran sangat berkaitan dengan karakteristik siswa. Kemampuan awal merupakan salah satu bagian dalam karakteristik tersebut, kemampuan awal yang dikelompokan menjadi kelompok dengan kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah seringkali dipengaruhi oleh penggunaan strategi tersebut. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dimungkinkan akan saling berinteraksi dengan kemampuan awal siswa sehingga akan mempengaruhi pada cara berpikir analisis siswa.

Melalui model ini siswa diajak untuk belajar mandiri serta dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah yang dicari, dilatih untuk menjelaskan temuannya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Jadi melalui model pembelajaran ini siswa tidak hanya menjadi pendengar, penerima, dan pengingat yang baik ketika guru menjelaskan. Namun juga siswa diajak untuk dapat berperan aktif dalam mencari sumber dan menganalisis suatu permasalahan yang timbul, sehingga pemahaman materi diharapkan dapat dikebangkan dan akhirnya pemahaman konsep diperoleh dapat berkembang secara efektif.


(40)

22

2.4 Paradigma

Keterangan :

: Garis Kegiatan : Garis Pengaruh

Model

Problem Based Learning

Membangun Kemampuan

Berpikir Kritis Sejarah

Siswa

Merumuskan

Menganalisis

Memecahkan

Masalah


(41)

23

2.5 Hipotesis

“Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

penelitian seperti terbukti melalui data yang terkumpul” (Arikunto, 2002:62).

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diambil adalah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap cara berpikir kritis sejarah siswa. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan hipotesis sebagai berikut:

“Efek Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa”.

Hipotesis statistik adalah sebagai berikut :

Ho = Tidak ada efek terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014

H1 = Ada efek terhadap penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014


(42)

24

REFERENSI

Hamzah. B Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm 02 Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 06

R. E. Slavin. 1995. Cooperative Learning Theor, Reserch and Practice, Boston: Allyn and Bacon. Hlm 56.

S. Nasution. 2003. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti. Hlm 136

Sudjarwo dan Basrowi. 2012. Mengenal Model Pembelajaran. Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.Hlm 240

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hlm 58 Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.Hlm. 78,82

Trianto. 2009. Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group. Hlm 36

Mariana. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hlm 95

Darsono.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang. Hlm 53-54 Paul Eggen dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks. Hlm. 309

Sudjarwo. 2011. Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Hlm 243 Jarome Arcaro. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 242

Kartini Kartono. 1980. Pengantar Metodologi Reseach Sosial. Bandung: Alumni Bandung. Hlm 59

Winarno Surahmad. 1982. Pengantar Penyelidikan Ilmiah. Jakarta:Tarsito. Hlm 140


(43)

25

Moh.Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm 96

Winardi. 1982. Pengantar Metodologi Research. Bandung:Offset Alumni. Hlm 156

Chabib Thoha. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Garfindo Persada. Hlm 12

Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hlm 62

Sumber-Sumber Lain:

Tesis Mahasiswa, judul : Perbedaan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Strategi Inquiry The Control And Guided Discussion Dan Inquiry Problem

Solving Pada Siswa Kelas XII IPS Di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2010-2011, nama peneliti : Siti Nursiah, NPM 09233031037, Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial,FKIP, Universitas Lampung

Tesis Mahasiswa, Judul : Peningkatan berpikir kritis Dalam pembelajaran Sejarah melalui Problem Based Learning Kelas X Akselerasi di SMAN 2 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2011-2012, nama peneliti : Sunarto, NPM 10233031023,

Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial,FKIP, Universitas Lampung

Http://www.edukasiana.com Pembahasan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Tanggal 10 Februari 2013, pukul 14:21)


(44)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti mempunyai cara atau metode dalam mengungkapkan hasil dari penelitian tersebut. Cara itu sering kita kenal sebagai metodologi penelitian atau metode penelitian. Pada dasarnya metodologi penelitian merupakan “Suatu metode penelitian untuk mengetahui dan menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas” (Sumadi Suryabrata, 2012:88). Sedangkan peneliti lain mengatakan bahwa di dalam penelitian ekperimen ada perlakuan yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan demikian “Metode penelitian eksperimen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2002: 107).

Dari dua pengertian terpisah antara metode dan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahswa metode penelitian merupakan suatu cara yang sudah mempunyai susunan secara sistematis yang digunakan pada suatu penyelidikan untuk mencari pemecahan yang tepat terhadap suatu masalah. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan berupa penelitian eksperimen (experiment) dengan metode pendekatan kuantitatif.


(45)

27

“Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang mendekati percobaan

sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasi sebuah variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam penentuan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan – batasan yang ada” (Moh. Nazir, 2005:73).

Tujuan dalam penggunaan metode ini, agar dapat menyelidiki ada atau tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar pengaruh sebab akibat tersebut dengan cara memberikan dua perlakuan dan waktu berbeda pada satu kelompok eksperimen yang sama untuk perbandingan.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, gejala – gejala, nilai – nilai tertentu atau peristiwa – peristiwa sebagai sumber data yang diteliti memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalahh seluruh kelas XI IPS yang ada di SMA YP Unila Bandar Lampung tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 4 kelas. Tabel 2 Data pupulasi siswa XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung

Tahun Ajaran 2013-2014

No Kelas Siswa Jumlah Total

L P

1 XI IPS 1 19 18 37

2 XI IPS 2 22 18 40

3 XI IPS 3 21 18 39

4 XI IPS 4 23 16 39

Jumlah 81 85 166


(46)

28

3.2.2 Sampel

“Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan

teknik tertentu yang bisa disebut dengan teknik sampling” (Ridwan,2005 : 11). Berdasarkan populasi yang ada maka sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik purposif sampling. Teknik pengambilan sampel ini didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan pada suatu sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Namun teknik sampling tersebut dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut; Berdasarkan jumlah siswa, jumlah jenis kelamin siswa, hasil nilai pada semester sebelumnya, tingkat pelanggaran siswa, prestasi belajar pada populasi yang bersumber dari guru mata pelajaran bersangkutan. Maka siswa kelas XI IPS 1 sebagai kelas eksperimen, teknik yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data yang sangat luas, sedangkan cara penarikan sampel ini dilakukan secara acak sesuai proporsi kepentingan penelitian dan yang diambil sebagai sampel adalah seluruh siswa didalam satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diambil dari empat kelas yang ada.

3.3 Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2007:61). Sedangkan peneliti lain menjelaskan “Variabel adalah objek penelitian ataupun


(47)

29

menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suhasimi Arikunto, 2001 : 91).

Dalam penelitian ada dua variabel yaitu :

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X. dalam

penelitian ini variabel bebas adalah “Penerapan model Problem Based

Learning (PBL)”.

b. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang disebut variabel Y

dalam hal ini variabel terikat adalah “Kemampuan berpikir kritis sejarah”.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran variabel yang akan diteliti, maka kiranya perlu ada batasan atau definisi operasional tentang variabel yang akan penulis teliti. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu oprasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Maka perumusan definisi oprasional variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) adalah merupakan suatu metode pembelajaran yang mengajarkan siswa menganalisis suatu masalah sampai pada pemecahan masalah.

2. Kemampuan berpikir kritis sejarah merupakan Kegiatan berpikir kritis yang terdiri dari Pertama dalam merumuskan masalah yang harus dilihat bagaimana menjelaskan suatu masalah secara obyektif dan tidak menyertakan keinginan pribadi didalamnya yang kemudian harus juga menggunakan bahasa yang


(48)

30

ringkas dalam menyusun fakta agar pembaca dapat mengerti dengan jelas apa yang dirumuskan. Kedua dalam menganalisis masalah harus menggunakan cara berpikir yang logis dan juga jelas agar pembaca tidak memaknai kata – katanya dengan makna ganda atau ambigu.

Ketiga dalam memecahkan masalah yang menjadi utamanya adalah mengurutkan fakta yang sistematis dan didalamnya harus berpikir logis agar penyelesaian masalahnya dapat relevan dengan masalah yang ada. Keempat dalam menyimpulkan masalah diutamakan adanya benang merah yang sesuai dengan materi agar ada garis pembatas serta harus bersifat menjelaskan. Dan terakhir dalam mengevaluasi masalah yang terpenting adalah keobjektifan dari seseorang dalam mengevaluasi dah hendaknya bersifat menyeluruh.

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen dengan langkah-langkah peneli-tian sebagai berikut.

1. Orientasi sekolah, untuk melihat kondisi lapangan seperti berapa kelas yang ada, jumlah siswanya, serta cara mengajar guru Sejarah selama pembelajaran. 2. Melakukan pembiasaan metode pembelajaran individu pada kelas

eksperi-men.

3. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning

4. Menyiapkan lembar penilaian kisi - kisi instrumen penelitian berupa laporan akhir siswa

5. Melakukan tes awal kemampuan siswwa dengan memberikan Lembar Tuga Awal


(49)

31

7. Melakukan pemberian tugas akhir berupa laporan tugas pada kelas eksperimen

8. Mengakumulasi hasil data yang diperoleh 9. Menganalisis data

10. Membuat kesimpulan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah “Suatu metode atau proses yang kompleks, yaitu suatu

proses pengamatan dan ingatan” (Sutrisno Hadi, 1986:224). Teknik

obsevasi langsung adalah sebuah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek – objek dalam penelitian. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa kelas XI IPS SMA YP Unila tahun ajaran 2013-2014.

2. Dokumentasi

“Teknik dokumentasi ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang mengasilkan catatan – catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data lengkap, sah, dan bukan berdasarkan pikiran” (Soeyono Basrowi, 2007:166). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data terkait dengan jumlah siswa dan prestasi belajar siswa di semester sebelumnya kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun ajaran 2013 – 2014.


(50)

32

3. Laporan Tugas

Dalam teknik pengumpulan data ini peneliti mengambil data penilaian siswa melalui laporan tugas. Laporan tugas merupakan tugas akhir yang diberikan peneliti untuk mengukur tingkat kesuksesan dari metode yang peneliti terapkan pada kelas eksperimen.

“Laporan tugas sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok” (Arnie Fajar, 2009: 47). Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar. Sehingga memiliki kemampuan mengorganisir yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pemikirannya

4. Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data – data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti: teori yang mendukung. Konsep – konsep dalam penelitian, serta data – data pendukung yang diambil dari berbagai referensi

5. Wawancara

Teknik pengumpulan data melalui wawancara merupakan teknik pengumpulan data pendukung dalam penelitian ini. Agar peneliti mengetahui keabsahan dari hasil data dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti.


(51)

33

3.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Untuk menentukan uji hipotesis yang akan dipakai perlu dilakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Tahap lebih lanjut sebelum menganalisis data adalah melakukan uji normalitas pada data. Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji-t . Adapun rumus yang digunakan adalah uji-t menurut Sudjana, yaitu sebagai berikut :

a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

�2 = ( − )

2

=1

Keterangan: X2= Ujit

fo = frekuensi yang diobservasi fh = frekuensi yang diharapkan

fn = banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0 jika �2 �2 , dengan χ2 1−∝ ( 3)


(52)

34

b. Uji Hipotesis

Setelah data diuji kenormalannya, maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah dengan uji statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik.

Dalam penelitian ini, peneliti memilih uji hipotesis yang berbentuk Uji-t, karena data yang dilampirkan menggunakan data parametrik yang harus ada uji kenormalan data. Dengan menghubungkan pengaruh data sebelum dan sesudah metode diterapkan.

Teknik pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis statistic, hipotesis dirumuskan dalam bentuk pasangan hipotesis nol (Ho) dan alternatif (H1) sehingga rumusan masalah menjadi:

Ho : Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak memberikan efek dalam meningkatkan kemampuan cara berpikir siswa kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung

H1 : Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan efek dalam meningkatkan kemampuan cara berpikir siswa kelas XI SMA YP Unila Bandar Lampung


(53)

35

REFERENSI

Sumadi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.Hlm 88 Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hlm 107, 61

Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.hlm.73 ______, 2012. Dokumen TU SMA YP Unila Bandar Lampung

Ridwan. 2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.hlm.11

Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hlm 61

Suharsimi Arikunto. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yogyakarta: Rineka Ciptasit. Hlm 91

Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hlm 224

Soeyono Basrowi. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama. Hlm 166

Arnie Fajar. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm. 47


(54)

66

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung, diperoleh beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis sejarah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan kemampuan berfikir siswa dengan menggunakan 5 tahap berpikir kritis yaitu tahap merumuskan, manganalisis, memecahkan masalah, menyimpulkan masalah, mengevaluasi masalah. Namun bila dibandingkan dengan rata –rata akumulasi persentase siswa, yang sudah berada diatas rata –rata hanya pada tahap merumuskan masalah, menganalisis masalah dan memecahkan masalah. sedangkan pada tahap menyimpulkan dan mengevaluasi masalah siswa belum bisa melakukan secara maksimal.

2. Rata-rata perkembangan nilai siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibanding kemampual awal siswa, dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada saat


(55)

67

kemampuan awal 67,47 dan pada kemampuan akhir siswa memperoleh rata – rata nilai 87,35. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan efek dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, dan melatih komunikasi siswa dalam kelompok serta melatih siswa dalam berpikir kritis sejarah yaitu dengan indikator merumuskan masalah, menganalisis masalah, pemecahan masalah, menyimpulkan, dan mengevaluasi masalah.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembel-ajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa bisa mengikuti dengan aktif dan antusias.

3. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan instrument-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lebih baik.


(56)

68

4. Bagi para peneliti lain bila ingin melakukan penelitian yang sama dengan saya, bisa memfokuskan penelitian pada tahapan menyimpulkan masalah dan mengevaluasi masalah, sebab pada tahap itu peneliti belum bisa meningkatkan secara maksimal.


(57)

69

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jarome. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yogyakarta: Rineka Ciptasit.

Basrowi, Soeyono. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Darsono. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang.

Djamarah, Syaifful Bahri dan Asswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks. Fajar, Arnie. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kartono, Kartini. 1980. Pengantar Metodologi Reseach Sosial. Bandung: Alumni Bandung

Mariana. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muchlis, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution. S. 2003. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pargito. 2010. Bahan AjarMetodologi Penelitian. Bandar Lampung: Program Studi Pasca Sarjana


(58)

70

Ridwan. 2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. E.1995. Cooperative Learning Theor, Reserch and Practice, Boston: Allyn and Bacon.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjarwo. 2011. Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suparno, Paul. 1997. Filasafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Surahmad,Winarno. 1982. Pengantar Penyelidikan Ilmiah. Jakarta:Tarsito. Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Thoha, Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Garfindo Persada.

Trianto. 2009. Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Winardi. 1982. Pengantar Metodologi Research. Bandung: Offset Alumni. ______, 2012. Dokumen TU SMA YP Unila Bandar Lampung

Sumber-Sumber Lain:

Tesis Mahasiswa, Judul : Peningkatan berpikir kritis Dalam pembelajaran Sejarah melalui Problem Based Learning Kelas X Akselerasi di SMAN 2 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2011-2012, nama peneliti : Sunarto, NPM 10233031023,

Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Lampung


(59)

71

Tesis Mahasiswa, judul : Perbedaan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Strategi Inquiry The Control And Guided Discussion Dan Inquiry Problem

Solving Pada Siswa Kelas XII IPS Di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2010-2011, nama peneliti : Siti Nursiah, NPM 09233031037, Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Lampung

Http://www.edukasiana.com Pembahasan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Tanggal 10 Februari 2013, pukul 14:21)


(1)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung, diperoleh beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis sejarah siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014. Hal ini dibuktikan dengan adanya perkembangan kemampuan berfikir siswa dengan menggunakan 5 tahap berpikir kritis yaitu tahap merumuskan, manganalisis, memecahkan masalah, menyimpulkan masalah, mengevaluasi masalah. Namun bila dibandingkan dengan rata –rata akumulasi persentase siswa, yang sudah berada diatas rata –rata hanya pada tahap merumuskan masalah, menganalisis masalah dan memecahkan masalah. sedangkan pada tahap menyimpulkan dan mengevaluasi masalah siswa belum bisa melakukan secara maksimal.

2. Rata-rata perkembangan nilai siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik dibanding kemampual awal siswa, dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada saat


(2)

kemampuan awal 67,47 dan pada kemampuan akhir siswa memperoleh rata – rata nilai 87,35. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan efek dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013-2014

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat diterapkan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah untuk membantu dan melatih siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan optimal, dan melatih komunikasi siswa dalam kelompok serta melatih siswa dalam berpikir kritis sejarah yaitu dengan indikator merumuskan masalah, menganalisis masalah, pemecahan masalah, menyimpulkan, dan mengevaluasi masalah.

2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sejarah siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembel-ajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa bisa mengikuti dengan aktif dan antusias.

3. Bagi para peneliti, sebaiknya mempersiapkan instrumen tes dan instrument-instrumen lainnya dengan baik dan matang agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lebih baik.


(3)

4. Bagi para peneliti lain bila ingin melakukan penelitian yang sama dengan saya, bisa memfokuskan penelitian pada tahapan menyimpulkan masalah dan mengevaluasi masalah, sebab pada tahap itu peneliti belum bisa meningkatkan secara maksimal.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, Jarome. 2007. Pendidikan Berbasis Mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Yogyakarta: Rineka Ciptasit.

Basrowi, Soeyono. 2007. Metode Analisis Data Sosial. Kediri: CV Jenggala Pustaka Utama.

Darsono. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Semarang: IKIP Semarang.

Djamarah, Syaifful Bahri dan Asswan Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta Barat: Indeks. Fajar, Arnie. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Kartono, Kartini. 1980. Pengantar Metodologi Reseach Sosial. Bandung: Alumni Bandung

Mariana. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Muchlis, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution. S. 2003. Pengembangan Kurikulum, Bandung: Citra Aditya Bakti. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pargito. 2010. Bahan Ajar Metodologi Penelitian. Bandar Lampung: Program Studi Pasca Sarjana


(5)

Ridwan. 2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi Dan Bisnis. Bandung: Alfabeta

Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slavin, R. E.1995. Cooperative Learning Theor, Reserch and Practice, Boston: Allyn and Bacon.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjarwo. 2011. Model-Model Pembelajaran. Universitas Lampung. Sugiyono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suparno, Paul. 1997. Filasafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius

Surahmad,Winarno. 1982. Pengantar Penyelidikan Ilmiah. Jakarta:Tarsito. Suryabrata, Sumadi. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Thoha, Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Garfindo Persada.

Trianto. 2009. Mendesian Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.

Winardi. 1982. Pengantar Metodologi Research. Bandung: Offset Alumni. ______, 2012. Dokumen TU SMA YP Unila Bandar Lampung

Sumber-Sumber Lain:

Tesis Mahasiswa, Judul : Peningkatan berpikir kritis Dalam pembelajaran Sejarah melalui Problem Based Learning Kelas X Akselerasi di SMAN 2 Bandar lampung Tahun Pelajaran 2011-2012, nama peneliti : Sunarto, NPM 10233031023,

Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Lampung


(6)

Tesis Mahasiswa, judul : Perbedaan Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Strategi Inquiry The Control And Guided Discussion Dan Inquiry Problem

Solving Pada Siswa Kelas XII IPS Di SMA YP Unila Tahun Pelajaran 2010-2011, nama peneliti : Siti Nursiah, NPM 09233031037, Program Studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Lampung

Http://www.edukasiana.com Pembahasan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Tanggal 10 Februari 2013, pukul 14:21)


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 10 141

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Sukoharjo Tahun.

0 4 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Su

0 6 17

PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Sukoharjo Tahun.

1 6 6

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MIPA 2 SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis S

0 0 5