HUKUM ACARA PERDATA 001

HUKUM ACARA PERDATA
Posted on February 26, 2013 by aprian.wibowo
Hukum acara perdata adalah peraturan mengenai cara menegakkan hak kerdataan seperti tatacara
mengajukan permonan maupun gugatan. Hal tersebut diatur dalam HIR dan RBG yang berlaku
karena UUDdarurat 1951 maupun peraturan-peraturan terbaru.
Pihak dalam suatu perkara
Selain orang, yang dapat menjadi pihak di dalam suatu perkara di muka pengadilan adalah badan
hukum yang bertindak melalui pengurus/ wakilnya (pasal 1655 bw). untuk mwakili badan
hukum pengurus tidak memerlukan surat kuasa khusus. Dalam UU 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatan menunjuk direksi sebagai orang yang mewakili perseroan.
untuk bertindak sebagai kuasa/wakil dari wakil dari penggugat maupun wakil/kuasa tergugat
seorang harus memenuhi salah satu syarat berikut :
a. harus mempunyai surat kuasa khusus, sesuai dengan bunyi bunyi pasal 123 ayat 1 HIR/ Pasal
147 ayat 1 Rbg.
b. ditunjuk sebagai kuasa/ wakil dalam surat gugatan
c. ditunjuk sebagai kuasa atau wakil dalam catatan gugatan apabila gugatan diajukan secara lisan
.
d. Ditunjuk oleh penggugat sebagai kuasa/ wakil di dalam persidangan.
e. Memenuhi syarat dalam peraturan menteri kehakiman
f. telah terdaftar sebagai advocaat.
Sementara itu yang bertindak sebagai kuasa/ wakil dari negara/ pemerintah berdasarkan

staatblads 1992 No 522 dan pasal 123 ayat 2 HIR (pasal 147 ayat 2 rbg) :
a. Pengacara negara yang diangkat oleh pemerintah
b. Jaksa
c. Orang-orang tertentu / pajabat-pejabat yang diangkat/ ditunjuk.

Class Action

Gugatan dapat juga diajukan oleh masyarakat / sekelompok orang yang mempunyai kepentingan
yang sama, yang disebut gugatan perwakilan/kelompok yang dalam sistem hukum anglosaks
dikenal dengan nama Class action.
Gugatan ini dimungkinkan dua hal. Bisa saja oleh pihak yang berkepentingan langsung yang
dirugikan dan mewakili kelompok yang sama maupun oleh lembaga tertentu. Secara rinci
gugatan perwakilan diatur dalam Perma No 1 Tahun 2002 tentang acara gugatan perwakilan
kelompok.
Gugatan tersebut misalnya dalam perkara pencemaran lingkungan (UU Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup) dimana gugatan dapat diwakilkan oleh pihak
Greenpeace. Contoh lainnya adalah perkara perlindungan konsumen (UU No 8 tahun 1999
Tentang Perlindungan Konsumen) dalam hal ini dapat diwakilkan oleh YLKI.
http://aprian-wibowo.blog.ugm.ac.id/2013/02/26/hukum-acara-perdata/