Teknik Analisis Instrumen METODE PENELITIAN

Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Teknik Analisis Instrumen

Instrumen perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum dijadikan instrumen pengumpulan data. Adapun analisis instrumen dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uji validitas Four Tier Test Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Arikunto, 1999, hlm. 65. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y. Dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya. Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu: � = �∑ − ∑ ∑ √ �∑ 2 − ∑ 2 �∑ 2 − ∑ 2 … Pers. 3.1 dengan: r xy merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, N merupakan jumlah siswa uji coba, X adalah skor-skor tiap butir soal untuk setiap individu atau siswa uji coba, dan Y adalah skor total tiap siswa uji coba. Adapun untuk menginterpretasikan tingkat validitas, maka koefisien korelasi dapat dikategorikan pada kriteria sebagai berikut. Tabel 3.2. Kriteria Validitas Instrumen Tes Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat Rendah Arikunto, 1999, hlm. 29 Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Daya pembeda Four Tier Test Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto, 1999, hlm. 211. Daya pembeda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan � = − … Pers. 3.2 Arikunto, 1999, hlm. 213 dengan: D = daya pembeda � = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar pada soal yang dianalisis � = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis � = jumlah siswa kelompok atas � = jumlah siswa kelompok bawah Berikut tabel kriteria indeks daya pembeda. Tabel 3.3. Kriteria Indeks Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda Kategori 0,00 D 0,20 Jelek 0,21 D 0,40 Cukup 0,41 D 0,70 Baik 0,71 D 1,00 Baik Sekali Arikunto, 2013, hlm. 232 Uji coba diberikan kepada siswa yang telah menerima materi listrik dinamis, di salah satu SMA di Kota Cimahi, yaitu siswa kelas XI SMAN 5 Cimahi. Secara umum soal yang telah dibuat merupakan soal yang valid dan daya pembeda dalamkategori baik. Namun terdapat beberapa soal yang teridentifikasi harus diperbaiki, yaitu soal nomor 7, 10, 13, dan 15. Adapun hasil validitas dan daya pembeda tiap item soal didapat sebagai berikut. Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4. Hasil Validitas dan Daya Pembeda Item Soal No Soal Koefisien Korelasi Interpretasi Validasi IDP Kategori 1 0,49 Sedang Valid 0,35 Baik 2 0,56 Sedang Valid 0,47 Baik 3 0,56 Sedang Valid 0,47 Baik 4 0,59 Sedang Valid 0,35 Baik 5 0,75 Tinggi Valid 0,64 Sangat baik 6 0,58 Sedang Valid 0,35 Baik 7 -0,27 Sangat rendah Perbaiki -0,05 Harus dibuang 8 0,72 Tinggi Valid 0,41 Baik 9 0,45 Sedang Valid 0,35 Baik 10 0,19 Sangat rendah Perbaiki 0,05 Harus dibuang 11 0,45 Sedang Valid 0,35 Baik 12 0,68 Tinggi Valid 0,47 Baik 13 0,24 Rendah Perbaiki 0,18 Buruk 14 0,32 Rendah Valid 0,18 Buruk 15 -0,31 Sangat rendah Perbaiki -0,05 Harus dibuang 16 0,62 Tinggi Valid 0,30 Baik 17 0,68 Tinggi Valid 0,47 Baik Tiga soal dari empat soal dengan validasi perbaiki, yakni nomor 7, 10, dan 15 yang terinterpretasi sangat rendah tidak digunakan dalam instrumen pretest dan posttest . Pada soal nomor 7 terdapat kekeliruan antara beda potensial dengan gaya gerak listrik pada baterai, namun telah diperbaiki secara penulisan kalimat. Nomor 10, pada pemasangan hambatan berupa lampu yang keliru dalam pemasangan paralel, sehingga hasil analisis alasan jawabannya pun tidak tepat. Sudah diperbaiki pilihan alasan jawaban yang benarnya. Serta kekeliruan pada nomor 15 yaitu dalam penulisan soal dengan beda potensial bernilai nol. Padahal kenyataannya, dalam rangkaian listrik tertutup, di setiap titik manapun tidak akan ada beda potensial bernilai nol. Namun penulisan sudah diperbaiki dengan kalimat beda potensial mendekati nilai nol. Sedangkan nomor 13 kekeliruan terletak pada pilihan jawaban tier pertama. Namun kekeliruan telah diperbaiki menjadi pilihan yang sesuai dengan keadaan mendekati sebenarnya, Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimana jenis hambatan menjadi pada tembaga, besi, dan nikrom, tidak lagi kaca. Berdasarkan hal tersebut, dari keempat soal yang sudah diperbaiki setelah proses judgement dan ujicoba, ketiga soal lainnya tidak dipakai lagi, sedangkan nomor 13 masih dipakai dalam instrumen pretest dan posttest . c. Uji reliabilitas Four Tier Test Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan konsitensi suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Untuk menentukan reliabilitas tes, dapat digunakan metode belah dua. Tes dicobakan satu kali, yang kemudian dibelah dua menjadi belahan ganjil-genap. Kedua belahan ini dikorelasikan dan diperoleh reliabilitas separuh tes. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes dapat digunakan rumus Spearman- Brown, dengan langkah sebagai berikut: 1. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor ganjilkiri yang dimiliki masing-masing individu testee 2. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor genapkanan yang dimiliki masing-masing individu testee 3. Menghitung koefisien korelasi product-moment � ℎℎ = �∑ − ∑ ∑ √ �∑ 2 − ∑ 2 �∑ 2 − ∑ 2 … Pers. 3.3 Dengan: X = Jumlah skor item ganjil ; Y = Jumlah skor item bernomor genap; N = Jumlah subjek 4. Menghitung Koefisien Reliabilitas: � = ℎℎ + ℎℎ … Pers. 3.4 5. Interpretasi r hh koefisien korelasi product moment Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut. Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas Besarnya nilai � Interpretasi 0,81 � ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,61 � ≤ 0,80 Tinggi 0,41 � ≤ 0,60 Cukup 0,21 � ≤ 0,40 Rendah 0,00 � ≤ 0,21 Sangat Rendah Arikunto, 2003, hlm.75 Four tier test yang dibuat tidak hanya bentuk soal objektif “benar” dan “salah”, namun dalam tahapan ketiga terdapat alasan jawaban yang berupa pilihan ganda semi tertutup, maka dikatakan soal berbentuk uraian. Selain perhitungan Spearman-Brown, untuk mengukur reliabilitas dalam bentuk uraian digunakan rumus Alpha, yaitu pada Persamaan 3.5. � = − [ − ∑� � 2 � � 2 ] … Pers. 3.5 Arikunto, 2012, hlm. 12 Keterangan : r 11 = reliabilitas yang dicari ∑� � = jumlah varians skor tiap item � = varians total Berdasarkan hasil uji coba, reliabilitas alat ukur tes memiliki reliabilitas sebesar 0,704 dengan interpretasi tinggi. Namun pada perhitungan rumus Alpha didapat reliabilitas sebesar 0,54 dengan interpretasi cukup. Hal tersebut berbeda, karena dalam perhitungan rumus Alpha digunakan soal tier 1 dan tier 3. d. Tingkat kesukaran Four Tier Test Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya sesuatu soal. Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Arikunto, 1999, hlm. 207. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan persamaan berikut. � = � … Pers. 3.6 dengan: P adalah indeks kesukaran, B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar, dan Jx adalah jumlah seluruh siswa peserta tes. Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Item Soal Harga P Interpretasi 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Arikunto, 2013, hlm. 224 Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat tingkat kesukaran pada setiap item soal yaitu sebagai berikut. Tabel 3.7. Hasil Tingkat Kesukaran Item Soal No Soal Harga P Interpretasi 1 0,53 Sedang 2 0,47 Sedang 3 0,47 Sedang 4 0,41 Sedang 5 0,44 Sedang 6 0,29 Sukar 7 0,38 Sedang 8 0,32 Sedang 9 0,82 Mudah 10 0,56 Sedang 11 0,59 Sedang 12 0,41 Sedang 13 0,68 Sedang 14 0,91 Mudah 15 0,50 Sedang 16 0,26 Sukar 17 0,41 Sedang Ismiara Indah Ismail, 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Teknik Pengolahan Data