PEMENUHAN KEWAJIBAN JASA RAHARJA KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA BANDARLAMPUNG

(1)

ABSTRACT

THE FULFILLMENT OF JASA RAHARJA OBLIGATION FOR THE VICTIM OF TRAFFIC ACCIDENTS IN BANDAR LAMPUNG

By

Muhammad Rizky Arief Setiawan

Traffic accidents occur oftenly. The number of transportation that increase a lot not be balanced by the expedience of the road structure, similarly with human as the user of the road that hold very important role is being the main factor of accident. Also the other factor of accident is the environment factor. The government by PT. Jasa Raharja (Persero) give funds obligation for the citizen that had an accident on the journey. It was guaranteed based on the Law Number 34/1964 jo Government Regulation Number 17/1965. PT. Jasa Raharja has the main task to provide protection for the road users and general passangers.

Problems in this study were: How the fulfillment of Jasa Raharja obligation for the victim of traffic accidents in Bandar Lampung? And Whether the inhibiting factors on the fulfillment of Jasa Raharja obligation for the victim of traffic accidents?. This research was conducted by using empirical normative method with using the primary data from the result of this research.

Based on the results and discussions, the fulfillment of Jasa Raharja obligation for the victim of traffic accident was aimed for all of the Indonesia citizen. The fund on the fulfillment of obligation that was accepted by the citizen that had an accident on the journey was different, it based on the victim criteria and condition. Afterward for getting the fulfillment from the Jasa Raharja, the condition of the traffic accident victim must first be checked to the hospital to get the medication and the medicine kwitansi and then to the police to make police letter. For the last the distribution of the fulfillment of Jasa Raharja obligation for the victim of the traffic accident was given by PT. Jasa Raharja with using ways transfer via account.

Several inhibiting factors on the fulfillment of Jasa Raharja obligation for the victim of traffic accidents in Bandar Lampung were the party of the victim which not report the traffic accident that occurs on himself with the reason that the accident was classified as mild and could be resolved peacefully. Then the party of the victim was late on the submission of the fulfillment obligation (compensation fund) to the Jasa Raharja on the limited time during 6 (six) months after the accidents occured.


(2)

Afterward, the party of the victim was late on giving the traffic accident reports to Police and it would complicate the investgation process. And for the las, the party of the victim lazy to report the traffic accident because they was thought that the process and procedur in the Police need a long time and also complicated.


(3)

ABSTRAK

PEMENUHAN KEWAJIBAN JASA RAHARJA KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA BANDARLAMPUNG

Oleh

Muhammad RizkyArief Setiawan

Kecelakaan lalu lintas marak terjadi. Jumlah kendaraan yang bertambah tidak diimbangi dengan kelayakan struktur jalan, begitu pula dengan manusia sebagai pemakai jalan memegang peranan yang sangat penting menjadi faktor utama dalam kecelakaan. Belum lagi faktor kendaraan yang tidak layak serta lingkungan. Pemerintah melalui PT. Jasa Raharja (Persero) memberi dana kewajiban kepada masyarakat yang mengalami musibah kecelakaan dalam perjalanan. Dijamin sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965. PT. Jasa Raharja memiliki tugas utama dalam hal memberikan perlindungan bagi pengguna jalan dan penumpang umum.

Permasalahan dalam penelitian yaitu : Bagaimanakah Pemenuhan Kewajiban Jasa Raharja Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di Kota Bandar Lampung dan Apa sajakah yang menjadi Faktor Penghambat Jasa Raharja Dalam Pemenuhan Kewajiban Korban Kecelakaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif empiris, dengan data yang bersumber dari data primer dan data sekunder.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa proses pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada korban kecelakaan lalu lintas ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Dana pemenuhan kewajiban yang diterima kepada masyarakat yang menjadi korban kecelakaan berbeda sesuai kriteria kondisi korban. Kemudian untuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari pihak Jasa Raharja, korban kecelakaan terlebih dahulu harus dicek kondisi nya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan beserta kwitansi pengobatan nya, kemudian melapor ke kantor polisi untuk membuat Laporan Polisi. Yang terakhir adalah penyaluran pemenuhan kewajiban terhadap pihak korban dari PT. Jasa Raharja diberikan dengan cara transfer via rekenig.


(4)

Beberapa faktor penghambat dalam pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada korban kecelakaan di kota Bandar Lampung antara lain pihak korban yang tidak melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas yang dialaminya dengan alasan kecelakaan yang terjadi tergolong ringan dan dapat diselesaikan secara damai. Lalu Pihak korban terlambat dalam pengajuan pemenuhan kewajiban (dana santunan) kepada pihak Jasa Raharja dalam batas waktu 6 (enam) bulan setelah terjadinya kecelakaan. Kemudian Pihak korban kecelakaan terlambat dalam memberikan laporan ke polisi bila korban mengalami kecelakaan lalu lintas, karena akan mempersulit proses penyelidikan. Dan yang terakhir Pihak korban malas melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas karena merasa proses atau prosedur yang dijalani di kepolisian terbilang memakan waktu yang cukup lama dan juga tidak sederhana.

Kata kunci : Kecelakaan Lalu Lintas, Korban Kecelakaan Lalu Lintas, Pemenuhan Kewajiban


(5)

PEMENUHAN KEWAJIBAN JASA RAHARJA KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Muhammad Rizky Arief Setiawan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(6)

PEMENUHAN KEWAJIBAN JASA RAHARJA KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI

KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

Muhammad Rizky Arief Setiawan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(7)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan dan KegunaanPenelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peraturan dan Perundang-Undangan Lalu Lintas ... 7

2.2 Peraturan Pemerintah Lalu Lintas di Atas Jalan ( P.P.L ) ... 9

2.3 Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya ... 10

2.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas... 13

2.5 Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas ... 15

2.6 Penggolongan Kecelakaan Lalu Lintas... 18

2.7 Fungsi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja... 19

2.8 Sistem Pembayaran Premi ... 20

2.8.1 Yang Berhak Menerima Dana Kewajiban Asuransi Kecelakaan ... 20

2.8.2 Besar Dana Kewajiban Dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas... 21

2.8.3 Teknik Pengutipan Premi ... 21

2.8.4 Asuransi Sosial Dan Jenis Asuransi Sosial... . 22

2.9 Pihak Yang Memberikan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan ... 23

2.9.1 Yang Berhak Menerima Dana Kewajiban Asuransi Kecelakaan ... 24

2.9.2 Besarnya Dana Kewajiban Dan SumbanganWajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Masalah ... 27

3.2 Sumber Dan Jenis Data... 28

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 29

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 29

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data... 30


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. Jasa Raharja (Persero) ... 31

4.1.1 Profil Perusahaan... 31

4.1.2 Sejarah Singkat PT. Jasa Raharja (Persero) ... 32

4.1.3 Tugas dan Fungsi PT Jasa Raharja (Persero) ... 37

4.1.4 Visi dan Misi PT. Jasa Raharja ... 40

4.2 Pemenuhan Kewajiban Jasa Raharja Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung... 41

4.2.1 Prosedur Pemenuhan Kewajiban Jasa Raharja ... 44

4.3 Faktor Penghambat Jasa Raharja dalam Pelaksanaan Kewajiban Korban Kecelakaan ... 53

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA


(9)

(10)

(11)

MOTO

“Jadikan kepandaian sebagai kebahagiaan bersama, sehingga mampu meningkatkan rasa ikhlas tuk bersyukur atas kesuksesan ”

(Mario Teguh )

“Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah”

( HR. Turmudzi)

“To getsuccess, your courage must be greater than your fear”


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNYA, maka

dengan ketulusan dan kerendahan hati serta setiap perjuangan, do’a dan jerih payahku, aku

persembahkan sebuah karya ini kepada :

Papa dan Mama

yang selalu kuhormati, kubanggakan, kusayangi, dan kucintai sebagai rasa baktiku kepada kalian

Terima kasih untuk setiap pengorbanan kesabaran, kasih sayang yang tulus serta do’a demi

keberhasilanku selama ini

Kakak-Kakak dan Adik ku

Untuk kakak-kakak dan adik ku tersayang yang selalu kubanggakan dan senantiasa menemani saat-saat aku membutuhkan tempat untuk berbagi cerita

Seluruh keluarga besarku, sahabat dan teman seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam bentuk apapun


(13)

RIWAYAT HIDUP

Muhammad Rizky Arief Setiawan dilahirkan di Bandar Lampung 24 Desember 1992, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Zainal Arifin, S.,Sos dan Ibu Nurzila, S.H

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Pertiwi Antasari Bandar Lampung pada tahun 1998, penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Rawa Laut II Pahoman Bandar Lampung pada Tahun 2005, penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Kartika II–2 Bandar Lampung pada Tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bandar Lampung pada Tahun 2011.

Selama mengikuti perkuliahan penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Unila (2013-2014). Selain itu, pada Tahun 2014 penulis mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode I Tahun 2014 yang dilaksanakan di Desa Enggalrejo Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu.


(14)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaan, namun penulis berhasil menyelesaikan dengan baik. Skripsi ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Lampung dengan judul : PEMENUHAN KEWAJIBAN JASA RAHARJA KEPADA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS DI KOTA BANDAR LAMPUNG.

Penulis menyadari selesainya skripsi ini tidak terlepas dari partisipasi, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

2. Ibu Upik Hamidah, S.H., M.H., selaku Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung.

3. Bapak S. Charles Jackson, S.H., M.H., selaku Pembimbing Pertama dan Bapak Satria Prayoga, S.H., M.H., selaku Pembimbing Kedua yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis selama penyelesaian skripsi.


(15)

4. Bapak Syamsir Syamsu, S.H., M.H., selaku Pembahas Pertama dan Bapak Agus Triono, S.H., M.H., selaku Pembahas Kedua yang telah banyak memberikan kritikan, koreksi dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Ibu Nurmayani, S.H., M.H., selaku Pembimbing Akademik selama penulis

menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

6. Bapak Hilmawan, Ssos, selaku Ka.Subag.Sumb. Wajib & Humas PT. Jasa Raharja Cabang Lampung. Ibu RR Siti Marsha R, SE selaku PA Administrasi Klaim PT Jasa Raharja Cabang Lampung. Bapak Ariansyah, Amd, Kaubag Adm Klaim PT Jasa Raharja Cabang Lampung. Bapak M. Amrizal, Aiptu, NRP 67120285, yang telah meluangkan waktu untuk melakukan wawancara demi penelitian skripsi ini.

7. Para Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang tidak bisa disebutkan satu persatu, atas bimbingan dan pengajarannya selama penulis menjadi mahasiswa serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Hukum Universitas Lampung yang telah membantu penulis dalam proses akademik dan kemahasiswaan atas bantuan selama penyusunan skripsi.

8. Kedua orang tuaku tersayang: Papaku Zainal Arifin dan Mamaku Nurzila yang selalu menjadi inspirasi dalam memberikan dukungan baik materil maupun pemikiran serta selalu mendukung tingkah laku dan tindakanku. Terima kasih Pah Mah atas perhatian dan kasih sayangnya selama ini.

9. Kakak-Kakak & Adik ku tercinta, Rendy, Rully dan Reza yang selalu memberikan motivasi dan selalu menjadi pendengar cerita kehidupanku. Terima kasih atas saran, perhatian, dukungan dan doa yang tulus yang selalu tercurah untukku.


(16)

10. Kakak Ipar ku Febby Sabel & Merisca Andria Putri yang selalu memberikan semangat dalam suka maupun duka. Terima kasih banyak atas dukungan, perhatian, dan masukkan-masukkan yang berharga bagi kehidupan hari depanku.

11. Seseorang yang selalu memberikan semangat yang luar biasa dalam bentuk apapun, terima kasih atas dukungan, perhatian dan doa tulus yang selalu tercurah untukku.Sincerely,I’m lucky to have you.

12. Sahabat Karib yang sudah kuanggap seperti saudara, Maharani Nurdin, Laras Purnama Sari, Lia Nurjanah, Prafika Martya, Rachmi Nadya, Dwi Nur Aulia, Annisa Dian P.H, Chelsilia Hernidon, Meyliza Indriani Putri, Hendra Prasetyo, Nico Cahya Yulanda, M. Yusuf, Agung Prasaetyo, Ahmad Shobari dan Irfandi Indra Terima Kasih Bothers & Sisters atas dukungan, perhatian, saran yang membangun. Tetap jaga persaudaraan kita ya guys, Sukses selalu buat kita.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku: Nunik , Mia, Diana, Ega , Bella , Riki, Ado, Syendi, Atan, yang sejak awal selalu memperjuangkan proses ini bersamaku, menemaniku melewati hari-hari yang membahagiakan dan melelahkan. Semua terjadi setelah ini adalah kehidupan yang sesungguhnya. Welcome to the real life, Friend....

14. Teman-temanku Malani, , Diana, Hany , Tara, Eki, Bobby, Dika, Yolanda terimakasih atas motivasi dan semangat bersama-sama dalam menyelesaikan skripsi.

15. Teman-Teman KKN, Mifta, Bang Sadam, Fitri, Vera, Nanda, Nabilla, Mba Melati, Keket. Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya selama ini.


(17)

16. Terima kasih kepada teman-teman yang ikut terlibat dalam penyelenggaraan seminarku, Chelsia Hernidon yang selalu bersedia menjadi moderatorku pada seminar I dan seminar II, Maharani Nurdin, yang selalu membantuku dengan ikhlas menjadi pembahas mahasiswa. Tanpa keterlibatan dan bantuan kalian semua, skripsi ini tidak akan berarti apa-apa. Thanx a lot ...

17. Untuk HIMA HAN, Abi, Algy, Agus, Beni, Hayuni, Ado, Ami, Oji, Eka, Ebol, Hendra, Hilman, Nunik, Mia, Rani, Putera, Syendi, Harun serta teman-teman FH Unila 2011 yang tidak bisa kusebutkan satu-persatu terima kasih banyak atas bantuan dan perhatiannya, atas waktunya untuk sharing denganku selama penyusunan skripsi ini. Bravo to all of you, tetap semangat, sekarang waktunya memperjuangkan dan menyelamatkan hidup kita masing-masing.

18. Seluruh Informan yang telah bekerja sama dan berpartisipasi secara kooperatif dalam membantuku menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih atas keikhlasannya untuk terbuka memberikan informasinya.

19. Terima kasih untuk diri ini, atas kesungguhan dan kekuatan hati untuk selalu tough mengorbankan semua yang kupunya demi mewujudkan setiap harapan dan keinginan diri akan masa depan.

Semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan kepada penulis. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini.


(18)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Juni 2015 Penulis,


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah kendaraan yang semakin meningkat khususnya kendaraan bermotor, fasilitas jalan yang tidak bertambah dan ketidak disiplinan para penggunanya merupakan beberapa faktor penyebab kecelakaan yang sering terjadi saat ini. Korban-korban yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas tersebut seharusnya mendapat perlindungan/jaminan kecelakaan dari pemerintah akan tetapi karena kondisi perekonomian belum mengijinkan maka pemerintah mengatur pelaksanaan pemberian jaminan sosial (social security) tersebut yang dilakukan secara gotong royong dengan cara pembentukan dana dari masyarakat. Jasa Raharja yang memiliki tugas utama memberikan perlindungan bagi pengguna jalan dan penumpang umum, selalu berusaha memberikan pelayan terbaik kepada masyarakat.

Secara garis besar kecelakaan lalu lintas cenderung disebabkan oleh 4 faktor yang saling berkaitan yakni, manusia, kendaraan, jalan raya dan lingkungan. Dari ke 4 faktor tersebut, faktor manusia sebagai pemakai jalan raya memegang peranan sangat penting. Kekurangan-kekurangan yang ada pada


(20)

2

manusia pemakai jalan raya merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain :

1. Konsentrasi yang kurang baik 2. Reaksi yang hebat

3. Gangguan emosional 4. Kelelahan fisik dan mental 5. Kelainan jiwa dan kepribadian 6. Kurangnya disiplin atau ketaatan

Kurangnya disiplin atau ketaatan, pada tahap awal menimbulkan pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan lalu lintas.1

Pemerintah melalui PT Jasa Raharja (Persero) memberi dana kewajiban kepada masyarakat yang mengalami musibah kecelakaan dalam perjalanan, dijamin sesuai UU No. 33/1964 jo PP No. 17/1965 yaitu setiap penumpang sah dari angkutan umum baik darat, laut maupun udara, kendaraan umum dalam atau tidak dalam trayek, jaminan ganda yang diberikan kepada kendaraan bermotor umum (bis) yang berada di dalam kapal penyebrangan dan korban yang mayatnya tidak diketemukan. Serta jaminan yang sesuai dengan UU No. 34/1964 jo PP No.18/1965 yaitu korban yang ditabrak oleh kendaraan bermotor dan kereta api, tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor yang dalam posisi benar dan kasus tabrak lari yang terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus kecelakaannya. Sedangkan kewajiban yang diajukan kepada PT Jasa Raharja (persero) adalah

1

D. Khumanga., Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang- undangan Lalu Lintas, Jakarta:CV. Rajawali, 1984, hlm 21


(21)

3

penggantian biaya berobat, cacat tetap dan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris.2

PT. Jasa Raharja selalu berusaha meningkatkan pelayanan, baik parameternya bisa diukur secara statistik, maupun yang tidak terukur dan bermanifestasi kedalam bentuk kepuasan masyarakat. Dalam hal pemberian dana kewajiban misalnya pemberian bermetamorfosis dari waktu yang tiada terbilang, menjadi maksimal tujuh hari sejak korban meninggal dunia di TKP. Santunan harus diserahkan langsung kepada ahli waris korban melalui via rekening.

Dalam pemenuhan kewajiban kecelakaan yang paling utama adalah mengetahui terlebih dahulu data dari korban kecelakaan maka dari itu Klaimen harus mempersiapkan Dokumen dasar yang terdiri dari Formulir Pengajuan Kewajiban yang berisikan data Korban Kecelakaan yaitu nama, umur, tahun, pekerjaan, hubungan dengan korban, alamat lengkap, dan no telp, memilih jenis kewajiban, berkas kewajiban yang akan di ajukan dan keterangan lainnya yang harus diisi oleh klaimen dalam Formulir Pengajuan Kewajiban dan data ahli waris apabila korban meninggal dunia dan disertakan kwitansi biaya pengobatan di rumah sakit, selanjutnya keterangan singkat kecelakaan yang dilampiri laporan polisi dan sket gambar (untuk korban kecelakaan kendaraan bermotor) serta Telegram Berita Acara Kecelakaan dari Perumka (untuk kecelakaan kereta api) yang terakhir Keterangan Korban Akibat kecelakaan dan Keterangan Ahli Waris yang diisi oleh kelurahan (untuk korban meninggal dunia). Proses pelayanan pemenuhan kewajiban

2

https://www.pu.go.id/uploads/services/2011-11-29-12-34-59.pdf, Diakses Tanggal 08-01-2015 Pukul 20.50 WIB


(22)

4

tidak sampai di sini masih ada tahapan–tahapan dan proses berikutnya yang harus dijalankan oleh klaimen dan masih banyak persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh klamen seperti mengisi lembar keterangan Ahli Waris apabila meinggal dunia dan untuk yang cacat tetap harus mengisi lembar Surat Keterangan Pemeriksaan Korban Cacat selain itu klaimen harus mengisi lembar Permohonan Kebijaksanaan Pembayaran Kewajiban. Ada pun lembar persyaratan yang harus diisi oleh rumah sakit atau puskesmas yang merawat yaitu lembar Keterangan Kesehatan Korban Akibat Kecelakaan semua itu adalah bagian dari Sistem Informasi Pelayanan Santunan Kecelakaan yang harus diikuti oleh Seorang Klaimen.

Pemenuhan Kewajiban berjalan sesuai dengan Sistem Informasi Pelayanan Kewajiban yang sedang berjalan saat ini di PT. Jasa raharja dan Kerja sama antara Karyawan Jasa Raharja dan Klaimen.3

Hambatan – hambatan yang timbul ketika korban atau ahli waris korban menuntut hak atas asuransi Jasa Raharja dari Rumah Sakit, Kepolisian sampai kepada pihak PT. Jasa Raharja. Hambatan – hambatan yang ditemukannya ditengah masyarakat cukup bervariasi, sehinggga terkesan sangat sulit mendapatkan haknya atas pemberian kewajiban Jasa Raharja. Belum semua korban atau ahli waris korban kecelakaan di jalan raya dapat menerima haknya berupa pemberian kewajiban Jasa Raharja.

Kepolisian Satuan Lalu Lintas di kewilayahan sebagai pelayan dan penyaji persyaratan administrasi pemberian kewajiban Jasa Raharja juga masih

3


(23)

5

ditemukan hambatan – hambatan yang tidak rasional dan terkesan mempersulit korban atau ahli waris korban. PT. Jasa Raharja juga sangat kecil dalam memberikan kontribusi dan sosialisasi tentang pemberian kewajiban Jasa Raharja terhadap masyarakat. Demikian semestinya tidak perlu terjadi bila para penyelenggara pelayanan melaksanakan sebaik-baiknya tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan ikhlas tanpa menunjukkan adanya suatu kepentingan individu. Pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada korban atau ahli waris korban kecelakaan di jalan raya sangat penting4.

Berdasarkan uraian diatas, menjadikan penulis berkeinginan untuk membahas dan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “ Pemenuhan Kewajiban Jasa Raharja Kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Di

Kota Bandar Lampung “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada para korban kecelakaan lalu lintas di Kota Bandarlampung ?

2. Apakah faktor penghambat Jasa Raharja dalam pemenuhan kewajiban korban kecelakaan?

4

http://eprints.undip.ac.id/15272/1/NGADINAB4A004035.pdf ( diakses tanggal 8 - 04–2015 pukul 10.22 WIB )


(24)

6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimanakah pemenuhan kewajiban oleh Jasa Raharja kepada para korban kecelakaan.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada para korban kecelakaan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperluas juga memperdalam ilmu hukum termasuk di dalamnya ilmu hukum administrasi negara dalam hal lalu lintas dan angkutan jalan , mengenai Jasa Raharja dalam pemenuhan kewajiban kewajiban. 2. Kegunaan Praktis

a) Upaya peningkatan dan perluasan pengetahuan bagi penulis dalam bidang hukum.

b) Sumbangan pemikiran dan bahan bacaan dan sumber informasi serta bahan kajian lebih lanjut bagi yang membutuhkan. c) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Hukum


(25)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peraturan dan Perundang-undangan Lalu Lintas

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya merupakan produk hukum yang menjadi acuan utama yang mengatur aspek-aspek mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia. Undang-undang ini merupakan penyempurnaan dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya yang sudah sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi, perubahan lingkungan strategis, dan kebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini sehingga perlu diganti dengan undang-undang yang baru. Setelah undang-undang-undang-undang mengenai lalu lintas dan angkutan jalan yang lama diterbitkan kemudian diterbitkan 4 (empat) Peraturan Pemerintah (PP), yaitu: PP No. 41/1993 tentang Transportasi Jalan Raya, PP No. 42/1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, PP No. 43/1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, PP No. 44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.1


(26)

8

Hal – hal yang belum diatur dengan peraturan pemerintah adalah antara lain sebagai berikut:

a. Ketentuan mengenai berjalan dan berhenti, meminggir, penerangan dan member isyarat-isyarat peringatan (Pasal 2 ayat 2a).

b. Ketentuan mengenai izin untuk hewan yang berada di jalan (Pasal 2 ayat 2b).

c. Ketentuan tentang kecepatan maksimum yang berlaku untuk beberapa macam kendaraan tertentu baik di dalam maupun di luar bangunan (Pasal 3 ayat 1).

d. Ketentuan mengenai perlombaan dan pacuan di jalan (Pasal 4 ayat 2). e. Ketentuan mengenai instansi yang mengeluarkan surat izin mengemudi

(Pasal 7 ayat 1)

f. Ketentuan mengenai cara belajar dan memberikan pelajaran mengemudi kendaraan bermotor (Pasal 8 ayat 2).

g. Ketentuan mengenai jam mengemudi untuk pengemudi kendaraan bermotor umum (Pasal 9).

h. Ketentuan mengenai tanda-tanda kendaraan bermotor yang berada di jalan (Pasal 10 ayat 4)

i. Ketentuan mengenai surat nomor kendaraan atau surat coba kendaraan bermotor beserta prosedurnya (Pasal 10 ayat 4)

j. Ketentuan mengenai pengujian kendaraan bermotor (Pasal 11 ayat 4)2

2

Soerjono Soekanto,Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang-Undangan Lalu Lintas, Jakarta:CV.Rajawali, 1984, hlm 15.


(27)

9

2.2 Peraturan Pemerintah Lalu Lintas di Atas Jalan ( P.P.L )

Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1951 tentang Lalu Lintas di Atas Jalan merupakan peraturan yang bersifat umum memuat arti istilah-istilah dalam lalu lintas jalan antara lain :3

1. Peraturan mengenai orang berjalan kaki 2. Peraturan mengenai pengemudi

3. Kecepatan maksimum

4. Perlombaan jalan dan pacuan

5. Pemberian tanda penerangan, bentuk dan perlengkapan; aturan-aturan untuk penumpang dan pegawai mobil bis; memasang/menggandeng atau menempelkan kendaraan

6. Hewan di jalan

7. Nomor kendaraan bermotor 8. Nomor kendaraan lain

9. Kecakapan untuk mengemudikan kendaraan bermotor 10. Kendaraan–kendaraan umum

11. Pengangkutan orang dengan mobil bis dan mobil penumpang umum 12. Pengangkutan barang dengan kendaraan bermotor

13. Penetapan-penetapan mengenai jalan 14. Aturan pengecualian

3 3

Charles Jackson, Hukum Lalu Lintas Angkutan Jalan, Bandar Lampung :PKKPUU FH UNILA, 2013, Hlm 3


(28)

10

Dalam memecahkan persoalan-persoalan yang menyangkut lalu lintas jalan selain dari dua peraturan tersebut di atas dipergunakan pula pasal-pasal dari beberapa peraturan bila mengenai pelanggaran lalu lintas yang bersifat khusus.

2.3 Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Raya

Lalu lintas ialah gerakan dengan segala persyaratannya untuk memungkinkan perpindahan orang maupun alat-alat angkutan secara aman, lancar dan ekonomi. Apabila diperhatikan secara seksama kehidupan manusia sehari-hari pasti tak akan lepas dengan melakukan aktifatasnya yaitu berlalu lintas, oleh karena itu pada lalu lintas dan angkutan jalan raya akan didapati beberapa unsur antara lain yaitu :

A. Angkutan ialah perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke yempat yang lain dalam rangka realisasi place utility dengan kendaraan bermotor atau tidak bermotor serta segala usaha dan kegiatannya yang bertujuan agar angkutan dapat berlangsung secara aman, lancar dan ekonomis.

B. Jalan raya ialah sebagian tanah yang dibangun dengan pengerasan, penguatan, dan pengamanan untuk menghubungkan tempat yang satu ke tempat yang lain atau yang lain saling menghubungkan sehingga merupakan jaringan perhubungan untuk kepentingan umum.

Pengertian-pengertian tersebut diatas merupakan pengertian sementara yang masih perlu dicari lagi pengertian yang lebih tepat. Namun demikian pengertian tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memahami


(29)

11

arti lalu lintas dan angkutan jalan raya. Oleh karena itu pada lalu lintas didapati unsur-unsur yaitu sebagai berikut :4

1. Gerakan atau perpindahan, pergerakan yang harus dapat menunjukan arah keteraturan sejajar atau menyilang. Dapat dibayangkan kalau gerakan kendaraan yang searah atau dua arah mendadak dipotong-potong oleh kendaraan lainnya tentu keadaan akan menjadi kacau balau.

2. Persyaratan-persyaratan untuk memungkinkan gerakan-gerakan atau perpindahan dapat berlangsung secara teratur, aman, lancar dan ekonomis. Yang dimaksud persyaratan ialah rambu-rambu jalan raya, keamanannya, petunjuk-petunjuk jalan, petunjuk-petunjuk jarak, jembatan-jembatan, terminal dan sebagainya. Tujuan dari persyaratan tersebut adalah agar lalu lintas dapat berjalan dengan aman, lancar dan ekonomis.

3. Alat-alat pengangkutan ialah bukan hanya digerakan oleh mesin atau hewan, tetapi juga termasuk yang digerakan oleh tenaga manusia. Manusia kadang kala juga menjadi alat pengangkut umpamanya bila manusia itu menjinjing barang, memikul atau menaruh barang diatas kepala, tetapi hal ini tidak lazim bila dikatakan manusia sebagai alat angkutan, karena manusia memiliki harkat yang tertinggi diantara benda benda alam. Oleh karena itu dalam peraturan lalu lintas diatur secara khusus dengan istilah pejalan kaki.

4


(30)

12

4. Kendaraan bermotor atau tidak bermotor, jelas sudah lazim bila lalu lintas di jalan raya akan terkait pengertian adanya kendaraan. Tetapi perlu mendapat perhatian bahwa manusia pun berlalu lintas.

Sedangkan pada angkutan didapati unsur-unsur sebagai berikut :

1. Place utility berarti pemanfaatan ruang dalam memenuhi kebutuhan ruang kesempatan dan sebagainya. Kehidupan dalam suatu kota dengan sejumlah penduduknya setiap hari memerlukan tersedianya bahan pokok untuk keperluan sehari-hari. Penyediaan ini harus selalu dipenuhi dan didatangkan dari tempat lain yang memerlukan pengangkutan. Dapat dibayangkan bila angkutan bahan bahan pokok ini tidak dapat diselenggarakan dengan baik, tentu penduduk kota tersebut akan mengalamai kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan akibatnya kepentingan umum akan sangat tertanggu.

2. Time utility berarti pemanfaatan waktu dalam memenuhi kebutuhan umum artinya, meskipun angkutan tersedia dan dapat dimanfaatkan ruangannya untuk mengangkut sesuai dengan kepentingan umum, tetapi cara mengangkutnya ceroboh, misal tali-tali nya tidak erat dan sebagainya atau jalan seenaknya atau juga kondisi kendaraan dan sopirnya kurang baik, maka pengangkutan barang itu akan rugi waktu karena terlambat sampai.


(31)

13

Pada uraian selanjutnya yaitu tentang jalan raya akan dijumpai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Pengerasan, penguatan, pengamanan ini berarti sebagian tanah yang dibangun itu harus mengalami pengerasan dengan menimbun batu dan pasir kemudian pasir digiling sampai memenuhi persyaratan pengerasan tertentu sebagai dasar jalan.

b. Yang menghubungkan satu tempat ke tempat lainnya dan menjadikan jaringan perhubungan. Jaringan perhubungkan ini disebut jaringan jalan. c. Untuk kepentingan umum berarti jalan itu terbuka untuk siapa saja yang

memerlukan, sesuai dengan istilah dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1965 disebut terbuka untuk umum karena ada jalan yang dikatagorikan jalan tidak terbuka untuk umum, meskipun unsur jalan raya tersebut jalan raya tersebut diatas terpenuhi, misalkan jalan di dalam batas-batas perkebunan, jalan yang berada dalam batas-batas lapangan terbang, jalan yang berada dalam batas perkarangan milik perseorangan.5

2.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas

Dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan raya, sedangkan petugas lalu lintas jumlahnya masih sangat terbatas maka pada tempat-tempat tertentu dipasang rambu-rambu lalu lintas jalan raya. Apabila kita bicarakan tentang rambu-rambu lalu lintas maka akan terbayang dalam pikiran kita semua unsur rambu-rambu lalu lintas baik udara, laut, sungai maupun darat. Tetapi yang akan dibicarakan di dalam tulisan berikut

5


(32)

14

ini hanya terbatas pada rambu-rambu lalu lintas yang berada di jalan raya. Pada tempat-tempat yang ramai lalu lintasnya di pasang rambu-rambu lalu lintas yang berguna bagi para pemakai jalan yang memberikan peringatan, larangan serta petunjuk kepada para pemakai jalan di daerah daerah tersebut tentang situasi, dimana pemakai jalan itu berada.6

Dari rambu-rambu lalu lintas jalan raya yang ada itu mempunyai arti sebagai berikut:

a. Yang menunjukan bahaya b. Yang menunjukan larangan c. Yang memberikan petunjuk saja

Dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor PM 3/PHB.75 diatur tentang cara pemasangan dan lain mengenai perambuan lalu lintas di jalan raya. Contoh rambu-rambu lalu lintas raya tersebut antara lain :

a. Rambu-rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya, yang meliputi : 1. Tikungan ke kiri

2. Tikungan ke kanan 3. Tikungan tajam ke kiri 4. Tikungan tajam ke kanan

5. Tikungan ganda (dua macam rambu)

b. Rambu-rambu yang menunjukan larangan dan amar (perintah) yang meliputi :

1. Prioritas lalu lintas dari muka

6


(33)

15

2. Silang datar dengan satu jalur rel

3. Silang datar dengan dua atau lebih jalur rel 4. Ditutup untuk semua kendaraan dari kedua arah 5. Dilarang masuk

c. Rambu-rambu yang memberikan petunjuk yang kesemuanya mencakup : 1. Pendahulu petunjuk jurusan (2 macam rambu)

2. Pendahulu petunjuk jalan buntu

3. Pendahulu penunjuk jurusan (dalam kota) 4. Pendahulu pra seleksi ada persimpangan 5. Penunjuk tempat lewat jalan lintas utamanya.7

2.5 Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kecelakaan lalu-lintas menelan korban jiwa sekitar 1,2 juta manusia setiap tahun menurut WHO.

Kecelakaan tidak terjadi kebetulan, melainkan ada sebabnya. Oleh karena ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus dianalisis dan ditemukan, agar tindakan korektif kepada penyebab itu dapat dilakukan serta dengan upaya preventif lebih lanjut kecelakaan dapat dicegah. Kecelakaan merupakan tindakan tidak direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi dan reaksi objek, bahan, atau radiasi menyebabkan cedera atau kemungkinan cedera. Menurut D.A. Colling yang dikutip oleh Bhaswata kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap kejadian

7


(34)

16

yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun tidak, kesakitan, kematian, kerusakaan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya.8

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban) (WHO). Menurut F.D. Hobbs yang dikutip Kartika mengungkapkan kecelakaan lalu lintas merupakan kejadian yang sulit diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun kecacatan tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyaknya pergerakan dari kendaraan.9

Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu lintas jalan yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan dimana

8

W.O.Suryajaya, Sopan Santun dan Tata Tertib Berlalu Lintas, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hlm 16

9Hadiman, Kol. Pol. Dr. H., “Yang Perlu Diketahui Menuju Tertib Lalu Lintas”, Gadhesa Pura Mas, Jakarta, 1985, hlm 23


(35)

17

terjadinya, sedikitnya melibatkan satu kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma, kecacatan, kematian dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).10

Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan

Ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadikanya kecelakaan, pertama adalah faktor manusia, kedua adalah faktor kendaraandan yang terakhir adalah faktor jalan. Kombinasi dari ketiga faktor itu bisa saja terjadi, antara manusia dengan kendaraan misalnya berjalan melebihi batas kecepatan yang ditetapkan kemudian ban pecah yang mengakibatkan kendaraan mengalami kecelakaan. Disamping itu masih ada faktor lingkungan, cuaca yang juga bisa berkontribusi terhadap kecelakaan.

a. Faktor manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan. Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu lintas.

b. Faktor kendaraan

Faktor kendaraan yang paling sering adalah kelalaian perawatan yang dilakukan terhadap kendaraan.

c. Faktor jalan dan lainnya

Faktor jalan terkait dengan kecepatan, rencana jalan, geometrik jalan, pagar pengaman di daerah pegunungan,ada tidaknya median jalan, jarak pandang dan kondisi permukaan jalan.

10


(36)

18

d. Faktor Cuaca

Hari hujan juga memengaruhi unjuk kerja kendaraan seperti jarak pengereman menjadi lebih jauh, jalan menjadi lebih licin,11

2.6 Penggolongan Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 229, karakteristik kecelakaan lalu lintas dapat dibagi kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

1. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

2. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang.

3. Kecelakaan Lalu Lintas berat, yaitu kecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

Karakteristik kecelakaan lalu lintas menurut Dephub RI yang dikutip oleh Kartika dapat dibagi menjadi beberapa jenis tabrakan, yaitu:

1. Angle (Ra), tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda, namun bukan dari arah berlawanan.

2. Rear-End (Re), kendaran menabrak dari belakang kendaraan lain yang bergerak searah.

3. Sideswape (Ss), kendaraan yang bergerak menabrak kendaraan lain dari samping ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah yang berlawanan.

11


(37)

19

4. Head-On (Ho), tabrakan antara yang berjalanan pada arah yang berlawanan (tidaksideswape).

5. Backing, tabrakan secara mundur.

2.7 Fungsi PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja

Dalam penjelasan ini akan diuraikan tentang bagaimana fungsi dan peranan ini dilakukan dalam hubungan pemberian santunan asuransi kepada para korban kecelakaan lalu lintas jalan raya. PT Jasa Raharja memberikan pemenuhan kewajiban kepada para korban kecelakaan lalu lintas. Pemenuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan memenuhi. Sedang Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan. Jadi Pemenuhan kewajiban jasa raharja adalah sebuah proses atau cara yang wajib dilakukan oleh PT Jasa Raharja kepada para korban kecelakaan sesui dengan Undang-Undang yang berlaku.

PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja adalah perusahaan Negara yang didirikan berdasarkan akte Notaris No 49 tanggal 28 Febuari 1981 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1980 tertanggal 8 November 1980. PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja ini perannya adalah melaksanakan dan mengelola Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 Yo Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965) dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 Yo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965) berupa


(38)

20

pemberian santunan asuransi kepada para pemakai jalan yang menjadi korban kecelakaan penumpang umum dan kecelakaan lalu lintas jalan.12

Tanpa bantuan dan peran serta masyarakat, instansi-instansi yang erat hubungannya dengan tugas-tugas PT Asuransi Jasa Raharja, hal ini mungkin tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Sebagai badan hukum berbentuk perusahaan perseroan maka PT Asuransi Kerugian Jasa Raharja tidak terlepas kewajibannya untuk membayar pajak perseroan, pajak pendapatan, dan kewajiban-kewajiban lainnya. PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja dengan segala tugas yang diembannya merupakan suatu bagian dari pada rangkain pelaksanaan pembangunan nasional untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

2.8 Sistem Pembayaran Premi

2.8.1 Dasar Hukum Pelaksanaan

a. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang jo. PP Nomor 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.

b. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo. PP Nomor 18 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.

12


(39)

21

2.8.2 Jenis Premi

a. Pembayaran premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT. Jasa Raharja dikenal dengan 2 bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib (SW)

b. Iuran Wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus dan sebagainya ( Pasal 3 (1) a Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 jo Pasal 2 (1) PP Nomor 17 Tahun 1965 ). Sedangkan khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dan Kereta Api jarak pendek ( kurang dari 50 km ) dibebaskan dari pembayaran iuran wajib tersebut.

c. Sumbangan Wajib dikutip atau dikenakan kepada pemilik atau pengusaha kendaraan bermotor ( Pasal 2 (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 jo. Pasal 2 (1) PP Nomor 18 Tahun 1965 ).

2.8.3 Teknis Pengutipan Premi a. Iuran Wajib

Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transprtasi tersebut

b. Sumbangan Wajib

Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK.


(40)

22

2.8.4 Asuransi Sosial dan Jenis-Jenis Asuransi Sosial 1. Pengertian Asuransi Sosial

Di dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransurasian, dijelaskan bahwa :

“Program Asuransi Sosial adalah program yang diselenggarakan

secara wajib berdasarkan suatu undang-undang, dengan tujuan

untuk memberikan perlindungan bagi kesejahteraan masyarakat”.

Oleh karena itu, Asuransi Sosial mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :

a. Penanggung (biasanya suatu organisasi dibawah wewenang pemerintah)

b. Tertanggung (biasanya masyarakat luar anggota/golongan masyarakat tertentu)

c. Risiko (suatu kerugian yang sudah diatur dan ditentukan lebih dahulu)

d. Wajib (berdasarkan suatu ketentuan undang-undang atau peraturan lain).13

2. Jenis-Jenis Asuransi Sosial

Secara umum jenis-jenis Asuransi Sosial di Indonesia dibedakan atas :

a. Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang meliputi : 1) Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (Aspens) dikelola

oleh PT Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

13


(41)

23

2) Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) Pegawai Perusahaan Swasta dikelola oleh PT. Jaminan Asuransi Sosial Tenaga Kerja

3) Asuransi Sosial ABRI (ASABRI) dikelola oleh PT. ASABRI

b. Asuransi Kesehatan, dikelola oleh PT Asuransi Kesehatan (dulu PHB).

c. Asuransi Kecelakaan, yang meliputi Asuransi Kecelakaan Penumpang dan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dikelola oleh PT. Asuransi Jasa Raharja.14

2.9 Pihak Yang Memberikan Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan

Di dalam Pasal 14 (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransurasian dijelaskan bahwa, Program Asuransi Sosial hanya dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara. Karena Asuransi Kecelakaan Lalu Lintas Jalan merupakan salah satu Program Asuransi Sosial maka dari itu pihak yang memberikan santunan terhadap korban kecelakaan lalu lintas jalan tersebut adalah Pemerintah yang pengurusan dan penguasaan dananya diserahkan kepada Perusahaan Negara yang ditunjuk yaitu PT. Jasa Raharja (Persero).

Ketentuan ini sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas

14

http://www.konsultan-asuransi.com,Jenis-Jenis Asuransi Sosial,(Diakses tanggal 30-05-2015, Pukul 09.10 WIB)


(42)

24

Jalan, yang mana dijelaskan bahwa, pengurusan dan penguasaan dana dilakukan oleh Perusahaan Negara yang ditunjuk Menteri khusus untuk itu.

2.9.1 Yang Berhak Menerima Dana Kewajiban Asuransi Kecelakaan 1. Setiap penumpang yang sah dan menjadi korban sebagai akibat

kendaraan bermotor umum atau alat angkutan penumpang umum yang ditumpanginya mengalami musibah kecelakaan selama dalam perjalanan (Undang-Undang Nomor 33 1964 Yo Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1965).

2. Para korban kecelakaan lalu lintas jalan yaitu para korban yang berada di luar kendaraan bermotor yang menyebabkan kecelakaan. Pengertiannya adalah manusia nya yang menjadi korban seperti pejalan kaki, orang – orang yang berada dalam suatu kendaraaan yang diluar kesalahannya ditabrak oleh kendaraan lain (Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 Yo Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1965).15

3. Dalam hal korban meninggal dunia dan ternyata tidak mempunyai ahli waris, maka kepada yang menyelenggarakan penguburan jenasah korban diberikan bantuan biaya penguburan ketentuan berlaku

4. Dalam hal korban hanya menderita luka-luka, tidak meninggal dunia dan memerlukan pengobatan serta perawatan diberikan kepada korban atau kepada puhak-pihak yang telah membayar

15


(43)

25

terlebih dahulu biaya-biaya tersebut. Santunan apabila korban cacat, tetap diberikan kepada korban ahli warisnya.16

2.9.2 Besarnya Dana Kewajiban Dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

Besarnya santunan UU No 33 & 34 Tahun 1964, ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 dan 37/PMK.010/2008 Tanggal 26 Februari 2008 adalah sebagai berikut:

Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Santunannya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008tentang

Tabel 1 : Besar Dana dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yaitu:

No. Sifat Cidera Santunan sesuai PMK No. 36/PMK.010/2008

1 Meninggal Dunia Rp. 25.000.000,-2 Luka-Luka Rp. 10.000.000,-3 Cacat Tetap Rp. 25.000.000,-4 Biaya Penguburan (apabila

tidak ada ahli waris)

Rp.

2.000.000,-Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang

16


(44)

26

AlatAngkutanUmum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyebrangan, Laut dan Udara, yaitu :17

No. Sifat Cidera Santunan sesuai PMK No. 36/PMK. 010/ 2008 KBU,KA,KL PU

1 Meninggal Dunia Rp. 25.000.000,- Rp. 50.000.000,-2 Luka-Luka Rp. 10.000.000,- Rp. 25.000.000,-3 Cacat Tetap Rp. 25.000.000,- Rp. 50.000.000,-4 Biaya Penguburan (apabila

tidak ada ahli waris)

Rp. 2.000.000,- Rp.

2.000.000,-Tabel 2 : Besar Tarif Sumbangan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan18

GOL JENIS KENDARAAN TARIF

SWDKLLJ

KD / SERT JUMLAH

A Sepeda motor 50 cc ke bawah, mobil ambulance, mobil jenazah dan mobil pemadam kebakaran.

0 3000 3000

B Traktor, buldozer, forklift, mobil derek, excavator, crane dan sejenisnya.

20000 3000 23000

C1 Sepeda motor, sepeda kumbang, dan scooter diatas 50 cc s/d 250 cc dan kendaraan bermotor roda tiga.

32000 3000 35000

C2 Sepeda motor dan scooter diatas 250 cc 80000 3000 83000

DP Pick up/mobil barang s/d 2.400 cc, sedan, jeep, dan mobil penumpang bukan angkutan umum

140000 3000 143000

DU Mobil penumpang angkutan umum s/d 1.600 cc 70000 3000 73000

EP Bus dan Microbus bukan angkutan umum 150000 3000 153000

EU Bus dan Microbus angkutan umum, serta mobil penumpang angkutan umum lainnya diatas 1.600 cc

87000 3000 90000

F Truck, mobil tangki, mobil gandengan, mobil barang diatas 2.400 cc, truck container, dan sejenisnya

160000 3000 163000

17

https://jasaraharjamalang.wordpress.com/info-layanan/besaran-santunan/ Diakses Tanggal 5-01-2015 Pukul 08.15 WIB

18

http://www.jasaraharja.co.id/layanan/tarif-swdkllj# (diakses tanggal 21-04-2014, pukul 20.00 WIB)


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Masalah

Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya.1

Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan normatif dan pendekatan empiris.

1. Pendekatan normatif yaitu pendekatan yang di lakukan dengan cara mempelajari ketentuan dan kaidah berupa aturan hukumnya atau ketentuan hukum yang ada hubungannya dengan judul penelitian dan permasalahan yang di bahas.

2. Pendekatan empiris yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung terhadap pihak-pihak yang di anggap mengetahui hal-hal yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang di bahas dalam penelitian ini

1

Abdulkadir Muhammad. 2004.Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, hlm. 32


(46)

28

3.2 Sumber Dan Jenis Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, dapat dibedakan antara data yang diperoleh langsung dari masyarakat dan data yang diperoleh dari bahan pustaka.2

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer.

1. Data Primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil studi lapangan dengan cara mencari dan mengumpulkan data atau keterangan-keterangan dari pihak-pihak dan instansi-instansi yang terkait. Dalam studi lapangan ini peneliti melakukan penelitian studi lapangan pada Jasa Raharja dan Polresta. 2. Data sekunder yang digunakan diperoleh dari bahan-bahan :

a. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat , bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah.3

:

1) Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 jo No. 17 Tahun 1965 Tentang pihak yang berhak menerima dana santunan

2) Undang-Undang No. 34 Tahun 1964 jo PP 18 Tahun 1965 Tentang pihak yang berhak menerima dana santunan (pihak ke3) 3) Peraturan menteri keuangan No. 36/PMK.010/2008 Tentang besar Santunan dan sumbangan wajib dana kecelakaan lalu lintas jalan.

2

Sarjono Soekanto, 1990.Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: Rajawali Pers, hlm.11 3


(47)

29

4) Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan, Pasal 240 (Hak Korban).

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis serta memahami bahan hukum primer yang di ambil dari berbagai literatur atau buku-buku tentang hukum agrarian ataupun buku lain yg berkaitan.

3.3 Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

3.3.1 Prosedur Pengumpulan Data

Untuk membantu dalam proses penelitian ini, maka peneliti menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah data sekunder yang diperolehdengan membaca mengutip literature-literatur, mengkaji peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

b. Studi Lapangan

Untuk memperoleh data primer, maka diadakan studi lapangan dengan mengumpulkan data atau informasi dan teknik wawancara. Dalam wawancara tersebut, digunakan teknik wawancara dengan bertatap muka langsung dengan narasumber, dengan menggunakan beberapa catatan-catatan yang berisi beberapa pertanyaan yang nantinya akan dikembangkan saat wawancara berlangsung.


(48)

30

3.3.2 Prosedur Pengolahan Data

Langkah selanjutnya setelah data terkumpul baik data primer maupun sekunder , dilakukan pengolahan data dengan cara ;

a. Seleksi Data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang di bahas

b. Pemeriksaan Data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai kelengkapannya serta kejelasan dan kebenaran jawaban. c. Klasifikasi Data, yaitu pengelompokan data menurut pokok

bahasan agar memudahkan dalam mendeskripsikannya.

d. Penyusunan data, yaitu data di susun menurut aturan yang sistematis sebagai hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban permasalahan yang diajukan.

3.4 Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalis dengan menggunakan cara analisis kualitatif, yaitu dengan cara menginterprestasikan data dan memaparkan dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya.


(49)

56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

Pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada korban kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung sebagai berikut

1. Pelaksanaan pemenuhan kewajiban kepada korban kecelakaan lalu lintas ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia; Dana pemenuhan kewajiban yang diterima masyarakat yang menjadi korban kecelakaan, berbeda sesuai kriteria kondisi korban; Untuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari pihak Jasa Raharja, korban kecelakaan terlebih dahulu harus meminta kwitansi biaya berobat dari rumah sakit, kemudian melaporkan kejadian kecelakaan kepada pihak kepolisian selanjutnya dapat mengajukan pemenuhan kewajiban kepada Jasa Raharja; Penyaluran pemenuhan kewajiban terhadap pihak korban diberikan dengan cara transfer via rekening.


(50)

57

Faktor Penghambat dalam Pemenuhan Kewajiban Jasa Raharja kepada Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandarlampung adalah

2. Pihak korban yang tidak melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas yang dialaminya; Pihak korban terlambat dalam pengajuan pemenuhan kewajiban (dana santunan); Pihak korban kecelakaan terlambat dalam memberikan laporan ke polisi bila dia mengalami kecelakaan lalu lintas; Pihak korban malas melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas karena merasa proses atau prosedur yang di jalani di kepolisian terbilang memakan waktu yang cukup lama.

5.2 Saran

Dalam hal ini penulis sekaligus peneliti menyarankan:

1. Sebaiknya PT. Jasa Raharja melakukan sosialisasi mengenai bagaimana mengajukan pemenuhan kewajiban (dana santunan) untuk korban kecelakaan terhadap masyarakat.

2. Sebaiknya korban kecelakaan Lalu Lintas tetap melaporkan kejadian pada pihak Kepolisian, untuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari Jasa Raharja.

3. Sebaiknya pihak korban harus memperhatikan jangka waktu dalam hal pengajuan kecelakaan pada pihak kepolisian, dan juga melakukan pengajuan kepada pihak Jasa Raharja unyuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari pihak Jasa Raharja.


(51)

58

4. Sebaiknya prosedur atau proses bagi pihak korban kecelakaan kepada kepolisisn harus lebih di perhatikan agar tidak memakan waktu yang lama dan terkesan menyulitkan bagi pihak korban.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, A Hasymi, 2002,Pengantar Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta

Adisasmita, Rahardjo, 2011,Manajemen Transportasi Darat, Graha Ilmu, Yogyakarta

Djajoesman, H.S, 1976, Polisi Dan Lalu Lintas, Dinas Lalu Lintas Polri, Jakarta Hadiman, H, 1985, Yang Perlu Diketahui Menuju Tertib Lalu Lintas, Gadhesa

Pura Mas, Jakarta

Jackson, Charles. 2013. Hukum Lalu Lintas Angkutan Jalan, PKKPUU FH UNILA, Bandar Lampung

Khumanga, D, 1984,Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang-Undangan, Lalu Lintas,CV.Rajawali, Jakarta

Leksmono. 2008,Rekayasa Lalu Lintas, Indeks, Jakarta

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung

Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta Rastuti, Tuti. 2011.Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia,

Yogyakarta

Soekanto, Soerjono .1984,Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang-Undangan, Lalu Lintas,CV.Rajawali, Jakarta

Suryajaya.W.O., 1995, Sopan Santun dan Tata Tertib Berlalu Lintas, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Sri Redjeki, Hartono,2012,Disiplin Penegak Hukum Dalam Lalu Lintas,PT. Bina Ilmu, Surabaya

Undang - Undang No. 33 Tahun 1964 jo No. 17 Tahun 1965 Tentang Pihak Yang Berhak Menerima Dana Santunan

Undang–Undang No. 34 Tahun 1964 jo PP 18 Tahun 1965 Tentang Pihak Yang Berhak Menerima Dana Santunan (pihak ke 3)


(53)

60

Undang-Undang dan peraturan lalu lintas

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1951 Tentang Lalu Lintas Di Atas Jalan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang Transportasi Jalan Raya

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana Jalan Raya Dan Lalu Lintas Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan Pengemudi

Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.010/2008 Tentang Besar Santunan Dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

http://dilihatya.com/2346/kegunaan-jasa-raharja, Diakses Tanggal 13-02-2015 Pukul 15.05 WIB

https://www.pu.go.id/uploads/services/2011-11-29-12-34-59.pdf, Diakses Tanggal 08-01-2015 Pukul 20.50 WIB

id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas

https://jasaraharjamalang.wordpress.com/info-layanan/besaran-santunan/ Diakses Tanggal 5-01-2015 Pukul 08.15 WIB

http://www.jasaraharja.co.id/layanan/tarif-swdkllj# (diakses tanggal 21-04-2014, pukul 20.00 WIB)

www.jasarahaja.co.id/ (diakses tanggal 8-05-2015, pukul 19.25 WIB)

http://www.konsultan-asuransi.com, Jenis-Jenis Asuransi Sosial, (Diakses tanggal 30-05-2015, Pukul 09.10 WIB)


(1)

a. Seleksi Data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang di bahas

b. Pemeriksaan Data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai kelengkapannya serta kejelasan dan kebenaran jawaban. c. Klasifikasi Data, yaitu pengelompokan data menurut pokok

bahasan agar memudahkan dalam mendeskripsikannya.

d. Penyusunan data, yaitu data di susun menurut aturan yang sistematis sebagai hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban permasalahan yang diajukan.

3.4 Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalis dengan menggunakan cara analisis kualitatif, yaitu dengan cara menginterprestasikan data dan memaparkan dalam bentuk kalimat untuk menjawab permasalahan pada bab-bab selanjutnya.


(2)

56

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa :

Pemenuhan kewajiban Jasa Raharja kepada korban kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung sebagai berikut

1. Pelaksanaan pemenuhan kewajiban kepada korban kecelakaan lalu lintas ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia; Dana pemenuhan kewajiban yang diterima masyarakat yang menjadi korban kecelakaan, berbeda sesuai kriteria kondisi korban; Untuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari pihak Jasa Raharja, korban kecelakaan terlebih dahulu harus meminta kwitansi biaya berobat dari rumah sakit, kemudian melaporkan kejadian kecelakaan kepada pihak kepolisian selanjutnya dapat mengajukan pemenuhan kewajiban kepada Jasa Raharja; Penyaluran pemenuhan kewajiban terhadap pihak korban diberikan dengan cara transfer via rekening.


(3)

dialaminya; Pihak korban terlambat dalam pengajuan pemenuhan kewajiban (dana santunan); Pihak korban kecelakaan terlambat dalam memberikan laporan ke polisi bila dia mengalami kecelakaan lalu lintas; Pihak korban malas melaporkan kejadian kecelakaan lalu lintas karena merasa proses atau prosedur yang di jalani di kepolisian terbilang memakan waktu yang cukup lama.

5.2 Saran

Dalam hal ini penulis sekaligus peneliti menyarankan:

1. Sebaiknya PT. Jasa Raharja melakukan sosialisasi mengenai bagaimana mengajukan pemenuhan kewajiban (dana santunan) untuk korban kecelakaan terhadap masyarakat.

2. Sebaiknya korban kecelakaan Lalu Lintas tetap melaporkan kejadian pada pihak Kepolisian, untuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari Jasa Raharja.

3. Sebaiknya pihak korban harus memperhatikan jangka waktu dalam hal pengajuan kecelakaan pada pihak kepolisian, dan juga melakukan pengajuan kepada pihak Jasa Raharja unyuk mendapatkan pemenuhan kewajiban dari pihak Jasa Raharja.


(4)

58

4. Sebaiknya prosedur atau proses bagi pihak korban kecelakaan kepada kepolisisn harus lebih di perhatikan agar tidak memakan waktu yang lama dan terkesan menyulitkan bagi pihak korban.


(5)

Djajoesman, H.S, 1976, Polisi Dan Lalu Lintas, Dinas Lalu Lintas Polri, Jakarta Hadiman, H, 1985, Yang Perlu Diketahui Menuju Tertib Lalu Lintas, Gadhesa

Pura Mas, Jakarta

Jackson, Charles. 2013. Hukum Lalu Lintas Angkutan Jalan, PKKPUU FH UNILA, Bandar Lampung

Khumanga, D, 1984,Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang-Undangan, Lalu Lintas,CV.Rajawali, Jakarta

Leksmono. 2008,Rekayasa Lalu Lintas, Indeks, Jakarta

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung

Marzuki, Peter Mahmud. 2010. Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta Rastuti, Tuti. 2011.Aspek Hukum Perjanjian Asuransi, Pustaka Yustisia,

Yogyakarta

Soekanto, Soerjono .1984,Inventarisasi Dan Analisa Terhadap Perundang-Undangan, Lalu Lintas,CV.Rajawali, Jakarta

Suryajaya.W.O., 1995, Sopan Santun dan Tata Tertib Berlalu Lintas, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Sri Redjeki, Hartono,2012,Disiplin Penegak Hukum Dalam Lalu Lintas,PT. Bina Ilmu, Surabaya

Undang - Undang No. 33 Tahun 1964 jo No. 17 Tahun 1965 Tentang Pihak Yang Berhak Menerima Dana Santunan

Undang–Undang No. 34 Tahun 1964 jo PP 18 Tahun 1965 Tentang Pihak Yang Berhak Menerima Dana Santunan (pihak ke 3)


(6)

60

Undang-Undang dan peraturan lalu lintas

Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1951 Tentang Lalu Lintas Di Atas Jalan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang Transportasi Jalan Raya

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 1993 Tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 Tentang Prasarana Jalan Raya Dan Lalu Lintas Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1993 Tentang Kendaraan Dan Pengemudi

Peraturan Menteri Keuangan No. 36/PMK.010/2008 Tentang Besar Santunan Dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas

http://dilihatya.com/2346/kegunaan-jasa-raharja, Diakses Tanggal 13-02-2015 Pukul 15.05 WIB

https://www.pu.go.id/uploads/services/2011-11-29-12-34-59.pdf, Diakses Tanggal 08-01-2015 Pukul 20.50 WIB

id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan_lalu-lintas

https://jasaraharjamalang.wordpress.com/info-layanan/besaran-santunan/ Diakses Tanggal 5-01-2015 Pukul 08.15 WIB

http://www.jasaraharja.co.id/layanan/tarif-swdkllj# (diakses tanggal 21-04-2014, pukul 20.00 WIB)

www.jasarahaja.co.id/ (diakses tanggal 8-05-2015, pukul 19.25 WIB)

http://www.konsultan-asuransi.com, Jenis-Jenis Asuransi Sosial, (Diakses tanggal 30-05-2015, Pukul 09.10 WIB)