Identifikasi Masalah NARASI SPIRITUALITAS DALAM LUKISAN POTRET DIRI.

balance, unity, proporsi dan harmoni, semua itu melebur membentuk satu kesatuan dalam wujud seni lukis.

b. Abstrak

Seni abstrak juga disebut seni non-reprensentasional, dalam seni lukis berarti ciptaan-ciptaan yang terdiri dari susunan garis, bentuk dan warna yang sama sekali terbebas dari ilusi atas bentuk-dialam, tetapi secara lebih umum, adalah seni dimana bentuk-bentuk alam itu bukan berfungsi sebagai objek ataupun tema yang harus dibawakan, melainkan sebagai motif saja. Mikke Susanto, 2011: 3

a. Reprentasional

Dalam seni visual berarti seni yang memiliki gambaran objek minimal mendekati figur yang sama dengan realitas figuratif atau dalam pengertian merepresentasikan realitas Mikke Susanto, 2011: 333 Bentuk Lukisan Visualisasi • Unsur seni rupavisual garis, warna, bidang, bentuk, ruang • Pengorganisasian unsur visual irama, kesatuan, keseimbangan, kontras, proporsi, harmoni • Alat dan bahan • Teknik teknik basah dan teknik kering Idegagasan, konsep, tema, imajinasi, ilusi, pengalaman, pikiran, keagamaan, perasaan, moral, etika, pengharapan, kasih, intuisi . Ideoplastis Fisikoplastis Struktur Seni Lukis Jadi dapat disimpukan bahwa lukisan tidak dapat tercipta hanya dari faktor fisikoplastis saja yang berbentuk dari sekumpulan unsur dan pengorganisasian unsur atau berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa, namun lukisan merupakan kolaborasi antar faktor fisikoplastis dan faktor ideopastis seperti konsep, tema, ide, dan lain sebagainya yang bersifat rohani.

1. Ideoplastis

Secara garis besar, aspek ideoplastis merupakan gambaran mengenai ide atau gagasan dan dasar pemikiran sebelum diwujudkan menjadi karya seni lukis, yang diperoleh dari proses membaca, mengamati, dan perenungan terhadap berbagai aspek lingkungan. Selanjutnya untuk menjelaskan struktur seni lukis secara rinci istilah Ideoplastis, dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Konsep

Konsep dalam penciptaan lukisan perlu adanya pemikiran awal tentang karya seni yang akan dibuat. Menurut Mikke Susanto 2011 : 277, menjelaskan bahwa konsep merupakan pokokutama yang mendasari keseluruhan karya. Konsep biasanya hanya ada dalam pikiran atau kadang-kadang tertulis secara singkat. Konsep merupakan konkretisasi dari panca indera dimana peran tersebut disebutkan dalam A.A.M Djelentik 2004 : 2 tentang rasa nikmat atau indah yang terjadi pada manusia. Rangsangan tersebut diolah menjadi kesan yang kemudian dilanjutkan kembali pada perasaan lebih jauh sehingga manusia dapat menikmatinya, dalam konteks kali ini panca indra yang dimaksud adalah mata