c. Strategi Pembelajaran Kontekstual Strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses
pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan
mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial, dan kultural sehingga siswa
memiliki pengetahuan keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan
ditransfer
dari satu permasalahan konteks ke permasalahan konteks lainnya.
Pendekatan kontekstual
Contextual Teacing and Learning
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru
kesiswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
E. Strategi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Mapel SKI
Penggunaan strategi dalam pembelajaran sangat perlu digunakan, karena untuk mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat
mencapai hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan sulit tercapai secara optimal, dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran
sangat berguna bagi guru lebih-lebih bagi peserta didik. Bagi guru, strategi dapat dijadikan pedoman dan acuan bertindak yang sistematis dalam
pelaksanaan pembelajaran. Bagi peserta didik, pengguna strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar, karena setiap strategi
dirancang untuk mempermudah proses belajar bagi peserta didik.
67
Dalam hal ini mempengaruhi mutu pembelajaran, konteks pendidikan pengetian
mutu, dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input, seperti
bahan ajar kognif, afektif, dan psikomotor. Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry bahwa kualitas
adalah kualitet mutu, baik buruknya barang.
68
Dari berbagai pengertian yang ada, pengertian mutu sebagai kemampuan lembaga pendidikan untuk
menghasilkan proses, hasil dan dampak belajar yang optimal. Dari sisi guru, mutu dapat dilihat dari seberapa optimal guru
mampu memfasilitasi proses belajar peserta didik. Bahwa setiap guru memiliki tanggung jawab terhadap tingkat keberhasilan peserta didik
67
Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif,
Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010, cet. Ke-1 hal.50
68
Pius A. Partanto M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya Arkola, 1994, hlm. 384
dalam belajar dan keberhasilan guru mengajar. Belajar hanya dapat terjadi apabila peserta didik termotivasi untuk belajar guru harus secara bertahap
dan berencana memperkenalkan manfaat belajar sebagai nilai kehidupan yang terpuji.
Oleh karena itu mutu pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai
oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu, yang diukur dalam pembelajaran adalah mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam. Sejarah kebudayaan Islam adalah mata pelajaran yang berisi
catatan lengkap tengtang segala sesuatu yang dihasilkan oleh umat Islam untuk kemaslahatan hidup dan kehidupan manusia. Dalam hal ini seorang
guru harus menggunakan strategi yang sesuai dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Agar pembelajaran bisa efektif dan juga
efisien, selain itu akan mempengaruhi hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam pembelajaran.
F. Penelitian Terdahulu