KESIMPULAN KINERJA Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

186 KINERJA Volume 17, No.2, Th. 2013 Hal. 174-187 Zeller, M. and Johannsen, J. 2006. “Is There a Difference in Poverty Outreach by Type of Microfinance Institution? The Case of Peru and Bangladesh”, Paper, Presented at the Global Conference on Access to Finance: Building Inclusive Financial Systems, organized as part of the annual conference series of The World Bank and the Brookings Institution in Washington, D.C., May 30 and 31, 2006. LAMPIRAN 1 DAFTAR SAMPEL BANK PERKREDITAN RAKYAT No. KODE NAMA BPR 1 WMS PT. BPR Wijayamulya Santosa 2 SLM PD. BPR Bank Sleman 3 NUS PT. BPR Nusumma Tempel 4 SI6 PT. BPR Sinarenam Permai Depok 5 AAY PT. BPR Arta Agung Yogyakarta 6 DG PT. BPR Duta Gama 7 SD PT. BPR Shinta Daya 8 DA PT. BPR Danagung Abadi 9 BBA PT. BPR Berlian Bumi Arta 10 DR PT. BPR Danagung Ramulti LAMPIRAN 2 TABEL VARIABEL PENELITIAN No BPR – tahun AOL Age ROA N I B TK Rp TANI DAGANG Rp Tahun Orang - Buah Orang Rp 1 WMS-2005 5.911.530,47 14 0,03462 837 1,2046 1 24 783.784,95 0,60 32,26 2 WMS-2006 7.289.595,36 15 0,01407 776 1,2456 1 21 1.047.329,90 1,29 34,66 3 WMS-2007 8.151.874,50 16 0,02159 757 1,3902 1 22 1.176.194,19 0,66 31,57 4 SLM-2005 7.693.685,47 35 0,04452 7.889 0,9137 20 62 558.409,18 1,14 10,76 5 SLM-2006 8.533.195,72 36 0,02941 8.623 0,8656 20 62 510.876,73 1,69 10,45 6 SLM-2007 9.994.648,49 37 0,01747 9.799 1,1000 20 70 583.353,40 2,90 11,34 7 NUS-2005 2.869.462,83 14 0,01442 538 0,5751 1 13 570.514,87 2,79 38,62 8 NUS-2006 3.098.470,07 15 0,02737 568 1,1562 1 13 609.116,20 1,76 37,85 9 NUS-2007 2.917.812,25 16 0,04247 506 1,6172 1 13 745.796,44 2,37 41,50 10 SI6-2005 6.131.031,46 10 0,00938 731 1,0549 1 16 889.160,05 0,00 60,19 11 SI6-2006 5.774.801,28 11 0,00145 780 1,1263 1 16 833.302,56 0,00 72,05 12 SI6-2007 7.073.247,14 12 0,04098 700 1,0519 1 17 1.100.358,57 0,00 85,71 13 AAY-2005 13.858.592,07 13 0,02591 983 0,8108 1 34 1.519.280,77 4,17 70,70 14 AAY-2006 14.892.897,65 14 0,01045 991 0,9084 1 38 1.675.204,84 4,24 60,24 15 AAY-2007 16.314.357,22 15 0,01185 1.129 1,0342 2 35 1.489.716,56 0,04 58,99 16 DG-2005 6.678.578,15 23 0,00356 1.785 1,6089 1 11 477.893,56 0,84 18,54 17 DG-2006 6.314.137,88 24 0,01283 1.407 0,1802 1 15 595.232,41 0,64 25,16 187 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedalaman Jangkauan Depth of Outreach Purwaningsih Handayani dan Lincolin Arsyad No BPR – tahun AOL Age ROA N I B TK Rp TANI DAGANG Rp Tahun Orang - Buah Orang Rp 18 DG-2007 6.538.481,65 26 0,03260 1.200 1,6665 1 15 700.815,83 0,58 22,92 19 SD-2005 7.234.177,04 35 0,00124 7.569 0,7863 5 63 578.146,65 0,34 45,61 20 SD-2006 7.863.301,13 36 0,02105 6.562 0,8668 5 64 758.671,14 0,26 41,56 21 SD-2007 9.666.704,22 37 0,01587 6.187 0,8364 5 67 848.317,60 1,18 37,35 22 DA-2005 16.505.939,78 1 0,04021 714 0,9549 2 15 1.859.669,47 1,78 35,57 23 DA-2006 12.174.900,44 2 0,01360 1.125 1,0731 2 27 856.914,67 0,53 26,67 24 DA-2007 13.335.131,99 3 0,01148 1.341 0,9754 2 30 842.390,01 0,67 44,74 25 BBA-2005 8.361.677,85 14 0,02241 984 1,2355 1 17 907.529,47 0,00 0,00 26 BBA-2006 8.051.727,83 15 0,01076 1.139 1,0834 1 17 947.133,45 0,97 35,47 27 BBA-2007 11.652.228,14 16 0,00080 789 1,1241 1 17 1.394.219,26 2,03 25,48 28 DR-2005 7.672.686,61 13 0,03072 5.600 0,9929 7 79 900.961,61 0,14 46,84 29 DR-2006 7.501.185,00 14 0,01401 4.946 1,1851 7 80 833.010,92 0,06 36,39 30 DR-2007 7.870.306,61 15 0,01762 5.913 1,1898 7 102 739.337,39 0,63 45,73 188 KINERJA Volume 17, No.2, Th. 2013 Hal. 188-196 PENGARUH RISIKO USAHA BERBASIS INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP PREMIUM PENERBITAN SAHAM PERDANA DI INDONESIA Melisa Marianni Manampiring Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dewi Ratnaningsih Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Abstract The purpose of this research is to examine the impact of accounting-based business risks in prospectus to IPO issue premium in Indonesia Capital Market IDX. Proxies for accounting-based business risks are age of the company, company’s size, liquidity, after tax earnings, leverage, and IPO’s offering size. Sample of this research consists of 35 rms listed in Indonesia Capital Market IDX that went public during 2009 to 2010. Data for this research are taken from Pusat Referensi Pasar Modal PRPM located in Indonesia Capital Market IDX. This research found that after tax earnings and IPO’s offering size are statistically signi cant in determining IPO issue premium. Kewords: issue premium, accounting-based business risks, age of the company, company’s size, liquidity, after tax earnings, leverage, and IPO’s offering size.

1. PENDAHULUAN

Dalam berinvestasi di pasar modal, investor tidak dapat menghindari risiko. Cara investor menghadapi risiko bermacam-macam, ada investor yang menyukai risiko, ada yang bersikap netral, dan ada pula investor yang menghindari risiko. Walaupun setiap investor memiliki cara tersendiri dalam menghadapi risiko, namun setiap investor pasti akan berusaha untuk meminimalkan risiko yang dihadapi. Sesuai dengan sifat alami investor, maka untuk setiap tambahan risiko, investor akan meminta kompensasi berupa return yang lebih tinggi. Oleh karena itu, risiko merupakan hal yang sangat penting dalam berinvestasi di pasar modal dan sebagai akibatnya, pengungkapan risiko oleh emiten kepada publik menjadi perlu dilakukan. Seiring dengan perkembangan usahanya, perusahaan akan memerlukan dana dalam jumlah besar yang tidak dapat dipenuhi dari sumber internal. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut perusahaan harus mencari sumber-sumber eksternal, yang salah satunya adalah melalui Initial Public Offerings IPO. Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offerings IPO merupakan alternatif sumber pendanaan melalui peningkatan ekuitas perusahaan dengan cara menawarkan saham kepada masyarakat. Dalam konteks IPO, risiko berarti ketidakpastian terhadap harga pasar saham perusahaan saat saham ditawarkan pertama kali. Pasar modal dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pasar primer dan pasar sekunder. Risiko yang dihadapi investor di pasar primer lebih besar daripada risiko yang dihadapi investor di pasar sekunder. Hal ini terjadi karena di pasar primer investor hanya dapat mengetahui harga penawaran perdana saham emiten sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Untuk meminimalkan risiko yang dihadapi di pasar primer, satu- satunya informasi yang dapat diandalkan oleh para investor di pasar primer adalah yang terdapat di prospektus. Di pasar primer, terjadi ketidakseimbangan atau asimetri informasi antara emiten dan penjamin emisi underwriter disebabkan karena manajemen lebih mengetahui kondisi perusahaan emiten, sedangkan penjamin emisi underwriter sebagai pihak eksternal memiliki informasi terbatas mengenai kondisi perusahaan emiten. 189 Pengaruh Risiko Usaha Berbasis Informasi Akuntansi Terhadap Premium Penerbitan Saham Perdana di Indonesia Melisa Marianni Manampiring dan Dewi Ratnaningsih Asimetri informasi tersebut berdampak pada harga penawaran perdana saham di pasar primer. Untuk mengatasi masalah asimetri informasi tersebut, maka setiap emiten yang akan melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offerings IPO wajib mengungkapkan risiko yang dihadapi oleh perusahaan emiten di dalam prospektus. Bapepam-LK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan telah mengatur hal-hal terkait IPO, prospektus, dan informasi yang harus diungkapkan dalam prospektus dalam peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2, IX.C.2, IX.C.3, dan X.K.1. Risiko yang diwajibkan untuk diungkapkan di dalam prospektus adalah risiko usaha yang disebabkan oleh persaingan, kemampuan melunasi utang lancar, ketentuan internasional, dan kebijaksanaan pemerintah. Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.2. Untuk mengukur pengungkapan risiko oleh emiten, penelitian ini menggunakan sejumlah variabel untuk memproksikan komponen-komponen risiko yang diatur dalam Peraturan Bapepam. Risiko usaha yang disebabkan oleh persaingan akan diproksikan oleh variabel usia perusahaan AGE, laba bersih NE, dan ukuran penawaran OS. Risiko usaha yang disebabkan oleh kebijaksanaan pemerintah akan diproksikan oleh variabel ukuran perusahaan SZ. Risiko usaha yang disebabkan oleh kemampuan melunasi utang lancar akan diproksikan oleh variabel likuiditas LIQ dan risiko usaha yang disebabkan oleh kebijakan utang perusahaan diproksikan oleh variabel leverage LEV. Risiko berhubungan dengan return yang akan diterima oleh investor, Di pasar primer, return IPO dapat diukur dengan premium penawaran issue premium. Premium penawaran issue premium adalah rasio antara harga penawaran perdana saham dengan nilai buku saham Murugesu dan Santhapparaj, 2010. Premium penawaran issue premium merupakan rasio PBV Price to Book Value ratio yang digunakan untuk mengukur nilai wajar saham. Premium penawaran issue premium menunjukkan saham ditawarkan berapa kali lipat di atas nilai bukunya. Premium penawaran issue premium merupakan ukuran sejauh mana dan penjamin emisi underwriter menilai saham emiten yang sedang ditawarkan kepada publik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka isu masalah yang diangkat oleh penelitian ini adalah mengenai bagaimana pengaruh risiko usaha berbasis informasi akuntansi yang dilaporkan di prospektus terhadap premium penawaran issue premium pada saat penawaran perdana. Variabel-variabel yang digunakan di penelitian ini sebagai proksi risiko usaha adalah usia perusahaan, ukuran perusahaan, likuiditas, laba bersih, leverage, dan ukuran penawaran. Dengan demikian pertanyaan penelitian yang rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Apakah usia perusahaan berpengaruh signifikan terhadap premium IPO ? b. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap premium IPO? c. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap premium IPO? d. Apakah laba bersih berpengaruh signifikan terhadap premium IPO? e. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap premium IPO? f. Apakah ukuran penawaran berpengaruh signifikan terhadap premium IPO? Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari usia perusahaan, ukuran perusahaan, likuiditas, laba bersih, leverage, dan ukuran penawaran terhadap premium IPO di Indonesia. Penelitian ini dilakukan karena 1 penelitian yang menguji dampak risiko bisnis terhadap premium penawaran issue premium IPO di Indonesia sangat terbatas, sedangkan isu ini sangat penting bagi transparansi di pasar primer. Dengan kata lain, penelitian ini ingin menguji isu terbaru tentang premium penawaran issue premium. 2 Penelitian ini menggunakan data terbaru sebagai sampel. Data yang digunakan adalah perusahaan yang melakukan IPO pada 2009 dan 2010. Dengan kata lain, penelitian ini menunjukkan kondisi terbaru tentang premium penawaran issue premium yang belum pernah dibahas di penelitian sebelumnya. 3 Penelitian sebelumnya selalu menganalisis nilai underpricing di IPO, sedangkan penelitian ini fokus pada premium penawaran issue premium yang merupakan salah satu faktor penting di IPO. 190 KINERJA Volume 17, No.2, Th. 2013 Hal. 188-196 Penelitian ini mempunyai kontribusi teori, praktek, dan kebijakan sebagai berikut ini. Penelitian ini mempunyai kontrbusi teori bagi akademisi dengan memberikan bukti empiris mengenai hubungan antara faktor risiko usaha dalam prospektus terhadap issue premium. Kontribusi praktek dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada investor bahwa emiten yang akan melakukan IPO dapat meningkatkan nilai sahamnya dengan menyediakan informasi yang lebih baik mengenai risiko dan strategi untuk mengendalikan risiko yang dituangkan di dalam prospektus. Kontribusi kebijakan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti kepada Bapepam- LK sebagai pihak pembuat regulasi untuk tetap mengharuskan kepada emiten mengungkapkan risiko usaha di prospektus sewaktu melakukan penawaran saham perdana..

2. KAJIAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Pengungkapan Risiko Usaha

Pengungkapan risiko usaha pada saat IPO diatur di Peraturan Bapepam Nomor IX.C.2 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dalam Rangka Penawaran Umum. Peraturan Bapepam Nomor IX.C.2 ini merupakan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-51PM1996 pada tanggal 17 Januari 1996. Risiko-risiko usaha tersebut wajib disusun berdasarkan bobot risiko yang dihadapi oleh emiten. Risiko-risiko yang wajib diungkapkan oleh emiten di dalam prospektus adalah sebagai berikut. 1. Risiko Usaha yang disebabkan oleh antara lain: a. Persaingan, b. pasokan bahan baku, c. ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan d. kebijaksanaan pemerintah. 2. Selain risiko usaha yang merupakan risiko umum emiten, ada juga risiko khusus yang harus diungkapkan oleh emiten. Risiko khusus adalah risiko yang berkaitan dengan modal kerja. Risiko khusus ini berkaitan erat dengan kegiatan usaha perusahaan manufaktur. Risiko khusus berkaitan dengan modal kerja adalah: a. memiliki persediaan dalam jumlah yang berarti, b. memberikan kemungkinan untuk pengembalian barang-barang dagangan, atau c. memberikan kelonggaran syarat pembayaran kepada pelanggan.

2.2. Premium Penawaran Issue Premium

Premium penawaran issue premium merupakan rasio yang mengukur kelebihan harga penawaran perdana saham di atas nilai buku Rasheed et al., 1997. Premium penawaran issue premium dihitung dengan rasio antara harga penawaran perdana saham dengan nilai buku saham Murugesu dan Santhapparaj, 2010. Rasio harga saham terhadap nilai buku atau price to book value PBV menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.

2.3. Pengembangan Hipotesis

Usia perusahaan menunjukkan kemapanan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dalam penelitian ini usia memproksikan risiko usaha yang disebabkan oleh persaingan. Usia yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan sudah mapan dalam bisnisnya. Perusahaan yang sudah mapan akan memberikan sinyal positif bagi para investor. Setiap emiten tentu berharap akan mendapatkan kas yang besar. Oleh karena hal tersebut maka emiten berharap akan ada banyak investor yang berminat membeli saham perdananya. Investor, khususnya investor pasar primer lebih yakin terhadap prospek perusahaan yang berusia tinggi karena perusahaan yang sudah