xxii
E. Cara Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan analisis variansi berdasarkan Rancangan Acak Lengkap RAL pola searah untuk mengetahui
adanya pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati. Model matematika yang digunakan sebagai berikut:
Y
ij
= µ + t
I
+ ε
ij
Keterangan Y
ij
= Nilai pengamatan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j µ = Nilai tengah perlakuan ke-I
t
I
= Pengaruh perlakuan ke-I ε
ij
= Kesalahan galat percobaan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j. Gaspersz, 1991.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Bobot Potong
Rerata bobot potong kelinci keturunan Vlaams Reus jantan pada penelitian ini disajikan pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Rerata bobot potong kelinci keturunan Vlaams Reus jantan g ekor Perlakuan
Ulangan Replications Rerata
Treatments 1
2 3
Average
P0
1958 2066
1986 2003,33
P1 2235
1921 1780
1978,67 P2
1786 1590
2115 1830,33
xxiii
P3 1724
1713 1760
1732,33 Tabel 4 menunjukan rerata bobot potong masing-masing perlakuan P0,
P1, P2 dan P3 berturut-turut yaitu; 2003,33; 1978,67; 1830,33 dan 1732,33g. Hasil analisis variansi Lampiran 1. menunjukan bahwa penggantian konsentrat
dengan kulit ubi kayu fermentasi terhadap bobot potong kelinci berbeda tidak nyata P
≥0,05. Hasil yang berbeda tidak nyata ini diduga disebabkan karena adanya isoprotein pakan perlakuan, sehingga laju pertumbuhan juga relatif sama
dan bobot potong kelinci yang dihasilkan juga sama. Dengan kandungan protein dalam ransum yang hampir sama tersebut
mengakibatkan jumlah protein yang dimakan dan selanjutnya digunakan kelinci untuk pembentukan jaringan lunak di dalam tubuh hewan seperti urat daging,
tenunan pengikat, kalogen juga sama. Bobot potong dipengaruhi antara lain nutrisi pakan, konsumsi pakan dan
laju pertumbuhan Soeparno, 1994. Menurut Harwanto 2009 bobot potong kelinci keturunan Vlaams Reus jantan berkisar antara 1744,67-1861,00g. Bila
dibandingkan dengan bobot potong pada penelitian ini lebih tinggi yaitu antara 1732,33-2003,33g.
B. Berat Karkas