Perselingkuhan sebagai alasan perceraian : (studi kasus di Pengadilan Agama Jakarta Barat tahun 2005-2007)
;'2. Yt
tj/ Q[セ@ I5
l
PERSELINGKUHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2005-2007)
Oleh
Iwan Hendriawan
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB HUKUM
PROGRAM STUD! PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2008 M
'
..
l'ERSELINGKUHA:;-sEBAGA! ALASAN PERCERAIA:N
(Sti1di Kasus di Pengadilan Agama Jnkarla Barat Tahun 2005-2007)
Skripsi
. Diajukan Kopada Fak·;ltns Syariuh chin Hukum Guna lvlemenuhi
Syarat-syarat Mcnccq:11i (fo\a" Srn:jana Hukum !slam
Olch
!wan I lcndriawan
NIM : l\!204'.'22-1952
-
- Di ll:iwai1 Bimbingan
--------
/,
'
c
'-
Ors. ll A. Basiq Jalil, MA
NlP: 150. 169 102
NIP : 150 326 895
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB HU KUM PROGRAM
STUD! l'ERBAND!NGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULT}\S SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYAlUF HIDAYATULLAH
QMRセ@
.li1KARTA
HI 2008 M
PENGES.U·IAN PANITIA LIJIAI\'
Skripsi be1:judul PERSELTNGKUHAN SFB!\G.\f ALASAN PFRCFF:AJAN (
STUD! KASUS Df PENGADfLAN 1\Gi\Ivl!\ JAKARTA l>.:\RAf TAI !UN
2005-2007) telah diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas Syariah clan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattlllah Jakarta pada IO
Juni 2008. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat me•11peroleh gelar
Smjana Hukum Islam (SHI) pada Prograni Studi Perbandingan mセコィ。「@
dan
Hukum (Perbandingan Mazhab Hukurn).
Jakart'l, I 0 J uni 2008
'
Amin Suma, SH. MA.MM
210 422
P ANITIA U.JIAN
I. Kctua
: Dr.I-I.!\. Mukri ;\ji. Mi\
NIP. 150 220 544
2. Sekertaris
: H. Muhammad Taufiki. MAg
NIP. 150 290 159
3. Pembimbing I :
dイウNャZMQセ@
iS。ウゥァ⦅jセェQャLsma@
.)
NIP. 150 169 102
4. Pembimbing 11 : Mesraini, S. Ag:. MA
NIP. 150326895
mゥセ@
\ZNセ@
5. Pcnguji
: Dr. H.A. Mukri Aji.
NIP. l 50 220 544
6. Pcnguj i l l
: I I. ivluhammad Tauliki. l'vf;\;.>,
NIP. 150 290 159
............ .
-:------
セAスカ@ /: ............. :_:.] ....... )
'
( .......
'
P----...,!"'
)I
. )I
.&1 l ' - - - - - ' I
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
ke hadirat
Allah
Yang
Maha
Rahim
yang
telah
memberikan kita berbagai macam nikrnat, terutama nikrnat sehat wa al' fiat
clan
pertolonganNya
dalam
penyusunan
skripsi
yang
· berjudul "
Pcrselingkuhan Sebagai Alasan Pcrceraian ( Studi Kasus di Pengadilan
Agama Jakarta Bl,lrat Tahun 2005-2007)" dapat rampung. Shalawat dan
salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Dengan
sifat
yang
Maha Mengabulkan
segala permintaan hambaNya,
penulis dengan langkah pasti bermunajat kepadaNya clan berusaha untuk
merampungkan skripsi ini.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu akan terselesaikannya
skripsi ini, antara lain :
1. DR. H. Ahmad ·Mukri Aji, MA.,
selaku Ketua Jurusan Perbandingan
Mazhab clan Hukuim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ors.I-LA. Basiq
Jalil, MA,
clan Mesraini, M.Ag,
selaku
pembimbing
skripsi ini.
3. Pimpinan clan seluruh staf perpustakaan UIN yang telah memberikan
fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
'
4. Tenmtuk Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungannya
motivasi
baik
moril
maupun
materil,
sehingga
penulis
dan
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada cal on isteriku yang pen yabar Titi ErnaSari, yang selalu setia
menemani penulis baik suka maupun duka.
6. Kakakku yang tercinta Nur Evi Maesuri, Ahmad Iskandar Zulkarnaen,
dan adikku yang paling imut Lola Desianhuri Raluna, I Love U All
7. Keponakan-keponakanku yang tersayang Medina Yazidi, Alya Popoy,
Aziyad ( Aong), Rafli, dan Firah.
8. Teman-temanku senasib
seperjuangan,
Ade
(Konde), Irsyad (Anjong),
Ma'ruf (Parung), Saprudin (Kipoy), Dadan ( Jengkol Dei), Awe! (Kipli), lyul
( Tocho ). Akionk (Engkonk) dan Rijal Kuadrat.
Akhirnya penulis hanya berdoa semoga Allah SWT, memberikan
alasan yang setimpal kepada pihak yang telah membantu terelesaikannya
skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .
DAFT AR ISi.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masai ah ........ ...................... ...............................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....... ............. .................. ..............
7
D. Metode Penelitian .............. ................... ............... ..........................
7
E. Sistematika Penelitian ............................. .... ..................................
9
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN
A. Perceraian
1. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ........ .. .. .................
11
2. Sebab-sebab Perccraian dan Prosed urn ya................................
20
3. Macam-macam Perceraian.......................................................
30
B. Perselingkuhan
1. Pegertian Perselingkuhan ......... .... .......... .... .. .............. .. ............
37
2. Dasar Larangan Perselingkuhan ....................................... .......
40
3. Faktor Peselingkuhan ...............................................................
41
'
BAB
GAMBARAN
III
UMUM
PENGADILAN
AGAMA
JAKARTA
BARAT
BAB
IV
I. Sejarah Singkat Pengaclilan.....................................................
46
2. Letak Geografis Wilayah Hukurn ..........................................
48
3. Wewenang Pengadilan.............................................................
52
4. Struktur Organisasi Pengadilan...............................................
54
KASUS l'ERSELIJ'
,,
セS@
セ@
,..
J.
:o.J.. セ@•" r:..:.
... ' GQセ@
if' i'.<
セ@
"r'·
,..
,, .fl"'
0
0/
"'
0
,,
01 セ@
,..
B\セ@
,,,
セ@
.,;,..
,,
セg@
0
Pセ@
J.i::.o) セキQ@'
jJ;,/
,
Artinya : "Dari Jbnu Umar sesungguhnya lbnu Umar telah menlha/aq isterinya,
sedang isterinya itu da/am keadaan haid pada masa Rasulullah s.1w,
11
Abu Abdillah bin Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut :
Dar Al-Filff 1989)h.225
16
maka Umar Jbnu Khattah menanyakan ha! yang demikian kepada
Rasulullah saw, beliau bersabda : Suruhlah agar men(juk isterinya
itu, kemudian hendaklah ia menahan isterinya itu hingga suci,
kemudian haid, kemudian suci kemudian sesudah itu jika ia mau ia
boleh me megang (tetap menggaulinya) isterinya sesudah itu clan jika
ia mau, ia boleh menthalaqnya. Di waktu suci belum dicampuri itu/ah
iddah yang diperinrahkan Allah bahwa menthalaq isteri agar ia
menjalankan masa iddahnya ... (HR. Bukhari ivluslim)
Al-Qur'an dan hadists mengatur rnasalah perceraian dengan sebaikbaiknya, yakni membolehkan suarni untuk rnerujuk isteri-isterinya setelah
clua kali thalaq. Sesudah thalaq ketiga suami ticlak mempunyai hak lagi
untuk merujuknya kernbali clan iddah telah selesai, kecuali bekas isterinya
itu telah menikah clengan pria lain dan oleh suami yang kedua telah
diceraikan kembali.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur rnasalah perceraian
clalarn bab VIII, yakni
tentang putusnya perkawinan serta akibatnya pada
pasal 38-41 beserta penjelasannya. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
mengatur tata earn perceraian pacla bab V mulai pacla pasal 14-36. 12
Dalam Instruksi Presiclen tahun 1991 tentang Kl-II mengatur masalah
perceraian dalam dua bab, yaitu bab XVI tentang putusnya perkawinan
(pasal 113-148) dan bab XVII tentang akibat putusnya perkawinan (pasal
149-162). 13
12
R. Subekti, Undang-undang Perka1Finan di Indonesia, (Jakarta : Pradanya Paran1ita,
1991 ). Cet.Ke- I I ,h.16-17
13
Abdurahman, Al-Fiqh 'ala Mazahib Al-Arbo 'ah.Ii. 75
•
17
Dari beberapa peraturan mcng.mai percerman dialas clapal diketahui
clan clipahami
bahwa perceraian rii!a](llkan
harus
melalui
proses
yang
clitentukan.
Dalam
fiqih
Islam
dijlaska!!
perceraian yang terbagi menjacli
a.
「」セ・イ。ー@
kctentuan
tentang
clasar
hukum
bagian :
Wajib
Yaitu apabila terjacli perselisihan antara suam1 isteri, seclangkan keclua
hakim yang mengurus perkaranya suclah
memanclang
perlu
keduanya
. 14
bercerm.
b. Sunnah
Y aitu apabila suami ticlak sanggup lagi
kewajibannya (nafkahnya),
membayar clan mencukupi
atau perempuan ticlak menjaga kehormatan
clirinya.
Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surah Al-Thalaq yang artinya :
" Apabila iddah mereka telah hampir habis, hendaklah mereka rujuk dengan
baik, atau teruskan perceraian secam baik pu/a, dan yang demikian
hendaklah kamu persaksikan kepada orang yang adil dianlara kamu, dan
orang yang menjadi saksi ilu hendaklah dilakukan kesaksiannya itu karena
Allah". (Q.S. A/-Ta/aq 65: 2)
14
Ahmad Fuad Said, Perceraian /vlenurut H11k11m Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna,
1998), Cet.Ke-30,h.400
18
Dan dalam Surah Al-Baqarah ayat 228 yang artinya : "Dan para wanita
mempunyai hak (nqfkah) yang seimbang dengan kewqjibannya menurut cara
yang makruf". (Q.S. Al-Baqarah 2: 228)
Dari ayat diatas jelaslah bahwa nafkah seorang isteri itu harus sesum
clengan ketaatannya. Seorang isteri yang ticlak taat ( durhaka ) kepada
suaminya, ticlak berhak menclapatkan segala nafkah.
Sabda Rasulullah Saw :
,,
,,
0
a.S G セ@ :} セ@
/
<
Artinya
セ@
olj) )
セj@
,,.
セ@ セ@
/
_b:.1 セ@
セj@
J. /
,,
\j
セ@
,,.
..,,
"WI セ@
,,
j!
セ@
,,
'"'
,,..
セi@
Gセi@
j.,,
/
:fi)j セ|@
" Takut/ah kepada Allah da/am urusan perempuan, karena
seszmgguhnya kamu nzengambil mereka dengan kepercayaan
Allah, dan halal bagimu mencampuri mereka dengan kalimar
Allah, dan diwajibkan alas kamu (suami) memberi ncifkah dan
pakaian kepada mereka (isteri-isteri) dengan cara yang sebaikbaiknya (pantas) ". (Riwayat A1uslim)
c. Haram
Haram (bid'ah) dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkan thalaq sewaktu
si isteri dalam keadaan haicl. Ked1ia, menj atuhkan thalaq sewaktu rnci
yang telah dicaI'.1purinya dalarn waktu suci itu.
19
Sabda Rasulullah Saw:
/
セ@
0
キセ@
...;
J
セ@ セ@
0
セ@ セ@
c;!J
O/A,,
01 .\111 ;1 セQ@
J.
,
o:W1 セ@
セエ@
;l
0/
0
fi.bJ tfa-
セ@
セ@
0///
01 セ@
0
セ@
" セ@
セ@
... / /
セ@
J
0/
セ@
0
01 ェセ@
J
J.ii::.o. セwi@
e:;
/
セG@
.,,
//
U,
.,,,,.
J.\1J
'
/
Artinya
"Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada
isterinya itu, kemudian hendaklah dia teruskan pernikahan itu
sehingga ia suci dari haid, kemudia dia haid kembali, kemudian
suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika ia menghendaki,
boleh ia teruskan pernikahan sebagaimana yang lalu; atau jika
menghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah
yang diperintahkan Allah supaya perempuan dithalaq ketika itu. "
(HR Bukhari Afuslim)
cl. Makruh
Yaitu
jika ticlak acla suatu alasan yang benar, sekaligus Nabi
セN。キ@
menghalalkan thalaq. Karena thalaq seperti ini akan merusak perkawinan
yang
mengandung kebaikan-kebaikan. Dikatakan makruh juga apabila
clijatuhkan kepacla isteri yang baik, jujur clan clapat clipercaya. 16
e. Mubah
Yaitu thalaq karena suatu sebab, misalnya sikap isteri buruk clan ticlak
clapat cliharapkan aclanya kebaikan. 17
15
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari ( Beirnt: Dar
al-Fikr.1989),h.78
"'Ahmad Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum fslam, (Jakai1a: Pustaka al-Husna, 1989),
Ce\. Ke-30,h.'102
17
lbid.,h.403
'
20
2. Sebab-sebab Perceraian
Suatu perceraian
dapat te1jadi karena sebab-sebab tertentu. Didalam
Kompilasi Hukum Islam pada pasal 116
terdapat delapan macam alasan
yakni:
a.
Salah satu pihak berbuat zma atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi
dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lai'1 dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya.
c.
Salah satu pihak mendapatkan hukuman pen.1ara 5 (/ima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.
Pada pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
pelaksanaan
Undang-undang Nomor I Tahun 1974 tentang perkawinan,
clisebutkan : " Gugatan perceraian karena alasan salah seorang suami - isteri
menclapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat
sebagai dimaksud dalam pasal 19 huruf c maka untuk mendapatkan putusan
perceraian sebagai bukti penggugat cukup mcnyampaikan salinan putusan
Pengaclilan yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakan
bahwa keputusan itu telah mempunyai kekuatan hokum yang tetap" . 18
18
Abdul Ghani Abdullah) Hilnpunan I1.zr11ndang-undanga11 dan Peraturan Peradi/an
Agao1a, h.326
21
Pasal tersebut memmjukan bahwa salinan putusan pidana yang telah
mempunyai
kekuatan
hokum
ャ。ョァウオセ@
dianggap
mempunym
kekuatan
pembuktian yang menentukan atau mempunyai kekuatan pembuktian yang
memaksa.
Pihak penggugat tidak dapat melumpuhkan alat bukti tersebut dengan
alat bukti lawan. Hakim sendiripun terikat secara mutlak atas alat bukti
tersebut, de11gan syarat :
I. Hukuman yang dijatuhkan paling rendah lima tahun
ー・Qセェ。イN@
2. Putusm1 telah mempunyai l.:ekuatan hokum tetap.
3. Adanya keterangan dari Pengadilan yang bersangkutan yang
menjelaskan bahwa putusan pidana tersebut telah benar-benar
mempunyai kekuatan hokum tetap.
4. Putusan dijatuhkan setelah perkawinan berlangsung antara suamiisteri. 19
b. Salah satu pihak melakuka11 kekejaman atau pengamayaan berat yang
membahayakan pihak lain.
c. Salah-satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri.
19
M.Yahya Harahap, Kedudukan Ke111eua11gan clan Acara Peradilan Aga111a, (Jakarta:
Pustaka Kartini,1993), Cet. Ke-2,h.26
'
kepada hakim bahwa memang pelanggaran yang tei:jadi suclah lermasuk
kategori sebagai alasan perceraian.
f.
Murtad atau peralihan agama yang menjadikan terjadinya keticlakrukunan
dalam rumah tangga.
Orang yang murtad yaitu orang yang keluar dari agama Islam, baik
memeluk agama Yahudi, Nasrani atau yang lain atau sama sekali tidak
beragama, haram bagi isterinya yang masih beragama Islam. 21
Dengan demikian apabila sr;,orang suamt atau isteri murtad, maka
dengan sendirinya perkawinannya menjadi batal, artinya jatuhlah perceraian
antara suami dan isteri tersebut dengan disebabkan kemurtaclan.
Agarna
Islam menetapkan batalnya perkawinan karena rnurtacl clirnaksuclkan untuk
melindungi
agama suami atrm isteri sehingga ticlak te1jerumus terhaclap
keyakinan hidup yang sesat. Karena agama clan keimanan merupakan ha!
yang sangat penting bagi kehiclupan seseorang, clemikian pula clalam suatu
pernikahan bila suami atau isteri pindah agama (murtad) jelas sekali akan
membawa clampak clalam pe;·kawinan karena agama merupakan salah satu
clasar dari pembentukan rumah tangga yang sakinah clan cliriclhai Allah swt.
Prosedur Perceraian
Sebelum membahas percerman karena perselingkuhan secara khusus,
terlebih
dahulu
21
penulis
akan
menggambarkan
proseclur
perceraian
M.Tholib, I 5 Perceraian dan Penanggulangannya, (Bandung: lrsyad Baitus
Salam, 1997),Cet. Ke- I ,h.179
baik
•
24
penerimaan perkara sampai jalannya persidangan secara global, mulai dari
pendaftaran
perkara
di
kepaniteraan
pengadilan
sampai
permohonan
yang
perkara
tersebut
disidangkan.
Awai
ditandatangani
surat
gugatan
atau
diajukan ke kepaniteraan
telah
dibuat
dan
Pengadilan Agama ( surat gugatan
diajukan pada sub kepaniteraan gugatan sedangkan permohonan pada sub
kepaniteraan pennohonan). Undang-undang membedakan antara perceraian atas
kehendak suami dan atas kehendak isteri. Hal ini karena karakteristik hukum
Islam dalam perceraian memang menghendaki demikian. 22
Untuk mengajukan perkara perceraian ke pengadilan agama dapat .
ciilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Perkara Gugatan ( Kontentius).
b. Perkara Pennohonan ( Voluntair). 23
Perceraian atas kehenclak suami
disebut dengan
percerman atas kehendak isteri disebut cera1 gugat. Menurut
cera1
talak dan
Hukum Islam
suamilah yang memegang tali perkawinan, oleh karenalah suami yang berhak
melepaskan tali perkawinan dengan mengucapkan ikrar talak. Maka apabila
suami menghendaki perceraian, ia bukan mengaj ukan gugatan perceraian akan
tetapi permohonan izin untuk mengucaokan ikrar talak. Permohonan cerai talak
meskipun
22
bentuknya
adalah
permohonan
tetapi
pada
hakekatnya
adalah
Mukti Arto, Praktek Perdaia Pada Peradi/an Agama (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2003),
Cet.Ke-IV,h.206.
23
lbid.,h.206.
'
kontentius.
25
Sedangkan perceraian atas kehenclak isteri clisebut clengan cerai
gugat.24
Sebelum
penelitian
terlebih
perkara
clulu
terdaftar
terhaclap
di
kepaniteraan,
kelengkapan
berkas
panitera
melakukan
perkara ( penelitian
terhaclap bentuk clari isi gugatan permohonan suclah dilakukan sebelum perkara
diclaftarkan. Misalnya dalam membuat surat gugatan, kepaniteraan clibolehkan
memberikan arahan pacla penggugat apabila clalam gugatan yang clibuat ticlak
sesuai. Apabila te1jadi kesalahan clalam gugatan atau permohonan maka tidak
boleh clidaftarkan sebelum petita dan positanya jelas, seperti ada petita namun
tidak didukung oleh posita berarti gugatan atau permohonan ticlak jelas. 25
Jika hal tersebut te1jadi maka gugatan atau permohonan tersebut
terlebih
dahulu
harus
diperbaiki.
Panitera
sebagai
pihak
yang mempunym
otoritas dalam meneliti berkas gugatan atau permohonan sebaiknya melakukan
pcnelitian tersebut disertai dengan 111embuat resume tentang kclcngkapan berkas
perkara, lalu berkas perkara clan resume tersebut diserahkan kepada Ketua
Pengadilan ( dengan buku ekspedisi lvkal sebenarnya). Dengan clisertai dengan
saran
tindak
misalnya
berbunyi
.1)1arat-;,yara1
cukup
clan
siap
untuk
disidangkan. 26
lbid.,h.208.
A110, Praktek Perkara Perdata Pada Pe."adi/an Agama,h. 76.
26
Raihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradi/an Agama (Jakarta: PT. Raja Graflndo P
tj/ Q[セ@ I5
l
PERSELINGKUHAN SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN
(Studi Kasus di Pengadilan Agama Jakarta Barat Tahun 2005-2007)
Oleh
Iwan Hendriawan
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB HUKUM
PROGRAM STUD! PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
VIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HI 2008 M
'
..
l'ERSELINGKUHA:;-sEBAGA! ALASAN PERCERAIA:N
(Sti1di Kasus di Pengadilan Agama Jnkarla Barat Tahun 2005-2007)
Skripsi
. Diajukan Kopada Fak·;ltns Syariuh chin Hukum Guna lvlemenuhi
Syarat-syarat Mcnccq:11i (fo\a" Srn:jana Hukum !slam
Olch
!wan I lcndriawan
NIM : l\!204'.'22-1952
-
- Di ll:iwai1 Bimbingan
--------
/,
'
c
'-
Ors. ll A. Basiq Jalil, MA
NlP: 150. 169 102
NIP : 150 326 895
KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB HU KUM PROGRAM
STUD! l'ERBAND!NGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULT}\S SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYAlUF HIDAYATULLAH
QMRセ@
.li1KARTA
HI 2008 M
PENGES.U·IAN PANITIA LIJIAI\'
Skripsi be1:judul PERSELTNGKUHAN SFB!\G.\f ALASAN PFRCFF:AJAN (
STUD! KASUS Df PENGADfLAN 1\Gi\Ivl!\ JAKARTA l>.:\RAf TAI !UN
2005-2007) telah diujikan dalam Sidang Munaqosah Fakultas Syariah clan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayattlllah Jakarta pada IO
Juni 2008. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat me•11peroleh gelar
Smjana Hukum Islam (SHI) pada Prograni Studi Perbandingan mセコィ。「@
dan
Hukum (Perbandingan Mazhab Hukurn).
Jakart'l, I 0 J uni 2008
'
Amin Suma, SH. MA.MM
210 422
P ANITIA U.JIAN
I. Kctua
: Dr.I-I.!\. Mukri ;\ji. Mi\
NIP. 150 220 544
2. Sekertaris
: H. Muhammad Taufiki. MAg
NIP. 150 290 159
3. Pembimbing I :
dイウNャZMQセ@
iS。ウゥァ⦅jセェQャLsma@
.)
NIP. 150 169 102
4. Pembimbing 11 : Mesraini, S. Ag:. MA
NIP. 150326895
mゥセ@
\ZNセ@
5. Pcnguji
: Dr. H.A. Mukri Aji.
NIP. l 50 220 544
6. Pcnguj i l l
: I I. ivluhammad Tauliki. l'vf;\;.>,
NIP. 150 290 159
............ .
-:------
セAスカ@ /: ............. :_:.] ....... )
'
( .......
'
P----...,!"'
)I
. )I
.&1 l ' - - - - - ' I
KATA PENGANTAR
Puji
syukur
ke hadirat
Allah
Yang
Maha
Rahim
yang
telah
memberikan kita berbagai macam nikrnat, terutama nikrnat sehat wa al' fiat
clan
pertolonganNya
dalam
penyusunan
skripsi
yang
· berjudul "
Pcrselingkuhan Sebagai Alasan Pcrceraian ( Studi Kasus di Pengadilan
Agama Jakarta Bl,lrat Tahun 2005-2007)" dapat rampung. Shalawat dan
salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Dengan
sifat
yang
Maha Mengabulkan
segala permintaan hambaNya,
penulis dengan langkah pasti bermunajat kepadaNya clan berusaha untuk
merampungkan skripsi ini.
Dan tidak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu akan terselesaikannya
skripsi ini, antara lain :
1. DR. H. Ahmad ·Mukri Aji, MA.,
selaku Ketua Jurusan Perbandingan
Mazhab clan Hukuim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ors.I-LA. Basiq
Jalil, MA,
clan Mesraini, M.Ag,
selaku
pembimbing
skripsi ini.
3. Pimpinan clan seluruh staf perpustakaan UIN yang telah memberikan
fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.
'
4. Tenmtuk Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungannya
motivasi
baik
moril
maupun
materil,
sehingga
penulis
dan
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Kepada cal on isteriku yang pen yabar Titi ErnaSari, yang selalu setia
menemani penulis baik suka maupun duka.
6. Kakakku yang tercinta Nur Evi Maesuri, Ahmad Iskandar Zulkarnaen,
dan adikku yang paling imut Lola Desianhuri Raluna, I Love U All
7. Keponakan-keponakanku yang tersayang Medina Yazidi, Alya Popoy,
Aziyad ( Aong), Rafli, dan Firah.
8. Teman-temanku senasib
seperjuangan,
Ade
(Konde), Irsyad (Anjong),
Ma'ruf (Parung), Saprudin (Kipoy), Dadan ( Jengkol Dei), Awe! (Kipli), lyul
( Tocho ). Akionk (Engkonk) dan Rijal Kuadrat.
Akhirnya penulis hanya berdoa semoga Allah SWT, memberikan
alasan yang setimpal kepada pihak yang telah membantu terelesaikannya
skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah wawasan
pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .
DAFT AR ISi.....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masai ah ........ ...................... ...............................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....... ............. .................. ..............
7
D. Metode Penelitian .............. ................... ............... ..........................
7
E. Sistematika Penelitian ............................. .... ..................................
9
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN
A. Perceraian
1. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian ........ .. .. .................
11
2. Sebab-sebab Perccraian dan Prosed urn ya................................
20
3. Macam-macam Perceraian.......................................................
30
B. Perselingkuhan
1. Pegertian Perselingkuhan ......... .... .......... .... .. .............. .. ............
37
2. Dasar Larangan Perselingkuhan ....................................... .......
40
3. Faktor Peselingkuhan ...............................................................
41
'
BAB
GAMBARAN
III
UMUM
PENGADILAN
AGAMA
JAKARTA
BARAT
BAB
IV
I. Sejarah Singkat Pengaclilan.....................................................
46
2. Letak Geografis Wilayah Hukurn ..........................................
48
3. Wewenang Pengadilan.............................................................
52
4. Struktur Organisasi Pengadilan...............................................
54
KASUS l'ERSELIJ'
,,
セS@
セ@
,..
J.
:o.J.. セ@•" r:..:.
... ' GQセ@
if' i'.<
セ@
"r'·
,..
,, .fl"'
0
0/
"'
0
,,
01 セ@
,..
B\セ@
,,,
セ@
.,;,..
,,
セg@
0
Pセ@
J.i::.o) セキQ@'
jJ;,/
,
Artinya : "Dari Jbnu Umar sesungguhnya lbnu Umar telah menlha/aq isterinya,
sedang isterinya itu da/am keadaan haid pada masa Rasulullah s.1w,
11
Abu Abdillah bin Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut :
Dar Al-Filff 1989)h.225
16
maka Umar Jbnu Khattah menanyakan ha! yang demikian kepada
Rasulullah saw, beliau bersabda : Suruhlah agar men(juk isterinya
itu, kemudian hendaklah ia menahan isterinya itu hingga suci,
kemudian haid, kemudian suci kemudian sesudah itu jika ia mau ia
boleh me megang (tetap menggaulinya) isterinya sesudah itu clan jika
ia mau, ia boleh menthalaqnya. Di waktu suci belum dicampuri itu/ah
iddah yang diperinrahkan Allah bahwa menthalaq isteri agar ia
menjalankan masa iddahnya ... (HR. Bukhari ivluslim)
Al-Qur'an dan hadists mengatur rnasalah perceraian dengan sebaikbaiknya, yakni membolehkan suarni untuk rnerujuk isteri-isterinya setelah
clua kali thalaq. Sesudah thalaq ketiga suami ticlak mempunyai hak lagi
untuk merujuknya kernbali clan iddah telah selesai, kecuali bekas isterinya
itu telah menikah clengan pria lain dan oleh suami yang kedua telah
diceraikan kembali.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mengatur rnasalah perceraian
clalarn bab VIII, yakni
tentang putusnya perkawinan serta akibatnya pada
pasal 38-41 beserta penjelasannya. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
mengatur tata earn perceraian pacla bab V mulai pacla pasal 14-36. 12
Dalam Instruksi Presiclen tahun 1991 tentang Kl-II mengatur masalah
perceraian dalam dua bab, yaitu bab XVI tentang putusnya perkawinan
(pasal 113-148) dan bab XVII tentang akibat putusnya perkawinan (pasal
149-162). 13
12
R. Subekti, Undang-undang Perka1Finan di Indonesia, (Jakarta : Pradanya Paran1ita,
1991 ). Cet.Ke- I I ,h.16-17
13
Abdurahman, Al-Fiqh 'ala Mazahib Al-Arbo 'ah.Ii. 75
•
17
Dari beberapa peraturan mcng.mai percerman dialas clapal diketahui
clan clipahami
bahwa perceraian rii!a](llkan
harus
melalui
proses
yang
clitentukan.
Dalam
fiqih
Islam
dijlaska!!
perceraian yang terbagi menjacli
a.
「」セ・イ。ー@
kctentuan
tentang
clasar
hukum
bagian :
Wajib
Yaitu apabila terjacli perselisihan antara suam1 isteri, seclangkan keclua
hakim yang mengurus perkaranya suclah
memanclang
perlu
keduanya
. 14
bercerm.
b. Sunnah
Y aitu apabila suami ticlak sanggup lagi
kewajibannya (nafkahnya),
membayar clan mencukupi
atau perempuan ticlak menjaga kehormatan
clirinya.
Sebagaimana Firman Allah Swt dalam Surah Al-Thalaq yang artinya :
" Apabila iddah mereka telah hampir habis, hendaklah mereka rujuk dengan
baik, atau teruskan perceraian secam baik pu/a, dan yang demikian
hendaklah kamu persaksikan kepada orang yang adil dianlara kamu, dan
orang yang menjadi saksi ilu hendaklah dilakukan kesaksiannya itu karena
Allah". (Q.S. A/-Ta/aq 65: 2)
14
Ahmad Fuad Said, Perceraian /vlenurut H11k11m Islam, (Jakarta : Pustaka al-Husna,
1998), Cet.Ke-30,h.400
18
Dan dalam Surah Al-Baqarah ayat 228 yang artinya : "Dan para wanita
mempunyai hak (nqfkah) yang seimbang dengan kewqjibannya menurut cara
yang makruf". (Q.S. Al-Baqarah 2: 228)
Dari ayat diatas jelaslah bahwa nafkah seorang isteri itu harus sesum
clengan ketaatannya. Seorang isteri yang ticlak taat ( durhaka ) kepada
suaminya, ticlak berhak menclapatkan segala nafkah.
Sabda Rasulullah Saw :
,,
,,
0
a.S G セ@ :} セ@
/
<
Artinya
セ@
olj) )
セj@
,,.
セ@ セ@
/
_b:.1 セ@
セj@
J. /
,,
\j
セ@
,,.
..,,
"WI セ@
,,
j!
セ@
,,
'"'
,,..
セi@
Gセi@
j.,,
/
:fi)j セ|@
" Takut/ah kepada Allah da/am urusan perempuan, karena
seszmgguhnya kamu nzengambil mereka dengan kepercayaan
Allah, dan halal bagimu mencampuri mereka dengan kalimar
Allah, dan diwajibkan alas kamu (suami) memberi ncifkah dan
pakaian kepada mereka (isteri-isteri) dengan cara yang sebaikbaiknya (pantas) ". (Riwayat A1uslim)
c. Haram
Haram (bid'ah) dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkan thalaq sewaktu
si isteri dalam keadaan haicl. Ked1ia, menj atuhkan thalaq sewaktu rnci
yang telah dicaI'.1purinya dalarn waktu suci itu.
19
Sabda Rasulullah Saw:
/
セ@
0
キセ@
...;
J
セ@ セ@
0
セ@ セ@
c;!J
O/A,,
01 .\111 ;1 セQ@
J.
,
o:W1 セ@
セエ@
;l
0/
0
fi.bJ tfa-
セ@
セ@
0///
01 セ@
0
セ@
" セ@
セ@
... / /
セ@
J
0/
セ@
0
01 ェセ@
J
J.ii::.o. セwi@
e:;
/
セG@
.,,
//
U,
.,,,,.
J.\1J
'
/
Artinya
"Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada
isterinya itu, kemudian hendaklah dia teruskan pernikahan itu
sehingga ia suci dari haid, kemudia dia haid kembali, kemudian
suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika ia menghendaki,
boleh ia teruskan pernikahan sebagaimana yang lalu; atau jika
menghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah
yang diperintahkan Allah supaya perempuan dithalaq ketika itu. "
(HR Bukhari Afuslim)
cl. Makruh
Yaitu
jika ticlak acla suatu alasan yang benar, sekaligus Nabi
セN。キ@
menghalalkan thalaq. Karena thalaq seperti ini akan merusak perkawinan
yang
mengandung kebaikan-kebaikan. Dikatakan makruh juga apabila
clijatuhkan kepacla isteri yang baik, jujur clan clapat clipercaya. 16
e. Mubah
Yaitu thalaq karena suatu sebab, misalnya sikap isteri buruk clan ticlak
clapat cliharapkan aclanya kebaikan. 17
15
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari ( Beirnt: Dar
al-Fikr.1989),h.78
"'Ahmad Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum fslam, (Jakai1a: Pustaka al-Husna, 1989),
Ce\. Ke-30,h.'102
17
lbid.,h.403
'
20
2. Sebab-sebab Perceraian
Suatu perceraian
dapat te1jadi karena sebab-sebab tertentu. Didalam
Kompilasi Hukum Islam pada pasal 116
terdapat delapan macam alasan
yakni:
a.
Salah satu pihak berbuat zma atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi
dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lai'1 dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya.
c.
Salah satu pihak mendapatkan hukuman pen.1ara 5 (/ima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.
Pada pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang
pelaksanaan
Undang-undang Nomor I Tahun 1974 tentang perkawinan,
clisebutkan : " Gugatan perceraian karena alasan salah seorang suami - isteri
menclapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat
sebagai dimaksud dalam pasal 19 huruf c maka untuk mendapatkan putusan
perceraian sebagai bukti penggugat cukup mcnyampaikan salinan putusan
Pengaclilan yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakan
bahwa keputusan itu telah mempunyai kekuatan hokum yang tetap" . 18
18
Abdul Ghani Abdullah) Hilnpunan I1.zr11ndang-undanga11 dan Peraturan Peradi/an
Agao1a, h.326
21
Pasal tersebut memmjukan bahwa salinan putusan pidana yang telah
mempunyai
kekuatan
hokum
ャ。ョァウオセ@
dianggap
mempunym
kekuatan
pembuktian yang menentukan atau mempunyai kekuatan pembuktian yang
memaksa.
Pihak penggugat tidak dapat melumpuhkan alat bukti tersebut dengan
alat bukti lawan. Hakim sendiripun terikat secara mutlak atas alat bukti
tersebut, de11gan syarat :
I. Hukuman yang dijatuhkan paling rendah lima tahun
ー・Qセェ。イN@
2. Putusm1 telah mempunyai l.:ekuatan hokum tetap.
3. Adanya keterangan dari Pengadilan yang bersangkutan yang
menjelaskan bahwa putusan pidana tersebut telah benar-benar
mempunyai kekuatan hokum tetap.
4. Putusan dijatuhkan setelah perkawinan berlangsung antara suamiisteri. 19
b. Salah satu pihak melakuka11 kekejaman atau pengamayaan berat yang
membahayakan pihak lain.
c. Salah-satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri.
19
M.Yahya Harahap, Kedudukan Ke111eua11gan clan Acara Peradilan Aga111a, (Jakarta:
Pustaka Kartini,1993), Cet. Ke-2,h.26
'
kepada hakim bahwa memang pelanggaran yang tei:jadi suclah lermasuk
kategori sebagai alasan perceraian.
f.
Murtad atau peralihan agama yang menjadikan terjadinya keticlakrukunan
dalam rumah tangga.
Orang yang murtad yaitu orang yang keluar dari agama Islam, baik
memeluk agama Yahudi, Nasrani atau yang lain atau sama sekali tidak
beragama, haram bagi isterinya yang masih beragama Islam. 21
Dengan demikian apabila sr;,orang suamt atau isteri murtad, maka
dengan sendirinya perkawinannya menjadi batal, artinya jatuhlah perceraian
antara suami dan isteri tersebut dengan disebabkan kemurtaclan.
Agarna
Islam menetapkan batalnya perkawinan karena rnurtacl clirnaksuclkan untuk
melindungi
agama suami atrm isteri sehingga ticlak te1jerumus terhaclap
keyakinan hidup yang sesat. Karena agama clan keimanan merupakan ha!
yang sangat penting bagi kehiclupan seseorang, clemikian pula clalam suatu
pernikahan bila suami atau isteri pindah agama (murtad) jelas sekali akan
membawa clampak clalam pe;·kawinan karena agama merupakan salah satu
clasar dari pembentukan rumah tangga yang sakinah clan cliriclhai Allah swt.
Prosedur Perceraian
Sebelum membahas percerman karena perselingkuhan secara khusus,
terlebih
dahulu
21
penulis
akan
menggambarkan
proseclur
perceraian
M.Tholib, I 5 Perceraian dan Penanggulangannya, (Bandung: lrsyad Baitus
Salam, 1997),Cet. Ke- I ,h.179
baik
•
24
penerimaan perkara sampai jalannya persidangan secara global, mulai dari
pendaftaran
perkara
di
kepaniteraan
pengadilan
sampai
permohonan
yang
perkara
tersebut
disidangkan.
Awai
ditandatangani
surat
gugatan
atau
diajukan ke kepaniteraan
telah
dibuat
dan
Pengadilan Agama ( surat gugatan
diajukan pada sub kepaniteraan gugatan sedangkan permohonan pada sub
kepaniteraan pennohonan). Undang-undang membedakan antara perceraian atas
kehendak suami dan atas kehendak isteri. Hal ini karena karakteristik hukum
Islam dalam perceraian memang menghendaki demikian. 22
Untuk mengajukan perkara perceraian ke pengadilan agama dapat .
ciilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Perkara Gugatan ( Kontentius).
b. Perkara Pennohonan ( Voluntair). 23
Perceraian atas kehenclak suami
disebut dengan
percerman atas kehendak isteri disebut cera1 gugat. Menurut
cera1
talak dan
Hukum Islam
suamilah yang memegang tali perkawinan, oleh karenalah suami yang berhak
melepaskan tali perkawinan dengan mengucapkan ikrar talak. Maka apabila
suami menghendaki perceraian, ia bukan mengaj ukan gugatan perceraian akan
tetapi permohonan izin untuk mengucaokan ikrar talak. Permohonan cerai talak
meskipun
22
bentuknya
adalah
permohonan
tetapi
pada
hakekatnya
adalah
Mukti Arto, Praktek Perdaia Pada Peradi/an Agama (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2003),
Cet.Ke-IV,h.206.
23
lbid.,h.206.
'
kontentius.
25
Sedangkan perceraian atas kehenclak isteri clisebut clengan cerai
gugat.24
Sebelum
penelitian
terlebih
perkara
clulu
terdaftar
terhaclap
di
kepaniteraan,
kelengkapan
berkas
panitera
melakukan
perkara ( penelitian
terhaclap bentuk clari isi gugatan permohonan suclah dilakukan sebelum perkara
diclaftarkan. Misalnya dalam membuat surat gugatan, kepaniteraan clibolehkan
memberikan arahan pacla penggugat apabila clalam gugatan yang clibuat ticlak
sesuai. Apabila te1jadi kesalahan clalam gugatan atau permohonan maka tidak
boleh clidaftarkan sebelum petita dan positanya jelas, seperti ada petita namun
tidak didukung oleh posita berarti gugatan atau permohonan ticlak jelas. 25
Jika hal tersebut te1jadi maka gugatan atau permohonan tersebut
terlebih
dahulu
harus
diperbaiki.
Panitera
sebagai
pihak
yang mempunym
otoritas dalam meneliti berkas gugatan atau permohonan sebaiknya melakukan
pcnelitian tersebut disertai dengan 111embuat resume tentang kclcngkapan berkas
perkara, lalu berkas perkara clan resume tersebut diserahkan kepada Ketua
Pengadilan ( dengan buku ekspedisi lvkal sebenarnya). Dengan clisertai dengan
saran
tindak
misalnya
berbunyi
.1)1arat-;,yara1
cukup
clan
siap
untuk
disidangkan. 26
lbid.,h.208.
A110, Praktek Perkara Perdata Pada Pe."adi/an Agama,h. 76.
26
Raihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradi/an Agama (Jakarta: PT. Raja Graflndo P