Tabel 5.13 Lanjutan 6.
Agradasi terlihat di peta citra satelit,
agradasi merupakan material dari Gunung
Merapi yang berupa batu dan pasir.
Degrasasi terlihat dari peta citra satelit.
Pemantauan dan pemeliharaan sungai.
Pengerukan agradasi yang mengganggu
aliran sungai.
7. Agradasi terlihat di
peta citra satelit, ada penambangan pasir
ilegal. Degradasi sangat sedikit
yang terlihat. Pemantauan dan
pemeliharaan sungai. Penyuluhan atau
larangan keras untuk penambangan pasir
ilegal.
8. Sangat banyak
agradasi yang terlihat jelas dan hampir
menutupi aliran sungai.
Degradasi tidak terlalu banyak terlihat
dikarenakan di kirikanan sungai
banyak agradasi. Pemantauan dan
pemeliharaan sungai.
Pengerukan agradasi yang hampir
menutupi aliran sungai.
9. Sangat banyak
agradasi berupa pasir dan menjadi tempat
penambangan pasir ilegal disekitar
Bendung Sapon. Sedikit degradasi yang
terlihat. Penertiban dan
pelarangan para penambang pasir ilegal.
Pemantauan dan pemeliharaan sungai.
10. Agradasi sangat
banyak hampir di sepanjang ruas
terdapat agradasi pasir yang lebih dominan.
Oleh karena itu di ruas ini sangat banyak
penambangan pasir. Degradasi tidak terlihat
dikarenakan agradasi dikira dan kanan sungai.
Penertiban dan larangan untuk tambang pasir
ilegal. Pemantauan dan
pemeliharaan sungai.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan mengenai morfologi Sungai Progo, diperoleh 2 kesimpulan yaitu :
1. Terdapat sekitar 65 agradasi dan 30 degradasi di sepanjang Sungai
Progo yang mempengaruhi Morfologi Sungai Progo terutama pada ruas J9 sampai ruas J10.
2. Dari hasil penilaian kodisi fisik morfologi Sungai Progo direkomendasikan
agar di lakukan pengerukan untuk Agradasi yang menutupi aliran Sungai Progo. Perlu juga dibangun pengaman tebing agar mencegah terjadi
Degradasi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan, terdapat 2 saran yang perlu di lakukan untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Perlu di lakukan pengerukan untuk Agradasi dan juga pembangunan untuk
pengaman tebing Sungai. Pemantauan , pemeliharan, dan larangan buat penambang pasir ilegal yang berada di Sungai Progo terutama di ruas J9
dan J10 2.
Pada penelitian selanjutnya disarankan setelah melakukan survei lapangan dengan menggunakan metode Walking Trough penelusuran selanjudnya
dilakukan aknop sungai untuk mengetahui biaya pemeliharaan prasarana sungai dan menghitung luasan dari Agradasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA A.
Fauzan., Khomaini. 2016.”Analisis Karakteristik Fisik DAS dengan DEM SRTM 1 ARC SECOND di Sungai Progo
”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Amri., Ulil. 2014.”Tinjauan Morfologi, Porositas dan Angkutan Sefimen Msterial Dasar Sungai Progo Hilir Pasca Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010”.
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Dibyosaputro, Suprapto. Buku Catatan Geomorfologi. Yogyakarta 1995. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Fakultas Geografi UGM.
Emsal lewarang,
2011. ”Bahan
Ajar Morfologi
Sungai”https:www.scribd.comdoc67066505Bahan-Ajar-Morfologi- Sungai diakses tanggal 11 September 2016.
Ikhsan, Jazaul Wicaksono, Galih. 2012.”Pengaruh Lahar Dingin Pasca Erupsi Merapi 2010 Terhadap Kondisi Fisik Sungai Progo Bagian Tengah
”. Prosiding. Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Direktorat Jendral Sumber Daya Air. Surat Edaran Nomor: 05SED2016. Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Prasarana Sungai Serta Pemeliharaan Sungai. 2016.
Nur., Robbi. 2015.”
Tinjauan Penambangan Pasir Di Sungai Progo Terhadap Laju Degradasi Agradasi Elevasi Dasar Sungai Pasca Erupsi Gunung Merapi Tahun
2010 ”. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta. Ierah
Jamal, 2014.
“Morfologi Sungai”.
http:sj- chelsea.blogspot.co.id201411morfologi-sungai.html
. Diakses
tanggal 16
November 2016.