BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di  dalam  hukum  ekonomi  memiliki  berbagai  banyak  kebutuhan.  Kebutuhan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Rumah atau tempat tinggal adalah salah satu contoh kebutuhan primer yang harus dimiliki insan manusia.
Untuk  mewujudkan  hunian  yang  nyaman  untuk  ditinggali,  setiap  bangunan atau rumah haruslah memiliki beberapa aspek pendukung. Diantaranya adalah atap
yang  kokoh,  nyaman,  serta  dapat  melindungi  apa  saja  yang  ada  di  dalam  rumah tersebut. Atap yang nyaman ialah atap yang mampu melindungi penghuninya dari
air  hujan,  terik  matahari,  angin  dan  lain-lain.  secara  garis  besar,  pengertian  atap adalah suatu bahan yang dapat menutupi dan melindungi sebuah bangunan, beserta
penghuninya dari berbagai macam cuaca. Pada zaman dahulu, atap dibuat dengan bahan  yang sederhana,  yaitu dengan
menggunakan daun ataupun sirap kayu. Namun penggunaan atap tersebut dinilai kurang  nyaman  dan  umur  pemakaianya  pun  sangat  singkat.  Seiring  dengan
berkembangnya  teknologi,  atap  kini  sudah  terbuat  dari  berbagai  macam  bahan, seperti:  gengteng  tanah  liat,  genteng  keramik,  seng,  asbes,  genteng  beton,  dan
sebagainya. Semakin  majunya  teknologi,  manusia  semakin  membutuhkan  penutup  atap
yang baik, dengan memenuhi syarat-syarat diantaranya: kuat, ringan, dan kedap air. Dari berbagai macam genteng yang telah disebutkan, genteng beton adalah genteng
yang dinilai paling kuat dan tentu saja kedap air. Namun dari segi berat, genteng beton lebih berat dari jenis genteng lain, sehingga memerlukan konstruksi atap yang
kuat guna menumpu beban. Genteng beton juga memliki harga  yang lebih tinggi bila  dibandingkan  dengan  jenis  genteng  lain  sehingga  belum  begitu  banyak
masyarakat yang menggunakan genteng jenis ini. Dari  berbagai  macam  aspek  permasalahan  yang  timbul,  maka  para  peneliti
mencoba  untuk  memperbaiki  sifat  beton  yang  kurang  menguntungkan,  sehingga
1
bisa lebih diminati oleh masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menambahkan serat dalam adukan beton, agar beton yang dihasilkan lebih ringan
namun  tidak  mengesampingkan  tingkat  kekuatan  dan  kelenturan  genteng  sesuai dengan SNI yang berlaku.
Penelitian  tentang  genteng  telah  di  lakukan  oleh  Ariyani  2015,  yaitu penelitian tentang genteng beton dengan bahan tambah serat sabut kelapa dengan
variasi pencampuran 0; 1; 1,5; 2; dan 2,5 dari berat pasir dengan variabel yang  diuji  antara  lain  kuat  lentur,  rembesan  impermeabilitas,  presentase
penyerapan  air,  sifat  tampak  dan  keseragaman  ukur.  Sebagai  tindak  lanjut  akan dilaksanakan  penelitian  dengan  campuran  bahan  tambah  yang  berbeda.  Bahan
tambah yang dipilih adalah serat kaca fiber glass. Serat kaca dipilih karena serat ini dikenal sebagai bahan serat yang kuat, lentur, namun tetap ringan. Oleh karena
itu dengan penambahan serat kaca, diharapkan dapat memperbaiki sifat-sifat beton yang  tidak  menguntungkan,  sehingga  genteng  beton  lebih  bisa  diminati  oleh
masyarakat.
B. Rumusan Masalah