Pengertian Kecelakaan Kerja TINJAUAN PUSTAKA JENIS-JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TINGGI MENIMBULKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yang menimpa pekerja disebuah proyek konstruksi bisa terjadi karena faktor tindakan manusia itu sendiri atau kondisi tempat bekerjanya saat itu. Kecelakaan di tempat kerja dapat terjadi lewat hal berikut Austen dan Neale, 1991 : • runtuhnya dinding, bagian bangunan, tumpukan bahan, timbunan tanah; • runtuhnya atau tergulingnya tangga, perancah, balok; • jatuhnya barang kecil, alat, kepingan; • jatuhnya orang dari tangga, atap, perancah, gedung; melalui lubang pembuangan dan jendela; ke dalam lubang; • selama pemuatan, pembongkaran, pengangkatan, pengangkutan barang; • sehubungan dengan penggunaan berbagai jenis kendaraan; • di pusat listrik dan mesin transmisi listrik; • pada peralatan pengangkat; • pada peralatan las dan pemotong; • pada peralatan udara bertekanan; • oleh bahan yang mudah terbakar, panas atau korosif; • oleh gas yang berbahaya; • selama peledakan; • bila menggunakan alat perkakas. Ada banyak kemungkinan sebab kecelakaan, diantaranya adalah kesalahan teknis dalam peralatan dan metode kerja, kelemahan organisasi serta tindakan berbahaya para pekerja. Dalam deretan ini harus pula ditambahkan sebab yang timbul karena sifat operasi pembangunan itu sendiri; kelemahan dalam perencanaan dan pelaksanaan, perubahan di tempat kerja dan tugas, serta perselisihan yang sering terjadi diantara para pekerja dari organisasi yang berlainan jika bekerja di tempat yang berdekatan. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut International Labour Organization : 1. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut tipe kecelakaan orang jatuh, tertimpa, terbentur, terjepit, terkena radiasi, tersengat arus listrik, dll 2. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut benda mesin, alat angkat dan sarana angkutan, perancah, dll 3. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut jenis luka-luka retak, dislokasi, terkilir, gegar otak, luka dalam, sesak nafas, dll 4. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut lokasi luka kepala, leher, badan, tangan, tungkai, dll Sedangkan penyebab kecelakaan dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1. Kondisi berbahaya unsafe condition. Suatu kondisi tidak aman dari mesin, lingkungan, sifat pekerja, dan cara kerja. Kondisi berbahaya ini terjadi antara lain karena : - alat pelindung tidak efektif - pakaian kerja kurang cocok - bahan-bahan yang berbahaya - penerangan dan ventilasi yang tidak baik - alat yang tidak aman walaupun dibutuhkan - alat atau mesin yang tidak efektif 2. Perbuatan berbahaya unsafe act. Adalah perbuatan berbahaya dari manusia atau pekerja yang dilatarbelakangi oleh faktor-faktor internal seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman, kurang pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat, keletihan, dan kelesuan. Menurut statistik yang dikeluarkan oleh ILO 2005, 80 kecelakaan disebabkan oleh perbuatan berbahaya unsafe acts dan 20 yang disebabkan oleh kondisi berbahaya unsafe condition. Menurut Ervianto 2005, kecelakaan kerja adalah kecelakaan dan atau penyakit yang menimpa tenaga kerja karena hubungan kerja di tempat kerja. Secara umum, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi : 1. Faktor pekerja itu sendiri 2. Faktor metoda konstruksi 3. Peralatan 4. Manajemen Sedangkan dampak atau kerugian yang ditimbulkan akibat kecelakaan kerja yang terjadi antara lain adalah : 1. Kerusakan Kerusakan yang terjadi dapat berupa kerusakan alat kerja, bahan, bagian mesin, proses atau lebih singkatnya properti perusahaan. 2. Kekacauan Organisasi Kerusakan di atas dapat menyebabkan kekacauan organisasi dalam proses produksi. 3. Keluhan dan kesedihan 4. Kelainan dan cacat 5. Kematian Adapun tindakan yang mungkin dilakukan untuk mencegah timbulnya kecelakaan kerja adalah : 1. Mengidentifikasi setiap jenis pekerjaan yang beresiko dan mengelompokkannya sesuai tingkat resikonya. 2. Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliannya. 3. Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan pekerjaan. 4. Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek. 5. Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi.

2.2. Pengertian Keselamatan Kerja