Kajian Penyebaran Air di Daerah Perakaran Pada Beberapa Jenis Tanah Dan Tanaman Dalam Skala Laboratorium

Lampiran 1. Flowchart Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pemilihan Tanah
dan Tanaman

Persiapan Bibit
Tanaman

Persiapan Tanah :
- Pengayakan tanah
- pemasukan tanah
dalam polibag
- pemantapan tanah

Penanaman Bibit

Perlakuan :

- menentukan interval kedalaman
tanah
- menganalisis lapisan tanah per 5
cm

Dilakukan Pengamatan
untuk setiap Parameter

Dianalisis Data yang
diperoleh

Selesai
Lampiran 2. Data suhu harian rumah kaca

Tanggal
19 September 2014
20 September 2014
21 September 2014
22 September 2014
23 September 2014

24 September 2014
25 September 2014
26 September 2014
27 September 2014
28 September 2014
29 September 2014
30 September 2014
1 Oktober 2014
2 Oktober 2014
3 Oktober 2014
4 Oktober 2014
5 Oktober 2014
6 Oktober 2014
7 Oktober 2014
8 Oktober 2014
9 Oktober 2014
10 Oktober 2014
11oktober 2014
12 Oktober 2014
13 Oktober 2014

14 Oktober 2014
15 Oktober 2014
16 Oktober 2014
17 Oktober 2014
18 Oktober 2014
19 Oktober 2014
20 Oktober 2014
21 Oktober 2014
22 Oktober 2014
23 Oktober 2014
24 Oktober 2014
25 Oktober 2014
26 Oktober 2014
27 Oktober 2014
28 Oktober 2014
29 Oktober 2014
30 Oktober 2014
31 Oktober 2014
1 November 2014
2 November 2014

3 November 2014
4 November 2014

07.00
25
25
24
27
25
25
26
26
25
26
25
26
25
25
25
25

26
25
26
26
26
27
28
25
27
26
25
25
26
25
26
26
24
25
26
26

26
26
24
26
26

27
25
27
26
25
25

Suhu (Oc)
12.00
35

17.00
28


Suhu Rata-Rata
Harian (Oc)
29,3

36
35
38
27
32
37
32
27
35
30
30
32
32
32
31
32

35
36
38
37
37
30
33
37
35
35
36
37
35
37
36
34
36
37
35
35

36
32
35
32
36
32
37
36
33
32

28
27
32
27
27
27
31
27
32

26
32
31
29
30
29
30
28
32
36
35
35
33
30
35
29
28
29
30
32

31
33
29
31
30
30
32
31
33
31
30
32
29
34
32
33
30

29,6
28,6
32,3
26,3
28
30
29,6
26,3
31
27
29,3
29,3
28,6
29
28,3
29,3
29,3
31,3
33,3
32,6
33
30,3
29,3
33
30
29,3
30
31
30,6
31,3
31,6
29
30,6
31
30,3
31
31
29,6
30,6
29,3
31,6
28,6
32,6
31,3
30,3
29

5 November 2014
6 November 2014
7 November 2014
8 November 2014
9 November 2014
10 November 2014
11 November 2014
12 November 2014
13 November 2014
14 November 2014
15 November 2014
16 November 2014

36
35
34
30
36
35
37
36
36
31
37
36

26
26
25
25
26
25
26
26
25
25
26
27

30
31
29
27
33
28
30
29
31
29
33
31

30,6
30,6
29,3
27,3
31,6
29,3
31
30,3
30,6
28,3
32
31,3

Lampiran 3. Kerapatan massa, kerapatan partikel dan porositas
Tanah

Ulangan

BTKU
(g)

BTKO
(g)

VTKU
(cm3)

VTKO
(cm3)

Inceptisol

I
II
III

363.4
277.8
367.8

252.4
192.8
252.8

192,33
192,33
192,33

100
75
95

I
II
III

297.8
320.8
262.8

207.8
220.8
177.8

192,33
192,33
192,33

80
85
70

I
II
III

276.8
310.8
284.8

196.8
209.8
198.8

192,33
192,33
192,33

75
80
75

Rata-rata
Latosol
Rata-rata
Andepts
Rata-rata

Dimana:
BTKU: Berat tanah kering udara
BTKO: Berat tanah kering oven
VTKU: Volume tanah kering udara (volume total)
Volume ring sampel =
=
=

1

4
1

4
1
4

πd2 t

(3,14)(7 cm)2(5 cm)
(769,3 cm3)

= 192,33 cm3
VTKO: Volume tanah kering oven
���� ������� (Bd) =

Massa tanah

Volume total

Particle Density (ρp) =

Massa tanah
Volume tanah kering

Kerapatan
Massa
(g/cm3)
1.31
1.00
1.31
1.20
1.08
1.14
0.92
1.04
1.02
1.09
1.03
1.04

Kerapatan
Partikel
(g/cm3)
2.52
2.57
2.66
2.58
2.58
2.59
2.54
2.57
2.62
2.62
2.65
2.63

Porositas
(%)
49
62
51
54
58
56
63
59
61
58
61
60

ρb

Porositas = �1 − � � � 100%
ρp

Lampiran 4. Evaporasi sawi

Evaporasi (Ep) (mm/hari)
Fase tengah
Fase akhir
2
2
1
2
1
2
2
3
3
1
3
2
2
1
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2

Hari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Rata-rata

2

2

Lampiran 5. Evapotranspirasi sawi
Fase
Tanaman

Evaporasi
(Ep)
(mm/hari)

Koefisien
Panci
Evapopan
(k)

2

0.8

1.6

1,2

1,92

2

0.8

1.6

0,6

1,53

Fase tengah
(16-30 hari)
Fase akhir
(31-45 hari)

Evaporasi
Potensial
(Et0)
(mm/hari)

Koefisien
Tanaman
(kc)

Dimana:
k = Koefisien Panci evapopan
kc = Koefisien tanaman
Evaporasi Potensial = Et0 = k x Ep
Evapotranspirasi = ET = kc x Et0
Lampiran 6. Evaporasi kedelai
Hari

Evaporasi (Ep) (mm/hari)
Fase tengah
Fase akhir

Evapotranspirasi
(ET)
(mm/hari)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1

2
2
3
2
3
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2

16
17
18
19
20
Rata-rata

2
1
2
2
1
2

2
1
2
2
2
2

Lampiran 7. Evapotranspirasi kedelai
Fase
Tanaman
Fase tengah
(31-45 hari)
Fase akhir
(46-80 hari)

Evaporasi
(Ep)
(mm/hari)

Koefisien
Panci
Evapopan
(k)

2

0,8

1,6

1,15

1,84

2

0,8

1,6

0,70

1,12

Dimana:
k = Koefisien Panci evapopan
kc = Koefisien tanaman
Evaporasi Potensial = Et0 = k x Ep
Evapotranspirasi = ET = kc x Et0

Evaporasi
Potensial
(Et0)
(mm/hari)

Koefisien
Tanaman
(kc)

Evapotranspirasi
(ET)
(mm/hari)

Lampiran 8. Data Kadar Air Tanah
a. Fase tengah pertumbuhan tanaman sawi
*tanah inceptisol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
155,25
112,07
38,52
2
145,02
102,67
41,24
Rata-rata
150,13
107,37
39,88


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
158,66
106,29
49,27
2
138,97
97,36
42,73
Rata-rata
148,81
101,82
46,00
*tanah inceptisol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
152,88
106,59
43,42
2
131,75
94,70
39,12
Rata-rata
142,31
100,69
41,27


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
152,85
102,42
49,23
2
145,01
100,23
44,67
Rata-rata
148,93
101,32
46,95
*tanah inceptisol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
151,56
112,67
34,52
2
148,78
100,83
47,55
Rata-rata
150,17
106,75
41,03



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
153,81
103,09
49,19
2
158,74
106,39
49,20
Rata-rata
156,27
104,74
49,19
*tanah inceptisol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
151,53
113,08
34,00
2
158,12
107,46
47,14
Rata-rata
154.82
110,77
40,57


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
154,06
101,80
51,33
2
147,99
97,72
51,44
Rata-rata
151,02
99,76
51,38
*tanah latosol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
128,76
91,56
40,62
2
120,77
90,56
33,35
Rata-rata
124,76
91,06
36,98


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
137,41
99,41
38,22
2
142,39
99,94
42,47
Rata-rata
139,90
99,67
40,34
*tanah latosol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,54
98,38
38,78
2
139,99
103,19
35,66
Rata-rata
138,26
100,78
37,22



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
140,34
101,27
38,58
2
133,08
93,55
42,25
Rata-rata
136,71
97,41
40,41
*tanah latosol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
148,55
103,49
43,54
2
152,16
111,83
36,06
Rata-rata
150,35
107,66
39,80


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
145,48
101,26
43,66
2
132,24
93,98
41,01
Rata-rata
138,86
97,62
42,33
*tanah latosol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
157,31
107,45
46,40
2
161,58
115,76
39,58
Rata-rata
159,44
111,60
42,99


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
158,98
110,33
44,09
2
147,71
103,94
42,11
Rata-rata
153,34
107,13
43,10
*tanah andepts lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,78
98,42
38,97
2
133,61
96,37
38,64
Rata-rata
135,19
97,39
38,80



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
118,38
77,64
52,47
2
115,40
76,59
50,67
Rata-rata
116,89
77,11
51,58
*tanah andepts lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
117,78
88,43
33,19
2
125,07
88,39
41,49
Rata-rata
121,42
88,41
37,34


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
133,47
87,38
52,74
2
111,93
71,91
55,65
Rata-rata
122,70
79,64
54,19
*tanah andepts lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
150,80
108,27
39,28
2
141,80
101,46
39,75
Rata-rata
146,30
104,86
39,51


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
129,68
85,63
51,44
2
135,36
90,04
50,33
Rata-rata
132,52
87,83
50,88
*tanah andepts lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
141,36
101,96
38,64
2
157,79
110,65
42,60
Rata-rata
149,57
106,30
40,62



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
150,28
95,34
57,62
2
144,10
94,49
52,50
Rata-rata
147,19
94,91
55,06
b. Fase akhir pertumbuhan tanaman sawi
*tanah inceptisol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
154,85
121,51
27,43
2
137,25
104,79
30,97
Rata-rata
146,05
113,15
29,20


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
144,83
99,25
45,92
2
127,02
99,51
27,64
Rata-rata
135,92
99,38
36,78
*tanah inceptisol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,23
100,14
36,03
2
136,05
103,12
31,93
Rata-rata
136,14
101,63
33,98


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
141,32
96,07
47,10
2
115,41
90,21
27,93
Rata-rata
128,36
93,14
37,51
*tanah inceptisol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
147,37
109,14
35,02
2
132,28
100,99
30,98
Rata-rata
139,82
105,06
33,00



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
141,83
93,70
51,36
2
123,22
96,73
27,38
Rata-rata
132,52
95,21
39,37
*tanah inceptisol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
146,91
107,69
36,41
2
149,35
113,59
31,48
Rata-rata
148,13
110,64
33,94


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
149,05
97,11
53,48
2
123,11
95,85
28,44
Rata-rata
136,08
96,48
40,96
*tanah latosol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
114,65
87,03
31,73
2
113,22
88,11
28,49
Rata-rata
113,93
87,57
30,11


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,26
104,17
30,80
2
125,66
96,73
29,90
Rata-rata
130,96
100,45
30,35
*tanah latosol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
107,80
82,25
31,06
2
113,66
88,58
28,31
Rata-rata
110,73
85,41
29,68



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
131,97
97,43
35,45
2
113,73
87,92
29,35
Rata-rata
122,85
92,67
32,40
*tanah latosol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
122,26
92,49
32,18
2
117,19
90,72
29,17
Rata-rata
119,72
91,60
30,67


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
146,58
106,85
37,18
2
125,31
96,25
30,62
Rata-rata
135,94
101,55
33,90
*tanah latosol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
141,30
103,53
36,48
2
150,03
115,72
29,64
Rata-rata
145,66
109,62
33,06


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
156,10
113,60
37,41
2
139,73
106,02
31,79
Rata-rata
147,91
109,81
34,60
*tanah andepts lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
114,47
81,83
39,88
2
100,19
77,11
29,31
Rata-rata
107,33
79,47
34,59



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
113,52
87,17
30,22
2
106,46
76,57
39,03
Rata-rata
109,99
81,87
34,62
*tanah andepts lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
108,63
79,85
36,04
2
112,38
80,97
38,79
Rata-rata
110,50
80,41
37,41


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
130,10
92,25
41,03
2
111,10
81,89
35,66
Rata-rata
120,60
87,07
38,34
*tanah andepts lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
108,92
79,99
36,16
2
121,69
87,13
39,66
Rata-rata
115,30
83,56
37,91


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,02
98,01
38,78
2
114,65
83,29
37,65
Rata-rata
125,33
90,65
38,21
*tanah andepts lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
139,34
101,41
37,04
2
116,33
84,02
38,45
Rata-rata
127,83
92,71
37,74



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
115,14
84,71
35,92
2
140,93
99,47
41,68
Rata-rata
128,03
92,09
38,80

c. Fase tengah pertumbuhan tanaman kedelai
*tanah inceptisol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
162,58
102,19
30,39
2
131,83
109,95
19,89
Rata-rata
147,20
106,07
25,14


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
143,03
95,30
50,08
2
151,15
102,31
47,73
Rata-rata
147,09
98,80
48,90
*tanah inceptisol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
145,63
106,21
37,11
2
140,45
120,21
16,83
Rata-rata
143,04
113,21
26,97


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
116,67
76,63
52,25
2
148,61
104,61
42,06
Rata-rata
132,64
90,62
47,15
*tanah inceptisol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
151,41
101,97
48,48
2
136,80
121,11
12,95
Rata-rata
143,60
111,54
30,71



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
144,22
91,35
57,87
2
169,46
121,57
39,39
Rata-rata
156,84
106,46
48,63
*tanah inceptisol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
149,88
117,47
27,57
2
151,44
122,32
23,80
Rata-rata
150,66
119,89
25,68


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
146,63
98,01
49,60
2
153,96
110,16
39,76
Rata-rata
150,29
104,08
44,68
*tanah latosol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
146,75
109,04
34,58
2
109,34
88,20
23,96
Rata-rata
128,04
98,62
29,96


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
120,28
89,17
34,88
2
122,47
91,95
33,19
Rata-rata
121,37
90,56
34,03
*tanah latosol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
137,04
102,99
33,06
2
116,77
92,31
26,49
Rata-rata
126,90
97,65
29,77



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
108,03
79,80
35,37
2
122,41
92,84
31,85
Rata-rata
115,22
86,32
33,61
*tanah latosol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
139,48
103,17
35,19
2
122,17
96,55
26,53
Rata-rata
130,82
99,86
30,86


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
134,44
95,94
40,12
2
121,01
89,03
35,92
Rata-rata
127,72
92,48
38,02
*tanah latosol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
146,81
110,15
33,28
2
129,39
101,71
27,21
Rata-rata
138,10
105,93
30,24


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
145,02
102,03
42,14
2
142,03
102,45
38,63
Rata-rata
143,52
102,24
40,38
*tanah andepts lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
132,68
103,43
28,27
2
112,61
89,25
26,17
Rata-rata
122,64
96,34
27,22



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
124,02
81,98
51,28
2
118,38
85,33
38,73
Rata-rata
121,20
83,65
40,00
*tanah andepts lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
116,50
89,91
29,57
2
118,43
94,04
25,93
Rata-rata
117,46
91,97
27,75


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
111,18
77,68
43,12
2
126,28
85,61
47,50
Rata-rata
118,73
81,64
45,31
*tanah andepts lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
131,95
99,18
33,04
2
127,62
99,44
28,33
Rata-rata
129,78
99,31
30,68


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
113,69
74,03
53,57
2
132,28
98,28
34,59
Rata-rata
122,98
86,15
44,08
*tanah andepts lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
142,84
106,73
33,83
2
157,67
123,91
27,24
Rata-rata
150,25
115,32
30,53



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
145,90
93,88
55,41
2
148,99
107,34
38,80
Rata-rata
147,44
100,61
47,10

d. Fase akhir pertumbuhan tanaman kedelai
*tanah inceptisol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
108,86
81,58
33,43
2
111,17
84,04
32,28
Rata-rata
110,01
82,81
32,85


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
124,06
88,81
39,69
2
127,52
89,51
42,46
Rata-rata
125,79
89,16
41,07
*tanah inceptisol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
117,91
88,07
33,88
2
119,50
89,75
33,14
Rata-rata
118,70
88,91
33,51


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
124,49
91,05
36,72
2
131,50
92,64
41,94
Rata-rata
127,99
91,84
39,33
*tanah inceptisol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
124,81
94,92
31,48
2
118,75
89,53
32,63
Rata-rata
121,78
92,22
32,05



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
127,84
89,40
42,99
2
128,76
88,33
45,77
Rata-rata
128,30
88,86
44,38
*tanah inceptisol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
119,12
90,52
31,59
2
127,67
95,28
33,99
Rata-rata
123,39
92,90
32,79


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
144,90
103,14
40,48
2
166,67
120,57
38,23
Rata-rata
155,78
111,85
39,35
*tanah latosol lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
113,54
86,93
30,61
2
119,65
90,59
32,07
Rata-rata
116,59
88,76
31,34


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
136,03
96,66
40,73
2
110,97
81,69
35,84
Rata-rata
123,50
89,17
38,28
*tanah latosol lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
108,10
82,90
30,39
2
123,58
92,86
33,08
Rata-rata
115,84
87,88
31,73



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
131,18
92,04
42,52
2
121,10
88,53
36,78
Rata-rata
126,14
90,28
39,65
*tanah latosol lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
118,82
86,93
36,68
2
124,51
92,77
34,21
Rata-rata
121,66
89,85
35,44


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
149,67
99,90
49,81
2
129,16
94,05
37,33
Rata-rata
139,41
96,97
43,57
*tanah latosol lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
128,47
91,58
40,28
2
125,42
93,71
33,83
Rata-rata
126,94
92,64
37,05


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
155,84
104,41
49,25
2
140,94
102,45
37,56
Rata-rata
148,39
103,43
43,40
*tanah andepts lapisan 0-5 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
123,33
96,47
27,84
2
135,20
107,65
25,59
Rata-rata
129,26
102,06
26,71



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
121,46
94,93
27,94
2
158,22
116,89
35,35
Rata-rata
139,84
105,91
31,64
*tanah andepts lapisan 6-10 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
123,44
95,92
28,69
2
147,43
119,65
23,21
Rata-rata
135,43
107,78
25,95


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
116,27
90,14
28,98
2
141,88
113,14
30,70
Rata-rata
124,07
94,14
29,84
*tanah andepts lapisan 11-15 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
118,76
92,12
28,91
2
149,53
117,61
27,14
Rata-rata
134,14
104,86
28,02


Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
94,33
74,20
27,12
2
145,33
106,38
36,61
Rata-rata
119,83
90,29
31,86
*tanah andepts lapisan 16-20 cm
• Sebelum Penyiraman
Sebelum penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
134,46
104,65
28,48
2
156,31
122,59
27,50
Rata-rata
145,38
113,62
27,99



Sesudah Penyiraman
Sesudah penyiraman
Ulangan
BTKU (g) BTKO (g) KA (%)
1
116,96
92,51
26,42
2
161,25
115,94
39,08
Rata-rata
139,10
104,22
32,75

Lampiran 9. Kadar air kapasitas lapang
Tanah

Ulangan

BTKU

BTKO

Andepts

I
II
III

276,8
310,8
284,8
290,8
297,8
320,8
262,8
293,8
363,4
277,8
367,8
336,3

196,8
209,8
198,8
201,8
207,8
220,8
177,8
202,1
252,4
192,8
252,8
232,6

Rata-rata
I
II
III

Latosol
Rata-rata

I
II
III

Inceptisol
Rata-rata

Kadar Air
Kapasitas
Lapang (%)
40,65
48,14
43,25
44,01
43,31
45,28
47,81
45,46
43,90
44,09
45,49
44,49

Lampiran 10. Kadar air kapasitas lapang volumetrik dan ketebalan
Tanah

Andepts
Latosol
Inceptisol

Tinggi
tanah
(cm)

Massa jenis
Air (g/cm3)

20
20
20

1
1
1

Kadar Air Kapasitas Lapang (%)
Basis
kering
44,01
45,46
44,49

Kadar air
Volumetrik
45,77
47,27
53,38

Ketebalan (cm)
9,15
9,45
10,67

Lampiran 11. Perkolasi pada fase tengah pertumbuhan tanaman sawi

Andepts

Latosol

Inceptisol

Lapisan
(cm)
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata

h1 (cm)

h2 (cm)

t1 (hari)

t2 (hari)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1,57
2,12
1,43
2,30
1,85
0
0
0
0
0
0,37
0,59
1,13
1,66
0,93

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Perkolasi
(cm/hari)
1,57
2,12
1,43
2,30
1,85
0
0
0
0
0
0,37
0,59
1,13
1,66
0,93

Lampiran 12. Perkolasi pada fase akhir pertumbuhan tanaman sawi

Andepts

Latosol

Inceptisol

Lapisan
(cm)
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata

h1 (cm)

h2 (cm)

t1 (hari)

t2 (hari)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Perkolasi
(cm/hari)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Lampiran 13. Perkolasi pada fase tengah pertumbuhan tanaman kedelai

Andepts

Latosol

Inceptisol

Lapisan
(cm)
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata

h1 (cm)

h2 (cm)

t1 (hari)

t2 (hari)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0,01
0,64
0,16
0
0
0
0
0
0
0,64
1,00
0
0,41

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Perkolasi
(cm/hari)
0
0
0,01
0,64
0,16
0
0
0
0
0
0
0,64
1,00
0
0,41

Lampiran 14. Perkolasi pada fase akhir pertumbuhan tanaman kedelai

Andepts

Latosol

Inceptisol

Lapisan
(cm)
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata
0-5
6-10
11-15
16-20
Rata-rata

dimana :
h1 = tinggi air awal
h2 = tinggi air akhir
t1 = waktu awal
t2 = waktu akhir
perkolasi = � =

ℎ1 −ℎ2
�2 −�1

h1 (cm)

h2 (cm)

t1 (hari)

t2 (hari)

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Perkolasi
(cm/hari)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

Lampiran 15. Efisiensi pemakaian fase tengah tanaman sawi
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
38,80
8,07
37,34
7,76
39,51
8,21
40,62
8,44
42,11
8,75
36,98
7,69
37,22
7,74
39,80
8,27
42,99
8,94
39,24
8,16
39,88
9,57
41,27
9,90
41,03
9,84
40,57
9,73
40,68
9,76

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
51,58
10,72
54,19
11,27
50,88
10,58
55,06
11,45
52,92
11,25
40,34
8,39
40,41
8,40
42,33
8,80
43,10
8,96
41,54
8,63
46,00
11,04
46,95
11,26
49,19
11,80
51,38
12,33
48,38
11,60

%
KL

Ketebalan
(cm)

Ea
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

40,75
39,60
39,66
23,58
35,89
100
100
100
100
100
78,82
56,61
42,34
36,15
53,48

%
KL

Ketebalan
(cm)

Ea
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Lampiran 16. Efisiensi Pemakaian Fase Akhir Tanaman Sawi
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

Rata-rata

0-5
6-10
11-15
16-20

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
34,59
7,19
37,41
7,78
37,91
7,88
37,34
7,84
36,81
7,67
30,11
6,26
29,68
6,17
30,67
6,37
33,06
6,87
30,88
6,41
29,20
7,00
33,98
8,15
33,00
7,92
33,94
8,14
32,53
7,80

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
34,62
7,20
38,34
7,97
38,21
7,94
38,80
8,07
37,49
7,79
30,35
6,31
32,40
6,73
33,90
7,05
34,60
7,19
32,81
6,82
36,78
8,82
37,51
9,00
39,37
9,44
40,96
9,83
38,65
9,27

Lampiran 17. Efisiensi pemakaian fase tengah tanaman kedelai
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
27,22
5,66
27,75
5,77
30,68
6,38
30,53
6,35
29,04
6,44
29,96
6,23
29,77
6,19
30,86
6,41
30,24
6,28
30,20
6,27
25,14
6,03
26,97
6,47
30,71
7,37
25,68
6,16
27,12
6,50

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
40,00
9,36
45,31
9,42
44,08
9,16
47,10
9,79
42,89
9,43
34,03
7,07
33,61
6,99
38,02
7,90
40,38
8,39
36,51
7,58
43,10
10,34
47,15
11,31
48,63
11,67
43,79
10,50
45,66
10,95

%
KL

Ketebalan
(cm)

Ea
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

100
92,60
99,64
81,39
93,40
100
100
100
100
100
81,43
86,77
76,74
99,00
85,98

%
KL

Ketebalan
(cm)

Ea
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

Lampiran 18. Efisiensi pemakaian fase akhir tanaman kedelai
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

Rata-rata

0-5
6-10
11-15
16-20

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
26,71
5,55
25,95
5,39
28,02
5,82
27,99
5,82
27,16
5,64
31,34
6,51
31,73
6,59
35,44
7,37
37,05
7,70
33,89
7,04
32,85
7,88
33,51
8,04
32,05
7,69
32,79
7,86
32,80
7,86

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
31,64
6,58
29,84
6,20
31,86
6,62
32,75
6,81
31,52
6,55
38,28
7,96
39,65
8,24
43,57
9,06
43,40
9,02
41,22
8,57
41,07
9,85
39,33
9,43
44,38
10,65
39,35
9,44
41,03
9,84

Dimana:
Ws

Ea

= Efisiensi pemakaian air =

Ws

= Air yang tersimpan didaerah perakaran selama pemberian air irigasi

Wf

= Air yang disalurkan ke lahan

Wf

x 100%

Lampiran 19. Efisiensi penyimpanan fase tengah tanaman sawi
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
38,80
8,07
37,34
7,76
44,32
9,21
47,98
9,97
42,11
8,75
36,98
7,69
37,22
7,74
39,80
8,27
42,99
8,94
39,24
8,16
39,88
9,57
41,27
9,90
41,03
9,84
40,57
9,73
40,68
9,76

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
51,58
10,72
54,19
11,27
50,88
10,58
55,06
11,45
52,92
11,25
40,34
8,39
40,41
8,40
42,33
8,80
43,10
8,96
41,54
8,63
46,00
11,04
46,95
11,26
49,19
11,80
51,38
12,33
48,38
11,60

%
KL

Ketebalan
(cm)

Es
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

100
100
100
100
100
39,77
38,59
44,91
3,92
31,79
100
100
100
100
100

%
KL

Ketebalan
(cm)

Es
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

0,51
13,86
4,72
17,55
9,16
1,56
17,07
22,07
12,40
13,27
49,59
33,73
55,27
66,79
51,34

Lampiran 20. Efisiensi penyimpanan fase akhir tanaman sawi
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

Rata-rata

0-5
6-10
11-15
16-20

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
34,59
7,19
37,41
7,78
37,91
7,88
37,74
7,84
36,81
7,67
30,11
6,26
29,68
6,17
30,67
6,37
33,06
6,87
30,88
6,41
29,20
7,00
33,98
8,15
33,00
7,92
33,94
8,14
32,53
7,80

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
34,62
7,20
38,34
7,97
38,21
7,94
38,80
8,07
37,49
7,79
30,35
6,31
32,40
6,73
33,90
7,05
34,60
7,19
32,81
6,82
36,78
8,82
37,51
9,00
39,37
9,44
40,96
9,83
38,65
9,27

Lampiran 21. Efisiensi penyimpanan fase tengah tanaman kedelai
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
27,22
5,66
27,75
5,77
30,68
6,38
30,53
6,35
29,04
6,44
29,96
6,23
29,77
6,19
30,86
6,41
30,24
6,28
30,20
6,27
25,14
6,03
26,97
6,47
30,71
7,37
25,68
6,16
27,12
6,50

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
45,00
9,36
45,31
9,42
44,08
9,16
47,10
9,79
42,89
9,43
34,03
7,07
33,61
6,99
38,02
7,90
40,38
8,39
36,51
7,58
48,90
11,73
47,15
11,31
48,63
11,67
44,68
10,72
47,34
11,35

%
KL

Ketebalan
(cm)

Es
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

76.11
100
100
100
94,02
26,08
24,53
49,01
66,56
41,54
100
100
100
100
100

%
KL

Ketebalan
(cm)

Es
(%)

44,01
44,01
44,01
44,01
44,01
45,46
45,46
45,46
45,46
45,46
44,49
44,49
44,49
44,49
44,49

9,15
9,15
9,15
9,15
9,15
9,45
9,45
9,45
9,45
9,45
10,67
10,67
10,67
10,67
10,67

28,61
21,54
24,02
29,72
25,97
49,31
57,69
81,25
75,42
78,24
70,60
52,85
99,32
56,22
69,74

Lampiran 22. Efisiensi penyimpanan fase akhir tanaman kedelai
Tanah

Lapisan
(cm)

Andepts

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Latosol

0-5
6-10
11-15
16-20

Rata-rata
Inceptisol

Rata-rata

0-5
6-10
11-15
16-20

Sebelum
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
26,71
5,55
25,95
5,39
28,02
5,82
27,99
5,82
27,16
5,64
31,34
6,51
31,73
6,59
35,44
7,37
37,05
7,70
33,89
7,04
32,85
7,88
33,51
8,04
32,05
7,69
32,79
7,86
32,80
7,86

Sesudah
penyiraman
KA
Ketebalan
(%)
(cm)
31,64
6,58
29,84
6,20
31,86
6,62
32,75
6,81
31,52
6,55
38,28
7,96
39,65
8,24
43,57
9,06
43,40
9,02
41,22
8,57
41,07
9,85
39,33
9,43
44,38
10,65
39,35
9,44
41,03
9,84

Dimana:
Ws

Es

= Efisiensi penyimpanan air =

Ws

= Air yang tersimpan didaerah perakaran selama pemberian air irigasi

Wn

= Air yang dibutuhkan pada daerah perakaran sebelum pemberian air irigasi

Wn

x 100%

Lampiran 23. Berat awal dan berat kering tanaman sawi
Tanah

Ulangan

Berat Basah (g)

Berat kering (g)

Inceptisol

1
2

8,86
79,98
44,42
36,96
42,98
39,97
48,28
19,17
33,72

1,05
18,90
9,97
6,19
7,02
6,60
9,46
2,26
5,86

Rata-rata
Latosol
Rata-rata
Andepst

1
2
1
2

Rata-rata

Lampiran 24. Berat awal dan berat kering tanaman kedelai
Tanah

Ulangan

Berat Basah (g)

Berat kering (g)

Inceptisol

1
2

32,55
20,79
26,67
3,65
14,08
8,86
14,50
3,90
9,20

9,80
6,12
7,96
1,18
4,28
2,73
3,23
1,13
2,18

Rata-rata
Latosol
Rata-rata
Andepst
Rata-rata

1
2
1
2

Lampiran 25. Dokumentasi penelitian

Gambar ring sampel

Gambar timbangan digital

Gambar persiapan penanaman

Gambar analisis sifat fisik tanah

Gambar Evapopan

Gambar penyebaran akar sawi pada tanah Andepts

Gambar penyebaran akar sawi pada tanah Latosol

Gambar penyebaran akar sawi pada tanah Inceptisol

Gambar penyebaran akar kedelai pada tanah Andepts

Gambar penyebaran akar kedelai pada tanah Latosol

Gambar penyebaran akar kedelai pada tanah Inceptisol

Menentukan tekstur tanah Andepts dengan segitiga USDA
Dimana :
Pasir (sand)

= 49,28%

Debu (silt)

= 16,00%

Liat (Clay)

= 34,72%

Tekstur

= Lempung Liat Berpasir (Sand Clay Loam)

Menentukan tekstur tanah Latosol dengan segitiga USDA
Dimana :
Pasir (sand)

= 23,28%

Debu (silt)

= 17,28%

Liat (Clay)

= 59,44%

Tekstur

= Liat (Clay)

Menentukan tekstur tanah Inceptisol dengan segitiga USDA
Dimana :
Pasir (sand)

= 35,28%

Debu (silt)

= 23,28%

Liat (Clay)

= 41,44%

Tekstur

= Liat (Clay)

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T., 2005. Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
Basak, N. N., 1999. Irrigation Engineering. Tata McGaw-Hill Publishing
Company Limited, New Delhi.
Baskoro, D. P. T. dan Tarigan, S. D., 2007. Karakteristik Kelembaban Tanah Pada
Beberapa Jenis Tanah. IPB, Bogor.
Damayanti, L. S., 2005. Kajian Laju Erosi Tanah Andosol, Latosol, dan Grumosol
Untuk Berbagai Tingkat Kemiringan dan Intensitas Hujan Di Kabupaten
Semarang. UNDIP, Semarang.
Dumairy, 1992. Ekonomika Sumberdaya Air. BPFE, Yogyakarta.
Foth, H. D., 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam. Erlangga, Jakarta.
Guslim, 1997.Klimatologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hanafiah, K. A., 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Handayaningsih, E. P., 2013. Penentuan Waktu Tanam Kedelai (Glycine max L.
Merrill) Berdasarkan Neraca Air di Daerah Kubutambahan Kabupaten
Buleleng. Universitas Udayana, Denpasar.
Hansen, V. E., O.W. Israelsen dan G. E. Stringham, 1992. Dasar-Dasar dan
Praktek Irigasi. Penerjemah: Endang. Erlangga, Jakarta.
Hardiyatmo, H.C., 1992. Mekanika Tanah 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harto, S. BR., 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Hermantoro., 2011. Teknologi Inovatif Irigasi Lahan Kering dan Lahan Basah
Studi Kasus Untuk Tanaman Lada Perdu. INSTIPER, Yogyakarta.
Hutabarat, Y.H., 2010. Kajian Tingkat Bahaya Erosi Tanah Andepts Pada
Penggunaan Lahan Tanaman Jagung Di Kebun Percobaan Kwala Bekala
USU, Medan [Skripsi].
Idkham, M., 2005. Analisis Debit dan Pola Penyebaran Aliran Air (Seepage) Serta
Pengaruhnya Terhadap Stabilitas Pada Model Tanggul Dengan Bahan
Tanah Latosol Dermaga, Bogor [Tesis].
Islami, T. dan W. H. Utomo, 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP
Semarang Press, Malang.

Junaidi. Muyassir. dan Syafaruddin., 2013. Penggunaan Bakteri Pseudomonas
fluorscens dan Pupuk Kandang Dalam Bioremediasi Inceptisol Tercemar
Hidrokarbon. Universitas Syah Kuala, Banda Aceh.
Kohnke, H., 1968. Soil Physics. McGraw-Hill Book Company, New York.
Kumar, R., V. Shankar, M. Kumar, 2011. Development of crop coefficient for
precise estimation of evapotranspiration for mustard in mid hill zoneIndia. Universal journal of environmental research and technology, vol. 1
issue 4 :531-538.
Kusumawati, I., 2003. Perubahan Pola Penyebaran Kadar Air Media Arang
Sekam dan Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat Pada Pemberian Air
Secara Sinambung dan Terputus-Putus Dengan Irigasi Tetes. IPB, Bogor.
Lenka, D., 1991. Irrigation and Drainage. Kalyani Publishers, New Delhi.
Limantara, L. M., 2010. Hidrologi Praktis. Lubuk Agung, Bandung.
Mukhlis., 2011. Tanah Andisol Genesis, Klasifikasi, Karakteristik, Penyebaran
dan Analisis. USU press, Medan.
Notohadiprawiro, T., 1998. Tanah dan Lie0ngkungan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Pracaya., 2002. Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya, Jakarta.
Raes, D., 1987. Irrigation Scheduling Information System. Katholike Universiteit
Leuven, Belgium.
Rubatzky, V, E., dan M. Yamaguchi, 1998. Sayuran Dunia Prinsip, Produksi, dan
Gizi Jilid Kedua. ITB, Bandung.
Rukmana, R., 1994. Sawi dan Petsai. Kanisius, Yogyakarta.
Sarief, E. S., 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung.
Soemarto, C.D., 1995. Hidrologi Teknik. Erlangga, Jakarta.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, 2006. Cetakan ke sepuluh. Hidrologi Untuk
Pengairan. Pradnya Paramita, Jakarta.
Suprapto, HS., 2001. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya, Jakarta.
Susanto, E., 2006. Teknik Irigasi dan Drainase. USU Press, Medan.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian dan
Laboratorium Sentral Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Adapun
waktu pelaksanaannya pada bulan Mei - Desember 2014.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit tanaman
sawi dan tanaman kedelai, polibag, air, tanah Inceptisol, tanah Latosol, dan tanah
Andepts.
Alat-alat yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah ring sample,
oven, timbangan digital, erlenmeyer, gelas ukur, pisau cutter, penggaris, dan
evavopan Klas A.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dan
observasi, berdasarkan lokasinya merupakan penelitian laboratorium.
Prosedur penelitian
Adapun prosedur penelitian ini adalah :
A. Persiapan perlakuan tanah
1. Mengayak tanah dengan ayakan ukuran 10 mesh untuk mendapatkan
keseragaman butiran tanah
2. Mengering anginkan tanah Inceptisol, Latosol dan Andepts yang telah
diayak

3. Menyiapkan polibag dengan ukuran diameter 24 cm tinggi 36 cm
sebanyak 57 polibag, dimana 16 polibag diisi tanah Inceptisol, 16 polibag
diisi tanah Latosol, dan 16 polibag diisi tanah Andepts.
B. Persiapan bibit tanaman sawi dan tanaman kedelai
1. Menyiapkan bibit tanaman sawi dan tanaman kedelai
2. Menanam bibit tanaman sawi dan tanaman kedelai
C. Efisiensi pemberian air tanaman
1. Memberi air irigasi pada setiap tanaman secara manual dengan volume air
yang sama yang bertujuan untuk memenuhi kapasitas lapang pada tanah
dan evapotranspirasi
2. Pemberian air dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan air
tanaman
D. Kehilangan air
1. Menghitung nilai evapotranspirasi dengan persamaan (1), (2), dan (3).
Evapotranspirasi juga ditentukan berdasarkan pengukuran nilai evaporasi
secara langsung dengan menggunakan evapopan Klas A dapat dilihat
pada persamaan (4), yang kemudian dikalikan dengan koefisien tanaman
yang dapat dilihat pada persamaan (5)
2. Menghitung laju perkolasi dengan menggunakan persamaan (9)
E.

Analisis sifat fisik tanah
1. Mengambil sampel tanah pada masing-masing jenis tanah dengan
tanaman sawi dan tanaman kedelai menggunakan ring sampel
2. Mengovenkan tanah selama 24 jam dengan suhu 105oC

3. Mengukur volume tanah kering oven dengan menjenuhkan tanah tersebut
di dalam gelas erlenmeyer
4. Menghitung tanah kering oven dengan mengurangkan volume erlenmeyer
dengan volume air yang dipakai untuk penjenuhan
5. Melakukan analisis kerapatan massa tanah dengan menggunakan
persamaan (6), kerapatan partikel tanah dengan menggunakan persamaan
(7) dan porositas dengan menggunakan persamaan (8)
F. Analisis penyebaran air pada daerah perakaran
1. Menentukan fase pertumbuhan tanaman sebanyak 2 fase
2. Menentukan interval kedalaman tanah pada polibag setinggi 5 cm
3. Memotong tanah dan mengambil contoh tanah dengan menggunakan ring
sampel pada interval yang ditentukan pada setiap fase tanaman
4. Menentukan kadar air kapasitas lapang dengan cara mengambil sampel
sebanyak 4 kali pada setiap polibag berdasarkan pembagian lapisan tanah
per 5 cm.
5. Mengering anginkan sampel tanah selama 24 jam agar mencapai kondisi
kapasitas lapang kemudian ditentukan kadar air dengan menggunakan
merode gravimetrik
6. Mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian
Parameter Penelitian
1. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi dapat dihitung dengan persamaan (4) dan (5)
2. Kerapatan massa tanah (bulk density)
Kerapatan massa tanah dihitung dengan menggunakan persamaan (6)
3. Kerapatan partikel tanah (particle density)

Kerapatan partikel tanah dihitung dengan menggunakan persamaan (7)
4. Porositas
Porositas tanah dihitung dengan menggunakan persamaan (8)
5. Perkolasi
Perkolasi air tanah yang keluar dari bagian bawah polibag dihitung dengan
persamaan (9)
6. Kadar air kapasitas lapang
kadar air kapasitas lapang dihitung dengan persamaan (10)
7. Penyebaran air daerah perakaran
Penyebaran air di daerah perakaran dianalisis dengan perhitungan kadar air
pada setiap interval setiap lapisan tanah dalam polibag

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sifat fisik tanah
Analisis sifat fisik tanah Inceptisol, Latosol, dan Andepts meliputi tekstur
tanah, kerapatan massa, kerapatan partikel, dan porositas tanah. Hasil analisis
ketiga tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil analisa tekstur tanah
Tekstur
Satuan
Inceptisol
Pasir
%
35.28
Debu
%
23.28
Liat
%
41.44
Tekstur
Li
C-Organik
%
0.85
ket : Li = Liat
Llip = lempung liat berpasir

Latosol
23.28
17.28
59.44
Li
0.04

Andepts
49.28
16.00
34.72
Llip
0.26

Tabel 5 menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan kandungan pasir,
debu, dan liat tanah Inceptisol bertekstur Liat, tanah Latosol bertekstur Liat, dan
tanah Andepst bertekstur Lempung liat berpasir. Hasil analisa ini dapat ditentukan
dengan segitiga USDA (United State Department of Agiculture).
Menurut Islami dan Utomo (1995) tekstur tanah akan mempengaruhi
kemampuan tanah untuk menyimpan, mengalirkan air, dan menyediakan hara
tanaman. Berdasarkan Tabel 5 tanah Inceptisol dan Latosol bertekstur liat yang
sulit meloloskan air untuk meresap lebih dalam, namun memiliki kemampuan
menyimpan air yang tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Foth (1994) yang
menyatakan bahwa tanah liat memiliki kemampuan menyimpan air yang tinggi,
tetapi sulit untuk meloloskan air. Sedangkan untuk tanah Andepts yang
berdasarkan Tabel 5 memiliki tekstur lempung liat berpasir cukup mudah
meloloskan air, hal ini dikarenakan nilai fraksi pasir yang cukup besar.

Hasil analisis sifat-sifat fisik tanah yaitu kerapatan massa (bulk density),
kerapatan partikel (particle density), serta porositas dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Nilai kerapatan massa, kerapatan partikel dan porositas
Tanah
Kerapatan Massa
Kerapatan Partikel (g/cm3)
(g/cm3)
Inceptisol
1.20
2.58
Latosol
1.04
2.57
Andepts
1.04
2.63

Porositas
(%)
54
59
60

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai kerapatan massa (bulk density) pada
tanah Inceptisol adalah sebesar 1,20 g/cm3 yang berarti bahwa dalam setiap 1 cm3
volume tanah Inceptisol total (termasuk pori-porinya) terdapat sekitar 1,20 g tanah
Inceptisol kering. Nilai kerapatan massa (bulk density) pada tanah Latosol dan
Andepts adalah sebesar 1,04 g/cm3 yang berarti bahwa dalam setiap 1 cm3 volume
tanah Latosol dan Andepts total (termasuk pori-porinya) terdapat sekitar 1,04 g
tanah Latosol dan Andepts. Hal ini sesuai dengan literatur Foth (1984) yang
menyatakan bahwa tanah yang bertekstur liat memiliki kepadatan tanah 1,0-1,35
g/cm3. Literatur Islami dan Utomo (1995) menyatakan bahwa besarnya kerapatan
massa tanah-tanah pertanian bervariasi dari sekitar 1,0 g/cm3 sampai 1,6 g/cm3.
Sedangkan nilai kerapatan partikel (particle density) pada tanah Inceptisol adalah
sebesar 2,58 g/cm3. Kerapatan partikel (particle density) pada tanah Latosol
adalah sebesar 2,57 g/cm3, dan pada tanah Andepts sebesar 2,63 g/cm3. Menurut
Sarief (1986) kerapatan partikel tanah (particle density) pada umumnya berkisar
antara 2,6-2,7 g/cm3. Ketiga tekstur tanah yang diteliti adalah menggambarkan
keadaan kerapatan partikel tanah pada umumnya.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai porositas pada tanah Inceptisol sebesar
54 %, porositas pada tanah Latosol sebesar 59 % dan porositas pada tanah
Andepts sebesar 60 %. Ketiga nilai porositas pada tanah-tanah tersebut tergolong

tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Sarief (1986) yang menyatakan bahwa nilai
porositas tanah biasanya berkisar antara 30 - 60 %. Tanah bertesktur halus akan
mempunyai nilai persentase ruang pori total lebih tinggi daripada tanah bertekstur
kasar.
Dari rumus porositas n = �1 −

ρb

Pp

� x 100%, maka diketahui bahwa nilai

porositas ditentukan oleh nilai kerapatan massa dan kerapatan partikel tanah. Jika
semakin besar perbedaan nilai kerapatan massa dengan nilai kerapatan partikel,
maka nilai porositas juga akan semakin besar.
Kadar Air Kapasitas Lapang
Nilai kadar air kapasitas lapang pada tanah Inceptisol, Latosol, dan
Andepst dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Kadar air kapasitas lapang volumetrik dan ketebalan
Kadar Air Kapasitas Lapang (%)
Tanah
Basis kering
Inceptisol
Latosol
Andepts

44,49
45,46
44,01

Kadar air
Volumetrik
53,38
47,27
45,77

Ketebalan (cm)
10,67
9,45
9,15

Tabel 7 menunjukkan bahwa ketebalan air kapasitas lapang pada tanah
Inceptisol tinggi, hal ini disebabkan karena tanah Inceptisol mempunyai kerapatan
massa yang lebih besar (Tabel 6), sehingga tanah tersebut mempuyai kandungan
air volumetrik yang lebih tinggi. Nilai ini digunakan sebagai acuan (batas atas)
pemberian irigasi pada tanaman agar sesuai dengan kebutuhan air tanaman.

Evapotranspirasi
Pada fase awal pertumbuhan tanaman sawi tidak diukur nilai
evapotranspirasinya. Hal ini dikarenakan belum optimalnya pertumbuhan tanaman
sawi. Nilai evapotranspirasi pada fase tengah dan akhir tanaman dapat dilihat pada
Tabel 8.
Tabel 8. Evapotranspirasi pada fase tengah dan akhir tanaman sawi
Evaporas Koefisien
Evaporasi
Koefisien
Evapotranspira
Fase
i (Ep)
Panci
Potensial
Tanaman
si (ET)
Tanaman
(mm/hari Evapopan
(Et0)
(kc)*
(mm/hari)
)
(k)
(mm/hari)
Fase tengah
2
0.8
1.6
1,2
1,92
(16-30 hari)
Fase akhir
2
0.8
1.6
0,6
0,96
(31-45hari)
*) Sumber: Allen, dkk (1998) dalam Kumar, dkk (2011)

Evapotranspirasi
(mm/hari)

2,5
2

1,5
1

0,5
0
Fase Tengah

Fase Tanaman Sawi

Fase Akhir

Gambar 3. Grafik evapotranspirasi (ETc) pada fase tengah dan akhir pertumbuhan
tanaman sawi
Gambar 3 menunjukkan grafik evapotranspirasi (ETc) pada fase tengah
dan akhir pertumbuhan tanaman sawi yang didapat dari Tabel 8.
Berdasarkan Tabel 8 dan Gambar 3, dapat dilihat evapotranspirasi yang
terbesar pada tanaman sawi terdapat pada fase tengah pertumbuhan yaitu 1,92
mm/hari atau 86,81 ml/hari dan evapotranspirasi yang terkecil terdapat pada fase
akhir pertumbuhan yaitu 0,96 mm/hari atau 43,40 ml/hari. Pada fase tengah

pertumbuhan tanaman akan lebih banyak membutuhkan air dari pada fase akhir
pertumbuhan.
Nilai evapotranspirasi pada fase tengah dan fase akhir tanaman kedelai
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Evapotranspirasi pada fase tengah dan fase akhir tanaman kedelai
Evaporas Koefisien
Evaporasi
Koefisien
Evapotranspira
Fase
i (Ep)
Panci
Potensial
Tanaman
si (ET)
Tanaman
(mm/hari Evapopan
(Et0)
(kc)*
(mm/hari)
)
(k)
(mm/hari)
Fase
Tengah
2
0,8
1,6
1,15
1,84
(31-45 hari)
Fase Akhir
2
0,8
1,6
0,70
1,12
(46-80 hari)
*) Sumber: Doorenbos dan Kassam (1979) dan Kung dalam Somaatmadja (1985)

Evapotranspirasi
(mm/hari)

2
1,5
1
0,5
0
Fase Tengah

Fase Akhir

Fase Tanaman Kedelai
Gambar 4. Grafik evapotranspirasi (ETc) pada fase tengah dan akhir pertumbuhan
tanaman kedelai
Gambar 4 menunjukkan grafik evapotranspirasi (ETc) pada fase tengah
dan akhir pertumbuhan tanaman kedelai yang didapat dari Tabel 9.
Berdasarkan Tabel 9 dan Gambar 4, evapotranspirasi yang terbesar pada
tanaman kedelai terdapat pada fase tengah pertumbuhan yaitu 1,84 mm/hari atau
83,19 ml/hari dan evapotranspirasi yang terkecil terdapat pada fase akhir
pertumbuhan yaitu 1,12 mm/hari atau 50,64 ml/hari. Pada fase tengah

pertumbuhan tanaman akan lebih banyak membutuhkan air dari pada fase akhir
pertumbuhan. Bedasarkan nilai evapotranspirasi kedua jenis tanaman tersebut
bahwa pada fase tengah menunjukkan nilai yang lebih besar dari pada fase akhir.
Hal ini sesuai dengan literatur Islami dan Utomo (1995) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan vegetatif tanaman maksimal terjadi pada periode tengah
pertumbuhan. Selain itu luas permukaan tanaman pada periode ini sudah
mencapai maksimum sehingga penguapan lebih besar. Apabila dibandingkan nilai
evapotranspirasi

tanaman

sawi

dan

tanaman

kedelai

menunjukkan

evapotranspirasi tanaman sawi lebih besar. Hal ini disebabkan karena dari bentuk
daun tanaman sawi lebih lebar dari pada bentuk daun tanaman kedelai.
Perkolasi
Nilai perkolasi pada fase tengah dan fase akhir pertumbuhan tanaman sawi
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Perkolasi pada fase tengah dan fase akhir pertumbuhan tanaman sawi
Perkolasi (cm/hari)
Tanah
Fase tengah
Fase akhir
Inceptisol
0,93
0
Latosol
0
0
Andepts
1,85
0

Pada fase tengah tanaman sawi nilai perkolasi tertinggi adalah pada tanah
Andepts, hal ini dikarenakan sifat fisik tanah Andepts yang banyak mengandung
pasir, sehingga mudah meloloskan air. Dan pada tanah Latosol tidak terjadi
perkolasi dikarenakan kandungan liat pada tanah tersebut tinggi, sehingga sukar
meloloskan air. Sedangkan tanah Inceptisol, Latosol dan tanah Andepts pada fase
akhir tanaman sawi tidak mengalami perkolasi (bernilai nol).
Dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa, nilai perkolasi terbesar pada fase
tengah pertumbuhan yaitu pada tanah Inceptisol sebesar 0,41 cm/hari dan nilai

perkolasi terendah adalah 0 cm/hari pada fase tengah tanah Latosol, fase akhir
tanah Latosol dan tanah Inceptisol.
Hasil pengukuran perkolasi pada fase tengah pertumbuhan dan fase akhir
pertumbuhan tanaman kedelai dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perkolasi pada fase tengah dan fase akhir pertumbuhan tanaman kedelai
Perkolasi (cm/hari)
Tanah
Fase tengah
Fase akhir
Inceptisol
0,41
0
Latosol
0
0
Andepts
0,16
0

Penyebaran Air di Daerah Perakaran
Efisiensi Pemakaian Air
Nilai efisiensi pemakaian air pada tanah bertanaman sawi dan bertanaman
kedelai dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Nilai efisiensi pemakaian air tanaman sawi dan kedelai Ea (%)
Sawi
Kedelai
Tanah
Fase tengah
Fase akhir
Fase tengah
Fase akhir
Inceptisol
53,48
100
90,87
100
Latosol
100
100
100
100
Andepts
35,89
100
91,98
100

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa efisiensi pemakaian air pada tanah
Latosol baik untuk tanaman sawi maupun tanaman kedelai di setiap fasenya
memiliki nilai efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan tanah lainnya. Hal ini
disebabkan karena tidak terjadinya perkolasi pada tanah tersebut (Tabel 10 dan
Tabel 11) dan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5 kandungan liat pada tanah
Latosol sangat tinggi, sehingga tanah Latosol cenderung sulit meloloskan air dan
air yang tersedia di dalam tanah diserap oleh akar tanaman sebelum terjadinya
perkolasi.

Efisiensi Penyimpanan Air
Nilai efisiensi penyimpanan air pada tanah bertanaman sawi dan
berta