Analisis Atas Pencatatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi

(1)

Analysis of Premium Income In Joint Life Insurance (AJB) Bumi Putera Cimahi 1912 Branch Office

Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh : Lisda Nurmawiah

Nim : 21308031

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

i

Setiap pengikut asuransi akan mendapatkan kartu polis, sebagai tanda orang tersebut masuk dalam asuransi dan wajib membayar premi asuransi yang besarnya telah ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian. Pembayaran Premi merupakan sumber pendapatan terbesar Asuransi, kondisi ekonomi yang tidak baik sering menyebabkan nasabah tidak membayarkan preminya sampai batas waktu yg ditentukan sehinga menyebabkan penguluran waktu dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)Mengetahui metode pencatatan pendapatan premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera. 2)Mengetahui prosedur pencatatan pendapatan premi Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera.

Metode penelitian yang dilakukan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah metode deskriptif analisis. Deskriptif analisis adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti fakta yang ada secara sistematis berdasarkan objek penelitian, fakta yang ada untuk dikumpulkan dan diolah menjadi data, kemudian dijelaskan berdasarkan teori sehingga pada akhirnya menghasilkan suatu kesimpulan.

Kesimpulan penelitian ini adalah tak tertagihnya premi menyebabkan penguluran penyelesaian pencatatan pendapatan premi. Saran penelitian adalah pihak asuransi harus lebih teliti terutama pihak agen dalam memilih calon nasabah, dan melakukan pendekatan terhadap nasabah agar teratur membayar preminya dan tidak sampai jatuh tempo.


(3)

ii

Every follower of insurance policyholders will receive the card, as a sign the person is entered in the insurance and must pay insurance premiums in the amount set by the company in accordance with the agreement. Premium Payment Insurance is the largest source of income, which is not good economic conditions often cause customers do not pay premiums until the time limit so that determined who caused the stretching of time in the completion of recording premium income. This study aims to: 1) Determine the method of recording premium income which is used by the Life Insurance Joint Son of Earth. 2) Knowing the recording procedures Joint Life Insurance premium income of the Son of Earth.

Methods of research on the author in the preparation of this Final Project is a descriptive method of analysis. Descriptive analysis is a method of research used to examine the fact that there are systematically based on the object of research, the fact that there is to be collected and processed into data, and then explained on the theory that ultimately result in a conclusion.

The conclusion of this study is not uncollectible premiums cause stretching completion of recording premium income. Proposed study is the insurance should be more careful especially in choosing the agents of prospective customers, and approaching customers to regularly pay the premiums and not to maturity. Keywords: Recording Premium Income.


(4)

iii

Dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan Judul “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi”.

Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengalaman bidang ini. Tugas Akhir ini dibuat sebagai syarat menempuh program D-3 jurusan Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Berbagai cara dan usaha telah penulis lakukan untuk pengolahan dan penyelesaian Laporan tugas Akhir ini sesuai dengan apa yang telah didapatkan selama melakukan Penelitian pada “Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi”, tetapi keterbatasan kemampuan yang penulis miliki serta sifat khilaf yang senantiasa menyertai setiap manusia. Oleh Karena itu penulis merasa masih harus diperbaiki, dengan begitu penulis sangat meharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak guna dijadikan pedoman dan pegangan di masa yang akan datang.


(5)

iv terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Sri Dewi Anggadini,SE.,M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Lilis Puspitawati,SE.,M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia, dan Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta waktunya dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

5. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE.,Ak.,M.Ak. selaku dosen wali 3AK5.

6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah membekali penulis dengan pengetahuan dan membantu penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

7. Bapak Yayan, selaku Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) dan pembimbing penulis di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi yang telah memberikan banyak pengetahuan


(6)

v

1912 Kantor Cabang Cimahi, A Andri, A Akbar, Teh Merri dan A Heri selaku staf administrasi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi, Paka Agus, Bapak Abah, dan seluruh staf Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi, yang selalu ramah dan membuat penulis berada di rumah selama Penelitian disana dan selalu memberikan support, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

9. Orang tua tercinta, serta adik dan kakak yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, serta masukan atas motivasi dan doanya 10.Gizka Defli Flamico, yang selalu memberikan dukungan selama pelaksanaan penelitian dan pembuatan Laporan Tugas Akhir sampai dengan selesai.

11.Sahabatku Elisya Sofiah, Ingwie Valentine Sanjani, Irnes Septiani, Riska Andriani, Desti Andiani yang selalu menemaniku dalam suka maupun duka serta membantuku dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. 12.Teman-teman seperjuangan di 3AK5


(7)

vi

dan dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan. Wasaalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011


(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian dengan cara seseorang mengikatkan diri kepada perusahaan untuk mendapatkan perlindungan terhadap jiwa mereka di masa yang akan datang. Perkembangan perusahaan-perusahaan asuransi di luar negeri dapat dikatakan sudah sangat baik karena asuransi telah dianggap sebagai gaya hidup masyarakat baik dari kalangan bawah maupun kalangan atas, sedangkan di Indonesia asuransi masih dianggap sesuatu yang mewah karena sebagian besar pemakai jasa asuransi adalah kalangan menengah ke atas. Namun seiring berjalannya waktu dan kesadaran diri masyarakat akan pentingnya perlindungan terhadap jiwa mereka menyebabkan banyak berkembangnya perusahaan asuransi di Indonesia.

Macam-macam asuransi yang terdapat di Indonesia yaitu asuransi kerugian terdiri dari asuransi untuk harta benda (property, kendaraan), kepentingan keuangan (pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan). Asuransi jiwa, pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian (yang pasti terjadi tetapi tidak pasti kapan terjadinya), risiko hari tua (yang pasti terjadi dan dapat diperkirakan kapan terjadinya, tetapi tidak pasti berapa lama) dan risiko kecelakaan (yang tidak pasti terjadi, tetapi


(9)

tidak mustahil terjadi). Kerjasama dikoordinir oleh perusahaan asuransi, yang bekerja atas dasar hukum bilangan besar (the law of large numbers), yang menyebarkan risiko kepada orang-orang yang mau bekerjasama. Yang termasuk dalam program asuransi jiwa seperti : asuransi untuk pendidikan, pensiun, investasi, tahapan, dan kesehatan. Asuransi sosial adalah program asuransi wajib yang diselenggarakan pemerintah berdasarkan UU. Maksud dan tujuan asuransi sosial adalah menyediakan jaminan dasar bagi masyarakat dan tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan komersial.

Dalam perkembangan perusahaan asuransi, diperlukan sikap profesional dari setiap elemen yang ada dalam perusahaan serta suatu kontrol yang baik agar semua kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Sikap profesional tersebut dapat tercermin dari kemampuan perusahaan untuk bersaing di lapangan, yaitu strategi perusahaan dapat memanfaatkan semua peluang dan kekuatan yang ada dan menutup kelemahan serta menetralisir segala hambatan dalam dinamika bisnis yang dihadapi. Semua itu bisa dilakukan apabila manajemen mampu melakukan pengambilan keputusan yang didasarkan pada masukan yang objektif.

Pengertian Asuransi menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab dalam hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu


(10)

peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Dalam kegiatan perusahaan asuransi memperoleh pendapatan melalui premi asuransi dari para tertanggung, yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari tetanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Dalam skop asuransi, premi merupakan imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung. Imbalan jasa atas jaminan dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua, risiko kematian dan lain-lain.

Dari premi asuransi yang dikumpulkan dari para tertanggung dalam waktu yang relatif lama akan terkumpul dana yang cukup besar, sehingga dari dana tersebut perusahaan asuransi akan mampu mengembalikan tertanggung kepada keadaan ekonomi seperti sebelum terjadi kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Perusahaan asuransi bisa melangsungkan hidupnya melalui premi yang diterima dari tertanggung. Sedangkan tertanggung premi asuransi merupakan unsur biaya bagi perusahaan asuransi yang akan berpengaruh terhadap kegiatan atau tingkat konsumsinya.

Penerimaan kas yang diperoleh perusahaan asuransi merupakan hasil dari penjualan polis-polis asuransi. Dari penjualan polis-polis asuransi inilah akan diperoleh penerimaan kas berupa pendapatan premi.


(11)

Menurut Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK) Bumi Putera Kantor Cabang Cimahi menyatakan bahwa, kendala dalam pencatatan pendapatan premi adalah keterlambatan pembayaran premi oleh nasabah, sehingga mengakibatkan pencatatan premi menjadi terhambat dan penguluran waktu penyelesain pencatatan premi tersebut.

Perusahaan harus dapat merancang sistem pencatatan premi yang efektif dan efisien. Dokumen-dokumen harus dibuat sebaik mungkin sehingga data yang didokumentasikan dipastikan lengkap, valid, dan akurat. Kemudian, pemrosesan data yang terkomputerisasi dan dengan sistem yang baik akan sangat membantu menghasilkan informasi yang cepat dan akurat, dan yang terpenting adalah tentang bagaimana pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah terjadinya penggelapan atau kecurangan yang dilakukan oleh unit yang terkait dengan premi.

Pencatatan premi pada perusahaan asuransi harus dilakukan dengan sistem yang baik untuk menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 (AJB Bumiputera 1912), dan menuangkannya dalam tugas akhir dengan judul : “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi”.


(12)

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini penulis memilih topik Pencatatan Pendapatan Premi Dengan Metode Uang Muka, karena menurut penulis ini merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari lebih lanjut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa inti dari fenomena permasalahan diatas yaitu :

1. Kegiatan pembayaran premi tidak tepat pada waktu yang sudah disepakati.

2. Keterlambatan pencatatan pendapatan premi, mengakibatkan penguluran waktu dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.

2. Bagaimana kendala yang dihadapi dalam prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.

3. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.


(13)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi sebagai materi dalam menyusun laporan tugas akhir serta menambah wawasan pengetahuan informasi mengenai pencatatan dan pendapatan premi asuransi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Kantor Cabang Cimahi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan melakukan penelitian pada PT. Dirgantara Indonesia ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam prosedur pencatatan pendapatan premi pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912.


(14)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Kegunaan akademis yang diperoleh dari penulisan ini adalah :

Sebagai referensi untuk meningkatkan dan menambah wawasan mengenai pencatatan pendapatan premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912, terkait Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36, tentang definisi pengakuan pendapatan premi sebagai bahan evaluasi dan perbandingan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan kerja serta dapat memberikan masukan pemikiran dan informasi yang berguna, khususnya studi akuntansi dan bagi rekan-rekan mahasiswa di lingkungan Diploma III Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi penulis

1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan secara teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah ke dalam praktek dunia kerja yang sesungguhnya.

2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai prosedur pencatatan pendapatan premi yang digunakan oleh Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912, terkait Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36, tentang definisi pengakuan pendapatan premi.


(15)

3. Mendapatkan gambaran pengetahuan yang sangat berguna sampai salah satu perbandingan antara materi yang didapat diperkuliahan dengan penetapan di instansi atau perusahaan.

b. Bagi Instansi / Perusahaan

1. Memperoleh masukan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selama ini.

2. Membantu dalam berbagai aktivitas perusahaan. c. Bagi pihak lain

1. Sebagai bahan referensi dan acuan untuk pembaca dan penulis selanjutnya. 2. Sebagai bahan kajian dalam membandingkan antara bangku kuliah dan

praktek di lapangan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi” ini dilaksanakan pada Bagian Administrasi di Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912 Kantor Cabang Cimahi yang beralamat di Jalan Cilember No. 325 Cimahi No. Telepon (022) 6654512, Fax (022) 665051 dan penelitian berlangsung dari bulan Maret 2011 sampai Juni 2011.


(16)

Tabel 1.1 Tabel Penelitian

No Kegiatan Keterangan

Bulan Maret 2011 April 2011 Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011

1. Persiapan

Penyusunan Proposal Pengumpulan Proposal 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Proposal Bimbingan Pendaftaran Sidang 3. Pelaporan

Pelaksanaan sidang


(17)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Umum Asuransi

Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut ”Assurantie” yang terdiri dari kata ”Assurandeur” yang berarti penanggung dan ”Geassurreerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut ”Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Latin disebut ”Assecurare” yang berarti meyakinkan orang. Selanjutnya bahasa Inggris kata asuransi berarti ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin terjadi dan ”Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sesuai dengan arti - arti kata tersebut, usaha asuransi merupakan usaha pertanggungan / pengalihan resiko. Dengan adanya usaha ini orang dapat mengalihkan pertanggungan yang sedapat mungkin memperkecil resiko atas peristiwa yang mungkin akan dialami kepada perusahaan asuransi, dengan cara memberikan jaminan dan ganti rugi atas peristiwa tersebut. Selain itu perusahaan asuransi merupakan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat yang dapat mendukung investasi dalam menunjang pembangunan dan ekonomi Negara.

2.1.1 Pengertian Asuransi

Menurut Abbas Salim (2007:1) mendefinisikan asuransi adalah sebagai berikut:


(18)

“Asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti/substitusi kerugian-kerugian besar yang

belum terjadi.”

Pengertian tentang asuransi menurut Ir. Ade Arthesa dan Ir. Edia Handiman (2006:236):

”Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan bukan bank di Indonesia yang mempunyai aktifitas memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan yang disebabkan oleh peristiwa yang tidak terduga” .

Sedangkan pengertian asuransi menurut Drs. O.P Simorangkir (2000 : 175) yaitu :

”Suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil ( sedikit ) yang pasti sebagai pengganti ( substitusi ) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.”

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ada empat unsur yang terlibat dalam asuransi yaitu :

1. Penanggung atau insurer adalah yang memberikan proteksi. 2. Tertanggung atau insured adalah si penerima proteksi.

3. Peristiwa atau accident yang tidak diduga atau tidak diketahui sebelumnya atau peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian oleh peristiwa itu.

4. Kepentingan atau interest yang diasuransikan yang mungkin akan mengalami kerugian disebabkan oleh peristiwa tersebut.


(19)

Dari pengertian – pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa yang sekarang agar bisa menghadapi kerugian besar yang mungkin terjadi pada waktu yang akan datang.

2.1.1.1 Pengertian Asuransi Jiwa

Perusahaan asuransi jiwa merupakan jenis usaha yang memiliki ciri yang khas karena melakukan proteksi terhadap resiko keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang.

Dalam asuransi jiwa yang dipertanggungkan adalah segala sesuatu yang disebabkan oleh kematian. Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau sesuatu keluarga tertentu.

Resiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu. Oleh karena itu, sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil resiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa.

Sedangkan menurut Herman Darmawi (2004:2) pengertian asuransi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

1. “Dalam pandangan ekonomi 2. Dalam pandangan hukum 3. Dalam pandangan bisnis 4. Dari sudut pandangan sosial 5. Dari sudut pandang matematika.”

Pengertian asuransi dalam berbagai sudut pandang diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


(20)

1. Dalam pandangan ekonomi, asuransi merupakan suatu metode untuk mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengkombinasikan ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (financial). Jadi berdasarkan konsep ekonomi, asuransi berkaitan dengan pemindahan dan mengkombinasikan risiko.

2. Dalam pandangan hukum, asuransi merupakan suatu kontrak (perjanjian) pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. Penanggung berjanji akan membayar kerugian yang disebabkan risiko yang dipertanggungkan kepada tertanggung. Sedangkan tertanggung membayar premi secara periodik kepada penanggung. Jadi, tertanggung mempertukarkan kerugian besar yang mungkin terjadi dengan pembayaran tertentu yang relatif kecil.

3. Dalam pandangan bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagi risiko (sharing of risk) di antara sejumlah besar nasabahnya. Selain itu, asuransi juga merupakan lembaga keuangan bukan bank yang kegiatannya menghimpun dana (berupa premi) dari masyarakat yang kemudian menginvestasikan dana itu dalam berbagai kegiatan ekonomi (perusahaan).

4. Dari sudut pandangan sosial, asuransi didefinisikan sebagai organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya


(21)

guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut.

5. Dari sudut pandang matematika, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko. Hukum probabilitas dan teknik statistik dipergunakan untuk mencapai hasil yang dapat diramalkan.

Dari pengertian asuransi diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah suatu alat untuk mengumpulkan risiko yang melekat pada perekonomian dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama dalam jumlah yang cukup besar agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan ini.

2.1.2 Fungsi Asuransi

Asuransi sangat memberikan manfaat / fungsi bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negara. Menurut Ir. Ade Arthesa dan Ir. Edia Handiman (2006:237) manfaat asuransi bagi kehidupan sosial dan dalam memproduktifkan kegiatan ekonomi adalah sebagai berikut :

1. Memberikan Rasa Aman dan Perlindungan 2. Fungsi Tabungan dan Sumber Pendapatan Lain 3. Alat Penyebaran Risiko


(22)

Fungsi asuransi bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat dan negara dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Memberikan rasa aman dan perlindungan

Pihak tertanggung akan mendapatkan rasa aman dari perlindungan yang diberikan oleh pihak asuransi. Yakni, resiko keuangan akibat kehilangan, kebakaran, kerusakan, kematian, dan resiko lainnya dapat diatasi dengan penggantian sejumlah dana tertentu sesuai dengan nilai pertanggungan.

2. Fungsi tabungan dan sumber pendapatan lain

Beberapa jenis asuransi juga berfungsi sebagai tabungan atau sumber pendapatan. Yakni, selain memberikan perlindungan, penanggungan juga memberikan manfaat berupa bunga dari hasil akumulatif total premi yang dibayarkan.

3. Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya diterima sepenuhnya oleh tertanggung dapat disebarkan kepada penanggung, sehingga tertanggung mendapatkan rasa aman dalam menjalankan aktivitasnya. Konsekuensi dari penyebaran risiko ini adalah kewajiban premi yang harus dibayar oleh pihak tertanggung.

4. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Nilai pertanggungan dan besarnya premi ditentukan berdasarkan aspek keadilan bagi kedua pihak. Dalam hal ini, tidak ada pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan atas kesepakatan yang terjadi. Perhitungan besarnya premi dan nilai


(23)

pertanggungan hanya dapat dilakukan oleh ahli aktuaria yang mempunyai kredibilitas baik dan dilakukan dengan perhitungan yang tepat.

2.1.2.1 Jenis – jenis Usaha Asuransi

Bidang usaha asuransi biasanya dibagi 2 (dua) bagian, yaitu asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Menurut Herman Darmawi (2004:26-27) pengertian kedua jenis asuransi tersebut adalah sebagi berikut:

1. “Asuransi atas orang (personal insurance), yaitu asuransi yang objeknya orang atau penutupan asuransi atas individu-individu, dengan kata lain adalah asuransi yang berkaitan dengan individu. Adapun risiko yang ditanggung (peril) dalam asuransi atas orang adalah:

 Kematian

 Kecelakaan dan sakit  Pengangguran, dan  Karena umur tua

2. Asuransi atas harta (property insurance), yaitu asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi

ini di Indonesia digolongkan sebagai asuransi kerugian.”

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis asuransi terdiri dari asuransi atas orang dan asuransi atas harta. Asuransi atas orang adalah asuransi yang


(24)

objeknya orang sedangkan asuransi atas harta adalah asuransi yang ditujukan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan harta kekayaan.

Selain dua usaha di atas juga terdapat usaha penunjang asuransi yang terdiri dari lima jenis usaha yaitu :

1. Pialang Asuransi

Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa kepada perantara dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

2. Pialang Reasuransi

Pialang Reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa kepada perantara dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi.

3. Penilai Kerugian Asuransi

Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.

4. Konsultan Aktuaria

Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.

5. Agen Asuransi

Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa kepada perantara dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.


(25)

2.1.3 Tinjauan Umum Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas barang dan jasa yang dijual, dan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan, karena pendapatan akan dapat menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh pendapatan yang diharapkannya. Pendapatan pada dasarnya diperoleh dari hasil penjualan produk atau jasa yang diberikan.

Dan didalam pengelolaan pendapatan tersebut diperlukan manajemen khusus agar proses perolehan pendapatan dan pengalokasian pendapatan dapat dilaksanakan secara tepat dan cepat.

2.1.3.1Pengertian Pendapatan

Pengertian Pendapatan pada PSAK No. 23 ( 2004 : 23 ) adalah :

”Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas perusahaan seperti

penjualan, penghasilan jasa ( fees ), bunga, dividen, royaltydan sewa”.

Menurut Abdul Halim ( 2002 : 64 ) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :

”Semua penerimaan dalam bentuk peningkatan aktiva atau penurunan hutang dari berbagai sumber dalam periode anggaran tahun anggaran yang bersangkutan.”


(26)

Pendapatan menurut Kusnadi ( 2000 : 9 ) yaitu :

”Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva ( harta ) yang mengakibatkan

bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.”

Sedangkan Menurut Soemarso. SR ( 2002 : 24 ) pengertian pendapatan yaitu :

”Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai penjualan barang atau pemberian jasa.”

2.1.3.2 Jenis-jenis Pendapatan pada Perusahaan Asuransi

Jenis-jenis pendapatan pada perusahaan asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu : pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari operasional perusahaan.

Pendapatan dari operasional pada dasarnya adalah pendapatan premi dari operasional perusahaan. Perusahaan asuransi kerugian menyelenggarakan jasa dalam pengambil alihan risiko berarti perusahaan ini memperoleh premi, maka premi ini merupakan pendapatan operasional perusahaan.

Pendapatan yang bukan berasal dari operasional perusahaan pada dasarnya adalah pendapatan yang berasal dari sumber lain, yaitu pendapatan dari :

1. Hasil Investasi. 2. Laba Kurs Transaksi.

3. Laba Penyesuaian Kurs Akhir Tahun. 4. Laba Penyesuaian Aktiva.

5. Bunga Jasa Giro.


(27)

2.1.4 Pengertian Pendapatan Premi

Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan berusaha untuk dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang masuk dan meminimalisasi biaya operasional yang harus dikeluarkan. Dalam perusahaan asuransi salah satu sumber penerimaan kas adalah dari penerimaan pendapatan premi asuransi.

Didalam transaksi asuransi berlaku istilah ” No Premium No Insurance” jadi apabila premi belum dibayar lunas maka penanggung belum terikat dalam transaksi untuk membayar ganti rugi kalau timbul resiko. Premi ini biasanya ditetapkan sekian persen dari jumlah yang dipertanggungkan.

Dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko pada penanggung, dengan demikian premi asuransi merupakan :

1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita tertanggung.

2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang terhadap resiko.

Premi menurut Drs.O.P Simorangkir ( 2000 : 177 ) yaitu :

”Sesuatu yang diberikan sebagai hadiah, sumbangan atau sesuatu yang dibayar sebagai tambahan ( ekstra ) perangsang.”


(28)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2002;285) pendapatan premi ialah :

“Pendapatan premi adalah premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak

asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak)

berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan”.

Dengan demikian premi merupakan kontra prestasi dari tertanggung kepada penanggung sebagai akibat dari dialihkannya resiko kerugian kepada pihak penanggung.

2.1.5 Pengakuan Pendapatan Premi

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36, pengakuan pendapatan premi didefinisikan sebagai berikut :

1. Premi Kontrak Jangka Pendek 2. Premi Kontrak Jangka Panjang

Pengakuan pendapatan premi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 36 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Premi Kontrak Jangka Pendek

Paragraf 30 : Premi Kontrak Jangka Pendek (beberapa, Trem Life Insurance seperti Credit Life Insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode resiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi


(29)

yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode resiko, jiwa berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Premi Kontrak Jangka Panjang

Paragraf 31 : Premi Kontrak Jangka Panjang (Whole Life Contracts dan Guaranted Renewable Term Life Contracts) diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. Nilai sekarang estimasi manfaat polis masa datang yang dibayar kepada pemegang polis (kewajiban manfaat polis masa datang) diakui pada saat pendapatan premi.

Dalam hal periode polis berbeda secara signifikan dengan periode polis risiko, maka seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan selama periode risiko, kecuali apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misal premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan. Maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:

1. Apabila jumlah premi yang diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.


(30)

2. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi dilakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi dengan layak.

2.1.6 Pencatatan Pendapatan Premi

Pengertian Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan/atau penerimaan penghasilan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang.

Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.

Teori prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2007:113) yaitu :

“Terdapat sembilan tahap diantaranya pengajuan berkasberkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara kesatu, pemeriksaan lapangan, wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan kredit atau perjanjian lainnya, realisasi kredit, dan penyaluran atau penarikan”.

Pencatatan pendapatan premi yang diterima AJB Bumiputera adalah para tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke perusahaan melalui seksi pertanggungan, seksi pertanggungan menerbitkan bukti


(31)

pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional untuk di catat kedalam komputer.

Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke kepala seksi administrasi untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan, setelah itu seksi pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses pembayaran premi.

Contoh jurnal pencatatan pendapatan premi : 1. Untuk mencatat pada saat premi diterima.

Keterangan Debet Kredit

Kas

Pendapatan

xxx

xxx

2. Untuk mencatat pendapatan premi belum dibayar/piutang.

Keterangan Debet Kredit

Piutang Premi

Pendapatan Premi

xxx

xxx

3. Untuk mencatat pada saat pembayaran premi reasuransi.

Keterangan Debet Kredit

Premi Reasuransi Kas/Bank

xxx

xxx

4. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim.

Keterangan Debet Kredit

Biaya Klaim Kas/Bank

xxx


(32)

5. Untuk mencatat pada saat terjadinya klaim reasuransi.

Keterangan Debet Kredit

Piutang Reasuransi

Pendapatan Reasuransi

xxx

xxx

6. Untuk mencatat pada saat klaim reasuransi diterima.

Keterangan Debet Kredit

Kas/Bank

Piutang Reasuransi

xxx

xxx

7. Untuk mencatat pada saat pembentukan pencadangan kerugian.

Keterangan Debet Kredit

Kenaikan Estimasi Kewajiban Klaim Estimasi Kewajiban Klaim xxx xxx

8. Untuk mencatat pada saat pengakuan biaya klaim yang terjadi.

Keterangan Debet Kredit

Biaya Klaim Hutang Klaim

xxx

xxx

9. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim.

Keterangan Debet Kredit

Hutang Klaim Kas/Bank

xxx


(33)

2.2 Kerangka Pemikiran

Saat ini asuransi telah berkembang menjadi suatu bidang usaha/bisnis yang menarik dan mempunyai peranan yang tidak kecil dalam kehidupan ekonomi maupun dalam perkembangan ekonomi, terutama dibidang pendanaan.

Asuransi artinya transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Sedangkan pengertian asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack (2003:74) yang didefinisikan oleh Soeisno Djojosoedarso dalam bukunya Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi :

“Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi risiko, dengan

menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit yang terkena risiko, sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara kolektif dapat diramalkan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung”.

Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi. Sebagai sumber pendapatan, premi merupakan salah satu faktor yang penting yang dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaan asuransi. Perusahaan harus dapat memperhitungkan seberapa jauh ia dapat menawarkan jasanya dengan premi, premi yang wajar atau yang lebih rendah dari perusahaan lain.

Pendapatan menurut Kusnadi ( 2000 : 9 ) yaitu :

”Pendapatan adalah suatu penambahan aktiva ( harta ) yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain.”

Adapun pengertian premi menurut Soeisno Djojosoedarso (2003:127) dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi :


(34)

”Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai

imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung”.

Sama halnya dengan kegiatan perbankan, perusahaan asuransi pun melakukan penghimpunan dana dalam bentuk premi. Premi ini merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan asuransi, tetapi tidak semua premi yang terhimpun tepat pada waktunya, sehingga menjadi kendala dalam pencatatan karena adanya keterlambatan pembayaran oleh nasabah.

Penerimaaan premi bagi perusahahaan asuransi merupakan hal yang penting dalam kegiatan usahanya, semakin banyak polis asuransi yang terjual kepada nasabah maka pendapatan premi asuransi yang akan diperoleh perusahaan asuransi akan semakin meningkat.

Setiap perusahaan dalam operasionalnya sehari-hari akan berusaha untuk dapat meningkatkan jumlah penerimaan kas yang masuk dan meminimalisasi biaya operasional yang harus dikeluarkan. Dalam perusahaan asuransi salah satu sumber penerimaan kas adalah dari penerimaan premi asuransi.

Untuk pengakuan pendapatan premi, apabila periode polis berbeda secara signifikan dengan periode polis risiko, maka seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai pendapatan selama periode risiko, kecuali apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misal premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan.


(35)

Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.

Pencatatan pendapatan premi yang diterima AJB Bumiputera adalah para tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke perusahaan melalui seksi pertanggungan, seksi pertanggungan menerbitkan bukti pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional untuk di catat kedalam komputer. Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke kepala seksi administrasi untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan, setelah itu seksi pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses pembayaran premi.


(36)

Berikut adalah skema dari kerangka pemikiran :

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikiran Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera

1912 Kantor Cabang Cimahi Asuransi Jiwa Bersama (AJB)

Bumi Putera 1912

Sub. Bag. Administrasi

Kasir


(37)

30 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian dilakukan di AJB. Bumiputera 1912 Cabang Cimahi, yang akan diteliti adalah mengenai pencatatan pendaptan premi dengan metode uang muka.

Husein Umar (2005:303), mengatakan bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek

penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan

hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Sedangkan pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2009:13) menyatakan bahwa ;

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)“.

Jadi dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah sasaran untuk mendapatkan data baik tentang apa ataupun siapa dengan tujuan dan manfaat tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek Penelitian yang akan di kaji dalam penelitian ini adalah Pencatatan Pendapatan Premi.


(38)

Penulis melakukan pengamatan langsung dan pengumpulan data pada AJB. Bumiputera 1912 Cabang Cimahi yang beralamat di Jalan Cilember No. 325 Cimahi langsung dengan karyawan Asuransi khususnya pada bagian administrasi .

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa dat primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh.

Pengertian metode penelitian yang dikemukakan oleh Sujoko, Stevanus dan Yuliawati (2009:7) adalah sebagai berikut:

”Metode penelitian adalah strategi dalam melakukan penelitian termasuk

tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melakukan penelitian”.

Adapun pengertian mengenai metode deskriptif menurut Sugiyono (2009:29) menyatakan bahwa:

”Metode deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan


(39)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis tentang objek yang akan diteliti melalui pengumpulan data atau sempel.

Dari penulisan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi”. Metode yang digunakan penulis dalam menyusun tugas ahir ini adalah deskriptif analisis. Dengan metode ini penulis berusaha untuk mencatat dan menggambarkan apa yang di peroleh dengan mengobservasi dan hasilnya dapat dimengerti dan bisa membandingkan mengenai keadaan perusahaan, khususnya yang menyangkut aspek – aspek yang diteliti dimana data dan informasi yang diperoleh akan dikumpulkan dan diuraikan dan kemudian dianalisis.

3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Pengertian desain penelitian yang telah dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:84) menyatakan bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.


(40)

Menurut Sugiyono (2009:18), menjelaskan proses penelitian dapat disimpulakan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah. 2. Rumusan Masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan. 4. Metode Penelitian.

5. Menyusun Instrument Penelitian. 6. Kesimpulan

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Sumber Masalah.

Peneliti menentukan masalah-masalah sebagai fenomena untuk dasar penelitian. 2. Rumusan Masalah.

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data. Proses penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit karena tujuan penelitian ini adalah menjawab masalah penelitian sehingga suatu penelitian tidak dapat dilakukan dengan baik jika masalahnya tidak dirumuskan secara jelas. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian akan mempengaruhi pelaksanaan tahap selanjutnya didalam tahap penelitian.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan.

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban smentara terhadap masalah


(41)

penelitian (hipotesis). Telaah teoritis mempunyai tujuan untuk menyusun kerangka toritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau petanyaan penelitian yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhnya kriteria pengetahuan yang rasional.

4. Metode Penelitian.

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan deskriptif.

5. Menyusun Instrument Penelitian.

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument pada penelitian ini berupa wawancara dan observasi.

6. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.


(42)

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian

Sebelum mengadakan penilaian dalam penelitian, penulis harus menentukan operasional variabel, hal ini dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam melakukan penelitian.

Operasional variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah variabel Independen (Variabel X). Variabel bebas (independen variabel) merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah “Analisis Atas Pencatatan Pendapatan Premi Dengan Metode Uang Muka”. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel, yaitu variabel (X) oleh karena itu tidak terdapat variabel dependen (Y). Variabel tergantung (dependen variabel) adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

Variabel indikator, yang digunakan untuk variabel X dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :


(43)

Tabel 1.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Pencatatan Pendapatan Premi

Pendapatan premi adalah premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.

(IAI, 2002;285)

1. Prosedur pencatatan pendapatan premi. 2. Kendala pencatatan

pendapatan premi. 3. Upaya mengatasi

kendala pencatatan pendapatan premi.


(44)

3.2.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Sumber yang diperoleh peneliti untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti didapat langsung dari AJB. Bumiputera 1912 Cabang Cimahi. Untuk menunjang hasil penelitian, maka penulis melakukan pengelompokan

data yang diperlukan kedalam dua jenis data, yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dapat dan dijadikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan wawancara dengan pihak yang berkepentingan.

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diambil secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah perusahaan, yaitu berbagai referensi buku, makalah, materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis.

Kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan, terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Metode yang digunakan dibawah ini dimaksudkan agar mempermudah dalam penelitian lebih dekatnya pada pengumpulan data diantaranya :


(45)

1. Studi Lapangan (field research)

Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.

Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :

1) Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pencarian dan pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan penelitian mengenai kegiatan-kegiatan yang terjadi pada suatu perusahaan bagian keuangan staff anggaran.

2) Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan tatap muka langsung dengan pihak yang bersangkutan untuk diwawancarai sehingga data-data yang diperlukan dapat dimiliki penulis secara langsung pada staff yang mengelola bidang anggaran perusahaan

2. Library Research (Studi Pustaka),

Study pustaka, yaitu teknik pengumpulan data yang ada dari berbagai bahan pustaka (referensi) yang relevan dalam pencatatan pendapatan premi asuransi. Adapun buku yang menjadi referensi adalah Buku Bank dan Financial Institution Management, Dasar-dasar Asuransi, Pendapatan Premi.


(46)

3.2.4 Metode Analisis

Untuk mencapai sebuah kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan dan di analisis , maka proses yang di lakukan adalah penyusunan kriteria yang di dasarkan pada data yang dikumpulkan baik data hasil penelitian keperpustakaan maupun gambaran umum perusahaan yang di jadikan objek penelitian

Adapun analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis prosedur pencatatan pendapatan premi.

2. Menganalisis hambatan pencatatan pendapatan premi. 3. Menganalisis upaya pencatatan pendapatan premi.


(47)

40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan

AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi ini terbentuk pada tanggal 12 Februari 1912, di Magelang, Jawa Tengah, dengan nama Onderlinge Levensverzekering Maatschapij PGHB (bahasa Belanda) disingkat dengan O.L Mij. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya Mutual Life Insurance (Asuransi Jiwa Bersama). Dengan bentuk badan usaha yang seperti ini, maka pemilik perusahaan adalah Para Pemegang Polis.

O.L Mij PGHB didirikan berdasarkan keputusan dalam sidang pada Kongres Perserikatan Guru-guru Hindia Belanda yang pertama di Magelang, saat itu pesertanya hanya terbatas pada kalangan guru-guru saja. Para peserta kongres pun menyambut positif. Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota O.L Mij. PGHB, baru 5 orang.

Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnya pun untuk pertama kali, hanya terdiri dari tiga orang Pengurus PGHB, yang terdiri dari:

1. Mas Ngabehi (M.Ng) Dwidjosewojo, sebagai Presiden Komisaris. 2. Mas Karto Hadi (M.K.H) Soebroto, sebagai Direktur.


(48)

Pada mulanya perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia Belanda, kemudian perusahaan memperluas jaringan pelayanannya ke masyarakat umum. Dengan bertambahnya anggota, maka para pengurus sepakat untuk mengubah nama perusahaannya. Berdasarkan Rapat Anggota/Pemegang Polis di Semarang, November 1914, nama O.L Mij. PGHB diubah menjadi O.L Mij. Boemi Poetra.

Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di Indonesia, nama O.L Mij. Boemi Poetra yang menggunakan bahasa asing segera diganti. Maka pada tahun 1943 O.L Mij. Boemi Poetra kembali diubah namanya menjadi Perseroan Pertanggungan Djiwa (PTD) Boemi Poetra, yang merupakan satu-satunya perusahaan asuransi jiwa nasional yg tetap bertahan. Namun karena dirasa kurang memiliki rasa kebersamaan, maka pd tahun 1953 PTD Boemi Poetra dihapuskan. Dan, hingga sekarang terkenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) di depan nama Bumiputera 1912 yang merupakan bentuk badan hukum.

Pada tahun 1921, perusahaan pindah ke Yogyakarta. Pada tahun 1934 perusahaan melebarkan sayapnya dengan membuka cabang-cabang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin, dan Ujung Padang. Dengan demikian semakin berkembang, maka tahun 1958 secara bertahap kantor pusat dipindahkan ke Jakarta, dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB Bumiputera berdomisili di Jakarta.

Selama lebih Sembilan dasawarsa, Bumiputera telah berhasil melewati berbagai rintangan yang amat sulit, antara lain pada masa penjajahan, masa revolusi,


(49)

dan masa-masa krisis ekonomi seperti sanering di tahun 1965 dan krisis moneter yang dimulai pada pertengahan tahun 1997.

Salah satu kekuatan Bumiputera adalah kepemilikan dan bentuk perusahaannya yang unik, dimana Bumiputera adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang berbentuk mutual atau usaha bersama, artinya pemilik perusahaan adalah pemegang polis bukan pemegang saham. Jadi perusahaan tidak berbentuk PT atau Koperasi. Hal ini dikarenakan premi yang diberikan kepada perusahaan sekaligus dianggap modal. Badan perwakilan pera pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi, dan ikut serta mengawasi jalannya perusahaan.

AJB Bumiputera 1912 memulai usahanya dengan modal awal nol sen. Dengan demikian, perusahaan asuransi ini berbentuk onderling atau mutual (Usaha Bersama), karena perusahaan dapat didirikan tanpa harus menyediakan modal lebih dahulu. Uang yang diterima perusahaan untuk pertama kalinya berasal dari kelima peserta kongres PGHB yang menjadi O.L Mij. PGHB. Syarat utamanya dalah bahwa ganti rugi tidak akan diberikan kepada ahli waris pemegang polis yang meninggal sebelum polisnya berjalan selama tiga tahun penuh.

Perusahaan ini hanya mengutamakan pembayaran premi sebagai modal kerjanya dan tidak mendapatkan honorarium bagi para pengurusnya, sehingga mereka bekerja dengan sukarela.


(50)

Visi dan Misi AJB Bumiputera1912 Visi

1. Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai Perusahaan Asuransi Jiwa Nasional yang kuat, modern dan menguntungkan.

2. Didukung oleh sumber daya manusia (SDM) profesional yang menjunjung tinggi nilai -nilai idealisme serta mutualisme.

Misi

1. AJB Bumiputera 1912 menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa berkualitas sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan

2. Nasional melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

3. AJB Bumiputera 1912 senantiasa mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk menjamin pertumbuhan kompetensi karyawan, peningkatan

4. Kesejahteraan, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan perusahaan kepada pemegang polis.

5. AJB Bumiputera 1912 mendorong terciptanya iklim kerja yang motivasif dan inovatif untuk mendukung proses bisnis internal perusahaan yang efektif dan efisien.


(51)

4.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah gambar yang berisikan bagan – bagan ataupun dalam bentuk lain yang dapat memberikan penjelasan dan gambaran secara sistematis, yaitu menerangkan fungsi masing-masing atau tugas – tugas yang dilakukan karyawan itu. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang antara dua orang atau lebih orang yang melakukan kerjasama dalam bidang tertentu melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan untuk kepentingan bersama.

Jadi struktur organisasi adalah keseluruhan tenyang penjelasan bagan-bagan pekerjaan serta fungsi tugas masing-masing di dalam perusahaan yang dibentuk oleh sekelompok orang yang melakukan kerja sama dimaksudkan untuk melakukan suatu tujuan demi kepentingan bersama.

Struktur organisasi dibentuk sabagai alat bantu bagi pemimpin suatu perusahaan untuk mengkoordinir aktifitas semua karyawann, agar karyawan perusahaan tersebur bisa mengerjakan tugasnya secara efektif dan efisien.

Struktur Perusahaan berbentuk mutual, kekuasaan tertinggi di AJB Bumiputera 1912 terletak di tangan anggotanya yang dalam hal ini adalah para pemegang polis AJB Bumiputera 1912 itu sendiri . kedudukan pemegang polis AJB Bumiputera 1912 selain sebagai pembeli jasa asuransi (klien) juga berarti pemilik perusahaan, perwujudan kekuasaan anggota disalurkan melalui wakil-wakilnya pada lembaga tertinggi perusahaan yakni : Badan Perwakilan Anggota (BPA)


(52)

Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 cab. Cimahi dapat dilihat pada gambar 2.1:

Sumber : AJB Bumiputera cab. Cimahi

Gambar 1.2

Struktur Organisasi AJB Bumiputera cab. Cimahi Kepala Cabang

KUO Kepala Unit Operasional

KUAK

Kep. Unit Adm Keuangan

Administrasi Kasir


(53)

4.1.2.1 Deskripsi Jabatan 1. Kepala cabang

Kepala cabang Asper adalah seorang pejabat yang karena tugas dan tanggung jawabnya di berikan amanah oleh perusahaan untuk memimpin sebuah organisasi Kantor Cabang Asper. Kepala Cabang berperan dalam melaksanakan pengembangan organisasi keagenan, kegiatan operasional produksi, operasional konservasi, operasional pengelolaan dana, kegiatan administrasi keuangan, kehumasan dan pelayanan kepada pemegang polis, serta melaksanakan pengendalian dan evaluasi atas pelaksanaannya.

Kepala Cabang bertanggung jawab kepada Kepala Wilayah, mengkoordinir dan membawahi :

a. Kepala Unit Operasional

b. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan c. Agen Koordinator

2. Kepala Unit Administrasi & Keuangan (KUAK)

Kepala Unit Administrasi dan Keuangan adalah seorang pejabat yang karena tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk berperan dalam melaksanakan, membina, mengawasi, dan mengendalikan kegiatan administrasi keuangan, serta pelayanan kepada Pemegang Polis, Agen Koordinator dan Agen.


(54)

Kepala unit Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dan membawahi :

a. Kasir/pemegang kas b. Pegawai Administrasi

c. Petugas Costumer service (Kantor Cabang Eksekutif) d. Tenaga Kontrak (SPIK)

3. Kepala Unit Operasional (KUO)

Kepala Unit Operasional adalah seorang pejabat yang karena tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaannya untuk berperan dalam melaksanakan, membina, mengendalikan kegiatan operasional penjualan, operasional konservasi dan pelayanan kepada Pemegamg Polis.

Kepala Unit Operasional bertanggung jawab kepada Kepala Cabang dan mengkoordinir Agen dalam unit kerjanya.

4. Kasir

Kasir adalah seorang pejabat fungsional yang karena tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk berperan dalam melaksanakan tertib administrasi, sirkulasi dan laporan keuangan.


(55)

Bagian Kasir berfungsi sebagai penerima pembayaran premi pertama dan mencocokannya dengan faktur penerimaan kas yang diterima dari bagian Penata Usaha. Kasir bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan.

5. Pegawai Administrasi

Pegawai Administrasi adalah seorang karyawan yang karena tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk melaksanakan tugas-tugas administrasi.

Pegawai Administrasi bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan.

6. Tenaga SPIK

Tenaga kontrak (SPIK) adalah seorang pekerja berstatus kontrak kerja dengan perusahaan dalam batas waktu tertentu (pegawai administrasi, Tenaga Keamanan dan Tenaga Kebersihan Kantor/office boy) yang karena tugas dan tanggung jawabnya diberikan amanah oleh perusahaan untuk membantu melaksanakan pekerjaan-pekerjaan administrasi.Tenaga SPIK bertanggung jawab kepada Kepala Unit Administrasi Keuangan.


(56)

7. Agen koordinator

Agen koordinator adalah agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan pengawasan, pengendalian, dan pembinaan terhadap Agen Produksi dan Agen Debit yang berada dibawah koordinasinya.

8. Agen Produksi

Agen produksi adalah agen yang mempunyai kewajiban pokok melakukan kegiatan penutupan produksi baru asuransi jiwa sesuai dengan segmen pasarnya. Agen bertanggung jawab kepada Agen koordinator.

9. Agen Debit / Petugas Customer Service.

Agen Debit/Petugas Customer Service adalah agen/petugas yang mengelola portofolio polis pada suatu wilayah debit dengan kewajiban pokok melakukan kegiatan pengutipan premi dan pelayanan terhadap pemegang polis dalam wilayah debit, dibawah pengawasan dan koordinasi Agen Koordinasi / Kepala Unit Operasional(KUO).

Agen Debit bertanggung jawab kepada Agen Koordinator, sedangkan Petugas Customer Service bertanggung jawab kepada KUA & Keuangan (Kepala Kantor Cabang Eksekutif).


(57)

4.1.2.2Aspek Kegiatan Perusahaan 1. Internal

Kegiatan Internal dimaksudkan untuk membina keakraban dan kebersamaan dalam rangka membangun motivasi dan iklim kerja yang komdusif melalui:

a. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi ke tempat tinggal mitra kerja / pegawai dengan skala prioritas.

b. Kepala Cabang / KUAK / KUO menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam organisasi dengan melakukan kegiatan olahraga dan arisan. c. Kepala Cabang menyelenggarakan program pembinaan rohani sesuai dengan

agama masing-masing.

d. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan silaturahmi kepada keluarga mitra kerja / pegawai secara berkala.

e. Kepala Cabang / KUAK / KUO melakukan kunjungan kepada mitra kerja / pegawai yang kena musibah atau sakit.

2. Eksternal

Kegiatan eksternal dimaksudkan untuk membuka pasar agar memudahkan Agen dalam melakukan presentasi pasar diwilayah operasional, maupun untuk membina hubungan baik dengan pihak eksternal:


(58)

a. Kepala Cabang wajib melakukan kegiatan silaturahmi kepada anggota Muspida setempat (Bupati/Walikota-Dandim-Kapolres-Ketua Pengadilan dan Kepala Kejaksaan) secara berskala, mengenai serta menjalin keakraban dan kerjasama. b. Kepala Cabang wajib melakukan kunjungan silaturahmi khususnya silaturahmi

khususnya kepada Kepala-kepala dinas, perwira-perwira TNI dan POLRI, Kalangan Perbankan, secara berkala, mengenai serta menjalin keakraban dan kerjasama.

c. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban kepada ketua Organisasi dan Asosiasi serta mendapatkan daftar nama anggota organisasi tersebut untuk didistribusikan kepada Agen sesuai segmennya.

d. Kepala Cabang melakukan kunjungan keakraban dan mengenal pemuka Agama, pemuka Adat dan Pusat Pengaruh diwilayah operasionalnya.

e. Kepala Cabang / KUAK / KUO Mitra Kerja mengikuti kegiatan Adat maupun kegiatan keagamaan diwlayah operasionalnya.

f. Kepala Cabang melakukan kunjungan silaturahmi ke perusahaan-perusahaan dan media massa terdapat diwalayanya (jika ada)

g. Kepala Cabang berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

h. Kepala Cabang bergabung dan aktif dalam kegiatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia di wilayah Operasionalnya.


(59)

4.1.3 Prosedur Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Pencatatan pendapatan premi digunakan sebagai bukti bayar nasabah yang akan menyetorkan uang tiap bulannya kepada bagian kasir tentunya. Pengertian pencatatan pendapatan premi adalah pengumpulan data secara teratur diterima secara tahunan, setengah tahunan, triwulan, tunggal atau sekaligus berdasarkan premi tahunan yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan.

Prosedur pencatatan pendapatan premi pada AJB Bumiputera adalah para tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke perusahaan melalui seksi pertanggungan, seksi pertanggungan menerbitkan bukti pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional untuk di catat kedalam komputer. Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke kepala seksi administrasi untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan, setelah itu seksi pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses pembayaran premi.

4.1.4 Kendala Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Kendala yang dihadapi dalam Pencatatan Pendapatan Premi Pada AJB. Bumiputera Cab. Cimahi adalah kesalahan pada kasir yang kurang teliti dalam


(60)

pengisian kuitansi premi, pada komputer dan mesin print sering terjadi kerusakan, terakhir kendala pada nasabah yang terkadang dalam melakukan pembayaran preminya tidak sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan oleh perusahaan sehingga pencatatan pendapatan preminya menjadi tersendat.

4.1.5 Upaya Untuk Mengatasi Kendala Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Upaya untuk mengatasi kendala dalam pencatatan pendapatan premi pada bagian kasir harus lebih teliti lagi dalam pengisian kuitansi premi, komputer dan mesin print harus sering dilakukan pengecekan ulang sehingga pada saat digunakan tidak terjadi error atau kerusakan, penyeleksian nasabah harus lebih selektif lagi, sehingga tidak ada nasabah yang membayar premi tidak tepat pada waktunya.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Prosedur pencatatan pendapatan premi yang diterima AJB Bumiputera adalah para tertanggung membayar premi melalui agen atau membayar sendiri preminya ke perusahaan melalui seksi pertanggungan, seksi pertanggungan menerbitkan bukti pembayaran premi berupa kwitansi dan melaporkan ke kepala seksi operasional untuk di catat ke dalam komputer. Kemudian Seksi pertanggungan melaporkan ke kepala


(61)

seksi administrasi untuk dicatat untuk rekap laporan keuangan perusahaan, setelah itu seksi pertanggungan melaporkan ke bagian kasir untuk proses pembayaran premi. Ada 2 tahapan prosedur pencatatan pendapatan premi yaitu:

1. Penerimaan Premi Pertama

a. Agen meminta pengesahan setoran premi pertama kepada pengawas Kas dan Pengawas kas mencatat dalam buku kontrol kas.

b. Agen menyerahkan uang beserta pengesahan setoran premi pertama kepada kasir.

c. Kasir menandatangani bukti setoran premi pertama, mencantumkan tanggal, nomor kas, dan paraf pada bukti kuitansi premi pertama kepada kasir.

2. Penerimaan Premi Lanjutan

a. Agen menyerahkan uang bersamaan dengan penyerahan sus kuitansi kepada kasir dan meminta daftar titipan setoran premi yang ditandatangan kasir dan diketahui pengawas kas. Pengawas kas mencatat dalam buku kontrol kas. b. Kasir menyerahkan sus kuitansi kepada petugas urusan adiministrasi.

c. Petugas administrasi melakukan entry data melalui aplikasi DSP dan mengaplikasikan Pp 07.

d. Pp 07 dteliti pengawas kas, apabila sudah cocok dan benar kemudian ditandatangani dan diteruskan kepada kasir.

e. Kasir setelah mendapatkan Pp 07 selanjutnya didistribusikan lembar asli dilampiri sus kuitansi untuk dikirim ke kantor wilayah, lembar kedua untuk


(62)

arsip kantor operasional, lembar ketiga diserahkan kepada agen untuk ditukar dengan daftar titipan setoran premi.

f. Pegawai urusan administrasi setiap sore hari harus melakukan proses penutupan setoran premi, menghasilkan lembaran buku harian penerimaan premi beserta voucher. Nomor kas secara otomatis akan di isi oleh aplikasi LBK integrasi.

g. Pegawai urusan administrasi memberikan informasi kepada kasir bahwa penutupan setoran premi telah selesai dan kasir mengambil voucher aplikasi. h. Pegawai urusan administrasi membubuhkan tanda tangan pada lembar buku

harian penerimaan premi kemudian dilanjutkan ke pengawas kas.

i. Pengawas kas meneliti kebenaran jumlah yang tercantum selanjutnya membubuhkan tanda tangan dan dicatat dalam buku.

Perbandingan Pencatatan Pendapatan Premi menurut perusahaan dengan Pernyataan Standar Akuntansi No. 36 :

1. Untuk mencatat pada saat pendapatan premi diterima Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Kas

Pendapatan

Kas


(63)

2. Untuk mencatat pendapatan premi belum dibayar/piutang Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Piutang premi

Pendapatan premi

Pendapatan premi Piutang premi

3. Untuk mencatat pada saat pembayaran premi reasuransi Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Premi Reasuransi

Kas/Bank

Premi Reasuransi Kas/Bank

4. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Biaya Klaim

Kas/Bank

Biaya Klaim Kas/Bank

5. Untuk mencatat pada saat klaim reasuransi diterima Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Piutang Reasuransi

Pendapatan Reasuransi

Piutang Reasuransi


(64)

6. Untuk mencatat pada saat pembentukan pencadangan kerugian Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Kenaikan Estimasi

Kewajiban Klaim

Estimasi Kewajiban Klaim

Kenaikan Estimasi Kewajiban Klaim

Estimasi Kewajiban Klaim

7. Untuk mencatat pada saat pengakuan biaya klaim yang terjadi Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Biaya Klaim

Hutang Klaim

Biaya Klaim Hutang Klaim

8. Untuk mencatat pada saat pembayaran klaim Menurut Pernyataan Standar

Akuntansi No. 36

Perusahaan Hutang Klaim

Kas/Bank

Hutang Klaim Kas/Bank

Dengan adanya sistem akuntansi yang dapat mengolah data transaksi dan data keuangan lainnya secara teratur dapat dikatakan bahwa pihak manajemen asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912, telah menyusun laporan keuangan dengan baik sesuai dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa, walaupun dalam pencatatan transaksi yang terjadi sedikit berbeda dengan PSAK No. 36 yaitu pencatatan pada pendapatan premi belum dibayar/piutang, pada perusahaan pencatatan ditulis pendapatan premi pada piutang premi, sedangkan menurut PSAK No. 36 pencatatan ditulis piutang premi pada pendapatan premi.


(65)

Dalam teori prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (2007:113) yang terdapat sembilan tahap diantaranya pengajuan berkas berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancara kesatu, pemeriksaan lapangan, wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan kredit atau perjanjian lainnya, realisasi kredit, dan penyaluran atau penarikan. Dalam hal ini penulis menganalisa prosedur pencatatan pendapatan premi yang dilakukan oleh asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912.

Secara keseluruhan prosedur pencatatan pendapatan premi yang dilakukan oleh asuransi jiwa bersama (AJB) Bumi Putera 1912 dalam menjalankan tahap-tahap pencatatan pendapatan premi sudah sesuai teori yang ada. Ternyata dalam pelaksanaan dilapangan terdapat kekurangan dalam penyelidikan berkas-berkas nasabah oleh bagian kredit seperti tidak adanya foto copy KTP, Polis Asli Premi Asuransi dan kuitansi premi yang dimana bagian administrasi melanjutkan ke tahap selanjunya walapun berkas-berkas nasabah ada yang kurang.

Dalam prosedur pencatatan pendapatan premi bahwa apabila nasabah tidak melengkapi persyaratan-persayatan yang ada maka pihak asuransi akan mengecek kembali data - data nasabah jika ada yang terselip ataupun hilang dan mengentri data-data penerimaan premi secara berulang.


(66)

4.2.2 Analisis Kendala Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Kendala yang dihadapi dalam Pencatatan Pendapatan Premi pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi diantaranya :

1. Kendala Pegawai

Biasanya kendala yang dihadapi berupa kesalahan kasir yang tidak teliti dalam memeriksa nama, nomor premi, dan nominal yang tertera pada kuitansi premi. 2. Kendala Komputer ( Mesinnya )

Kendala ini bisa saja terjadi karena komputer atau mesin printnya rusak, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan juga butuh perbaikan.

3. Kendala Pada Pembayaran Premi oleh Nasabah

Pembayaran premi oleh nasabah tidak tepat pada waktu yang sudah disepakati sehingga menyebabkan keterlambatan pada pencatatan pendapatan premi dan penguluran waktu dlam penyelesaian pencatatan pendapatan premi.

4.2.3 Analisis Upaya Untuk Mengatasi Kendala Pencatatan Pendapatan Premi Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumi Putera 1912

Usaha untuk mengatasi kendala yang di hadapi dalam Pencatatan Pendapatan Premi Pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi sebagai berikut :


(67)

1. Karyawan pada bagian kasir harus lebih teliti lagi dalam memeriksa kelengkapan, seperti nama, nomor premi, nominal, dan juga kelengkapan yang ada agar tidak salah sewaktu akan di print.

2. Komputer harus sering di cek, agar tidak ada kerusakan yang mengakibatkan komputer tiba-tiba mati, atau bisa saja error/rusak karena akan menghambat

aktivitas terutama pada bagian kasir yang sangat penting karena merupakan pusat pembayaran yang dilakukan oleh nasabah.

3. Menyeleksi dan meminta kelengkapan data nasabah sehingga para agen diperusahaan dapat menghubungi untuk menagih para nasabah.


(68)

61 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dengan berbagai penganalisaan yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pencatatan Pendapatan Premi Pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi. Berguna untuk mencatat setiap adanya transaksi keuangan, jika ada nasabah yang ingin membayar premi setiap harinya dicatat pada kuitansi, agar ada bukti tertulis .

2. Kendala yang terjadi adalah kesalahan dalam penulisan kuitansi oleh bagian kasir, kerusakan pada komputer atau mesin print yang rusak, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan juga butuh perbaikan, pembayaran premi yang dilakukan nasabah tidak tepat pada waktu yang disepakati, menyebabkan keterlambatan pada pencatatan pendapatan premi dan penguluran waktu dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi.

3. Karyawan pada bagian kasir harus lebih teliti lagi, komputer harus sering di cek, menyeleksi dan meminta kelengkapan data nasabah sehingga para agen di perusahaan dapat menghubungi untuk menagih para nasabah.


(69)

4.2.1Saran

Berkaitan dengan kesimpulan yang penulis buat, maka penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yang diantaranya sebagai berikut :

1. Perlu meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dari semua bagian unit kerja di AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi

2. Perlu adanya aturan dalam hal kedisiplinan, sebaiknya para nasabah yang telah melakukan keterlambatan pembayaran premi melebihi batas waktu yang ditetapkan sebaiknya diberikan sanksi berupa surat peringatan guna untuk meningkatkan kinerja dalam pencatatan pendapatan premi.

3. Dalam penyeleksian nasabah harus lebih selektif lagi agar penerimaan premi menjadi lancar.


(70)

63 Persada

Abdul Halim. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat

Herman Darmawi. 2004. Manajemen Asuransi. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara

Husen Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Teknis Bisnis. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Ade Arthesa dan Edia, Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Bandung: PT. Indeks.

Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate): Prinsip, Prosedur, dan Metode. Universitas Brawijaya. Malang

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

O.P. Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia


(71)

64 Soeisno Djojosoedarso. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Edisi

Revisi. Jakarta : Salemba Empat

Sujoko Effirn, Stevannus Hadi Darmaji, dan Yuliawati. 2009. Metode Penelitian untuk Akuntansi. Cetak Pertama: Bayumedia publicing. Malang

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif: Bandung: RD. Alfabeta.

Soegiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung : CV Alfabeta

Soemarso, SR. 2002.Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.


(1)

60

1. Karyawan pada bagian kasir harus lebih teliti lagi dalam memeriksa kelengkapan, seperti nama, nomor premi, nominal, dan juga kelengkapan yang ada agar tidak salah sewaktu akan di print.

2. Komputer harus sering di cek, agar tidak ada kerusakan yang mengakibatkan komputer tiba-tiba mati, atau bisa saja error/rusak karena akan menghambat

aktivitas terutama pada bagian kasir yang sangat penting karena merupakan pusat pembayaran yang dilakukan oleh nasabah.

3. Menyeleksi dan meminta kelengkapan data nasabah sehingga para agen diperusahaan dapat menghubungi untuk menagih para nasabah.


(2)

61 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh dengan berbagai penganalisaan yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pencatatan Pendapatan Premi Pada AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi dilakukan dengan cara manual dan komputerisasi. Berguna untuk mencatat setiap adanya transaksi keuangan, jika ada nasabah yang ingin membayar premi setiap harinya dicatat pada kuitansi, agar ada bukti tertulis .

2. Kendala yang terjadi adalah kesalahan dalam penulisan kuitansi oleh bagian kasir, kerusakan pada komputer atau mesin print yang rusak, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan juga butuh perbaikan, pembayaran premi yang dilakukan nasabah tidak tepat pada waktu yang disepakati, menyebabkan keterlambatan pada pencatatan pendapatan premi dan penguluran waktu dalam penyelesaian pencatatan pendapatan premi.

3. Karyawan pada bagian kasir harus lebih teliti lagi, komputer harus sering di cek, menyeleksi dan meminta kelengkapan data nasabah sehingga para agen di perusahaan dapat menghubungi untuk menagih para nasabah.


(3)

62

4.2.1Saran

Berkaitan dengan kesimpulan yang penulis buat, maka penulis mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, yang diantaranya sebagai berikut :

1. Perlu meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dari semua bagian unit kerja di AJB. Bumiputera 1912 Cab. Cimahi

2. Perlu adanya aturan dalam hal kedisiplinan, sebaiknya para nasabah yang telah melakukan keterlambatan pembayaran premi melebihi batas waktu yang ditetapkan sebaiknya diberikan sanksi berupa surat peringatan guna untuk meningkatkan kinerja dalam pencatatan pendapatan premi.

3. Dalam penyeleksian nasabah harus lebih selektif lagi agar penerimaan premi menjadi lancar.


(4)

63 DAFTAR PUSTAKA

Abbas Salim. 2000. Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Abdul Halim. 2002. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat

Herman Darmawi. 2004. Manajemen Asuransi. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT Bumi Aksara

Husen Umar. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Teknis Bisnis. Jakarta: PT. Grafindo Persada

Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Ade Arthesa dan Edia, Handiman. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Bukan

Bank. Bandung: PT. Indeks.

Kasmir. 2007. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kusnadi. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate): Prinsip,

Prosedur, dan Metode. Universitas Brawijaya. Malang

Moh. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

O.P. Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank Dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia


(5)

64 Sapto. 2004. Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan dan Beban Dalam Kaitannya

Dengan PSAK No. 36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa

Soeisno Djojosoedarso. 2003. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko Asuransi. Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat

Sujoko Effirn, Stevannus Hadi Darmaji, dan Yuliawati. 2009. Metode Penelitian

untuk Akuntansi. Cetak Pertama: Bayumedia publicing. Malang

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif: Bandung: RD. Alfabeta.

Soegiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung : CV Alfabeta

Soemarso, SR. 2002.Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.


(6)

96

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Lisda Nurmawiah

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 12 Maret 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Bbk Loa No Rt 02/02, Gunung Batu, Cimahi 40514

DATA PENDIDIKAN

No. Tingkat Nama Sekolah Tempat Tahun Ijazah

1. SD SDN. Pasirkaliki V Bandung 1996-2002 2. SMP SMPN 2 Pangkal Pinang Bangka 2002-2005

3. SMA SMAN 6 Cimahi 2005-2008

4 Perguruan Tinggi

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Bandung