Pola Komunikasi Ibu dan Anak dalam Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemadam Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat.

POLA KOMUNIKASI H:U DAN ANAK DALAM PENANAMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI ASRAMA SUKlJ DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOT AMADYA JAKARTA BAR.AT

Oleh:

NIA EKA vV ATI
NIJVI : 201051000899

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SVARTF HlDA VATrTLT.AH .TAK ARTA

POLA KOMUNIKASI mu DAN ANAK DALAJ\-1 PENANAMAN
NILAI-NILAI KEAGAMAAN P ADA ANAK USIA PRASEKOLAH
DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAJVI :ra:BAKARAN
KOTAMADYA JAKARTA BAJRAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Saijana Ilmu Sosial !slam (S.Sos.1)

Oleh:

NIAEKAWATI
NIM : 201051000899

Drs. H. Mah ud Jalal, M.A.
NIP. 150 02 342

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 HI 2008 M

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN
Skripsi be1judul POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK DALAM
PENANAMAN


NILAI-NILAI

KEAGAMAAN

PADA

ANAK

USIA

PRASEKOLAH DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN
KOTAMADYA JAKARTA BARAT telah diujikan dalam sidang Munaqasyah
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakaita pada tanggal 23 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ilnm Sosial Islam (S.Sos.I) pada program studi komunikasi
dan penyiaran Islam.
Jakaita, 15 Juni 2008
Sidang Munaqasyah

Sekretaris Merai1gkap Anggota


Ketua Merangkap Anggota

= :".

;;§3; ¢a

')

セMᆳ

/
f
/,,,., /I /\;\;\ flt\ i ;t.-.._
./
\../ v
i\ I , c
Dfa. Hj. Musfirah Nurlaily, MA
NIP. 150 299 324


Dr. H. Murodi, MA
NIP. 150 254 102
Anggota,

Penguji II,

J

.

//l/L/l//1YJr\Avl

ffra. Hj. Musfirail' Nurlailv, MA
NIP. 150 299 324

セゥュ「ョァ@

Drs. H. Mahm d Jalal, MA.
NIP. 150 202 342


LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan has ii karya asli saya yang diaj ukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakaita.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Juni 2008

Nia Ekawati

ABSTRAK
Nia Ekawati

Pola Kom1mikasi Um da11. Anak dalam Pemmaman Nilai-nilai Keagamaa11.
pada Anak Usia Prasekolal! di Asrama Suku Dim1s Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta
Barnt.
Penanaman nilai keagamaan harus dimulai dari masa kanak-hmak, karena
masa kanak-kanak merupakan priode yang sangat kritis dan paling penting
melalui hubungan komtmikasi antara orang tua dengan anaknya, yang masih usia
prasekolah. Pada masa prasekolah ini mempunyai pengamh yang sangat besar dan
tidak bisa diremehkan dalam pembentukan pribadi seorang anak. Apapun yang
terekam dalam diri anak pada masa ini kelak akan tampak berbagai pengaruhnya
dalam kepribadiannya ketika ia beranjak dewasa.
Pendidikan rohani dan jasmani hams diberikan se:cara berbarengan dan
berimbang. Biasanya, anak pada usia ini senang mamperhatikan dan meniru apa
yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya, terutama orang tuanya. Untuk itu
penanaman nilai keagamaan sangat penting sekali pada usia prasekolah ini atau
usia balita seperti mengajarkan anak untuk selalu berdoa dalam setiap melakukan
suatu peke1jaan, mengajak anak untuk mengikuti sholat, walau pada prosesnya
anak dalam usia prasekolah baru bisa mengikuti gerakannya. Na.mun dengan
mengetahui gerakan sholat dan sering mendengarkan bacaan-bacaan sholat, rnaka
dalam memori anak akan terekam, sehingga tanpa disadari anak dapat

menirukmmya dan ini merupakm1 awal yang baik bagi perkembangan anak dalam
proses pengenalan salah satu nilai keagamaan melalui hubtmgm1 komunikasi
m1tara ibu dengan mmknya, yang masih usia prasekolah.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimm1a pola komunikasi ibu dan anak
pada usia prasekolah dalam penanaman nilai-nilai keagamaan di Asrama Sudin
Pernadarn Kebakaran Kotamadya Jakm·ta Barnt, yang mana diketahui bahwa
terdapat ibu-ibu di lingkungan tersebut ym1g tidak mengikuti pengajian,
dim1taranya ada yang memiliki anak dalarn usia prasekolah, dan mereka kurm1g
peduli terhadap penmiarnan nilai keagamam1 terhadap anaknya. Seperti; Ibu
membiarkm1 m1alrnya tidak masuk TPA (Tamm1 Pendidikan Al-Quran)
Setelah dilakukan penelitian di lapangm1 secara mendalam dapat
disimpulkan bahwa lebih banyak ibu-ibu di Asrama Sudin Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakarta Baral memiliki perhatim1 terhadap m1aknya dalam penanamm1
nilai-nilai keagamaan dan hanya beberapa ibu saja yang tid ak memiliki perhatian.
Adapun pola komunikasi yang digunakm1 adalah komunikasi verbal, komunikasi
nonverbal dan konmnikasi antarpersonal. Sedangkm1 metode yang digunakan
yakni metode pembiasaan dan metode keteladanan.

KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas untuk mengawali tulisan ini, selain rasa syukur

kepada Allah SWT pencipta semua akhlak, yang mengetahui apa-apa yang ada di
langit dan di bumi, ym1g nyata mauptm yang tersembunyi, baik dalam keadaan
term1g benderang maupun dalm11 keadaan gelap gulita. Hm1ya kepada-Nya peneliti
memuji, memohon pertolongan, ampunan, dm1 perlindungan dm·i kejahatan jiwa
dan keburukan amal perbuatan .
Shalawat dan Salam tak lupa penulis curahkan kepada pembawa cahaya
penerang dalam kehidupan manusia, dan sebagai figure atau tauladan ummat
Islam di selumh dunia.
Selain itu, penulis menyadari tanpa doa, banluan dan dorongm1 dm·i
banyak pihak, penulisan skripsi ini akan sukar diselesaikm1. Oleh karena itu,
penulis mengucapkm1 terima kasih dan penghargaan ym1g setinggi-tingginya
kepada:
1. Bapak Dr. H. Murodi .MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Bapak Dr. Arif Subhan, M.Ag selalo1 Pembantu Dekan
Bidang Akademik, Bapak Drs H. Mahmud Djalal, MA. selaku Pembantu
Dekan Bidang Administrasi dm1 Keuangan, Bapak Drs. Study Rizal,
L.K.MA. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. !bu Dra. Hj. Asriati, M. Hum selaku Koordinator Teknis Program Non
Reguler dan Ibu Dra.


iMセェN@

Musfirah Nurlaily, MA selaku Sekretaris pada

Program Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas

3. Bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A. selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan motivasi, mencurahkan perhatian dan meluangkan
waktunya untuk memberikan pengarahan dan petunjuk yang sangat
berharga bagi penulis, sehingga penulis dapat menyt:lesaikru1 skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan lbu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
khususnya pada Jurusan Komunikasi Penyiaran Islill11, yill1g telah
menstrill1formasikan ilmu dru1 pengalrunan berhru·ga bagi penulis, dan
seluruh staf akademik dan administrasi yan telah rnemberikan pelayanan
kepada peneliti sela111a ini.
5. Pimpinan dill1 segenaf Staf karyawan-karyawati perpustakaan Dakwah dan
Komunikasi dan perpustakaru1 utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yru1g telaJ1 rnemberikru1 pelayanan yang baik dan pinjaman buku-bukunya.
6. Kepada suamiku tercinta Mama' Agus Koswara yang telah rnemberikill1

dukungan penuh hingga aku bisa menyelesaikill1 kuliah, terima kasih atas
cinta dill1 kesabarannya.
7. Ayahanda Endill1g Iskru1dar dan Ibunda tercinta Nenden Sunarti yang telah
membesarkill1 penulis, menyayangi, dru1 mendidik penulis dengan ikhlas
dan penuh kesabru·ill1.
8. Me1tuaku tersayang H. Endang Suherman dan Hj. Nani Rohani yru1g telah
mernberikru1 kasih sayang dill1 perhatiannya.
9. Kepada anakku tersayang M. Azrni Taswara sernoga enggkau rnenjadi
Anak yang sholeh dru1 untuk Tika sebagai teman perjuru1gan.

10. Kepada Ibu Umi Musyarofah dan teman-temanku khususnya Kurniawati,
Fatma dan Umu Kalsum, Terus bersemangat karena sesungguhnya masa
itu bergulir. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,
makasih semuanya
11. Segenap bapak, ibu-ibu dan ade-ade di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakaran Kotamadya Jakarta Barat, yang telah rnemberikan waktunya
kepada penulis dalam menggali data.
Penulis menyadari, bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian .sangat diharapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini..

Hanya kepada Allahlah penulis berserah diri, atas segala kebaikan hati dan
ketulusan jiwa, sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih atas semua
bantuan dan jasa baik dari semua pihak, semoga Allah membalas dengan berlipat
ganda. Amin.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini meqjadi buah karya yang
bermanfaat bagi khasanah keilmuan khususnya Ilmu Komunikasi Penyiaran
Islam. Amin.

Jakarta, 15 Juni 2008

Penulis

DAFTAR ISi

PERNY AT AAN ................................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISi ...................................................................................................... ix
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masai ah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7
D. Metodologi Penelitian .................................................................... 8
E. Sistematika Penulisan ..................................................................... 12
BAB II KERANGKA TEOH.I TENTANG POLA KOJ\/lUNIKASI IBU DAN
ANAK SERTA PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
A. Komunikasi ..................................................................................... 15
1. Pengertian Komunikasi ............................................................. 15
2. Bentnk-bentnk Komunikasi ....................................................... 15
3. Pola Komunikasi Ibu dan Anak ................................................. 17
B. Penanaman Nilai-nilai Keagamaan ................................................ 21
1. Materi Nilai Keagamaan ............................................................ 22
2. Metode Pembiasaan Nilai Keagamaan ...................................... 23
3. Metode Keteladanan Nilai Keaganman .................................... 24
4. Metode Penanaman Nilai Keagamaan ....................................... 24
a. Metode Mengenalkan Sholat ................................................. 29
b. Metode Mengajarkan Ayat-ayat Pendek ............................. 39
c. Metode Mengajarkan Doa-doa ............................................. 31
C. Usia Prasekolah .............................................................................. 31
1. Pengertian Anak Prasekolah ....................................................... 31
2. Kornunikasi Anak Prasekolah ................................................... 31
BAB III GAMBARAN UMUM ASRAMA SUKU J[)INAS PEMADAM
JffiBAKARAN KOTAMADYA JAKARTA lBARAT
A. Geografis dan Demografis Asrama Suku Dina:s Pemadam Kebakaran
Kotamadya Jakmia Barat .............................................................. 33
B. Program Kegiatan Keagamaan di Asrama Suku Dinas Pemadam
Kebakarm1 Kotamadya Jakarta Barat ............................................ 38
C. Aktivitas Ibu-ibu dalam Kegiatllil Keagamaan di Asrama Snku Dinas
Pemadam Kebakarllil Kotamadya Jakmia Bara:t ........................... 40
D. Gambm·an Unmm Ibu-ibu yang Tidak Memasukkm1 Anak-anak
Mereka ke TPA (Tamm1 Pendidikllil Al-Quran) ........................... 40

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI IBU DAN ANAK DALAM
PEN AN AMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN P ADA ANAK USIA
PRASEKOLAH DI ASRAMA SUKU DINAS PEMADAM
KEBAKARAN KO'fAMADYA JAKARTA BARA'f
A. Identifikasi informan ...................................................................... 42
B. Pola Komunikasi !bu dan Anak Dalam Penanaman Nilai-nilai
Keagamaan pada Anak Usia Prasekolah di Asrama Suku Dinas
Pemadam Kebakm·an Kotamadya Jakm"ta Barnt ........................... 42
C. Metode Penanaman Nilai-nilai Keagamaan pada A.nak Usia
Prasekolah di Asrama Suku Dinas Pemada.1111 Kebakarm1 Kotamadya
Jakarta Barat ................................................................................... 51
D. Hambatan-Hambatan dalam Pelaksanaan Pola Komunikasi Ibu dan
Anak Dalam Penanaman Nilai-nilai Ke:aganiaan pada Anak Usia
Prasekolal1 di Asrm11a Stum Dinas Pemadmn K.ebakm·m1 Kotm11adya
Jakmia Barat ................................................................................... 55
BAB V PENU'fUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 59
B. Saran-Saran ...................................................................................... 60
DAF'fAR PlJS'fAKA
LAMPI RAN

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belalrnng Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maup1m tidak, komunikasi
merupakan bagian yang penting dari kehidupan manusia. Adanya komunikasi
yang terjalin dengan harmonis merupakan keadaan yang sangat didambakan oleh
setiap keluarga.
Dengm1 berkomunikasi, seorang suami dapat mencurahkan ka5ih sayang,
menumbuhkan pengertian yang baik, dan bagi isteri komunikasi dapat
menunjukkan pengabdiannya pada keluarga, serta anak pun bisa bennanja-manja
dengan kedua orang tuanya yang dapat menimbulkan sikap terbuka (curhat) serta
orm1g tua bisa lebih memberikm1 bimbingan kepada mereka. Melalui komunikasi
akan terjadi proses penerimaan informasi dan nilai apa saja yllilg hidup dan
berkembang di lingkungan keluarga. Semua yang diterima dalam fase awal itu
akan menjadi referensi kepribadian miak pada masa··masa selanjut11ya1• Oleh
sebab itu, keluarga dituntut untuk merealisasikan nilai-nilai yang positif yaitu,
nilai keagmnaan sehingga terbina kepribadillil anak yang baik pula.
Komunikasi adalah suatu kegiatan yang pasti berlangsung dalam kehidupan
keluarga smnpai kapllil pun. Tanpa komunikasi, kehidupan keluarga terasa hilang.

2

Karena didalamnya tidak ada kegiatan berbicara, berdialog, bertukar fikiran dan
sebagainya, sehingga kerawanan hubungan antara ibu dan anak sukar dihindari."2
Terjalinnya hubungan baik dalam keluarga dipengaruhi oleh pendidikan, kasih
sayang, profesi, bimbingan terhadap nilai keagammm dan lain-lain. Hubungan
baik antara ibu dan anak tidak hanya diukur dengan pemenuhan kebutuhan materil
saja, tetapi juga kebutuhan mental spiritual.
Kasih sayang ibu terhadap anaknya merupakan faktor yang sangat penting
dalam keluarga, karena Islam mengajarkan, anak yang lahir ke alam dunia ini
memiliki hak-hak dan kewajiban yang harus dittmaikan oleh orang tuanya,
sebagai tanggung jawab mereka kepada Allal1 SWT. Dengan pendidikan agama
penai1an1an nilai keagamaan yang diberikan kepada a11ak di lingkungan keluarga,
ora11g tua berharap agar kelak a11alc dapat melaksa11akan perintall Allah denga11
baik, memiliki ahklakul karimah da11 honnat kepada kedua ora11g tuanya.
Keluarga merupaka11 unit terkecil dalam sebuah negai11 ya11g memiliki fungsi
yang sangat penting dalam usaha membina generasi yang akan datang tmtuk
mengga11tikan posisi orang tua dimasa yang aka11 datang.3
Fungsi yang sangat penting sebagai seorang ibu adalal1 berkomunikasi dalam
menanamkan nilai keagamaan yang baik bagi anak-anaknya, karena ibu adalah
tempat pendidikai1 pertaina sebelum a11ak menerima pendidika11 dari lembaga
lainnya.
Mengingat perkemba11gan zaman yang sudal1 sa11gat maju, dima11a a11ak sa11gat
dimanjaka11 oleh arus teknologi, media dan hiburan-hibura11 yang sifatnya

3

melemahkan dan membuat orang lupa daratan, sehingga bisa menyebabkan anak
terjemmus ke arah yang tidak baik. Untuk itu hubungan komunikasi yang terjalin
antara ibu dengan anak sangat berperan bagi perkembangar1 prilaku anak.
Berbicara mengenai prilaku, sangat ditentukan oleh bimbingan dan
penanaman nilai keagamaan, pendidikan dan pengalaman-pengalaman yang
dilalui pada masa kecil clv

M11lvnnn //mu /(nn111nikns:i .'\110111 PPn(711ntnr (H:::inclnnp-· Rf>nHtin Rof::rl::iknrvn_ ?_007)_ h

18

ingin disarnpaikan. Siapa yang berkepentingan untulc rn1myampaikan suatu pesan
berpeluang untuk memulai kornunikasi.
Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan tercipta pola asuh
yang baik. Kegiatan pengasul1an akan berhasil dengan baik jika po la korntmikasi
yang tercipta diiringi dengan cinta dan kasih sayang dengan rnemposisikan anak
sebagai subjek yang hams dibina, dibirnbing dan dididik, bukan sebagai objek
semata.
Hubungan ibu dengan anak bersifat fisiologis dan psikologis. Secara
fisiologis

makanan

yang

dirnakan

oleh ibu yang sedang hamil

akan

mempengaruhi pertumbuhan fisik anak. Kalan tidak ada kelainan karena faktor
lain di luar perkiraan, maka anak akan tumbuh dengan merniliki organ tubuh yang
sempurna.
Secara psikologis, antara seorang ibu dan anak te1jalin hubw1gan
emosional. Ada jiwa yang terbuhul utuh dan tidak bisa diceraiberaikan. Sentul1ai1
kasih sayang seorang ibu dapat meredakan tangisan anak. Kesakitan anak
mernpakan derita seorang ibu.
Hubw1gan darah antara ibu dengan anak melal1irkan pendidikan yang
bersifat kodrati. Karenanya secara naluriah, meskipun mendidik anak merupakan
suatu kewajiban, tetapi setiap ibu merasa terpanggil u111i1k mendidik anaknya
dengan cara mereka sendiri. Sedangkan pendidikan dasar yang baik ya11g hams
diberikan di dalam keluarga adalah pendidikan dasar agama, akhlak, moral, sosial,
susila, dan etika.

19

Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw., beliau bersabda,

Artinya:
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan perkata:m yang
diridoi Allah, tanpa ia sangka-sangka dengan sebab dengan perkataan
itu Allah akan mengangkat hamba itu beberapa derajat. Dan
sesungguhnya seseorang berbicara dengan perkataan yang dimurkai
Allah, tanpa ia sangka-sangka dengannya Allah akan memasukkannya
ke nerakajahannan1." 11
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, terdapat tiga bentuk atau pola
komunikasi, yaitu;
a. Model Stimulus-Respons, yaitu pola komunikasi yang menunjukkan
komunikasi sebagai suatu proses "aksi-reaksi" yang sangat sederhana.
Pola ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat, gambar, dan
tindakan tertentu akan merangsang orang lai.n untuk memberikan
respons dengan cara tertentu.
b. Model ABX, pola ini ditemukan oleh Newcomb dari perspektif
psikologi-sosial. Newcomb menggambarkan bahwa seseorang (A)
menyampaikan informasi kepada

seseorang lainnya (B) mengenai

sesuatu (X). Model ini mengasumsikan bahwa orientasi A ( sikap)
terhadap B dan terhadap X saling berhubungan.

20

c. Model lnteraksional, dalam pola ini komunikasi digambarkan sebagai
pembentukkan makna, yaitu penafsiran atas pesan atau perilaku orang
Jain oleh peserta komw1ikasi.

12

Komunikasi berpola stimulus-respon adalah model komw1ikasi yang
seling terlihat dalam kehidupan keluarga. Komunikasi seperti ini sering terjadi
pada saat orang tua mengasuh seorang bayi. Orang tua lebih aktif dan kreatif
memberikan stimulus (rangsangan), sementara bayi berusaha memberikan respons
(tanggapan). Hal inipun te1jadi pada komunikasi antara ibu dengan anak dalam
usia prasekolah, dimana orang tua mengajak anak untuk melakukan ha! yang
bersifat positif, misalnya mengajarkan atau menymuh 1mak tmtuk mengikuti
pengajian, menghafalkan doa-doa pendek dan lain-lain, sedangkan anaknya
memberikan respons dengan mengikuti atau mungkin ada yang membantah
terhadap apa yang diajarkan atau apa yang dianjmkan oleh ibtmya.
Pola komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua.
Menurut Theresia lndria Shanti, Psi.,Msi., pola asuh mempakan pola interaksi
antara orang tua dengan anak. Termasuk caranya menerapkan aturan,
mengajarkan nilai atau nornm, membelikan perhatian dan kasih sayang serta
menunjukkan sikap dan perilaku yang baik sehingga dijadikan contoh/panutan
bagi anaknya 13 •

21

B. Pemmaman Nilai-nilai Keagamaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, penanaman adalah proses, cara,
perbuatan menanam(kan). 14 "Nilai adalah suatu perangkat keyakinan ataupun
perasaan yang di yakini sebagai suatu identitas yang memberi corak yang khusus
kepada pola pemikiran, perasaan, ketertarikan maupun prilaku". 15
Keagamaan, kata dasarnya adalah agama, secara bahasa, perkataan
"agama" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "ticlak pergi, tetap di tempat,
diwarisi tunm temurun" adapun dalam bahasa arab, kata agama adalah "din" yang
mengandung arti "menguasai, menunclukkan, pati.tl1, utang, balasan atau
kebiasaan", "din" juga membawa peraturan berupa hukum yang hams dipatuhi
baik dalam bentuk perintah yang wa,jib dilaksananakan maupun berupa Iarangan
yang harus ditinggalkan dan pembalasannya. 16
Sedangkan pengertian agama menurut Dr. M. Quraish Shihab adalal1
"hubungan antara makhluk clan Khaliq-nya". Hubungan ini 111eW11jud dalam sikap
batinnya serta tampak dalan1 ibadah yang dilalo.tlcam1ya clan tercennin pttla dalam
17
.
s1·1mp kesehanannya
.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penanaman nilai
keagamaan merupakan suatu proses, atau cara menm1an1kan perm1gkat keyakinan
tentang peraturan berupa lmkum yang harus clipatuhi baik clalam bentuk perintah
yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan clan
pembalasmmya.
14

Pusat Pembinaan dan Pengen1bangan Bahasa, Ka1nus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1995), h. I 002.
15

7::ikfr1h Dar::icli:oit_ Dasnr-dns:nr Ao-nn1n fr;/n111_ (Jnknrl-r1· Rnl::in Hinhini:r 1QR4.l h ?6

22

Penanaman nilai keagamaan hams dimulai dari masa kanak-kanak
(prasekolah), karena masa kanak-kanak merupakan priode yang sangat kritis dan
paling penting. Pendidikan rohani dan jasmani harus diberikan secara berbarengan
dan berimbang. Biasanya, anak pada usia ini senang mamperhatikan dan meniru
apa yang dilakukan orang-orang di sekelilingnya. Untuk itu penanaman nilai
keagamaan sangat penting sekali pada usia prasekolah atau usia balita seperti
mengajarkan anak untuk selalu berdoa dalam setiap melakukan suatu peke1:jaa11,
mengajak anak untuk mengikuti sholat, walau pada prosesnya anak barn bisa
mengikuti gerakannya. Namun dengan mengetahui gerakan sholat dan sering
mendengarkan bacaan-bacaan sholat, malrn dalam memod anak alrnn terekam,
sehingga tanpa disadari anak dapat menirukannya dan ini merupakan awal yang
baik bagi perkembangan anak dalam proses pengenalan salah satu nilai
keagamaan.
1. Materi Nilai Keagamaan

a. Aqidah, yaitu keimanan atau keyakinan pokok, kepercayaan dasar 18,
sumbernya adalal1 al-Quran dan Al-Hadits.
b. Ibadah pada hakekatnya merupakan bentuk pengakuan bahwa betapa
kecil dan hinanya diri kita di hadapan Allah, sekaligus sebagai
pengejawantahan kecintaan kita kepada-Nya. Sehingga bisa dikatakan,
segala yang dilakukan seorang muslim dengan niat hanya karena Allah
semata merupakan ibadah. 19

23

c. Akhlak

adalah

suatu sifat yang tertanam

dalam jiwa yang

memunculkan perbuatan-perbuatan dan perkataan-perkataan dengan
mudah, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. 20
Untuk

menghindari

hal-hal

yang

tidak

diinginkannya,

manusm

memerlukan kekuatan di luar dirinya yang bisa membantunya yaitu berdoa.
Karena dengan berdoa, Allah akan memberikan pertolongan dengan cara yang
sama sekali tidak terduga.
Dari Nu'man Basyir ra. Bahwa Nabi saw besabda

Artinya ; "Doa itu ruhnya ibadah" (HR. Bukhm:i)2 1
"Seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW. Berkenaan dengan doa,
"Apakah Tuhan kami dekat sehingga kaini berbisik kepada-Nya atau
jauh sehingga kami memanggilnya?" Rasulullal1 terdiarn tidak
menjawab, kemudian turunlah ayat;"Dan apabila hmnba·-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Alm, maka (Jawablah) bahwa Alm adalall
dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia
memohon kepada-Ku. Maka hendaklall mereka itu memenuhi (segala
perintah)-Ku dan hendaklall mereka beriman kepada-Ku agar mereka
selalu berada dalam kebenaran." (Al-Baqarah 186)"22

2. Metode Pembiasaan Nilai Keagamaan
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran, dapat dikatakan bahwa
pembiasam1 adalah sebuall cara yang dapat dilakukan untuk membiasakm1 anak
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan nilai-nilai keagamaan. Dan
20

Asma'Umar Hasan Fad'aq, Menangkap Makna & Hikmah Sabar, (Jakarta: Lentera

R:'lsritrirna_ 1Q9Q)_ h. 17.

24

sangat efoktif jika diterapkan terhadap anak yang masih bemsia dini. Karena
memiliki "rekaman" ingatan yang kuat

dan kondisi kepribadian yang belum

matang.
3. Metode Keteladanan Nilai Keagamaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa "keteladanan"
dasar katanya "teladm1" yaitu perbuatlli1 atau bmm1g dsb yang patut ditim dan
dicontoh. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau
dicontoh seseorm1g dari orang lain. Contoh teladan yang paling baik dizaman
Rasulullah Saw dapat dipahm11i bahwa salah satu faktor terpenting ym1g
membawa beliau kepada keberhasilan adalah keteladanan (uswah). Rasulullah
ternyata banyak memberiklli1 keteladmmn dalam mendidik sahabatnya. Untuk itu
agar m1ak dapat berkembm1g baik fisik maupun mental dm1 memiliki akhlak ym1g
baik clan henar orang tualah yang hams merealisasikan penanmnan nilai
keagmnalli1 dengan memberikan contoh keteladanlli1 yang baik kepada anaknya.
4. Metode Penanm11m1 Nilai Keagmnam1
Menanamkan nilai-nilai keagamaan pada anak dimulai pada usia dini yaitu
pada masa-masa prasekolah dengm1 tujuan akan tertanmn hingga dewasa nlli1ti,
kmena pada masa kecil anak mudah merekam apa yang me:reka lihat dm1 apa yang
sering diajarkan oleh orang tuanya. Apabila orang tua menanamkan nilai-nilai
keagamaan

dilingkungan

keluargm1ya

diusia

dini

anak

akan

terbiasa

melalrnkmmya, misalnya mengajarkan doa-doa harim1 dan menerapkan pada
kehidupan sehari-hari.

25

Untuk itu orang tua harus mempunyai metode agar anak terbiasa berdoa,
dengan memberikan metode yang tidak menjenuhkan dan otoriter.
Berikut ini merupakan metode-metode pengajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak di usia prasekolah:
a. Bennain
Bermain mernpakai1 kagiatan yang diberika11 kesenangai1 dai1 dilaksai1akan
untuk kegiatai1 itu sendiri, yang lebih ditekai1kan pada caranya dari pada hasil
yang diperoleh dari kegiatan itu. Kegiatan bermain dilaksanakan tidak serius dan
fleksibel.
Bermain mempunyai makna penting bagi pertumbuhan anak. Ada enam
belas nilai bermain bagi anak, yaitu;.
1) Bermain membantu perturn buhan ai1ak
2) Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela
3) Bermain memberi kebebasan ai1ak untuk bertindak
4) Bermain memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
5) Bermain mempunyai unsur berpetualang didalamnya
6) Bermain meletakkai1 dasar pengembai1gan bahasa
7) Bermain mempunyai pengaruh yang unik dalam pembentukan
hubungai1 antai· pribadi
8) Bermain memberi kesempatan untuk menguasai diri secara fisik
9) Bermain memperluas minat dai1 pemusatan perhatian
l 0) Bermain merupakan cara anak untuk menyelidiki sesuatu

11) Bermain mempakan cara rurnk mempelajari peran orang dewasa
12) Bermain mernpakan cara dinamis untuk belqjru·
13) Bermain merupakru1 menjernihkru1 peliimbangan anak

26

15) Bern1ain merupakan keknatan hidup

16) Bermain marupakan sesuatu yang esensial bagi kelestarian hidup
manusia."

23

Begitu besar nilai bermain dalam kehidupan anak, maka ibu hams pandai
memberikan permainan yang bermanfaat Lmtuk anak agax dalam bennain anak
dapat belajar (bermain sambil belajar).
b. Beryanyi
Menyanyi merupakan satu sarana yang cukup efoktif dalam menanamkan
keimanan dan ketakwaan anak, serta mengenalkan ajaran-ajaran agama kepada
mereka. Melalui lagu, daya imajinasi anak ditimbulkan. Lagu memudahkan
mereka menerima dan mengingat pesan-pesan agama yang diberikai1, dengai1
mengajarkan doa melalui lagu-lagu yang bernuansa islami. Nyanyian islan1
banyak beredar dewasa ini, sehingga orai1g tua di tuntut k!ieatif mengembangkan
lagu-lagu islami untuk anaknya di rumah agar anak terbiasa mendengar lagu-lagu
yang bermanfaat yang mengandung unsur-unsur doa dan jangan membiasakan
mendengar lagu-lagu yang tidak bermai1faat dan lebih dekat kepada maksiat.
c. Bercakap-cakap
Bercakap-cakap berarti saling mengkomunikasikan pikiran perasaan
secara verbal atau mewujudkim kemampuan bahasa reseptif dan balmsa ekspresif.
Dalain bercakap-cakap diperlukan kemampuan berbalmsa reseptif maupun
eksprestif. "kemampuan bahasa reseptif meliputi kemampuan mendengar dan
memahami bicara orang lain, sedangkan kemampuan bahasa ekspresif meliputi

27

kemampuan menyatakan gagasan, perasaan, dan kebutuhan kepada orang lain". 24
Menurut Bruner seperti yang dikutip oleh Moslichatoen R, adalah "Bahasa itu
memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak, dan
setiap perkembangan anak menuntut aktifitas anak"25
"Dengan kemampuan bahasa anak, kemampuan bersosialisasi akan baik,
karena bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk menyatakan atau
mengm1gkapkan keinginan atau kemamm dirinya. Jika anak terhambat
dalam perkembangan ini, akan mengalami han1batan sosial, anak tidak
nyambung

berbicara

dengan

teman

sebaya,

dan

memw1culkan

kesalahpahaman dengan teman sebaya maupun dengan orang turu1ya,
akibatnya pendirun dan malu serta minder."26
Progran1 kegiatan yang cocok dengan menggunakan rnetode bercakapcakap antara lain adalah pengembangan aspek-aspek perkembangan kognitif,
bahasa, sosial, emosi, dan konsep diri.
Perkernbangru1 kognitif yang dapat dikernbangkan dengan rnetode ini ialali
kernrunpuan rnenalar, memecal1kan masalah, dan sebagainya
"Perkembangan bahasa yang dapat dikembangkan dengan metode ini
kemampuan makna bicara orang lain dan kemampuan menanggapi
pembicaraan orru1g lain secru·a lisrui. Perkembangan bahasa ini juga diikuti
dengru1 perkembru1gan proses berfikir, maka akan kita dapatkrui ru1ak
mulai banyak bertru1ya, segala hal yru1g akan ditanyakan sesuai dengru1
keingintahuan anak. " 27

24

Ibid, h. 94

25 lhirl h

O'i

28

Perkembangan sosial yang dapat dikembangkan adalah kemarnpuan
rnenyatakan perasaan senang atau tidak senang rnengenai benda, situasi, kejadian,
peke1:jaan tertentu.
Perkembangan ernosi yang dapat dikernbangkan antara lain mengatur
tingkah laku terhadap orang lain, cinta kasih dan rninat kepada anggota keluarga
di rurnah, dan sebagainya.
Agar konsep diri anak turnbuh secara sehat, kehutuhan psikologis utarna
anak harus dipenuhi yakni rnemperoleh kasih sayang, dorongan, dan birnbingan
dari ibu. Pengalarnan rnernperoleh kasih sayang

rnemberikan rasa arnan dan

dihargai; sedangkan rnernperoleh dorongan akan mern hantu pembentukan rasa
percaya diri dan perasaan rnarnpu, dan pemberian akan mernberi rasa rnampu dan
berhasil.
d. Bercerita I Dongeng
Bercerita rnerupakan cara untuk meneruskan warisan budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Keterlibatan anak terhadap dongeng yang
diceritakan akan memberikan suasana yang segtll', menarik dan menjadi
pengalaman yang unik bagi anak.
Bercerita mempunyai makna yang penting bagi perkembangan anak
karena melalui bercerita kita dapat :
l) Mengkomunikasikan nilai-nilai budaya
2) Mengkomunikasikan nilai-nilai sosial
3) Mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan

29

5) Membantu mengembangkan dimensi baha:sa a:nak."28
Selain metode-metode di a:tas, metode yang bersifat khusus pa:da
penanaman nilai keagamaan adalah sebagai berikut;
a.

Metode Mengenalkan Sholat

Cara mengenalka:n sholat pada anak dalam usia prasekolah, bisa dilakukan
dengan cara mengajaknya untuk mengikuti gerakan sholat, pada saat orang tuanya
sedang sholat atau dengan perbincangan-perbinca:ngan (ko1mmikasi verbal) yang
dilakukan terhada:p anak mengenai wajibnya: sholat bagi manusia. Hal ini bisa
dila:kuka:n dengan nuansa yang santai dan dengan baha:sa yang ringan dan mudah
untuk difaharni oleh anak seusianya, selain itu juga orang tua memberikan
pembiasaan yang baik dan memberikan keteladan yang baik juga agar anak
terbiasa untuk melakukan perbuatan dan keteladanan yang baik. Contohnya dalam
melaksanakan shalat lima waktu apabila orang tua membiasakan mengajak sejak
usia dini kelak nanti anak akan terbiasa melakukan shalat lirna waktu.
b. Metode Mengajarkan Ayat-Ayat Pendek
Menurut Zulia Ilmawati, (seorang psikolog, pemerhati masalah anak dan
keluarga), ada 7M agar anak selalu hidup bersama Al-Qur-an atau agar anak
belajaT Al-Quran, yaitu;
1. Mengenalkan. Saat yang paling tepat mengenalkan Al-Quran adalah
ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Mengenalkan Al-Quran
juga bisa dilakukan dengan mengenalkan terlebih