Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kajian Pustaka

dengan Akta nikah dapat diajukan isbat nikahnya ke Pengadilan Agama pasal 7 ayat [2]” 5 Mengenai itsbat nikah yang terdapat dalam pasal 7 Kompilasi Hukum Islam ini memang belum ada batasan tentang perkawinan yang dilaksanakan sebelum atau sesudah berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan sehingga dapat menimbulkan problem baru lagi, maka pembatasan tersebut mutlak diperlukan supaya tidak terjadi kekeliruan dalam penerapannya. Dengan melihat UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan bahwa masalah isbat nikah tidak diatur dalam UU ini, tetapi mengatur bahwa setiap perkawinan harus dicatat oleh pejabat yang berwenang. Hal ini dimaksudkan agar terjadi ketertiban dalam perkawinan. Berdasarkan uraian diatas, dan ketentuan-ketentuan yang ada maka penulis berkeinginan mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi dengan judul “TINJAUAN YURIDIS TENTANG ITSBAT NIKAH studi kasus di Pen gadilan Agama Surakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berpendapat bahwa rumusan masalah diperlukan untuk lebih mengetahui secara praktis dan sistematis penulisan karya ilmiah ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Sebab-sebab apa yang mendorong para pihak melakukan nikah siri? 5 Departemen Agama RI, Bahan Penyuluhan Hukum, Jakarta: Departemen Agama RI, 1999, hlm.137 2. Bagaimana maksud dan tujuan para pihak mengajukan itsbat nikah? 3. Problematika apa yang dihadapi hakim dalam menetapkan itsbat nikah?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sebab-sebab yang mendorong para pihak melakukan nikah siri. 2. Untuk mendeskripsikan maksud dan tujuan para pihak melakukan itsbat nikah. 3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan problematika yang dihadapi hakim dalam menetapkan putusan tentang itsbat nikah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitiaan ini dilakukan dengan harapan akan dapat memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis: 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini penulis berharap semoga dapat mengembangkan pengetahuan dalam bidang hukum Islam dan menjadi bahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang tentu lebih mendalam, khususnya mengenai permasalahan-permasalahan dalam bidang pernikahan. 2. Manfaat praktis Dengan adannya penelitian ini diharapakan akan memberi manfaat dalam pelaksanaan pernikahan di Indonesia pada umumnya dan di Pengadilan Agama Surakarta pada khususnya, sehingga dapat dijadikan sebagai bingkai cara berfikir, cara bertindak juga dalam mengambil keputusan guna mewujudkan tujuan pernikahan.

E. Kajian Pustaka

Sebagaimana telah terurai dalam latar belakang masalah, penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai tinjauan yuridis tentang itsbat nikah berdasarkan kompilasi hukum islam das sollen, studi kasus di Pengadilan Agama Surakarta das sein. Menurut hemat kata penulis, sampai saat ini belum ada penelitian mengenai tinjauan yuridis tentang itsbat nikah studi kasus di pengadilan agama surakarta. Tetapi ada beberapa skripsi dan tesis yang telah membahas tinjauan yuridis tentang itsbat nikah. Penelitian terdahulu melakukan penelitian tinjauan yuridis tentang itsbat nikah dari pendekatan yang berbeda: a. Skripsi dari Nia Sita Mahesa yang berjudul “Tinjauan Yuridis Terhadap Permohonan Itsbat Nikah Pengesahan Pernikahan di Pengadilan Agama dan Pengaturannya dalam Kompilasi Hukum Islam ”. Skripsi Unika Atma Jaya, Jakarta, 2009. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang Menurut Kompilasi Hukum Islam, bagi pernikahan yang tidak tercatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama, maka dapat dimohonkan itsbat nikah ke Pengadilan Agama. Hal-hal yang dapat dimohonkan berkenaan dengan itsbat nikah berdasarkan Pasal 7 Kompilasi Hukum Islam adalah dalam rangka penyelesaian perceraian, hilangnya akta nikah, adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat pernikahan, pernikahan terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang Pernikahan, dan pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan pernikahan menurut Undang-Undang Pernikahan. 6 b. Tesis dari Amri Zakar, yang berjudul ”Tinjauan Yuridis Tentang Istbat Nikah Adanya Pernikahan Dalam Penyelesaian Perceraian Di Pengadilan Agama Padang Pa njang” Tesis Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2012. Dalam tesis ini menjelaskan tentang dalam penetapan hakim mempertimbangkan itsbat nikah yaitu memeriksa keabsahan pernikahan menurut syariat Islam yaitu memenuhi syarat dan rukun pernikahan. Pertimbangan hakim juga didasarkan pada hukum Islam dalam Alquran dan hukum acara yang berlaku di Pengadilan Agama. Jika pernikahan tidak sah, maka cerai gugat dikesamping,tetapi apabila pernikahan diyakini sah, maka hakim akan menetapkan sahnya pernikahan dan mempertimbangkan percerian.. 7 6 Mahesa Nia Sita, 2009, Skripi Tinjauan Yuridis Terhadap Permohonan Itsbat Nikah Pengesahan Perkawinan di Pengadilan Agama dan Pengaturannya dalam Kompilasi Hukum Islam, Jakarta: Unika Atma Jaya dalam https:lib.atmajaya.ac.iddefault.aspx?tabID=61src=kid=162398 Diunduh pada pukul 15:27, Hari Jumat, Tanggal 27 September 2013. 7 Zakar Amri, 2012, Tesis Tinjauan Yuridis Tentang Istbat Nikah Adanya Perkawinan Dalam Penyelesaian Perceraian Di Pengadilan Agama Padang Panjang, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada dalam c. Skripsi dari Ahmad Muzhaikan yang berjudul ”Itsbat Nikah Dalam Kompilasi Hukum Islam Studi Analisis Pasal 7 Kompilasi Hukum Islam Tentang Itsbat Nikah ”. Skripsi IAIN Walisongo, Semarang, 2006. Dalam skripsi ini menjelaskan tentang Dengan melihat UU No. 1 Tahun 1974 tentang pernikahan bahwa masalah itsbat nikah tidak diatur dalam UU ini, tetapi mengatur bahwa setiap pernikahan harus dicatat oleh pejabat yang berwenang. Hal ini dimaksudkan agar terjadi ketertiban dalam pernikahan. 8 d. Tesis dari Patly Parakasi yang berjudul “Kajian Yuridis Pengesahan Pernikahan Di Pengadilan Agama Jember Studi Kasus Putusan No. 06Pdt.P2008PA.Jr” Tesis Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Dalam tesis ini menjelaskan tentang Pernikahan yang telah melalui pencatatan adanya kemaslahatan bagi umum, artinya kaum wanita terlindungi hak asasinya, tidak dilecehkan. Sebab menurut hukum positif Indonesia, nikah di bawah tangan itu tidak diakui sama sekali. Adanya ikatan pernikahan diakui secara hukum hanya jika dicatat oleh petugas yang ditunjuk. Jadi, di dalam struktur Kantor Urusan Agama itu ada petugas pencatatan Nikah PPN yang kita sebut penghulu. 9 http:etd.ugm.ac.idindex.php?mod=penelitian_detailsub=PenelitianDetailact=viewtyp=htmlbuku_id =54325obyek_id=4 diunduh pada pukul 16:55, Hari Jumat, tanggal 27 September 2013. 8 Muzhaikan Ahmad, 2006, Skripsi Isbat Nikah Dalam Kompilasi Hukum Islam Studi Analisis Pasal 7 Kompilasi Hukum Islam Tentang Isbat Nikah, Semarang: IAIN Walisongo dalam http:library.walisongo.ac.iddigilibfilesdisk118jtptiain-gdl-s1-2006-ahmadmuzai-880-BAB1_210-4.pdf diunduh pada pukul 17:00, Hari Jumat, tanggal 27 September 2013. 9 Parakasi Patly, 2009, Tesis Kajian Yuridis Pengesahan Perkawinan Di Pengadilan Agama Jember Studi Kasus Putusan No. 06Pdt.P2008PA.Jr, Semarang: Universitas Diponegoro dalam http:www.google.comurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=9cad=rjaved=0CF4QFjAIurl=ht tp3A2F2Feprints.undip.ac.id2F186782F12FPATLY_PARAKASI.pdfei=S0VFUtmBIIHqrQfJt oAIusg=AFQjCNFFtSVgyGcv1KDhWqbxQbS15flScwbvm=bv.53217764,d.bmk diunduh pukul 17:35, Hari Jumat, Tanggal 27 September 2013.

F. Metode Penelitian