Strategi Redaksi Harian Umum Galamedia Dalam Meningkatkan Citra Pemberitaan Di Kalangan Pembacanya Di Kota Bandung

(1)

iv Oleh: Citra Erias Eka P

NIM. 41806065 Pembimbing: Adiyana Slamet S.IP,. M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung. Sehingga untuk dapat meningkatkan citra pemberitaan dimata pembacanya dibutuhkan strategi di dalamnya. Dan untuk menjawab pertanyaan penelitian diperlukan indikator dari strategi yaitu tujuan, kegiatan, dan pesan.

Tipe penelitian ini adalah kualitatif. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan tehnik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi pustaka dan internit searching. Subjek penelitian dari penelitian ini terdiri dari orang-orang dibagian redaksi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling lalu dilanjutkan snowball sampling. Sebelum dilakukan wawancara sebelumnya peneliti melakukan observasi prapenelitian. Lalu hasil wawancara di deskripsikan berdasarkan interprestasi peneliti yang didasarkan oleh teori-teori yang ada.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tujuan redaksi HU Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan adalah agar diminatai, banyak yang baca, dan meningkatkan kepercayaan pembaca. Kegiatan yang dilakukan oleh redaksi HU Galamedia yaitu dengan mengadakan rapat budget. Pesan yang ingin disampaikan oleh redaksi HU Galamedia adalah pesan yang inforatif yang tidak menyesatkan dan membuat tenang. Dan strategi redaksi HU Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung dengan menyajikan berita-berita yang akurat, lengkap, informative, seimbang, dan sesuai dengan kode etik.selain itu juga bahasa yang digunakan haruslah ringan agar pembaca mengerti apa yang dimaksud dalam berita yang disajikan.

Kesimpulan dari penelitian yang dilaksankan oleh peneliti dalam menyusun strategi diperlukan kerjasama antara pihak yang terkait agar tujuan tercapai yaitu peningkatan citra pemberitaan. Selain itu kegiatan dalam penentuan layout dan headline juga ikut berperan dalam proses pencitraan. Bahasa yang digunakan juga haeruslah yang mudah dimemngerti agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pembaca.

Saran peneliti setelah melaksanakan penelitian ini sebaiknya terus tingkatkan isi dari berita yang disajikan agar citra pemberitaan terus meningkat dan kepercayaan pembaca juga ikut meningkat.


(2)

v

Citra Erias Eka P NIM. 41806065 This Essay guided under:

Adiyana Slamet S.Ip,. M.Si

This study purpose to find out how Editorial strategy the Daily of Galamedia improving the image of preaching among readers in Bandung. So to be able to improve its image in the eyes of readers on the strategies needed it. And to answer the research questions that needed an indicator of the strategy objectives, activities, and a message.

Type of research is qualitative. While research method used is a qualitative approach using descriptive analysis techniques. Data was collected using in-depth interviews, participant observation, literature study and internit searching. Research subjects of this study consisted of those editorial section. The sampling technique used was purposive sampling and snowball sampling was continued. Before the interviews were conducted before researchers conduct pre observation research. Then the interview described by researchers based interpretation by existing theories.

This Study results is indicate that the purpose The Daily of Galamedia Editorial in improving the image is popular news , many are reading, and increase reader trust. Activities undertaken by the Daily of Galamedia Editors with budget meetings. Message to be conveyed by editors inovatif Galamedia is a message that is not misleading and make peace. The Daily of Galamedia editorial strategy and in improving the image of Bandung City, the news among his readers by presenting news that is accurate, complete, informative, balanced, and in accordance with the Ethics code. It is also the language used must be lightweight so that readers understand what is meant in the news is presented.

Conclusions from the research that was conducted by researchers in formulating appropriate strategies of cooperation between the relevant parties in order to achieve the purpose of improving the image of the news. Besides activities in determining the layout and headline also played a role in the imaging process. The language used must also be readily understood that the message can be accepted by the reader.

Suggestions researchers after conducting this research should continue to improve the content of news coverage, which is presented in order to increase the image and the trust readers also increased.


(3)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunujukan bagaimana taktik operasionalnya.

Setiap perusahaan media, baik itu cetak maupun elektronik harus selalu mempunyai strategi untuk mencapai tujuannya. Begitu juga dengan Harian Umum Galamedia, bagian redaksi harus dapat menyusun suatu strategi agar tujuan dari Harian Umum itu tercapai yaitu meningkatkan citra pemberitaan dimata pembacanya.

Tetapi selain strategi, bagaimana bagian redaksi tersebut dapat memanage divisi redaksi juga ikut berpengaruh dalam pencapaian tujuan. Karena citra pembaca ditentukan bagaimana cara kerja redaksi itu sendiri dalam hal pemberitaan.

Harian Umum Galamedia adalah anak dari Pikiran Rakyat yang didirikan pada tahun 1968. Untuk mencapai tujuannya, maka Harian Umum Galamedia harus memiliki suatu struktur organisasi yang baik yang di manajemen dengan baik pula. Struktur organisasi disusun dengan


(4)

mempertimbangkan bahwa organisasi tersebut harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian tanpa harus ada perubahan total, selain itu pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab harus jelas dan benar-benar dilaksanakan dengan baik tanpa terjadi kesimpang siuran akan pelaksanaan tugasnya masing-masing.

Dalam bisnis penerbitan pers pada prinsipnya merupakan perpaduan dari tiga bidang kegiatan yaitu bidang redaksional, percetakan, dan bidang usaha. Ketiga bidang itu dalam melaksanankan kegiatanya, harus saling terkait dan terkait pada penyelesaian pekerjaan masing-masing sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan.

Bagian redaksi merupakan salah satu bagian dari manajemen organisasi persuratkabaran. Dimana bagian redaksi berperan dan bertanggung jawab atas isi dari suatu surat kabar. Surat kabar akan dinilai baik dan buruk nya berdasarkan isi dari surat kabar tersebut. Oleh sebab itu, redaksi harus bisa dan mampu memperhatikan nilai-nilai berita yang akan di muat dalam surat kabar.

Seorang Redaksi harus memiliki kecerdasan dan keahlian dalam menjalankan tugasnya sebagai pengontrol berita yang akan disampaikan pada khalayak atau pembaca. Redaksi harus mampu mengaplikasikan dan memperhatikan semua unsur-unsur yang terdapat dalam penulisan berita yang telah ditulis seorang wartawan. Seorang Redaksi harus bisa mengontrol semua berita yang telah ditulis oleh seorang wartawan. Dengan kata lain yang menyangkut semua aspek kegiatan pemberitaan yang akan siap dikonsumsi


(5)

pada kahlayak atau pembaca, Redaksi HU Galamedia Bandung pun harus dapat menyajikan berita dengan memperhatikan kaidah jurnalistik agar berita yang ditulis menarik atau berkualitas, siapa atau dari mana sumber berita yang akan ditulis harus ada kejelasan, apa yang disampaikan/isi dari berita tersebut harus bisa dipahami oleh sipembaca, media yang digunakan untuk menyampaikan berita, siapa sasarannya yaitu khalayak umum yang heterogen dan bagaimana akibat yang ditimbulkan, apakah pembaca tertarik atau tidak terhadap berita yang disampaikan.

Seorang pemimpin redaksi bertugas untuk mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian focus pemberitaan, penentuan topic, pemilihan berita utama (head line), berita pembuka (opening news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya. Suatu citra pembaca dilihat dari cara kerja redaksi itu sendiri, dan semua itu tidak luput dari nilai-nilai berita yang disajikan oleh suatu surat kabar.

Begitu dengan Harian Umum Galamedia. Bagian redaksi dalam Harian Umum Galamedia harus selalu memperhatikan nilai berita dari berita yang disajikan. Strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan adalah dengan memberikan berita yang akurat, informatif, dan lengkap. Selain itu juga, bahasa yang digunakan oleh Harian Umum Galamedia menggunakan bahasa yang ringan. Hal itu dikarenakan sasaran dari Harian Umum Galamedia adalah orang-orang menengah kebawah.


(6)

Penampilan atau layout juga diusahakan tidak monoton yang bisa membuat pembaca bosan dengan tampilan yang begitu-begitu saja.

Suatu surat kabar yang tidak memperhatikan nilai berita maka citranya akan turun. Karena para pembaca juga akan tidak mempercayai surat kabar tersebut. Oleh sebab itu bagian redaksi harus selalu mempunyai strategi dan terus memperhatikan nilai beritanya agar terus meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya di kota Bandung.

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada manajemen organisasi bagian redaksi Harian Umum Galamedia. Bagaimana bagian redaksi harus mempunyai strategi agar terus meningkatkan citra pemberitaan, karena yang akan menentukan baik buruknya citra pemberitaan dikalangan pembacanya adalah redaksi itu sendiri.

Didaerah Bandung sudah banyak sekali media massa cetak yang bermunculan. Semua berlomba-lomba untuk mendapatkan citra baik dimata pembacanya dengan memberikan berita-berita yang aktual, faktual, menarik dan penting. Salah satunya adalah Harian Umum Galamedia yang ikut berlomba untuk meningkatkan citra pemberitaan dimata pembacanya.

Persaingan antar media sudah tidak bisa di hindari kembali. Banyak media yang bersaing demi mendapatkan citra yang baik di mata pembacanya. Banyak hal yang dilakuakan tiap media untuk mendapatkan citra positif di mata pembaca. Dimulai dari berita yang up to date, akurat, dan bisa di percaya. Untuk meningkatkan citra dimata pembacanya dalam hal pemberitaan, maka Harian Umum Galamedia diperlukan strategi redaksi untuk


(7)

selalu memperhatikan nilai berita. Seperti yang sudah-sudah terjadi dilapangan banyak perusahaan media yang gulung tikar dikarenakan pembaca sudah tidak percaya akan berita yang disajikan. Oleh sebab itu, bagian redaksi harus menyusun strategi untuk terus meningkatkan citra.

Untuk itu, berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, untuk mngetahui strategi redaksi maka diambil rumusan masalah ”Bagaimana Strategi Redaksi Harian Umum Galamedia dalam Meningkatkan Citra pemberitaan Dikalangan Pembacanya Dikota Bandung.”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan dalam latar belakang permasalahan di atas, maka identifikasi masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana tujuan redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?

2. Bagaimana kegiatan yang dilaksankan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung?

3. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?

4. Bagaimana strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?


(8)

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisa lebih jauh tentang tujuan, kegiatan, dan pesan dari redaksi serta bagaimana strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sementara, untuk tujuan penelitian yang didasarkan pada rincian di identifikasi masalah adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana tujuan dari redaksi Harian Umum galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung.

2. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang diadakan redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung.

3. Untuk mengetahui pesan yang disampaikan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung.

4. Untuk mengetahui strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung.


(9)

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Keguunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi perkembangan Ilmu Komunikasi, khususnya dalam kajian Komunikasi dalam bidang Jurnalistik.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Bagi Peneliti

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu serta pengetahuan baik dari segi teoritis ataupun praktisnya bagi peneliti, untuk mengetahui lebih jauh mengenai materi dari penelitian itu sendiri serta hal-hal yang berkaitan dengan kajian ilmu yang sesuai dengan bidang ilmu yang peneliti dapatkan selama perkuliahan. Dengan penelitian ini juga memberikan wawasan kepada peneliti, bahwa dalam setiap perusahaan pers bagian redaksi harus mempunyai suatu strategi agar dapat terus meningkatkan citranya dikalangan pembacanya dalam hal pemberitaan.

b. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan dijadikan literatur dalam mendukung materi-materi perkuliahan bagi Universitas, Program Studi, dan mahasiswa-mahasiswi Ilmu Komunikasi, khususnya bidang kajian Ilmu Jurnalistik yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.


(10)

c. Bagi Instansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan pedoman untuk perusahaan agar dapat terus menjaga dan terus memanage manjemen yang ada di dalam Harian Umum Galamedia khususnya dibagian redaksi dalam hal pemberitaan.

1.5Kerangka Pemikiran 1.5.1 Karangka Teoritis

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melaikan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.(Effendi, 2003:32)

Strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Itulah sebabnya maka langkah pertama yang diperlukan adalah mengenal khalayak atau sasaran. Kemudian berdasarkan pengenalan serta komunikator dipilih, sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Hal ini dimaksudkan selain agar kekuatan panangkalan yang dimiliki khalayak dapat “dijinakkan”, juga untuk mengalahkan kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang berasal


(11)

dari sumber (komunikator) lain. Cara seperti ini menurut susanto (1974) merupakan persuasi dalam arti yang sesungguhnya.

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya dalam perumusan strategi, ialah menyusun pesan, menetapkan metoda atau cara penyampaian pesan dan penggunaan media yang tepat untuk menyampaikan pesan. (Arifin,1984:68)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian citra adalah: (1) kata benda: gambar, rupa, gambaran; (2) gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk; (3) kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi; (4) data atau informasi dari potret udara untuk bahan evaluasi.1

Manajemen media massa sendiri secara umum terbagi atas dua bagian besar, yakni bagian redaksi dan perusahaan. Redaksi membawahi semua kegiatan yang berhubungan dengan produk, yakni berita, mulai dari perencanaan peliputan, pencarian berita, pengolahan data, pecancangan halaman dan layout, . Sementara perusahaan membawahi segala kegiatan terkait pemasaran produk, produksi, promosi, sirkulasi, iklan, pengelolaan SDM, berbagai perjanjian kerjasama, dan sebagainya.

Bagian redaksi membawahi semua kegiatan yang berhubungan dengan produk, yakni berita, mulai dari perencanaan liputan, pencarian berita, pengolahan data, perencanaan halaman, dan layout.

1

http://ruangdosen.wordpress.com/2009/01/15/peran-pr-dalam-membangun-citra-perusahaan-melalui-program-csr/ Rabu 31 maret 2010


(12)

Dibagian redaksi, pemimpin redaksi adalah orang yang memiliki otoritas tertinggi. Ia bertanggung jawab menjalankan organisasi keredaksian sehari-hari, dan pada kondisi tertentu tetap menjalankan fungsi kewartawana dalam porsi yang disesuaikan.

Ia juga bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan pada unit kerja yang berada di bawahnya, yakni redaktur pelaksana, koordinator peliputan, manajer produksi, para redaktur, wartawan, layouter, design grafis, hingga tenaga pracetak. Pemimpin redaksi, bertanggung jawab pada pemimpin umum.

Secara garis komando, koordinator peliputan berada setingkat dengan manajer produksi. Keduanya bertanggungjawab pada redaktur pelaksana.

Koordinator peliputan membawahi redaktur dan wartawan. Sementara redaktur, membawahi wartawan, baik itu wartawan tulis maupun wartawan foto.

Salah satu unit kerja yang tak kalah penting adalah sekretaris redaksi. Ia bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pengembangan dan keuangan redaksi. Ia juga bertanggung jawab atas pengadaan tenaga di redaksi serta sarana pendukungnya. Ia pula yang menyelenggarakan kegiatan monitoring prestasi wartawan serta membuat evaluasi hasil kerja wartawan/koresponden.

Namun, di samping serangkaian tugas berat tadi, sekretaris redaksi juga bertugas menyampaikan berbagai informasi dan perkembangan baik di


(13)

dalam maupun di luar redaksi pada pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana. Ia bertugas mengatur, menyelenggarakan dan menghadiri rapat-rapat redaksi. Menangani administrasi agenda keredaksian dan perencanaan peliputan, serta bertanggung jawab pada pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana.

Redaktur Pelaksana bertanggung jawab atas kegiatan operasional redaksi sehari-hari. Membawahi dan mengoordinasikan kegiatan beberapa unit menajerial di bawahnya, seperti koordinator peliputan, manajer produksi dan sekretaris redaksi. Menjabarkan dan mengawasi pelaksanaan konsep media yang telah digariskan dalam perencanaan peliputan, penulisan hingga penyajiannya. Menyusun rencana kerja redaksi per empat bulan, enam bulan, dan atau per tahun. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan tenaga di redaksi. Menyelenggarakan rapat evaluasi di antara beberapa unit manajerial yang dibawahinya, setidaknya sekali dalam seminggu, atau sebulan atau dalam batas waktu yang disepakati. Pada kondisi tertentu, tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang disesuaikan.. Melakukan pengawasan dan pembinaan pada unit kerja di bawahnya. Bertanggung jawab pada pemimpin redaksi.

Koordinator Peliputan bertanggung jawab terhadap peliputan seluruh desk/bidang/halaman. Menyusun perencanaan peliputan bersama redaktur, baik peliputan sehari-hari, mingguan, bulanan atau enam bulanan. Menjabarkan dan mengawasi pelaksanaankonsep media yang telah ditentukan sejak perencanaan peliputan, penulisan hingga penyajiannya


(14)

dalam tiap halaman. Memberi arah liputan, serta memperkaya visi redaktur dan reporter. Dalam kondisi tertentu di mana redaktur berhalangan, wajib menjalankan fungsi redaktur setelah lebih dahulu berkonsultasi dengan redaktur pelaksana, pemimpin redaksi atau yang mewakilinya. Menyelenggarakan rapat evaluasi dengan para redaktur paling tidak dua minggu sekali. Pada kondisi tertentu tetap menjalankan fungsi kewartawanan dalam porsi yang disesuaikan. Menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan pada unit kerja yang dibawahinya. Bertanggung jawab pada redaktur pelaksana.

Redaktur Bidang membawahi dan mengkoordinasi wartawan dan koresponden. Membuat perencanan sehari-hari, baik mengenai hal baru, follow up, maupun penggalian suatu topik/isu yang telah, belum atau sedang diberitakan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Memberi arahan (konsultasi) dan pengawasan kepada para reporter atas rencana liputan, penyelenggaraan lapangan, serta hasil liputan, seperti menentukan dan mempertajam angle (sudut pandang), lead (teras berita), kelengkapan data termasuk dukungan data dokumentasi/kepustakaan, menambah wawasan penyajian, dan menentukan pembuatan ilustrasi, foto dan grafis. Melakukan editing dari setiap tulisan, foto, ilustrasi dan grafis. Menurunkan berita dan kelengkapannya sesuai jadwal. Menurunkan tulisan, foto, caption foto, ilustrasi dan grafis yang aman, menarik dan tajam sekaligus bersih dari kesalahan ketik. Menyangkut tulisan/foto yang dibuat sendiri oleh redaktur, demi etika dan filterisasi, wajib dibaca dahulu oleh


(15)

koordinator peliputan atau redaktur pelaksana. Memberi masukan pada petugas tata wajah/layout dalam memdesain halaman.

Redaktur Foto melaksanakan tugas koordinasi dengan para fotografer bersama koordinator peliputan dan atau manajer produksi membuat perencanaan foto untuk master tiap halaman. Bersama redaktur bidang ikut membuat perencanaan pembuatan foto-foto baik sebagai pendukung liputan maupun foto lepas,

Reporter/Koresponden melakukan kegiatan reportase dan menuliskannya sesuai dengan konsep media yang telah ditentukan, baik atas inisiatif sendiri maupun penugasan dari redaktur bidang atau koordinator peliputan. Membuat rencana peliputan, baik harian, mingguan atau bulanan, dan mengajukannya pada redaktur bidang masing-masing. Wajib mengikuti proyeksi yang dilakukan redaktur. Wajib mempelajari dan menambah wawasan mengenai topik masalah yang akan diliput dengan berkonsulatsi terlebih dahulu dengan redaktur bidang masing-masing. Wajib mendaftarkan atau melaporkan perkembangan hasil di lapangan pada redaktur. Untuk hal-hal tertentu, pelaporan perkembangan dilakukan jam demi jam, atau bahkan lebih sering.Wajib berkonsultasi dengan redaktur masing-masing terkait hasil liputan di lapangan. Hal-hal yang dikonsultasikan meliputi pemilihan angle, lead, bentuk penyajian, kebutuhan grafis, ilustrasi, dan hal teknis lainnya. Wajib melengkapi dan menyempurnakan bahan-bahan tulisan yang diperoleh dari lapangan dengan


(16)

bahan/dokumentasi kepustakaan. Wajib semaksimal mungkin membersihkan tulisan yang dibuatnya dari kesalahan ketik, penalaran dan logika. Jika diminta, wajib mendampingi redaktur pada saat editing. Jika mengetahui ada peristiwa/informasi penting baik di bidang yang ia garap maupun di luar bidang yang ia garap, wajib melaporkannya pada redaktur/kordinator liputan pada kesempatan pertama. Bertanggung jawab pada redaktur bidang masing masing.

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam suatu persuratkabaran juga diperlukan strategi agar tujuannya tercapai yaitu meningkatkan citra pembacanya dalam hal pemberitaan. Begitu juga Harian Umum Galamedia dalam bagian redaksional diperlukan stategi untuk terus mamperhatikan isi serta nilai berita yang disajikan agar citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung terus meningkat.

Di Harian Umum Galamedia yang menentukan baik buruknya suatu citra pemberitaan dimata pembaca adalah bagian redaksi. Suatu redaksi terdiri dari sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, dan wartawan bekerjasama untuk terus mempertahankan isi serta nilai berita yang disajikan agar citra pemberitaannya terus meningkat.

Bagian redaksi Harian Umum Galamedia berperan dalam hal pemberitaan. Di mulai dari seorang pemimpin redaksi yang bertugas mengendalikan kegiatan keredaksian. Ia mengawasi jalannya kegiatan agar dapat terus terjaga kualitas berita yang disajikannya.


(17)

Sekretaris redaksi yang bertugas menyampaikan berbagai informasi dan perkembangan baik di dalam maupun di luar redaksi pada pemimpin redaksi dan redaktur pelaksana. Di Harian Umum Galamedia seorang sekretaris redaksi membantu pimimpin redaksi dalam hal keredaksionalannya.

Redaktur Pelaksana bertanggung jawab atas kegiatan operasional redaksi sehari-hari. Ia menyusun apa saja yang harus di liput dalam seminggu ini. Lalu hasil rencananya diserahkan ke koordinator peliputan.

Koordinator Peliputan bertanggung jawab terhadap peliputan seluruh desk/bidang/halaman. Mereka membagi peliputan kepada para wartawan di Harian Umum Galamedia sesuai desknya.

Redaktur Foto melaksanakan tugas koordinasi dengan para fotografer bersama koordinator peliputan dan atau manajer produksi membuat perencanaan foto untuk master tiap halaman.

Reporter/Koresponden melakukan kegiatan reportase dan menuliskannya sesuai dengan konsep media yang telah ditentukan, baik atas inisiatif sendiri maupun penugasan dari redaktur bidang atau koordinator peliputan.

Semua kegiatan diatas yang akan menentukan citra yang bagaimana yang didapat dari pembacanya.


(18)

1.6 Pertanyaan Penelitian

Dalam penelitian kali ini, adapun pertanyaan penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk perolehan data adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tujuan dari redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung?

a. Apa tujuan dari redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung?

b. Siapa yang berperan melaksanakan tujuan tersebut ?

c. Bagaimana mengaplikasikannya agar tujuan itu tercapai ?

d. Apa solusi jika tujuan tersebut tidak tercapai ?

2. Bagaimana kegiatan yang dilakukan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?

a. Bagaimana penentuan Layout dan Topik utama di Harian Umum Galamedia agar dapat menrik perhatian pembacanya ?

b. Siapa yang bertugas dalam penentuan Layout, Topik utama, dalam Harian Umum Galamedia ?


(19)

c. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung?

3. Bagaimana pesan yang disampaikan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung?

a. Siapa yang menyusun pesan yang disampaikan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?

b. Siapa yang yang menyampaikan pesan tesebut?

c. Jenis pesan apa yang disamapaikan oleh redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung ?

1.7Subjek Penelitian dan Informan 1.7.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi), yang sifat-keadaannya akan diteliti. Dengan kata lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau terkandung objek penelitian.(Tatang M, 2009)2

2


(20)

Adapun subjek penelitian ini adalah bagian redaksi Harian Umum Galamedia.

TABEL 1.1 Subjek Penelitian

No Nama Jabatan

1 H Endang Ahmad Zall redaktur

2 Asep Sobandi redaktur

3 E sutisna Redaktur

4 Rusyandi Redaktur

5 Yayan Sopyanredaktur Redaktur 6 Efrie Christianto Redaktur 7 Rosyan Abdullah Wartawan 8 R.A Mirza Ramdhani Wartawan 9 H Rohman Rohim Wartawan 10 Deni Kusnawan Wartawan 11 Agus Hermawan Wartawan 12 Noval Anwari F Bahasa

13 Mia Fahrani Bahasa

14 Hengki Gunawan Lay Out 15 Agus Sudrajat Lay Out 16 Iwan Kurniawan Lay Out 17 Eddy Supriadi Lay Out 18 M Basuki Trio Lay Out

19 M Sandi Ari Lay Out

1.7.2 Informan

Menurut Webster’s New Collegiate Directionary, seorang Informan adalah seorang pembicara asli yang berbicara dengan mengulang kata-kata, farsa, dan kalimat dalam bahasa atau daleknya sebagai imitasi dan sumber informasi (Spradley, 2006 : 36)

Moleong mengungkapkan bahwa seorang Informan adalah sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Subjek dari


(21)

penelitian ini adalah informan yang memahami tentang redaksi Harian Umum Galamedia. Dipilih guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian, dimana terlebih dahulu peneliti menetapkan siapa saja informannya dan kemudian mendelegasikan tugas dibidangnya yang sesuai dengan tema penelitian, berbicara atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan oleh subjek lain (Moleong, 2001; 90)

Informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari pengurus redaksi Harian Umum Galamedia. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling dimana dijadikan informan dengan pertimbangan bahwa merekalah yang paling mengetahui informasi yang akan diteliti. Dalam pemilihan informan-informan tersebut menggunakan teknik snowball sampling. Moleong (2005 : 224) berpendapat, ”teknik sampling bola salju bermanfaat dalam hal ini, yaitu mulai dari satu menjadi makin banyak”. Dengan demikian, wawancara dihentikan bila data yang terkumpul dianggap sudah lengkap dan memadai.

Selanjutnya, guna mengatasi kemelencengan dalam pengumpulan data maka dilakukan triangulasi informasi baik dari segi sumber data maupun triangulasi metode. Data yang dikumpulkan diperiksa kembali bersama-sama dengan informan. Langkah ini memungkinkan dilihat kembali akan kebenaran informasi yang dikumpulkan. Selain itu, juga dilakukan cross check data kepada narasumber lain yang dianggap paham terhadap masalah yang diteliti. Sedangkan triangulasi metode dilakukan


(22)

untuk mencocokkan informasi yang diperoleh dari satu teknik pengumpulan data (wawancara mendalam) dengan teknik yang lainnya (pengamatan partisipatif).

TABEL 1.2

Informan Manajemen Redaksi HU Galamedia

No Jabatan Nama

1 Redaktur E Sutisna

2 Redaktur Dra. Hj. Ati Suprihatin

3 Layout Nandang Muhidin

4 Bahasa Noval Anwari faiz

1.8Metode penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapang yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program perkuatan serta kondisi lingkungan unsur ekonomi dan daerah sample. Hasil analisis kualitatif berupa perbandingan kondisi riil di laparang diperoleh dari pendapat-pendapat berbagai unsur yang terlibat langsung dalam manajemen redaksi di Harian Umum Galammedia.

Menurut Bodgan dan Taylor (Moleong, 2000 : 3) mayatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Hal seperti ini juga dipertegas oleh Creswell (1998:14)


(23)

yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang latar tempat dan waktunya alamiah. Paradigma ini juga memungkinkan untuk dilakukan interprestasi secara kualitatif atas data-data penelitian yang telah diperoleh. Disamping itu, jenis penelitian ini memberi peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interprestasi altenatif (Littlejohn, 1993:16).

Penelitian kualitatif dalam ilmu komunikasi adalah sebagai perspektif subjektif. Asumsi-asumsi dan pendekatan serta teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sangat relevan dengan ciri-ciri dari penelitian yang berperspektif subjektif seperti : (1) sifat realitas yang bersifat ganda, rumit, semu, dinamis (mudah berubah-ubah), dikonstruksikan, dan holistic : pembenaran realitas bersifat relative, (2) aktor (subyek) bersifat aktif, kreatif dan memiliki kemauan bebas, dimana prilaku komunikai secara internal ikendalikan oleh individu, (3) sifat hubungan dalam dan mengenai realitas , (4) hubungan peneliti dengan subjek penelitian juga bersifat strata, empati, akrab, interraktif, timbale balik, saling mempengaruhi dan berjangka lama, (5) tujuan penelitian terkait dangen hal-hal yeng bersifat khusus, (6) metode penelitian yang deskriptif, (7) analisis bersifat induktif, (8) otentisitas adalah criteria kualitas penelitian subyektif, dan (9) nilai, etika, dan pilihan moral penelitian melekat dalam proses penelitian. (Mulyana, 2002:147-148)


(24)

1.9 Tehnik Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam (Indepht interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud dari mengadakan wawancara itu sendiri, seperti yang ditegaskan oleh Lincoln dan Guba (1985), dikutip dalam Moleong yakni, “untuk mengkonstruksikan mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain” (Moleong, 2007, p. 186).3

Pada penelitian ini, untuk memperdalam lagi data yang akan diperoleh maka dalam penelitian ini akan menggunakan wawancara mendalam (Indepth interview). Jenis wawancara ini dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan yang menjadi pokok dari minat penelitian. Pedoman wawancara mengancar- ancarkan peneliti mengenai data mana yang akan lebih dipentingkan. Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan yang mendetail, tetapi sekadar garis besar tentang data atau mendetail, tetapi sekadar garis besar tentang data atau informasi apa yang ingin didapatkan dari informan yang nanti akan dikembangkan dengan memperhatikan perkembangan, konteks, dan situasi wawancara (Pawito, 2007, 133). Supaya hasil wawancara yang didapat, terekam dengan baik,

3


(25)

peneliti akan melakukan wawancara kepada informan yang telah ditentukan, maka dibutuhkan alat-alat sebagai berikut:

a. Buku catatan, yang berfungsi untuk mencatat semua hasil dari interview dengan informan,

b. Tape recorder, berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan pada saat interview berlangsung,

c. Hasil wawancara yang berisikan pertanyaan dan jawaban dari informansecara lengkap

Narasumber yang akan diwawancara untuk memperoleh data adalah orang yang mengetahui secara jelas bagaimana strategi redaksi Harian Umum Galamedia dan akan berkembang sesuai kebutuhan.

2. Observasi Partisipatif

Untuk memperoleh pemahaman dan makna mendalam tentang bagaimana strategi redaksi yang dilakukan oleh redaksi Harian Umum Galamedia makan digunakan metode observasi partisipatif. Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data dalam bentuk pengamatan, pencatatan, secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang diteliti. Dalam observasi ini data yang dinginkan dapat akurat, maka peneliti melakukan pengamatan berperan serta, yaitu disamping peneliti sebagai pengamat yang mengamati secara rinci, juga menyesuaikan diri dalam penelitian ini sesuai kemampuan peneliti terhadap objek penelitian. Dengan beradanya peneliti dilapangan melalui pengamatan berperan serta, peneliti dengan sendirinya memiliki kesempatan untuk mengumpulkan


(26)

data langsung dari informan lebih terperinci dan cermat. Teknik observasi ini dilakukan ddengan menggunakan buku catatan guna memperoleh dan mencatat data yang mungkin muncul diluar dugaan. Dalam penelitian ini yang ingin peneliti amati adalah bagaimana tujuan, kegiatan, dan pesan redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra dikalangan pembacanya.

3. Studi Kepustakaan

Dalam suatu penelitian tidak terlepas dari perolehan data melalui referensi buku-buku atau literatur. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk memenuhi atau mempelajari serta mengutip pendapat-pendapat para ahli yang ada hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

4. Internet Searching atau Penelusuran Data Online

Untuk menghasilkan data yang lebih maskimal, peneliti juga memanfatkan dunia maya (internet) dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian ini.

Metode penelusuran data online adalah tata cara melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah mungkin, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. (Bungin, 2007:125)


(27)

Pengumpulan data

Penarikan kesimpulan Penyajian Data

Reduksi data

1.10 Tehnik Analisa Data

Analisis data menurut Patton (dalam Moleong, 2003:103), adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan urutan dasar. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sepanjang penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan melalui deskripsi data penelitian, penelaahan tema-tema yang ada, serta penonjolan-penonjolan pada tema tertentu (Creswell, 1998:65). Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian sejak penelitian memasuki lapangan untuk mengumpulkan data. Terkait dengan itu, teknik analisis data yang akan ditempuh peneliti melalui tiga tahap yakni: reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Gambar 1.1

Komponen-komponen analisis data: Model Interaktif


(28)

a. Kategorisasi dan mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap semua informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian ini, selanjutnya data itu dikelompokkan sesuai dengan topik permasalahan.

b. Melakukan interpretasi pada data, yaitu dengan menginterpretasikan apa yang telah diberikan dan diinterpretasikan informan terhadap masalah yang diteliti.

c. Pengambilan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun pada tahap ketiga, sehingga dapat memberi jawaban atas masalah penelitian.

d. Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada simpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan interpretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan penelitian yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari fokus tentang penelitian ini.

Tahapan-tahapan dalam analisis data di atas merupakan bagian yang tidak saling terpisahkan, sehingga saling berhubungan antara tahapan yang satu dengan yang lain. Analisis dilakukan secara kontinu dari awal sampai akhir penelitian, untuk mengetahui strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra.


(29)

1.11 Lokasi dan waktu penelitian 1.11.1 Lokasi penelitian

Tempat atau lokasi yang menjadi objek peneliti adalah PT. Galamedia Bandung Perkasa pada Bagian Redaksi Harian Umum Galamedia, Jalan Blk Factory No 2B Bandung 40111.

1.11.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, terhitung mulai dari bulan Februari 2010 hingga Juli 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3 Jadwal Penelitian berikut :


(30)

Tabel 1.3 Jadwal Penelitian

No Uraian

Februari 2010 Maret 2010 April 2010 Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan - Pengajuan judul - ACC Judul - Bertemu

pembimbing - Penulisan BAB I - Bimbingan+ACC -Seminar UP

- Penulisan BAB II - Bimbingan+ACC - Penulisan BAB III - Bimbingan+ACC 2 Pengumpulan data - Instansi - wawancara - Bimbingan 3 Pengolahan data - Penulisan BAB IV - Bimbingan+ACC 4 Penulisan BAB V Bimbingan+ACC 5 Penyusunan skripsi Bimbingan 6 Sidang


(31)

1.4Sistematika penulisan

Hasil dari penelitian ini, dituangkan dalam skripsi yang disusun berdasarkan sistematika penulisan berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis, kerangka pemikiran secara teoritis dan konseptual, subjek dan informan, metode penelitian, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data lokasi dan waktu penelitian, serta sistematika penulisannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan dan dijelaskan mengenai teori-teori berdasarkan studi kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan atau kasus yang diteliti dalam penelitian ini.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Sementara pada bab ini berisikan uraian mengenai objek atau tempat peneliti melakukan penelitian, yaitu Harian Umum Galamedia. Dalam Bab ini akan dibahas dan dijelaskan tentang gambaran umum media cetak yang meliputi: sejarah Bagian Redaksi Harian Umum Galamedia, Profil Perusahaan, Keterangan Teknis, Struktur Redaksi Harian Umum Galamedia, job description Redaksi Harian Umum Galamedia, serta sarana dan prasarana di bagian Redaksi Harian Umum Galamedia.


(32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisikan tentang uraian dari hasil penelitian berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Uraian dari hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul dari lapangan, mencakup tentang strategi redaksi Harian Umum Galamedia dalam meningkatkan citra pemberitaan dikalangan pembacanya dikota Bandung yang peneliti peroleh melalui metode wawancara, studi kepustakaan, dan internet searching atau penelusuran data online. Kemudian dalam Bab ini akan dilakukan pula penganalisisan terhadap data-data tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan guna menjawab identifikasi masalah yang menjadi acuan dalam penelitian ini serta di cantumkan pula saran-saran untuk bagain Redaksi Harian Umum Galamedia dan para peneliti selanjutnya.


(33)

31

2.1 Tinjauan Umum Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu syarat bagi berlangsungnya hubungan antar manusia atau interaksi sosial diantara sesama manusia, karena pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang harus selalu berkomunikasi dengan manusia lain. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal yang biasa terjadi di dalam kehidupan manusia. Seseorang melakukan komunikasi karena ingin mengadakan hubungan dengan lingkungannya.

Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communicatio atau communicare

yang berarti “membuat sama” (to make common). Komunikasi menyarankan

bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Para pakar komunikasi mendefinisikan komunikasi secara berbeda, berikut beberapa definisi tentang komunikasi :

Carl I. Hovland dalam Deddy Mulyana (2002: 62) mendefinisakan “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk merubah perilaku orang lain (komunikan).

Gerald R. Miller dalam Deddy Mulyana (2002: 62) menjelaskan bahwa “ komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaiakan suatu pesan


(34)

kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.

Sedangkan Harold Laswell dalam Deddy Mulyana (2003:62). Mengemukakan rumusan komunikasi dari unsur- unsur komunikasinya itu sendiri, yaitu :

- Who, (unsur komunikator yang menyampaikan pesan/informasi) - Says What, (unsur message atau isi pesan yang dikomunikasikan) - In Which Channel, (unsur alat-alat komunikasi atau media yang

digunakan)

- To Whom, (unsur audience/komunikan yaitu penerima komunikasi) - With What Effect, (unsur pengaruh yang ditimbulkan komunikasi). Mengacu kepada pendapat Laswell tersebut, maka sedikitnya terdapat tiga komponen pokok dalam proses komunikasi, yaitu : komunikator, pesan, dan komunikan.

Berdasarkan gambaran diatas kita dapat melihat bahwa pengertian komunikasi begitu kompleks apabila dilihat dari berbagai sudut pandang dan tidak sesederhana yang dibayangkan. Sehingga wajar apabila komunikasi yang merupakan kebutuhan essensial manusia dijadikan suatu ilmu tersendiri. Pengertian komunikasi tidak hanya terbatas pada penyampaian dari komunikator terhadap komunikan, tetapi lebih dari itu setiap kegiatan komunikasi mempunyai media yang mampu menimbulkan suatu efek tertentu bagi tujuan atau sasaran.


(35)

2.1.2 Proses Komunikasi

Pada proses komunikasi dapat dikategorikan dengan peninjauan dari dua perspektif, yaitu :

1. Proses Komunikasi dalam Perspektif Psikologis

Proses komunikasi ini terjadi pada diri komunikator dan komunikan. Ketika komunikator berniat akan menyampaikan suatu pesan kepada komunikan, maka dalam dirinya terjadi suatu proses, yaitu pengemasan isi pesan dan lambang. Isi pesan pada umumnya adalah pikiran, sedangkan lambang umumnya adalah bahasa. Kemudian pesan tersebut ditransmisikan kepada komunikan. Apabila komunikan mengerti isi pesan atau pikiran komunikator, maka komunikasi terjadi. Sebaliknya bilamana komunikan tidak mengerti, maka komunikasi pun tidak terjadi. 2. Proses Komunikasi dalam Perspektif Mekanistik

Pada proses komunikasi ini dapat diklasifikasikan secara dua tahap, yakni sebagai berikut :

a. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media atau saluran. Adapun lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Pada proses komunikasi secara primer adalah bahasa yang paling banyak digunakan, sebab bahasa


(36)

mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain, apakah itu berbentuk ide, gagasan, informasi atau opini.

b. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Pentingnya peranan media, yakni media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai sasaran yaitu komunikan, karena proses komunikasi sekunder ini merupakan sambungan dari proses komunikasi primer, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator, harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang digunakan. Proses komunikasi secara sekunder ini dalam menjangkau sasarannya dengan menggunakan media massa yang mempunyai sirkulasi yang luas dan memiliki daya keserempakan. Seperti surat kabar, televisi siaran, radio, film, leaftlet, brosur, dan lain-lain.

c. Proses komunikasi secara linear

Istilah linear mengandung makna lurus. Dalam konteks komunikasi, proses secara linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik terminal. Komunikasi linear ini berlangsung baik dalam situasi komunikasi tatap muka (face-to-face


(37)

communication) maupun dalam situasi komunikasi bermedia (mediated communication). (Effendy, 2003: 38).

Proses komunikasi linear umumnya berlangsung pada komunikasi bermedia, kecuali komunikasi melalui telepon. Komunikasi melalui telepon hampir tidak pernah berlangsung linear, melainkan dialogis, Tanya jawab dalam bentuk percakapan.

d. Proses komunikasi secara sirkular

Dalam konteks komunikasi yang dimaksudkan dengan proses sirkular itu adalah terjadinya feed back atau umpan balik yaitu terjadinya arus dari komunikan ke komunikator. Oleh karena itu ada kalanya feed back tersebut mengalir dari komunikan ke komunikator itu adalah respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator.

Konsep umpan balik ini dalam proses komunikasi amat penting karena dengan terjadinya umpan balik komunikator mengetahui apakah komunikasi itu berhasil atau gagal, dengan kata lain apakah umpan balik itu positif atau negatif. Bila positif komunikator patut gembira, sebaliknya jika negatif menjadi permasalahan, sehingga komunikator harus mengulangi lagi dengan perbaikan gaya komunikasinya sampai menimbulkan umpan balik positif. (Effendy, 2003:31)

2.1.3 Tujuan Komunikasi

Dalam melakukan proses komunikasi, tentu mempunyai tujuan dalam pelaksanaannya. Adapun tujuan dari komunikasi diantaranya : 1. Perubahan sikap (to change the attitude)


(38)

2. Mengubah opini opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy, 2003: 55) Untuk lebih memahami tujuan komunikasi, Ruslan menyatakan tujuan komunikasi sebagi berikut :

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Maksudnya apakah kita menginginkan orang lain untuk mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. dalam hal ini tentu cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja. 3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar

mereka mau bertindak. (Effendy, 2003: 11) 2.1.4 Fungsi Komunikasi

Fungsi Komunikasi

Menginformasikan (to inform) Mendidik (to educate)

Menghibur (to entertain)


(39)

2.2 Tinjauan tentang Komunikasi organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi dan keberhasilan organisasi sangat berhubungan, memperbaiki komunikasi organisasi berarti memperbaiki organisasi. Suatu organisasi ideal terbentuk dari unsur-unsur universal, unsur-unsur universal ini dapat ditemukan dan digunakan untuk mengubah suatu organisasi, unsur-unsur ini berkaitan dengan hasil organisasi yang diharapkan dan komunikasi adalah satu dari unsur-unsur organisasi. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah memperbaiki organisasi.

Studi komunikasi organisasi adalah studi mengenai cara seseorang memandang objek-objek, juga studi mengenai objek-objek itu sendiri. Yang penting adalah bahwa orang-orang yang berbeda berperilaku dengan cara-cara yang berbeda terhadap apa yang mereka anggap objek yang layak diamati, dan perbedaan-perbedaan tersebut adalah berdasarkan pada bagaimana orang-orang berpikir tentang objek-objek itu. Suatu objek sosial adalah sekadar objek yang mempunyai makna bagi suatu kolektivitas atau menuntut tindakan oleh manusia.

Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat (Pace, 2006:25). Secara fungsional komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri


(40)

dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace, 2006:31).

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Dan menurut katz dan kahn bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi ( Muhammad, 2000:65).

Goldhaber (dalam Muhammad 2008 : 67 ) memberikan definisi

komunikasi organisasi sebagai berikut, “organizational communications is

the process of creating and exchanging messages within a network of

interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Atau dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Meskipun bermacam-macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, namun ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu :

a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal.


(41)

b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media.

c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungannya dan keterampilan atau skilnya ( Muhammad, 2008 : 67 ).

Goldhaber (dalam Muhammad 2000 : 68-74) mengemukakan bahwa komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep kunci, antara lain :

1. Proses, suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. 2. Pesan, yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.

3. Jaringan, organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau peranan tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.

4. Keadaan saling tergantung, yaitu keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya dan bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya atau mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.


(42)

5. Hubungan, karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

6. Lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system.

7. Ketidak pastian, yang dimaksud dengan ketidak pastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. 2.2.2 Proses Komunikasi Organisasi

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu proses. Misalnya diambil contoh proses pendirian suatu bank desa di suatu daerah.

2.2.3 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, memahami kehidupan organisasi, dan menemukan bagaimana kehidupan terwujud lewat komunikasi tekanannya adalah pada bagaimana suatu organisasi di konstruksikan dan dipelihara lewat proses komunikasi.


(43)

2.2.4 Fungsi Komunikasi Organisasi

Conrad yang dikutip oleh Dedy Mulyana dalam buku human communication mendefinisikan tiga fungsi komunikasi dalam organisasi.

Fungsi-fungsi komunikasi organiasi diantaranya :

1. Fungsi Perintah : komunikasi memperbolehkan anggota organisasi membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Dua jenis yang mendukung pelaksanaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan tujuan nya adalah berhasil berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi di antara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut.

2. Fungsi Relasional : komunikasi memperbolehkan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (Job Performance) dalam berbagai cara, misalnya kepuasaan kerja, aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. 3. Fungsi manajemen ambigu : pilihan dalam situasi organisasi sering

dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu misalnya, motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambilnya akan memperngaruhi rekan kerja dan organisasi. Demikian juga diri sendiri, tujuan organisasi tidak jelas, konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas.


(44)

2.2.5 Sifat Komunikasi Organisasi

Pendekatan ini mengisyaratkan bahwa terdapat gagasan-gagasan yang dapat digeneralisasikan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tujuan utama dalam mempelajari komunikasi adalah memperbaiki organisasi. Memperbaiki organisasi biasanya ditafsirkan sebagai

“memperbaki hal-hal untuk mencapai tujuan manajemen” (Pace, 2006 :

24).

Suatu organisasi dapat juga didekati sebagai suatu objek studi. Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu subjek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama mereka adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan komunikasi organisasinya, terwujud lewat komunikasi. Tekanannya adalah pada bagaimana suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara lewat proses komunikasi. Pendekatan ini menekankan apa yang sebenarnya terjadi dalam organisasi dan memberikan suatu penjelasan yang jarang ditemukan dalam pendekatan-pendekatan ini.

Komunikasi organisasi lebih sekedar apa yang dilakukan orang-orang. Komunikasi organisasi adalah suatu disiplin studi yang dapat mengambil sejumlah arah yang sah dan bermanfaat.

2.2.6 Pendekatan Komunikasi Organisasi

Untuk melihat komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu Pendekatan makro, mikro dan


(45)

indidual. Masing-masing dari pendekatan ini akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendekatan makro

Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinterkasi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan integrasi dan melakukan tujuan organisasi.

2. Pendekatan mikro

Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam oragnisasi.

3. Pendekatan individual

Pendekatan individual berpusat kepada tingkat laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainny. Komunikasi individual ini ada beberapa bentuknya diantaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi


(46)

dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan dan sebagainya.

2.3 Tinjauan Staregi Komunikasi 2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi

Sondang P. Siagian (1985: 21) berpendapat bahwa strategi adalah cara-cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasaran dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi”.

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy (1990:32), strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Sesuai dengan pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa strategi adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran (Tunggal, 1995:130).

Strategi komunikasi merupakan paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan menejemen komunikasi


(47)

(communication management) untuk mecapai tujuan yang telah di tetapkan. (Effendy, 2004:32)

Strategi Komunikasi merupakan paduan perancanaan komunikasi yang merupakan perencanaan komunikasi (Communication Planning) dengan menejemen komunikasi (Communication Management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana oprasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (Approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Jadi strategi komunikasi menurut penulis adalah suatu cara atau taktik rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran dengan memiliki sebuah paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi (management communication) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2 Pentingnya Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata


(48)

bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:301).

Seperti halnya dengan strategi dalam bidang apapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude). b. Mengubah opini (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change behaviour)

Masih menurut Onong Uchjana Effendy (1981:44), Efek komunikasi yang timbul pada komunikan sering kali di klasifikasikan sebagai berikut:

a. Efek Kognitif : adalah yang terkait dengan pikiran nalar atau rasio, misalnya komunikan yang semula tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti atau tidak sadar menjadi sadar.

b. Efek Afektif : adalah efek yang berkaitan dengan perasaan, misalnya komunikan yang semula merasa tidak senang menjadi senang, sedih menjadi gembira.

c. Efek Konatif : adalah efek yang berkaitan timbulnya keyakinan dalam diri komunikan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh komunikator berdasarkan pesan atau messeg yang ditransmisikan, sikap dan prilaku komunikan pasca proses komunikasi juga tercermin dalam efek konatif.


(49)

Gejala-gejala psikis komunikan sangat perlu diketahui oleh seorang komunikator. Gejala-gejala psikis tersebut biasanya dapat dipahami bila diketahui pula lingkungan pergaulan komunikan yang dalam hal ini biasanya disebut situasi sosial.

Jika kita sudah tahu sifat-sifat komunikan, dan tahu pula efek apa yang kita kehendaki dari mereka, memilih cara mana yang kita ambil untuk berkomunikasi sangatlah penting, karena ini ada kaitannya dengan media yang harus kita gunakan. Cara bagaimana kita berkomunikasi (how to communicate), kita bisa mengambil salah satu dari dua tatanan di bawah ini:

1. komunikasi tatap muka (face to face communication) 2. komunikasi bermedia (mediated communication)

Komunikasi tatap muka dipergunakan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behaviour change) dari komunikan. Mengapa demikian, karena kita sewaktu berkomunikasi memerlukan umpan balik langsung (immediate feedback). Dengan saling melihat, kita sebagai komunikator bisa mengetahui pada saat kita berkomunikasi apakah komunikan memperhatikan kita dan mengerti apa yang kita komunikasikan. Jika umpan baliknya positif, kita akan mempertahankan cara komunikasi yang kita pergunakan dan memeliharanya supaya umpan balik tetap menyenangkan kita. Bila sebaliknya, kita akan mengubah teknik komunikasi kita sehingga komunikasi kita berhasil.


(50)

Komunikasi bermedia (public media and mass media) pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi informative, karena tidak begitu ampuh untuk mengubah tingkah laku. Lebih-lebih media massa. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa kurang sekali keampuhannya dalam mengubah tingkah laku komunikan. Walaupun demikian, tetap ada untung ruginya.

Kelemahan komunikasi bermedia ialah tidak persuasive, sebaliknya kekuatannya dapat mencapai komunikan dalam jumlah yang besar. Komunikasi tatap muka kekuatannya ialah dalam hal mengubah tingkah laku komunikan, tetapi kelemahannya ialah bahwa komunikan yang dapat diubah tingkah lakunya itu relatif hanya sedikit saja, sejauh bisa berdialog dengannya (Effendy, 2003:301-303).

2.3.3 Tujuan Strategi Komunikasi

Menurut R.Wayne Pace, Brent D dan M.Dallas Burnett dalam bukunya Techniques for effective communication, tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut:

a. To secure understanding

Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.

b. To establish acceptance

Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik. c. To motive action


(51)

d. The goals which the communicator sought to achieve

Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikator tersebut.

2.4 Tinjauan Komunikasi Massa 2.4.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melaluli media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people).

Menurut Gerbener (1967), “mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flows of message in industrial societies”.(Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri).(Rakhmat, 2003: 188)

Menurut Severin & Tankard Jr., (1992:3), dalam bukunya communication Theories: Origins, Menthods, And Uses In The Mass Media yang definisinya diterjemahkan oleh Effendy sebagai berikut: “Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebgaian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi


(52)

tehnik-tehnik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.”

Ahli komunikasi lainnya, Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa serta tentang media yang digunakannya. Ia mengemukakan definisi dalam dua item, yakni: “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang menonton televise, tetapi ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise, radio siaran, surat kabar, majalah dan film”.


(53)

2.4.2 Proses Komunikasi Massa

Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalaj bahwa proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan mulainya dan kapan berakhirnya.

Schramm mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan tiga komponen yaitu source, message, dan destination atau komunikator, pesan, komunikan.

Harold D. Lasswell dalam buku komunikasi massa (2007:28) menentukan scientific study dari suaru proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa) dan with what effect (dengan efek apa).

Dengan mengikuti formula Lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsure yang di sebut komponen atau unsur dalam proses komunikasi, yaitu:

1. Who ( siapa): Komunikator, orang yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi.

2. Says What ( apa yang dikatakan): pernyataan umum, dapat berupa suatu ide, informasi, opini, pesan dan sikap, yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisis pesan.


(54)

3. In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.

4. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi.

5. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju.

2.4.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungus komunikasi massa menurut Dominick (2001) dalam buku komunikasi massa terdiri dari :

1. Surveillance (Pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : a. Warning or beware surveillance (pengawasan peringatan) b. Instrumental surveillance (pengawasan instrumental)

Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung merapi, kondisi yang memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman.

Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.


(55)

2. Interpretation (Penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Tujuannya adalah media ingin mengajak para pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpersona atau komunikasi kelompok.

3. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan yang sama tetapi terpisahkan secara geografis dipertalikan atau dihubungkan oleh media.

4. Transmission of values (Penyebaran Nilai-Nilai)

Media massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. Dengan kata lain, media mewakili kita dengan model peran yang kita amati dan harapkan untuk menirunya.

5. Entertaiment (Hiburan)

Fungsi dari media massa sebagai fungsi menghibur tiada lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan membaca berita-berita ringan atau melihat tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. (Adrianto, 2007:16)


(56)

Sementara itu, Effendy (1993) dalam buku Komunikasi Massa mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :

1. Fungsi Informasi

Media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk social akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi.

2. Fungsi pendidikan

Media massa merupakan sasaran pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik.

3. Fungsi memengaruhi

Fungsi memengaruhi dari medua massa secara implisit terhadat pada tajuk/editorial, feature, iklan, artikel, dan sebagainya. (Adrianto, 2007:18)

Selanjutnya Joseph A deVito (1996) dalam buku komunikasi massa menyebutkan fungsi komunikasi secara khusus adalah :

1. Fungsi Meyakinkan (to persuade)

Fungsi komunikasi massa secara umum antara lain memberikan hiburan kepada khalayaknya. Namun ada fungsi yang tidak kalah penting dari media massa yaitu fungsi meyakinkan atau persuasi.


(57)

Menurut Devito (1996) dalam buku Komunikasi Massa, persuasi bisa datang dalam bentuk :

a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang

b. Mengubah sikap, kepercayaan atau nilai seseorang c. Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu

d. Memperkenalkan etika atau menawarkan system nalai tertentu. 2. Fungsi Menganugerahkan Status

Penganugerahkan status (status conferral) terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat.

3. Fungsi membius (Narcotization)

Salah satu fungsi media massa yang paling menarik dan paling banyak adalah fungsi membiusnya. Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan pasif, seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik (deVito,1996).

4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan

Fungsi komunikasi massa yang tidak banyak disadari oleh kita semua adalah kemampuannya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.


(58)

5. Fungsi Privatisasi

Privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok social dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendri.(Adrianto,2007:20)

2.5 Tinjauan Tentang Surat Kabar 2.5.1 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar atau koran adalah barang cetakan yang berisi berita, informasi, dan pendidikan yang terbit secara kontinyu yang biasanya harian. Ada juga yang berpendapat bahwa surat kabar adalah salah satu bentuk media cetak yang tidak dijilid, dalam ukuran normal tiap halaman terdiri 9 kolom. Ada yang terbit 8 halaman, 12 halaman, 16 halaman, dan ada yang lebih dari jumlah itu.

2.5.2 Fungsi Surat Kabar

Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia.

Dari kemempat fungsi media massa ( informasi, edukasi, hiburan, dan persuasive), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap pariwisata yang terjadi di sekitarnya. Kerana sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita. Namun demikian, fungsi hiburan surat kabar pun tidak


(59)

terabaikan karena tersedianya rubric artikel ringan, feature (laporan perjalanan, laporan tentang profil seseorang yang unik), rubric cerita bergambar atau komik, serta cerita bersambung. Begitu pula dengan fungsi mendidik dan memengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers, khususnya surat kabar pada perkembangannya bertambah, yakni sebagai alat kontrol social yang konstruktif.

2.5.3 Manajemen Surat Kabar

Dalam manajemen surat kabar yang ada dalam buku manajemen penerbitan pers terdiri dari 3 bidang yang mengelola suatu surat kabar, antara lain :

1. Bagian redaksi a. Pemimpin Redaksi

Pemimpin redaksi adalah orang pertama yang bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Tugas utama pemimpin redaksi adalah mengendalikan kegiatan keredaksian di perusahaannya yang meliputi penyajian berita, penentuan liputan, pencarian focus pemberitaan, penentuan topic, pemilihan berita utama (headline), berita pembuka halaman (opening news), menugaskan atau membuat sendiri tajuk dan sebagainya.

Pemimpin redaksi dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh beberapa tenaga lain yang biasanya disebut redaktur


(1)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Strategi Redaksi harian Umum Galamedia Dalam Meningkatkan Citra Pemberitaan Dikalangan Pembacanya Dikota Bandung.”

Penulisan skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan laporan skripsi ini masih jauh untuk dikatakan sempurna mengingat keterbatasan kemampuan penulis maka masukan dari berbagai pihak yang berbentuk kritik dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan kesempurnaan laporan ini, merupakan sesuatu yang sangat berharga dan sangat penulis harapkan.

Ucapan terima yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga dapat membahagiakan Mamah dan Ayah. Seperti apa yang Mamah dan Ayah harapkan untuk menjadi manusia yang berguna setidaknya untuk hidup ananda. Amien

Melalui kesempatan ini pula, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin menyampaikan terima kasih, dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :


(2)

vii

1. Bapak Prof. Dr. J. M. Papasi selaku Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehatnya serta motivasi selama peneliti kuliah di UNIKOM.

2. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku Ketua program studi Ilmu Komunikasi & Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan dukungannya kepada penulis.

3. Ibu Melly Maulin S.Sos, MSi, selaku selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Ralations Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

4. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si selaku dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

5. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku dosen Program Studi Ilmu Komunikasi & Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sekaligus dosen wali yang telah memberikan banyak dukungan, motivasi, dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si selaku pembimbing yang telah membantu, mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan serta motivasi kepada peneliti sampai saat ini.


(3)

viii

7. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah membimbing penulis selama di perkuliahan.

8. Ibu Astri Ikawati, A.Md.Kom, dan Ferina Tanjung S.Ds selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung, yang telah membantu peneliti dalam hal administrasi perkuliahan.

9. Bapak Sutisna AM selaku Kepala Litbang Harian Umum Galamedia sekaligus informan dalam penelitian dan juga selaku pembimbing yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan Penelitian di Harian Umum Galamedia.

10.Bapak/Ibu informan yang telah meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dalam wawancara.

11.Staff redaksi HU Galamedia yang telah membantu dalam pengumpulan data.

12.Special thanks to Didin Rohendi makasih atas support dan dukungannya yang tak kunjung hentinya sampai detik ini. Suatu anugerah mendapatkan mu. Always be my love hon..^^

13.Terimakasih kepada saudara ku, Echa “nancy” yang saling menyemangati agar bisa sama-sama lulus tahun ini.

14.Terimakasih kepada para alumni Jurnalistik UNIKOM : Ganjar Permana, Sofyan Permana P, Kang Iyus dll yang telah ikut membantu peneliti dalam pemyusunan skripsi ini.


(4)

ix

15.Terimakasih kepada teman-teman satu pembimbing, Ersita Pratiwi dan Marthiana Hardiyanthi yang saling support dan saling membantu dalam penyusunan skripsi ini.

16. Terimakasih kepada “Teman-teman Ik-2 06” yang sama-sama sedang menyusun saat ini. Semoga kalian sukses selalu kedepannya. Semangaatttt…!!

17.Terimakasih kepada “Teman-Teman seperjuangan” di IK – Jurnalistik 06 : Ronal, Made, Mizan, Irfan, Dian, Umi, Reni “Boentet”, Ochie, Dewi, Putri, Hasra “Uda padang”, eki “falaque” serta yang lainnya yang telah saling membantu dalam penyusunan skripsi dan juga saling memberi dorongan sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktunya. Thanks banget ya Friend.

18.Terimakasih kepada Sahabat-sahabatku Yesi “Mba tuty”, Thira “Ebo”, Nella “Enal-enel”, Nining “Uni”, adel “Kudel”, Ria “My Little Marmud” Rahmat “Pampers”, Adit “Bejo” yang udah saling mendukung dan memotivasi untuk terus maju ke medan tempur. Ayoo kita sama-sama berjuang kawand…!^^

19.Terimakasih kepada sahabat-sahabat ku di Cilegon, Yandhi, Sigit, Nurul, Marlia, Eva, Rindu, Dyah, Hari “Mbenk”, Mulyani, Siska, dll terimakasih atas doa kalian.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlimpah bagi orang-orang yang telah membantu peneliti dengan segala kesabaran dan keikhlasannya dalam penyusunan skripsi ini.


(5)

x

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penulisan skripsi ini dan semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Bandung, Juli 2010 Peneliti


(6)

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (Ahli Madya, Sarjana, Master dan Doktor) baik di Universitas Komputer Indonesia maupun Perguruan Tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan penelitian saya sendiri tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah dan

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dan jelas ditentukan sebagai acuan dalam naskah yang telah disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya tulis ini serta lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Bandung, Juli 2010

( Citra Erias Eka P )