Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan untuk membayar Pajak Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan Bebas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh:

EKA SETYAWATI
NIM: 208082000002

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M / 1434 H

i


ii

iii

iv

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

Data Pribadi
1.

Nama

:

Eka Setyawati


2.

Jenis kelamin

:

Perempuan

3.

Tempat/tanggal lahir

:

Jakarta/ 07 September 1990

4.

Agama


:

Islam

5.

Alamat

:

Jl. Pangkalan Rt 008/04 No. 16 Pondok
Ranggon Kec. Cipayung Jakarta Timur
13860

II.

6.

Telepon


:

085695057805/021-8456670

7.

E-mail

:

eckha_setyawati@ymail.com

Data Pendidikan Formal
1. 1995 - 1996

: TK Fisabilillah

2. 1996 - 2002


: SDN 01 Pagi Pondok Ranggon

3. 2002- 2005

: SMP Negeri 230 Jakarta

4. 2005 - 2008

: SMA Bina Dharma Jakarta

5. 2008 - 2013

: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta (Pajak).

vi

FACTORS AFFECTING THE WILLINGNESS TO PAY TAX INDIVIDUAL TAX
PAYERS ARE DOING INDEPENDENT

ABSTRACT
Eka Setyawati

This studyaimed to analyze the effect of paying taxes awareness, knowledge of tax
laws, a good perception of the taxation system, and the quality of service to the
willingness to pay taxes individual tax payers who do the work free. Sample of 100
respondents was selected by convenience sampling technique in the District of Ciputat
Timur. Data obtained by distributing questionnaires. Analysis of the data using linear
regression and determine the hypothesis used t test and f test.
The results showed that awareness of paying taxes with a beta value of 0.235,
knowledge of tax laws with a beta value of 0.217, the perception of a good tax system
with a beta value of 0.339, and the quality of the service with a beta value of 0.431 and a
significant positive effection the willingness to pay taxes individual tax payers who do the
work free.Variables that have the most significant effect on the willingness to pay taxes
an individual tax payer who performs is the quality of service. With most of the beta value
among the other independent variables of (0.431).
Keywords

: Paying tax awareness, Knowledge of tax regulation, a good perception of
the taxation system, Quality of service and Willingness to pay taxes.


vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK
MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN
PEKERJAAN BEBAS
ABSTRAK
Eka Setyawati

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesadaran membayar pajak,
pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas sistem perpajakan, dan
kualitas pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi
yang melakukan pekerjaan bebas. Sampel terpilih sebanyak 100 responden dengan teknik
convenience sampling di Kecamatan Ciputat Timur. Data diperoleh dengan membagikan
kuesioner. Analisis data menggunakan regresi linier berganda, dan untuk menentukan
hipotesis digunakan uji t, dan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak dengan nilai beta
sebesar 0.235, pengetahuan peraturan perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.217,
persepsi yang baik atas sistem perpajakan dengan nilai beta sebesar 0.339, dan kualitas
pelayanan dengan nilai beta sebesar 0.431 berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas.Variabel yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas adalah
kualitas pelayanan. Dengan nilai beta yang paling besar diantara variable independen
lainnya sebesar (0.431).
Kata Kunci

: Kesadaran Membayar Pajak, Pengetahuan Peraturan Perpajakan, Persepsi
yang baik atas Sistem Perpajakan, Kualitas Pelayanan, dan Kemauan
untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
Pekerjaan Bebas.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas”. Shalawat beserta salam semoga
terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana
(S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap
menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Terimakasih kepada Bapak dan Mamah tercinta yang selalu memberikan
limpahan kasih sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya
untuk penulis. Saudara-saudara yang “cetarrrr membahana”, terimakasih Teh
Citi, A Misnan, DeAi, A’alip dan keponakanku Shabara atas kisah yang
mengharu biru dan kepada segenap keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan moril maupun materiil kepada penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, MBA., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan.

ix

5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat,
dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terimakasih atas segala bimbingan dan
konsultasi yang telah diberikan selama ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan.
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Mas Heri, Mas Azis, Mba Ani
dan Mpo Heni yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat tercinta yang setia membantu peneliti,

Citra yang selalu menginspirasi, Irna yang selalu memotivasi, Alifah yang
selalu menyemangati, Afni dan Sallytha yang memberi pelajaran hidup kepada
peneliti untuk lebih mendewasakan diri. Sahabat terbaik terimakasih atas
bantuan dan do’anya.
9. Teman-teman seperjuangan satu angkatan 2008 khususnya Akuntansi A, Tika,
Putri, Mba Ani, Samsiyah, Aya, Iis, Anjani, Anggi, Irma, Silvi, Kiki, Mila,
Nike, TehLusi, Ka Dina, Maulana, Helmi, Sandy, Fazlun, Nawang, Fauzan,
Muchsin, Rizki yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah.
10. Teman-teman di luar sana yang telah memberi pengalaman berharga kepada
peneliti, Dimas, Linda, Yuri, Novita, Iing, Kak Andi, Kak Dimas, Mas Andri,
Kiki, Encis. Terimakasih atas perhatian, doa dan bantuannya 
11. Terimakasih Mas Taufik dan keluarga atas perhatian, semangat, doa dan kasih
sayangnya, setia dan sabar menunggu penulis hingga merampungkan skripsi
ini.
12. Dan seluruh pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu, terimakasih banyak
telah membantu proses penyusunan skripsi ini.

x

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta, Mei 2013

Eka Setyawati

xi

DAFTAR ISI

COVER DALAM ..............................................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...............................................................

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................

iv

LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...........................................................................

vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................

ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13
A. Kajian Teori .................................................................................... 13
1. Definisi Pajak .............................................................................. 13
2. Kemauan Membayar Pajak .......................................................... 20
2.1 Kesadaran Membayar Pajak ................................................. 22
2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan ....................................... 25
2.3 Persepsi yang Baik atas Efektifitas Sistem Perpajakan ........ 27
2.4 Kualitas Pelayanan ............................................................... 30

xii

3. Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas ... 33
B. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................... 36
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ..................................................... 41
1. Keterkaitan Antar Variabel ......................................................... 41
2. Kerangka Pemikiran ................................................................... 47
D. Hipotesis .......................................................................................... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 49
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 49
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 49
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 51
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 52
1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 52
2. Uji Kualitas Data ......................................................................... 52
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 54
4. Uji Regresi Linear Berganda ...................................................... 56
5. Uji Hipotesis ............................................................................... 58
E. Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ................................ 61

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 69
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Serpong ...................................... 69
2. Wilayah Kerja ............................................................................. 70
3. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 72
4. Karakteristik Responden ............................................................. 72
B. Hasil Analisis Data ......................................................................... 74
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 75
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................... 77
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 83
4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ............................................. 88
5. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 92

xiii

BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 103
A. Kesimpulan ................................................................................... 103
B. Implikasi ........................................................................................ 105
C. Keterbatasan dan Saran .................................................................. 107
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 109
LAMPIRAN ....................................................................................................... 113

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Penelitian-penelitian Terdahulu ...................................................... 36

3.1

Pengukuran Terhadap Variabel Independen.................................... 65

3.2

Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 66

4.1

Wilayah Kerja KPP Pratama Serpong ............................................. 70

4.2

Distribusi Kuesioner Penelitian ...................................................... 72

4.3

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 73

4.4

Data Responden Berdasarkan Usia................................................. 73

4.5

Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 74

4.6

Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 76

4.7

Hasil Uji Validitas Kesadaran Membayar Pajak ............................. 78

4.8

Hasil Uji Validitas Pengetahuan Peraturan Perpajakan ................... 79

4.9

Hasil Uji Validitas Persepsi yang Baik Atas Efektifitas Sistem
Perpajakan ....................................................................................... 80

4.10

Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan .......................................... 80

4.11

Hasil Uji Validitas Kemauan Membayar Pajak .............................. 81

4.12

Hasil Uji Reliabilitas Data .............................................................. 82

4.13

Hasil Uji Mulitikolonieritas ............................................................ 85

4.14

Hasil Uji Regresi Linier Berganda ................................................. 88

4.15

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................. 91

4.16

Hasil Uji Statistik t ......................................................................... 93

4.17

Hasil Uji Statitik F .......................................................................... 95

xv

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Keterangan

Halaman

2.1

Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 47

4.1

Hasil Uji Normalitas Data (P – P Plot) ......................................... 84

4.2

Hasil Uji Heteroskedestisitas ........................................................ 87

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Keterangan

Halaman

1

Kuesioner ....................................................................................... 113

2

Data Mentah Kuesioner.................................................................. 121

3

Hasil Olahan Data Penelitian ........................................................ 141

xvii

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan penerimaan negara terbesar. Dominasi pajak sebagai
sumber penerimaan merupakan suatu hal yang sangat wajar, terlebih ketika
sumber daya alam, khususnya minyak bumi tidak bisa lagi diandalkan.
Penerimaan dari sumber daya alam mempunyai umur yang relatif terbatas,
suatu saat akan habis dan tidak bisa diperbaharui. Hal ini berbeda dengan pajak,
sumber penerimaan ini mempunyai umur yang tidak terbatas, terlebih dengan
semakin bertambahnya jumlah penduduk. Peranan penerimaan perpajakan dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan baik secara
nominal maupun presentase terhadap seluruh pendapatan negara. Hal ini
diiringi dengan meningkatnya APBN dari tahun ke tahun. Ini memberikan tugas
kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk senantiasa melakukan usaha
untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak (Widayati dan Nurlis, 2010).
Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri
dari sektor pajak dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara
menyeluruh pada tahun 1983, yaitu melalui perubahan sistem pemungutan
Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Official

1

Assessment System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang
kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak, sedangkan Self Assessment System yaitu suatu sistem
pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang (Resmi, 2007).
Agenda aksi Direktorat Jenderal Pajak berupa usaha ekstensifikasi dan
intensifikasi pajak, dimana usaha ekstensifikasi dilakukan dengan menggali atau
memperluas objek pajak baru melalui perubahan perundang-undangan.
Sedangkan

usaha

intensifikasi

ditempuh

melalui

perbaikan

kualitas

pengumpulan dilapangan tanpa harus merubah undang-undang yang berlaku.
Usaha intensifikasi lebih murah dan efisien daripada usaha ekstensifikasi. Masih
banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual.
Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan
pengusaha saja tetapi juga terjadi pada pekerja professional, sedangkan
perkembangan usaha kecil dan menengah sangat dinamis yang barang kali jauh
meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi wajib pajak
(berupa

Nomor

Pokok

Wajib

Pajak)

agar

melaksanakan

kewajiban

perpajakannya sudah dipasang terutama bagi usaha kecil menengah masih lepas
dari jeratan pajak (Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Pemungutan pajak bukan pekerjaan yang mudah disamping peran aktif
dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib pajak itu sendiri.
Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang penting.
2

Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak antara lain asas perpajakan
yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat
dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah
tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak
(Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Sangatlah relevan bila menempatkan kesadaran dalam membayar pajak
dari para wajib pajak bukan hanya sekedar sebagai wacana, tetapi lebih dari itu,
kita seharusnya juga memandang kesadaran dalam membayar pajak sebagai
objek sorotan secara objektif. Perlakuan tersebut memang tidak berarti akan
menempatkan wajib pajak dipihak yang lebih baik, tetapi harus diakui secara
jujur bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pajak
dikarenakan masih sangat minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat
mengenai pajak (Pardi, 2011). Selain itu, wajib pajak juga masih
mempersepsikan pajak itu sebagai pungutan wajib bukan sebagai wujud peran
serta mereka karena mereka merasa belum melihat dampak nyata pajak bagi
negara dan masyarakat, apalagi ditambah persepsi mereka terhadap aparat
pajak. Selama ini persepsi wajib pajak terhadap aparat pajak cenderung negatif,
terlihat pada pelayanan pada wajib pajak, apalagi disaat terjadi penelitian dan
pemeriksaan pajak banyak yang berpendapat bahwa aparat pajakpun yang
berkuasa. Kualitas dan profesionalisme aparat pajak telah menjadi pertanyaan
besar (Supriyati dan Hidayati, 2008).

3

Pelayanan publik oleh birokrasi publik merupakan salah satu
perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi negara. Pelayanan publik
adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan (Kiswanto, 2008). Secara garis besar
instansi-instansi pemerintah biasanya dikembangkan untuk dua hal. Pertama
untuk

melaksanakan

kegiatan

yang

berkaitan

dengan

pelaksanaan,

pengadministrasian, dan pengawasan yang berkaitan dengan kewajibankewajiban kenegaraan; dan kedua, untuk memberikan pelayanan umum.
Pelanggan memilih untuk meminta pelayanan dari instansi pemerintah, antara
lain karena motif-motif yang berkaitan dengan keharusan melaksanakan
kewajiban kepada negara hanya melalui instansi pemerintah tertentu saja,
misalnya pelayanan untuk pembayaran pajak (Sartika dan Rini 2010).
Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam
undang-undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan
untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian,
diharapkan agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib
pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi
perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Arum, 2012). Tetapi dilapangan
dapat terjadi seorang wajib pajak yang berskala besar dapat melakukan
kesepakatan dengan oknum petugas pajak untuk melakukan pengurangan
jumlah nominasi pajak sang wajib pajak. Pihak yang diuntungkan adalah wajib
4

pajak dan oknum petugas pajak, sedangkan pihak yang paling dirugikan adalah
pihak pemerintah. Semua ini bersumber dari kurangnya kesadaran tentang
perpajakan baik dari pihak wajib pajak dan petugas pajak (Widayati dan Nurlis,
2010).
Pancawati Hardiningsih dan Nila Yulianawati (2011), melakukan
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak
dengan menggunakan sampel terpilih sebanyak 94 responden dengan teknik
convinien random sampling di Kecamatan Tahunan dan Kecamatan Jepara
yang melaporkan SPT 2009. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner.
Analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa
sikap wajib pajak terhadap kesadaran membayar pajak berpengaruh dan
signifikan terhadap kemauan membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap
pengetahuan peraturan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak, sikap wajib pajak terhadap pemahaman peraturan perpajakan
tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak, persepsi efektifitas
sistem perpajakan juga tidak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak,
dan untuk kualitas layanan berpengaruh positif terhadap kemauan membayar
pajak. Secara keseluruhan model tersebut fit.
Penelitian dari Atiqah dan Verisca Dena Fitria (2010), tentang pengaruh
pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan dan kesadaran terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan surat pemeberitahuan (SPT).
Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak orang pribadi yang berada di
5

wilayah Jakarta Selatan.Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilakukan
muali tanggal 03 Agustus sampai dengan 19 Agustus 2010. Peneliti mengambil
sampel sebanyak 4 KPP dari keseluruhan KPP yang berada di Jakarta Selatan.
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 100 kuesioner dan jumlah kuesioner
yang kembali adalah sebanyak 80 kuesioner atau 80%, sehingga yang dapat
dioleh berjumlah 80 kuesioner. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini adalah
variabel pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Penelitian ini menjelaskan semakin
besar pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, pemeriksaan, dan kesadaran
maka akan semakin besar kepatuhan wajib pajak yang akan meningkatkan
penerimaan negara dari sektor pajak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
negara yang dapat memberikan kesejahteraan rakyat. Variabel yang paling
dominan adalah variabel kesadaran wajib pajak.
Penelitian lain oleh Tatiana Ratung dan Priyo Hadi (2009), tentang
dampak program sunset policy terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan membayar pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak
yang memiliki usaha yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(Disperindag) Kota Salatiga. Teknik sampling yang digunakan untuk
menentukan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria sampel
merupakan wajib pajak yang mempunyai NPWP. Hasil penelitian menunjukkan
6

bahwa kebijakan sunset policy memberikan pengaruh positif terhadap ketiga
faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Kebijakan sunset
policy direspon secara positif oleh wajib pajak, yaitu dengan semakin
meningkatnya kemauan membayar pajak. Hal ini berarti harapan terjadinya
penerimaan pajak yang signifikan dari adanya kebijakan ini bukanlah sesuatu
yang mustahil.
Penelitian Widayati dan Nurlis (2010) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas. Analisis dalam penelitian ini menggunakan
persamaan regresi berganda. Berdasarkan uji parsial faktor kesadaran
membayar pajak dan persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemauan wajib pajak
untuk membayar pajak. Sedangkan faktor pengetahuan dan pemahaman tentang
peraturan pajak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemauan
membayar pajak.
Penelitian M. Khoiru Rusydi dan Fathoni (2008) dengan judul pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota
Batu. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak PKB di Kota Batu dan
sekitarnya yang menjadi pelanggan di kantor samsat Batu. Penelitian ini
menggunakan

metode

judgment

sampling,

yang

mempergunakan

pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu dalam pemilihan sampelnya.
Penelitian ini mendapatkan hasil yang secara simultan atau secara bersama7

sama variabel

kualitas

pelayanan

yang meliputi

variabel

reliability,

responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu. Secara parsial
variabel

kualitas pelayanan

yang meliputi

reliability, responsiveness,

assurance, emphaty, dan tangibles mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan wajib pajak PKB di kantor samsat Batu dengan arah hubungan positif
atau sifat hubungan searah.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan Yulianawati (2011), adapun
perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu:
1.

Pada penelitian Hardiningsih dan Yulianawati menggunakan kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, pemahaman peraturan
perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan dan
kualitas pelayanan sebagai variabel independen. Sedangkan pada penelitian
ini adanya perubahan variabel pada penelitian Hardiningsih dan
Yulianawati yaitu pada variabel pemahaman peraturan perpajakan. Pada
penelitian ini tidak menggunakan variabel tersebut.

2.

Sampel yang digunakan adalah wajib pajak orang pribadi yang melakukan
pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Serpong khususnya di kecamatan
Ciputat Timur, sedangkan penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas terdaftar di KPP Pratama Jepara

8

khususnya di dua kecamatan yaitu kecamatan Tahunan dan kecamatan
Jepara.
3.

Selain itu, penelitian ini dilakukan pada tahun 2013 sedangkan penelitian
sebelumnya dilakukan pada tahun 2011.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

lebih lanjut dengan memberikan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB
PAJAK ORANG

PRIBADI

YANG

MELAKUKAN

PEKERJAAN

BEBAS”.

B.

Perumusan Masalah
Masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kesadaran
membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?

2.

Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan
peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?

3.

Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial anatara persepsi yang baik
atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak
wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas?

9

4.

Apakah terdapat pengaruh positif secara parsial antara kualitas pelayanan
terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?

5.

Apakah terdapat pengaruh positif secara simultan antara kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang baik
atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?

6.

Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas?

C.

Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
a.

Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kesadaran
membayar pajak terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak
orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

b.

Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara pengetahuan
peraturan perpajakan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib
pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

10

c.

Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara persepsi
yang baik atas efektifitas sistem perpajakan terhadap kemauan untuk
membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan
bebas.

d.

Untuk menganalisis pengaruh positif secara parsial antara kualitas
pelayanan terhadap kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

e.

Untuk menganalisis pengaruh positif secara simultan antara kesadaran
membayar pajak, pengetahuan peraturan perpajakan, persepsi yang
baik atas efektifitas sistem perpajakan, dan kualitas pelayanan terhadap
kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang pribadi yang
melakukan pekerjaan bebas.

f.

Untuk menganalisis variabel independen manakah yang lebih dominan
mempengaruhi kemauan untuk membayar pajak wajib pajak orang
pribadi yang melakukan pekerjaan bebas.

D.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.

Bagi Akademis
Hasil penelitian ini di harapkan akan menambah bahan referensi atau
acuan bagi studi tentang faktor yang mempengaruhi kemauan
membayar pajak atau penelitian dengan objek yang sejenis.
11

b.

Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
Untuk memberikan evaluasi dan masukan yang dapat berguna
mengenai bagaimana tingkat pelayanan terhadap wajib pajak yang
telah dilakukan.

c.

Bagi masyarakat atau pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemauan,
kesadaran, kualitas pelayanan dan persepsi yang baik terhadap
perpajakan di Indonesia.

d.

Bagi Penulis
Dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
banyak dan lebih luas mengenai hal-hal yang mempengaruhi kemauan
untuk membayar pajak. Selain itu, dapat membandingkan antara yang
di pelajari di perkuliahan dengan yang di temukan dalam praktek.

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.

Kajian Teori
1.

Definisi Pajak
Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007 ( Himpunan UndangUndang Perpajakan, 2010 ) adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh wajib
pajak pribadi atau badan yang sifatnya memaksa berdasarkan undangundang dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Tentang perpajakan ada beberapa pendapat dari para ahli yang
dikutip dari Sukrisno dan Estralita (2009), antara lain:
Pajak menurut Andriani adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
oleh yang membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak
mendapat prestasi kembali, langsung dapat ditunjuk, dan berguna untuk
membiayai berbagai pengeluaran umum terkait dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan”.
Menurut Smeets adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui normanorma umum, dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
ditunjukkan secara individual maksudnya adalah untuk membiayai
pengeluaran pemerintah”.

13

Menurut Anderson Herschel M., & Brock Horace R adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor
pemerintah bukan akibat pelanggaran hukum namun wajib dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu tanpa mendapat
imbalan yang langsung dan proporsional agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada negara yang dapat dipaksakan
tanpa adanya kontraprestasi langsung yang diatur dalam undang-undang
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum negara demi
kemakmuran rakyat.
a.

Fungsi Pajak
Berdasarkan definisi pajak yang telah dijabarkan sebelumnya,
secara implisit terlihat ada dua fungsi pajak berdasarkan Resmi (2009),
yaitu:
1)

Fungsi Penerimaan (Budgetary)
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah
untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan.
Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun
intensifikasi

pemungutan

pajak

melalui

penyempurnaan

peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh),
Pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM), Pajak bumi dan bangunan (PBB).

14

2)

Fungsi Mengatur (Regulator)
Pajak

sebagai

alat

untuk

mengatur

atau

melaksanakan

kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi,
serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
3)

Fungsi Stabilitas
Fungsi ini berhubungan dengan kebijakan untuk menjaga
stabilitas harga (melalui dana yang diperoleh dari pajak)
sehingga laju inflasi dapat dikendalikan.

4)

Fungsi Retribusi
Dalam fungsi retribusi, lebih ditekankan unsur pemerataan dan
keadilan dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya
lapisan tarif dalam pengenaan pajak. Contohnya dalam pajak
penghasilan, semakin besar jumlah penghasilan maka akan
semakin besar pula jumlah pajak yang terutang.

5)

Fungsi Demokrasi
Pajak dalam fungsi demokrasi merupakan wujud sistem gotong
royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan
pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.

15

b.

Jenis Pajak
Menurut Resmi (2009) terdapat berbagai jenis pajak yang dapat
dikelompokkan

menjadi

tiga,

yaitu

pengelompokkan

menurut

golongan, menurut sifat, dan menurut lembaga pemungutnya.
1)

Menurut golongannya pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(a) Pajak langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada
orang lain atau pihak lain.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). PPh dibayar atau
ditanggung oleh pihak-pihak tertentu yang memperoleh
penghasilan tersebut.
(b) Pajak Tidak Langsung
Pajak

yang

pada

akhirnya

dapat

dibebankan

atau

dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN terjadi karena
terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa.
2)

Menurut sifatnya pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
(a) Pajak Subjektif
Pajak yang pengenaanya memerhatikan keadaan pribadi
wajib pajak atau pengenaan yang memerhatikan keadaan
subjeknya.
16

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh). Dalam PPh terdapat
subjek pajak (wajib pajak) orang pribadi.
(b) Subjek Pajak Objektif
Pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik
berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa
memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak)
maupun tempat tinggal.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB).
3)

Menurut lembaga pemungutnya pajak dikelompokkan menjadi
dua, yaitu:
(a) Pajak Negara (Pajak Pusat)
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya.
Contoh: PPh, PPN dan PPnBM, PBB, serta Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
(b) Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah
Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing.
17

Contoh: Pajak Daerah Tingkat I (provinsi) antara lain; Pajak
Kendaraan

Bermotor,

Bea

Balik

Nama

Kendaraan

Bermotor.
c.

Asas Pemungutan Perpajakan
Dalam memungut pajak dikenal beberapa asas pemungutan
perpajakan yaitu (Mardiasmo, 2009):
1)

Asas domisili (asas tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib
pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan
yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini
berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

2)

Asas sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang
bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.

3)

Asas kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.
Berdasarkan asas pemungutan pajak tersebut dapat disimpulkan
bahwa

negara

berhak

mengenakan

pajak

atas

seluruh

penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya
dan negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang

18

bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal
wajib pajak.
d.

Sistem Pemungutan Pajak
Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan
yaitu (Resmi, 2009):
1)

Official Assessment System
Adalah

suatu

sistem

pemungutan

pajak

yang memberi

kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri
jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam
sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut
pajak sepenuhnya berada ditangan para aparatur perpajakan.
Dengan

demikian,

berhasil

atau

tidaknya

pelaksanaan

pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan
(peranan dominan ada pada aparatur perpajakan).
2)

Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang
terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif
serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya

19

berada ditangan wajib pajak. wajib pajak diberi kepercayaan
untuk:
(a) Menghitung sendiri pajak yang terutang,
(b) Memperhitungkan sendiri pajak yang terutang,
(c) Membayar sendiri pajak yang terutang,
(d) Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang, dan
(e) Mempertanggungjawabkan pajak yang terutang.
3)

With Holding System
Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang
kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang
bersangkutan) yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku.

2.

Kemauan Membayar Pajak
Menurut Devano dan Rahayu (2006), kemauan membayar pajak
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, pelayanan pada wajib pajak,
penegakan hukum perpajakan, tarif pajak, dan sistem administrasi
perpajakan.
Konsep kemuan membayar pajak (willingness to pay tax)
dikembangkan melalui dua subkonsep yaitu, konsep kemauan membayar
pajak dan konsep pajak. Pertama, konsep kemauan membayar pajak.
20

Kemauan membayar pajak merupakan suatu nilai dimana seseorang rela
untuk membayar, mengorbankan atau menukarkan sesuatu untuk
memperoleh barang atau jasa (Widaningrum dalam Musyaroqoh, 2010).
Kedua, konsep pajak. Menurut Mr. Dr. NJ. Taylor (Waluyo, 2007) pajak
adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh negara dan terutang kepada
pengusaha (menurut norma-norma yang ditetapkan secara umum), tanpa
adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup
pengeluaran-pengeluaran umum.
Berdasarkan definisi dari kedua subkonsep diatas, maka dapat
dikembangkan suatu definisi untuk kemauan membayar pajak. Kemauan
membayar pajak dapat diartikan sebagai suatu nilai

yang rela

dikontribusikan oleh seseorang (yang ditetapkan dengan peraturan) yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum negara dengan tidak
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) secara langsung (Tatiana dan Hari,
2009).
Kemauan wajib pajak membayar pajak merupakan perilaku wajib
pajak terhadap pajak tersebut. Pandangan atau perasaan disertai oleh
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan ketentuan pajak tersebut.
Perilaku tersebut tidak hanya berkaitan dengan respon atau reaksi terhadap
stimulus (rangsangan) secara fisiologis, tapi juga melibatkan pengetahuan,
keyakinan, dan penalaran. Kemauan membayar pajak dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu negara,
21

pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, dan tarif pajak
(Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus-menerus
kemauan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Mengingat kemauan wajib pajak untuk membayar
pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka
secara intensif perlu dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kemauan wajib pajak, dalam hal ini wajib pajak dengan pekerjaan bebas.
Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
2.1 Kesadaran Membayar Pajak
Kesadaran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002),
kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti akan hal dirasakan atau
dialami oleh seseorang. Kesadaran identik dengan kemauan yaitu suatu
dorongan dari alam sadar berdasarkan pertimbangan pikiran dan
perasaan serta seluruh pribadi yang menimbulkan kegiatan yang
terarah tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan
pribadinya.

Sehingga

kesadaran

perpajakan

adalah

kesadaran

mengetahui atau mengerti perihal pajak (Atiqah dan Fitria, 2010).
Kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak sangat sulit
untuk diwujudkan seandainya dalam definisi „pajak‟ tidak ada frase
“yang dapat dipaksakan” dan “yang bersifat memaksa”. Bertitik tolak
dari frase ini menunjukkan membayar pajak bukan semata-mata
22

perbuatan sukarela atau karena suatu kesadaran. Frase ini memberikan
pemahaman dan pengertian bahwa masyarakat dituntut untuk
melaksanakan kewajiban kenegaraan dengan membayar pajak secara
sukarela dan penuh kesadaran sebagai aktualisasi semangat gotongroyong atau solidaritas nasional untuk membangun perekonomian
nasional. Sampai sekarang kesadaran masyarakat membayar pajak
masih belum mencapai tingkat sebagaimana yang diharapkan.
Umumnya masyarakat masih sinis dan kurang percaya terhadap
keberadaan pajak karena masih merasa sama dengan upeti,
memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan, ketidak
mengertian masyarakat apa dan bagaimana pajak. Namun masih ada
upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya
untuk membayar pajak dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi.
Ketika masyarakat memiliki kesadaran maka membayar pajak akan
dilakukan secara sukarela bukan keterpaksaan (Susanto, 2012).
Menurut

Irianto

(2005), menguraikan beberapa bentuk

kesadaran membayar pajak yang mendorong wajib pajak untuk
membayar pajak. Terdapat tiga bentuk kesadaran utama terkait
pembayaran pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk
partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari
hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena merasa tidak
dirugikan dari pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari
23

digunakan

untuk

pembangunan

negara

guna

meningkatkan

kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan
pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan
negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa
penundaan pembayaran

pajak dan

pengurangan

beban

pajak

berdampak pada kurangnya sumber daya finansial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya pembangunan negara. Ketiga, kesadaran
bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan.
Wajib pajak akan membayar karena pembayaran pajak disadari
memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak
setiap warga negara.
Kesadaran membayar pajak ini tidak hanya memunculkan
sikap patuh, taat dan disiplin semata tetapi diikuti sikap kritis juga.
Semakin maju masyarakat dan pemerintahannya, maka semakin tinggi
kesadaran membayar pajaknya namun tidak hanya berhenti sampai
disitu justru mereka semakin kritis dalam menyikapi masalah
perpajakan,

terutama

terhadap

materi

kebijakan

di

bidang

perpajakannya, misalnya penerapan tarifnya, mekanisme pengenaan
pajaknya, regulasinya, benturan praktek di lapangan dan perluasan
subjek dan objeknya. Masyarakat di negara maju memang telah
merasakan manfaat pajak yang mereka bayar. Bidang kesehatan,
pendidikan, sosial maupun sarana dan prasarana transportasi yang
24

cukup maju maupun biaya operasional aparat negara berasal dari pajak
mereka. Pelayanan medis gratis, sekolah murah, jaminan sosial
maupun alat-alat transportasi modern menjadi bukti pemerintah
mengelola dana pajak dengan baik. Dengan digalakannya kesadaran
akan pajak ini diharapkan Indonesia akan menuju kesejahteraan yang
selama ini diharapkan (Susanto, 2012).
Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh kondisi
budaya, sosial, dan ekonomi akan dominan membentuk perilaku wajib
pajak yang tergambar dalam tingkat kesadaran mereka dalam
membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan
kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang
kewajiban membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan
nasional dalam menghimpun dana untuk kepentingan pembiayaan
pemerintahan dan pembangunan nasional (Suryadi 2006, dalam
Hardiningsih dan Yulianawati, 2011).
2.2 Pengetahuan Peraturan Perpajakan
Pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau
segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu yang
dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal,
dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal, atau
yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan. Pajak adalah iuran
rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
25

dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik yang
langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar
pengeluaran

umum

(Mardiasmo,

2009).

Jadi

kesimpulannya

pengetahuan perpajakan adalah kemampuan seorang wajib pajak
dalam mengetahui peraturan perpajakan baik itu soal tarif pajak
berdasarkan undang-undang yang akan mereka bayar maupun manfaat
pajak yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Menurut Ruppert (1998) dalam Kertajaya (2007) menerangkan
ada tiga cara seseorang untuk mendapatkan informasi sebagai sumber
pengetahuan antara lain:
a.

Pengetahuan diperoleh melalui belajar. Seseorang memperoleh
pengetahuan melalui sebuah proses belajar dengan didampingi
seorang atau beberapa orang pengajar.

b.

Pengetahuan diperoleh melalui alat dan teknologi. Seseorang
memperoleh pengetahuan melalui media-media sumber informasi
seperti media cetak dan elektronik.

c.

Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan perasaan.
Seseorang yang mengalami proses perjalanan dalam hidupnya
memiliki informasi lebih luas dibandingkan dengan orang lainnya.
Hal ini terjadi karena proses perjalanan yang dijalani berbedabeda.

26

Menurut Carolina dan Simanjuntak (2010), pengetahuan pajak
adalah informasi pajak yang dapat digunakan wajib pajak sebagai
dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh
arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan
kewajibannya dibidang perpajakan. Sedangkan menurut (Palil 2005,
dalam Carolina dan Meythi, 2010) pengetahuan pajak merupakan
persyaratan dasar dalam penerapan self assessment system.
Sebagaimana dijelaskan diatas, bahwa pengetahuan perpajakan
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diketahui oleh wajib pajak
mengenai perpajakan, yang dapat dijadikan sebagai suatu informasi
dalam bertindak dan mengambil keputusan sehubungan dengan hak
dan kewajibannya dibidang perpajakan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa seorang wajib pajak atau masyarakat memiliki
pengetahuan pajak diperoleh dari media cetak dan media elektronik,
mengetahui dan memahami pentingnya membayar pajak, mengetahui
sistem perpajakan di Indonesia, memahami dan memiliki kemampuan
menghitung besaran nilai pajak, serta mengetahui undanng-undang
perpajakan.
2.3 Persepsi yang Baik atas Efektivitas Sistem Perpajakan
Menurut Kamus Besar Ba

Dokumen yang terkait

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas

0 3 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan

1 14 20

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 5 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas Yang Terdaftar Pada KPP Pratama Salatiga.

0 3 12

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Surakarta).

0 3 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 1 15

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas ( Studi Kasus Pada Kpp Pratama Kar

0 2 12

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK, WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Untuk Membayar Pajak, Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Pekerjaan Bebas (Studi Kasus Pada Kpp Pratam

0 3 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAUAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS

0 0 23