4. Hasil perhitungan keefektifan kadar Fe
Untuk mengetahui keefektifan masing-masing ketebalan media filter yang digunakan dalam pengolahan air sumur ini dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Keefektifan Variasi Ketebalan Media Filter Karbon Aktif terhadap Penurunan Kadar Fe Air Sumur
Replikasi Sebelum
Kontrol Keefektifan ketebalan media
filter ∑p= a-ba x 100
0 cm 60 cm
70 cm 80 cm
1 2,15
2,32 86,97
89,30 91,16
2 1,39
87,44 90,69
92,09 3
2,79 87,44
89,76 93,02
Rata-rata 2,16
87,28 89,91
92,09 Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa ketebalan media filter karbon aktif
yang paling efektif menurunkan kadar Fe adalah ketebalan 80 cm dengan nilai keefektifan sebesar 92,09.
5. Hasil Analisis Kruskal-Willis
Hasil Analisis Kruskal-Willis dapat dilihat pada Tabel 4 : Tabel 4. Hasil Analisa dengan Kruskal-Willis Kadar Fe
Kadar Fe
Chi-square 10.421
df 3
Asymp.Sig .015
Berdasarkan Tabel 4 nilai signifikansi Sig. 0,015 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya penggunaan berbagai ketebalan media karbon aktif
sebagai media filter menunjukkan ada perbedaan yang signifikan terhadap penurunan kadar Fe air sumur gali.
B. Pembahasan
1. Pemeriksaan pH dan Suhu
Pada penelitian ini pengukuran pH air dilakukan sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan dengan ketebalan media filter karbon aktif yang berbeda.
Menurut Kusnaedi 2010 pH air minum harus netral yaitu 7, apabila pH 7 bersifat asam dan pH 7 bersifat basa. Dari hasil pemeriksaan diperoleh pH
sebelum dan setelah perlakuan dengan 3 kali pengulangan dengan hasil berbeda diperoleh rata-rata yaitu 7,0. Jika hasil pH yang diperoleh dibandingkan dengan
Permenkes No.492 MENKES PERIV2010 tentang persyaratan kualitas air minum, pH yang diperbolehkan 6,5-8,5 maka pH 7,0 masih dalam standar yang
diperbolehkan. pH diindikasikan sebagai faktor pengganggu dalam penelitian ini, namun setelah dilakukan pengukuran didapatkan pH basa. Sehingga pH dalam
penelitian ini dapat menyebabkan korosi pada pipa namun masih dalam standar yang diperbolehkan.
Dari pemeriksaan suhu hasil yang diperoleh adalah 27 C baik sebelum
perlakuan dan setelah perlakuan dengan pengulangan 3 kali tidak mengalami perubahan. Berdasarkan Permenkes No.492MENKESPERIV2010 tentang
persyaratan kualitas air minum, air yang baik harus memiliki temperatur yang sama dengan suhu udara yaitu ± 3, jika diketahui suhu udara sebesar 28
C maka rentang suhunya antara 25-31
C. Sehingga hasil pengukuran suhu yang diperoleh masih dalam standar yang diperbolehkan.
Suhu 27 C ini masih bisa dikatakan normal sehingga tidak menjadi faktor
pengganggu dalam proses filtrasi. Suhu air yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan kadar O
2
dalam air, meningkatnya suhu air juga akan menguraikan derajat mineral sehingga kelarutan Fe pada air tinggi atau meningkatnya derajat
korosif Joko,2010.
2. Pemeriksaan kadar Fe
Berdasarkan data awal kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,27 mgl dimana hasil tersebut sudah melebihi standar yaitu 0,3 mgl berdasarkan Permenkes
No.492MENKESPERIV2010. Setelah dilaksanakan penelitian kadar Fe yang diperoleh yaitu 2,15 mgl. Kadar Fe yang melebihi standar dapat menimbulkan
berbagai masalah diantaranya dapat menimbulkan rasa pada minuman, warna kuning pada pakaian, pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi
dan kekeruhan, selain itu dapat merusak dinding usus Slamet, 2011. Kadar Fe air sumur di Dukuh Pabelan RT 01 RW 02 Pabelan Kartasura Sukoharjo sudah
melebihi standar sehingga perlu dilakukan pengolahan sebelum digunakan. Pengolahan ini merupakan upaya untuk mendapatkan air yang sehat sesuai
dengan standar. Salah satu alternatif pengolahan air yaitu dengan filtrasi. Filtrasi merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan Kusnaedi, 2010.
Proses filtrasi dalam penelitian ini menggunakan media filter karbon aktif dengan berbagai ketebalan. Variasi ketebalan karbon aktif yang digunakan adalah
60 cm, 70 cm dan 80 cm. Setelah dilakukan perlakuan terjadi perbedaan kadar Fe sebelum dan setelah melewati media filter karbon aktif. Rata-rata kadar Fe
setelah melewati media filter dengan ketebalan 60 cm sebesar 0,27 mgl sudah berada dibawah baku mutu yang ditetapkan oleh Permenkes No.492 Menkes