Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin Dari Kulit Buah Kakao Dengan Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun
PRA RANCANGAN PABRIK
PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT BUAH KAKAO
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 12.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
MUHAMMMAD EKKI CHAHYADITHA
NIM : 050405015
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PEKTIN DARI
KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI
12.000 TON/ TAHUN
KARYA AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh:
MUHAMMAD EKKI CHAHYADITHA
NIM : 050405015
Dosen Pembimbing I
Diperiksa/Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Mhd.Yusuf Ritonga, MT.
NIP : 196208191989031002
Dosen Penguji I
Dr. Halimatuddahliana, ST, MSc.
NIP : 197304081998022002
Dosen Penguji II
Dr. Ir. Mhd. Yusuf Ritonga, MT. Ir. Netti Herlina, MT.
NIP : 196208191989031002
NIP : 132243746
Dosen Penguji III
Dr. Ir. Fatimah, MT.
NIP : 196406171994032001
Mengetahui ,
Koordinator Karya Akhir
Ir.Renita Manurung,MT.
NIP : 196812141997022002
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
INTISARI
Pabrik pektin dari kulit kakao ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas
12.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam satu tahun. Proses yang digunakan
adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam, dimana bahan baku yang
digunakan adalah kulit buah kakao.
Lokasi pabrik direncanakan dibangun di atas lahan seluas 11.625 m2 di
Kecamatan Sei Alim, Asahan, Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa area
tersebut merupakan daerah tepian Sungai Silau yang dikelilingi oleh perkebunan
kakao. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis dan staff yang mempunyai
160 orang tenaga kerja.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao ini adalah
sebagai berikut :
-
Total modal investasi
: Rp. 541.683.080.088,-
-
Biaya produksi (per tahun)
: Rp. 110.291.035.547,-
-
Hasil penjualan (per tahun)
: Rp. 886.602.509.723,-
-
Laba bersih
: Rp. 250.385.505.101,-
-
Profit Margin (PM)
: 40 %
-
Break Even Ponit (BEP)
: 23,56 %
-
Return on Investment (ROI)
: 46,22 %
-
Pay Out Time (POT)
: 2,16 Tahun
-
Return on Network (RON)
: 77,04 %
-
Internal Rate of Return (IRR)
: 56,19 %
Berdasarkan data analisa ekonomi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao
ini layak untuk
dilanjutkan ke tahap perancangan yang lebih terperinci sehingga dapat didirikan
dikemudian hari sebagai pabrik yang profitable.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan atas
berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyeleasikan penulisan Tugas Akhir ini
yang berjudul
Pra Rancangan Pabrik Pektin Dari Kulit Buah Kakao dengan
Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini merupakan persyaratan
untuk menyelesaikan studi dan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Kimia di Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Yusuf Ritonga, MT. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan
ilmu
pengetahuan,
bimbingan
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
dan
arahan
sehingga
penulis
dapat
2. Ibu Dr. Halimatuddahliana, ST, Msc., selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan ilmu
pengetahuan, bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, Msi., selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik USU.
4. Ibu Ir. Renita Manurung, MT., selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan
motivasi serta dukungan materil dan spiritual demi selesainya Tugas Akhir
ini.
6. Seluruh Staf Dosen Departemen Teknik Kimia USU yang telah banyak
memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman Teknik Kimia S-1 Reguler dan Mandiri yang telah
banyak memberikan motivasi dan wawasan kepada penulis.
8. Rekan satu kelompok Agustina Tanjung, terima kasih atas kerja sama dan
dukungannya selama ini, semoga semua apa yang kita kerjakan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas
Akhir ini. Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis berharap Tugas Akhir ini
dapat berguna bagi kita semua.
Medan,
Penulis
Maret 2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
INTISARI ...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................I-1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................I-2
1.4 Kapasitas Produksi .........................................................................................I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kakao .............................................................................................II-1
2.2 Kulit Buah Kakao ...........................................................................................II-1
2.3 Pektin .............................................................................................................II-3
2.4 Manfaat Pektin ...............................................................................................II-4
2.5 Proses Pembuatan Pektin ...............................................................................II-5
2.6 Deskripsi Proses .............................................................................................II-6
2.6.1 Proses Persiapan Bahan Baku (Kulit Kakao) ....................................II-7
2.6.2 Proses Ekstraksi .................................................................................II-7
2.6.3 Proses Filtrasi ....................................................................................II-7
2.6.4 Proses Vaporasi .................................................................................II-7
2.6.5 Proses Pengendapan ...........................................................................II-8
2.6.6 Proses Pengeringan ............................................................................II-8
2.6.7 Proses Destilasi Campuran Isopropil Alkohol ...................................II-8
2.7 Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao ...............................II-9
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
2.8 Karakteristik Bahan ........................................................................................II-10
2.9 Karakteristik Produk (Pektin dari Kulit Kakao) .............................................II-11
BAB III NERACA MASSA
3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210) .........................................III-1
3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220) .................III-1
3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310) .........................................................III-2
3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320) ..............................................................III-2
3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vaccum Filter 2 (RDVF-330) .................III-2
3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350) ............................................III-3
3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340) .................................................III-3
BAB IV NERACA PANAS
4.1 Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX-210) ....................................................IV-1
4.2 Neraca Panas Vaporizer (V-310) ...................................................................IV-2
4.3 Neraca Panas Kondensor (E-312) ...................................................................IV-2
4.4 Neraca Panas Cooler (E-316) .........................................................................IV-3
4.5 Neraca Panas Tangki Destilasi (TD-350) .......................................................IV-3
4.6 Neraca Panas Kondensor (E-352) ...................................................................IV-4
4.7 Neraca Panas Rotary Dryer (RD-340) ............................................................IV-4
4.8 Neraca Panas Kondensor (E-345) ...................................................................IV-5
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN
BAB VI INSTRUMENTASI KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi ..................................................................................................VI-1
6.2 Keselamatan Kerja .........................................................................................VI-10
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Pektin .......................................VI-11
BAB VII UTILITAS
7.1 Kebutuhan Steam ...........................................................................................VII-1
7.2 Kebutuhan Air ................................................................................................VII-2
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
7.3 Kebutuhan Listrik ...........................................................................................VII-11
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ................................................................................VII-13
7.5 Unit Pengolahan Limbah ................................................................................VII-14
7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ..........................................................................VII-18
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
8.1 Lokasi Pabrik
8.2 Tata Letak Pabrik
8.3 Perincian Luas Tanah
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
9.1 Pengertian Organisasi dan Manajemen
9.2 Bentuk Badan Usaha
9.3 Bentuk Struktur Organisasi
9.4 Uraian Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab
9.5 Sistem Kerja
9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja
BAB X ANALISA EKONOMI
VIII-1
... VIII-3
.VIII-4
IX-1
...IX-1
..IX-2
..IX-4
.IX-9
...IX-14
10.1 Modal Investasi
..X-1
10.3 Total Penjualan (Total Sales)
.X-5
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC)
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha
10.5 Analisa Aspek Ekonomi X-5
X-4
...X-5
BAB XI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENGOLAHAN AIR
LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kebutuhan Pektin di Kawasan Asia ....................... I-3
Tabel 1.2 Produksi Biji Kakao Perkebunan Rakyat Sumut ............................ I-3
Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kakao ................................................................... II-2
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Pektin pada Beberapa Bahan ................ II-2
Tabel 3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210) .......................... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220) . III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310) ......................................... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320) ............................................... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vaccum Filter 2 (RDVF-330) . III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350) ............................. III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340) ................................. III-3
Tabel 4.1 Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX-210) .................................... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Vaporizer (V-310) .................................................... IV-2
Tabel 4.3 Neraca Panas Kondensor (E-312).................................................... IV-2
Tabel 4.4 Neraca Panas Cooler (E-316) ......................................................... IV-3
Tabel 4.5 Neraca Panas Panas Tangki Destilasi (TD-350) ............................. IV-3
Tabel 4.6 Neraca Panas Kondensor (E-352).................................................... IV-4
Tabel 4.7 Neraca Panas Rotary Dryer (RD-340)............................................. IV-4
Tabel 4.8 Neraca Panas Kondensor (E-345).................................................... IV-5
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Pektin dari Kulit Kakao ................................................................. VI-5
Tabel 6.2 Pencegahan dan Pertolongan pertama jika terkena bahan kimia .... VI-13
Tabel 7.1 Total Kebutuhan Steam yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................. VII-1
Tabel 7.2 Total Kualitas Air Pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................. VII-2
Tabel 7.3 Kualitas Air Sungai Silau-Asahan .................................................. VII-4
Tabel 7.4 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Proses ............................... VII-11
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Utilitas ............................. VII-12
Tabel 7.6 Perincian Kebutuhan Listrik Untuk Pabrik .................................... VII-13
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Tabel 7.7 Luas Area Pengolahan Limbah........................................................ VII-18
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Pembuatan Pektin Dari Kulit
Buah Kakao .................................................................................... VIII-4
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Tingkat Pendidikannya ................................ IX-10
Tabel 9.2 Perincian Gaji Karyawan................................................................. IX-11
Tabel 9.3 Pembagian Kerja Shift Tiap Regu ................................................... IX-14
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur atom
D Galakturonat ...............................................II-4
Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao ................II-9
Gambar 6.1 Instrumentasi pada tangki penyimpanan..........................................VI-6
Gambar 6.2 Instrumentasi pada pompa ...............................................................VI-6
Gambar 6.3 Instrumentasi pada tangki pencampuran..........................................VI-7
Gambar 6.4 Instrumentasi pada tangki destilasi ..................................................VI-8
Gambar 6.5 Instrumentasi pada kondensor .........................................................VI-9
Gambar 6.6 Instrumentasi pada rotary dryer .......................................................VI-9
Gambar 7.1 Bagan Pengolahan Limbah .............................................................VII-15
Gambar 7.2 Flowsheet Utilitas ...........................................................................VII-25
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pektin dari Kulit Kakao ............VIII-5
Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Pektin dari
Kulit Kakao......................................................................................IX-16
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumatera Utara merupakan daerah perkebunan yang cukup potensial. Kakao
merupakan salah satu komoditi andalan Sumatera Utara sebagai penghasil devisa non
migas. Disamping itu kakao juga digunakan sebagai bahan baku industri makanan,
industri obat-obatan dan industri kosmetik.
Pemanfaatan tanaman kakao selama ini masih terbatas yaitu pada bijinya
yang yang berkisar antara 16-53 biji tiap buah, sedangkan bagian lainnya seperti kulit
buah dan pulp belum banyak dimanfaatkan. Diperkirakan 68,5% dari berat buah
segar terbuang manjadi limbah. Buah kakao terdiri dari 73,8% kulit buah, 2%
masenta, dan 24,2% biji. (Wikipedia, 2010)
Produksi biji kakao Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah 68.828 ton, yang
berarti menghasilkan limbah kulit buah sebanyak 193.874 ton, jumlah yang tidak
sedikit untuk dibuang sebagai limbah perkebunan. (BPS Sumut, 2010)
Kulit buah kakao mengandung 6
30 % pektin yang jumlahnya tergantung
dari tingkat kematangan buah kakao tersebut, dimana untuk buah kakao yang masih
mentah kandungan pektin pada kulitnya berkisar 25
30 %, sedangkan untuk buah
kakao yang sudah matang kandungan pektin pada kulitnya berkisar diantara 6
12
%. Selain itu, tingkat kesegaran kulit buah kakao juga sangat mempengaruhi kadar
pektin yang terkandung di dalam kulit buah kakao, dimana apabila kulit kakao
tersebut sudah lama dipetik dari pohonnya dan sudah rusak (mengalami
pembusukan), maka kandungan pektin di dalam kulit buahnya akan semakin
menurun. (Sukha, 2007)
Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut dalam air dan merupakan
asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Fungsi utamanya
sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Selain dalam industri makanan pektin
juga dapat digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi. Pada industri kosmetika,
pektin digunakan sebagai bahan aditif dalam pembuatan krim, sabun, minyak rambut
dan pasta. (Amelia, 2000)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Hingga tahun 2010, seluruh pektin yang digunakan di industri-industri
Indonesia adalah barang impor. Jumlah impor pektin yang besar, yaitu > 100 ton per
tahun dan harganya yang sangat mahal, membuat biaya impor pektin berdampak
terhadap pengurangan devisa negara yang besar pula. Dengan memanfaatkan kulit
buah kakao menjadi sumber pektin diharapakan limbah kulit buah kakao di Sumatera
Utara dapat dimanfaatkan dan bisa mencukupi kebutuhan pektin dalam negeri serta
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor pektin. (BPS Sumut,
2010)
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari
Kulit Buah Kakao
adalah bagaimana membuat suatu pra rancangan pabrik
pembuatan pektin dari kulit buah kakao dengan menerapkan disiplin ilmu teknik
kimia dan bagaimana kelayakan pra rancangan pabrik ini untuk dilanjutkan ke tahap
perancangan yang lebih terperinci berdasarkan hasil analisa ekonominya.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit
Buah Kakao adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia dalam penentuan
kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan pektin dari kulit buah kakao sebagai
bekal kompetensi seorang sarjana teknik kimia.
Adapun manfaat dari penulisan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin
dari Kulit Buah Kakao adalah untuk mengetahui apakah pra rancangan pabrik
pembuatan pektin dari kulit buah kakao layak untuk dilanjutkan ke tahap
perancangan yang lebih terperinci lagi, sehingga pabrik pektin dari kulit kakao layak
untuk didirikan di kemudian hari.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
1.4
Kapasitas Produksi
Penentuan kapasitas pabrik ini didasarkan pada perkembangan produksi buah
kakao perkebunan rakyat di Sumatera Utara, kebutuhan pektin dalam negeri dan
kebutuhan pektin di kawasan asia setiap tahunnya.
Tabel 1.1 Perkembangan Produksi Kakao Perkebunan Rakyat Sumut
Tahun
Produksi Biji Kakao (ton)
Limbah Kulit Kakao (ton)
2005
50.994
143.639,1
2006
51.990
146.445,1
2007
52.858
148.890,1
2008
53.780
151.487,2
2009
68.828
193.874,3
( Sumber : Biro Pusat Statistik Sumatera Utara, 2010 )
Tabel 1.2 menunjukkan data kebutuhan pektin di Indonesia dam total
kebutuhan pektin di kawasan asia (termasuk Indonesia) dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2009.
Tabel 1.2 Kebutuhan Pektin di Indonesia
Tahun
Impor Pektin Nasional (kg)
Konsumsi Pektin Asia (kg)
2000
245.610
14653.772
2001
302.600
14.899.436
2002
474.800
15.377.358
2003
379.050
16.456.821
2004
319.140
16.689.134
2005
239.900
17.322.597
2006
189.470
17.876.777
2007
136.334
18.505.980
2008
670.410
19.117.748
2009
19.802.930
183.050
( Sumber : Biro Pusat Statistik Sumatera Utara dan AUIC, 2010 )
Dari data kebutuhan impor pektin Indonesia pada tabel 1.2 dapat dibuat
hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor pektin dengan rumus,
y = -1,992x + 4303, dimana untuk tahun 2015 mendatang impor pektin Indonesia
diperkirakan berjumlah 289,12 ton per tahun. Dari data konsumsi pektin Asia pada
tabel 1.2 dapat dibuat hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
pektin dengan rumus, y = 632,61x
10-6, dimana untuk tahun 2015 mendatang,
konsumsi pektin di benua Asia diperkirakan berjumlah 24.315 ton per tahunnya.
Untuk memenuhi seluruh kebutuhan pektin nasional dan memenuhi sekitar
50 % kebutuhan pektin di benua Asia, maka kapasitas produksi pabrik yang
direncanakan akan dibangung pada tahun 2015 ke depan adalah 12.000 ton pektin/
tahun. Dengan nilai yield proses produksi pektin dari kulit kakao sebesar 9,9505 %,
maka untuk menghasilkan produk pektin sebanyak 12.000 ton/ tahun, akan
dibutuhkan kulit buah kakao sebanyak 120.597 ton/ tahun. Ketersediaan kulit kakao
yang masih lebih besar jumlahnya daripada kebutuhan kulit kakao pada industri ini
menggambarkan bahwa proses industri pabrik pektin dari kulit buah kakao
mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami krisis bahan baku.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Kakao
Tanaman kakao merupakan salah satu anggota genus theobroma. Secara garis
besarnya, sistematika kakao adalah :
Divisio
Kelas
: Spermatophyta
: Docutyledone
Ordo
: Malvaies
Genus
: Theobroma
Familia
Spesies
: Sterculiceae
: Theobroma cacao
Tanaman kakao tumbuh subur di hutan
dibawah naungan pohon
hutan dataran rendah dan hidup
pohon yang tinggi. Pertumbuhan tanaman kakao banyak
dipengaruhi oleh kesuburan tanah, kelembaban, suhu, dan curah hujan. Adanya
angin, musim kering, dan perubahan-perubahan iklim berpengaruh terhadap
berbuahnya tanaman kakao. (Wikipedia, 2010)
2.2
Kulit Buah Kakao
Kulit buah kakao adalah bagian dari buah kakao yang pemanfaatannya masih
terbatas. Umumnya kulit buah kakao dapat dibenamkan kembali kedalam tanah
sebagai penambah unsur hara atau pupuk. Selain itu kulit buah kakao juga sering
dijadikan pakan ternak karena kandungan protein dan karbohidratnya cukup tinggi.
Pada perkebunan rakyat umumnya kulit buah kakao yang dihasilkan dari
panen biji kakao dari buah yang telah matang hanya dibiarkan membusuk di sekitar
area perkebunan kakao tersebut. Padahal pembusukan kulit buah kakao dapat
menghasilkan hama-hama yang dapat mengganggu kelangsungan hidup dari tanaman
kakao itu sendiri.
Kulit buah kakao mengandung air dan senyawa-senyawa lain. Komposisi
kimia kulit buah kakao tergantung pada jenis dan tingkat kematangan buah kakao itu
sendiri. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui komposisi kulit buah kakao
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
jenis Forastero, yang merupakan jenis mayoritas tanaman kakao di Indonesia, seperti
yang terlihat pada tabel berikut ini. (Riyadi, 2003)
Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kakao (pada basis kering)
Parameter
Kandungan (%)
Pektin
12,67
Air
5
Zat Padat Lainnya
82,33
(Sumber : Riyadi, 2003)
Kulit buah kakao mengandung cukup banyak pektin jika dibandingkan
dengan sumber-sumber pektin lainnya. Tabel 1.2 berikut ini adalah perbandingan
banyak pektin yang terkandung pada beberapa sumber pektin.
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Pektin pada Beberapa Bahan
Bahan
Kandungan Pektin (%)
Apel
0,14 0,96
Anggur
Aprikot
Jeruk
Kulit Jeruk
Kulit Kakao
Pisang
Wortel
(Sumber : Baker, 1997)
0,70 0,80
0,42 1,32
0,25 0,76
10 30
6
30
0,58 0,89
0,72 1,01
Kandungan pektin di dalam kulit buah kakao yang cukup tinggi tersebut
sangat memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis komoditas buah kakao
secara keseluruhan, yang mana selama ini nilai ekonomis buah kakao hanya
bergantung kepada harga jual biji kakao saja. Di sisi lain, kualitas biji kakao asal
Indonesia di pasar dunia masih belum memiliki peringkat yang bagus, karena biji
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
kakao yang ada Indonesia berasal dari pohon kakao berjenis Forastero yang
merupakan pohon kakao dengan kualitas biji yang rendah (kualitas curah). (Riyadi,
2003)
Harga pektin yang cukup tinggi dan banyaknya penelitian yang telah
dilakukan tentang pektin dari kulit buah kakao ini sangat memungkinkan untuk
dijadikan sebagai latar belakang pembangunan pabrik pektin dari kulit buah kakao.
(Agustina, 2010)
2.3
Pektin
Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari
dinding sel tumbuhan darat. Pektin berwujud bubuk berwarna putih hingga coklat
terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai bahan perekat dan
stabilizer (dengan tujuan agar tidak terbentuk endapan pada suatu larutan).
Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, yaitu lapisan
penyusun awal dinding sel. Pada sel-sel tertentu seperti buah atau kulit buah,
cenderung mempunyai kandungan pektin yang sangat banyak. Pektinlah senyawa
yang mengakibatkan suasana lengket apabila seseorang mengupas buah atau kulit
buah.
Penyusun utama pektin biasanya gugus polimer asam D
terikat dengan
1,4
galakturonat, yang
glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil
yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas
polimer berlekatan satu sama lain. Inilah yang menyebabkan rasa lengket pada
kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin laru dalam air. Garam-garam Mg
pektin atau Ca
pektin dapat membentuk gel, karena ikatan tersebut berstruktur
amorphous (tak berbentuk pasti) yang dapat mengembang jika molekul air terjerat
di antara ruang-ruang ikatan tersebut.
Asam anhidrogalakturonat adalah turunan dari galaktosa yang pada atom C-6
telah terasamkan seperti pada gambar :
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
O
C
OH
OH
H
H
H
OH
H
H
OH
Gambar 2.1 Struktur atom
2.4
OH
D Galakturonat
Manfaat pektin
Penggunaan pektin cukup luas baik dalam bidang industri pangan maupun
non-pangan. Umumnya pektin digunakan sebagai bahan pembentuk jeli, selai,
pengental dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare. (National
Research Development Corporation, 2004)
Dalam industri karet, pektin bisa digunakan sebagai bahan pengental lateks.
Pektin juga dapat memperbaiki warna, konsistensi, kekentalan dan stabilitas produk
karet yang dihasilkan. (Towle & Christensen, 1973)
Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli
dari buah-buahan, serta digunakan dalam pembuatan saus salad, puding, gel buahbuahan dalam es krim, selai dan jeli. Pektin bermetoksil rendah efektif digunakan
dalam pembentukan gel saus buah-buahan karena stabilitasnya yang tinggi pada
proses pembekuan, thawing, dan pemanasan, serta digunakan sebagai penyalut dalam
banyak produk pangan. (Glicksman, 1969)
Di bidang farmasi pektin dikenal sebagai bahan yang bersifat potensiator dan
memperpanjang pengaruh antibiotik, hormon-hormon dan obat-obatan sulfat dan
analgesik-analgesik. Pektin juga digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan
sirup, obat diare pada anak-anak, obat penawar racun logam, bahan penurun daya
racun dan meningkatkan daya larut obat sulfa, memperpanjang kerja hormon dan
antibiotika, bahan pelapis perban (pembalut luka) guna menyerap kotoran dan
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
jaringan yang rusak serta bahan kosmetik, oral atau injeksi untuk mencegah
pendarahan. (Yohenta, 2008)
2.5
Proses Pembuatan Pektin
Bahan baku pembuatan pektin adalah buah atau kulit buah seperti apel, jeruk,
tebu, pepaya, jambu, kakao dan lain-lain. Dari bahan-bahan tersebut, pektin
diekstraksi dengan menggunakan pelarut asam pada range pH 1,5
3,5. Selama
beberapa jam ekstraksi, protopektin kehilangan beberapa ikatan pada cabangcabangnya, berubah menjadi ikatan yang lebih pendek dan kemudian terlarut. Setelah
pektin terlarut, larutan pektin dipisahkan dari cake bahan bakunya untuk kemudian
dipekatkan menjadi separuh dari volume larutan awalnya.
Larutan pektin yang telah pekat kemudian ditambahkan dengan alkohol atau
isopropil alkohol untuk menggumpalkan/mengendapkan pektin yang ada pada
larutan. Selain dengan penambahan alkohol yang merupakan cara pengendapan
pektin yang terbaru, ada beberapa teknik pengendapan pektin yang lain yang juga
pernah dipakai dalam industri pembuatan pektin. Diantaranya adalah dengan
penambahan garam aluminium yang tidak lagi digunakan pada industri karena biaya
produksi yang lebih tinggi dan jumlah impurities yang cukup tinggi.
Pektin
yang telah diendapkan kemudian dipisahkan dari alkoholnya dan
kemudian dikeringkan. Apabila produk yang diinginkan adalah pektin dengan jenis
esterifikasi rendah, selanjutnya pektin diperlakukan dengan menggunakan pelarut
asam kembali. Dan apabila produk yang diinginkan adalah pektin ter-amidasi,
perlakuan dengan pelarut asam yang sebelumnya telah dilakukan dilanjutkan dengan
perlakuan yang melibatkan amonium hidroksida. Setelah pengeringan dan pengecilan
ukuran, pektin juga biasa di standarisasi dengan menggunakan gula, garam kalsium
atau asam organik untuk menghasilkan kualitas optimal pektin untuk beberapa
aplikasi khusus. (Wikipedia, 2010)
Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas pektin
antara lain seperti kadar air, kadar impurities, kadar asam galakturonat dan kadar
esterifikasi pektin. Total produksi pektin di seluruh dunia setiap tahunnya
diperkirakan sebanyak 80.000 ton dengan nilai ekonomi lebih dari 300 juta dollar
Amerika Serikat. Dimana konsumsi negara-negara Eropa Barat sebanyak 36 %,
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Amerika Serikat 32 %, Asia 25 % dan sisanya negara-negara lain. (Association
Ukrainian Innovation Companies, 2010)
2.6
Deskripsi Proses
Proses pembuatan pektin dari kulit kakao ini dilakukan dengan cara
mengekstraksi pektin dari kulit kakao dengan menggunakan pelarut asam. Dimana
pelarut asam yang dipilih adalah asam klorida (HCl) dengan alasan pada beberapa
penelitian tentang ekstraksi pektin dari kulit kakao, pelarut asam klorida ini
merupakan pelarut yang paling tinggi yield-nya, paling rendah konsentrasi pelarut
optimumnya dan kualitas pektin yang dihasilkannya lebih baik daripada ekstraksi
pektin dari kulit buah kakao dengan pelarut lainnya. Selain itu, asam klorida juga
merupakan pelarut yang mudah dicari dan persediaannya masih sangat tercukupi di
pasar industri. (Riyadi, 2003)
Pektin yang telah terekstraksi akan diendapkan dengan larutan isopropil
alkohol. Isopropil alkohol dipilih karena beberapa penelitian menyatakan bahwa
larutan pengendap pektin yang paling efektif dan efisien adalah isopropil alkohol.
Walaupun harganya lebih mahal dan persediaannya tidak berlimpah di pasar industri
nasional, namun hal tersebut tidak menjadi masalah jika dibandingkan dengan
kemampuan larutan ini mengendapkan pektin yang telah terekstraksi. Untuk
mengendapkan pektin, larutan isopropil alkohol juga tidak memerlukan bantuan
senyawa lain sehingga pektin yang terendapkan merupakan endapan pektin murni
yang harganya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pektin yang terikat sebagai
garam, misalnya Pektin-Al dan Pektin-Ca. (International Pectin Producers
Association, 2010)
Adapun tahapan proses pembuatan pektin dari kulit kakao yang sedikit lebih
rinci akan dijelaskan pada poin-poin sub-bab berikut ini.
2.6.1 Proses Persiapan Bahan Baku (Kulit Kakao)
Kulit kakao kering diangkat dari gudang (G-111) dengan menggunakan belt
conveyor (BC-112) menuju ke crusher (SR-110). Di dalam crusher kulit kakao
dihancurkan dan dihaluskan hingga ukuran 205 µm. Kulit kakao yang sudah halus
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
diangkut menuju ekstraktor (EX-210) dengan menggunakan screw conveyor (SC-
113).
2.6.2 Proses Ekstraksi
Kulit kakao halus kemudian diekstraksi secara kontiniu selama 60 menit pada
suhu 70 °C dan tekanan 1 atm dengan menggunakan pelarut HCl 0,73% yang di
pompa dari tangki pencampuran HCl (M-213) dengan perbandingan massa kulit
kakao halus dengan massa larutan HCl sebesar 1 : 5. Pada tahap ekstraksi ini, terjadi
pelepasan molekul pektin dari kulit kakao yang telah halus dan kemudian terlarut di
dalam larutan dengan nilai konversi 80 % (Rachmawan dkk, 2005). Seperti yang
terlihat pada reaksi berikut ini :
Kulit Kakao Halus-Pektin(s) + HCl(aq) + H2O(l)
Pektin(aq) + Cake Kulit Kakao-Pektin(s) + HCl(aq) + H2O(l)
2.6.3 Proses Filtrasi
Hasil ekstraksi yang berupa ekstrak dan refinat dimasukkan ke dalam rotary
drum vacuum filter (RDVF-220) untuk memisahkan filtrat dengan cake kulit kakao.
Setelah dipisahkan, cake kulit kakao (yang terdiri dari serat kasar, theobromine,
antosianin, protein dan mineral) dimasukkan ke dalam bak penampungan (BP-222)
untuk dijual sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, sedangkan filtratnya
dipompakan ke dalam vaporizer (V-310).
2.6.4 Proses Vaporasi
Di dalam vaporizer, filtrat dipanaskan sampai suhu 110°C untuk menguapkan
HCl dan sebagian airnya. Hal tersebut dilakukan untuk memekatkan larutan pektin
hingga volume larutan pektin akhirnya akan sebanyak ½ dari volume larutan pektin
semula. Larutan pektin yang telah pekat dan merupakan produk bawah dari vaporizer
kemudian dipompakan menuju sebuah cooler (E-316) untuk menurunkan suhunya
dan akan diproses lebih lanjut pada tahapan berikutnya.
Produk atas vaporizer yang berupa uap dari campuran HCl dan air dilewatkan
melalui sebuah kondensor (E-312) untuk menurunkan suhu dan merubah fasanya
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
menjadi cair kembali dan kemudian disimpan di tangki penampungan (TT-314)
untuk kemudian digunakan kembali sebagai pelarut pada proses ekstraksi.
2.6.5 Proses Pengendapan
Larutan pektin pekat yang telah didinginkan kemudian dipompakan ke
sebuah mixer (M-320). Agar pektin yang terdapat dalam larutan pektin dapat
membentuk endapan, maka ke dalam mixer (M-320) ditambahkan isopropil alkohol
dari tangki penyimpanan isopropil alkohol (TT-354) dengan perbandingan massa
antara pektin dan isopropil alkohol adalah 1 : 2. Endapan pektin yang dihasilkan
kemudian difiltrasi dengan menggunakan rotary drum vacuum filter (RDVF-330)
untuk memisahkan pektin dengan isopropil alkohol.
Pektin(aq) + Isopropil Alkohol(s) + Air(l)
Pektin(s) + Pektin(aq) + Isopropil Alkohol(s) + Air(l)
2.6.6 Proses Pengeringan
Pektin yang dihasilkan masih mengandung banyak air, sehingga selanjutnya
dikeringkan di dalam rotary dryer (RD-340) sampai kandungan airnya 2% dengan
menggunakan steam sebagai media pengeringan. Pektin yang sudah kering kemudian
diangkut menggunakan screw conveyor (SC 343) ke dalam tangki penampungan
produk (TT-344).
2.6.7 Proses Destilasi Campuran Isopropil Alkohol
Filtrat yang meninggalkan unit filtrasi ke
dua (RDVF-330) merupakan
campuran dari isopropil alkohol dengan larutan pektin yang tidak terendapkan.
Untuk mendapatkan cairan Isopropil Alkohol kembali, dilakukan proses destilasi
sederhana pada campuran tersebut dengan kondisi operasi 85oC (titik didih isopropil
alkohol), 1 atm, yang dilakukan di dalam tangki destilasi (TD-350). Produk atas dari
tangki destilasi yang merupakan uap dari isopropil alkohol, diturunkan suhunya dan
diubah fasanya menjadi cair dengan melewatkannya pada sebuah kondensor (E-352)
dan kemudian memompakannya kembali menuju tangki penyimpanan isopropil
alkohol (TT-354) untuk digunakan kembali dalam proses penggumpalan pektin
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
selanjutnya.
2.7
Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao
Kulit Kakao Kering
Crusher
HCl 0,73 %
Extractor
Rotary Drum Vacuum Filter
Filtrat Pektin
Cake Kulit Kakao
Vaporizer
Dijual
Uap HCl
Filtrat Pekat Pektin
Condenser
Cooler
Digunakan Kembali
Mixer
Isopropil Alkohol abs.
Pengendapan Pektin
Rotary Drum Vacuum Filter
Endapan Pektin Basah
Isopropil Alkohol, Air dan Pektin yang
A
B
tidak terendapkan
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
C
A
B
Rotary Dryer
Tangki Destilasi
Pektin Kering
Uap Isopropil Alkohol
Pektin Encer
Tangki Penampung Produk
Condenser
Dijual
Dijual
Digunakan Kembali
Gambar 2.2
2.8
Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao
Karakteristik bahan
a. Kulit Buah Kakao
Bentuk
: Padatan berwarna coklat kekuning-
Densitas
: 1.467 kg/m3
Kapasitas panas
: 0,539 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
kuningan.
Titik Didih
(Riyadi, 1998)
b. Air [ H2O ]
Berat molekul
: 159 oC
: 18 kg/kmol
Densitas
: 997,0479 kg/m³
Spesifik gravity
:1
Titik didih
Kapasitas panas
: 100 °C
: 75,28 J/mol.K (pada 25 oC)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
C
Viskositas
(Wikipedia, 2010)
: 0,8937 mPa.s (pada 25 oC)
c. Isopropil Alkohol [ (CH3)2CHOH ]
Berat molekul
Densitas
: 778,45 kg/m³
Spesifik gravity
: 0,785 (pada 20 oC)
Viskositas
: 2,3703 mPa.s (pada 20 oC)
Titik didih
Kapasitas panas
(Zentoves, 1999)
d. Asam Klorida [ HCl ]
Berat molekul
: 82,3 °C
: 154 J/mol.K (pada 20
: 1.180 kg/m³
Spesifik gravity
: 1,2
Viskositas
: 1,9 mPa.s (pada 25 oC)
Kapasitas panas
(Zentoves, 1999)
25 oC)
: 36,5 kg/kmol
Densitas
Titik didih
2.9
: 60,1 kg/kmol
: 110 °C
: 0,191 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
Karakteristik Produk (Pektin dari Kulit Kakao)
Bentuk
: Bubuk berwarna putih kecoklatan
Golongan
: High Methoxyl Pectin (kadar metoksil tinggi)
Derajat Jel (USA SAG)
: 150 ± 5
Kadar air
:2%
Kadar abu
: 2,1 %
Derajat esterifikasi
Kadar galakturonat
Densitas
Spesifik gravity
: 67 %
: 70 %
: 1.526 kg/m3
: 0,65
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Kapasitas Panas
(Riyadi, 2003)
: 0,431 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas produksi
: 12.000 ton/tahun
Rate produksi
:
Waktu produksi
3.1
: 330 hari/tahun
= 1.515,15 kg/jam
Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210)
Tabel 3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210)
Komponen
Pektin*
Pektin terekstraksi
Air
Padatan
HCl
Jumlah
3.2
Masuk (kg/jam)
Alur 4
Alur 5
1.929,25
0,00
0,00
0,00
Alur 6
0,00
Keluar (kg/jam)
Alur 7
385,85
0,00
1.543,40
761,35
946,33
74.632,59
76.340,27
0,00
555,78
0,00
555,78
15.226,94
1.502,32
12.536,34
0,00
0,00
12.536,34
74.632,59
91.361,65
Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220)
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220)
Komponen
Pektin*
Pektin terekstraksi
Masuk (Kg/Jam)
Alur 7
385,85
1.543,40
Keluar (Kg/Jam)
Alur 8
385,85
28,25
Alur 9
0,00
1.515,15
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Air
Padatan
HCl
Jumlah
3.3
76.340,27
74.942,90
12.536,34
12.536,34
10,17
545,61
91.361,65
14.357,99
77.003,66
555,78
Komponen
Pektin terekstraksi
Air
HCl
Masuk (kg/jam)
Alur 9
1.515,15
Keluar (kg/jam)
Alur 10
0,00
Alur 12
1.515,15
74.942,90
37.198,64
37.744,25
77.003,66
37.744,25
39.259,41
545,61
Jumlah
545,61
0,00
Neraca Massa Total Mixer (M-320)
Tabel 3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320)
Komponen
Pektin**
Endapan Pektin
Air
Isopropil Alkohol
Jumlah
3.5
0,00
Neraca Massa Total Vaporizer (V-310)
Tabel 3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310)
3.4
1.397,37
Masuk (kg/jam)
Alur 13
0,00
Alur 14
1.515,15
37.744,25
Keluar (kg/jam)
0,00
Alur 15
30,30
0,00
1.484,85
0,00
0,00
3.030,30
37.744,25
39.259,41
3.030,30
42.289,71
3.030,30
Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 2 (RDVF-330)
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 2 (RDVF-330)
Komponen
Pektin**
Endapan Pektin
Masuk (kg/jam)
Alur 15
30,30
1.484,85
Keluar(kg/jam)
Alur 16
0,00
1.484,85
Alur 17
30,30
0,00
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Air
Isopropil Alkohol
152,61
37.591,65
42.289,71
1.649,71
40.640,00
3.030,30
Jumlah
3.6
37.744,25
12,25
3.018,05
Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350)
Tabel 3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (RD-350)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Alur 17
Pektin**
30,30
Air
Isopropil Alkohol
Alur 18
30,30
Alur 19
0,00
37.591,65
36.839,81
60,36
2.957,69
40.640,00
329,82
3.709,52
3.018,05
Jumlah
3.7
Keluar (kg/jam)
751,83
Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340)
Tabel 3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Endapan Pektin
Alur 21
1.484,85
Air
Isopropil Alkohol
Jumlah
Total produk pektin
Keluar (kg/jam)
Alur 22
0,00
152,61
122,31
1.649,71
134,56
12,25
12,25
Alur 24
1.484,85
30,30
0,00
1.515,15
= 1.515,15 kg/jam
= 1.515,15 kg/jam
= 12.000 ton/tahun
Keterangan
Pektin*
:
= Pektin yang tidak terekstraksi (masih berada di dalam cake kulit
kakao).
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Pektin**
= Pektin yang tidak terendapkan (masih berfasa cair).
BAB IV
NERACA PANAS
Hasil perhitungan neraca energi pada Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan
Pektin dari Kulit Kakao dengan,
Basis perhitungan
: 1 jam operasi,
Satuan panas
: kilokalori (kkal),
Suhu referensi
adalah sebagai berikut.
4.1
: 25 oC,
Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX 210)
Tabel 4.1 Neraca Panas Total Tangki Ekstraktor (EX 210)
Komponen
Alur 4
Masuk (Kkal/Jam)
4.157,54
Pektin
Air
Cake Kulit Kakao
HCl
Total
Alur 5
0,00
Alur 6
0,00
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 7
37.417,87
3.802,93
4.726,94
372.789,79
3.431.876,94
0,00
1.725,71
0,00
15.531,37
111.761,48
119.721,95
0,00
6.452,64
498.964,39
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.991.715,12 kkal/jam
0,00
372.789,79
1.005.853,33
4.490.679,50
= (4.490.679,50 498.964,39) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Neraca Panas Vaporizer (V 310)
4.2
Tabel 4.2 Neraca Panas Total Vaporizer (V 310)
Komponen
Pektin
Masuk (Kkal/Jam)
Alur 9
0,00
3.369.057,97
HCl
3.158.722,85
15.247,07
Total
28.800,02
3.187.522,87
3.413.691,41
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.034.392,36 kkal/jam
4.3
Alur 10
29.386,36
Air
Keluar (Kkal/Jam)
55.507,58
3.205.053,30
0,00
3.260.560,89
6.448.083,77
= (6.448.083,77 3.413.691,41) kkal/jam
Neraca Panas Kondensor (E 312)
Tabel 4.3 Neraca Panas Total Kondensor (E 312)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
3.158.722,85
185.807,23
3.187.522,87
187.501,35
Alur 10
Air
HCl
Alur 12
28.800,02
Total
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.000.021,53 kkal/jam
Alur 11
1.694,12
= (187.501,35 3.187.522,87) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.4
Neraca Panas Cooler (E 316)
Tabel 4.4 Neraca Panas Total Cooler (E 316)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
3.205.053,32
188.532,55
Alur 12
Air
Pektin
55.507,58
Total
3.265,15
3.260.560,90
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.068.763,20 kkal/jam
4.5
Alur 13
191.797,70
= (191.797,70 3.260.560,90) kkal/jam
Neraca Panas Tangki Destilasi (TD 350)
Tabel 4.5 Neraca Panas Total Tangki Destilasi (TD 350)
Komponen
Pektin
Masuk (Kkal/Jam)
Alur 17
Air
65,30
187.770,27
Isopropil Alkohol
9.989,75
Total
197.825,32
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 2.176.078,52 kkal/jam
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 18
783,64
2.208.178,36
2.397,54
2.211.359,54
Alur 19
0,00
45.064,86
117.479,44
162.544,30
2.373.903,84
= (2.373.903,84 197.825,32) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.6
Neraca Panas Kondensor (E 352)
Tabel 4.6 Neraca Panas Total Kondensor
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
45.064,86
3.755,41
Alur 19
Air
Isopropil Alkohol
117.479,44
Total
9.789,95
162.544,30
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 148.998,95 kkal/jam
4.7
Alur 20
13.545,36
= (13.545,36 162.544,30) kkal/jam
Neraca Panas Rotary Dryer (RD 340)
Tabel 4.7 Neraca Panas Total Rotary Dryer (RD 340)
Masuk (Kkal/Jam)
Komponen
Alur 21
Pektin
3.199,85
Air
763,04
Isopropil Alkohol
40,55
Total
4.003,45
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 38.439,92 kkal/jam
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 22
0,00
4.280,69
283,88
4.564,57
42.443,36
Alur 24
37.121,21
757,58
0,00
37.878,79
= (42.443,36 4.003,45) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.8
Neraca Panas Kondensor (E 345)
Tabel 4.8 Neraca Panas Total Kondensor (E 345)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
7.330,99
610,92
Alur 22
Air
Isopropil Alkohol
486,66
Total
7.817,64
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 7.166,17 kkal/jam
Alur 23
40,55
651,47
= (651,47 7.817,64) kkal/jam
Total kebutuhan steam
= 63.296,36 kg/jam
Total kebutuhan air pendingin = 282.804,20 kg/jam
Total kebutuhan udara
=
388,71 kg/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1
Gudang Bahan Baku (G 111)
Fungsi
: Sebagai tempat penyimpanan bahan baku (kulit
Bentuk
: Prisma segi empat beraturan
kakao) untuk kebutuhan 14 hari.
Kondisi Operasi
: 30 oC; 1 atm
Kebutuhan
: 2 minggu
Bahan konstruksi
Volume gudang
: 1.934,31
Jumlah gudang
Volume kulit kakao
Ukuran :
5.2
: Beton
: 2 unit
: 3.868,62
Panjang (P)
= 19,88568 m
Tinggi (T)
=5m
Lebar (L)
= 9,94284 m
Belt Conveyor (BC 112)
Fungsi
: Sebagai alat untuk memindahkan kulit kakao dari
Jenis
: Flat Belt on Continous Flow
Bahan konstruksi
: Commercial Steel
Kondisi Operasi
Jumlah alat
Kapasitas alat
Kecepatan Belt
gudang ke crusher.
: 30 oC ; 1 atm
: 1 (satu) unit
: 18.272,33
: 200 ft/menit
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Tinggi Belt
: 14 inchi
Daya motor
5.3
: 2 hp
Crusher (SR 110)
Fungsi
: Sebagai alat untuk memotong atau memperkecil
Jenis
: Rotary knife cutter
Jumlah alat
: 1 (satu) unit
ukuran kulit kakao.
Kondisi operasi
: 30 oC ; 1 atm
Bahan konstruksi
: Stainless steel
Panjang pisau
: 21 cm
Kecepatan putaran
: 920 rpm
Kapasitas alat
Jumlah pisau
Power
5.4
: 18.272,33
: 5 unit
: 5 Hp
Screw Conveyor 1 (SC
113)
Fungsi
: Sebagai alat pengangkut potongan kulit kakao dari
Jenis
: Rotary Vane Feeder
Bahan konstruksi
: Commercial Steel
Kapasitas alat
: 18.272,33
Diameter shaft
: 3 inchi
Panjang
: 75 ft
Kondisi operasi
Jumlah alat
Diameter pipa
rotary cutter menuju tangki ekstraktor.
: 30 oC ; 1 atm
: 1 (satu) unit
: 2,5 inchi
Diameter pengumpan : 12 inchi
Pusat gantungan
: 10 ft
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Kecepatan motor
: 55 rpm
Daya motor
5.5
: 15,6 hp
Tangki HCl (TT
211)
Fungsi
: Sebagai wadah penyimpanan larutan HCl untuk
kebutuhan selama 30 hari.
Bentuk
: Silinder tegak dengan alas datar dan tutup ellipsoidal.
Kondisi operasi
: 30 oC ; 1 atm
Bahan konstruksi
: Stainless Steel A
Volume tangki
PEMBUATAN PEKTIN DARI KULIT BUAH KAKAO
DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 12.000 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
MUHAMMMAD EKKI CHAHYADITHA
NIM : 050405015
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PEKTIN DARI
KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS PRODUKSI
12.000 TON/ TAHUN
KARYA AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh:
MUHAMMAD EKKI CHAHYADITHA
NIM : 050405015
Dosen Pembimbing I
Diperiksa/Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Mhd.Yusuf Ritonga, MT.
NIP : 196208191989031002
Dosen Penguji I
Dr. Halimatuddahliana, ST, MSc.
NIP : 197304081998022002
Dosen Penguji II
Dr. Ir. Mhd. Yusuf Ritonga, MT. Ir. Netti Herlina, MT.
NIP : 196208191989031002
NIP : 132243746
Dosen Penguji III
Dr. Ir. Fatimah, MT.
NIP : 196406171994032001
Mengetahui ,
Koordinator Karya Akhir
Ir.Renita Manurung,MT.
NIP : 196812141997022002
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
INTISARI
Pabrik pektin dari kulit kakao ini direncanakan berproduksi dengan kapasitas
12.000 ton/tahun dengan 330 hari kerja dalam satu tahun. Proses yang digunakan
adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut asam, dimana bahan baku yang
digunakan adalah kulit buah kakao.
Lokasi pabrik direncanakan dibangun di atas lahan seluas 11.625 m2 di
Kecamatan Sei Alim, Asahan, Sumatera Utara dengan pertimbangan bahwa area
tersebut merupakan daerah tepian Sungai Silau yang dikelilingi oleh perkebunan
kakao. Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh
seorang Direktur dengan struktur organisasi sistem garis dan staff yang mempunyai
160 orang tenaga kerja.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao ini adalah
sebagai berikut :
-
Total modal investasi
: Rp. 541.683.080.088,-
-
Biaya produksi (per tahun)
: Rp. 110.291.035.547,-
-
Hasil penjualan (per tahun)
: Rp. 886.602.509.723,-
-
Laba bersih
: Rp. 250.385.505.101,-
-
Profit Margin (PM)
: 40 %
-
Break Even Ponit (BEP)
: 23,56 %
-
Return on Investment (ROI)
: 46,22 %
-
Pay Out Time (POT)
: 2,16 Tahun
-
Return on Network (RON)
: 77,04 %
-
Internal Rate of Return (IRR)
: 56,19 %
Berdasarkan data analisa ekonomi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit Kakao
ini layak untuk
dilanjutkan ke tahap perancangan yang lebih terperinci sehingga dapat didirikan
dikemudian hari sebagai pabrik yang profitable.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan atas
berkat dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyeleasikan penulisan Tugas Akhir ini
yang berjudul
Pra Rancangan Pabrik Pektin Dari Kulit Buah Kakao dengan
Kapasitas Produksi 12.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir ini merupakan persyaratan
untuk menyelesaikan studi dan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Kimia di Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan tersebut, dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Yusuf Ritonga, MT. selaku Dosen Pembimbing I,
yang telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan
ilmu
pengetahuan,
bimbingan
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
dan
arahan
sehingga
penulis
dapat
2. Ibu Dr. Halimatuddahliana, ST, Msc., selaku Dosen Pembimbing II, yang
telah ikhlas menyumbangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan ilmu
pengetahuan, bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Eng. Ir. Irvan, Msi., selaku Ketua Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik USU.
4. Ibu Ir. Renita Manurung, MT., selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak memberikan
motivasi serta dukungan materil dan spiritual demi selesainya Tugas Akhir
ini.
6. Seluruh Staf Dosen Departemen Teknik Kimia USU yang telah banyak
memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh teman-teman Teknik Kimia S-1 Reguler dan Mandiri yang telah
banyak memberikan motivasi dan wawasan kepada penulis.
8. Rekan satu kelompok Agustina Tanjung, terima kasih atas kerja sama dan
dukungannya selama ini, semoga semua apa yang kita kerjakan untuk
menyelesaikan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Penulis juga menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan masukan dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas
Akhir ini. Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis berharap Tugas Akhir ini
dapat berguna bagi kita semua.
Medan,
Penulis
Maret 2011
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
INTISARI ...........................................................................................................iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................I-1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................I-2
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................................I-2
1.4 Kapasitas Produksi .........................................................................................I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kakao .............................................................................................II-1
2.2 Kulit Buah Kakao ...........................................................................................II-1
2.3 Pektin .............................................................................................................II-3
2.4 Manfaat Pektin ...............................................................................................II-4
2.5 Proses Pembuatan Pektin ...............................................................................II-5
2.6 Deskripsi Proses .............................................................................................II-6
2.6.1 Proses Persiapan Bahan Baku (Kulit Kakao) ....................................II-7
2.6.2 Proses Ekstraksi .................................................................................II-7
2.6.3 Proses Filtrasi ....................................................................................II-7
2.6.4 Proses Vaporasi .................................................................................II-7
2.6.5 Proses Pengendapan ...........................................................................II-8
2.6.6 Proses Pengeringan ............................................................................II-8
2.6.7 Proses Destilasi Campuran Isopropil Alkohol ...................................II-8
2.7 Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao ...............................II-9
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
2.8 Karakteristik Bahan ........................................................................................II-10
2.9 Karakteristik Produk (Pektin dari Kulit Kakao) .............................................II-11
BAB III NERACA MASSA
3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210) .........................................III-1
3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220) .................III-1
3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310) .........................................................III-2
3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320) ..............................................................III-2
3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vaccum Filter 2 (RDVF-330) .................III-2
3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350) ............................................III-3
3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340) .................................................III-3
BAB IV NERACA PANAS
4.1 Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX-210) ....................................................IV-1
4.2 Neraca Panas Vaporizer (V-310) ...................................................................IV-2
4.3 Neraca Panas Kondensor (E-312) ...................................................................IV-2
4.4 Neraca Panas Cooler (E-316) .........................................................................IV-3
4.5 Neraca Panas Tangki Destilasi (TD-350) .......................................................IV-3
4.6 Neraca Panas Kondensor (E-352) ...................................................................IV-4
4.7 Neraca Panas Rotary Dryer (RD-340) ............................................................IV-4
4.8 Neraca Panas Kondensor (E-345) ...................................................................IV-5
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN
BAB VI INSTRUMENTASI KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi ..................................................................................................VI-1
6.2 Keselamatan Kerja .........................................................................................VI-10
6.3 Keselamatan Kerja Pada Pabrik Pembuatan Pektin .......................................VI-11
BAB VII UTILITAS
7.1 Kebutuhan Steam ...........................................................................................VII-1
7.2 Kebutuhan Air ................................................................................................VII-2
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
7.3 Kebutuhan Listrik ...........................................................................................VII-11
7.4 Kebutuhan Bahan Bakar ................................................................................VII-13
7.5 Unit Pengolahan Limbah ................................................................................VII-14
7.6 Spesifikasi Peralatan Utilitas ..........................................................................VII-18
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
8.1 Lokasi Pabrik
8.2 Tata Letak Pabrik
8.3 Perincian Luas Tanah
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
9.1 Pengertian Organisasi dan Manajemen
9.2 Bentuk Badan Usaha
9.3 Bentuk Struktur Organisasi
9.4 Uraian Tugas Wewenang dan Tanggung Jawab
9.5 Sistem Kerja
9.6 Kesejahteraan Tenaga Kerja
BAB X ANALISA EKONOMI
VIII-1
... VIII-3
.VIII-4
IX-1
...IX-1
..IX-2
..IX-4
.IX-9
...IX-14
10.1 Modal Investasi
..X-1
10.3 Total Penjualan (Total Sales)
.X-5
10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC)
10.4 Perkiraan Rugi/Laba Usaha
10.5 Analisa Aspek Ekonomi X-5
X-4
...X-5
BAB XI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA
LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS
LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENGOLAHAN AIR
LAMPIRAN E PERHITUNGAN ASPEK EKONOMI
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kebutuhan Pektin di Kawasan Asia ....................... I-3
Tabel 1.2 Produksi Biji Kakao Perkebunan Rakyat Sumut ............................ I-3
Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kakao ................................................................... II-2
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Pektin pada Beberapa Bahan ................ II-2
Tabel 3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210) .......................... III-1
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220) . III-1
Tabel 3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310) ......................................... III-2
Tabel 3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320) ............................................... III-2
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vaccum Filter 2 (RDVF-330) . III-2
Tabel 3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350) ............................. III-3
Tabel 3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340) ................................. III-3
Tabel 4.1 Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX-210) .................................... IV-1
Tabel 4.2 Neraca Panas Vaporizer (V-310) .................................................... IV-2
Tabel 4.3 Neraca Panas Kondensor (E-312).................................................... IV-2
Tabel 4.4 Neraca Panas Cooler (E-316) ......................................................... IV-3
Tabel 4.5 Neraca Panas Panas Tangki Destilasi (TD-350) ............................. IV-3
Tabel 4.6 Neraca Panas Kondensor (E-352).................................................... IV-4
Tabel 4.7 Neraca Panas Rotary Dryer (RD-340)............................................. IV-4
Tabel 4.8 Neraca Panas Kondensor (E-345).................................................... IV-5
Tabel 6.1 Daftar Instrumentasi pada Pra Rancangan Pabrik Pembuatan
Pektin dari Kulit Kakao ................................................................. VI-5
Tabel 6.2 Pencegahan dan Pertolongan pertama jika terkena bahan kimia .... VI-13
Tabel 7.1 Total Kebutuhan Steam yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................. VII-1
Tabel 7.2 Total Kualitas Air Pendingin yang diperlukan pada Pabrik Pektin
dari Kulit Kakao ............................................................................. VII-2
Tabel 7.3 Kualitas Air Sungai Silau-Asahan .................................................. VII-4
Tabel 7.4 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Proses ............................... VII-11
Tabel 7.5 Perincian Kebutuhan Listrik Pada Unit Utilitas ............................. VII-12
Tabel 7.6 Perincian Kebutuhan Listrik Untuk Pabrik .................................... VII-13
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Tabel 7.7 Luas Area Pengolahan Limbah........................................................ VII-18
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah Pabrik Pembuatan Pektin Dari Kulit
Buah Kakao .................................................................................... VIII-4
Tabel 9.1 Jumlah Tenaga Kerja Tingkat Pendidikannya ................................ IX-10
Tabel 9.2 Perincian Gaji Karyawan................................................................. IX-11
Tabel 9.3 Pembagian Kerja Shift Tiap Regu ................................................... IX-14
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur atom
D Galakturonat ...............................................II-4
Gambar 2.2 Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao ................II-9
Gambar 6.1 Instrumentasi pada tangki penyimpanan..........................................VI-6
Gambar 6.2 Instrumentasi pada pompa ...............................................................VI-6
Gambar 6.3 Instrumentasi pada tangki pencampuran..........................................VI-7
Gambar 6.4 Instrumentasi pada tangki destilasi ..................................................VI-8
Gambar 6.5 Instrumentasi pada kondensor .........................................................VI-9
Gambar 6.6 Instrumentasi pada rotary dryer .......................................................VI-9
Gambar 7.1 Bagan Pengolahan Limbah .............................................................VII-15
Gambar 7.2 Flowsheet Utilitas ...........................................................................VII-25
Gambar 8.1 Tata Letak Pra Rancangan Pabrik Pektin dari Kulit Kakao ............VIII-5
Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Pembuatan Pektin dari
Kulit Kakao......................................................................................IX-16
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sumatera Utara merupakan daerah perkebunan yang cukup potensial. Kakao
merupakan salah satu komoditi andalan Sumatera Utara sebagai penghasil devisa non
migas. Disamping itu kakao juga digunakan sebagai bahan baku industri makanan,
industri obat-obatan dan industri kosmetik.
Pemanfaatan tanaman kakao selama ini masih terbatas yaitu pada bijinya
yang yang berkisar antara 16-53 biji tiap buah, sedangkan bagian lainnya seperti kulit
buah dan pulp belum banyak dimanfaatkan. Diperkirakan 68,5% dari berat buah
segar terbuang manjadi limbah. Buah kakao terdiri dari 73,8% kulit buah, 2%
masenta, dan 24,2% biji. (Wikipedia, 2010)
Produksi biji kakao Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah 68.828 ton, yang
berarti menghasilkan limbah kulit buah sebanyak 193.874 ton, jumlah yang tidak
sedikit untuk dibuang sebagai limbah perkebunan. (BPS Sumut, 2010)
Kulit buah kakao mengandung 6
30 % pektin yang jumlahnya tergantung
dari tingkat kematangan buah kakao tersebut, dimana untuk buah kakao yang masih
mentah kandungan pektin pada kulitnya berkisar 25
30 %, sedangkan untuk buah
kakao yang sudah matang kandungan pektin pada kulitnya berkisar diantara 6
12
%. Selain itu, tingkat kesegaran kulit buah kakao juga sangat mempengaruhi kadar
pektin yang terkandung di dalam kulit buah kakao, dimana apabila kulit kakao
tersebut sudah lama dipetik dari pohonnya dan sudah rusak (mengalami
pembusukan), maka kandungan pektin di dalam kulit buahnya akan semakin
menurun. (Sukha, 2007)
Pektin adalah senyawa polisakarida yang larut dalam air dan merupakan
asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Fungsi utamanya
sebagai bahan pengental dan pembentuk gel. Selain dalam industri makanan pektin
juga dapat digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi. Pada industri kosmetika,
pektin digunakan sebagai bahan aditif dalam pembuatan krim, sabun, minyak rambut
dan pasta. (Amelia, 2000)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Hingga tahun 2010, seluruh pektin yang digunakan di industri-industri
Indonesia adalah barang impor. Jumlah impor pektin yang besar, yaitu > 100 ton per
tahun dan harganya yang sangat mahal, membuat biaya impor pektin berdampak
terhadap pengurangan devisa negara yang besar pula. Dengan memanfaatkan kulit
buah kakao menjadi sumber pektin diharapakan limbah kulit buah kakao di Sumatera
Utara dapat dimanfaatkan dan bisa mencukupi kebutuhan pektin dalam negeri serta
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor pektin. (BPS Sumut,
2010)
1.2
Rumusan Masalah
Perumusan Masalah dalam Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari
Kulit Buah Kakao
adalah bagaimana membuat suatu pra rancangan pabrik
pembuatan pektin dari kulit buah kakao dengan menerapkan disiplin ilmu teknik
kimia dan bagaimana kelayakan pra rancangan pabrik ini untuk dilanjutkan ke tahap
perancangan yang lebih terperinci berdasarkan hasil analisa ekonominya.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin dari Kulit
Buah Kakao adalah untuk menerapkan disiplin ilmu teknik kimia dalam penentuan
kelayakan pra rancangan pabrik pembuatan pektin dari kulit buah kakao sebagai
bekal kompetensi seorang sarjana teknik kimia.
Adapun manfaat dari penulisan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Pektin
dari Kulit Buah Kakao adalah untuk mengetahui apakah pra rancangan pabrik
pembuatan pektin dari kulit buah kakao layak untuk dilanjutkan ke tahap
perancangan yang lebih terperinci lagi, sehingga pabrik pektin dari kulit kakao layak
untuk didirikan di kemudian hari.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
1.4
Kapasitas Produksi
Penentuan kapasitas pabrik ini didasarkan pada perkembangan produksi buah
kakao perkebunan rakyat di Sumatera Utara, kebutuhan pektin dalam negeri dan
kebutuhan pektin di kawasan asia setiap tahunnya.
Tabel 1.1 Perkembangan Produksi Kakao Perkebunan Rakyat Sumut
Tahun
Produksi Biji Kakao (ton)
Limbah Kulit Kakao (ton)
2005
50.994
143.639,1
2006
51.990
146.445,1
2007
52.858
148.890,1
2008
53.780
151.487,2
2009
68.828
193.874,3
( Sumber : Biro Pusat Statistik Sumatera Utara, 2010 )
Tabel 1.2 menunjukkan data kebutuhan pektin di Indonesia dam total
kebutuhan pektin di kawasan asia (termasuk Indonesia) dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2009.
Tabel 1.2 Kebutuhan Pektin di Indonesia
Tahun
Impor Pektin Nasional (kg)
Konsumsi Pektin Asia (kg)
2000
245.610
14653.772
2001
302.600
14.899.436
2002
474.800
15.377.358
2003
379.050
16.456.821
2004
319.140
16.689.134
2005
239.900
17.322.597
2006
189.470
17.876.777
2007
136.334
18.505.980
2008
670.410
19.117.748
2009
19.802.930
183.050
( Sumber : Biro Pusat Statistik Sumatera Utara dan AUIC, 2010 )
Dari data kebutuhan impor pektin Indonesia pada tabel 1.2 dapat dibuat
hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor pektin dengan rumus,
y = -1,992x + 4303, dimana untuk tahun 2015 mendatang impor pektin Indonesia
diperkirakan berjumlah 289,12 ton per tahun. Dari data konsumsi pektin Asia pada
tabel 1.2 dapat dibuat hubungan regresi linier antara tahun dengan jumlah impor
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
pektin dengan rumus, y = 632,61x
10-6, dimana untuk tahun 2015 mendatang,
konsumsi pektin di benua Asia diperkirakan berjumlah 24.315 ton per tahunnya.
Untuk memenuhi seluruh kebutuhan pektin nasional dan memenuhi sekitar
50 % kebutuhan pektin di benua Asia, maka kapasitas produksi pabrik yang
direncanakan akan dibangung pada tahun 2015 ke depan adalah 12.000 ton pektin/
tahun. Dengan nilai yield proses produksi pektin dari kulit kakao sebesar 9,9505 %,
maka untuk menghasilkan produk pektin sebanyak 12.000 ton/ tahun, akan
dibutuhkan kulit buah kakao sebanyak 120.597 ton/ tahun. Ketersediaan kulit kakao
yang masih lebih besar jumlahnya daripada kebutuhan kulit kakao pada industri ini
menggambarkan bahwa proses industri pabrik pektin dari kulit buah kakao
mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami krisis bahan baku.
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Kakao
Tanaman kakao merupakan salah satu anggota genus theobroma. Secara garis
besarnya, sistematika kakao adalah :
Divisio
Kelas
: Spermatophyta
: Docutyledone
Ordo
: Malvaies
Genus
: Theobroma
Familia
Spesies
: Sterculiceae
: Theobroma cacao
Tanaman kakao tumbuh subur di hutan
dibawah naungan pohon
hutan dataran rendah dan hidup
pohon yang tinggi. Pertumbuhan tanaman kakao banyak
dipengaruhi oleh kesuburan tanah, kelembaban, suhu, dan curah hujan. Adanya
angin, musim kering, dan perubahan-perubahan iklim berpengaruh terhadap
berbuahnya tanaman kakao. (Wikipedia, 2010)
2.2
Kulit Buah Kakao
Kulit buah kakao adalah bagian dari buah kakao yang pemanfaatannya masih
terbatas. Umumnya kulit buah kakao dapat dibenamkan kembali kedalam tanah
sebagai penambah unsur hara atau pupuk. Selain itu kulit buah kakao juga sering
dijadikan pakan ternak karena kandungan protein dan karbohidratnya cukup tinggi.
Pada perkebunan rakyat umumnya kulit buah kakao yang dihasilkan dari
panen biji kakao dari buah yang telah matang hanya dibiarkan membusuk di sekitar
area perkebunan kakao tersebut. Padahal pembusukan kulit buah kakao dapat
menghasilkan hama-hama yang dapat mengganggu kelangsungan hidup dari tanaman
kakao itu sendiri.
Kulit buah kakao mengandung air dan senyawa-senyawa lain. Komposisi
kimia kulit buah kakao tergantung pada jenis dan tingkat kematangan buah kakao itu
sendiri. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui komposisi kulit buah kakao
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
jenis Forastero, yang merupakan jenis mayoritas tanaman kakao di Indonesia, seperti
yang terlihat pada tabel berikut ini. (Riyadi, 2003)
Tabel 2.1 Komposisi Kulit Kakao (pada basis kering)
Parameter
Kandungan (%)
Pektin
12,67
Air
5
Zat Padat Lainnya
82,33
(Sumber : Riyadi, 2003)
Kulit buah kakao mengandung cukup banyak pektin jika dibandingkan
dengan sumber-sumber pektin lainnya. Tabel 1.2 berikut ini adalah perbandingan
banyak pektin yang terkandung pada beberapa sumber pektin.
Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Pektin pada Beberapa Bahan
Bahan
Kandungan Pektin (%)
Apel
0,14 0,96
Anggur
Aprikot
Jeruk
Kulit Jeruk
Kulit Kakao
Pisang
Wortel
(Sumber : Baker, 1997)
0,70 0,80
0,42 1,32
0,25 0,76
10 30
6
30
0,58 0,89
0,72 1,01
Kandungan pektin di dalam kulit buah kakao yang cukup tinggi tersebut
sangat memungkinkan untuk meningkatkan nilai ekonomis komoditas buah kakao
secara keseluruhan, yang mana selama ini nilai ekonomis buah kakao hanya
bergantung kepada harga jual biji kakao saja. Di sisi lain, kualitas biji kakao asal
Indonesia di pasar dunia masih belum memiliki peringkat yang bagus, karena biji
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
kakao yang ada Indonesia berasal dari pohon kakao berjenis Forastero yang
merupakan pohon kakao dengan kualitas biji yang rendah (kualitas curah). (Riyadi,
2003)
Harga pektin yang cukup tinggi dan banyaknya penelitian yang telah
dilakukan tentang pektin dari kulit buah kakao ini sangat memungkinkan untuk
dijadikan sebagai latar belakang pembangunan pabrik pektin dari kulit buah kakao.
(Agustina, 2010)
2.3
Pektin
Pektin merupakan segolongan polimer heterosakarida yang diperoleh dari
dinding sel tumbuhan darat. Pektin berwujud bubuk berwarna putih hingga coklat
terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai bahan perekat dan
stabilizer (dengan tujuan agar tidak terbentuk endapan pada suatu larutan).
Pektin pada sel tumbuhan merupakan penyusun lamela tengah, yaitu lapisan
penyusun awal dinding sel. Pada sel-sel tertentu seperti buah atau kulit buah,
cenderung mempunyai kandungan pektin yang sangat banyak. Pektinlah senyawa
yang mengakibatkan suasana lengket apabila seseorang mengupas buah atau kulit
buah.
Penyusun utama pektin biasanya gugus polimer asam D
terikat dengan
1,4
galakturonat, yang
glikosidik. Asam galakturonat memiliki gugus karboksil
yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas
polimer berlekatan satu sama lain. Inilah yang menyebabkan rasa lengket pada
kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin laru dalam air. Garam-garam Mg
pektin atau Ca
pektin dapat membentuk gel, karena ikatan tersebut berstruktur
amorphous (tak berbentuk pasti) yang dapat mengembang jika molekul air terjerat
di antara ruang-ruang ikatan tersebut.
Asam anhidrogalakturonat adalah turunan dari galaktosa yang pada atom C-6
telah terasamkan seperti pada gambar :
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
O
C
OH
OH
H
H
H
OH
H
H
OH
Gambar 2.1 Struktur atom
2.4
OH
D Galakturonat
Manfaat pektin
Penggunaan pektin cukup luas baik dalam bidang industri pangan maupun
non-pangan. Umumnya pektin digunakan sebagai bahan pembentuk jeli, selai,
pengental dan dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai obat diare. (National
Research Development Corporation, 2004)
Dalam industri karet, pektin bisa digunakan sebagai bahan pengental lateks.
Pektin juga dapat memperbaiki warna, konsistensi, kekentalan dan stabilitas produk
karet yang dihasilkan. (Towle & Christensen, 1973)
Pektin berkadar metoksil tinggi digunakan untuk pembuatan selai dan jeli
dari buah-buahan, serta digunakan dalam pembuatan saus salad, puding, gel buahbuahan dalam es krim, selai dan jeli. Pektin bermetoksil rendah efektif digunakan
dalam pembentukan gel saus buah-buahan karena stabilitasnya yang tinggi pada
proses pembekuan, thawing, dan pemanasan, serta digunakan sebagai penyalut dalam
banyak produk pangan. (Glicksman, 1969)
Di bidang farmasi pektin dikenal sebagai bahan yang bersifat potensiator dan
memperpanjang pengaruh antibiotik, hormon-hormon dan obat-obatan sulfat dan
analgesik-analgesik. Pektin juga digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan
sirup, obat diare pada anak-anak, obat penawar racun logam, bahan penurun daya
racun dan meningkatkan daya larut obat sulfa, memperpanjang kerja hormon dan
antibiotika, bahan pelapis perban (pembalut luka) guna menyerap kotoran dan
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
jaringan yang rusak serta bahan kosmetik, oral atau injeksi untuk mencegah
pendarahan. (Yohenta, 2008)
2.5
Proses Pembuatan Pektin
Bahan baku pembuatan pektin adalah buah atau kulit buah seperti apel, jeruk,
tebu, pepaya, jambu, kakao dan lain-lain. Dari bahan-bahan tersebut, pektin
diekstraksi dengan menggunakan pelarut asam pada range pH 1,5
3,5. Selama
beberapa jam ekstraksi, protopektin kehilangan beberapa ikatan pada cabangcabangnya, berubah menjadi ikatan yang lebih pendek dan kemudian terlarut. Setelah
pektin terlarut, larutan pektin dipisahkan dari cake bahan bakunya untuk kemudian
dipekatkan menjadi separuh dari volume larutan awalnya.
Larutan pektin yang telah pekat kemudian ditambahkan dengan alkohol atau
isopropil alkohol untuk menggumpalkan/mengendapkan pektin yang ada pada
larutan. Selain dengan penambahan alkohol yang merupakan cara pengendapan
pektin yang terbaru, ada beberapa teknik pengendapan pektin yang lain yang juga
pernah dipakai dalam industri pembuatan pektin. Diantaranya adalah dengan
penambahan garam aluminium yang tidak lagi digunakan pada industri karena biaya
produksi yang lebih tinggi dan jumlah impurities yang cukup tinggi.
Pektin
yang telah diendapkan kemudian dipisahkan dari alkoholnya dan
kemudian dikeringkan. Apabila produk yang diinginkan adalah pektin dengan jenis
esterifikasi rendah, selanjutnya pektin diperlakukan dengan menggunakan pelarut
asam kembali. Dan apabila produk yang diinginkan adalah pektin ter-amidasi,
perlakuan dengan pelarut asam yang sebelumnya telah dilakukan dilanjutkan dengan
perlakuan yang melibatkan amonium hidroksida. Setelah pengeringan dan pengecilan
ukuran, pektin juga biasa di standarisasi dengan menggunakan gula, garam kalsium
atau asam organik untuk menghasilkan kualitas optimal pektin untuk beberapa
aplikasi khusus. (Wikipedia, 2010)
Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas pektin
antara lain seperti kadar air, kadar impurities, kadar asam galakturonat dan kadar
esterifikasi pektin. Total produksi pektin di seluruh dunia setiap tahunnya
diperkirakan sebanyak 80.000 ton dengan nilai ekonomi lebih dari 300 juta dollar
Amerika Serikat. Dimana konsumsi negara-negara Eropa Barat sebanyak 36 %,
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Amerika Serikat 32 %, Asia 25 % dan sisanya negara-negara lain. (Association
Ukrainian Innovation Companies, 2010)
2.6
Deskripsi Proses
Proses pembuatan pektin dari kulit kakao ini dilakukan dengan cara
mengekstraksi pektin dari kulit kakao dengan menggunakan pelarut asam. Dimana
pelarut asam yang dipilih adalah asam klorida (HCl) dengan alasan pada beberapa
penelitian tentang ekstraksi pektin dari kulit kakao, pelarut asam klorida ini
merupakan pelarut yang paling tinggi yield-nya, paling rendah konsentrasi pelarut
optimumnya dan kualitas pektin yang dihasilkannya lebih baik daripada ekstraksi
pektin dari kulit buah kakao dengan pelarut lainnya. Selain itu, asam klorida juga
merupakan pelarut yang mudah dicari dan persediaannya masih sangat tercukupi di
pasar industri. (Riyadi, 2003)
Pektin yang telah terekstraksi akan diendapkan dengan larutan isopropil
alkohol. Isopropil alkohol dipilih karena beberapa penelitian menyatakan bahwa
larutan pengendap pektin yang paling efektif dan efisien adalah isopropil alkohol.
Walaupun harganya lebih mahal dan persediaannya tidak berlimpah di pasar industri
nasional, namun hal tersebut tidak menjadi masalah jika dibandingkan dengan
kemampuan larutan ini mengendapkan pektin yang telah terekstraksi. Untuk
mengendapkan pektin, larutan isopropil alkohol juga tidak memerlukan bantuan
senyawa lain sehingga pektin yang terendapkan merupakan endapan pektin murni
yang harganya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pektin yang terikat sebagai
garam, misalnya Pektin-Al dan Pektin-Ca. (International Pectin Producers
Association, 2010)
Adapun tahapan proses pembuatan pektin dari kulit kakao yang sedikit lebih
rinci akan dijelaskan pada poin-poin sub-bab berikut ini.
2.6.1 Proses Persiapan Bahan Baku (Kulit Kakao)
Kulit kakao kering diangkat dari gudang (G-111) dengan menggunakan belt
conveyor (BC-112) menuju ke crusher (SR-110). Di dalam crusher kulit kakao
dihancurkan dan dihaluskan hingga ukuran 205 µm. Kulit kakao yang sudah halus
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
diangkut menuju ekstraktor (EX-210) dengan menggunakan screw conveyor (SC-
113).
2.6.2 Proses Ekstraksi
Kulit kakao halus kemudian diekstraksi secara kontiniu selama 60 menit pada
suhu 70 °C dan tekanan 1 atm dengan menggunakan pelarut HCl 0,73% yang di
pompa dari tangki pencampuran HCl (M-213) dengan perbandingan massa kulit
kakao halus dengan massa larutan HCl sebesar 1 : 5. Pada tahap ekstraksi ini, terjadi
pelepasan molekul pektin dari kulit kakao yang telah halus dan kemudian terlarut di
dalam larutan dengan nilai konversi 80 % (Rachmawan dkk, 2005). Seperti yang
terlihat pada reaksi berikut ini :
Kulit Kakao Halus-Pektin(s) + HCl(aq) + H2O(l)
Pektin(aq) + Cake Kulit Kakao-Pektin(s) + HCl(aq) + H2O(l)
2.6.3 Proses Filtrasi
Hasil ekstraksi yang berupa ekstrak dan refinat dimasukkan ke dalam rotary
drum vacuum filter (RDVF-220) untuk memisahkan filtrat dengan cake kulit kakao.
Setelah dipisahkan, cake kulit kakao (yang terdiri dari serat kasar, theobromine,
antosianin, protein dan mineral) dimasukkan ke dalam bak penampungan (BP-222)
untuk dijual sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak, sedangkan filtratnya
dipompakan ke dalam vaporizer (V-310).
2.6.4 Proses Vaporasi
Di dalam vaporizer, filtrat dipanaskan sampai suhu 110°C untuk menguapkan
HCl dan sebagian airnya. Hal tersebut dilakukan untuk memekatkan larutan pektin
hingga volume larutan pektin akhirnya akan sebanyak ½ dari volume larutan pektin
semula. Larutan pektin yang telah pekat dan merupakan produk bawah dari vaporizer
kemudian dipompakan menuju sebuah cooler (E-316) untuk menurunkan suhunya
dan akan diproses lebih lanjut pada tahapan berikutnya.
Produk atas vaporizer yang berupa uap dari campuran HCl dan air dilewatkan
melalui sebuah kondensor (E-312) untuk menurunkan suhu dan merubah fasanya
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
menjadi cair kembali dan kemudian disimpan di tangki penampungan (TT-314)
untuk kemudian digunakan kembali sebagai pelarut pada proses ekstraksi.
2.6.5 Proses Pengendapan
Larutan pektin pekat yang telah didinginkan kemudian dipompakan ke
sebuah mixer (M-320). Agar pektin yang terdapat dalam larutan pektin dapat
membentuk endapan, maka ke dalam mixer (M-320) ditambahkan isopropil alkohol
dari tangki penyimpanan isopropil alkohol (TT-354) dengan perbandingan massa
antara pektin dan isopropil alkohol adalah 1 : 2. Endapan pektin yang dihasilkan
kemudian difiltrasi dengan menggunakan rotary drum vacuum filter (RDVF-330)
untuk memisahkan pektin dengan isopropil alkohol.
Pektin(aq) + Isopropil Alkohol(s) + Air(l)
Pektin(s) + Pektin(aq) + Isopropil Alkohol(s) + Air(l)
2.6.6 Proses Pengeringan
Pektin yang dihasilkan masih mengandung banyak air, sehingga selanjutnya
dikeringkan di dalam rotary dryer (RD-340) sampai kandungan airnya 2% dengan
menggunakan steam sebagai media pengeringan. Pektin yang sudah kering kemudian
diangkut menggunakan screw conveyor (SC 343) ke dalam tangki penampungan
produk (TT-344).
2.6.7 Proses Destilasi Campuran Isopropil Alkohol
Filtrat yang meninggalkan unit filtrasi ke
dua (RDVF-330) merupakan
campuran dari isopropil alkohol dengan larutan pektin yang tidak terendapkan.
Untuk mendapatkan cairan Isopropil Alkohol kembali, dilakukan proses destilasi
sederhana pada campuran tersebut dengan kondisi operasi 85oC (titik didih isopropil
alkohol), 1 atm, yang dilakukan di dalam tangki destilasi (TD-350). Produk atas dari
tangki destilasi yang merupakan uap dari isopropil alkohol, diturunkan suhunya dan
diubah fasanya menjadi cair dengan melewatkannya pada sebuah kondensor (E-352)
dan kemudian memompakannya kembali menuju tangki penyimpanan isopropil
alkohol (TT-354) untuk digunakan kembali dalam proses penggumpalan pektin
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
selanjutnya.
2.7
Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao
Kulit Kakao Kering
Crusher
HCl 0,73 %
Extractor
Rotary Drum Vacuum Filter
Filtrat Pektin
Cake Kulit Kakao
Vaporizer
Dijual
Uap HCl
Filtrat Pekat Pektin
Condenser
Cooler
Digunakan Kembali
Mixer
Isopropil Alkohol abs.
Pengendapan Pektin
Rotary Drum Vacuum Filter
Endapan Pektin Basah
Isopropil Alkohol, Air dan Pektin yang
A
B
tidak terendapkan
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
C
A
B
Rotary Dryer
Tangki Destilasi
Pektin Kering
Uap Isopropil Alkohol
Pektin Encer
Tangki Penampung Produk
Condenser
Dijual
Dijual
Digunakan Kembali
Gambar 2.2
2.8
Blok Diagram Proses Produksi Pektin dari Kulit Kakao
Karakteristik bahan
a. Kulit Buah Kakao
Bentuk
: Padatan berwarna coklat kekuning-
Densitas
: 1.467 kg/m3
Kapasitas panas
: 0,539 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
kuningan.
Titik Didih
(Riyadi, 1998)
b. Air [ H2O ]
Berat molekul
: 159 oC
: 18 kg/kmol
Densitas
: 997,0479 kg/m³
Spesifik gravity
:1
Titik didih
Kapasitas panas
: 100 °C
: 75,28 J/mol.K (pada 25 oC)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
C
Viskositas
(Wikipedia, 2010)
: 0,8937 mPa.s (pada 25 oC)
c. Isopropil Alkohol [ (CH3)2CHOH ]
Berat molekul
Densitas
: 778,45 kg/m³
Spesifik gravity
: 0,785 (pada 20 oC)
Viskositas
: 2,3703 mPa.s (pada 20 oC)
Titik didih
Kapasitas panas
(Zentoves, 1999)
d. Asam Klorida [ HCl ]
Berat molekul
: 82,3 °C
: 154 J/mol.K (pada 20
: 1.180 kg/m³
Spesifik gravity
: 1,2
Viskositas
: 1,9 mPa.s (pada 25 oC)
Kapasitas panas
(Zentoves, 1999)
25 oC)
: 36,5 kg/kmol
Densitas
Titik didih
2.9
: 60,1 kg/kmol
: 110 °C
: 0,191 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
Karakteristik Produk (Pektin dari Kulit Kakao)
Bentuk
: Bubuk berwarna putih kecoklatan
Golongan
: High Methoxyl Pectin (kadar metoksil tinggi)
Derajat Jel (USA SAG)
: 150 ± 5
Kadar air
:2%
Kadar abu
: 2,1 %
Derajat esterifikasi
Kadar galakturonat
Densitas
Spesifik gravity
: 67 %
: 70 %
: 1.526 kg/m3
: 0,65
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Kapasitas Panas
(Riyadi, 2003)
: 0,431 kkal/kg.oC (pada 25 oC)
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB III
NERACA MASSA
Kapasitas produksi
: 12.000 ton/tahun
Rate produksi
:
Waktu produksi
3.1
: 330 hari/tahun
= 1.515,15 kg/jam
Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210)
Tabel 3.1 Neraca Massa Total Tangki Ekstraktor (EX-210)
Komponen
Pektin*
Pektin terekstraksi
Air
Padatan
HCl
Jumlah
3.2
Masuk (kg/jam)
Alur 4
Alur 5
1.929,25
0,00
0,00
0,00
Alur 6
0,00
Keluar (kg/jam)
Alur 7
385,85
0,00
1.543,40
761,35
946,33
74.632,59
76.340,27
0,00
555,78
0,00
555,78
15.226,94
1.502,32
12.536,34
0,00
0,00
12.536,34
74.632,59
91.361,65
Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220)
Tabel 3.2 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 1 (RDVF-220)
Komponen
Pektin*
Pektin terekstraksi
Masuk (Kg/Jam)
Alur 7
385,85
1.543,40
Keluar (Kg/Jam)
Alur 8
385,85
28,25
Alur 9
0,00
1.515,15
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Air
Padatan
HCl
Jumlah
3.3
76.340,27
74.942,90
12.536,34
12.536,34
10,17
545,61
91.361,65
14.357,99
77.003,66
555,78
Komponen
Pektin terekstraksi
Air
HCl
Masuk (kg/jam)
Alur 9
1.515,15
Keluar (kg/jam)
Alur 10
0,00
Alur 12
1.515,15
74.942,90
37.198,64
37.744,25
77.003,66
37.744,25
39.259,41
545,61
Jumlah
545,61
0,00
Neraca Massa Total Mixer (M-320)
Tabel 3.4 Neraca Massa Total Mixer (M-320)
Komponen
Pektin**
Endapan Pektin
Air
Isopropil Alkohol
Jumlah
3.5
0,00
Neraca Massa Total Vaporizer (V-310)
Tabel 3.3 Neraca Massa Total Vaporizer (V-310)
3.4
1.397,37
Masuk (kg/jam)
Alur 13
0,00
Alur 14
1.515,15
37.744,25
Keluar (kg/jam)
0,00
Alur 15
30,30
0,00
1.484,85
0,00
0,00
3.030,30
37.744,25
39.259,41
3.030,30
42.289,71
3.030,30
Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 2 (RDVF-330)
Tabel 3.5 Neraca Massa Total Rotary Drum Vacuum Filter 2 (RDVF-330)
Komponen
Pektin**
Endapan Pektin
Masuk (kg/jam)
Alur 15
30,30
1.484,85
Keluar(kg/jam)
Alur 16
0,00
1.484,85
Alur 17
30,30
0,00
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Air
Isopropil Alkohol
152,61
37.591,65
42.289,71
1.649,71
40.640,00
3.030,30
Jumlah
3.6
37.744,25
12,25
3.018,05
Neraca Massa Total Tangki Destilasi (TD-350)
Tabel 3.6 Neraca Massa Total Tangki Destilasi (RD-350)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Alur 17
Pektin**
30,30
Air
Isopropil Alkohol
Alur 18
30,30
Alur 19
0,00
37.591,65
36.839,81
60,36
2.957,69
40.640,00
329,82
3.709,52
3.018,05
Jumlah
3.7
Keluar (kg/jam)
751,83
Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340)
Tabel 3.7 Neraca Massa Total Rotary Dryer (RD-340)
Komponen
Masuk (kg/jam)
Endapan Pektin
Alur 21
1.484,85
Air
Isopropil Alkohol
Jumlah
Total produk pektin
Keluar (kg/jam)
Alur 22
0,00
152,61
122,31
1.649,71
134,56
12,25
12,25
Alur 24
1.484,85
30,30
0,00
1.515,15
= 1.515,15 kg/jam
= 1.515,15 kg/jam
= 12.000 ton/tahun
Keterangan
Pektin*
:
= Pektin yang tidak terekstraksi (masih berada di dalam cake kulit
kakao).
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Pektin**
= Pektin yang tidak terendapkan (masih berfasa cair).
BAB IV
NERACA PANAS
Hasil perhitungan neraca energi pada Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan
Pektin dari Kulit Kakao dengan,
Basis perhitungan
: 1 jam operasi,
Satuan panas
: kilokalori (kkal),
Suhu referensi
adalah sebagai berikut.
4.1
: 25 oC,
Neraca Panas Tangki Ekstraktor (EX 210)
Tabel 4.1 Neraca Panas Total Tangki Ekstraktor (EX 210)
Komponen
Alur 4
Masuk (Kkal/Jam)
4.157,54
Pektin
Air
Cake Kulit Kakao
HCl
Total
Alur 5
0,00
Alur 6
0,00
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 7
37.417,87
3.802,93
4.726,94
372.789,79
3.431.876,94
0,00
1.725,71
0,00
15.531,37
111.761,48
119.721,95
0,00
6.452,64
498.964,39
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.991.715,12 kkal/jam
0,00
372.789,79
1.005.853,33
4.490.679,50
= (4.490.679,50 498.964,39) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Neraca Panas Vaporizer (V 310)
4.2
Tabel 4.2 Neraca Panas Total Vaporizer (V 310)
Komponen
Pektin
Masuk (Kkal/Jam)
Alur 9
0,00
3.369.057,97
HCl
3.158.722,85
15.247,07
Total
28.800,02
3.187.522,87
3.413.691,41
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.034.392,36 kkal/jam
4.3
Alur 10
29.386,36
Air
Keluar (Kkal/Jam)
55.507,58
3.205.053,30
0,00
3.260.560,89
6.448.083,77
= (6.448.083,77 3.413.691,41) kkal/jam
Neraca Panas Kondensor (E 312)
Tabel 4.3 Neraca Panas Total Kondensor (E 312)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
3.158.722,85
185.807,23
3.187.522,87
187.501,35
Alur 10
Air
HCl
Alur 12
28.800,02
Total
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.000.021,53 kkal/jam
Alur 11
1.694,12
= (187.501,35 3.187.522,87) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.4
Neraca Panas Cooler (E 316)
Tabel 4.4 Neraca Panas Total Cooler (E 316)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
3.205.053,32
188.532,55
Alur 12
Air
Pektin
55.507,58
Total
3.265,15
3.260.560,90
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 3.068.763,20 kkal/jam
4.5
Alur 13
191.797,70
= (191.797,70 3.260.560,90) kkal/jam
Neraca Panas Tangki Destilasi (TD 350)
Tabel 4.5 Neraca Panas Total Tangki Destilasi (TD 350)
Komponen
Pektin
Masuk (Kkal/Jam)
Alur 17
Air
65,30
187.770,27
Isopropil Alkohol
9.989,75
Total
197.825,32
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 2.176.078,52 kkal/jam
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 18
783,64
2.208.178,36
2.397,54
2.211.359,54
Alur 19
0,00
45.064,86
117.479,44
162.544,30
2.373.903,84
= (2.373.903,84 197.825,32) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.6
Neraca Panas Kondensor (E 352)
Tabel 4.6 Neraca Panas Total Kondensor
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
45.064,86
3.755,41
Alur 19
Air
Isopropil Alkohol
117.479,44
Total
9.789,95
162.544,30
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 148.998,95 kkal/jam
4.7
Alur 20
13.545,36
= (13.545,36 162.544,30) kkal/jam
Neraca Panas Rotary Dryer (RD 340)
Tabel 4.7 Neraca Panas Total Rotary Dryer (RD 340)
Masuk (Kkal/Jam)
Komponen
Alur 21
Pektin
3.199,85
Air
763,04
Isopropil Alkohol
40,55
Total
4.003,45
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 38.439,92 kkal/jam
Keluar (Kkal/Jam)
Alur 22
0,00
4.280,69
283,88
4.564,57
42.443,36
Alur 24
37.121,21
757,58
0,00
37.878,79
= (42.443,36 4.003,45) kkal/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
4.8
Neraca Panas Kondensor (E 345)
Tabel 4.8 Neraca Panas Total Kondensor (E 345)
Komponen
Masuk (Kkal/Jam)
Keluar (Kkal/Jam)
7.330,99
610,92
Alur 22
Air
Isopropil Alkohol
486,66
Total
7.817,64
Q
= Qkeluar Qmasuk
Q
= 7.166,17 kkal/jam
Alur 23
40,55
651,47
= (651,47 7.817,64) kkal/jam
Total kebutuhan steam
= 63.296,36 kg/jam
Total kebutuhan air pendingin = 282.804,20 kg/jam
Total kebutuhan udara
=
388,71 kg/jam
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1
Gudang Bahan Baku (G 111)
Fungsi
: Sebagai tempat penyimpanan bahan baku (kulit
Bentuk
: Prisma segi empat beraturan
kakao) untuk kebutuhan 14 hari.
Kondisi Operasi
: 30 oC; 1 atm
Kebutuhan
: 2 minggu
Bahan konstruksi
Volume gudang
: 1.934,31
Jumlah gudang
Volume kulit kakao
Ukuran :
5.2
: Beton
: 2 unit
: 3.868,62
Panjang (P)
= 19,88568 m
Tinggi (T)
=5m
Lebar (L)
= 9,94284 m
Belt Conveyor (BC 112)
Fungsi
: Sebagai alat untuk memindahkan kulit kakao dari
Jenis
: Flat Belt on Continous Flow
Bahan konstruksi
: Commercial Steel
Kondisi Operasi
Jumlah alat
Kapasitas alat
Kecepatan Belt
gudang ke crusher.
: 30 oC ; 1 atm
: 1 (satu) unit
: 18.272,33
: 200 ft/menit
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Tinggi Belt
: 14 inchi
Daya motor
5.3
: 2 hp
Crusher (SR 110)
Fungsi
: Sebagai alat untuk memotong atau memperkecil
Jenis
: Rotary knife cutter
Jumlah alat
: 1 (satu) unit
ukuran kulit kakao.
Kondisi operasi
: 30 oC ; 1 atm
Bahan konstruksi
: Stainless steel
Panjang pisau
: 21 cm
Kecepatan putaran
: 920 rpm
Kapasitas alat
Jumlah pisau
Power
5.4
: 18.272,33
: 5 unit
: 5 Hp
Screw Conveyor 1 (SC
113)
Fungsi
: Sebagai alat pengangkut potongan kulit kakao dari
Jenis
: Rotary Vane Feeder
Bahan konstruksi
: Commercial Steel
Kapasitas alat
: 18.272,33
Diameter shaft
: 3 inchi
Panjang
: 75 ft
Kondisi operasi
Jumlah alat
Diameter pipa
rotary cutter menuju tangki ekstraktor.
: 30 oC ; 1 atm
: 1 (satu) unit
: 2,5 inchi
Diameter pengumpan : 12 inchi
Pusat gantungan
: 10 ft
Muhammad Ekki Chahyaditha : Pembuatan Pektin dari Kulit Buah Kakao
dengan Kapasitas Produksi 12.000 ton/tahun, 2011
Kecepatan motor
: 55 rpm
Daya motor
5.5
: 15,6 hp
Tangki HCl (TT
211)
Fungsi
: Sebagai wadah penyimpanan larutan HCl untuk
kebutuhan selama 30 hari.
Bentuk
: Silinder tegak dengan alas datar dan tutup ellipsoidal.
Kondisi operasi
: 30 oC ; 1 atm
Bahan konstruksi
: Stainless Steel A
Volume tangki