Sungkup muka dengan kantong Sungkup muka dengan kantong non Sistem aliran tinggi

muka dengan kantong rebreathing, 5 sungkup muka dengan kantong non rebreathing. Keuntungan dan kerugian masing-masing system:

2. Kateter nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O 2 secara kontinu dengan aliran 1 – 6 Lmnt dengan konsentrasi 24 - 44. Konsentrasi O 2 yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, system humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. Keuntungan Pemberian O 2 stabil, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga dipakai sebagai kateter penghisap. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi O 2 lebih dari 45, tehnik memasuk kateter nasal lebih sulit dari pada kanula nasal, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi selaput lendir nasofaring, aliran lebih dari 6 Lmnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat.

3. Kanula nasal

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan O 2 kontinu dengan aliran 1– 6 Lmnt dengan konsentrasi O 2 sama dengan kateter nasal. Keuntungan Pemberian O 2 stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul dibanding kateter, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien. Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi O 2 lebih dari 44, suplai O 2 berkurang bila klien bernafas lewat mulut, mudah lepas karena kedalam kanul hanya 1 cm, mengiritasi selaput lendir. Sungkup muka sederhana Alat pemberian O 2 kontinu atau selang seling 5 – 8 Lmnt dengan konsentrasi O 2 40 – 60. Keuntungan Kerugian Tidak dapat memberikan konsentrasi O 2 kurang dari 40, dapat menyebabkan penumpukan CO 2 jika aliran rendah.

4. Sungkup muka dengan kantong

rebreathing : Suatu tehinik pemberian O 2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80 dengan aliran 8 – 12 Lmnt Keuntungan Konsentrasi O 2 lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir Kerugian Tidak dapat memberikan O 2 konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO 2 , kantong O 2 bisa terlipat.

5. Sungkup muka dengan kantong non

rebreathing Merupakan tehinik pemberian O 2 dengan Konsentrasi O 2 mencapai 99 dengan aliran 8 – 12 Lmnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi Keuntungan Konsentrasi O 2 yang diperoleh dapat mencapi 100, tidak mengeringkan selaput lendir. Kerugian Kantong O 2 bisa terlipat.

6. Sistem aliran tinggi

Suatu tehnik pemberian O 2 dimana FiO 2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi O 2 yang Jurna l Ke p e ra wa ta n Rufa id a h Suma te ra Uta ra , Vo lume 1, Me i 2005 33 lebih tepat dan teratur. Adapun contoh tehnik system aliran tinggi yaitu sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian O 2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup kemudian dihimpit untuk mengatur suplai O 2 sehingga tercipta tekanan negatif, akibat udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini ± 4–14 Lmnt dan konsentrasi 30 – 55. Keuntungan Konsentrasi O 2 yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO 2 , suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO 2 Kerugian Kerugian system ini hampir sama dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah. Pada akhirnya intervensi keperawatan tersebut baik intervensi mandiri ataupun kolaborasi akan di”Evaluasi” sejauhmana tindakan dapat mencapai tujuan sehingga tindakan dapat dilajutkan, dimodifikasi atau diganti. Beberapa hal yang dapat dievaluasi: 1 frekuensi, kedalaman dan irama pernafasan, 2 penggunaan otot bantu nafas, 3 sianosis, 4 dyspnea, 5 hipoksia, 6 kelebihan oksigen, dll Dalam melakukan evaluasi, perawat perlu mempertimbangkan bahwa pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat memberikan efek merugikan oleh karen itu perawat perlu mewaspadai pemberian oksigen:

1. Kebakaran

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

11 80 105

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 13

POLA KOMUNIKASI ORANG TUA TERHADAP ANAK PENDERITA AUTISME Pola Komunikasi Orang Tua Terhadap Anak Penderita Autisme (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme di SDLBN Bangunharjo, Pulisen, Boyolali).

0 0 15

PROGRAM INTERVENSI DINI PADA KELUARGA YANG MEMILIKI ANAK AUTISME DENGAN HAMBATAN KOMUNIKASI VERBAL.

0 1 35

KOMUNIKASI NONVERBAL PADA ANAK TUNARUNGU YANG MENYANDANG AUTISME.

0 0 2

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 19

BAB II URAIAN TEORITIS - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 19

BAB I PENDAHULUAN - Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 2 6

Komunikasi Antarpribadi Pada Anak Penderita Autisme (Studi Kasus Mengenai Komunikasi Efektif Pada Anak Penderita Autisme di Sekolah Khusus Autisme YAKARI)

0 0 13

POLA KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DENGAN ANAK PENGIDAP AUTISME (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua Dengan Anak Pengidap Autisme di Kelompok Belajar Anak Berkebutuhan Khusus Anak Mandiri dan Berguna “AMANDA”, Karawang,

0 0 124