Flowchart Penelitian Flowchart Watermarking

39

3.6 Flowchart Penelitian

Gambar 3.6 Flowchart penelitian Start Studi Literatur Membuat perancangan dan pemodelan sistem dengan MATLAB Proses embedding watermark Citra hasil watermarking Pengujian kehandalan citra hasil watermarking Transmisi dengan QPSK Citra hasil transmisi Ekstraksi citra hasil watermarking Citra hasil ekstraksi End Analisa citra berdasarkan parameter obyektif dan subyektif 40 Pada tahapan awal penelitian ini dilakukan studi literatur tentang permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Tahapan selanjutnya dilakukan perancangan model simulasi dengan menggunakan software MATLAB. Adapun parameter-parameter yang digunakan sebagai pengukuran kualitas citra terdiri dari parameter obyektif dan subyektif. Parameter obyektif yang digunakan yaitu penilaian MSE dan PSNR, sedangkan parameter subyektif yaitu penilaian MOS. Nilai dari parameter-parameter tersebut akan dibandingkan dengan nilai standar yang sudah ditentukan. Setelah data terkumpul dari parameter-parameter tersebut, lalu dilakukan proses dan analisis data sesuai dengan tujuan data tersebut didapatkan. Akhirnya dari hasil analisis data tersebut bisa ditarik kesimpulan tentang kualitas citra hasil watermarking menggunakan metode DWT serta pengujian kehandalannya.

3.7 Flowchart Watermarking

Gambar 3.7 Flowchart watermarking Y T End Start I = Citra Host W = Citra Watermark Size I = Size W DWT I = [LL LH HL HH] W = [L_L L_H H_L H_H] Input alpha 0 a = LL + alphaL_L Citra dapat diproses IDWT Hasil = [a LH HL HH] Hasil watermarking 41 Dari flowchart tersebut dijelaskan bahwa proses watermarking ini dimulai dari memasukkan citra host dan citra watermark yang akan digunakan. Berikutnya yaitu menyamakan ukuran citra host dan citra watermark, hal ini dikarenakan proses watermarking tidak akan bisa dijalankan akibat adanya dimensi array yang berbeda pada masing-masing citra. Proses selanjutnya adalah dekomposisi citra dengan DWT sehingga didapatkan koefisien aproksimasi masing-masing citra. Dari koefisien aproksimasi itulah citra watermarking bisa terbentuk, yaitu dengan cara menambahkan koefisien aproksimasi citra host pada koefisien aproksimasi citra watermark yang sudah dikalikan dengan nilai koefisien pencampur alpha. Pemrosesan terhadap koefisien aproksimasi itulah yang menghasilkan koefisien aproksimasi baru untuk citra yang sudah disisipi watermark. Dari keofisien baru tersebut maka perlu adanya rekontruksi dengan koefisien detil lainnya untuk mendapatkan kembali citra yang utuh, yaitu citra hasil watermarking.

3.8 Flowchart Transmisi Citra