Perawatan di rumah sakit menurunkan stres pada pasien dan membantu mereka menyusun aktivitas harian mereka. Lamanya perawatan di rumah sakit
tergantung dari keparahan penyakit pasien dan tersedianya fasilitas pengobatan rawat jalan. Rencana pengobatan di rumah sakit harus memiliki orientasi praktis
ke arah masalah kehidupan, perawatan diri, kualitas hidup, pekerjaan, dan hubungan sosial. Perawatan di rumah sakit harus diarahkan untuk mengikat
pasien dengan fasilitas perawatan termasuk keluarga pasien. Pusat perawatan dan kunjungan keluarga pasien kadang membantu pasien dalam memperbaiki
kualitas hidup.
2.1.8 Prognosis Walaupun remisi penuh atau sembuh pada skizofrenia itu ada, kebanyakan
orang mempunyai gejala sisa dengan keparahan yang bervariasi. Secara umum 25 individu sembuh sempurna, 40 mengalami kekambuhan, dan 35 mengalami
perburukan. Sampai saat ini belum ada metode yang dapat memprediksi siapa yang akan menjadi sembuh siapa yang tidak, tetapi ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya seperti: usia tua, faktor pencetus jelas, onset akut, riwayat sosial, gejala depresi, menikah, riwayat keluarga gangguan mood, sistem pendukung baik
dan gejala positif ini akan memberikan prognosis yang baik sedangkan onset muda, tidak ada faktor pencetus, onset tidak jelas, riwayat sosial buruk, autistik, tidak
menikah, riwayat keluarga skizofrenia, sistem pendukung buruk, gejala negatif, riwayat trauma prenatal, tidak remisi dalam 3 tahun, sering kambuh dan riwayat
agresif akan memberikan prognosis yang buruk.
2.2. Kekambuhan pada Skizofrenia
Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda Dorland, 2010. Pada gangguan jiwa kronis diperkirakan mengalami kekambuhan
50 pada tahun pertama, dan 70 pada tahun kedua. Kekambuhan biasanya terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk sebelum mereka kambuh dan juga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor internal dan eksternal Suprayitno, 2010.
Hasil penelitian Dewi 2009 menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kekambuhan adalah faktor usia. Dari 47 pasien pasca rawat inap di RS
dr. Sardjito Mei 2007-Mei 2008, pasien berusia ≤ 34 tahun yang mengalami
kekambuhan sebesar 73,1. Selain faktor usia, jenis kelamin, dan pekerjaan, Amelia 2013 menyebutkan bahwa penyebab subyek mengalami kekambuhan disebabkan
faktor keluarga, faktor tersebut paling dominan sehingga subyek menjadi kambuh setelah di rawat di rumah sakit jiwa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
hubungan dan perlakuan keluarga memberikan pengaruh besar terjadinya kekambuhan pada subyek penelitian.
Ditambahkan oleh Amelia 2013, bahwa selain faktor usia, jenis kelamin, dan pekerjaan, penyebab subyek mengalami relaps disebabkan faktor keluarga, faktor
tersebut paling dominan sehingga subyek menjadi relaps pasca dirawat di rumah sakit jiwa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dan perlakuan keluarga
memberikan pengaruh besar terjadinya relaps pada subyek penelitian. Jika dukungan sosial dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan teman-teman tidak ia dapatkan,
bukan tidak mungkin relaps atau kekambuhan akan terjadi pada penderita skizofrenia. Masalah-masalah di atas ditambahkan lagi oleh ketidakpatuhan dan
ketidakteraturan pasien dalam melakukan rawat jalan dan mengkonsumsi obat- obatan. Pasien tidak dapat selalu mengkonsumsi obat karena keterbatasan biaya
sedangkan beberapa pasien lain tidak mengkonsumsi obat sesuai aturan karena efek obat yang sangat mengganggu aktivitas dan pekerjaan mereka. Hampir semua jenis
peristiwa kehidupan dapat mencetuskan terjadinya kekambuhan, sering berkaitan dengan dihentikannya pemakaian obat-obatan anti psikostik. Karena itu jika
pengobatan dihentikan atau pasien skizofrenia sengaja tidak patuh pada pengobatan saat rawat jalan maka kemungkinan untuk kambuh pada mereka akan besar
peluangnya apalagi jika ditambah dengan kondisi lingkungan sosialnya seperti
keluarga yang memusuhi atau memperlihatkan emosi secara berlebihan tentu hal ini bisa mempercepat terjadinya kekambuhan pada mereka Amelia, 2013.
2.3. Kerangka Konseptual