commit to user
12
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengertian Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama. Dalam klasifikasi bahan pustaka dipergunakan penggolongan berdasarkan beberapa cirri tertentu. Misalnya
oleh karena bentuk fisik yang berbeda, maka penempatan buku perpustakaan dipisahkan daripada surat kabar, majalah, piringan hitam, microfilm dan
slides. Ada pula penggolongan berdasarkan penggunaan bahan pustaka, seperti koleksi referensi dipisahkan dari koleksi buku lain, koleksi buku
kanak-kanak atau buku bacaan ringan. Akan tetapi yang menjadi dasar utama penggolongan koleksi perpustakaan yang paling banyak dipakai adalah
penggolongan berdasarkan isi atau subyek buku. Ini berarti bahwa buku-buku yang membahas subyek yang sama akan dikelompokan bersama-sama.
Semua bagan atau sistem klasifikasi, juga Klasifikasi persepuluhan Dewey berusaha untuk menyusun semua subyek yang mencakup keseluruhan
ilmu pengetahuan manusia ke dalam suatu susunan sistematis dan teratur, yang umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama, yang masing-masing
diperinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi, menurut suatu urutan yang logis, yang biasanya dari yang bersifat umum kepada yang
bersifat khusus. Bagan DDC terdiri dari kelas utama, divisi, seksi, subseksi yang masih dapat diperinci lagi.
commit to user
13
Sulistyo- Klasifikasi berasal
dari kata
cla ssis
Klasifikasi adalah proses pengelompokan artinya mengumpulkan benda entitas yang sama serta memisahkan benda entitas
yang tidak sama . Suwarno 2007:66 mengatakan bahwa
lasifikasi adalah pengelompokan barang atau objek berdasarkan tingkat persamaannya ,
klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek atau benda-benda ke dalam golongan tertentu berdasarkan cirri-ciri yang sama .
Klasifikasi dalam perpustakaan berarti pengelompokan buku-buku dan bahan pustaka lainnya ke dalam golongan tertentu dengan cirri-ciri yang sama
. Bahan pustaka memilki beberapa ciri , misalnya pengarang , fisik , warna , ukuran dan lain-lain .
Menurut Suwarno 2007:66 secara umum klasifikasi terbagi dalam dua jenis , yaitu :
2.2.21 Klasifikasi artifisial
a rtificial cla ssification
, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan
ada pada bahan pustaka tersebut . 2.2.22
Klasifikasi fundamental
funda mental cla ssifica tion
, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subyek buku ,
yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah .
commit to user
14
2.2.1 DDC
Dewey Decimal Cla ssification
Klasifikasi persepuluhan Dewey selanjutnya disebut DDC adalah salah satu sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan perpustakaan di
Indonesia . Klasifikasi DDC disusun oleh Melvil Dewey pada tahun 1876 . Edisi pertama terdiri dari 44 halaman yang terbagi dalam tabel dan indeks .
Setiap periode tertentu sistem ini mengalami revisi yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . Edisi 20 diterbitkan tahun
1989 terdiri dari 4 jilid . Jilid 1 merupakan tabel subdivisi standar , jilid 2 bagan dari 000-500 , jilid 3 bagan 600-900 dan jilid 4 merupakan indeks .
Penyusunan DDC oleh Melvil Dewey didasarkan pada lazimnya penyusunan buku-buku, pamphlet, dan kunjungannya ke berbagai
perpustakaan. DDC dapat dikatakan sebagai klasifikasi pengetahuan untuk keperluan penyusunan buku di perpustakaan. Jadi DDC bukanlah Klasifikasi
Ilmu Pengetahuan seperti yang diduga banyak orang. Cirri dari DDC adalah sistem penempatan relatif. Dalam sistem ini pemberian nomor kelas notasi
pada buku didasarkan pada subyeknya tanpa memperhatikan dimana bahan pustaka tersebut nantinya akan diletakkan di rak. Bila ada penambahan buku
baru, maka buku tersebut dapat disisipkan di antara buku sejenis yang sudah dimiliki perpustakaan jika bahan pustaka baru tersebut berkaitan subyeknya.
commit to user
15
Sistim penempatan semacam ini memungkinkan terjadi perubahan letak, selama bahan pustaka tersebut berkaitan subyeknya. Penempatan semacam
itu disebut lokasi relative atau penempatan relatif. Ada beberapa prinsip dasar DDC. Akan tetapi dari beberapa prinsip
dasar tadi dua hal utama adalah masalah klasifikasi berdasarkan disiplin dan sifat hirarkis sebagai sistem klasifikasi.
2.2.1.1 Klasifikasi berdasarkan disiplin
Pengelompokan bahan pustaka tidak hanya berdasarkan subyek saja, tetapi juga berdasarkan disiplin ilmu. Subyek yang sama
mungkin akan memperoleh tempat lebih dari satu. Misalnya subyek tentang keluarga, mungkin digolongkan dalam kelas etika,
agama, sosiologi, rumah tangga dan sebagainya tergantung pada pendekatan penulisan yang dibuat oleh pengarangnya.
2.2.1.2 Sifat hirarkis
Salah satu ciri dari DDC adalah bersifat hirarkis, artinya pembagian notasi berkembang mulai dari yang umum sampai
yang khusus dengan diambil garis penghubung dari disiplin ke subyek. Dalam sistem DDC ilmu pengetahuan dibagi kedalam 10
kelas utama, masing-masing kelas dibagi menjadi 10 seksi. Masing-masing seksi dibagi menjadi 10 subseksi. Pembagian
semacam ini disebut pembagian desimal atau persepuluhan.
commit to user
16
2.2.2 Tujuan Klasifikasi
Pada dasarnya klasifikasi dalam perpustakaan bertujuan untuk memudahkan pemustaka dalam menentukan kembali bahan pustaka yang
dimiliki perpustakaan. Sulistyo-Basuki 1993:397 merumuskan tujuan klasifikasi sebagai
berikut : 2.2.2.1
Menghasilkan urutan yang bermanfaat Tujuan utama klasifikasi ialah menghasilkan urutan atau susunan
dokumen yang paling banyak manfaatnya bagi staf maupun pemakai perpustakaan. Dokumen disusun
menurut kelas berdasarkan hubungan timbal balik antara dokumen. Dengan
demikian kelas berkaitan terkumpul menjadi satu. Dengan kata lain, dokumen berkaitan dikelompokkan dalam urutan berdekatan
sedangkan kelas berlainan akan dipisahkan. 2.2.2.2
Penempatan yang tepat Bila dokumen dipinjam berarti dokumen tersebut diambil dari rak.
Dengan demikian terjadi kekosongan ruang karena satu dokumen telah diambil. Hal ini mengharuskan pustakawan atau petugas
perpustakaan menyusun kembali dokumen yang masih ada serta menata kembali bila dikembalikan. Pengembalian dokumen harus
commit to user
17
pada tempatnya yang pasti sesuai dengan klasifikasi yang digunakan.
2.2.2.3 Penyusunan mekanis
Bila susunan dokumen sudah berjalan maka biasanya pustakawan segan mengubahnya. Pada susunan yang telah berjalan,
pustakawan menentukan urutan berikutnya dari dokumen yang ada. Dengan demikian bila ada dokumen baru, pustakawan sudah
menentukan bagaimana cara menyisipkan dokumen baru di antara dokumen lama. Inilah makna penyusunan mekanis.
2.2.2.4 Tambahan dokumen baru
Perpustakaan akan menerima buku terus menerus. Maka klasifikasi perpustakaan harus mampu menentukan lokasi yang paling
bermanfaat bagi dokumen baru di antara dokumen lama. Ada dua kemungkinan yaitu dokumen baru disisipkan pada subyek yang
telah ada atau membuat kelas baru karena kelas tersebut belum termuat dalam bagan klasifikasi.
2.2.2.5 Penarikan dokumen di rak
Klasifikasi perpustakaan harus memungkinkan penarikan sebuah dokumen dari rak sehingga susunan dokumen tidak terganggu
akibat penarikan tersebut.
commit to user
18
2.2.2.6 Tujuan lain mencakup :
a. Kompilasi bibliografi, katalog, katalog induk, dan sebagainya
b. Klasifikasi informasi
c. Klasifikasi saran yang diterima dari pengunjung perpustakaan
d. Penjajaran bahan non-buku seperti korespondensi, foto, dan
microfilm
e. Klasifikasi statistic berbagai jenis, misalnya klasifikasi buku
yang dipinjam dapat digunakan untuk analisis permintaan pemakai
f. Penyusunan entri dalam bagian berkelas dari katalog berkelas
g. Membantu pengkatalog menyusun tajuk subyek dengan proses
indeks berangkai h.
Membantu pengkatalog analisis buku untuk menentukan tajuk subyek buku
i. Membantu pemakai katalog menentukan lokasi sebuah buku
di rak j.
Membantu staf menyusun daftar buku untuk perpustakaan cabang
commit to user
19
2.2.3 Langkah-langkah Klasifikasi