ROLE OF THE DEPARTMENT OF EDUCATION BANDAR LAMPUNG IN EXECUTION TEACHER CERTIFICATION
ABSTRACT
ROLE OF THE DEPARTMENT OF EDUCATION BANDAR LAMPUNG IN EXECUTION TEACHER CERTIFICATION
By
CHELIA UTAMA YULANDARI
Law of the Republic of Indonesia Number 20 Year 2003 on National Education System requires that teachers have academic qualifications, competence, and certification of educators. Qualification academic teachers in all types and levels of education obtained through a higher education degree program (S1) or a diploma in four (D-IV). As one form of implementation of these teacher certification policies, the year 2009 implementation in the office of teacher certification through portfolio assessment is based on the Ministry of National Education Regulation No. 10 of 2009 which was held at 46 Rayon LPTK organizers (Ministry of National Education Decree No. 022/P/2009).
In running the program, the government needs to conduct surveillance to prevent abuse of its management, for it based on the Decree of Head Office No. 421/543/08/2009 regarding the establishment of the Executive Committee Educator Certification Bandar Lampung District, Committee and Resource Persons Executing City Teacher Certification Bandar Lampung formed the Executive Committee Teacher Certification period in 2009.
The problem of this research is how the role of Bandar Lampung Education Office in the implementation of Teacher Certification and what role the inhibiting factors Bandar Lampung Education Office in the implementation of the Teacher Certification.
The method used in this research is through approach normative and empirical approaches. Sources of data in this study are primary data and field studies by conducting interviews Section Head of Education Workforce Education Association and Secondary Education Department Bandar Lampung. Secondary data by literature and the applicable legislation.
The results showed that: The Role of Education Office of Bandar Lampung in the implementation of teacher certification based on Technical Implementation Guide
(2)
Teacher Certification issued by the Directorate General of Higher Education Ministry of National Education in 2009, namely 1) establish committees of teachers Certification period 2009, 2) give the task to the principal to verify the validity of a portfolio, 3) give the task to the supervisors for assessing the implementation of learning and personality and social competence (superior rating), 4) facilitate the preparation of funding PLPG, 5) conducting follow-up for participants who did not pass and disqualification. During 2009, the role of Education Office of Bandar Lampung in the implementation of Teacher Certification compliance with regulations and has arrived at the target. The obstacle faced by the Education Department in Bandar Lampung implementation role socialization certification teacher certification is conducted by the Education Department Bandar Lampung intensively poorly understood by most participants of certification, so that the files should now be collected in accordance with the schedule, there was a delay. And funds are not distributed on time, so that impacts on the implementation of the withdrawal schedule.
(3)
ABSTRAK
PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU
Oleh
CHELIA UTAMA YULANDARI
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mewajibkan guru memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Kualifikasi akademik guru pada semua jenis dan jenjang pendidikan diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV). Sebagai salah satu bentuk implementasi kebijakan sertifikasi guru tersebut, tahun 2009 dilaksanakannya sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 yang diselenggarakan di 46 Rayon LPTK penyelenggara (Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 022/P/2009).
Dalam menjalankan program tersebut, pemerintah perlu melakukan pengawasan agar tidak terjadi penyalahgunaan dalam pengelolaannya. Untuk itu berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor 421/543/08/2009 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Sertifikasi Pendidik Kota Bandar Lampung, Panitia Kecamatan dan Nara Sumber Pelaksana Sertifikasi Guru Kota Bandar Lampung dibentuk Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru periode 2009..
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru dan apa saja faktor penghambat peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan normatif dan pendekatam empiris. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dari studi lapangan dengan melakukan wawancara Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dasar dan Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan peraturan perundangan yang berlaku.
(4)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional 2009, yaitu 1) membentuk panitia sertifikasi guru periode 2009, 2) memberikan tugas kepada kepala sekolah untuk memverifikasi keabsahan portofolio, 3) memberikan tugas kepada pengawas untuk melakukan penilaian pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi kepribadian dan sosial (penilaian atasan), 4) memfasilitasi pendanaan persiapan PLPG, 5) melakukan tindak lanjut bagi peserta yang tidak lulus dan diskualifikasi. Selama periode tahun 2009, peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan telah sampai pada sasarannya. Faktor penghambat yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam peran pelaksanaan sertifikasi guru adalah sosialisasi sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung secara intensif kurang dipahami oleh kebanyakan peserta sertifikasi, sehingga berkas-berkas yang seharusnya sudah harus dikumpul sesuai dengan jadwalnya, terjadi keterlambatan. Dan dana yang disalurkan dari pusat tidak tepat waktu, sehingga berakibat pula pada mundurnya jadwal pelaksaaan.
(5)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Peranan
Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
“Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia
menjalankan suatu peranan.”
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku
“Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut:
a. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen b. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status c. Bagian suatu fungsi seseorang/badan
d. Fungsi yang diharapkan dari seseorang/badan menjadi karakteristik yang ada e. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa peranan yang dimaksud disini adalah pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan sertifikasi guru.
(6)
2.2 Pengertian Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru. Sertifikat pendidik yang diperoleh guru berlaku sepanjang yang bersangkutan melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sertifikat pendidik ditandai dengan satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Sertifikat diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
2.2.1 Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan
(7)
strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
2.2.2 Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
(8)
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
a. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
b. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
c. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
2.2.3 Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
(9)
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
2.2.4 Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut.
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
(10)
c. Keempat kompetensi tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional
sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi
lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompeten memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3) kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan.
d. Sertifikasi guru dilakukan kepada guru yang sudah mengajar (guru dalam jabatan) dan calon guru (guru pra jabatan).
2.3 Prinsip sertifikasi guru
a. Dilaksanakan secara Objektif, Transparan, dan Akuntabel
Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh akses informasi tentang pengelolaan pendidikan, yang sebagai suatu sistem meliputi masukan, proses, dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi
(11)
yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
b. Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru
Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/ swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis. Sertifikasi mengacu pada
(12)
kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran.
Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan penilaian terhadap unjuk kerjanya, sebagai bukti penguasaan seperangkat kompetensi yang dipersyaratkan. Instrumen penilaian kompetensi tersebut dapat berupa tes dan non tes. Pengembangan instrumen penilaian kompetensi guru dilakukan oleh LPTK tertentu yang ditunjuk oleh Pemerintah dengan standar yang sama untuk seluruh Indonesia.
e. Menghargai pengalaman kerja guru
Pengalaman kerja guru disamping lamanya guru mengajar juga termasuk pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, karya yang pernah dihasilkan baik dalam bentuk tulisan maupun media pembelajaran, serta aktifitas lain yang menunjang profesionalitas guru. Hal ini diyakini bahwa pengalaman kerja guru dapat memberikan tambahan kompetensi guru dalam mengajar. Dalam beberapa hal, guru yang mempunyai masa kerja lebih lama akan lebih berpengalaman dalam melakukan pembelajaran dibanding dengan guru yang masih relatif baru. Oleh karena itu, pengalaman kerja guru perlu mendapat penghargaan sebagai salah satu komponen yang diperhitungkan dalam sertifikasi guru.
(13)
f. Jumlah Peserta Sertifikasi Guru Ditetapkan oleh Pemerintah
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Propinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/ Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
2.4 Mekanisme Sertifikasi Guru
Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan terhadap pengalaman kerja guru.
2.4.1 Guru Prajabatan (Calon Guru)
Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi mata pelajaran,
(14)
konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang secara konsep-konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.
Beban belajar pada pendidikan profesi berkisar antara 18 (delapan belas) sampai dengan 40 (empat puluh) satuan kredit semester. Penetapan beban belajar berdasarkan persyaratan latar belakang bidang keilmuan dan satuan pendidikan tempat penugasan. Bobot muatan belajar untuk lulusan program S1/D-IV kependidikan dititikberatkan pada penguatan pada kompetensi profesional. Sedangkan bobot muatan belajar untuk lulusan program S1/D-IV non kependidikan dititikberatkan pada pengembangan kompetensi pedagogik.
Sertifikat pendidik bagi seseorang yang akan menjadi guru dipenuhi sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi guru.
2.4.2 Guru Dalam Jabatan
Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
(15)
a. kualifikasi akademik b. pendidikan dan pelatihan c. pengalaman mengajar
d. hasil karya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran e. penilaian dari atasan dan pengawas
f. prestasi akademik
g. karya pengembangan profesi h. keikutsertaan dalam forum ilmiah
i. pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial j. penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Guru yang belum memenuhi standar penilaian portofolio akan diberikan pendidikan dan pelatihan profesi guru yang diakhiri dengan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Bagi guru yang lulus uji kompetensi mendapat sertifikat pendidik. Bagi guru yang gagal uji kompetensi diberi kesempatan untuk mengulang hanya untuk bagian yang belum dikuasainya.
Guru dalam jabatan yang memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV tidak sesuai dengan mata pelajaran atau satuan pendidikan yang diampunya, keikutsertaan dalam pendidikan profesi atau uji kompetensi dilakukan berdasarkan mata pelajaran, dan/atau satuan pendidikan yang diampunya. Misalnya, guru memiliki kualifikasi akademik Fisika tetapi mengajar Matematika memilih disertifikasi sebagai guru Matematika, penilaian portofolio dinilai dengan instrumen guru
(16)
Matematika. Sertifikat profesi guru diberikan setelah lulus sertifikasi sesuai dengan pilihan sertifikasinya. Ini berarti yang bersangkutan harus mengampu mata pelajaran sesuai dengan sertifikat profesi yang diterimanya.
2.5 Tunjangan Profesi
Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi adalah: a. Memenuhi persyaratan akademik sebagai guru
b. Memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi guru oleh Departemen Pendidikan Nasional
c. Memenuhi beban kerja minimal sebagai guru
d. Mengajar sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang dimilikinya
e. Terdaftar pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai guru f. Melaksanakan kewajiban sebagai guru
g. Tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi sebagai guru
Guru berhak mendapatkan satu tunjangan profesi terlepas dari banyaknya sertifikat yang dimilikinya dan banyaknya satuan pendidikan atau kelas yang memanfaatkan jasanya sebagai guru. Tunjangan profesi diberikan terhitung mulai awal tahun anggaran berikut setelah tahun yang bersangkutan mendapatkan nomor registrasi guru oleh Departemen.
(17)
2.6 Pihak-Pihak yang Berperan
Pelaksanaan sertifikasi pendidik melibatkan berbagai pihak. Pihak-pihak yang terkait adalah:
a. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan kepanjangan tangan pemerintah, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan yang berkaitan dengan kuota sertifikasi guru dan proses pelaksanaan sertifikasi.
b. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, bertugas menyiapkan perangkat kebijakan berkaitan dengan penetapan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru dan pelaksanaan pendidikan profesi, dan perangkat penilaian sertifikasi guru.
c. Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagai pengelola guru, bertugas menyiapkan guru, menentukan skala prioritas guru peserta sertifikasi, dan menetapkan peserta sertifikasi guru berdasarkan seleksi internal.
d. Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru yang telah ditetapkan Pemerintah sebagai penyelenggara sertifikasi guru bertugas melaksanakan proses penilaian guru secara objektif, transparan, dan akuntabel sesuai dengan standar dan indikator penilaian yang telah ditetapkan, dan mengeluarkan sertifikat pendidik bagi guru yang telah memenuhi persyaratan.
(18)
2.7 Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi
Langkah atau tahapan penyelenggaraan sertifikasi adalah sebagai berikut: a. Penetapan Jumlah Peserta Sertifikasi
Pemerintah setiap tahun menetapkan jumlah peserta sertifikasi guru baik. b. Penyusunan Kuota Sertifikasi
Berdasarkan jumlah peserta sertifikasi guru yang ditetapkan pemerintah, Ditjen PMPTK menyusun kuota sertifikasi untuk masing-masing Propinsi dan Kabupaten/Kota.
c. Rekrutmen Peserta Sertifikasi
Berdasarkan kuota sertifikasi guru yang diterimanya, Dinas Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan seleksi internal dengan menggunakan skala prioritas dan kriteria yang telah disepakati, dan menetapkan guru peserta sertifikasi. Kriteria penilaian untuk menentukan daftar urut peserta adalah usia, masa kerja, golongan, beban mengajar, tugas tambahan, dan prestasi kerja. Penetapan jumlah peserta sertifikasi PNS dan non PNS memperhatikan proporsional jumlah guru PNS dan non PNS di masing-masing daerah.
d. Penyusunan Portofolio oleh Guru
Guru menyusun portofolio lengkap beserta bukti fisik yang menggambarkan semua prestasi kerja terbaik dalam suatu dokumen untuk dinilai oleh Perguruan Tinggi penyelenggara sertifikasi guru.
(19)
Tabel 1: Contoh Bagan Prioritas
e. Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan.
f. Pemberian Sertifikat Pendidik
Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi guru.
2.8 Dasar Hukum Sertifikasi Guru
Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
KRITERIA
PRIORITAS
I II III IV V 1. USIA 55 - 59 50 - 54 40 - 49 30 - 39 < 30 2. MASA KERJA > 25 20 - 25 15 - 19 10 - 14 < 10 3. GOLONGAN IV III/d III/c III/b III/a 4.JAM MENGAJAR > 24 < 24
5.TUGAS TAMBAHAN
KEPALA SEKOLAH
WAKIL KEPALA SEKOLAH, KEPALA LAB, KEPALA BENGKEL, DLL
(20)
d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
g. Keputusan Mendiknas tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan.
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan normatif dan empiris.
a. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan hukum di dalam peraturan perundang-undangan serta pendapat para ahli hukum yang berkaitan dengan pokok bahasan.
b. Pendekatan Empiris
Pendekatan Empiris adalah metode pendekatan yang dilakukan dengan cara memperoleh informasi yang sedang terjadi di dalam praktek lapangan untuk memperoleh lebuh lanjut mengenai permasalahan yang akan dibahas.
3.2 Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini bersumber dari data primer, data sekunder, dan data tersier.
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari pemberi data dan atau orang yang berhubungan langsung dengan objek penelitian dilapangan dengan
(22)
melakukan wawancara langsung pihak-pihak yang terkait dan menguasai permasalahan ini.
1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian: Drs. Suwandi
2) Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dasar: Drs. Ngaliman 3) Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Menengah: Ida Kartika
Ria, SE b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber yang berupa bahan kepustakaan, di mana data sekunder bersifat sebagai penunjang untuk kelengkapan data primer.
1) Bahan hukum primer, yaitu :
a) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
2) Bahan hukum sekunder, yaitu berupa materi yang berhubungan erat dan menjelaskan megenai permasalahan dari bahan buku primer yang terdiri dari buku-buku dan literatur-literatur yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas.
3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang fungsinya melengkapi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder agar dapat menjadi lebih jelas, seperti kamus dan ensiklopedia.
(23)
3.3Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
3.3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti menggunakan prosedur studi lapangan dan studi kepustakaan.
a. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mengutip hal-hal yang dianggap penting dan perlu dari beberapa peraturan perundang-undangan, literatur dan bahan-bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan materi pembahasan.
b. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer. Studi lapangan dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dasar, dan Menengah. Wawancara dilakukan secara langsung dengan mengadakan tanya jawab secara terbuka dan mendalam untuk mendapatkan keterangan yang utuh sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih dahulu sebagai pedoman yang berupa pokok-pokoknya saja dan akan dikembangkan kembali pada saat wawancara berlangsung.
(24)
3.3.2 Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data kemudian diproses melalui pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Evaluasi, yaitu data yang diperoleh diperiksa utuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan dan kesalahan, serta apakah data tersebut sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
b. Klasifikasi data, yaitu penggolongan atau pengelompokan masing-masing data menurut kelompok bahasan yang telah ditentukan.
c. Sistematisasi data, yaitu penempatan data pada tiap-tiap pokok bahasan secara sistematis sehingga memudahkan interpretasi data.
3.3.3 Analisis Data
Data yang diperoleh dalam peneltian ini kemudian dianalisa secara kualitatif. Maksudnya menguraikan data dalam bentuk uraian kalimat, sehingga dapat diperoleh gambaran secara jelas tentang masalah yang diteliti, selanjutnya dikonstruksikan dalam suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan dengan metode induktif, yaitu suatu cara berpikir yang didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat khusus untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dan selanjutnya dapat diajukan saran-saran.
(25)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Dasar Hukum Pembentukan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Dasar hukum pembentukan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung adalah Surat Keputusan Walikota Nomor 05 Tahun 2008 tanggal 11 Februari 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.
Agar maksud, tujuan, dan sasaran pelaksanaan peranan, tugas, dan fungsi peranan tercapai dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi bangsa, negara dan masyarakat, maka dipandang perlu diberikan acuan dasar untuk menghindari terjadinya penyimpangan, terutama aturan yang terkait dengan peranan, tugas dan fungsi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung.
Tujuan dibentuknya Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung adalah untuk meningkatkan mutu dan memeratakan pendidikan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota.
Organ di dalam Dinas Pendidikan terdiri dari bagian bagian yang dapat menampung permasalahan pendidikan. Selain berperan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan didaerah masing-masing, Dinas Pendidikan juga
(26)
bertugas melaksanakan program sertifikasi guru bersama instansi pemerintah lainnya.
4.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, Dinas Pendidikan adalah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Pendidikan mempunyai fungsi: a. Perumusan dibidang teknis dibidang pendidikan
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya
(27)
4.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 05 Tahun 2008 pada tanggal 11 Februari 2008 tentang Bagan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, susunan organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung yaitu:
a. Kepala Dinas b. Sekretaris
c. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program Monitoring dan Evaluasi d. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
e. Kepala Sub Bagian Keuangan f. Kepala Bidang Pendidikan Dasar g. Kepala Bidang Pendidikan Menengah
h. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal i. Kepala Bidang Gedung dan Perlengkapan
j. Kepala Seksi TK, SD/MI, SDLB/SLB k. Kepala Seksi SMP
l. Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dasar m. Kepala Seksi SMA
n. Kepala Seksi SMK
o. Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Menengah p. Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini
q. Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat r. Kepala Seksi Pendidikan Kesetaraan
(28)
t. Kepala Seksi Gedung u. Kepala Seksi Perlengkapan
Susunan ini dapat dilihat pada bagan struktur Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung sebagai berikut:
(29)
(30)
Dari susunan organisasi Dinas Pendidikan diatas, dapat dilihat bahwa sertifikasi guru masuk dalam bagian Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar dan Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah yang mempunyai tugas dan fungsinya masing masing.
a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dasar, mempunyai tugas:
1) Mengumpulkan dan menganalisa data dibidang Pembinaan, Pengembangan Profesi dan Karier Pendidikan Dasar sebagai bahan rumusan kebijakan.
2) Menyiapkan bahan petunjuk teknis dibidang Pembinaan, Pengembangan Profesi dan Karier Pendidikan Dasar.
3) Melakukan menelaah dan identifikasi kebijakan teknis pembinaan karier dan pengembangan profesi
4) Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebijakan teknis peningkatan kemampuan manajerial bagi tenaga kependidikan.
5) Melakukan penilaian angka kredit guru dan pengawas TK/SD dan SMP. 6) Melakukan pemberian penghargaan, kesejahteraan guru dan pengawas
TK/SD dan SMP.
7) Melakukan pembinaan aparatur pendidik dan pengawas TK/SD dan SMP. 8) Menyusun konsep pedoman karya ilmiah.
9) Menyusun kisi-kisi tes calon pengawas TK/SD dan SMP, dan calon kepala sekolah.
10)Melakukan tes uji kompetensi pendidik.
11)Melakukan pengumpulan bahan portofolio guru guna pelaksanaan sertifikasi.
(31)
12)Menyiapkan data penyetaraan S1 bagi guru TK/SD dan SMP. 13)Menelaah dan menyusun format kelebihan dan kekurangan guru.
14)Menyiapkan bahan penyusunan rencana mutasi guru dan pengawas TK/SD dan SMP.
15)Melakukan pembinaan KKG dan MGMP TK, SDLB, SLD, SD/MI, dan SMP/M.Ts.
16)Melakukan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.
b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Menengah, mempunyai tugas:
1) Mengumpulkan dan menganalisa data dibidang Pembinaan, Pengembangan Profesi dan Karier Pendidikan Dasar sebagai bahan rumusan kebijakan.
2) Menyiapkan bahan petunjuk teknis dibidang Pembinaan, Pengembangan Profesi dan Karier Pendidikan Menengah.
3) Melakukan menelaah dan identifikasi kebijakan teknis pembinaan karier dan pengembangan profesi.
4) Melakukan inventarisasi dan identifikasi kebijakan teknis peningkatan kemampuan manajerial bagi tenaga kependidikan.
5) Melakukan penilaian angka kredit guru dan pengawas SMA dan SMK, Penilik Pendidikan Masyrakat.
6) Melakukan pemberian penghargaan, kesejahteraan guru dan pengawas SMA dan SMK, Penilik Pendidikan Masyrakat.
7) Melakukan pembinaan aparatur pendidik dan pengawas SMA dan SMK, Penilik Pendidikan Masyrakat.
(32)
8) Menyusun konsep pedoman karya ilmiah.
9) Menyusun kisi-kisi tes calon pengawas SMA/SMK, dan calon kepala sekolah.
10)Melakukan tes uji kompetensi pendidik.
11)Melakukan pengumpulan bahan portofolio guru guna pelaksanaan sertifikasi.
12)Menyiapkan data penyetaraan S1 bagi guru SMA dan SMK. 13)Menelaah dan menyusun format kelebihan dan kekurangan guru.
14)Menyiapkan bahan penyusunan rencana mutasi guru dan pengawas SMA/SMK.
15)Melakukan pembinaan MGMP SMA/MA dan SMK.
16)Melakukan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.
4.1.4 Wilayah Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksanaa Sertifikasi Guru
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Nomor 421/543/08/2009 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Sertifikasi Pendidik Kota Bandar Lampung, Panitia Kecamatan dan Nara Sumber Pelaksana Sertifikasi Guru Kota Bandar Lampung, dimaksudkan sebagai upaya untuk lebih mengefektifkan tugas dari Dinas Pendidikan pada wilayah Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan surat keputusan tersebut, maka wilayah kerja panitia sertifikasi guru Kota Bandar Lampung mencakup 13 kecamatan yang berada di wilayah Kota
(33)
Bandar Lampung. Kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam daftar wilayah kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2: Daftar kecamatan-kecamatan yang termasuk dalam wilayah kerja Dinas Kota Bandar Lampung
No. Nama Kecamatan
Jumlah Sekolah
SD SMP SMA SMK
1 Tanjung Karang Pusat 29 14 8 5
2 Tanjung Karang Timur 34 15 9 6
3 Tanjung Karang Barat 27 4 4 1
4 Teluk Betung Barat 18 4 2 1
5 Teluk Betung Selatan 39 10 4 1
6 Teluk Betung Utara 30 12 4 7
7 Rajabasa 15 5 4 3
8 Panjang 22 8 2 2
9 Kemiling 23 9 4 1
10 Kedaton 27 13 8 4
11 Sukarame 15 5 2 3
12 Tanjung Seneng 11 7 3 3
13 Sukabumi 11 8 - 4
Jumlah 301 114 54 41
(34)
4.2.Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru
Berdasarkan hasil wawancara langsung, pada tanggal 22 Juni 2010 dengan Bapak Drs. Ngaliman dan ibu Ida Kartika Ria, S.E., peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru didasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Peranan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung adalah sebagai berikut:
a. Membentuk Panitia Sertifikasi Guru (PSG) periode tahun 2009.
b. Memberikan tugas kepada kepala sekolah untuk memverifikasikan keabsahan portofolio.
c. Memberikan tugas kepada pengawas untuk melakukan penilaian pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi kepribadian dan sosial (penilaian atasan)Memfasilitasi pendanaan persiapan pelaksanaan PLPG.
d. Melakukan tindak lanjut bagi guru yang tidak lulus sertifikasi dan diskualifikasi.
Secara rinci peran tersebut akan diuraikan pada bagian berikut: a. MEMBENTUK PANITIA SERTIFIKASI GURU (PSG).
Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung membentuk Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru (PSG) Kota Bandar Lampung Periode Tahun 2009 yang terdiri atas seorang penanggung jawab, seorang ketua, seorang wakil ketua, seorang sekretaris dan 14 anggota. Susunan Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru Kota Bandar Lampung Tahun 2009 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
(35)
Tabel 3: Susunan Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung Tahun 2009
No. Nama Jabatan dalam Kepanitiaan
1 Drs. Hi. Idrus Effendi Penanggung jawab 2 Drs. Robby Suharian, S.M.Pd Ketua 3 Drs. Edy Juhardiman, MM Wakil Ketua
4 Drs. Ngaliman Sekretaris
5 Drs. A. Manulang Anggota
6 Ida Kartika Ria, SE Anggota
7 Ir. Subagiono Dipa Menggala Anggota
8 Drs. Hj. Istiwa Indra Anggota
9 Drs. Suwandi Anggota
10 Tina Riyantii, SE, MM Anggota
11 Asmawadi, S.Sos Anggota
12 M. Kamal Arifin, S.Ag Anggota
13 Lukmanulhakim Anggota
14 Sri Pulung Geni, SH Anggota
15 Perul Antoni, SH Anggota
16 Mery Lafita, S.Sos Anggota
17 Merliana, SE Anggota
18 Margiono, S.Pd Anggota
19 Siti Hajar Anggota
(36)
Panitia Sertifikasi Guru bertugas, antara lain sebagai berikut: 1) Menerima Pedoman Sertifikasi Guru.
Dinas pendidikan menerima Pedoman Sertifikasi Guru Dalam Jabatan 2009 dari Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) / Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) diantaranya adalah: 1) Buku 1: Pedoman Penetapan Peserta, 2) Buku 2: Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi, 3) Buku 3: Pedoman Penyusunan Portofolio, 4) Buku 4: Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG).
2) Membaca buku pedoman sertifikasi guru.
Panitia wajib membaca secara komprehensif semua buku pedoman sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2009 dan menerapkan dengan taat azas ketentuan yang terkait dengan bidang tugasnya. Hasil yang diharapkan agar program sertifikasi guru periode 2009 ini berjalan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Melakukan kegiatan penerimaan peserta sertifikasi.
Dinas pendidikan menetapkan jadwal penerimaan formulir pendaftaran pada Unit Pelaksanaan Teknis Daerah (UPTD) melalui surat edaran terkait penerimaan sertifikasi guru yang kemudian disampaikan pada guru yang akan mengikuti program sertifikasi guru. Sertifikasi guru periode 2009 memulai penerimaan formulir pendaftaran pada 12 Januari 2009 sampai dengan 19 Januari 2009. Berkas yang masuk pada UPTD sudah harus diserahkan pada dinas pendidikan pada tanggal 25 Januari 2009. Panitia menerima data dari 13 UPTD, disini UPTD mempunyai peran awal dalam
(37)
pelaksanaan sertifikasi guru. Peserta sertifikasi guru mengambil formulir yang disediakan oleh UPTD masing-masing kecamatan. Panitia tidak membatasi kuota pendaftar untuk mengikuti sertifikasi guru dan sampai saat ini sertifikasi guru tidak pernah adanya kekurangan kuota pendaftar. Setelah formulir dikumpulkan beserta persyaratannya maka UPTD menyampaikan kepada dinas pendidikan kota. Panitia membuat daftar prioritas peserta sertifikasi guru berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). Kuota yang ditetapkan oleh LPMP tahun 2009 adalah 847 peserta sertifikasi. Penetapan peserta dilakukan secara terbuka dan transparan dengan melibatkan beberapa unsur terkait yaitu perwakilan dari kepala sekolah, guru, pengawas, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), dan asosiasi guru lainnya. Panitia menyeleksi formulir pendaftaran peserta sertifikasi guru dari UPTD dengan cara merangking berdasarkan lama masa kerja, usia, pangkat/golongan, beban mengajar, tugas tambahan dan prestasi kerja sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan oleh LPMP. Peserta yang tidak lolos seleksi pertama tidak bisa melanjutkan ke tahap berikutnya dan diperbolehkan ikut lagi pada tahun berikutnya.
4) Melakukan sosialisasi sertifikasi guru.
Panitia melakukan sosialisasi sertifikasi guru kepada guru yang mengikuti sertifikasi guru. Bisa melibatkan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Sertifikasi Guru terkait keseragaman susunan portofolio di LPTK. Sosialisasi dilakukan di SMPN 16 Bandar Lampung 20 Maret 2009 sampai 25 Maret 2009. Kegiatan tersebut berlangsung dari
(38)
jam 07.30 WIB sampai 15.00 WIB setiap harinya. Materi sosialisasi minimal mencakup prosedur dan tatacara pendaftaran, prosedur dan tatacara sertifikasi guru dalam jabatan, peranan lembaga-lembaga terkait (dinas pendidikan kota, LPTK penyelenggara, LPMP), syarat mengikuti sertifikasi guru, prosedur penyusunan portofolio/dokumen, dan jadwal penyerahan pengumpulan portofolio/dokumen. Panitia juga melakukan bimbingan teknis bagi guru peserta sertifikasi guru. Teknis yang diajarkan oleh panitia adalah teknis pengisian formulir pendaftaran dan teknis penyusunan fortofolio. Hasil yang diharapkan adalah agar kegiatan ini berjalan dengan baik sehingga peserta sertifikasi guru mengerti dan memahami tata cara dalam sertifikasi guru.
5) Menerima pengumpulan fortofolio.
Panitia melakukan penerimaan pengumpulan portofolio/dokumen dan kelengkapan sertifikasi guru lainnya bagi peserta sertifikasi guru yang telah lolos seleksi tahap awal yang penilaiannya dirangking berdasarkan masa kerja, usia, pangkat/golongan, beban mengajar, tugas tambahan, dan prestasi kerja pada 6 April 2009. Portofolio/dokumen yang dikumpulkan oleh peserta sertifikasi guru sebelumnya dilegalisir terlebih dahulu oleh kepala sekolah masing-masing guru. Panitia lalu menetapkan nomor peserta sertifikasi guru berdasarkan nomor urut peserta sertifikasi guru dan mendistribusikan nomor peserta tersebut kepada guru yang masuk kuota sertifikasi guru tahun 2009.
(39)
6) Menyerahkan berkas kepada LPMP.
Panitia menyerahkan berkas formulir pendaftaran yang telah diisi data oleh peserta sertifikasi guru dalam jabatan pola penilaian portofolio dan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor 564/124/04/2009 tentang Penetapan Peserta Sertifikasi Guru kepada LPMP pada 13 April 2009. Disini LPMP mempunyai tugas menerima berkas dari dinas pendidikan kota melakukan verifikasi 847 data peserta sertifikasi, kemudian membuat daftar peserta sertifikasi guru dan menyampaikan data peserta ke dinas pendidikan kota dan Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi. Penyerahan berkas tersebut disertai dengan Berita Acara Serah Terima Berkas. LPMP juga berperan sebagai tempat diadakan Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) bagi peserta sertifikasi guru yang berstatus Mengikuti PLPG (MPLPG).
7) Menerima berkas dari LPMP dan peserta sertifikasi.
Setelah verifikasi data selesai dilakukan, LPMP menyerahkan kembali berkas ke dinas pendidikan. Panitia menerima berkas dari LPMP berupa daftar peserta sertifikasi guru yang digunakan sebagai pengantar pengiriman portofolio ke rayon LPTK. Panitia juga menerima berkas dari peserta sertifikasi berupa portofolio, rangkap dua dari setiap peserta pola penilaian portofolio. Satu bendel portofolio terdapat bukti fisik asli, bendel portofolio lainnya berupa copy yang telah dilegalisasi.
8) Mengadministrasikan dan memverifikasikan portofolio.
Panitia mengadministrasikan portofolio yang telah disusun oleh peserta pola penilaian portofolio, dua rangkap untuk setiap peserta secara tidak
(40)
terpisah untuk memudahkan identifikasi, berkas dokumen dan portofolio dikelompokkan tersendiri. Dan panitia juga memverifikasi kelengkapan, keabsahan, dan kebenaran portofolio, dokumen, dan berkas lain terkait, sebelum diserahkan ke Rayon LPTK. Panitia menemukan 256 berkas yang belum lengkap. Berkas yang belum lengkap tersebut lalu dikembalikan pada peserta sertifikasi guru untuk diminta kelengkapannya dan dikumpulkan kembali. Di samping itu, dinas pendidikan memastikan bahwa tidak ada peserta yang berasal dari bukan guru atau guru di bawah pembinaan Departemen Agama, misalnya guru agama dan guru madrasah. Karena mereka berada di bawah naungan Departemen Agama.
9) Menyerahkan berkas kepada Rayon Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (Rayon LPTK).
Panitia menyerahkan berkas peserta sertifikasi guru dan daftar peserta sertifikasi guru kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru Dalam Jabatan pada 5 Mei 2009. Penyerahan berkas disertai dengan Berita Acara Serah Terima Berkas. Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 022/B/2009 tentang Penetapan Perguruan Tinggi Penyelenggara Sertifikasi Guru dalam Jabatan, Universitas Lampung (UNILA) adalah Rayon 7 dari 46 rayon yang menyelenggarakan sertifikasi guru. UNILA berperan sebagai Perguruan Tinggi Induk (PTI) yang menyelenggarakan sertifikasi guru, yang dibantu oleh Universitas Muhammadiah Metro (UMM) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI) Bandar Lampung. Rayon LPTK mengecek kesesuaian peserta dengan persyaratan
(41)
yang harus dipenuhi dan menyeleksi asesor (penilai sertifikasi) dan mensosialisikan peraturan baru agar berhak menilai portofolio yang telah diserahkan oleh dinas pendidikan. Rayon LPTK juga memfasilitasi asesor dan memberikan pengarahan teknis pelaksanaan penilaian portofolio dan verifikasi dokumen secara professional, independent, objektif, dan jujur. Penilaian dilakukan pada bulan Juni 2009. Kemudian Rayon LPTK melaksanakan rapat PSG hasil penilaian portofolio dan verifikasi dokumen. Berdasarkan hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu Lulus Portofolio (L), Mengikuti PLPG (MPLPG), Klarifikasi (K), dan Diskualifikasi (D). Peserta sertifikasi guru yang berstatus L ada 332 orang, peserta yang berstatus MPLPG ada 506 orang, peserta yang berstatus K ada 7 orang, dan peserta yang berstatus Diskualitfikasi ada 2 orang. Dokumen peserta yang berstatus Diskualifikasi akan dikembalikan ke dinas pendidikan kota dan dinyatakan tidak lulus sertifikasi guru tetapi masih diperbolehkan untuk mengikuti program sertifikasi guru pada tahun berikutnya. Kuota peserta yang didiskualifikasi tidak dapat digantikan oleh peserta lain.
10)Melakukan koordinasi dengan Rayon LPTK terhadap portofolio yang berstatus Klarifikasi (K).
Panitia melakukan koordinasi dengan Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru dan menindaklanjuti informasi tentang peserta pola penilaian portofolio yang berstatus K. Bagi peserta yang berstatus K, bila diindikasikan melakukan pelanggaran dan jika benar peserta yang bersangkutan melakukan pelanggaran ataupun kecurangan, maka statusnya
(42)
menjadi Diskualifikasi (D). 2 peserta sertifikasi guru yang berstatus K terbebas dari indikasi kecurangan dan dinyatakan lulus oleh Rayon LPTK. Setelah penilaian selesai Rayon LPTK menerbitkan Surat Keterangan Ketua Rayon LPTK tentang hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen setelah proses verifikasi sudah dinyatakan final. Bagi peserta yang lulus sertifikasi guru, mereka mengisi formulir kembali dan pengumpulan foto di Rayon LPTK untuk pembuatan sertifikat. Setelah sertifikat selesai, Rayon LPTK menyampaikan pada dinas pendidikan kota tentang hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen peserta sertifikasi guru dan menerbitkan sertifikat pendidik bagi guru yang telah lulus sertifikasi guru melalui penilaian portofolio/verifikasi dokumen.
11)Menerima dan menindaklanjuti laporan hasil penilaian dan verifikasi portofolio.
8 Juli 2009 panitia menerima laporan hasil penilaian dan hasil verifikasi portofolio dokumen dan sertifikat pendidik bagi peserta yang lulus dari Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi berjumlah 334 peserta, 332 peserta lulus murni dan 2 peserta berstatus Klarifikasi (K). Kemudian panitia menindaklanjuti hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen bagi guru yang telah lulus sertifikasi guru yang telah diberikan kepada Rayon LPTK, yaitu meneruskan pengumuman hasil penilaian portofolio/verifikasi dokumen kepada peserta sertifikasi guru dan menyerahkan sertifikat pendidik kepada peserta yang lulus sertifikasi guru.
(43)
12)Melakukan koordinasi dengan Rayon LPTK tentang jadwal PLPG.
506 peserta sertifikasi guru yang berstatus Mengikuti PLPG (MPLPG) direkomendasikan untuk mengikuti PLPG yang dilaksanakan oleh Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru. Panitia melakukan koordinasi dengan Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru tentang guru yang harus mengikuti PLPG dan meneruskan jadwal, tempat, dan ketentuan lain yang ditetapkan LPTK Penyelenggara Sertifikasi Guru tentang PLPG kepada guru peserta sertifikasi. PLPG dilaksanakan pada 20 Juli 2009 sampai 7 November 2009 dengan cara bertahap bertempat di LPMP. PLPG dilaksanakan dengan 6 tahap. Setiap tahap berlangsung selama 10 hari dan diakhiri dengan uji kompetensi. Ada 53 peserta sertifikasi guru yang tidak mengikuti PLPG dikarenakan sakit, menjalankan ibadah haji dan keperluan lainnya. Peserta yang berhalangan untuk mengikuti PLPG dengan alasan yang jelas diperbolehkan mengikuti PLPG pada tahun berikutnya. Peserta PLPG yang belum lulus uji kompetensi tahap pertama diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian ulang sebanyak 2 kali. Bila masih ada peserta yang tidak lulus PLPG maka peserta tersebut dikembalikan ke dinas pendidikan kota dan dinyatakan tidak lulus, tetapi masih diperboleh mengikuti sertifikasi pada tahun berikutnya. 453 peserta PLPG dinyatakan lulus sertifikasi guru dan 53 peserta sertifikasi guru tertunda karena berhalangan hadir. Kemudian Rayon PLTK menerbitkan dan memberikan sertifikat bagi peserta sertifikasi guru yang telah lulus PLPG.
(44)
13)Melakukan koordinasi dengan LPMP tentang dana tunjangan.
Bagi peserta sertifikasi guru yang telah lulus program sertifikasi guru, maka diwajibkan untuk mengumpulkan berkas. Setelah berkas peserta sertifikasi guru terkumpul maka panitia menyerahkan berkas tersebut kepada LPMP untuk diusulkan penetapan surat keputusan tunjangan profesi ke Ditjen PMPTK pada 8 Maret 2010. Berdasarkan Surat Keputusan Ditjen PMPTK Nomor 4830.1260/F/SK/2009, panitia mendata nama-nama peserta sertifikasi guru yang lulus dan juga menghitung besar tunjangan yang akan diterima oleh masing-masing peserta. Dana tunjangan sertifikasi guru periode tahun 2009 saat ini belum keluar dan akan keluar pada bulan Agustus 2010. Dana tunjangan sertifikasi guru akan dihitung dari bulan Januari 2010 sampai bulan dikeluarkannya tunjangan.
b. MEMBERIKAN TUGAS KEPADA KEPALA SEKOLAH UNTUK MEMVERIFIKASI PORTOFOLIO.
Panitia memberikan penugasan kepada kepala sekolah untuk memverifikasi kebenaran dan keabsahan portofolio/dokumen yang diserahkan oleh guru dengan cara mengesahkan syarat-syarat atau portofolio/dokumen bagi guru yang akan mengikuti program sertifikasi guru dan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada kepala sekolah yang tidak melaksanakan tugas ini dengan baik. Menurut keterangan, semua kepala sekolah telah menjalankan tugasnya dengan baik.
(45)
c. MEMBERIKAN TUGAS KEPADA PENGAWAS UNTUK MELAKUKAN PENILAIAN ATASAN.
Panitia memberikan penugasan kepada pengawas untuk melakukan penilaian pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi kepribadian dan sosial (penilaian atasan) secara objektif dan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada pengawas yang tidak melakukan tugas ini dengan baik. Menurut keterangan, semua pengawas telah menjalankan tugasnya dengan baik.
d. MEMFASILITASI PENDANAAN PERSIAPAN PELAKSANAAN PLPG. Panitia memfasilitasi segala keperluan pendanaan persiapan pelaksanaan PLPG yang dimulai dari Juli sampai November 2009. Dana yang diterima oleh dinas pendidikan kota berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD). e. MELAKUKAN TINDAK LANJUT BAGI GURU YANG BERSTATUS
MPLPG DAN DISKUALIFIKASI.
Panitia melakukan tindak lanjut (pembinaan) bagi guru yang berstatus MPLPG dan Diskualifikasi. Bagi peserta sertifikasi guru yang berstatus MPLPG direkomendasikan oleh Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi untuk mengikuti PLPG yang dilaksanakan di LPMP dan bagi yang berstatus Diskualifikasi, maka tidak bisa melanjutkan program sertifikasi guru dan dinyatakan tidak lulus tetapi masih diperbolehkan untuk mengikuti program sertifikasi guru lagi pada tahun berikutnya.
(46)
4.3 Faktor Penghambat Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan secara langsung, pada tanggal 22 Juni 2010 dengan Bapak Drs. Ngaliman dan Ibu Ida Kartika Ria, S.E., bahwa dalam peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifkasi Guru ada beberapa kendala, sebagai berikut:
a. Kurangnya pemahaman dari peserta sertifikasi
Sosialiasi sertifikasi kepada guru-guru yang dilaksanakan oleh panitia pelaksana sertifikasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung kurang dipahami oleh kebanyakan peserta sertifikasi, sehingga menghambat dalam proses administrasi. Contohnya saja masih banyak sekali peserta yang masih keliru dalam prosedur dan tata cara pendaftaran dan prosedur penyusunan portofolio/dokumen. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Ida Kartika Ria, S.E. dari 847 portofolio, ada 256 portofolio yang belum lengkap. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan menjadi lebih rumit, karena harus kembali memverifisikasi keabsahannya.
b. Penyaluran dana sertifikasi yang tidak sesuai jadwal
Dana yang disalurkan dari pusat tidak tepat waktu, sehingga jadwal pelaksanaan sertifikasi yang seharusnya sesuai dengan jadwalnya, tetapi dalam kenyataannya terjadi keterlambatan. Sehingga berakibat pula pada mundurnya jadwal pelaksanaan yang di lakukan oleh Dinas Pendidikan. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Drs. Ngaliman tindakan yang dilakukan bila dana sertifikasi guru terhambat adalah dengan cara menghimbau kepada para guru yang lulus sertifikasi guru agar bersabar menunggu, karena dana tersebut dari APBN melalui APBD.
(47)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebagaimana telah dipaparkan pada BAB IV, maka berikut ini akan ditulis suatu kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.
a. Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan sertifikasi guru dilaksanakan berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional 2009. Bahwa Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Sertifikasi Guru, yaitu 1) membentuk panitia sertifikasi guru periode 2009, 2) memberikan tugas kepada kepala sekolah untuk memverifikasi keabsahan portofolio, 3) memberikan tugas kepada pengawas untuk melakukan penilaian pelaksanaan pembelajaran dan kompetensi kepribadian dan sosial (penilaian atasan), 4) memfasilitasi pendanaan persiapan PLPG, 5) melakukan tindak lanjut bagi peserta yang tidak lulus dan diskualifikasi. Selama periode tahun 2009, peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan Sertifikasi Guru telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan telah sampai pada sasarannya.
(48)
b. Faktor penghambat yang dihadapi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam peran pelaksanaan sertifikasi guru adalah sosialisasi sertifikasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung secara intensif kurang dipahami oleh kebanyakan peserta sertifikasi, sehingga berkas-berkas yang seharusnya sudah harus dikumpul sesuai dengan jadwalnya, terjadi keterlambatan. Dan dana yang disalurkan dari pusat tidak tepat waktu, sehingga berakibat pula pada mundurnya jadwal pelaksaaan.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran-saran dengan tujuan agar peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam pelaksanaan sertifikasi guru berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
1. Sosialisasi dan pelatihan-pelatihan tentang sertifikasi guru diharapkan dilakukan secara teratur dan intensif sehingga peserta sertifikasi guru yang kurang paham dapat mengerti segala sesuatu mengenai tata cara pengisian portofolio dan dokumen sertifikasi guru.
2. Agar peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ini berjalan sesuai dengan lancar, diharapkan kepada semua Panitia Pelaksana Sertifikasi Guru melakukan koordinasi dengan baik dan sesuai dengan jadwalnya.
(49)
PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG
DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU
Oleh
CHELIA UTAMA YULANDARI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA HUKUM
pada
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010
(50)
BANDAR LAMPUNG DALAM
PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU Nama Mahasiswa : Chelia Utama Yulandari
Nomor Pokok Mahasiswa : 0612011295
Bagian : Hukum Administrasi Negara
Fakultas : Hukum
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Nurmayani, S.H, M.H. Sri Sulastuti, S.H., M.H. NIP 196112191988032002 NIP 196207271987032004
2. Ketua Bagian Hukum Administrasi Negara
Nurmayani, S.H., M.H.
(51)
1. Tim Penguji
Ketua : Nurmayani, S.H., M.H. …………...
Sekretaris/ Anggota : Sri Sulastuti, S.H., M.H. ………
Penguji Utama : Elman Eddy Patra, S.H., M.H. ………
2. Dekan Fakultas Hukum
Hi. Adius Semenguk, S.H., M.S. NIP 195609011981031003
(52)
PERAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDAR LAMPUNG
DALAM PELAKSANAAN SERTIFIKASI GURU
(Skripsi)
Oleh
CHELIA UTAMA YULANDARI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010
(53)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup 1.2.1 Permasalahan... 6
1.2.2 Ruang Lingkup ... 6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2. Kegunaan Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan ... 8
2.2 Pengertian Sertifikasi Guru ... 9
2.2.1 Kompetensi Pedagogik ... 9
2.2.2 Kompetensi Kepribadian ... 10
2.2.3 Kompetensi Sosial ... 11
2.2.4 Kompetensi Profesional ... 12
2.3 Prinsip Sertifikasi Guru ... 13
2.4 Mekanisme Sertifikasi Guru ... 16
2.4.1 Guru Prajabatan (Calon Guru) ... 16
2.4.2 Guru Dalam Jabatan ... 17
2.5 Tunjangan Profesi ... 19
2.6 Pihak-Pihak yang Berperan ... 20
2.7 Tahapan Pelaksanaan Sertifikasi ... 21
(54)
3.2 Sumber Data ... 24
3.3 Metode Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 26
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.3.2 Metode Pengolahan Data ... 27
3.4 Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 28
4.1.1 Dasar Hukum Pembentukan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ... 28
4.1.2 Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ... 29
4.1.3 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung ... 30
4.1.4 Wilayah Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru... 35
4.2 Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru... 37
4.3 Faktor Penghambat Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksanaan Sertifikasi Guru ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50
5.1 Saran ... 51
(55)
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 1991. Perencanaan dan Manajemen Pendidikan. Mandar Maju, Bandung.
Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Purwadarminta. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta. Ridwan, HR. 2007. Hukum Administrasi Negara. Gramedia Pustaka, Jakarta. Soekanto, Soejono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Soemitro, Ronny, Hanitijo. 1988. Metode Penelitian Hukum dan Yurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. 2009. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.
Program Kebijakan Sertifikasi Guru. 2008. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
(56)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi untuk meraih gelar kesarjanaan di bagian Hukum Administrasi Negara pada Fakultas Hukum Universitas Lampung, yang berjudul “Peran Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung dalam Pelaksaan Sertifikasi Guru”.
Selesainya penulisan skripsi ini adalah atas bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak, Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Nurmayani, S.H, M.H. selaku Pembimbing I sekaligus Ketua Jurusan Hukum Administrasi Negara dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Sri Sulastuti, S.H, M.H. selaku Pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Elman Eddy Patra S.H, M.H. selaku Pembahas I atas saran dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.
(57)
5. Bapak Hi. Adius Semenguk, S.H.,M.S. selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.
6. Ibu Upik Hamidah, S.H, M.H. selaku Sekretaris Jurusan Hukum Administrasi Negara.
7. Ibu Maya Shafira, S.H selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi dukungan dan bimbingan kepada penulis.
8. Bapak Drs. Hi. Idrus Effendi selaku Kepala Dinas Pendidikan yang telah memberikan izin penelitiannya kepada penulis.
9. Bapak Drs. Ngaliman selaku Kepala Seksi Pendidikan Tenaga Kependidikan Dasar yang telah membantu memberikan informasi, data, serta peran pelaksanaan sertifikasi guru oleh dinas pendidikan.
10.Ibu Ida Kartika Ria, SE selaku Kepala Seksi Pendidikan Tenaga Kependidikan Menengah yang telah membantu memberikan informasi, data, serta peran pelaksanaan sertifikasi guru oleh dinas pendidikan.
11.Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas lampung, yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.
(58)
henti kalian berikan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
13.Adik-adikku tersayang, Ade Septia Yulandari dan Noni Trinanda Yulandari yang terkadang merunyamkan skripsiku dan menjengkelkan tetapi selalu menemaniku dengan senyum dan tawanya.
14.Jefry Kurniawan, terima kasih atas hari-hari yang menyenangkan dan menyebalkan, atas segala perhatian dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Could you catch up as quickly as possible?
15.Sahabat-sahabatku tersayang, Tri Agustina, S.H., Sufaina, S.H., Putri Della Karneta, S.H., Tika Silvia, S.H., dan Septi Wahyuningsih, S.H., yang telah terlebih dahulu menyandang gelar sarjananya, atas segala saran dan nasehat yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian berikan.
16.Teman-temanku dari kecil hingga besar, yang telah menorehkan kisah klasik dalam cerita hidupku.
17.Teman-teman Fakultas Hukum angkatan 2006 khususnya bagian Hukum Administrasi Negara yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
18.Bu Hera, Mas Wasiran dan Mas Kumis atas segala bantuan yang diberikan dalam perjuanganku meneyelesaikan skripsi ini.
(59)
Bandar Lampung, Agustus 2010
(60)
LAMPIRAN
(61)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang, 6 Juni 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Iskandar Effendi dan Ibu Yulastri Andawani, S. Pd.
Penulis menyelesaikan pendidikan pada Taman Kanak-Kanak Al-Azhar 2 Bandar Lampung tahun 1994, Sekolah Dasar Al-Azhar Way Halim Bandar Lampung tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung sampai dengan semester 2. Penulis pindah ke Universitas Lampung pada semester 4 dan sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini.
Pada Tahun 2009 penulis mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Semarang-Sragen-Yogyakarta.
(62)
MOTTO
Keep your fashion, until you hand it down to
your children.
(Chelia Utama Yulandari)
“inget kita siapa”
(Yulastri Andawani, S. Pd.)
Turn your yesterday’s trial into today’s triumph.
Inhale love, exhale hate!
(63)
Dengan penuh rasa syukur dan segala kerendahan
hati kupersembahkan skripsi ini kepada
Mama dan papa yang tidak pernah berhenti
memanjatkan doa dalam setiap sujud dan selalu
mengiringi setiap langkahku menuju keberhasilan,
dan atas segala cinta dan kasih sayang yang tak
pernah dapat terbalaskan.
Ade dan dek non yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan keceriaan.
(1)
12.Kedua orangtuaku tercinta, papa Iskandar Effendi dan mama Yulastri Andawani, S.Pd atas semua doa, dukungan moral dan materil yang tak pernah henti kalian berikan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
13.Adik-adikku tersayang, Ade Septia Yulandari dan Noni Trinanda Yulandari yang terkadang merunyamkan skripsiku dan menjengkelkan tetapi selalu menemaniku dengan senyum dan tawanya.
14.Jefry Kurniawan, terima kasih atas hari-hari yang menyenangkan dan menyebalkan, atas segala perhatian dan dukungan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Could you catch up as quickly as possible?
15.Sahabat-sahabatku tersayang, Tri Agustina, S.H., Sufaina, S.H., Putri Della Karneta, S.H., Tika Silvia, S.H., dan Septi Wahyuningsih, S.H., yang telah terlebih dahulu menyandang gelar sarjananya, atas segala saran dan nasehat yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kalian berikan.
16.Teman-temanku dari kecil hingga besar, yang telah menorehkan kisah klasik dalam cerita hidupku.
17.Teman-teman Fakultas Hukum angkatan 2006 khususnya bagian Hukum Administrasi Negara yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
18.Bu Hera, Mas Wasiran dan Mas Kumis atas segala bantuan yang diberikan dalam perjuanganku meneyelesaikan skripsi ini.
(2)
19.Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Bandar Lampung, Agustus 2010
(3)
LAMPIRAN
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang, 6 Juni 1988 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Iskandar Effendi dan Ibu Yulastri Andawani, S. Pd.
Penulis menyelesaikan pendidikan pada Taman Kanak-Kanak Al-Azhar 2 Bandar Lampung tahun 1994, Sekolah Dasar Al-Azhar Way Halim Bandar Lampung tahun 2000, Sekolah Menengah Pertama Negeri 19 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) yang diselenggarakan oleh Universitas Lampung sampai dengan semester 2. Penulis pindah ke Universitas Lampung pada semester 4 dan sampai akhirnya menyelesaikan skripsi ini.
Pada Tahun 2009 penulis mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Semarang-Sragen-Yogyakarta.
(5)
MOTTO
Keep your fashion, until you hand it down to
your children.
(Chelia Utama Yulandari)
“inget kita siapa”
(Yulastri Andawani, S. Pd.)
Turn your yesterday’s trial into today’s triumph.
Inhale love, exhale hate!
(@ihatequotes)
(6)