Status Kesehatan Dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman Di Kota Bogor

ABSTRACT
MAHARESTU FATHMANTO. Health Condition and Care Management of the
Traditional Horse Camage in Bogor. Under the supervision from ETIH
SUDARNIKA and BUDHY JASA WIDYANANTA.

The puiyose of this research was to describe about health condition and
care management of Bogor traditional horse camage. The research was done
since October 2007 to September 2008 with 30 cabmen as respondent and 12
horses as sample. The data was collected by interviewing cabman and examines
the horses. This research showed that nutrition status of the horses was present at
value 4 (moderately thin). Skin and coat condition of the horses seen clean,
though basically their condition are harsh, not sparkling and there are lots of
wounds on horses body. The horse heart rate was range 36 to 56 times per
minute. Horse breathe frequency was range 24 to 54 times per minute, while
range of body temperature was 37.1 OC to 38.1 OC. Horse genitals are dirty.
Intestine horses peristaltic in general are normal but some horses got
hipoperistaltic problem. Horse food cannot fulfill horse nutrition. Stable
conditions are endangering the horse. Surface environmental floor are not good
for horse hooves. Hoof treatments are not yet done well. Horse health service not
involved role veterinarian. Based on the research, we conclude that almost every
horse have problem at nutrition and wounds on their body, some horses have

problem on inhalation system, circulatory system and dehydration. The care
management is still unfavorable and still done traditionally.
Keywords: horse health condition, care management, traditional horse carriage.

ABSTRAK
MAHARESTU FATHMANTO. Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan
Kuda Delman di Kota Bogor. Dibirnbing oleh ETIH SUDARNIKA dan BUDHY
JASA WIDYANANTA.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kesehatan
dan manajemen pemeliharaan kuda delman di kota Bogor. Penelitian dilakukan
pada Oktober 2007-September 2008 dengan responden berjumlah 30 kusir delman
dan sampel kuda 12 ekor. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan
pemeriksaan kesehatan kuda. Hasil pemeriksaan kesehatan kuda mernperlihatkan
bahwa status gizi kuda delman berada pada nilai 4 (moderately thin). Kondisi
kulit dan bulu kuda terlihat bersih namun kasar, tidak berkilau dan mengalami
banyak luka. Kisaran frekuensi denyut jantung kuda delrnan 36 hingga 57 kali per
menit. Kisaran fiekuensi nafas 24 hingga 54 kali per menit. Suhu tubuh berada
pada kisaran 37.1 OC hingga 38.1 O C . Alat kelamin kuda kotor karena tidak pemah
dibersihkan. Per-istaltik usus kuda sebagian besar llormal namun beberapa
mengalami hipoperistaltik. Hasil penelitian terhadap manajeman pemeliharaan

kuda delman memperlihatkan bahwa pakan tidak dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi kuda delman. Kondisi kandang tidak sesuai dan mnembahayakan kondisi
kuda. Keadaan permukaan lantai lingkungan kerja yang berupa aspal tidak baik
bagi kesehatan kuku kuda. Perawatan kuku beluln dilakukan dengan baik.
Pelayanan kesehatan kuda masih berdasarkan ilmu tradisional dan beluln
mengikutseitakan peran dokter hewan. Berdasarkan hasil penelitian disiinpulkan
bahwa hampir setiap kuda delman mengalami masalah pada gizi dan luka pada
tubuhnya dan beberapa mengalami kelainan pada sistem pernafasan, sirkulasi dan
mengalami gejala dehidrasi. Manajemen pemeliharaan masih kurang baik dan
masih dilakukan secara tradisional.
Kata kunci: status kesehatan kuda, manajemen pemeliharaan, kuda delman.

STATUS KESEHATAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN
KUDA DELMAN DI KOTA BOGOR

MAHARESTU FATHMANTO

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada

Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2008

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Status Kesehatan
dan Manajeman Pemeliharaan kuda delman di Kota Bogor adalah karya saya
dengan arahan dari dosen pembimbing, serta belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Bogor, November 2008
Mnhnrestzl Fnthrnnnto


NIM B04104183

Judul Skripsi : Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delrnan di
kota Bogor
Nama

: Maharestu Fathmanto

NRP

: B04104183

Disetujui

Ir. Etih Sudamika. MSi
Dosen Pembimbing I

Tanggal Lulus:

drh. Budhv Jasa Widvananta

Dosen Pembimbing I1

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema
yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Oktober 2007 hingga
september 2008 adalah mengenai kesehatan dan manajemen pemeliharaan
kuda, dengan judul Status Kesehatan dan Menejemen Pemeliharaan Kuda
Delman di Kota Bogor.
Terima Kasih Penulis ucapkan kepada :
Ayah dan lbu beserta Ade dan Bibi juga mbah di Jombang atas segala doa
restu dan kasih sayangnya.
Ir. Etih Sudarnika, Msi sebagai dosen pembimbing skripsi, beserta keluarga
yang telah banyak membantu dan memberikan waktu dan bimbingannya
kepada penulis selama penulisan skripsi.
drh. Budhy Jasa Widyananta sebagai dosen pembimbing skripsi beserta
keluarga yang telah banyak meluangkan waktu untuk mernberikan
bimbingan, saran, kritik, motivasi dan pengarahannya yang bukan hanya
untuk kelancaran selama penelitian sampai penulisan skripsi, melainkan
untuk kemajuan penulis dimasa datang.

drh. Harry Soehartono. MappSc. PhD selaku dosen penilai seminar
sekaligus penguji sidang skripsi penulis yang telah memberikan banyak
masukan demi menuju skripsi yang lebih baik.
drh. Dewi Ratih Agungpriono. Msi. PhD selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan
motivasi kepada penulis selarna 4 tahun masa perkuliahan.
Kepada keluarga besar bapak Ahmad, bapak Maksum, bapak Aman,
Bapak Tobri, Bapak Agus dan para kusir delman yang lain yang telah ikhlas
dan tulus mernberikan waktunya dan pengalaman yang berharga dalam
memelihara kuda delman kepada penulis selama penelitian.
Kepada Nanda Aditya Sukma yang dengan ikhlas telah banyak membantu
penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini, semoga kita bisa
menjadi dokter kuda yang hebat di rnasa datang.
Sahabat-sahabatku wargenk (Indra, Kombo, Tresna dan Loren) juga para
kakak kelas (om Otoy, Restu, Titot, Begenk dan Andri) dan teman-teman

Join yang telah dengan ikhlas berbagi "kemenangan dan kekalahan"
selama 4 tahun ini.
Sahabat karibku senasib sepenanggungan di Rumah Pink, Rumah Orens
(Heryu, Janto, Kanda, dan Jery) dan wisma Fatkila (Rohi, Agus dan dian)

yang telah mengisi setiap waktu dengan canda dan tawa.
Kepada teman-ternan R ku yang gokil (Mones, Bama, Martian, Bibin, Cecy,
Chipo, Dimut, Dinul, Nini, Nina, Sari) dan teman-teman angkatan 41
Astroidea yang selalu memberikan sernangat kepada penulis hingga
akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi S1.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga perlu kritik dan saran yang bersifat membangun.
Sernoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan,
terutama di bidang medis veteriner.

Bogor, November 2008
Maharestzc Fathmnnto

RIWAYAT HIDUP
..

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 1986 dari ayah drh.
Mamak Zudi MSc dan Ibu Ir. Sri Hartinah MSi penulis merupakan putra pertama
dari dua bersaudara.
Tabun 2004 penulis lulus dari SMUN 1 Depok dan pada tahun yang sama

masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih
Fakultas Kedokteran Hewan sebagai pilihan studi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam Himpunan Minat
Profesi Hewan Kesayangan sebagai pengurus divisi kuda pada periode 200512007
dan menjadi penanggung jawab program piket kandang kuda pada periode
200512006. Pada tahun 2007 penulis bersama anggota Divisi Pendidikan Badan
Eksekutif Mahasiswa FKH IPB berbasil mendirikan Veterinary Japanese Club
sebagai klub bahasa dan budaya Jepang pestama di Fakultas Kedokteran Hewan
IPB dan menjadi ketua untuk periode 2007/2008.
Selama menjadi mahasiswa Fakulas Kedokteran Hewan penulis giat
melakukan magang dan pelatihan pada berbagai institusi untuk mengembangkan
keterampilan dalam dunia Veteriner. Di tahun 2005 penulis malakukan magang
pada Balai Besar Diklat Agribisnis dan Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara. Di
tahun 2006 penulis melakukan Magang di Rumah sakit Hewan IPB. Pada tahun
2007 penulis melakukan kegiatan Pelatihan Bedah Hewan kecil di Garut.

DAFTAR IS1

Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................................


X

DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................

xii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................................
Perulnusan Masalah ......................................................................................
..
Tujuan Penelitlan ........................................................................................
..
Kegunaan Penelltian .......................................................................................

1

2
2
2

TINJAUAN PUSTAKA
Kuda ..............................................................................................................
Status Kesehatan Kuda ..................................................................................
Manajemen Pemeliharaan Kuda .....................................................................

3
5
8

METODOLOGI PENELITIAN

..

Waktu dan Lokasi Penelitian ..........................................................................
..
Metode Penelitlan ......................................................................................

Teknik pengumpulan data ...............................................................................
..
Definlsl Operasional .......................................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Singkat Lingkungan Pasar Bogor .......................................................
Profil Physical Examination Kuda Delman ...................................................
Profil Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman ............................................

16
16
16
17
23
24
33

KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................

42

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

43

LAMPIRAN ............................................................................................................

45

DAFTAR TABEL

Halaman
Jumlah ideal pakan kuda perhari ..................................................................

11

Ukuran kandang kuda ....................................................................................

12

Definisi operasional variabel pemeriksaan kesehatan ..................................

17

Definisi operasional variabel manajemen pemeliharaan ...............................

IS

Body condition scoring kuda delman ............................................................

26

Keadaan kulit dan bulu kuda delman .............................................................

26

Keadaan fisiologis Tubuh Kuda Delman .......................................................

29

Sistem pemafasan ..........................................................................................

30

Sistem sirkulasi ..............................................................................................

30

Pemeriksaan tambahan ..................................................................................

32

Profil manajemen pakan ..................................................................................

34

Profil manajemen kandang ..............................................................................

35

Profil aktivitas dan lingkungan kerja ...........................................................

37

Profil manajemen perawatan tubuh.................................................................

38

Profil manajeman perawatan kuku ..................................................................

39

Profil manajeman pelayanan kesehatan ...........................................................

40

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1 Keadaan lingkungan Pasar Bogor ................................................................

23

2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda delman

27

.........................................................................................................................
3 Keadaan Manajemen kandang kuda di Kota Bogor ......................................

36

DAFTAR LAMPIRAN

No

Halaman
..

1

Le~nbarKuesioner Peneht~an.....................................................................

2

Lembar Panduan Wawancara Secara Mendalam untuk Mengetahui Tingkat 49

45

Pengetahuan Kusir Delman Mengenai Kesehatan Kuda ...............................
3

Lembar Physical Examination Kuda Del~nan..............................................

50

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Kuda (Eqzuts caballzrs atau Eqzrzrs firrrs caballzcs) telah dikenal banyak
orang sebagai hewan yang merniliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai
hewan piara, hewan olahraga ataupun sebagai sarana transpo~tasi. Hal itu
disebabkan karena kuda adalah hewan yang mudah diatur, dikendalikan dan
ramah terhadap makhluk sekitamya termasuk manusia.
Sejak kota Bogor masih bernama Bzlitcnzoerg kuda telah dirnanfaatkan
sebagai sarana transportasi oleh masyarakat lokal di kota Bogor, yaitu sebagai
hewan penarik kereta. Masyarakat Bogor mengenalnya dengan sebutan delman.
Nama delrnan berasal dari nama seorang insinyur Belanda yang menernukan alat
angkutan itu yaitu Ir Deelman dari Batavia. Sarana transportasi ini rnendorninasi
angkutan umum di kota Bogor sampai awal tahun 1960-an (Helpian & Harinto
2007).
Kuda delman sebagai alat transportasi tradisional lnemiliki keunggulan
tersendiri dibandingkan alat transportasi moderen laimya yaitu bebas dari polusi
dan bebas dari penggunaan bahan bakar (Anonim 2008a). Di samping itu, kuda
delrnan merupakan kuda khas Indonesia yang unik dan berbeda dari kuda ras
lainnya sehingga sangat potensial digunakan sebagai daya tarik wisata (Anonim
2007b).
Pada saat ini kondisi kesehatan kuda delrnan terlihat memprihatinkan
karena banyak kuda yang kurus, tidak terawat dan hanya dieksploitasi tenaganya
saja tanpa ditunjang dengan kebutuhan nutrisi yang cukup dan perawatan yang
baik. Disamping itu, kuda yang digunakan menarik delman terlihat mengalami
kelainan pada beberapa bagian tubuhnya disebabkan pelakuan kusir yang tidak
sesuai dengan anintal welfare. Dari keadaan tersebut maka tindakan pembenahan
perlu dilakukan untuk menyelamatkan sarana transportasi ini dari kepunahan.
Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan kuda delman adalah mengetahui terlebih dahulu status
kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda delman yang ada pada saat ini.

Informasi tersebut dapat digunakan sebagai data dasar untuk penyusunan program
peningkatan kesehatan kuda delman selanjutnya.
Penelitian-penelitian mengenai status kesehatan kuda temtama kuda
delinan dan manajeman pemeliharaannya belum banyak dilakukan, oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan kuda delman dan
manajeman pemeliharaannya di Kota Bogor. Info~masitersebut diharapkan dapat
digunakan sebagai salah satu bahan pertimbagan bagi Pemerintah Daerah Kota
Bogor untuk melakukan pembenahan terhadap sarana transportasi ini.

Perurnusan Masalah

Dari latar belakang di atas pernasalahan yang masih tejadi pada kudakuda delman di kota Bogor saat ini adalah :
Belum adanya perhatian dari pemerintah, masyarakat Kota Bogor dan kusir
delman tel-hadap kondisi kesehatan kuda delinan,
Kondisi kesehatan kuda delman di Kota Bogor terlihat memprihatinkan.
Belum diketahuinya status kesehatan dan manajernen pemeliharaan kuda
delinan di Kota Bogor.

Tujuan Penelitian

Mengetahui status kesehatan dan manajernan pemeliharaannya kuda
dellnan di Kota Bogor.

Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
Pemerintali Daerah Kota Bogor dalam penyusunan program peningkatan status
kesehatan kuda delman di Kota Bogor.

TINJAUAN PUSTAKA
Kuda
Kuda adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang
berukuran paling besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga
dimasukkan dalam ordo perissodactyl. Dalam ha1 kekerabatan, kuda memiliki
kesamaan nenek moyang dengan tapir dan badak. Kuda merupakan satu dari
hewan modem paling sukses dari genus eqtrtrs, ha1 tersebut dikarenakan
kemampuannya dalam bertahan hidup dari seleksi alam dan kemampuannya
dalam berevolusi yang sangat baik (Anonim 2007a).

Klasifikasi
Kuda modem saat ini dibedakan menjadi kuda domestikasi dan kuda liar.
Kuda domestikasi (Eqzurs cabalhrs) adalah kuda yang sengaja dipelihara manusia
untuk digunakan dan diambil manfaatnya. Sedangkan kuda liar (Eqzrzw ferus
cnbnlltrs) adalah kuda yang inasih hidup di alarn liar (Kidd 1985).
Klasifikasi kuda domestikasi dan kuda liar secara ilmiah berdasarkan
aturan penamaan Linaeus (1758) yaitu : Kingdom Animalia, kelas Mammalia,
ordo Perrissodactyla, famili Equidae, genus Equus, spesies Eqzrzrs cabaltrs untuk
kuda domestik dan Eqtr~rsfertrscabalus untuk kuda liar.
Pengelompokan kuda kemudian berkembang pesat berdasarkan berbagai
ha1 seperti kemarnpuan dalam beraktivitas yaitu cold blood, hot blood dan warm
blood, berdasarkan ukuran tubuh seperti light horses, drazrght horses dan ponies
(Kacker 1996), jenis aktivitas seperti work horses dan sport horses, asal daerah
seperti Kuda Arab, Kuda Eropa, Kuda Asia, dan Kuda Amerika. Penelompokan
terakhir adalah berdasarkan breed, yaitu kuda yang telah dikawin silangkan
dengan kuda jenis lain dan dihasilkan kuda jenis baiu yang berkualitas baik.
Breed yang terkenal antara lain Arab, Thorughbred, Anglo-arab dan Shire (Kidd
1985 dan Drummond 1988).
Begitu banyaknya jenis kuda di dunia, kuda Arab dapat dianggap sebagai
cikal bakal berbagai jenis kuda di dunia. Menurut keterangan Marco Polo saat
berkunjung ke India tahun 1290. Para Sultan di India telah menyebarluaskan Kuda

Arab ke berbagai negara lain di Asia. Salah satu caranya adalah melalui hadiah
perkawinan. Melalui ekspansi tentara Arab ke berbagai penjuru negara pada awal
abad pertengahan, rnaka kuda Arab menyebar ke berbagai penjun~dunia. Kuda
Arab tersebut kemudian dikawin silangkan dengan kuda lokal di daerah masing masing negara. Sampai saat ini telah dikenal lima ekor kuda pejantan Arab yang
tekemuka, masing masing bernama the Byerley Turk (1684), The Leeds Arabian
(1695), The Dardley Arabian (1700), The Alcock Arabian (1704) d a r ~The
Godolphin Arabian (1730). Nama dari kuda pejantan ini akan kita temukan pada
silsilah keturunan kuda jenis Thorzcghbred yang tersebar di seluruh dunia
(Soehardjono 1990).

Kuda Indonesia
Kuda yang terdapat di wilayah Asia Tenggara teimasuk ke dalarn ras
Tirnur karena memiliki bentuk tengkorak yang kecil. Hal tersebut berbeda der~gan
kuda ras Eropa yar~gmemiliki tengkorak kepala yang besar. Melihat bentuk
wajahnya, kuda ras Timur diduga melupakan keturunan kuda Mongol. Kuda
Mongol diperkirakan merupakan keturunan jenis kuda Przewalski yang ditemukan
tahun 1879 di Asia Tengah (Soehardjono 1990).
Keadaan fisik kuda yang terdapat di Indonesia beraneka ragam karena
dipengaruhi oleh keadaan geografis wilayahnya. Kuda-kuda di Indonesia
memiliki ukuran tubuh yang tidaklah terlalu besar yaitu bertinggi badan 1,13 m
hingga 1,33 m, ha1 ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim
tropis (Soehardjono 1990). Dari ukuran tersebut maka kuda Indonesia termasuk
ke dalam jenis kuda poni.
Menurut Soehardjono (1990) terdapat dua jenis ras kuda lokal di
Indonesia. Jenis pertama dikenal dengan nama Kuda Batak dan jenis kedua
dikenal dengan nama Kuda Sandel (sandal wood) atau kuda Timor. Kedua jenis
kuda ini memiliki ukuran yang sama yaitu antara 114 - 123 cm. Kedua jenis kuda
ini memiliki kesamaarl pada walna maupun bentuk. Umumnya keduanya
berwarna coklat, coklat tua sampai kemerahan dengan rambut ekor dan kaki
bagian bawah berwarna hitam. Bagian kepala berukuran agak besar dengan leher

lebar dan pendek, sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Bagian kakinya
berbentuk langsing dan berbulu pada bagian persendian.

Di Indonesia kuda digunakan sebagai hewan transportasi, bahkan di
beberapa daerah di pulau Jawa kuda digunakan untuk menarik kereta yang biasa
disebut sebagai delman. Delman sendiri didefinisikan sebagai kereta yang dapat
diisildinaiki 4-5 orang dan ditarik oleh satu ekor kuda (Anonim 2007b).

Status Kesehatan Kuda

Keadaan kuda yang baik dan sehat dapat terlihat dari keadaan fisik, emosi,
dan fisiologisnya (Brandy et nl. 2003). Pemilik kuda yang baik adalah lnereka
yang dapat melakukan pemeriksaan dasar kesehatan kuda karena pemeriksaan
tersebut sangatlah mernbantu dokter hewan dalam mengkontrol kesehatan kuda
tersebut. Mengetahui penyakit yang menyerang kuda sedini mungkin sangatlah
baik, sebingga nantinya penyakit tersebut tidak menjadi lebih serius. Pengetahuan
dasar yang hams diketahui ole11 pemilik kuda adalah mengenai pemeriksaan suhu,
denyut nadi dan jantung, dan pemafasan (Anonim 1995). Sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan dan pencatatan suhu, denyut jantung dan pemafasarl kuda
secara teratur, karena jika telah mengetahui kondisi normalnya maka akan lebih
mudah untuk mengetahui saat kuda sedang tidak nonnal (Hamer 1993).
Secara umum terdapat dua tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui
status kesehatan kuda, yaitu tanda visual dan tanda intemal tubuh kuda. Tanda
visual adalah eksperesi, respirasi, kulit dan nafsu makan. Sedangkan tanda
intemal adalah suhu, denyut jantung dan urine (Hamer 1993). Pemeriksaan yang
lebih lengkap diperlukan untuk kuda yang akan melakkan aktivitas yang berat.
Kuda hams inelewati 2 pemeriksaan secara lengkap, yaitu meliputi pelneriksaan
kuda saat istirahat dan pemeriksaan kuda saat bergerak. Adapuil hal-ha1 yang
menjadi tanda kliilis yang harus diperiksa yaitu keadaan mata/telinga/hidung,
keadaan membran mukosa, pemeriksaan turgor kulit, denyut jantung dan nadi,
frekuensi pernafasan, pemeriksaan keadaan fisik tubuh, suhu, nafsu makan dan
konsumsi air, keadaan feses dan urin, serta keadaan kulit/bulu/rambut/ekor
(King & Gayle 2006).

Menumt (Brandy et al. 2003) tanda klinis yang sering digunakan sebagai
ukuran kuda sehat yaitu: (1) kebiasaan dan tingkah laku sehari-hari, (2) suhu
tubuh, (3) keadaan mukosa (terutama mukosa mata dan hidung), (4) keadaan kulit
dan rambut, (5) jumlah denyut nadi permenit, (6) jumlah denyut jantung per
menit, (7) jumlah denyut nafas pelmenit dan (8) penilaian keadaan nutrisi tubuh.
Kemudian hal-ha1 penting yang rnenjadi acuan dalam pemeriksaan umum kuda
adalah kondisi fisik, suhu tubuh, frekuensi nadi dan frekuensi nafas serta status
kebersihan tubuh dan status gizinya.

Status Gizi
Ketika berbicara mengenai kondisi kuda sehat, ha1 yang tidak boleh
tertinggal adalah mengenai keadaan otot atau daging yang membuat postur tubuh
kuda terlihat gernuk atau kurus. Penilaian keadaan status gizi pada hewan disebut
dengan Body Colzdition Scoring (BCS). Body Condition Scoring adalah sistirn
penilaian subyektif terhadap jumlah lernak yang tertimbun di dalam tubuh hewan
(Anomim 200%) Nilai dari BCS ini yang nantinya berpengaruh dalam proses
pemilihan kuda untuk keperluannya masing-masing. Hasil BCS juga dapat
digunakan untuk rnengukur keseimbangan antara nutrisi dengan energi yang
digunakan tmtuk aktivitas kuda.
Penilaian yang digunakan dalam BCS ini adalah jumlah perdagingan pada
beberapa daerah pada tubuh kuda, yaitu pada bagian leher, prosesus spinosus,
tulang msuk, pangkal ekor, withers serta bahu (Wood 2008). Menurut Henneke
et al. (1983) BCS dibagi menjadi 9 kategori yaitu

Poor, V e v Thin, Thin,

Moderately Thin, Moderate, Moderately Fleshy, Fleslzy, Fat, Extremely Fat.
Dengan skor 1 sampai 9. Kuda dengan skor 1 - 3 me~pFikankuda dengan status
gizi yang bumk dan tidak dapat dikatakan sehat. Kuda dengan skor 4 - 6 berada
pada kondisi normal dimana keadaan gizinya sudah cukup baik. Kuda dengan
skor 7

-

9 berada pada keadaan yang terlalu gemuk, karena banyak timbunan

lernak di tubuhnya dan kemungkinan besar mengalami gangguan metabolisme
(Brandy et al. 2002).

Keadaan Kulit dan Bulu

Kebersihan meixpakan ha1 yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan
seekor kuda. Kuda yang bersih akan terhindar dari segala macam penyakit
terutama penyakit kulit dan penyakit yang memerlukan penetrasi lewat kulit.
Kebersihan tubuh ini erat kaitannya dengan sanitasi kandang dan perawatan tubuh
yang dibeiikan pemilik, seperti mandi dan grooming. Kebersihan kulit kebersihan
rambut, ekor dan kebersihan tubuh secara keseluruhan merupakan titik acuan
dalam pemeriksaan kebersihan tubuh adalah.
Keadaan bulu atau rambut merefleksikan kondisi dari kulit dan kesehatan
seekor kuda. Dalam keadan nonnal, kuda seharusnya memiliki bulu yang kering,
datar dan berkilau. Bulu yang kusut menandakan kuda sedang dalam keadaan
tidak sehat. Bulu yang basah saat kuda istirahat, pertanda suhu tubuh kuda sedang
tinggi dan kuda sedang menderita sakit (Hamer 1993)

Suhu Tnbuh

Menurut King & Gayle (2006) dan Hamer (1993), suhu tubuh kuda
normal pada keadaan istirahat berada pada kisaran 37.5 OC - 38.5 OC. Suhu yang
berada di atas kisaran normal menandakan bahwa kondisi kuda tersebut sedang
tidak sehat atau sakit. Sedangkan suhu yang berada di bawah kisaran normal
menandakan bahwa kuda sedang mengalami shock, kedinginan atau berada pada
kondisi sakit yang sangat kritis (Pinsent 1990).

Frekuensi Denyut Nadi dan Jantung

Denyut nadi adalah denyut yang dihasilkan dari proses lewatnya darah
pada pembuluh arteri yang dipompakan oleh jantung.

Denyut nadi dapat

digunakan untuk mengetahui keadaan fisiologis jantung dan organ tubuh yang
lain. Pada kuda dewasa frekuensi denyut normal nadinya berkisar antara 36
hingga 40 per menit dengan rata-rata 35 per menit (Hamer 1993). Namun saat
melakukan kerja denyutnya dapat meningkat hingga 200 per menit. Kisaran
denyut nadi kuda bervariasi pada umur yang berbeda. Kuda berumur muda

memiliki frekuensi jantung yang lebih tinggi dibandingkan kuda dewasa (Sutor
1997).
Peningkatan denyut jantung akan terjadi saat terjadi sakit, stres dan
keadaan yang sangat serius pada tubuh kuda. Frekuensi nadi dapat digunakan
sebagai penilaian terhadap kesehatan kuda, karena denyut nadi menggatnbarkan
keadaan kerja jantung secara langsung. Frekuensi nadi yang berada di bawah atau
di atas kisaran normal rnengindikasikan terjadinya ketidaknormalan pada kerja
jantung atau pada organ yang disuplai darah oleh janturlg (Sutor 1997).
Jantung yang besar dan organ yang berotot pada kuda, baik sekali sebagai
pembantu dalam sistem sirkulasi. Akan tetapi terdapat kontrol syaraf yang lumit
dari jantung yang dapat berubah dengan tajam terhadap kecepatan ritrne jantung
pada kondisi fisiologis (Anonim 2008). Menurut King & Gayle (2006) frekuensi
jantung akan meningkat saat kuda melakukan latihan dan kuda yang sehat
frekuensinya akan kernbali turun secara drastis 10 menit setelah latihan selesai.

Frekuensi Pernafasan
Pernafasan adalah proses pemasukan udara (inhalasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) pada paru-paru untuk digunakan dalam proses rnetabolisme
tubuh. Frekuensi rlafas kuda dewasa saat istirahat adalah 8 sampai 16 nafas penuh
yaitu kombinasi antara inspirasi dan ekspirasi permenit (Hamer 1993 dan Anonim
1995). Frekuensi nafas seekor kuda sangat dipengaruhi oleh barlyak faktor, antara
lain aktivitas kuda, umur dan jenis kelamin kuda, keadan lingkungan, suhu
lingkungan dan banyak lagi, sehingga pemeriksaan suhu harus dilakukan di saat
keadaan kuda tenang dan tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.

Manajemen Pemeliharaan Kuda
Kesehatan kuda dipengaruhi banyak faktor. Menurut Drurn~nond(1988),
terdapat tiga kebutuhan dasar kuda yaitu pakan, air, dan tempat berlindung.
Sedangkan menurut McBane (1994) terdapat enam kebutuhan dasar kuda yang
mernpengaruhi kesehatannya yaitu pakan, air minum, tempat berlindung,
sosialisasi kelompok, ruang pribadi dan kebebasan kuda untuk bergerak. Keenam
kebutuhan dasar tersebut ~nerupakanfaktor yang akan mernpengaruhi kesehatan

kuda saat berada bebas di alam. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan seekor kuda lokal Indonesia adalah pakan, kandang, aktivitas dan
lingkungan kerja, perawatan tubuh, perawatan kuku serta pelayanan kesehatan.

Manajemen Pakan

Manajenlen pakan kuda berbeda dengan manajemen ternak domestik yang
lain. Hal utama yang menyebabkan ha1 tersebut adalah karena perbedaan anatomi
dan fisiologi saluran pencemaan, penceinaan kuda termasuk ke dalain pencemaan
monogastrik (lambung tunggal). Selain itu kuda lnerupakan hewan yang dapat
nlencema dan memfennentasi sisa pakan pada saluran penceinaan bagian
belakangnya (sekum). Dengan keunikannya itulah maka kuda mencema dengan
efisien baik pakan serat maupun konsentrat. Namun keunikan ini hams ditunjang
pula dengan manajemen pakan yang baik (Anonitn 2008b).

Jenis Pakan

Pakan kuda dibagi menjadi 2 kategori yaitu serat atau bahaii kasar dan
konsentrat (Goncalves 2002 et 01. dan Kacker 1996 ). Sumber serat utama bagi
kuda adalah rumput. Biasanya rumput diberikan dalam bentuk kering (Hay),
sehingga kadar aimya rendah. Rumput kering yang biasa diberikan pada kuda
adalah timothy, brome daii rumput orchade (Syefrizal2008).
Serat merupakan bagian penting dalam susunan pakan kuda karena
kesehatan saluran cema sangat dipengaruhi oleh keberadaan serat dalam pakan.
Serat mengandung bahan kasar dan meinbantu dalam proses transportasi dan
pemecahan bahan konsentrat sehingga serat merupakan sumber penting dalam
nutrisi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sumber serat yang digunakan
sebagai pakan kuda, antara lain rumput Panicunz muticunz dan Braccaria nttttica
(Soehardjono 1990).
Iconsentrat adalah pakan yang mengandung unsur protein, karbohidrat,
lelnak dan mineral yang dapat diberikan dalam juinlah sedikit. Contoh konsentrat
yang digunakan sebagai pakan kuda di Indonesia antara lain adalah, bungkil
kedele, kacang hijau, gabah dan dedak. Pemberian kedua jenis pakan ini haruslah
seimbang dan sangat tegantung pada berbagai faktor, seperti usia kuda, jenis

pekerjaan dan berbagai kondisi lain. Jumlah pakan dan waktu pemberian pakan
kuda yang berubah tiba-tiba, dapat menyebabkan perubahan motilitas usus
pencemaan kuda dan perubahan aliran darah. Hal tersebut sangat berbahaya bagi
kuda karena dapat menyebabkan terjadinya kolik (Hamer 1993 dan Soehardjono
1990).

Frekuensi Pemberian Pakan

Seekor kuda di alam liar akan teius merumput sepanjang hari, ha1 tersebut
disebabkan kemampuan mencema kuda yang terbatas. Jumlah pakan yang terlalu
banyak dalam satu kali pemberian akan menyebabkan proses pencemaan pakan
inenjadi tidak efektif dan efisien. Pakan yang tidak tercema akan terbuang
percuma melalui feses, sehingga pakan kuda hams diberikan dalam jumlah yang
tepat dengan frekuensi yang sering. Jika ineinungkinkan, pakan kasar dan berserat
seharusnya tersedia secara nd libittint dalarn kandang kuda agar kuda dapat
lnengganti energinya yang hilang setelah melakukan berbagai aktivitasnya
sepanjang hari. Juinlah pakan yang sedikit dengan frekuensi yang sering akan
membuat sistim pencernaan kuda bekerja dengan baik. Frekuensi penIberian
pakan kuda kompetisi setidaknya 4 sampai 5 kali sehari sedangkan untuk kuda
biasa pemberian pakan minimal 2 kali sebaii (Drummond 1988 dan McBAne
1994).

Jumlah pakan

Jumlah total pakan yang sebaiknya diberikan tiap hari pada kuda adalah
2,5 persen dari total berat tubuhnya (Hamer 1993). Pemberian serat dan
konsentrat haruslah seimbang sesuai dengan aktivitasnya. Kuda merupakan hewan
yang merumput sehingga kebutuhan akan serat wajib untuk dipenuhi untuk
menjaga kesehatarl saluran cernanya. Jumlah serat yang h a s didapatkan kuda
tiap hari adalah seberat 0.75 kghari untuk setiap 50 kg berat badan (Syefrizal
2008), sedangkan menurut Hamer (1993) jumlah minimum serat yang hams
didapat seekor kuda per hari adalah 1 persen dari total berat tubuhnya.
Jumlah pemberian konsentrat dalam satu waktu pemberian pakan,
juinlahnya tidak boleh melebihi 0.5 persen dari total berat tubuh kuda. Alasannya

adalah bahwa konsentrat yang terdiri dari gula dan zat tepung akan dicerna dan
diserap di dalam usus halus, sehingga jika jurnlahnya berlebih maka zat-zat
tersebut akan menumpuk di sekurn dan akan menyebabkan kuda mengalami kolik
(Syefnzal2008).
Menurut Drummond (1988) dan Hamer (1993) perhitungan jumlah
pakan dan frekuensi pemberian pakan yang seharusnya diberikan kepada kuda
per hari dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Jumlah ideal pakan kuda perhari
= 500 kg

Berat Kuda
Total pakan maksimum per hari

=2%x500kg

= 10kg

Jumlah minimum serat per hari

= I %x500kg

= 5 kg

Jumlah maksimum konsentrat per hari

= 0.5 % x

= 2.5

500 kg

kg

Sumher (Drummond 1988; Hamer 1993)

Kuda dengan berat 500 kg hams mendapatkan 10 kg pakan perharinya,
yaitu setidaknya mendapatkan 5 kg serat dan jumlah konsentrat yang diberikan
tidak lebih dari 2,5 kg. Dan perhitungan tersebut maka frekuensi pemberiau
pakan adalah dua kali sehari, namun frekuensi yang lebih sering dengan jumlah
yang lebih sedikit lebih dianjurkan.

Waktu Pemberian Pakan
Waktu pemberian pakan kuda yang tepat adalah saat tubuh kuda berada
pada kondisi yang tenang dan rileks sehirlgga pencernaan dapat bekerja dengan
baik. Jika yang menjadi acuan adalah aktivitas, maka waktu pemberian yang tepat
adalah saat sebelum dan sesudah kuda melakukan aktivitas yaitu pada pagi, sore
dan malam hari. Kuda tidak dapat mencerna pakan jika diberikan kerja bersamaan
dengan waktu pakannya. Jadi lebih baik pakan diberikan setelah kuda melakukan
kerja dengan jeda waktu beberapa saat (Drummond 1988).

Frekuensi Pemberian Minum
Tubuh kuda setidaknya tersusun daii 65 sampai 75 persen air. Air bei-perail
penting dalam semua proses metabolisme. Selain itu air juga dibutuhkan bagi
proses fisiologi termas~~k
penggunaan saat mencema nutrisi, regulasi suhu tubuh,
kontraksi otot, pelumasan sendi dan pembuangan zat-zat sisa yang tidak
diperlukan lagi bagi tubuh. Atas kepentingan tersebut maka kuda hams selalu
mendapatkan air setiap harinya, sehingga air harus selalu tersedia secara ad
libitum dalam kandang kuda.
Kuda membutuhkan ketersediaan air yang berkualitas baik dan palatable.
Kubutuhan air kuda adalah 10 sampai 12 galon ( 4 5 3

-

54,6 liter) air perhari.

Pemberian air hams sangat dibatasi saat kuda setelah melakukan pekerjaan dan
aktivitas yang berat. Hal ini dilakukan untuk rnenghiildari terjadinya minum yang
berlebihan yang akan menyebabkan gangguan pada pencemaan dan gangguan
metabolisme tubuh lainnya (Anomim 2008~).

Manajemen Perkandangan
Kuda memerlukan tempat berteduh

yang layak sebagai tempat

berperlindung dari cuaca yang tidak bersahabat sepeiti angin dan hujan. Di dalam
kandang seharusnya juga dilengkapi dengan pakan yang cukup agar kondisi
kesehatan kuda tetap terjaga. Kandang kuda setidaknya memiliki ukuran yang
lebih besar d a ~ ukuran
i
kuda. Meilu~utDrummond (1988) ukuran kandang yang
ideal terlihat sepeiti dalam tabel 2.

Tabel 2 Ukuran kandang kuda ideal
Ukuran (dalam m)

Jenis kuda

3.6 x 3.6

Kuda tunggang

3.6 x 3.0

Kuda kej a

3.0 x 3.0

Kuda poni

Sumber ( D m m o n d 1988; Hamer 1993)
Hal lain yang hams diperhatikan adalah koilstuksi kandang. Kandang kuda
harus dibuat seaman mungkin dan dilengkapi dengan alas yang empuk untuk

menghindari dari cidera yang mungkin akan dialami kuda di dalam kandang. Hal
terakhir yang hams diperhatikan adalah sanitasi atau kebersihan. Kandang kuda
setidaknya dibersihkan 1 minggu sekali, untuk inenghindari tumbuhnya ja~nurdan
perkembangbiakan mikroorganisrne patogen yang akan tnengganggu kesehatail
kuda.

Manajemen Aktivitas dan Lingkungan Kerja

Jenis aktivitas kuda haruslah ditentukan berdasarkan ras dan utnumya.
Ada jenis ras kuda yang memiliki tenaga besar namun tidak lincah sehingga
digunakan sebagai kuda pekerja, nalnun ada jenis kuda yang meiniliki tenaga
terbatas namun memiliki kelincahan yang tinggi sehingga digunakan sebagai kuda
pacu. Menurut Soehardjono (1990) pemilihan kuda dan manajemen durasi
aktivitas yang tepat akan menjadikan kuda tnenarnpakkail perfoima terbaiknya.
Keadaan permukaan tanah lingkungan juga berpengaruh terhadap
kesehatan kuda. Kuda dengan lingkungan tanah yang b u n ~ kseperti becek dan
berbatu akan menjadi predisposisi terhadap penyakit-penyakit kuku kuda.
Sehingga keadaan tanah lingkungan tempat kuda bekerja dan sekitar kandang
perlu dikondisikan seperti keadaan tanah normal kuda saat berada di alam. Jika
tidak memungkinkan maka kuku kuda hams dilengkapi dengan ladam guna
melindunginya dari kondisi tanah yang buntk.

Manajemen Perawatan Tubuh

Hal pertama yang hams dilakukan untuk membuat tubuh kuda bersih
adalah selalu menjaga kebersihan peralatan yang digunakan untuk membersihkan
kuda seperti sikat dan roskam (rose conzb), karena alat yang kotor tentunya akan
inembuat tubuh kuda menjadi kotor. Karena kuda pada umumnya lnemiliki
aktivitas yang banyak, maka perawatatl tubuh yang wajib untuk dilakukan setiap
hat-i adalah groonzing. Grooming yaitu menyikat tubuh kuda dengan sikat khusus
(body brush) dan roskam. Grooming berujuan untuk menyingkirkan kotorankotoran yang berada di kulit kuda. Frekuensi grooming yang tepat adalah
dilakukan dua kali sehari yaitu sebelum dan setelah kuda beraktivitas. Kuda tidak
perlu terlalu sering dimandikan. Hanya kuda yang terlihat kotor yang wajib untuk

dimandikan. Frekuensi mandi yang terlalu sering akan membuat kulit kuda
menjadi kering karena kelembaban tuhuhnya hilang.

Manajemen Perawatan Kuku

Perawatan kuku penting artinya bagi kesehatan kuda. Bahkan ada pepatah
yang mengatakan "No hoof; no hovse" yang dapat diartikan jika tidak ada kuku
maka tidak ada kuda. Kuda yang memiliki berat badan ratusan kilogram hanya
ditumpukan pada keempat kukunya sehingga jika terdapat kuku kaki yang sakit
maka hidup kuda juga tidak akan dapat bertahan lama (Anonim 2008). Perawatan
kuku yang diperlukan bagi kesehatan kuda adalah pembersihan kuku, pemotongan
kuku, peladaman, dan pemeriksaan kesehatan kuku (Gredley 1999).
Pembersihan kuku meliputi tindakan penyingkiran benda asing dan batu
yang sering berada pada bagian sela-sela kuku. Hal ini penting dan wajib
dilakukan secara rutin sebelum kuda dikeluarkan dari kandang untuk beraktivitas
(Gredley 1999)
Pemotongan kuku adalah tindakan memotong bagian ujung kuku kuda
yang berlebih. Seperti kuku pada jari ma~lusia,kuku kuda juga bertambah panjang
ukurannya tiap waktu. Pemotongan kuku yang baik seharusnya dilakukan tiap
enam sampai delapan minggu sekali, agar kuku selalu berada pada bentuk nonnal
dan tidak menggangu kuda saat berjalan dan berlari (Gredley 1999).
Peladaman adalah pemasangan besi pada bagian bawah kuku dengan cara di
paku kebagian white line kuku. Kebanyakan kuda membutuhkan ladam untuk
melindungi bagian wall dan toe pada bagian kukunya. Ladam dapat turut
melindungi otot, tulang dan tendon bagian kaki dari luka. Peladaman yang buruk
atau pergantian ladam yang tidak teratur dapat membuat kuku kuda mendapatkan
sakit yang permanen. Kuda yang melakukan berbagai pekerjaan berat pada
permukaan tanah yang keras perlu menggunakan ladam untuk melindungi bagian
kukunya dari cedera dan luka. Beberapa kuda yang memiliki dinding kuku yang
lemah, bagian sole yang datar atau masalah lain pada kuku membutuhkan ladam
meskipun kuda tersebut tidak melakukan aktivitas berat.

Manajernen Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara teratur diperlukan untuk
rnenghasilkan performa kuda yang selalu baik, sehingga kesehatan seekor kuda
sebaiknya selalu dikontrol oleh seorang dokter hewan. Kuda adalah hewan yang
sangat sensitif dan tidak tahan terhadap rasa sakit. Jika kuda terserang suatu
penyakit maka kuda akan lebih cepat mati jika tidak segera diobati, sehingga
peran dokter hewan penting dalam kesehatan seekor kuda (Anonim 2008)
Vaksinasi dan deworming adalah pelayanan kesehatan yang harus
dilakukan secara teratur kepada seekor kuda. kuda akan lebih kebal terhadap
penyakit jika mendapatkan vaksinasi secara teratur. Kegiatan dewormi~zgatau
pengobatan cacing juga hams dilakukan secara teratur untuk membunuh cacing
yang berada di hlbuh kuda. Kejadian kecacingan pada seekor kuda akan
menyebabkan penurunan terhadap kondisi gizi kuda (Brandy 2002b).

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Oktober 2007-September 2008. Responden dan
kuda yang digunakan dalarn penelitian adalah kusir beserta kuda delman yang
bekerja di daerah Pasar Bogor, Kotama Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wawancara
dan pemeriksaan kesehatan kuda dilakukan di lumah pemilik kuda atau di
kandang kuda delman saat kuda sedang tidak dipekerjakan.

Metode Penelitian
Metode penelitian adalah studi lintas seksional. Contoh responden dipilih
dengan cara pzirposive yaitu dengan mewawancarai semua kusir delrnan yang
ditemui di Pasar Bogor saat survey dilakukan. Sedangkan contoh kuda adalah
kuda milik responden yang diperkenankan untuk diperiksa kesehatannya. Besaran
contoh untuk responden kusir delman sebanyak 30 orang dan jumlah kuda
sebayak 12 ekor. Data mengenai manaje~nen pelneliharaan kuda dellnan
dikumpulkan dari responden dengan melakukan wawancara menggunakan
kuesioner, Sedangkan data kesehatan kuda delman didapatkan dengan melakukan
prosedur physical examination. Data yang telah diperoleh kemudian disajikan
secara desktiptif.

Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan melengkapi data yang diperlukan dalam
penelitian, digunakan teknik pengumpulan data yaitu :
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada
responden dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data secara
lengkap.

b. Pemeriksaan kesehatan
Pelne~iksaan kesehatan kuda adalah pemeriksaan tubuh hewan untuk
mengetahui apakah hewan tersebut sehat atau sakit dengan melakukan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi pada tubuh hewan tersebut. Peineriksaan kesehatan

kuda dalam penelitian ini menljuk pada pemeriksaan kesehatan (physical
examination) yang digunakan pada Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan

Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Definisi Operasional
Untuk memberikan pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan keraguan,
maka dirumuskan definisi operasional dari istilah variabel yang digunakan dalam
penelitian. Definisi operasional penelitian terdiri dari dua bagian yaitu definisi
mengenai pemeriksaan kesehatan kuda dan mengenai wawancara manajemen
pemeliharaan kuda delman.
Definisi operasional tiap variabel, alat ukur, cara pengukuran dan skala
pengukuran dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 3 Definisi operasional Pemeriksaan Kesehatan.
Variabel
conditiorl

dan bulu

I Keadaan
fisiologis tubuh
kuda

Definisi Operasional
Penilaian status gizi tubuh
berdasarkan jumlah
timbunan lemak

Penilaian terhadap
Keadaan kulit, keadaan
bulu dan kebersihannya
Penilaian terhadap
frekuensi nadi, frekuensi
nafas dan suhu tubuh

Alat Ukur

-

Stetoscope,
termometer

ik
Pemeriksaan
sistem
pernafasan

Penilaian terhadap keadaan
sistem pernafasan kuda
dengan mengamati bentuk
rongga dada, type, ritme,
intensitas pernafasan,
penekanan rongga dada,
qalpasi interkostal, suara

Stetoscope

Cara Ukur
Inspeksi dan
palpasi pada
beberapa
bagian tubuh

Ispeksi dan
palpasi pada
kulit
Palpasi pada
A. Facialis;
Auskultasi
pada dada;
pengukuran
suhu perektal
dengan
termometer
Inspeksi,
palpasi,
auskultasi

Skala
Ordinal
I =Poor
2 = Very Ttiiil
3 = Tlrin
4 = Modemrely
Thin
5 =Moderate
6 = Moderately
Flestry
7 = Flesl~y
8=Fat
9 =Extremely
Far

Pemeriksaan
sistem sirkulasi

nafas, suara ikutan,
sinkronisasi inspirasi &
ekspirasi dan ada tidaknya
batuk.
Penilaian terhadap keadaan
sistem sirkulasi knda
dengan mengamati ada

Steroscope

I

C
Inspeksi,
palpasi,
auskultasi

tidaknya Ictus cordis,
frekuensi, intensitas, ritme
denyut jantung,
sinkronisasi antara pulsus
nadi & jantung, Cnpiln~y

Re$/ Tinre
Pemeriksaan
tambahan

Penilaian terhadap keadaan

Steroscopc
palpasi,
auskultasi

sisteln pencernaan, keadaan
& kebersihan alat kelamin,

tingkat dehidrasi tubuh

Tabel 4 Definisi operasional variabel manajelnen pemeliharaan kuda delman
Variabel
Jenis pakan

Definisi Operasional
Jenis pakan yang
digunakan sebagai pakan
kuda

Alat Ukur

Cara Ukur
Wawancara
dan Observasi

Frekuensi
pemberian
pakan

Frekuensi pemberian pakan
terhadap kuda delman tiap
hari

-

Wawancara

Waktu
pemberian
pakan

Waktu pada saat kuda
mendapatkan pakan tiap
hari

Wawancara

Skala
Ordinal
1 = rumput saja
2 = dedak saja
3 = rumput dan
dedak saja
4= rumput,
dedak dan
makanan
penunjang lain
Ordinal
1= kuda diberi
makan 1 kali
sehari
2= kuda diberi
makan 2 kali
sehari
3= kuda diberi
makan 3 kali
sehari
4 = makanan
selalu tersedia
Ordinal
I= tidak teratur
2 = siang hari
saat kerja

lumlah pakan

Jumlah pakan yang
diberikan kepada kuda tiap
hari

Wawancara
ian Observasi

'rekuensi
~emberianair
ninum

Frekuensi pemberian air
minum terhadap kuda tiap
hari

Wawancara

Jkuran

Ukuran kandang kuda

Uawancara
Ian Observasi

4 = pagi sore
dan malam
Ordinal
1 = kurang dari
3 kg per hari
2=3s.d4kg
per hari
3 = sama
dengan 5 kg per
hari
4 = lebih dari 5
Ordinal
I = hanya
diberikan saat
Luda terlihat
haus
2 = diberi 2 kali
sehari saat pagi
dan sore hari
3 = diberi 3 kali
sehari pagi,
sore, malam
4 = selalu
tersedia
Ordinal
I= ukuran
kandang lebih
kecil dari 2 x 1
m"
2= uhxran
kandang 2 x 2 m2
3= ukuran
kandang 3 x 3 m2
4= ukuran
kandang lebih
besar dari 3 x 3
rn'

ilas kandang

Jenis alas yang digunakan
lalam kandang

Nawancara
Ian Observasi

Ordinal
1= jika kandang
tidak
mengunakan
llas sama sekali,
lantai kandang
:endemng keras
2= jika
menggunakan
jerami
3= jika
nenggunakan
jerbuk kayu
sergaji
l=
jika
nenggunakan
:ampuran
jerbuk kayu dan
erami sehingga

ilas kandang
:endemng
Tangat.
:eadaan kebersihan
andang
angat buruk :Jika
andang sangat kotor
arena tidak pernah
ibersihkan sama sekali.
iuruk : Kandang kotor
arena jarang dibersihkan.
Curang baik: Kandang
ersih namun pada
teberapa bagian masib
zrlihat kotor karena hanya
libersihkan dengan
#eralatanseadanya
%aik: Kandang sangat
~ersihkarena dibersihkan
etiap hari dengan
eral la tan yang memadai.
Yingkat keselamatan kuda
li dalam kandang
iangat berbabaya :
:ecelakaan bagi kuda pasti
erjadi
:ukup berbahaya :
ewaktu-waktu kandang
kpat ~nencelakaikuda,
esiko kecelakaan masih
:ukup besar
:ukup aman : resiko
recelakaan sangat kecil
iekali
jangat aman : kandang
iman bagi keselamatan
cnda.

Yawancara
an Ohservasi

3rdinal
I= sangat bumk
2= b u n k
3= kurang baik
1=baik

Uawancara
lan Ohservasi

Ordinal
I = Sangat
berbahaya
2= Cukup
berbahaya
3= Cukup aman
4 = Sangat anlar

Lama waktu kuda
iipekerjakan dalam satu
~ari

Wawancara

Ordinal
l= jika kuda
bekerja selama
24 jam sehari
tanpa istirahat
2= jika kuda
bekerja 12 jam
sehari
3= jika kuda
bekerja 6 - 11
jam sehari
4= jika kuda
bekerja tidak
lehih dari 6 jam
sehari

--

Keadaan Alas
lantai
lingkungan
kerja dan sekitar

Keadaan lantai lingkungan
kerja dan sekitar kandang
kuda

Wawancara
dan Observasi

Ordinal
1= tanah
becekiberair
2= aspal, semen
3= tanah padat
4= empuk
(rumput)

Frekuensi
Mandi

Frehensi mandi kuda

Wawancara

Ordinal
1= sangat jarang
sekali
2= jarang
3= teratur 1
bulan sekali
4= teratur 1
minggu sekali

Frekuensi
Groonzing

Frehensi groonzing kuda

Wawancara

Ordinal
1= sangat jarang
(lebih dari
seminggu
sekali)
2= tidak teratur
(seminggu
sekali)
3= teratur
(sebelum atau
setelah bekerja
saja)
4= teratur
(sebelum dan
setelah bekerja)

Panggunaan tapal pada
kuku kuda

-

Wawancara
dan Observasi

Ordinal

O= tidak
menggunakan
1= hanya satu
kaki yang
menggunakan
tapal
2= hanya 2 kaki
yang
menggunakan
tapal
3= hanya 3 kaki
yang
menggunakan
tapal
4= semua kaki
menggunakan
tapal

Frekuensi pergantian tapal

Wawancara

penggantian
sebulan sekali
3= frehuensi
penggantian 2
lninggu sekali
4= frekuensi
penggantian 1
minggu sekali
;iapa yang
nemeriksa

Orang yang biasa
memeriksa kesehatan kuda
delman saat kuda sakit

Wawancara

Naktu
,emeriksaan

waktu pelneriksaan
kesehatan kuda dellnan
yang biasa dilakukan kusir
delman

Wawancara

'emberian obat
:acing
deworming)

Frekuensi pemberian obat
cacing pada kuda deln~an

Wawancara

Ordinal
0 = tidak pemah
1 = saat ada
pelayan
kesehatan gratis
saja
2 = 1 tahun
sekali
3 = 6 bulan
sekali
4 = 3 bulan
sekali

'engetahuan
:esehatan kuda

Pengetahuan kusir delman
mengenai cara pengobatan
terhadap kuda
Sanget beik : mengetahui
segala cara menangani
kuda sakit baik penanganan
maupun peracikan obat
tradisional.
Baik : mengetahui cara
perawatan kuda sakit saja.
Kurang baik :hanya
mengetahui cara merawat
kuda saja.
Buruk : tidak mengetahui
jama sekali mengenai
perawatan kuda.

Wawancara
iecara
nendalam

Ordinal
Buruk = 1
Kurang baik = 2
Baik = 3
Sangat baik = 4

Ordinal
O= tidak ada
1= memeriksa
sendiri
4= mantri
hewan atau
dokter bewan
Ordinal
1 = hanya saat
kuda sakit
2 = sebulan
sekali
3 = seminggu
sekali
4 = mtin setiap
hari

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari proses penelitian selama bulan Oktober 2007 hingga September 2008
didapatkan 30 kusir delman sebagai sampel responden. Seluruh responden
tersebut kemudian diwawancara mengenai manajemen pemeliharaan kuda
delman. Disebabkan penolakan dari beberapa kusir delman dan keterbatasan yang
ada pada peneliti, dari 30 kusir delman yang telah diwawancarai hanya 12 ekor
kuda yang berhas