Perancangan Media Informai Online dan Offline Usaha Ternak Ayam Kampung Berbasiskan Web (studi Kasus di P4S Eka Jaya di Jakarta Selatan)

(1)

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

ONLINE

DAN

OFFLINE

USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG BERBASISKAN WEB

(Studi Kasus di P4S EKA JAYA di Jakarta Selatan)

SKRIPSI MULYONO

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

MULYONO. D03400090. 2006. Perancangan Media Informasi Online dan Offfline Usaha Ternak Ayam Kampung Berbasiskan Web (Studi Kasus di P4S Eka Jaya di Jakarta Selatan). Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS. Pembimbing Anggota : Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi.

Sampai saat ini belum ada batasan yang pasti tentang pengertian ayam kampung. Jika di sini disebut-sebut kata “ Ayam Kampung ”, penyebutan ini hanya sekedar untuk menunjukan jenis ayam lokal dengan keragaman genetis tinggi yang sudah dikenal luas dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jenis ayam lokal ini diperkirakan menjadi variasi karena pengaruh isolasi tempat. Variasi individu dalam satu jenis ini tidak hanya terbatas pada warna bulu, tetapi juga pada ukuran tubuh, produktivitas telur dan suara.

Media informasi online (internet) dan offline (cakram padat) dapat digunakan sebagai salah satu medium komunikasi massa. Saluran komunikasi massa merupakan alat melalui mana sumber komunikasi menyampaikan pesan-pesan kepada penerima. Melalui media ini, diharapkan penerima dapat memperoleh informasi tentang ayam kampung dengan mudah. Disaat tidak dapat menggunakan internet, pengguna dapat memanfaatkan cakram padat sebagai sumber informasi. Penelitian ini bertujuan (1) mempelajari rancangan web system atau web design

sebagai media sistem informasi bagi peternak ayam kampung, (2) mempelajari rancangan sistem informasi yang digunakan pada cakram padat sebagai media informasi bagi peternak ayam kampung, dan (3) menyajikan berbagai data dan informasi usaha ternak ayam kampung melalui proses pengembangan perangkat lunak komputer sebagai sistem informasi usaha ternak ayam kampung on line dan off line. Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu (1) tahap identifikasi

web system, (2) tahap analisis web system dan pengumpulan data, (3) tahap

perencanaan dan disain website usaha ternak ayam kampung, (4) pembuatan website,

dan (5) perawatan. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara beberapa web system yang bersifat Web Portal atau yang lebih dikenal dengan

Content Management System (CMS). Keseluruhan sistem tersebut memiliki kesamaan, yaitu menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL, yang merupakan sistem yang bersifat bebas (open source).Penelitian dilakukan di usaha ternak ayam kampung ramah lingkungan P4S Eka Jaya yang berlokasi di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Hasil analisis terhadap web system terdapat empat CMS yang direkomendasikan sebagai web system untuk digunakan sebagai media

informasi berbasiskan web on line dan off line untuk usaha ternak ayam kampung didasarkan pada sifat, aplikasi, ketangguhan sistem, dukungan, dan kemudahan penggunaannya yaitu Joomla, Mambo CMS, Word Press dan Php Nuke. Website

yang telah dihasilkan beralamat http://www.ayamkampoeng.net dan telah disimpan dalam bentuk cakram padat.

Key Words: usaha ternak ayam kampung ,sistem informasi, content management system, web system.


(3)

ABSTRACT

MULYONO. D03400090. 2006. Designing Information Media Online and Offline of Native Chicken Farming Based on Web (Case Study in P4S Eka Jaya, South Jakarta). Script. Department of Social Economic of Livestock Industry. Faculty of Animal Science. Bogor Agricultural University.

Adviser : Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS Co-adviser : Ir. Wahyu Budi Priatna, MSi

The purposes of the research are (1) studying the information system design or web design as media that transfer any informations needed by native chicken’s breeder (2) studying the advantages of compact disk technology used as media of informations that is needed by native chicken’s breeder and (3) identifying and presenting any kind of data and informations related to native chicken’s breeder by means of software engineering.The research has five stages, they are :(1) the stage of identifying a system (2) the stage of analyzing a system and data collecting (3) designing and planning a system (4) making web and (5) maintenance. The research will be done by comparing some web systems which are populerly known as Content Management Systems (CMS). All of those Content Management Systems have some similarities, especially of system used. Those similarities are that they use PHP programming language and MySQL database server. Both are entirely open source. The research has sought data from P4S Eka Jaya chicken farming which locate at jagakarsa in South Jakarta. These data have been used as the contents of the web pages. As the result, there are four CMS recommended as the Web System to be used as online or offline web-based information media. They are Joomla, Mambo CMS, Word Press, and PHP nuke.The final results of the research may be observed on http://www.ayamkampoeng.net and also on Compact Disk.

Key Words: native chicken farming, information system, content management system, , web system.


(4)

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

ONLINE

DAN

OFFLINE

USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG BERBASISKAN WEB

(Studi Kasus di P4S EKA JAYA di Jakarta Selatan)

MULYONO D03400090

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006


(5)

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI

ONLINE

DAN

OFFLINE

USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG BERBASISKAN WEB

(Studi Kasus di P4S EKA JAYA di Jakarta Selatan)

Oleh MULYONO

D03400090

Skripsi ini telah disetujui dan akan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 17 Oktober 2006

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 131 862 158

Pembimbing Anggota

Ir. Wahyu Budi Priatna, Msi NIP. 131 956 687

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc NIP. 131 624 188


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 28 Mei 1981 dari pasangan Bapak Herman bin Abdullah dan Ibu Mujahidah binti Yusuf Naim.

Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Kodya Jambi, Jambi dan pada saat penulis di tingkat lima sekolah dasar, penulis pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 113 Kodya Jambi, Jambi dan lulus pada tahun 1992. Tahun 1995 penulis menamatkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 17 Kodya Jambi, Jambi, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Kodya Jambi, Jambi, dan lulus pada tahun 1998. Semenjak SD hingga SMU penulis aktif di kegiatan Organisasi Siswa dan sering menjabat sebagai Ketua Kelas. Semasa SMU penulis juga aktif di kegiatan Organisasi Paskibra semenjak penulis masuk hingga lulus SMU pada tahun 1998.

Setelah lulus dari SMU, penulis tidak langsung melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi melainkan penulis mencoba untuk terjun ke dunia kerja. Selama dua tahun (1998 – 2000), penulis telah bekerja di tiga perusahaan diantaranya di PT. Putra Sejahtera Pionerindo Div. California Fried Chicken (CFC) Ruko Abadi Jambi. Pada tahun 2000 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) sebagai mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan (SEIP). Setelah beberapa bulan tepatnya pada bulan Januari tahun 2001, penulis resmi melepas masa lajang dengan menikahi seorang gadis Sunda yang juga merupakan satu rekan kerja bernama Kurniasari, hingga kini penulis telah dikaruniai dua orang putri yaitu An-Nisa Khoirunnur (3 tahun) dan Faisha Zharifah Muthi’ah (9 bulan). Selama penulis menyelesaikan studi di IPB, penulis juga bekerja di berbagai perusahaan dan organisasi di antaranya di Al-Amin Swalayan, Lembaga Alam Tropika Indonesia, dan hingga sekarang masih aktif di Sekretariat Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) dengan jabatan sebagai Staf Teknologi Informasi dan Komunikasi di bawah pimpinan Bapak Prabowo Subianto. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi kampus yaitu Agriaswara IPB dan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP).


(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya itulah, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Perancangan Media Informasi Online dan Offline Usaha Ternak Ayam Kampung Berbasiskan Web (Studi Kasus di P4S Eka Jaya di Jakarta Selatan). Karya ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu (1) tahap identifikasi web system, (2) tahap analisis web system dan pengumpulan data, (3) tahap perencanaan dan disain website usaha ternak ayam kampung, (4) pembuatan

website, dan (5) perawatan. Seluruh tahapan dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari Januari sampai dengan April 2006.

Penulis menyadari apa yang diungkapkan dalam karya kecil ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Walaupun demikian, semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat, mendorong dan menggugah minat untuk melakukan penelitian yang serupa.

Bogor, Oktober 2006


(8)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

KERANGKA PEMIKIRAN ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Ternak Ayam Kampung ... 6

Analisi Usaha Ayam Kampung ... 9

Tata Laksana Usaha Ayam Kampung ... 9

Pakan ... 12

Pemeliharaan ... 15

Panen dan Pasar ... 18

Website sebagai Saluran Komunikasi Massa ... 20

Perancangan Media Informasi ... 21

Sistem Informasi ... 21

Word Wide Web ... 24

HTTP ... 25

HTML ... 27

PHP ... 29

Front Page dan Dreamweaver ... 30

Adobe Photoshop ... 31

Macromedia Flash ... 31

METODE PENELITIAN ... 32

Lokasi dan Waktu ... 32

Desain ... 32

Data dan Instrumentasi ... 34

Pengumpulan Data ... 35

Analisis Data dan Uji Coba ... 35


(9)

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 39

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

Perancangan Media Online dan Offline ... 41

Media Online dan Offline ... 41

Content Management System (CMS) ... 42

Perancangan Media Online ... 43

Perancangan Media Offline ... 49

KESIMPULAN ... 54

Kesimpulan ... 54

Saran ... 54

UCAPAN TERIMAKASIH ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Pakan yang Dikonsumsi Ayam per Ekor per Hari ... 13

2. Pemberian Pakan Berdasarkan Umur Ayam dan Jenis Pakannya ... 14

3. Suhu yang Dibutuhkan Anak Ayam dalam Pertumbuhan ... 16

4. Program Vaksinasi ND pada Ayam Kampung ... 17

5. Ciri Fisik Ayam Produktif dan Tidak Produktif ... 18


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Penelitian ... 5

2. Konsep Browser dan Server Web ... 25

3. Mekanisme Kerja HTTP ... 26

4. Contoh Kode Program Dasar HTML ... 28

5. Hasil Proses Coding HTML ... 29

6. Struktur Sistem Informasi Online Situs ayamkampoeng.net ... 44

7. Tampilan Awal Media Informasi Online ayamkampoeng.net ... 46

8. Tampilan Halaman Sub-Menu Artikel ... 47

9. Tampilan Halaman Login Administrator ... 48

10.Tampilan Halaman Administrator ... 48

11.Struktur Sistem Informasi Offline Situs ayamkampoeng.net ... 50

12.Tampilan Awal Media Informasi Offline ayamkampoeng.net ... 52

13.Tampilan Salah Satu Menu ... 52


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman


(13)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sampai saat ini belum ada batasan yang pasti tentang pengertian ayam kampung. Jika di sini disebut-sebut kata “ Ayam Kampung ”, penyebutan ini hanya sekedar untuk menunjukan jenis ayam lokal dengan keragaman genetis tinggi yang sudah dikenal luas dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Jenis ayam lokal ini diperkirakan menjadi variasi karena pengaruh isolasi tempat. Variasi individu dalam satu jenis ini tidak hanya terbatas pada warna bulu, tetapi juga pada ukuran tubuh, produktivitas telur dan suara.

Saat ini perkembangan media informasi sangat pesat, mulai dari yang online

sampai offline. Media informasi yang dapat online adalah melalui internet dengan melakukan akses menuju suatu situs (website) yang menyediakan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Sementara yang offline dapat diperoleh melalui cakram padat yang tampilan dan isinya sama dengan website. Program tambahan yang akan digunakan untuk merancang isi website untuk media cakram padat adalah

Macromedia Flash atau dengan Program Server Standalone.

Media informasi yang online (internet) maupun offline (cakram padat) dapat digunakan sebagai salah satu medium kemunikasi massa. Saluran komunikasi massa merupakan alat melalui mana sumber komunikasi menyampaikan pesan-pesan kepada penerima. Melalui media ini, diharapkan penerima dapat memperoleh informasi tentang ayam kampung dengan mudah. Di saat tidak dapat menggunakan internet, pengguna dapat memanfaatkan cakram padat sebagai sumber informasi. Dunia website melalui internet dan cakram padat semakin pesat dan terus berkembang. Ragam peluang dan kesempatan semakin banyak muncul dengan kehadiran teknologi ini. Internet mampu dijadikan sebagai sarana informasi yang cukup efektif untuk memperkenalkan sebuah produk atau informasi dengan skala yang sangat luas. Selain itu, kehadiran website mampu meningkatkan posisi tawar sebuah perusahaan. Tidak diragukan lagi kalau banyak perusahaan, instansi pemerintah maupun swasta, lembaga pendidikan maupun swasta dari mulai yang profit dan non-profit mulai banyak melirik media yang satu ini.

Demikian juga dengan cakram padat. Cakram padat mampu memberikan informasi yang diinginkan itu. Dirancangnya cakram padat merupakan suatu hal


(14)

yang penting, karena di saat seseorang tidak bisa online dengan internet, maka cukup mengetahui informasi dengan cara menyaksikan cakram padatmelalui CD-Rom dan komputer. Sepanjang masih tersedia CD-Rom dan komputer, maka pengguna tidak akan kesulitan memperoleh informasi yang telah disediakan.

Menyadari besarnya peran media informasi itu, maka akan dirancang sebuah media berbasis website dan cakram padat. Kedua media ini akan saling melengkapi. Di saat tidak online dengan internet, maka bisa offline dengan cakram padat. Situs atau web awalnya merupakan suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink. Perkembangan web sangat cepat di lingkungan pengguna internet, karena kemudahan yang diberikan kepada pengguna internet untuk melakukan penelusuran, penjelajahan, dan pencarian informasi. Informasi disajikan dalam berbagai bentuk seperti teks, gambar, animasi, suara (audio) dan film (video).

Saat ini tersedia berbagai program-program yang dirancang sedemikian rupa, sehingga program-program tersebut banyak digunakan oleh pengelola web sebagai solusi pemecahan masalah keterbaruan dan kelengkapan data. Sistem database

merupakan salah satu program yang banyak digunakan oleh pengelola web saat ini terutama oleh pengelola web portal. Program yang digunakan dalam penggunaan sistem database ini adalah MySQL, sementara bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP (Hypertext Preprocessor).

Informasi bagi petani, peternak, dan calon peternak yang akan membudidayakan ayam kampung, akan disajikan melalui dua media. Ayam kampung bisa dikatakan sebagai ternak yang merupakan bagian dari kehidupan petani. Namun, kedekatan ayam kampung dengan petani diduga masih belum banyak memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan hidup petani bersama keluarganya. Hal ini disebabkan skala pemeliharaannya relatif sedikit, teknik budidayanya masih tradisional, dan sistem usahanya masih merupakan usaha keluarga yang dikelola secara individual.

Guna turut membantu petani, peternak, atau calon peternak mengetahui berbagi hal dalam pemeliharaan ayam kampung, akan dirancang sebuah media

website dan cakram padat. Informasi tentang ayam kampung itu meliputi jenis-jenis ayam kampung, jenis usaha ayam kampung, tata laksana usaha ayam kampung, analisis usaha, dan pengembangan bisnis ayam kampung.


(15)

Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, penelitian akan menitikberatkan pada hal-hal yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang sistem informasi atau web design sebagai media informasi bagi peternak ayam kampung.

2. Bagaimana merancang sistem informasi yang akan digunakan pada cakram padatsebagai media informasi bagi peternak ayam kampung.

3. Bagaimana ketersediaan data mengenai ternak ayam kampung sebagai dasar pembuatan sistem informasi usaha ternak ayam kampung online dan offline.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini berusaha untuk membuat media informasi bagi peternak ayam kampung. Secara lebih terperinci tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari rancangan sistem informasi atau web design sebagai media informasi bagi peternak ayam kampung ?

2. Mempelajari rancangan sistem informasi yang digunakan pada cakram padat sebagai media informasi bagi peternak ayam kampung ?

3. Mengidentifikasi dan menyajikan berbagai data dan informasi ternak ayam kampung melalui proses pengembangan perangkat lunak komputer sebagai sistem informasi ternak ayam kampung online dan offline ?

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan atau tambahan informasi bagi pengembangan peternakan ayam kampung. Hasil penelitian diharapkan berguna bagi:

1. Para peternak dan orang-orang yang tertarik untuk melakukan bisnis usaha ayam kampung, dapat memanfaatkan media ini sebagai salah satu sumber informasi yang handal,

2. Instansi pemerintah di bidang peternakan dapat memanfaatkan website dan cakram padat sebagai media penyampaian informasi yang berkaitan dengan usaha ternak ayam kampung.


(16)

KERANGKA PEMIKIRAN

Sistem informasi ternak ayam kampung mempunyai peranan dalam sistem agribisnis ayam kampung sebagai salah satu bagian subsistem agribisnis penunjang. Sistem informasi melaui informasi ternak ayam kampung merupakan pendukung keberhasilan usaha peternakan ayam kampung terutama sebagai bahan pengambilan keputusan, sebagai media penyampaian teknologi dan inovasi, sebagai media jaringan bisnis dan lain sebagainya.

Sistem informasi yang berbasis pada web merupakan salah satu media komunikasi massa. Melalui web, pengguna dapat memperoleh informasi, khususnya mengenai usaha petenakan ayam kampung.

Keberhasilan usaha ternak ayam kampung ditentukan oleh berbagai faktor diantaranya industri pembibitan, industri pakan, industri obat/vaksin, industri peralatan, industri pengolahan, modal, kebijakan pemerintah, sistem informasi dan lain sebagainya. Ketersediaan serta bentuk data mengenai ternak ayam kampung sangat beragam dan tersebar. Hal ini menyebabkan kurangnya informasi mengenai usaha ternak ayam kampung yang akurat dan tepat waktu.

Suatu rancangan sistem informasi ternak ayam kampung yang bisa diakses secara online dan offline sebagai bagian dari subsistem agribisnis penunjang yang mengintregasikan berbagai data-data yang diperlukan dan menghasilkan informasi yang berkaitan akan sangat membantu usaha peternakan secara langsung maupun tidak langsung.


(17)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Subsistem

Agribisnis Hulu Ayam Kampung ¾ Industri Pembibitan

¾ Industri Pakan

¾ Industri Obat/Vaksin

¾ Industri Alat/Peralatan

Subsistem

Agribisnis Budidaya Ayam Kampung

¾ Usaha Ternak Ayam

Kampung

Subsistem Agribisnis Hilir Ayam Kampung ¾ Industri Pengolahan

¾ Kegiatan Perdagangan

Subsistem Agribisnis Jasa Penunjang Ayam Kampung

¾ Sistem Informasi ¾ Kredit / Modal

¾ Penelitian, Pengembangan

¾ Kebijakan Pemerintah

¾ Transportasi

Media Informasi

Online

(Internet)

Offline

(Cakram Padat) Sistem Informasi


(18)

TINJAUAN PUSTAKA Ternak Ayam Kampung Perkembangan Ayam Kampung

Perkembangan ayam kampung saat ini cukup menggembirakan. Banyak peneliti yang berusaha mengkaji dan menggali potensinya, kemudian direkomendasikan kepada para peternak guna meningkatkan produktivitasnya (Pambudy dan Wakradiharja, 2002). Cahyono (2002) mengungkapkan bahwa untuk mendukung pengembangannya perlu pertimbangan beberapa faktor berikut: 1) produktivitas ayam kampung. Usaha pemeliharaan secara tradisional dengan sistem umbar menyebabkan perkembangan dan kesehatan ayam sulit dikontrol. Pemeliharaan cara ini juga memungkinkan terjadinya perkawinan dalam satu kerabat sehingga menghasilkan keturunan yang homozigot resesif, yakni individu yang memiliki kemampuan produksi dan reproduksi rendah. Di samping sistem pemeliharaan, sifat genetik ayam kampung pun kurang menguntungkan. Ayam kampung merupakan tipe ayam yang kecil dengan pertumbuhan yang lambat dan daya alih (konversi) makanan menjadi produk protein esensil juga rendah; 2) nilai gizi. Daging ayam kampung merupakan makanan yang bergizi tinggi. 3) potensi pasar. Daya serap pasar daging ayam dapat dilihat dari preferensi masyarakat, hari-hari keagamaan, dan bermacam-macam pesta rakyat. Dari segi preferensi, produk ayam kampung sangat sesuai dengan lidah rakyat Indonesia. Pemenuhan kebutuhan protein hewani, terutama daging ayam dapat mensubstitusi daging sapi, domba, atau kambing yang harganya lebih mahal. Masih menurut Cahyono (2002), keuntungan yang dapat diperoleh dari peternakan ayam kampung adalah: 1) dapat diusahakan pada lahan yang tidak begitu luas, 2) tidak memerlukan teknologi tinggi, 3) daya tahan tubuh lebih kuat dibanding ayam ras, 4) daging lebih padat, 5) harga jual lebih tinggi dibanding ayam ras, 6) kotoran dan bulunya dapat dimanfaatkan.

Jenis Ayam Kampung

Ayam kampung memiliki banyak jenis, hal ini terjadi karena variasi genetik dan lingkungan yang sangat besar. Penamaan ayam kampung biasanya berasal dari daerah-daerah tempat ayam tersebut mulai didomestikasi atau dikembangbiakkan. Misalnya, di Jawa Barat dikenal ayam Pelung yang merupakan ayam kampung khas


(19)

Cianjur. Di Jawa Tengah dikenal ayam Kedu. Di Jawa Timur dikenal ayam White Jelly dari jenis ayam lurik (Malang, Bangil, Gresik), ayam Kepel sebagai hasil persilangan ayam Kedu dan Pelung (Jember) dan ayam Hyrab, persilangan ayam Hyfa dan ayam Arab (Banyuwangi). Kemudian dikenal pula ayam Gaok yang diakui sebagai ayam Pelung Madura. Selain itu, ayam Bangkok yang notabene merupakan ayam lokal negeri Thailand, sekarang sudah termasuk ayam kampung (buras) di Indonesia. Bahkan, Bekisar yang merupakan ayam hutan, kini digolongkan pula sebagai ayam kampung. Selain itu juga Nunukan, Merawang, dan Talosi (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Jenis Usaha Ayam Kampung

Pambudy dan Wakradiharja (2002), menyatakan bahwa usaha beternak ayam kampung dapat dimulai dengan berbagai cara, antara lain memulai dari pemeliharaan induk ayam, dari telur tetas, dari anak ayam umur sehari, atau memulai dari pemeliharaan ayam dara.

1. Usaha dari Induk Ayam

Banyak orang memulai usaha beternak ayam kampung dengan memelihara induk untuk tujuan usaha menghasilkan telur dan anak ayam. Anak ayam umur sehari/Day Old Chick (DOC) yang berasal dari telur induk, kemudian dibesarkan untuk menghasilkan telur konsumsi atau ditetaskan lagi.

2. Usaha dari Telur Tetas

Usaha budidaya ayam kampung dapat pula dimulai dengan membeli telur tetas, lalu ditetaskan sendiri dan dibesarkan sesuai tujuan.

3. Usaha dari Anak Ayam Umur Sehari

Usaha budidaya ayam kampung bisa dimulai dari pemeliharaan anak ayam umur sehari atau day old chick (DOC). DOC dapat dibeli dari peternak pembibit. Biasanya antara jantan dan betina belum dipisahkan.

4. Usaha dari Ayam Dara

Cara ini adalah yang paling praktis untuk peternak pemula, karena resiko kegagalannya kecil. Dengan model usaha ini, dalam waktu satu bulan seorang peternak sudah dapat memetik hasilnya.


(20)

Lokasi Usaha Ayam Kampung

Menurut Cahyono (2002), untuk mencegah dampak negatif dari penentuan lokasi peternakan, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu tinjuan aspek teknis, aspek sosial dan ekonomi, serta aspek hukum.

1. Aspek Teknis

Lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan ayam kampung adalah lokasi harus terbuka dan cukup luas, tidak berdekatan dengan keramaian yang dapat menimbulkan kebisingan, bersih atau tidak berdekatan dengan tanaman atau bangunan-bangunan tinggi yang dapat menghalangi sinar matahari masuk ke kandang, dan harus lebih tinggi dari sekitarnya, terutama pada daerah yang topografinya miring dan bergelombang.

2. Aspek Sosial dan Ekonomi

Aspek sosial yang harus diperhatikan adalah lokasi harus jauh dari pemukiman dan bukan lokasi pemukiman. Hal ini karena bau kotoran ayam cukup menyengat dan debu kandang dapat mengganggu kesehatan penduduk di sekitarnya. Selain itu, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat karena adanya pembangunan peternakan.

Aspek ekonomi yang perlu dipertimbangkan adalah potensi sumberdaya alam yang mendukung usaha peternakan. Misalnya, lokasi yang dekat dengan lokasi persawahan dan tempat penggilingan padi akan memudahkan mendapatkan sekam padi untuk alas kandang dan bekatul untuk pakan. Lokasi juga harus dekat dengan sarana trasnportasi dan pusat pemasaran.

3. Aspek Hukum

Masalah izin pendirian badan usaha dan penggunaan tanah menurut rencana induk (master plan) yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah setempat merupakan keharusan dilaksanakan oleh peternak.

Dampak Usaha Ayam Kampung

Menurut Cahyono (2002), dampak dapat bersifat negatif dan positif. Dampak negatif yang dapat ditimbul akibat pembangunan peternakan adalah:

1. Sumberdaya air tercemar akibat pengolahan kotoran ternak yang tidak baik. Hal ini berdampak pada menurunnya biota perairan.


(21)

2. Kualitas udara menurun akibat emisi atau debu dari kotoran ternak. Efek selanjutnya menimbulkan gangguan kesehatan penduduk.

Dampak positif akibat pembangunan peternakan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan sumber pendapatan masyarakat dan membuka kesempatan

kerja baru.

2. Meningktakan gizi masyarakat, dan berarti ikut menyehatkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Meningkatkan sumberdaya manusia.

Menurut PP No. 29 tahun 1986 pasala 3 ayat 2,kriteria penentu dampak penting, yaitu:

1. jumlah manusia yang terkena dampak, 2. luas wilayah persebaran dampak, 3. lamanya dampak berlangsung, 4. intensitas dampak,

5. banyaknya komponen lainnya yang akan terkena dampak, 6. sifat kumulatif dampak, dan

7. berbalik atau tidak berbaliknya dampak.

Melalui analisis dampak lingkungan akan memudahkan analisis dampak lingkungan akan memudahkan analisis pengambilan keputusan. Dengan demikian, kegiatan pembangunan peternakan dapat dilakukan dengan tetap memelihara keserasian antara manusia dan sumberdaya alam.

Analisis Usaha Ayam Kampung

Analisis usaha ayam kampung meliputi analisis ayam kampung pedaging untuk pemeliharaan tiga bulan dan ayam kampung petelur untuk 100 ekor mulai dari ayam dara/pullet (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Tata Laksana Usaha Ayam Kampung Perkandangan

Dalam tata laksana pemeliharaan ayam kampung secara semi intensif dan intensif, kandang termasuk kebutuhan primer disamping bibit dan pakan. Kandang yang memenuhi syarat serta ditempatkan pada lokasi yang baik akan memberikan produksi yang optimal (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).


(22)

Menurut tata letaknya, kandang ayam sebaiknya mem-bujur arah Timur – Barat, hal ini untuk menghindari panas sinar matahari sepanjang hari. Ayam akan selalu mencari tempat yang teduh dan sejuk. Panas yang terus menerus akan menimbulkan produktivitas tidak optimal. Hindari arah kandang Utara – Selatan.

Kandang ayam kampung sebaiknya menggunakan bahan yang tersedia secara lokal, mudah didapat, murah harganya, tetapi cukup kuat. Bahan-bahan tersebut antara lain: untuk tiang bisa menggunakan kayu atau bambu, untuk dinding juga dari bambu, dan atapnya bisa menggunakan rumbia (kirai) atau genting (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Bentuk dan Ukuran Kandang. Kandang ayam kampung petelur dapat digunakan bentuk kandang individu (batere), sedangkan untuk anak ayam dan ayam remaja dapat digunakan kandang kelompok; kelompok kecil dalam bentuk kotak-kotak atau kelompok besar dalam bentuk postal. Dalam bentuk kotak-kotak dan batere, peternak harus memiliki bangunan utama yang cukup besar, sesuai dengan banyaknya kotak dan rangkaian kandang batere. Kandang kotak dan kandang batere pemasangannya bisa disusun bertingkat dengan memperhitungkan kotoran ayam yang ada di kandang atas tidak mengotori ayam yang ada di bawah. Bentuk atap berupa segitiga, dengan dinding kandang terbuka. Tinggi dinding kandang sebaiknya dua meter atau lebih agar sirkulasi udara dalam kandang cukup baik. Lantai kandang dikeraskan dengan semen agar mudah dibersihkan atau tanah yang dipadatkan (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Syarat-syarat Kandang. Ada tiga syarat penting yang harus diupayakan terpenuhi dalam menyediakan kandang bagi peternakan ayam kampung akrab lingkungan, yaitu mudah dikelola, nyaman untuk ternak, dan nyaman untuk lingkungan dan masyarakat sekitar (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Pembuatan Kandang. Pembuatan kandang ada dua macam, yaitu: 1) Kandang bak dua lantai dengan ukuran panjang 140 cm, lebar 80 cm dan tinggi50 cm (untuk DOC 100 ekor). Di dalam kandang tersebut diletakkan lampu 60 watt sebagai pemanas. Pada minggu ke-3, ayam dibagi dua, kandang atas 50 ekor dan kandang bawah 50 ekor; 2) Tiga minggu kemudian (memasuki umur 7 minggu), ayam dimasukkan ke


(23)

kandang batere, tiap kandangnya mempunyai ukuran panjang 30 cm, lebar 25 cm dan tinggi 40 cm (satu kandang untuk 2 ekor ayam), bila ayam sudah mencapai usia tiga bulan, setiap kandang hanya diisi satu ekor ayam.

Ada pula pengalaman peternak yang menganjurkan pembuatan kandang dengan mengelompokkan ayam menurut tiga golongan umur, yaitu: kandang anak ayam umur 0-8 minggu, umur 8-20 minggu, dan dewasa (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Bibit

Usaha pemeliharaan ayam kampung secara intensif terus meningkat, karena usaha ini terbukti dapat memberikan keuntungan bagi para peternak. Akibatnya, permintaan terhadap bibit anak ayam (DOC) dan ayam dara meningkat pesat.

Upaya untuk memenuhi permintaan bibit ayam kampung telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, pengusaha swasta maupun oleh para peternak sendiri. Misalnya, program pembibitan ayam buras di sentra-sentra produksi ayam buras di pedesaan yang disebut program Village Breeding Centre.

Salah satu cara untuk mempercepat produksi bibit ayam kampung dilakukan dengan rekayasa sistem perkawinan berupa teknologi tepat guna kawin suntik atau inseminasi buatan (IB). Sedangkan untuk memperbaiki mutu genetik ayam kampung dilakukan dengan upaya persilangan-persilangan sehingga diperoleh bibit ayam yang memiliki produktivitas tinggi, baik produksi daging maupun telur (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Inseminasi Buatan (IB). Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik pada ayam kampung dilakukan dengan cara memasukkan semen (sperma) ayam jantan ke dalam alat kelamin ayam betina menggunakan alat penyuntik (insemination gun). Melalui teknologi ini, peningkatan bibit ayam kampung dapat diusahakan secara lebih cepat. Penerapan IB pada ayam kampung dapat memberikan keuntungan (Pambudy dan Wakradiharja, 2002), yaitu:

Mengurangi jumlah pejantan yang dipelihara, karena sperma dari seekor pejantan dapat digunakan untuk mengawini 10 ekor betina.


(24)

Pemeliharaan ayam betina dewasa tidak membutuhkan lahan yang luas, karena pada penerapan IB pemeliharaannya menggunakan kandang sistem battery. Mempermudah sistem seleksi, karena ayam betina yang kurang produktif dapat

segera diketahui untuk diafkir.

Jumlah ayam betina yang akan dikawin suntik dapat diatur sesuai kebutuhan sehingga produksi bibit bisa disesuaikan dengan kebutuhan/permintaan.

Teknologi IB pada ayam kampung relatif sederhana sehingga dapat dilakukan oleh para peternak sendiri.

Tahapan penerapan IB pada ayam kampung terdiri atas tiga kegiatan yaitu kegiatan persiapan, pengumpulan semen (sperma) pejantan, dan kegiatan pelaksanaan kawin suntik.

Pakan

Pambudy dan Wakradiharja (2002), menyatakan bahwa pakan merupakan unsur produksi yang menyedot biaya paling besar, yang bisa mencapai 80% dari biaya produksi. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang baik agar biaya pakan dapat ditekan seminimal mungkin dengan tidak meninggalkan kecukupan zat-zat nutrisi bagi ayam.

Beberapa komponen pakan dapat dicampur menjadi satu untuk menghasilkan kebutuhan protein dan energi yang memadai untuk berproduksi. Komponen pakan yang umum digunakan adalah jagung, polard dan dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang dan grit.

Untuk pakan ayam kampung, setiap peternak dapat membuat sendiri pakan tersebut dari campuran bahan seperti jagung giling, bungkil kedelai dan lain-lain yang dapat dibeli di toko-toko makanan ternak atau Poultry Shop.

Pakan Fermentasi. Dalam pemeliharaan ayam, bau feses seringkali sangat mengganggu lingkungan khususnya pada musim hujan. Untuk itu perlu dicari cara yang tepat dalam menanggulangi hal tersebut. Merubah feses menjadi komoditas pakan menggunakan teknologi fermentasi merupakan alternatif pemecahan yang tepat. Selain dapat menanggulangi bau feses, produknya dapat dimanfaatkan sebagai


(25)

pakan berkualitas dan aman dikonsumsi sehingga dapat mengurangi biaya produksi (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Kebutuhan dan Pemberian Pakan. Sebagai patokan, jumlah pakan yang dikonsumsi ayam per ekor per hari tertera dalam Tabel 4. Apabila pemeliharaan ayam umur 8 minggu ke atas diumbar, maka pakan yang harus diberikan adalah 75% dari kebutuhan dan sisanya (25%) diharapkan ayam dapat mencari sendiri. Misalnya, pada ayam berumur 21 minggu, pakan yang harus diberikan sebanyak 75% X 100 g = 75g, sedangkan sisanya sebanyak 25g dicari sendiri dari alam bebas (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit dan tiap habis ditambah. Pemberian air minum tidak perlu dibatasi/ad libitum (tiap habis ditambah). Sebagai patokan kebutuhan pakan dari DOC sampai ayam berumur 3 bulan adalah sebanyak 2,5 kg. Pada umur tersebut berat ayam mencapai 0,8 – 0,9 kg setiap ekor.

Tabel 1. Jumlah Pakan yang Dikonsumsi Ayam per Ekor per Hari

Umur (minggu) Jumlah pakan/ekor/hari (g)

Umur (minggu)

Jumlah pakan/ekor/hari

(g)

0-1 5 9-10 65

1-2 15 10-11 70

2-3 20 11-12 75

3-4 25 12-13 80

4-5 30 13-14 80

5-6 40 14-15 85

6-7 45 15-17 90

7-8 50 17-20 95

8-9 55 > 20 100

Sumber: Pambudy dan Wakradiharja , 2002

Usia 3 sampai dengan 5 bulan adalah usia pertumbuhan untuk mencapai produksi (ayam petelur). Sistem pemberian pakan dibatasi per ekor 60 gram. Cara pemberiannya, 30 gram pagi hari dan 30 gram sore hari. Pada usia 5 sampai dengan 6 bulan ayam sudah mulai bertelur. Pada umur tersebut, pakan yang diberikan ditingkatkan menjadi 80 gram per hari, dengan cara pemberian 40 gram pagi hari dan 40 gram sore hari (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).


(26)

Bagi peternak yang lokasinya jauh dari sumber bahan-bahan pakan atau sulit mendapatkan bahan pakan dapat saja menggunakan pakan komersial seperti tercantum dalam Tabel 2 berikut ini:

Tabel 2. Pemberian Pakan berdasarkan Umur Ayam dan Jenis Pakannya

Umur Ayam (minggu) Jenis Pakan

0-2 Pakan komersial Broiler Starter (BS)

2-4 80% BS + 20% dedak

4-8 60% BS + 40 dedak

8-20 25% pakan komersial layer + 75% dedak

> 20 50% pakan komersial layer + 45% dedak + 5%

tepung kerang

Sumber: Pambudy dan Wakradiharja , 2002

Pemberian Air Minum. Air minum merupakan kebutuhan utama yang sering terabaikan. Air sangat dibutuhkan untuk membantu pencernaan makanan. Sebaiknya air minum selalu tersedia dengan cukup, bersih dan segar. Tempat air minum diletak-kan pada bagian diletak-kandang yang teduh dan mudah dijangkau oleh ayam (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Tempat air minum dipasang tidak terlalu rendah, karena selain mudah tumpah dan kotor, ayam juga akan sulit menengadahkan kepalanya untuk meneguk air. Kekurangan air minum dapat mengakibatkan produksi telur maupun daging tidak optimal (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Tempat air minum sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, seperti bahan dari plastik (paralon) atau yang sederhana dari bambu. Bahan dari seng atau besi yang mudah berkarat sebaiknya tidak digunakan. Karat dapat bereaksi dengan obat atau vitamin sehingga khasiatnya bisa berkurang (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Tempat air minum dibersihkan dua kali sehari, pagi dan sore. Air yang diberikan harus bersih, karena air dan tempat minum yang kotor merupakan sumber penyakit bagi ayam. Kebutuhan air minum dapat diukur dengan melihat jumlah pakan yang dikonsumsi. Kebutuhan air minum 1,5 sampai 2 kali lipat dari konsumsi pakan harian (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).


(27)

Pemeliharaan

Menurut Nurcahyo dan Widyastuti (2002), selain faktor bibit dan pakan, tata laksana pemeliharaan ayam kampung yang baik terkait dengan beberapa materi antara lain: pembuatan kandang yang baik, lokasi yang tepat, sistem pemeliharaan ayam yang baik, pembuatan data ayam (kesehatan, produksi telur dan lain-lain), serta vaksinasi yang tepat. Dalam usaha budidaya ayam kampung, ada dua pilihan usaha yaitu ayam petelur dan ayam pedaging. Untuk ayam pedaging pemeliharaan dilakukan sampai umur 3 bulan (biasanya jantan), sedangkan ayam petelur/layer setelah 3 bulan ayam dipelihara terus (betina) sampai afkir (mulai bertelur pada umur 6 bulan dan usia produktif 2 - 3 tahun).

Pemeliharaan pada Masa Pertumbuhan. Pemeliharaan anak ayam kampung setelah menetas bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, anak ayam dipelihara langsung oleh induknya. Pada pemeliharaan ini tidak dibutuhkan induk buatan, karena panas untuk anak ayam cukup dari tubuh induknya (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Kedua, pemeliharaan anak ayam dipisah dari induknya. Cara ini digunakan apabila populasi anak ayam yang akan dipelihara cukup banyak. Keuntungan model pemeliharaan ini adalah induk ayam akan lebih cepat berproduksi kembali, karena induk tidak diberi kesempatan mengasuh anak. Karena terpisah dari induk, maka panas untuk anak ayam harus disediakan. Sumber panas bisa berasal dari lampu kapal atau lampu pijar listrik. Suhu yang dikehendaki adalah seperti tercantum dalam Tabel 3 (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Suhu diukur kira-kira 8 cm dari sisi pemanas dan 8 cm di atas lantai (litter) kandang. Untuk mengetahui cukup atau tidaknya pemanas dapat dilihat dari sebaran anak ayam dalam kandang. Suhu yang terlalu panas atau kurang panas akan menghambat pertumbuhan anak ayam. Perlengkapan kandang selain pemanas adalah tempat makan dan tempat minum yang harus tersedia dengan cukup agar anak ayam tidak berebut (Pambudy dan Wakradiharja, 2002)


(28)

Tabel 3. Suhu yang dibutuhkan Anak Ayam dalam Pertumbuhan

Umur (hari) Suhu (0C)

0 – 3 32 – 35

4 – 7 29 – 34

8 - 14 27 – 31

15 - 21 24 - 27

Sumber: Pambudy dan Wakradiharja, 2002

Pemeliharaan Layer. Ayam kampung mulai bertelur pada usia 5 bulan 3 minggu (lebih kurang 6 bulan). Jumlah produksinya antara 12 sampai 35 butir. Kemudian timbul sifat mengeram selama 15 hari (selama sifat mengeramnya muncul, maka ayam kampung praktis tidak bertelur) (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Untuk mengurangi masa mengeram, ayam perlu diberi perlakuan khusus agar cepat kembali bertelur. Caranya adalah dengan memandikan ayam tersebut, kemudian dicampur/dipindahkan ke kandang pejantan selama 6 hari. Pada hari ke-7 setelah sifat mengeramnya hilang, ayam akan kembali mempunyai nafsu makan dan satu minggu kemudian akan kembali bertelur. Prosentase bertelur pada ayam petelur adalah sekitar 35% sampai 40% dari jumlah ayam keseluruhan. Apabila menggunakan bibit yang telah diseleksi (ayam Kedu dan ayam Merawang), serta penggunaan pakan yang baik, dapat mencapai 45%. Lain halnya bila menggunakan ayam Arab dapat mencapai 50%, karena ayam Arab tidak mempunyai sifat mengeram. Untuk analisis usaha ayam petelur diambil rata-rata produksi minimal per hari, yaitu 35% dari total jumlah ayam (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Pembuatan Data Ayam. Pambudy dan Wakradiharja menyatakan pembuatan data ini meliputi data kesehatan, produksi telur dan lain-lain yang sangat penting terutama pada pemeliharaan ayam petelur. Untuk ayam yang produksinya kurang dari 13 butir telur selama masa bertelur, sebaiknya di afkir saja (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).

Menjaga Kesehatan Ayam. Ayam kampung bisa dikatakan lebih tahan terhadap penyakit daripada ayam ras. Namun, kesehatan ayam tetap harus dijaga dan dirawat. Penyakit menular seperti tetelo atau ND (Newcastle Deseases) bisa menyerang


(29)

bahkan sampai memusnahkan seluruh ayam di sebuah peternakan rakyat (Pambudy dan Wakradiharja, 2002). Beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam upaya menjaga kesehatan ayam antara lain:

Menjaga kebersihan kandang dan lingkungannya.

Pemberian obat cacing pada ayam dewasa (Piperazine melalui air minum) tiga bulan sekali.

Penyemprotan Malathion 5% pada ayam dewasa yang terserang kutu.

Pemberian Sulfonamides melalui air minum pada ayam yang menderita berak kapur.

Vaksinasi cacar strain Modified Pigeon pada ayam umur 10 minggu melalui tusuk sayap.

Vaksinasi untuk pencegahan terhadap penyakit tetelo (ND), dengan program seperti dalam Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Program Vaksinasi ND pada Ayam Kampung

Umur Ayam Teknik Vaksinasi

4 hari 21 hari 56 hari 112 hari

Tetes mata, tetes hidung, suntik (subcutan) Air minum, suntik (intra muscular) Air minum, suntik (intra muscular) Air minum, suntik (intra muscular)

Vaksinasi selanjutnya diulang setiap 3 atau 6 bulan Keterangan: 1) Subcutan: suntikan di bagian antara kulit dan daging di leher;

2) Intra muscular: suntikan tembus daging di dada atau paha. Sumber: Pambudy dan Wakradiharja, 2002

Seleksi dan Penyingkiran (Afkir). Seleksi dan penyingkiran (afkir) sebaiknya dilakukan setiap saat. Ayam-ayam yang tidak produktif dan menunjukan gejala-gejala sakit atau tidak normal secepatnya harus disingkirkan. Dasar penyingkiran diperoleh dari data harian individu ternak (recording). Ada beberapa ciri fisik yang dapat membedakan apakah ayam bertelur baik atau jelek (tidak produktif) seperti dalam Tabel 5 berikut ini (Pambudy dan Wakradiharja, 2002).


(30)

Tabel 5. Ciri Fisik Ayam Produktif dan Tidak Produktif

No Bagian Tubuh Petelur Produktif Petelur tidak Produktif

1 Kepala dan muka Halus, lebar, merah, cerah Kasar, kecil, pucat 2 Jengger dan pial Halus, lembab, lebih lebar,

merah

Pucat, keriput tebal seperti ayam jantan, mengecil, kasar,

3 Mata Bercahaya, cerah Malas dan sayu

4 Tulang pubis Kecil, elastis, berjauhan (jarak 2-3 jari orang dewasa

Besar, kaku, berdekatan (1 jari orang dewasa)

5 Kloaka Lebar, basah, pucat Kecil, kering, keriput

6 Perut Halus, penuh, elastis Keras, berlemak

7 Kulit Tipis, halus, longgar Tebal, melekat pada tubuh,

di bawah kulit berlemak

8 Badan Lebar dan dalam Sempit (kurus atau

kegemukan)

9 Bulu Lengkap, rapat, mengkilat Gugur (rontok), kusam

10 Kaki Lengkap, rapat, mengkilat

warna pucat

Gugur (rontok), kusam, warna lebih tua (biasa), kasar

Sumber: Pambudy dan Wakradiharja (2002)

Kesehatan Ayam. Nurcahyo dan Widyastuti (2002) menyatakan bahwa dibandingkan dengan ayam ras, ayam kampung relatif tahan terhadap serangan penyakit. Beberapa faktor yang memincu berkembangnya penyakit pada ayam antara lain lingkungan kandang yang lembab dan kotor, kekurangan vitamin, keracunan, pakan yang kurang bermutu, tempat pakan dan minuman yang kotor, cacat, dan sifat kanibal. Beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung adalah tetelo (Newcastle disease), pilek (snot/infectious coryza), gumboro, coccidiosis, cacingan, dan Flu Burung (Avian Influenza).

Panen dan Pasar Panen

Menurut Nurcahyo dan Widyastuti (2002), menjelang panen sampai usai panen tetap perlu mendapat perhatian dari peternak atau pedagang yang membeli langsung dari peternak.

Menjelang Panen. Menjelang ayam berumur dua belas minggu, peternak harus mulai mencari pasar. Tindakan ini dilakukan agar pada saat ayam telah berumur duabelas minggu pembelinya sudah ada. Jika hal ini tidak dilakukan, membuat


(31)

peternak mengeluarkan biaya ekstra untuk pakan selama ayam belum terjual (Nurcahyo dan Widyastuti, 2002).

Ketika Panen. Ketika ayam berumur dua belas minggu dan calon pembeli sudah ada, maka ayam segera ditangkap dan dimasukkan ke dalam keranjang kayu atau bambu. Penangkapan sebaiknya dilakukan pada sore atau malam hari. Bagian ayam yang dipegang saat penangkapan adalah kaki. Satu tangan penangkap maksimum digunakan untuk memegang 5 ekor ayam. Usaha tersebut setidaknya dapat mengurangi stress pada ayam yang ditangkap. Sebelum ayam dimasukkan ke dalam keranjang, ayam harus diberi pakan yang cukup mengandung air. Campuran nasi dan ampas kelapa yang basah merupakan contohnya. Jika ayam yang diangkut tidak diberi jenis pakan ini, maka berat badannya dapat susut sampai 15% (Nurcahyo dan Widyastuti, 2002).

Keranjang yang digunakan untuk mengangkut ayam harus banyak ventilasi dan tidak terlalu pendek. ayam yang diangkut juga harus disesuaikan dengan besar keranjang yang digunakan. Saat yang tepat untuk melakukan pengangkutan adalah ketika hari sudah teduh. Pengangkutan pada saat hari panas dapat meningkatkan jumlah kematian ayam. Jika tidak dimungkinkan pengangkutan saat teduh,maka untuk mengurangi panas di antara dan di atas keranjang dapat dibei dedaunan segar (Nurcahyo dan Widyastuti, 2002).

Seusai Panen. Jika penangkapan telah selesai, kandang harus segera dibersihkan. Liter yang telah bercampur dengan ceceran pakan dan kotoran ayam dapat dijual sebagai pupuk kandang. Jika telah bersih dari liter, lantai kandang dapat disemprot dengan antiseptik. Setelah itu, kandang dikosongkan selama satu minggu. Minggu berikutnya, kandang baru dapat diisi lagi. Hal ini dilakukan untuk membasmi bibit penyakit yang mungkin ada di dalam kandang (Nurcahyo dan Widyastuti, 2002). Pasar

Jalur pemasaran ayam kampung dari peternak sampai ke konsumen melalui beberapa cara. Banyak peternak yang tinggal menunggu pedagang pengumpul. Ada sebagian pedagang pengumpul yang mempunyai pelanggan tetap,seperti pasar swalayan, restoran. Jalur pemasaran lain adalah dari pemasok lalu ke pengecer dan


(32)

pengecer menjualnya ke konsumen. Pengecer dapat melakukan penjualan di pasar-pasar tradisional atau berkeliling di kampung-kampung atau perumahan-perumahan (Nurcahyo dan Widyastuti, 2002).

Website Sebagai Saluran Komunikasi Massa

Website yang ditampilkan melalui internet maupun cakram padat merupakan salah satu media komunikasi massa. Menurut Rogers (1989), saluran komunikasi massa adalah alat melalui mana sumber komunikasi menyampaikan pesan-pesan kepada penerima. Saluran mass media adalah semua alat penyampai pesan-pesan yang melibatkan mekanisme untuk mencapai audience yang luas dan tak terbatas. Hasil penelitian Rogers pada tahun 1973 membuktikan bahwa mass media akan berperan secara efektif dalam menambah pengetahuan.

Effendy (2001) menyatakan bahwa unsur-unsur dalam proses komunikasi meliputi: (1) komunikator, (2) pesan, (3) media, (4) komunikan, dan (5) efek atau pengaruh yang timbul dari kegiatan komunikan. Menurut Berlo (1960), unsur-unsur komunikasi adalah S-M-C-R, dimana S (source) adalah sumber pesan, M (message) adalah pesan yang disampaikan, C (channel) adalah saluran pesan dan R (receiver) adalah penerima.

Sedangkan Lasswell menggambarkan model komunikasi berupa ungkapan verbal, yaitu: (1) who, merupakan unsur sumber yang merangsang mengenai pengendalian pesan, misalnya oleh ”penjaga gawang”; (2) says what, merupakan unsur pesan yang digunakan untuk bahan analisis isi; (3) in which channel, merupakan saluran pesan; (4) to whom, merupakan unsur penerima yang dikaitkan dengan analisis khalayak; (5) with what effect, merupakan unsur pengaruh yang berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa (Mulyana, 2000).


(33)

Perancangan Media Informasi Perancangan

Perancangan merupakan upaya rancang bangun, atau desain yang dilakukan sebelum membangun suatu sistem, sarana, atau membuat peralatan (Kepress No.43, 1991).

Media Informasi

Media informasi adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Peranan media dalam proses pembelajaran dapat didefinisikan sebagai teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pengajaran atau sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pelajaran (Universitas Terbuka, 2005).

Online dan Offline

Online merupakan keadaan di mana sebuah komputer terhubung dengan komputer lain, biasanya melalu modem. Offline merupakan keadaan di mana sebuah komputer tidak terhubung dengan komputer lain, biasanya melalui modem (Departemen Keuangan, 2004). Online merupakan sarana berbasis web untuk mengelola sebuah informasi. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola dan pengguna (LIPI, 2005).

Usaha Peternakan

Usaha peternakan merupakan kegiatan usaha di bidang peternakan yang meliputi sarana produksi (bibit, pakan, obat-obatan dan peralatan) usaha budidaya, usaha pasca panen (pemotongan, pengolahan dan pemasaran). Usaha budidaya adalah kegiatan untuk memproduksi ternak, hasil ternak dan hasil ikutan untuk bahan baku dan atau konsumsi. Usaha budidaya dapat dilakukan oleh peternakan rakyat, perusahaan dan atau kerjasama perusahaan dengan peternakan rakyat (BKPM, 2002).

Sistem Informasi Konsep Dasar Sistem

Sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Menurut pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan


(34)

sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Misalnya adalah sistem akuntansi yang terdiri dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian, dan buku besar. Berdasarkan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu-kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh sistem ini adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan dari perangkat keras (hardware),perangkat lunak (software) ,dan penggunanya (brainware) (Jogiyanto, 2003).

Konsep Dasar Informasi

Informasi merupakan suatu pengertian yang diekspresikan melalui ungkapan mengenai suatu kejadian, kenyataan, atau gagasan, dengan menggunakan lambang-lambang yang telah diketahui dan disepakati bersama. Lambang bisa berupa bahasa, kalimat, simbol, tanda, sinyal (Zorkoczy, 1988).

Konsep dasar Sistem Informasi

Menurut Zorkoczy (1988), sistem informasi merupakan istilah yang merujuk ke sistem pelayanan yang berintikan komputer dalam penyediaan informasi sebagai jawaban atas pertanyaan spesifik yang diajukan oleh para pemakai. Selanjutny Indrajit (2001) menyatakan bahwa sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.

Masukan ke dalam sistem informasi ada dua, yaitu data yang sengaja disimpan sebagai jawaban dari pertanyaan yang mungkin diajukan. Data ini dapat berupa acuan ke dokumen, teks, grafik, dan sebagainya yang berkode komputer (Zorkoczy, 1988).

Tujuan Sistem Informasi

Jogiyanto (2003) menyatakan bahwa tujuan dari sistem informasi adalah menghasilkan informasi. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagai para pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dikatakan sebagai suatu informasi. Data tersebut harus berguna bagi pemakainya. Informasi harus didukung oleh tiga pilar, yaiatu: tepat kepada orangnya atau relevan, tepat waktu, dan tepat nilainya atau akurat. Keluaran yang tidak didukung oleh ketiga pilar ini tidak


(35)

dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna, tetapi merupakan sampah (garbage).

Komponen Sistem Informasi

Tugas dari sistem informasi adalah untuk melakukan siklus pengolahan data. diperlukan komponen-komponen tertentu untuk melakukan siklus tersebut. Siklus ini disebut dengan siklus pengolahan data atau disebut juga dengan nama siklus informasi (Jogiyanto, 2003).

Komponen yang diperlukan itu adalah komponen input atau masukan, model, output atau keluaran, teknologi, basis data, kontrol, dan pengendalian. Komponen input merupakan data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input yang masuk ke dalam sistem informasi dapat langsung diolah menjadi informasi atau jika belum dibutuhkan sekarang, dapat disimpan terlebih dahulu di storage (media simpan) dalam bentuk basis data (database). Produk dari sistem informasi adalah output yang berupa informasi yang berguna bagi para pemakainya. Komponen basis data adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya (Jogiyanto, 2003).

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi berasal dari data yang diambil dari basis data yang diolah melalui suatu model-model tertentu. Model yang digunakan dapat berupa model logika yang menunjukkan proses perbandingan logika atau model matematika yang menunjukkan proses perhitungan matematika. Komponen teknologi akan mempercepat sistem informasi dalam pengolahan datanya. Komponen teknologi dapat berupa teknologi sistem komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) dan teknologi sistem telekomunikasi (Jogiyanto, 2003).

Komponen kontrol digunakan untuk menjamin bahwa informsi yang dihasilkan oleh sistem informasi merupakan informasi yang akurat. Sistem pengendalian dapat dikelompokkan menjadi, sitem pengendalian secara umum dan sistem pengendalian aplikasi. Contoh sistem pengendalian secara umum adalah pengendalian organisasi, dokumentasi, perangkat keras, keamanan fisik, keamanan data, dan komunikasi. Pengendalian aplikasi dapat diklasifikasikan sebagai pengendalian masukan, pengendalian proses, dan pengendalian keluaran (Jogiyanto, 2003).


(36)

World Wide Web

Pada awalnya internet adalah sebuah proyek yang dimaksudkan untuk menghubungkan para ilmuwan dan peneliti di Amerika, namun saat ini telah tumbuh menjadi media komunikasi global yang dipakai semua orang di muka bumi. Pertumbuhan ini membawa beberapa masalah penting mendasar, diantaranya kenyataan bahwa internet tidak diciptakan pada jaman graphical user interface

(GUI) seperti saat ini. Internet dimulai pada masa di mana orang masih menggunakan alat-alat akses yang tidak user-friendly yaitu terminal berbasis teks serta perintah-perintah command line yang panjang-panjang serta sukar diingat, sangat berbeda dengan komputer dewasa ini yang menggunakan tombol mouse pada layar grafik berwarna.

Kemudian orang mulai berfikir untuk membuat sesuatu yang lebih baik. Popularitas internet mulai berkembang pesat seperti jamur di musim penghujan setelah standar baru yaitu HTTP dan HTML diperkenalkan kepada masyarakat. HTTP (Hypertext Transfer Protocol) membuat pengaksesan informasi melalui protokol TCP/IP menjadi lebih mudah dari sebelumnya. HTML (Hypertext Markup Language) memungkinkan orang menyajikan informasi yang secara visual lebih menarik. Pemunculan HTTP dan HTML kemudian membuat orang mengenal istilah baru dalam internet yang sekarang menjadi sangat populer, bahkan sedemikian populernya sehingga sering dianggap identik dengan internet itu sendiri, yaitu World Wide Web (WWW).

Pada prinsipnya World Wide Web (singkatannya cukup disebut “web” saja) bekerja dengan cara menampilkan file-file HTML yang berasal dari server web pada program client khusus, yaitu browser web. Program browser pada client

mengirimkan permintaan (request) kepada server web, yang kemudian akan dikirimkan oleh server dalam bentuk HTML. File HTML berisi instruksi-instruksi yang diperlukan untuk membentuk tampilan. Perintah-perintah HTML ini kemudian diterjemahkan oleh browser web sehingga isi informasinya dapat ditampilkan secara visual kepada pengguna di layar komputer (Mark Ade Syukur, 2003).


(37)

Gambar 2. Konsep Browser dan Server Web

Sumber : www.ilmukomputer.com, 2006

Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

Web merupakan terobosan baru sebagai teknologi sistem informasi yang menghubungkan data dari banyak sumber dan layanan yang beragam macamnya di internet. Pengguna tinggal mengklikkan tombol mousenya pada link-link hypertext yang ada untuk melompat atau menuju ke dokumen-dokumen di berbagai lokasi di internet. Link-linknya sendiri bisa mengacu kepada dokumen web, server FTP (File Transfer Protocol), e-mail ataupun layanan-layanan lainnya.

Server dan browserweb berkomunikasi satu sama lain dengan protokol yang memang dibuat khusus untuk ini, yaitu HTTP. HTTP bertugas menangani permintaan-permintaan (request) dari browser untuk mengambil dokumen-dokumen web.

HTTP bisa dianggap sebagai sistem yang bermodel client-server. Browser

web, sebagai client-nya, mengirimkan perimintaan kepada server web untuk mengirimkan dokumen-dokumen web yang dikehendaki pengguna. Server web lalu memenuhi permintaan ini dan mengirimkannya melalui jaringan kepada browser. Setiap permintaan akan dilayani dan ditangani sebagai suatu koneksi terpisah yang berbeda.

Semua dokumen web dikirim sebagai file teks biasa. Sewaktu mengirimkan

request kepada server web, browser juga mengirimkan sedikit informasi tentang dirinya, termasuk jenis-jenis file yang bisa dibaca olehnya. Informasi ini lalu digunakan oleh server web untuk menentukan apakah dokumen yang diminta bisa dikirimkan kepada browser atau tidak.


(38)

Mekanisme kerja HTTP bisa digambarkan sebagaimana gambar 3:

Client (browser web) mengirimkan request ke server, dengan bentuk seperti ini:

Gambar 3. Mekanisme Kerja HTTP

Isi dokumen, yang jenisnya ditentukan pada header content-nya (dalam contoh diatas, sebuah file teks dengan format HTML) selanjutnya akan dibaca oleh

browser web dan ditampilkan kepada pengguna. Dengan cara ini browser web bisa tahu bagaimana ia harus menangani data yang dikirim kepadanya (Mark Ade Syukur, 2003)..

HTTP bekerja di atas TCP (Transmission Control Protocol) yang menjamin sampainya data tujuan dalam urutan yang benar. Bila suatu kesalahan terjadi selama proses pengiriman, pihak pengirim akan mendapat pemberitahuan bahwa telah terjadi ketidakberesan. Karenanya server dan client tidak harus menyediakan mekanisme untuk memeriksa kesalahan transmisi data, yang berarti memudahkan pekerjaan pemrograman. Namun demikian, HTTP tidak memiliki apa yang disebut

session, seperti halnya FTP, yang menjaga hubungan antara server dan client secara konsisten. Setiap halaman web yang dikirim akan melibatkan satu proses penyambungan antara client dan server, baru kemudian datanya ditransfer. Setelah data selesai ditransfer, koneksi antara server dan client akan terputus. Sifatnya ini membuat HTTP sering disebut dengan istilah hit-and-run (Mark Ade Syukur, 2003)..

Suatu halaman web seringkali berisi beberapa file gambar, atau beberapa file-file lain. HTTP memaksa server untuk menjalin hubungan baru setiap kali hendak mengirim satu buah file. Ini tidak menguntungkan dan tidak efisien, mengingat

Get /index.html HTTP/1.0

Server Reply :

HTTP/1.0 200 OK

Date:Sun, 10 Oct 2005 08:56:23 GMT Content-Type: text/html

Content-Length: 1331 …(isi dari dokumen)


(39)

proses hubung-putus-hubung semacam ini menyebabkan beban bagi jaringan (Mark Ade Syukur, 2003)..

Standar baru protokol HTTP, yaitu HTTP/1.1 yang dirancang untuk mengatasi masalah di atas. Web diarahkan agar mengarah ke penggunaan persistent connection (sambungan yang terjaga berkesinambungan) secara lebih efisien. Dalam HTTP/1.1, server tidak akan memutuskan hubungan dengan client pada akhir pentransferan dokumen. Hubungan tetap dibuka untuk melayani bila saja ada request lagi dalam waktu yang singkat. Hubungan baru akan diputuskan bila setelah melewati suatu batas waktu tertentu (yang bisa ditentukan oleh administrator server)

client tidak mengirimkan request lagi (Mark Ade Syukur, 2003)..

Keuntungan lain dari persisten connection adalah penggunaan pipelining.

Pipelining adalah proses pengiriman request berikutnya segera setelah request sebelumnya dikirimkan tanpa menunggu balasan dari server terlebih dahulu.

Server-nya tetap harus melayani setiap request secara berurutan, namun ini mengurangi waktu tunda antara setiap request. Hasilnya, data akan lebih cepat sampai di tujuan (Mark Ade Syukur, 2003)..

Standar HTTP/1.1 ini sekarang sudah memasyarakat dan banyak paket perangkat lunak server web komersil dan non-komersil yang rata-rata sudah mendukung standar ini. Browser-browser web keluaran terbaru sudah wajib dikenakan standar HTTP/1.1 ini (Mark Ade Syukur, 2003).

HTML

HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language. Banyak orang yang membuat halaman web dan bekerja dalam HTML melupakan singkatan huruf tersebut. Istilah hypertext mengacu pada cross-link, juga disebut hyperlink, antara halaman-halaman Web. Istilah markup language mengacu pada perintah yang memformat halaman-halaman web (Perry, 2002). HTML dewasa ini dikenal sebagai bahasa standar untuk membuat dokumen web. Sesungguhnya HTML justru tidak dibuat untuk mempublikasikan informasi di web, namun oleh karena kesederhanaan serta kemudahan penggunaannya, HTML kemudian dipilih orang untuk mendistribusikan informasi di web (Mark Ade Syukur,2003).


(40)

Perintah-perintah HTML diletakkan dalam file berekstensi *.html dan ditandai dengan menggunakan tag (tanda) berupa karakter “<”dan”>”. Tidak seperti bahasa pemrograman berstruktur prosedural seperti Pascal atau C, HTML tidak mengenal jumping ataupun looping. Kode-kode HTML dibaca oleh browser dari atas ke bawah tanpa adanya lompatan-lompatan (Mark Ade Syukur, 2003)..

Struktur sebuah dokumen HTML pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu header dan body. Masing-masing ditandai oleh pasangan container tag

<head> dan <body>. Bagian head berisikan judul dokumen dan informasi-informasi

dasar lainnya, sedangkan bagian body adalah data dokumennya. Pengaturan format teks dan pembentukan link dilakukan terhadap obyeknya langsung dengan ditandai oleh tag-tag HTML (Mark Ade Syukur, 2003)., seperti terlihat pada Gambar 4 :

Gambar 4. Contoh Kode Program Dasar HTML

<html> <head>

<title>Ini adalah judul</title> <body bgcolor=”#FFFFFF”>

<h1>Ini adalah Heading</h1>

Ini adalah bagian tubuh dokumen. Semua yang

ditulis disini akan ditampilkan ke layar browser

</body> </html>


(41)

Hasilnya akan terlihat di browser seperti ini:

Gambar 5. Hasil Proses Coding HTML

HTML diatur oleh Konsorsium WWW (W3C). Semua perubahan atas standar bahasa HTML harus disahkan terlebih dahulu oleh konsorsium ini. Sejauh ini, HTML telah mengalami berbagai revisi sepanjang hidupnya. Standar paling akhir yang sekarang adalah standar HTML 4.0, yang mendukung antara lain CSS (cascading style sheet), dynamic content positioning (penempatan isi secara dinamis), downloadable font (jenis font yang bisa didownload otomatis) dan sebagainya. Hingga kini, rata-rata browser telah memenuhi syarat untuk mendukung standar yang terbaru (Perry, 2002).

PHP

PHP adalah kependekan dari Hypertext Preprocessor, yang lambat laun ada beberapa anggapan bahwa PHP juga merupakan kependekan dari “Profesional


(42)

HomePage”, yaitu sebuah produk yang awalnya mempunyai nama “Personal HomePage”, yaitu bahasa Scripting yang dieksekusi di sisi server (server-side scripting language). Fungsinya untuk membuat sebuah web yang interaktif dan dinamis seperti halnya bahasa-bahasa script lainnya, misalnya Active Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP), dan Allaire ColdFusion (CFM) (Sugianto et al., 2003).

Sidik (2002) mengemukakan bahwa PHP dibuat untuk pertama kali oleh Rasmus Lerdorf pada tahun 1995, seorang software engineer anggota tim pengembang webserver apache. PHP untuk versi pertamanya ini, sebenarnya adalah sekumpulan script PERL yang digunakan Rasmus untuk membuat web pribadinya, pada tahun selanjutnya (1996), Rasmus kembali menulis ulang kode-kode script PERL itu untuk diterapkan pada hal yang lebih kompleks dengan bahasa program C, seperti ditambahkannya fasilitas Form HTML dan fasilitas untuk memproses database. PHP versi kedua ini diberi nama PHP/FI.

Pertengahan tahun 1997, pengguna PHP telah mencapai kira-kira 50.000 website Rasmus sendiri merasa keberatan dalam mengembangkan PHP. Oleh Karena itu Rasmus merilis PHP secara Open Source sehingga dapat dikembangkan bersama-sama programer lain (Netcraft, 2003).

Dengan menggunakan PHP maka maintenance suatu situs web menjadi lebih mudah. Proses Update data dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi yang dibuat dengan menggunakan script PHP. PHP/FI merupakan nama awal dari PHP. PHP – Personal HomePage, FI adalah Form Interface (Sidik, 2002).

Microsoft Front Page dan Macromedia Dreamweaver

Habraken (2002) mengemukakan bahwa Microsoft Frontpage adalah aplikasi untuk merancang web yang memiliki fitur yang lengkap yang menyediakan semua fasilitas yang dibutuhkan untuk menciptakan web page dan website serta untuk memasangnya pada web. Frontpage bukan hanya memudahkan anda dalam membuat web page dan website, tetapi juga dapat digunakan untuk menguji dan membereskan site yang dibuat sebelum menempatkannya dalam world wide web. Aplikasi dalam Microsoft Front Page dapat digunakan dalam menulis halaman HTML secara visual, artinya tidak perlu lagi mengetik tag-tag HTML secara visual. Dengan mengunakan aplikasi ini. Menurut Salim (2003), Dreamweaver pada


(43)

dasarnya tidak berbeda jauh dengan frontpage, hanya berbeda tampilan dan produsen pembuatnya.

Adobe Photoshop

Photoshop adalah salah satu program aplikasi yang digunakan untuk mengolah gambar standar, yang dilengkapi dengan web tool aplication, Adobe Image Ready yang disertakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Photoshop

membantu seluas-luasnya pada designer profesional dan penghasil gambar agar menghasilkan gambar yang lebih profesional untuk dicetak maupun ditampilkan pada layar monitor, pada halaman web, wireless device atau media lainnya. Selain itu

photoshop juga menyediakan alat kerja lain dilingkungannya dengan aplikasi yang lain yaitu adobe ilustrator, adobe indesign, adobe golive, adobe livemotion, adobe after effect dan adobe premiere (Hidayatulah, 2003).

Macromedia Flash

Macromedia Flash adalah software yang dipakai luas oleh para profesional

web ataupun animator karena kemampuannya yang mengagumkan dalam menampilkan multimedia, gabungan antara grafis, animasi, suara serta interaktivitas bagi pengguna (Wijaya, 2003). Flash dapat membuat tampilan web menjadi lebih hidup dengan menggunakan animasi-animasi yang menarik, akan tetapi Flash

menggunakan desain program yang sangat rumit sehingga sulit digunakan bagi kalangan pemula.


(44)

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, yaitu dari bulan Januari sampai bulan April 2006, yang dilaksanakan di Jagakarsa Jakarta Selatan dan di Bogor.

Desain

Tahapan perancangan sistem informasi media online dan offlline usaha ternak ayam kampung adalah sebagai berikut:

1. Tahap identifikasi web system.

Tahap identifikasi web system bertujuan untuk mengidentifikasi dan merencanakan web system yang akan dikembangkan dan memberikan kriteria yang dipenuhi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan memilih sistem yang sesuai dengan kriteria maka diharapkan dapat menghasilkan informasi terbaru dan mudah dijalankan dan dimengerti oleh pengguna. Sasaran dari perencanaan sistem adalah peternak, kelompok tani, pengusaha agribisnis, penyuluh lapangan, pemerintah, dan institusi pendidikan.

2. Tahap analisis web system dan pengumpulan data.

Tahap analisis web system dilaksanakan dengan cara mengidentifikasi masalah, pemahaman kerja, analisis terhadap sistem yang ada. Pada tahapan ini juga dilakukan pengumpulan data yang akan dimasukan ke dalam sistem

web yang akan digunakan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, diskusi, pengamatan langsung dan studi pustaka. Kegiatan wawancara, diskusi, dan pengamatan langsung menghasilkan data primer, sedangkan studi pustaka mengahasilkan data sekunder.

3. Tahap perencanaan dan desain web system usaha ternak ayam kampung. Tahap desain sistem adalah tahap merancang sistem berdasarkan hasil tahap analisis sistem. Tujuan utama desain sistem adalah memenuhi kebutuhan pengguna sistem dan memberikan gambaran yang jelas dan


(45)

rancang bangun yang lengkap ke tahap pemrograman komputer sistem. Desain terdiri dari model logisdan model fisik.

a. Model Logis

Salah satu pendekatan yang digunakan dalam proses desain sistem ini adalah pendekatan sistem, yaitu pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan semua kegiatan-kegiatan dan aplikasinya (Jogianto, 2003). Pendekatan ini yang mendasari dalam proses model logis, sehingga desain sistem tidak hanya dititikberatkan pada ternak usaha ayam kampung, tetapi juga dilakukan desain sistem secara umum untuk komoditas ayam kampung. Hal ini dilakukan agar sistem-sistem yang berhubungan dengan usaha ternak ayam kampung dapat tetap terintegrasi.

b. Model Fisik

Model data sistem didesain secara fisik menggunakan model data logika berdasarkan objek yaitu berorientasi model relasional. Model relasional digunakan dalam perancangan basis data pada pangkalan data dengan menggunakan perangkat lunak MySQL. Bahasa SQL (Structured Query Language) digunakan untuk menghubungkan data (relasi data) dan mengefesiensikan kode. (Jogianto, 2003).

Sistem didesain agar bersifat fleksibel terhadap perubahan yang terjadi pada semua jenis data. Penambahan, pengurangan, atau perbaikan data yang sering mengalami perubahan dapat dengan mudah dilakukan. Sistem diharapkan dapat mengantisipasi adanya perubahan atau penambahan terhadap semua data-data pada informasi yang disediakan, namun sistem tetap dibatasi oleh memori dan ruang data yang disediakan. 4. Tahap pembuatan website

Tahap ini meliputi pengadaan hardware dan software, pengembangan

software, pengujian program dan prosedur, pengembangan dokumentasi dan aktvitas instalasi kebutuhan program. Tahap ini bisa disebut sebagai tahap implementasi dimana pada tahap ini dilakukan pengujian pada Personal Computer dan dilanjutkan pada jaringan internet.


(46)

5. Tahap perawatan

Pada tahapan ini merupakan siklus daur sistem yang meliputi kegiatan pengawasan, evaluasi, dan modifikasi sistem yang sesuai. Pada tahapan ini juga dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem. Perawatan sistem akan dilakukan selama dan setelah proses perancangan sistem berlangsung.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara wawancara, diskusi, dan pengamatan langsung, sedangkan Data Sekunder diperoleh dengan cara melakukan studi pustaka. Data-data tersebut antara lain :

1. Data-data mengenai berbagai macam jenis ayam kampung di Indonesia. 2. Data mengenai produksi ayam kampung.

3. Data mengenai analisis usaha ayam kampung. 4. Data mengenai hal teknis usaha ayam kampung. 5. Data mengenai kiat usaha ayam kampung. 6. Data mengenai alternatif usaha ayam kampung.

7. Data mengenai usaha ternak ayam kampung berupa foto dan film. Instrumen penelitian yang digunakan adalah :

1. Personal Computer

2. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Professional Service Pack 2

3. MySQL

4. Apache Server

5. Script Editor : Zend Studio for PHP 5.0 ; Ace HTML 6.0 Pro 6. Microsoft Visual Web Developer 2005

7. Microsoft Front Page 2003 8. Macromedia FlashMX 2004

9. Macromedia DreamweaverMX 2004 10.Macromedia DirectorMX 2004 11.MSAS (Mambo Stand Alone Server)

12.Adobe Photoshop CS 2


(47)

14.Flash Utility: Anim-FX dan SwishMAX

15.Video Editing : Pinnacle Studio 9.0; DivX Converter

16.Browser Engine: Internet Explorer 6.0; Opera 8.5 ; dan Mozilla Firefox 1.0.6 17.Web CMS : Drupal, e107, ezPublish, Jahia, Jetbox CMS, Joomla, Mambo,

MODx, Nucleus CMS, Php Nuke, Php Website, Post Nuke, Saurus CMS Free, Tatto (MODx), Word Press, Xaraya, dan Xoops.

Sistem dirancang dengan menggunakan central Processing Unit (CPU) dengan spesifikasi ; Motherboard ASUS P4P800, Processor Intel® Pentium® 4 Hyper Threading™ 3,3 Ghz Prescott, Memory 1 Gbyte, Harddisk Drive Seagate Baracuda 7200 rpm 160 Gbyte, Kartu Grafis Nvidia Gforce 440-MX, CD-Rw ASUS External, DVD-Rom Sony 16x Internal, Kartu Suara Creative Blaster Live! 16 bit, Monitor Samsung Syncmaster 793MB, Speaker Altec Lansing SL45, Modem Motoroal 56 Kbps, Bluetooth Dongle Billionton 100m, Pemindai Canon Scan F3200, Pencetak EPSON Stylus Photo R210, Kamera Digital Nikon 5600.

Pengumpulan Data

Data utama isi web (content) adalah data mengenai jenis-jenis ayam kampung, produksi meliputi tata laksana, analisis usaha, hal teknis, kiat usaha, alternatif, dan data berupa foto dan film juga termasuk didalamnya. Pengumpulan data dilakukan melalui diskusi, wawancara, dan pengamatan langsung dilaksanakan di Jagakarsa Jakarta Selatan Pengumpulan data juga dilakukan melalui studi pustaka dari perpustakaan dan melalui Internet, pengumpulan data tersebut dilaksanakan di Bogor. Waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan seluruh data-data tersebut adalah selama 1 bulan.

Analisis Data dan Uji Coba Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi data input, data transaction dan

information output. Data input terdiri dari recording transaction yaitu melakukan

entry data ke dalam MySQL, coding transaction data ke dalam bentuk lain dan


(48)

Data transformasi meliputi calculating, summarizing, classifying data.

Caculating merupakan operasi aritmatik terhadap data dasar. Summarizing adalah proses akumulasi dari beberapa data. Classifying data terdiri dari categorizing,

sorting, merging dan matching. Categorizing data merupakan pengelompokkan data kedalam grup berdasarkan karakteristik tertentu. Sorting data merupakan pemilihan data kedalam bentuk yang berurutan. Merging merupakan penggabungan untuk dua atau lebih set data berdasarkan kriteria tertentu. Matching merupakan penyesuaian data berdasarkan keinginan pengguna terhadap grup data.

Information input terdiri dari displaying result, reproducing dan

telecommunicating. Displaying result menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui monitor atau cetakan. Reproducing merupakan penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang membutuhkan. Telecommunicating

merupakan penyimpanan data secara elektronik melalui saluran komunikasi. Uji Coba

Pada tahap ini dilakukan uji coba terhadap web system secara virtual, sehingga dapat diketahui kekurangan-kekurangan dari prototipe sebelum sampai pada tahap pembuatan, namun pada tahap akhir bisa dilakukan perbaikan. Tahap uji coba web system dilakukan selama bulan Januari 2006 secara virtual dengan alamat

ayamkampoeng.net, alamat ini dapat saja berubah menjadi ayamkampoeng.com atau

ayamkampoeng.org atau lainnya tergantung dari ketersediaan nama alamat (domain name) atau dari pihak yang akan mengelola. Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan web system yang sesuai dengan sistem informasi usaha ternak ayam kampung.

Definisi Istilah

1. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya.

2. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi mencapai suatu tujuan tertentu. Suatu sistem terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehungga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat dicapai. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau-atau sifat-sifat tertentu yaitu mempunyai


(49)

komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah dan sasaran atau tujuan.

3. Sistem Informasi adalah sistem terbuka yang melihat keterkaitan berbagai tujuan dalam rangka menghasilkan informasi untuk dimanfaatkan bagi proses-proses yang terjadi dalam sistem itu sendiri.

4. User atau pengguna adalah pengguna sistem informasi atau informasinya saja.

5. Pengelola sistem adalah mereka yang membangun, mengoperasikan, dan merawat sistem informasi.

6. Sumberdaya perangkat keras adalah hal-hal yang meliputi mesin pengolah (processing machine), media penyimpanan (repository) data (memory), fasilitas jaringan dan komunikasi (network and communication facilities), pencetak informasi dan alat input/output (peripheral).

7. Sumberdaya perangkat lunak adalah hal-hal yang mencakup sekumpulan aturan-aturan atau panduan untuk kelangsungan aktivitas sistem informasi. Dalam sistem informasi berbasis komputer software berupa program aplikasi komputer, program pengembangan dan program sistem operasi (operating system software).

8. Internet adalah suatu jaringan komunikasi global yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi di manapun di seluruh penjuru dunia secara cepat dalam berbagai bentuk pesan multimedia yang terdiri dari teks, grafik, audio dan video.

9. Website adalah hal yang mengacu pada sebuah komputer yang dikaitkan ke internet yang berisi hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain melalui suatu hypertext link.

10.Hypertext link adalah hal yang mengacu pada suatu penunjuk yang terdiri dari teks atau grafik yang digunakan untuk mengakses hypertext yang disimpan dalam web site. Teks itu biasanya digarisbawahi dan ditampilkan dalam warna biru. Jika kursor ditempatkan diatasnya, bentuk kursor itu berubah menjadi bentuk tangan dengan jari yang menunjuk.

11.Web page adalah hal yang mengacu pada suatu file hypermedia yang disimpan di suatu web site, yang diidentifikasi oleh suatu alamat yang unik.


(1)

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI ONLINE DAN OFFLINE

USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG BERBASISKAN WEB

(Studi Kasus di P4S EKA JAYA di Jakarta Selatan)

Oleh MULYONO

D03400090

Skripsi ini telah disetujui dan akan disidangkan di hadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 17 Oktober 2006

Pembimbing Utama

Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 131 862 158

Pembimbing Anggota

Ir. Wahyu Budi Priatna, Msi NIP. 131 956 687

Dekan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Ronny Rachman Noor, MRur.Sc NIP. 131 624 188


(2)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 28 Mei 1981 dari pasangan Bapak Herman bin Abdullah dan Ibu Mujahidah binti Yusuf Naim.

Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Kodya Jambi, Jambi dan pada saat penulis di tingkat lima sekolah dasar, penulis pindah ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 113 Kodya Jambi, Jambi dan lulus pada tahun 1992. Tahun 1995 penulis menamatkan pendidikan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 17 Kodya Jambi, Jambi, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Kodya Jambi, Jambi, dan lulus pada tahun 1998. Semenjak SD hingga SMU penulis aktif di kegiatan Organisasi Siswa dan sering menjabat sebagai Ketua Kelas. Semasa SMU penulis juga aktif di kegiatan Organisasi Paskibra semenjak penulis masuk hingga lulus SMU pada tahun 1998.

Setelah lulus dari SMU, penulis tidak langsung melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi melainkan penulis mencoba untuk terjun ke dunia kerja. Selama dua tahun (1998 – 2000), penulis telah bekerja di tiga perusahaan diantaranya di PT. Putra Sejahtera Pionerindo Div. California Fried Chicken (CFC) Ruko Abadi Jambi. Pada tahun 2000 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) sebagai mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan (SEIP). Setelah beberapa bulan tepatnya pada bulan Januari tahun 2001, penulis resmi melepas masa lajang dengan menikahi seorang gadis Sunda yang juga merupakan satu rekan kerja bernama Kurniasari, hingga kini penulis telah dikaruniai dua orang putri yaitu An-Nisa Khoirunnur (3 tahun) dan Faisha Zharifah Muthi’ah (9 bulan). Selama penulis menyelesaikan studi di IPB, penulis juga bekerja di berbagai perusahaan dan organisasi di antaranya di Al-Amin Swalayan, Lembaga Alam Tropika Indonesia, dan hingga sekarang masih aktif di Sekretariat Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPN HKTI) dengan jabatan sebagai Staf Teknologi Informasi dan Komunikasi di bawah pimpinan Bapak Prabowo Subianto. Penulis juga pernah aktif dalam organisasi kampus yaitu Agriaswara IPB dan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri Peternakan (HIMASEIP).


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga atas rahmat dan hidayah-Nya itulah, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Perancangan Media Informasi Online dan Offline Usaha Ternak Ayam Kampung Berbasiskan Web (Studi Kasus di P4S Eka Jaya di Jakarta Selatan). Karya ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan, yaitu (1) tahap identifikasi web system, (2) tahap analisis web system dan pengumpulan data, (3) tahap perencanaan dan disain website usaha ternak ayam kampung, (4) pembuatan website, dan (5) perawatan. Seluruh tahapan dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari Januari sampai dengan April 2006.

Penulis menyadari apa yang diungkapkan dalam karya kecil ini masih jauh dari sempurna. Saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Walaupun demikian, semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat, mendorong dan menggugah minat untuk melakukan penelitian yang serupa.

Bogor, Oktober 2006


(4)

DAFTAR ISI

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

KERANGKA PEMIKIRAN ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

Ternak Ayam Kampung ... 6

Analisi Usaha Ayam Kampung ... 9

Tata Laksana Usaha Ayam Kampung ... 9

Pakan ... 12

Pemeliharaan ... 15

Panen dan Pasar ... 18

Website sebagai Saluran Komunikasi Massa ... 20

Perancangan Media Informasi ... 21

Sistem Informasi ... 21

Word Wide Web ... 24

HTTP ... 25

HTML ... 27

PHP ... 29

Front Page dan Dreamweaver ... 30

Adobe Photoshop ... 31

Macromedia Flash ... 31

METODE PENELITIAN ... 32

Lokasi dan Waktu ... 32

Desain ... 32

Data dan Instrumentasi ... 34

Pengumpulan Data ... 35

Analisis Data dan Uji Coba ... 35


(5)

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 39

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

Perancangan Media Online dan Offline ... 41

Media Online dan Offline ... 41

Content Management System (CMS) ... 42

Perancangan Media Online ... 43

Perancangan Media Offline ... 49

KESIMPULAN ... 54

Kesimpulan ... 54

Saran ... 54

UCAPAN TERIMAKASIH ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56


(6)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jumlah Pakan yang Dikonsumsi Ayam per Ekor per Hari ... 13

2. Pemberian Pakan Berdasarkan Umur Ayam dan Jenis Pakannya ... 14

3. Suhu yang Dibutuhkan Anak Ayam dalam Pertumbuhan ... 16

4. Program Vaksinasi ND pada Ayam Kampung ... 17

5. Ciri Fisik Ayam Produktif dan Tidak Produktif ... 18