Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang)

ANALISIS USAHATANI TANAMAN HIAS
( Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang )

SKRIPSI
OLEH :
ANGGIA WULANDARI
030304038
SEP-AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

ANALISIS USAHATANI TANAMAN HIAS
( Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang )


SKRIPSI
OLEH :
ANGGIA WULANDARI
030304038
SEP-AGRIBISNIS

Skripsi Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

( Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, Msi )

( H.M. Mozard B. Darus, Msc )

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN
2008

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

RINGKASAN

ANGGIA WULANDARI (030304038 / SEP), dengan judul skripsi
“ANALISIS USAHATANI TANAMAN HIAS”. Studi kasus di Desa Bangun Sari,
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.
Daerah penelitian ditentukan secara Purposive, dimana Desa Bangun Sari
merupakan salah satu sentra usahatani tanaman hias diKecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
Penentuan sampel dilakukan secara Statified Random Sampling. Petani yang
dijaikan sampel adalah petani tanaman hias yang melakukan usahatani tanaman hias
dengan kriteria < 1000 tanaman dan > 1000 tanaman. Populasi sampel sebanyak 165
petani dan diambil sampel sebanyak 30 petani.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan biaya produksi pada usahatani tanaman hias antara skala
kecil dan skala besar, dimana rerata biaya produksi skala kecil sebesar Rp
884.500/petani dan skala besar sebesar Rp 2.691.500/petani.
2. Terdapat perbedaan curahan tenaga kerja pada usahatani tanaman hias antara
skala kecil dan skala besar, dimana rerata curahan tenaga kerja skala kecil
sebesar 7,35/HKP (TKDK) dan 2,12/HKP (TKLK) sedangkan skala besar
8,55/HKP (TKDK) dan 3,44/HKP (TKLK).

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

3. Terdapat perbedaan penerimaan pada usahatani tanaman hias antara skala
kecil dan skala besar, dimana rerata penerimaan skala kecil sebesar Rp
15.557.500/petani, dan skala besar sebesar Rp 47.150.500/petani.
4. Terdapat perbedaan pendapatan bersih pada usahatani tanaman hias antara
skala kecil dan skala besar, dimana rerata pendapatan bersih skala kecil
sebesar Rp 14.673.000/petani dan skala besar sebesar Rp 44.459.000/petani.
Sedangkan perbedaan rerata pendapatan keluarga antara skala kecil dan skala

besar yaitu skala kecil sebesar Rp 14.673.037/petani dan skala besar sebesar
Rp 44.459.033/petani.
5. Tingkat kesejahteraan petani tanaman hias di daerah penelitian termasuk dalam
ketegori cukup dan ada juga yang masuk kategori kekurangan.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

RIWAYAT HIDUP

Anggia Wulandari lahir di Medan pada tanggal 25 Mai 1984 sebagai anak
pertama dari dua bersaudara dari Ayahanda M.Hafidz dan Ibunda Sofia Endria Nst.
Jenjang pendidikan :
1. Tahun 1991, masuk SD Swasta Y.P. Mulia Medan dan tamat tahun 1997.
2. Tahun 1997, masuk SLTP Negeri 4 Medan dan tamat tahun 2000.
3. Tahun 2000, masuk SMU Swasta Angkasa 1 Medan dan tamat tahun 2003.
4. Tahun 2003, diterima di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas
Sumatera Utara Medan melalui jalur SPMB.
5. Bulan Juni – Juli 2007, melaksanakan PKL di Desa Sambaliang, Kecamatan

Berampu, Kabupaten Dairi.
6. Bulan Oktober – November 2007, melaksanakan penelitian di Desa Bangun
Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan anugerahNYA yang selalu menyertai penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat
selesai dengan baik.
Skripsi ini berjudul “ Analisis Usahatani Tanaman Hias “, sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, Msi sebagai ketua komisi pembimbing.
2. Bapak H.M. Mozard B. Darus, Msc sebagai anggota komisi pembimbing.
3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, Ms sebagai ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian.

4. Ibu Dr. Ir. Salmiah, Ms sebagai Sekretaris Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
5. Seluruh Staf pengajar dan pegawai jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
6. Kedua orangtuaku Ayahanda M.Hafidz dan Ibunda Sofia Endria Nst atas kasih
sayang, kesabaran, pengorbanan moril dan materiil, dorongan dan doa yang
tidak henti-hentinya kepada penulis.
7. Adikku Ade Ira Sabrina dan seluruh teman-teman di jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian yang telah banyak memberi doa, dorongan dan bantuan selama ini.
8. Bapak/Ibu kepala Desa dan sekretaris desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang.
9. Para responden dan instansi yang terkait dengan penelitian ini atas bantuan
dan bimbingannya.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih dan kiranya dapat bermanfaat.


Medan, Juli 2008

Penulis

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR ISI

Hal
RINGKASAN ……………………………………………………………………

i

RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………………

ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………


iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………

vi

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... viii
PENDAHULUAN…………………………………………………………………

1

Latar Belakang……………………………………………………………..

1

Identifikasi Masalah………………………………………………………..


6

Tujuan Penelitian…………………………………………………………...

7

Kegunaan Penelitian………………………………………………………..

7

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,………………………………… 8
DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka……………………………………………………………

8

Landasan Teori…………………………………………………………….. 10
Kerangka Pemikiran……………………………………………………….. 13
Hipotesis Penelitian………………………………………………………... 15


METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………… 16
Metode Penentuan Daerah Penelitian dan Sampel………………………...

16

Metode Analisis Data……………………………………………………...

16

Definisi dan Batasan Operasional…………………………………………

18

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN………………………………….
KARAKTERISTIK SAMPEL


20

Deskripsi Daerah Penelitian………………………………………………

20

Karakteristik Petani Sampel………………………………………………

24

HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………

27

Perbedaan Biaya Produksi dan Komponen-komponen
Biaya Produksi Usahatani Tanaman Hias………………………………..

27

Perbedaan Curahan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Hias…………….

30

Perbedaan Penerimaan Usahatani Tanaman Hias………………………..

32

Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani Tanaman Hias………………..

33

Perbedaan Pendapatan Keluarga Usahatani Tanaman Hias……………..

35

Analisis Uji Beda Rata-Rata Usahatani Tanaman Hias………………….

36

KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….

39

Kesimpulan……………………………………………………………….

39

Saran………………………………………………………………………

40

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR TABEL
Tabel

Hal

1. Luas Tanaman Hias di Sumatera Utara Setiap Kabupaten/Kota…………… 4
2. Luas Tanaman Hias Kabupaten Deli Serdang Setiap Kecamatan…………… 5
3. Luas Tanaman Hias Kecamatan Tanjung Morawa Setiap Desa……………. 5
4. Sampel Petani Pada Masing-masing Strata…………………………………. 16
5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa…………………… 21
Bangun Sari
6. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa………………….. 22
Bangun Sari
7. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa………………… 22
Bangun Sari
8. Luas dan Jenis Penggunaan Tanah di Desa………………………………… 23
Bangun Sari
9. Sarana dan Prasarana di Desa Bangun Sari………………………………... 24
10. Karakteristik Petani Sampel di Desa Bangun Sari………………………… 25
11. Rerata Distribusi Penggunaan Sarana Produksi Usahatani……………….. 27
Tanaman Hias di Desa Bangun Sari
12. Rerata Curahan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Hias di……………….. 30
Desa Bangun Sari
13. Rerata Penerimaan Usahatani Tanaman Hias di Desa Bangun Sari………. 32
14. Rerata Pendapatan Bersih Usahatani Tanaman Hias di…………………… 33
Desa Bangun Sari
15. Rerata Pendapatan Keluarga Usahatani Tanaman Hias di………………… 35
Desa Bangun Sari
16. Analisis Uji Beda Rata-rata Usahatani Tanaman Hias di…………………. 36
Desa Bangun Sari

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Hal

1. Skema Kerangka Pemikiran……………………………………………….. 14
2. Jenis-jenis Tanaman Hias Yang Paling Digemari di Desa Bangun Sari…... 41

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Hal

1. Luas Tanaman Hias di Sumatera Utara Setiap Kabupaten/Kota…………….

4

2. Luas Tanaman Hias Kabupaten Deli Serdang Setiap Kecamatan……………. 5
3. Luas Tanaman Hias Kecamatan Tanjung Morawa Setiap Desa……………… 5
4. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Tanaman Hias,…………….………... 43
5. Biaya Sarana Produksi Usahatani Tanaman Hias Per Petani………………… 44
6. Biaya Sarana Produksi Usahatani Tanaman Hias Per Tanaman…………….. 45
7. Biaya Sarana Produksi Usahatani Tanaman Hias Per 1000 Tanaman………. 46
8. Nilai Penyusutan Alat-alat Usahatani Tanaman Hias Per Tanaman………… 47
9. Nilai Penyusutan Alat-alat Usahatani Tanaman Hias Per Petani…………..... 48
10. Nilai Penyusutan Alat-alat Usahatani Tanaman Hias Per 1000 Tanaman…… 49
11. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Hias Per Petani………………… 50
12. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Hias Per Tanaman…………….. 51
13. Curahan Tenaga Kerja Usahatani Tanaman Hias Per 1000 Tanaman……… 52
14. Penerimaan Usahatani Tanaman Hias……………………………………… 53
15. Pendapatan Bersih Usahatani Tanaman Hias………………………………. 54
16. Pendapatan Keluarga Usahatani Tanaman Hias……………………………. 54
17. Analisis Uji Beda Rata-Rata Usahatani Tanaman Hias……………………. 55

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Semakin majunya Ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin tinggi pula
tingkat kepuasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga
menuntut pendapatan yang tinggi pula. Terutama dalam pemuasan selera dan pola
fikir yang terus meningkat. Begitu halnya dengan kebutuhan akan kesejukan dan
kenyamanan dalam lingkungan tempat tinggal, dimana kebutuhan akan tanaman hias
juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat sehingga situasi ini juga dapat dimanfaatkan
oleh para produsen maupun pedagang tanaman hias untuk menjual tanaman hiasnya
yang banyak dicari oleh konsumen.
Salah satu cara untuk meningkatkan persaingan antar pedagang tanaman hias
adalah dengan melakuka reorientasi sistem usahatani dari sistem tradisional menuju
sistem

agribisnis

yang

berdaya

saing,

berkelanjutan,

berkerakyatan,

dan

terdesentralisasi dari tingkat hulu ( penyediaan sarana produksi ) ke tingkat hilir
(penanganan pasca panen dan pemasarannya). Penerapan sistem agribisnis akan
mendorong partisipasi aktif petani dalam menerapkan teknologi inovatif secara
dinamis untuk menghasilkan produk-produk tanaman hias berdaya saing tinggi,
sehinga petani akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, kesejahteraan yang
lebih baik dari sebelumnya dan sebagai sumber devisa Negara juga.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Untuk menghasilkan produk tanaman hias yang bersaing tinggi maka
diperlukan cara untuk mempetinggi kuantitas dan kualitas dari tanaman hias tersebut
secara rasional, efisien dan ekonomis, serta dalam hal penataan pertanaman
(Cropping System) yaitu cara pengaturan dan pemilihan jenis tanaman yang
diusahakan pada sebidang tanah selama jangka waktu tertentu.
Pada tanaman bunga Melati memerlukan kelembaban udara yang sedang
hingga tinggi, pemupukan dapat dilakukan dalam waktu 2 minggu sekali dan untuk
perbanyakannya dapat dilakukan dengan cara stek pucuk tanaman tersebut. Bunga
Melati ini merupakan salah satu jenis tanaman asli Indonesia yang mempunyai bentuk
bunga yang hanya terdiri dari 4-5 kelopak bunga dengan warna bunga putih dan
memiliki wangi yang khusus. Nilai jual bunga Melati ini termasuk stabil dalam arti
tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah sehingga para penggemar bunga ini
dapat terus memperolehnya.
Bunga Krisan memiliki komposisi bunga yang sangat menarik, karena sengaja
diciptakan dengan memberi perlakuan khusus agar diperoleh bunga yang indah dan
memiliki kelopak bunga yang banyak. Kelembaban udara yang diperlukan antara
sedang sampai tinggi, suhu idealnya 20-21ºC. Pemupukan dilakukan 2 minggu sekali
untuk jenis tanaman hias berbunga dan perbanyakkan juga dapat dilakukan dengan
cara stek pucuk dan melalui biji.
Anthurium merupakan jenis tanaman hias yang pada tahun 2005 lalu menjadi
primadona dikalangan penggemar Anthurium. Jenis Anthurium ini ada beberapa jenis
dengan nilai jual yang tinggi dan bervariasi juga, jenis yang paling digemari antara
lain Supernova, Jenmanii, Gelombang Cinta, Keris Jumbo, Corong Filipine, dan
Hurry Black. Perbanyakkannya dapat dilakukan dengan cara biji (generative) dan stek
(vegetatif). Tinggi dari tiap jenis Anthurium ini juga bervariasi hingga bisa mencapai

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

± 3 m dengan jumlah daun lebih dari 30 lembar daun dan jumlah tongkol bunga yang
bisa mencapai 10 tongkol bunga. Dengan kelembaban yang sedang, Anthurium dapat
dikatakan sebagai jenis tanaman hias daerah tropis dan merupakan tanaman hias asli
dari Indonesia.
Tanaman hias Palem memiliki kelembaban yang sedang hingga tinggi dengan
cara perbanyakkan dapat melalui anakan. Jenis tanaman Palem yang paling banyak di
minati yaitu jenis Palem Botol karena bentuknya yang hampir menyerupai botol,
tanaman ini banyak digunakan sebagai tanaman hias di pinggir jalan dan juga sebagai
tanaman di taman kota. Walaupun banyak digunakan sebagai tanaman hias di kota,
Palem juga memiliki kelebihan lain pada buahnya yang dapat digunakan sebagai obat.
Heliconia merupakan jenis tanaman hias yang mirip dengan pohon pisang, tapi
Heliconia dapat dibedakan dengan tanaman pisang-pisangan lainnya dengan adanya
bunga pada ujung tanaman tersebut yang warna bunganya berbeda-beda dan bentuk
daun yang lebih melebar. Tanaman ini memiliki kelembaban yang sedang hingga
tinggi dengan pemupukan yang sama untuk jenis tanaman berbunga yaitu 2 minggu
sekali dan perbanyakkan juga melalui anakan atau umbi.
Anggrek merupakan bunga yang banyak keunggulannya mulai dari warna
bunga, untaian sempurna, ukuran dan wilayah penyebaran yang cukup luas sehingga
dapat disebut sebagai bunga puspa pesona. Jenis Anggrek yang paling diminati yaitu
Anggrek Bulan, Anggrek Menur, Anggrek Terbang, dan Anggrek Wulan. Anggrek
juga dapat diperbanyak dengan cara perkawinan silang dengan tanda munculnya
bunga selama 1 bulan dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali.
Usahatani tanaman hias baik tanaman berbunga maupun yang tidak berbunga
pada tahun 2005 luasnya mencapai 209.409 Ha. Dengan jenis tanaman hias yang
paling banyak diminati oleh para konsumen yaitu : Anggrek, Anthurium, Heliconia,

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Krisan, Melati, dan Palem. Dari ke-6 jenis tanaman hias ini yang paling luas adalah
jenis Anggrek yakni 43.201 Ha. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Luas Tanaman Hias di Sumatera Utara di Setiap Kabupaten/Kota,
Tahun 2004/2005.
Kab/Kota
Medan
Langkat
D.Serdang
Simalungun
Karo
Asahan
L.Batu
T.Utara
T.Tengah
T.Tinggi
T.Balai
Binjai
P.Siantar
Tobasa
Madina
Jumlah

Anggrek
Anthurium Heliconia Krisan
Melati Palem Jlh
12489
485
1230
210
9443
1290
32437
1983
0
18
15
248
251
2766
5725
45
1165
53
743
4835
17401
1793
2180
3627
110
3220
2218
15366
3250
0
0
120250
0
0
123500
1077
3
53
60
206
362
2123
34
6
0
6
0
0
46
10032
9370
177
550
136
14
20293
15
0
0
0
0
3
21
577
28
11
0
939
343
2241
30
0
0
0
23
0
53
4144
26
291
0
127
68
4724
480
0
40
665
665
65
1980
1176
0
0
0
0
100
1376
396
7
116
46
46
20
651
43201
12150
6728
121965 15796
9569
224978

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, Medan 2007.

Dari tabel di atas diperoleh daerah penelitian di Kabupaten Deli Serdang
karena di daerah tersebut terdapat usahatani tanaman hias dari ke-6 jenis tanaman hias
tersebut dan merupakan sentra jual beli produk tanaman hias tersebut sehingga
kabupaten ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan tanaman
hias di Sumatera Utara. Sedangkan di kota Medan, umumnya hanya melakukan jual
belinya saja tanpa ada cara bercocok tanamnya.
Di daerah Kabupaten Deli Serdang terdapat beberapa Kecamatan yang
berusahatani tanaman hias. Kecamatan yang paling luas usahatani tanaman hias
terdapat pada Kecamatan Tanjung Morawa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 di
bawah ini.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Tabel 2. Luas Tanaman Hias di Kabupaten Deli Serdang di Setiap Kecamatan,
Tahun 2004/2005.
Kecamatan
L.Pakam
STM Hulu
STM Hilir
Deli Tua
P.Batu
Namorambe
Sibolangit
Sunggal
Hmp.Perak
L.Deli
B.Kuis
P.Sei Tuan
P.Labu
Tj.Morawa
Galang
B.Purba
Jumlah

Anggrek
Anthurium Heliconia Krisan
Melati Palem
466
0
165
0
85
385
297
0
50
0
60
280
299
0
40
0
35
395
358
0
45
0
48
265
275
0
35
0
0
160
297
0
0
0
0
195
278
0
0
13
0
255
297
0
45
0
30
360
298
0
0
0
0
240
347
0
60
0
30
350
286
0
0
0
0
295
365
00
135
0
0
245
357
0
75
0
70
235
865
45
360
40
280
575
345
0
65
0
40
275
295
0
90
0
65
325
5725
45
1165
53
743
4835

Jlh
1101
687
769
729
470
492
533
732
538
787
581
745
737
2166
725
775
1256
7

Sumber : Dinas Pertanian Lubuk Pakam, Tahun 2007.

Di daerah Kecamatan Tanjung Morawa terdapat beberapa desa yang
berusahatani tanaman hias. Desa yang paling luas usahatani tanaman hiasnya terdapat
di Desa Bangun Sari, seperti yang yang tercantum pada Tabel 3 berikut ini
Tabel 3. Luas Tanaman Hias di Kecamatan Tanjung Morawa di Setiap Desa,
Tahun 2004/2005.
Desa
B.Rejo
T.Morawa
Pekan
T.Morawa A
Limau Manis
Uj.Serdang
Bangun Sari
B.Sari Baru
Telaga Sari
Dg.Kelambir
T.Morawa B
Tj.Baru
Punden Rejo

Anggrek
Anthurium Heliconia Krisan
Melati Palem Jlh
50
0
25
0
20
30
125
55
0
20
0
0
20
95
40
60
45
155
130
50
35
30
50
25

0
0
0
25
20
0
0
0
0
0

25
25
30
70
40
30
25
30
0
0

0
0
0
30
23
0
0
0
0
0

20
0
0
45
20
0
0
25
0
25

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

20
20
0
215
70
35
25
25
20
20

105
105
75
540
303
115
85
110
70
70

Tj.Mulia
Perdamean
Wono Sari
Dalu Sepuluh
A
Dalu Sepuluh
B
Jumlah
865

35
30
20
25

0
0
0
0

20
0
20
0

0
0
0
0

25
20
0
0

30
20
0
20

110
75
40
45

30

0

0

0

0

0

30

45

360

53

280

575

Sumber : Dinas Pertanian Lubuk Pakam, Tahun 2007.

Usahatani tanaman hias ini dapat dibagi 2 yaitu usahatani skala kecil dan
usahatani skala besar. Bagaimana perbedaan jumlah biaya produksi, pencurahan
tenaga kerja, jumlah penerimaan, jumlah pendapatan bersih, dan jumlah pendapatan
keluarga per petani antara skala kecil dan skala besar belum diketahui. Hal inilah yang
menyebabkan perlunya dilakukan penelitian.

Identifikasi Masalah
Dalam latar belakang telah disinggung masalah penelitian ini, maka dapat
diientifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana perbedaan biaya produksi usahatani tanaman hias antara skala
kecil dan skala besar per petani?
2. Bagaimana perbedaan curahan tenaga kerja usahatani tanaman hias antara
skala kecil dan skala besar per petani?
3. Bagaiamana perbedaan penerimaan Usahatani Tanaman Hias antara skala
kecil dan skala besar per petani?
4. Bagaimana perbedaan pendapatan bersih dan keluarga usahatani tanaman hias
antara skala kecil dan skala besar per petani?

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

2098

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menjawab identifikasi masalah yang telah
disebutkan di atas, sbagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan biaya produksi usahatani tanaman hias antara
skala kecil dan skala besar.
2. Untuk mengetahui perbedaan curahan tenaga kerja usahatani tanaman hias
antara skala kecil dan skala besar.
3. Untuk mengetahui perbedaan penerimaan usahatani tanaman hias antara skala
kecil dan skala besar.
4. Untuk mengetahui perbedaan pendapatan bersih dan keluarga antara skala
kecil dan skala besar.

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk :
1. Sebagai bahan informasi untuk dapat membantu petani tanaman hias dalam
mengelola usahataninya agar lebih efisien.
2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam menentukan strategi
pembinaan petani tanaman hias.
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan
dengan penelitian ini.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Berkembangnya suatu usahatani sangat bergantung pada syarat pokok atau
syarat mutlak (essential). Tanpa salah satu dari syarat berikut maka tidak akan ada
pembangunan usahatani. Adapun syarat pokok ini adalah :
1. Pasaran untuk hasil usahatani
2. Tekhnologi yang selalu berubah
3. Tersedianya input produksi
4. Perangsang produksi bagi petani
5. Pengangkutan
Selain syarat mutlak, untuk mempercepat pembangunan usahatani diperlukan faktorfaktor pelancar (accelerators factors) sebagai berikut :
1. Pendidikan pembangunan
2. Kredit produksi
3. Group action petani
4. Perbaikan dan perluasan lahan pertanian
5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian (Mosher, A.T.,1987).
Usahatani tanaman hias memproduksikan hasil yang tergolong pada keindahan
alam. Permintaan akan hasil tanaman hias ini masih belum banyak karena kurangnya
kemampuan daya beli penggemarnya (Simanjuntak, 1996).
Bila di luar negri untuk mengembangkan tanaman hias memerlukan rumah
kaca, maka di Indonesia tidak demikian. Hal ini akan memungkinkan untuk
menurunkan biaya produksinya. Petani tanaman hias secara lokal saat ini belum
Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

mampu merealisasikan ekspor dari hasilnya. Hal ini karena tekhnologi yang masih
rendah karena investasi yang masih rendah juga (Nazaruddin, 1999).
Orang yang menanam tanaman hias menurut tujuannya dapat dibagi menjadi
dua yaitu orang yang bukan atau tidak bertujuan bisnis dan orang yang bertujuan
bisnis. Orang yang bukan bertujuan bisnis tidak memerlukan analisis biaya dan
pendapatan dalam kegiatannya. Orang yang bertujuan bisnis termasuk usahatani
tanaman hias membutuhkan analisis biaya produksi dan pendapatan dalam
kegiatannya (Rukmana,R.,19997).
Dalam analisis biaya produksi terdapat beberapa komponen yang perlu
diketahui. Sehingga komponen tersebut dapat diperhitungkan dalam bisnis tanaman
hias. Komponen yang dimaksud adalah penggunaan pupuk, pestisida, dan jumlah
bibit yang dipakai. Besar kecilnya pemakaian pupuk dapat mempengaruhi
produktivitas dari produksi tanaman hias. Penggunaan pupuk majemuk lebih sering
digunakan karena leih praktis, hemat biaya, waktu, dan tenaga. Pemberian dosis
pupuk sangat perlu diperhatikan agar tepat sasaran dimana pupuk dapat terbagi atas
pupuk akar dan pupuk daun. Penggunaan pupuk disesuaikan dengan jenis tanaman
agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan kerusakkan pada tanaman,
penambahan garam tanah dan kerugian bagi petani (Adiwilaga, 1982).
Penggunaan pestisida dapat disesuaikan dengan jenis hama penyakit yang ada
pada tanaman hias, seperti :
-

akarisida : untuk membunuh tungau/kutu

-

bakterisida : untuk membunuh bakteri

-

fungisida

-

insektisida : untuk membunuh serangga

-

larvasida

: untuk memberantas jamur

: untuk membunuh larva

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

-

nematisida : untuk membunuh cacing

-

nodentisida : untuk membunuh binatang pengerat

dan juga berdasarkan PH tanah sebagai media tanam. Penggunaan pestisida tidak
boleh dilakukan sembarangan, hanya dapat dilakukan pada keadaan tertentu saja.
Penggunaan dosis pestisida yang berlebihan dapat menyebabkan rusaknya lingkungan
dan pemborosan sedangkan penggunaan dosis yang terlalu sedikit pun dapat
menyebabkan timbulnya kekebalan pada tanaman hias. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyemprotan pestisida pada tanaman hias khususnya yaitu
keadaan angin, suhu udara, kelembaban dan curah hujan (Soekartawi, 1996).
Selain pupuk dan pestisida, jumlah bibit pun perlu diketahui agar dapat
diperkirakan berapa besar dan kecilnya jumlah produksi yang akan dipasarkan.
Umumnya permintaan terhadap produk usahatani tanaman hias selalu mengalami
pasang surut. Jika diatasi dengan cara memperkirakan jumlah produksi dengan
permintaan pasar maka tidak akan terjadi kelebihan prouksi tapi jika tidak
diperkirakan maka para petani akan melakukan cara terakhir yaitu menurunkan harga
di bawah harga pasar sehingga bisa disebut rugi bagi petani (Rahardi, 1997).

Landasan Teori
Menurut Mosher (1987) usahatani pada dasarnya adalah tanah. Usahatani
dapat sebagai suatu cara hidup (a way of life). Jenis ini termasuk usahatani untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau subsisten dan primitive. Jenis usahatani seperti ini
pada saat sekarang sudah langka ditemui. Pada saat sekarang pada umumnya jenis
usahatani yang termasuk perusahaan (the farm business). Setiap petani pada
hakekatnya menjalankan perusahaan pertanian di atas usahataninya. Itu merupakan
bisnis karena tujuan setiap petani bersifat ekonomis, memproduksi hasil-hasil untuk

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

dijual kepasar atau untuk dikonsumsi sendiri oleh keluarganya. Usahatani tanaman
hias yang bertujuan ekonomis termasuk usahatani perusahaan.
Dalam menjalankan suatu usahatani, petani memerlukan sejumlah biaya. Biaya
usahatani adalah nilai dari semua yang di korbankan (input) ekonomis yang
diperlukan, yang dapat diukur. Biaya produksi ini terdiri dari :
1. Sarana produksi yang habis terpakai
2. Bunga modal
3. Sewa tanah (lahan)
4. Alat produksi yang tahan lama
5. Tenaga kerja
6. Upah (fee) pengelola
(Soekartawi, 2002).
Sarana produksi yang habis terpakai misalnya: bibit, pupuk, dan pestisida.
Biaya bunga modal (interest) adalah bunga modal yang digunakan untuk usahatani
sebesar bunga uang di bank. Baik modal sendiri atau modal pinjaman (kredit)
diperhitungkan biaya bunga modal. Biaya tanah (lahan) adalah sewa yang akan
diterima jika tanah tersebut disewakan kepaa orang lain. Tanah adalah faktor produksi
yang tidak aus, bahkan nilai tanah semakin lama semakin naik. Karena itu
diperhitungkan biaya sewa tanah, baik tanah milik sendiri maupun dikontrakkan.
Biaya produksi yang tahan lama dihitung melalui biaya penyusutan. Biaya ini
bergantung pada nilai pembelian alat dan jangka usia ekonomis alat (oleh juga
diperhitungkan nilai sisa alat itu). Biaya tenaga kerja terdiri dari biaya tenaga kerja
dalam keluarga (TKDK) dan biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Biaya atau
upah tenaga kerja dihitung atas dasar biaya yang seharusnya dibayarkan menurut
satuan hari kerja pria dewasa (HKP) yang dapat dibagi sebagai berikut :

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

1. Seorang pria dewasa bekerja efektif 8 jam per hari = 1 HKP
2. Seorang wanita dewasa bekerja efektif 8 jam per hari = 0,8 HKP
3. Seorang anak dewasa bekerja efektif 8 jam per hari = 0,5 HKP
Upah pengelola adalah upah seorang petani dalam mengelola usahataninya (bukan
upah tenaga kerja fisiknya). Petani mengorganisasikan, memimpin, mencatat dalam
menjalankan usahataninya, dan ini patut diberikan sejumlah upah (Soekartawi, 1995).
Ilmu usahatani termasuk dalam ilmu ekonomi mikro. Dalam ekonomi mikro
dikenal konsep biaya sebagai berikut :
1. Biaya Total (Total Cost = TC) adalah seluruh pengorbanan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk (output).
2. TC adalah jumlah biaya variabel (Variabel Cost = VC) ditambah biaya tetap
(Fixed Cost =FC), atau TC = VC + FC.
3. VC adalah biaya yang beubah-ubah jumlahnya bergantung pada jumlah
output.
4. FC adalah biaya yang tetap jumlahnya (dalam jangka pendek) walaupun
berubah jumlah output.
5. Biaya Total Rata-Rata (Average Cost = AC) adalah jumlah TC dibagi dengan
jumlah output atau AC = TC/Y.
6. Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost = AVC) adalah jumlah VC
dibagi dengan jumlah output atau AVC = AC/Y.
7. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost =AFC) adalah TC dibagi dengan
jumlah output atau AFC = FC/Y (Soekartawi, 2002).

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Dari sisi output, penerimaan dan pendapatan dapat dituliskan sebagai berikut :
1. Penerimaan Total (Total Revenue = TR) adalah jumlah output dikalikan harga jual
atau TR = Y x Py, Penerimaan Rata-Rata (Average Revenue = AR) adalah TR
dibagi Y atau AR= TR/Y.
2. Pendapatan Bersih (Net Income= NI) adalah TR-TC, NI Rata-Rata adalah
pendapatan bersih dibagi jumlah output atau NI/Y (Soekartawi, 1995).
Khusus dalam usahatani dikenal pendapatan keluarga (Family Income = FI) yaitu
pendapatan bersih ditambah biaya tenaga kerja keluarga atau FI = NI + Upah TKDK.

Kerangka Pikiran
Biaya produksi yang dikorbankan oleh usahatani skala kecil maupun skala
besar belum dapat ditentukan skala mana yang lebih kecil dan skala mana yang lebih
besar, mungkin terdapat perbedaan yang nyata. Sedangkan pencurahan tenaga kerja
antara usahatani skala kecil dan skala besar per petaninya juga belum ditentukan mana
yang lebih kecil dan mana yang lebih besar yang menyebabkan adanya perbedaan
antara keduanya. Jumlah biaya produksi dan jumlah tenaga kerja yang dicurahkan per
petaninya bergantung pada tingkat efisiensi pengunaan biaya dan tenaga kerja pada
kedua skala tersebut.
Jumlah output usahatani skala kecil dan skala besar per petani belum diketahui
mungkin terdapat perbedaan. Demikian juga halnya dengan jumlah penerimaam dan
jumlah pendapatan usahatani skala kecil dan skala besar juga belum dapat diketahui.
Jumlah output ini bergantung pada jumlah biaya dan tenaga kerja yang dikorbankan.
Penerimaan dipengaruhi oleh jumlah output dan harga jual.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Kerangka pikiran di atas dapat disajikan dengan skema sebagai berikut :
Usahatani
Tanaman Hais

Skala

Skala

Kecil

Besar

Per Petani :
1.Biaya Produksi
2.CurahanTenagaKerja
3.Jumlah Penerimaan
4.Jumlah Pendapatan

Hubungan
Langsung

PERBEDAAN NYATA

Gambar : Skema Kerangka Pikiran

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikiran yang telah diuraikan dapat
dirumuskan beberapa hipotesis yang akan diuji secara empiris. Adapun hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan nyata biaya produksi antara usahatani skala kecil dan
skala besar per petani.
2. Terdapat perbedaan nyata curahan tenaga kerja antara usahatani skala kecil
dan skala besar per petani.
3. Terdapat perbedaan nyata jumlah penerimaan antara usahatani skala kecil dan
skala besar per petani.
4. Terdapat perbedaan nyata jumlah pendapatan bersih dan pendapatan keluarga
antara skala kecil dan skala besar per petani.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah dan Sampel Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Bangun Sari
Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Terpilihnya desa tersebut
karena di desa itu banyak yang berusahatani tanaman hias termasuk ke-6 komoditi
tanaman hias tersebut yang akan diteliti di desa itu.
Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani tanaman
hias. Besar populasi (the size of population) adalah 165 petani, yang terdiri dari petani
berusahatani skala kecil dan berusahatani skala besar. Pemilihan petani sampel adalah
dengan Stratified Random Sampling dengan besar sampel (the size of sample) adalah
30 petani (n = 30). Dengan besarnya n = 30 maka sudah termasuk the large sample
dan rumus uji t sudah dapat digunakan. Adapun besar sampel masing-masing strata
adalah sebagai berikut :
Skala Usahatani
Kriteria
Skala Kecil
< 1.000 tanaman
Skala Besar
> 1.000 tanaman
Jumlah
(Singarimbun, 1987).

Populasi
108 petani
57 petani
165 petani

Sampel
20 petani
10 petani
30 petani

Metode Analisis Data
Pengumpulan data dengan teknik wawancara terhadap petani sampel dengan
memakai daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai
data dikumpulkan, lalu dilanjutkan dengan ditabulasi. Dari data yang telah ditabulasi
maka dapat dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji-t. Semua hipotesis
diuji dengan uji beda rata-rata dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

_
_
X1–X2
t-h = ∂ √ /n 1 + /n 2
Rumus t-test :

∂ = √ n1s1² + n2s2²
n1 + n2 -2

X1 = rata-rata dari biaya total, tenaga kerja, penerimaan, pendapatan bersih,
pendapatan keluarga per petani dari usahatani skala besar = ∑X1/n1.
X2 = rata-rata dari biaya total, tenaga kerja, penerimaan, pendapatan bersih,
pendapatan keluarga per petani dari usahatani skala kecil = ∑X2/n2.
S1 = varians dari biaya total, tenaga kerja, penerimaan, pendapatan bersih, pendapatan
keluaga per petani dari usahatani skala besar.
S2 = varians rata-rata dari biaya total, tenaga kerja. Penerimaan, pendapatan bersih,
pendapatan keluarga per petani dari usahatani skala kecil.
n1 = besar sampel X1, n2 = besar sampel X2
t-h = nilai t-hitung
∂ = standard deviasi sampel
Pengambilan keputusan :
Ho = tidak ada perbedaan nyata
H1 = terdapat perbedaan nyata
Bila t-h < t-tabel 5%/2 maka Ho ditolak
Bila t-h > t-tabel 5%/2 maka H1 diterima
(Nugroho, 2005).

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian maka dibuat definisi dan
batasan operasional sebagai berikut :

Definisi
1. Usahatani tanaman hias adalah sistem budidaya yang mengusahakan tanaman
hias mulai dari budidaya sampai panen atau penjualan dengan berupaya untuk
memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin.
2. Jenis tanaman yang dominan diusahakan oleh seluruh petani pengusaha adalah
Anggrek, Anthurium, Heliconia, Krisan, Melati, dan Palem.
3. Skala usaha adalah usahatani tanaman hias berdasarkan banyaknya jumlah
tanaman hias yang diusahakan oleh petani sampel.
4. Petani sampel adalah petani yang menanam beberapa jenis tanaman hias
didaerah penelitian.
5. Produksi usahatani tanaman hias adalah hasil dari usahatani tanaman hias
dalam bentuk segar yang dihitung berdasarkan jumlah tanaman.
6. Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh petani selama proses
produksi berlangsung sampai siap dipasarkan.
7. Pendapatan bersih adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil
usahatani dikurangi produksi.
8. Pendapatan tenaga kerja keluarga adalah selisih antara penerimaan dengan
seluruh biaya produksi kecuali biaya tenaga kerja baik dari dalam maupun luar
keluarga.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

9. Tenaga kerja keluarga adalah tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga
petani yaitu suami, istri, anak, maupun orang lain yang menjadi tanggungan
keluarga.
10. Biaya tetap adalah biaya yang relative jumlahnya dan terus dikeluarkan
walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit.
11. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi
yang didapat.

Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang.
2. Waktu penelitin adalah pada bulan Oktober tahun 2007.
3. Sampel penelitian adalah petani tanaman hias.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

Deskripsi Daerah Penelitian
Luas dan Topografi Desa
Desa Bangun Sari berada di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli
Serdang Propinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 1059,97 Ha. Jumlah penduduk
yang ada di desa Bangun Sari ini berjumlah 8796 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk rata-rata 8,35 jiwa/Ha.
Daerah ini berada pada ketinggian 30 m di atas permukaan laut, banyaknya
curah hujan rata-rata 1500-2500 mm/tahun.
Desa Bangun Sari berjarak 3,5 Km dari ibukota Kecamatan Tanjung Morawa
dan 16 Km dari ibukota Kabupaten Deli Serdang. Dilihat dari jarak antara desa
dengan ibukota kecamatan relative dekat, maka desa tersebut dapat menerima arus
informasi yang berasal dari luar daerah, sehingga akan berpengaruh terhadap
perkembangan dan kemajuan desa.
Adapun batas-batas Desa Bangun Sari adalah sebagai berikut :
-

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Limau Manis dan Ujung Serdang

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas dan Ujung
Serdang

-

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bangun Sari Baru

Keadaan Penduduk
Penduduk desa Bangun Sari berjumlah 8796 jiwa dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 1999 Kk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Bangun Sari,
Tahun 2004/2005.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Umur (Tahun)
0-4
0-5
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-45
46-49
50-55
56-59
60-64
> 65
Jumlah

Jumlah (Jiwa)
602
803
513
877
620
967
889
796
512
439
451
423
450
364
8796

Persentase (%)
6,84
9,13
5,83
9,97
7,05
10,99
10,11
9,05
5,82
4,99
6,15
4,81
5,12
4,14
100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa kelompokusia produktif (> 15 tahun
– 64 tahun) di Desa Bangun Sari sebanyak 6516 jiwa (74%), sedangkan kelompokusia
tidak produktif sebanyak 2282 jiwa (25,9%). Dengan demikian besarnya depensi ratio
adalah 0,35%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 1 jiwa produktif akan menanggung
0,35% jiwa yang tidak produktif. Dengan demikian potensi sumber tenaga kerja
masih cukup tersedia.
Desa Bangun Sari merupakan salah satu daerah yang kebanyakkan
penduduknya bermata pencaharian sebagai karyawan swasta. Lebih terperinci dapat
dilihat pada tabel 5 berikut ini :

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Bangun
Sari, Tahun 2004/2005.
No.

Jenis Mata Pencaharian
Jiwa

1
2
3
4
5
6

Pegawai Negeri Sipil
ABRI
Karyawan Swasta
Wiraswasta/pedagang
Tani
Pensiunan
Jumlah

Jumlah
Persentase (%)
365
10,36
36
1,02
1587
45,06
871
24,73
567
16,10
96
2,73
3522
100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa 45,06% penduduk tertinggi adalah
bermata pencaharian sebagai karyawan swasta, sedangkan terendah yaitu 1,02%
bermata pencaharian sebagai ABRI. Untuk tani adalah sebesar 16,10%, hal ini
diketahui karena sebagian besar penduduk di Desa Bangun Sari melakukan Usahatani
sebagai pekerjaan sampingan namun tidak sedikit pula yang melakukan usahatani
dapat menghidupi seluruh anggota keluarganya hingga dapat menyelesaikan
pendidikannya.
Adapun keadaan penduduk berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat
dilihat pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa
Bangun Sari, Tahun 2004/2005.
No.

Tingkat Pendidikan
Jiwa

1
2
3
4
5
6

Taman kanak-kanak
SD
SLTP
SLTA
Akademi
Sarjana
Jumlah

Jumlah
Persentase (%)
378
4,30
1757
19,97
1256
14,28
5109
58,07
114
1,30
182
2,09
8796
100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa penduduk di Desa Bangun Sari
yang memiliki tingkat pendidikan rendah rata-rata sebanyak 2.135 jiwa (24,27%),
pendidikan menengah sebanyak 6.365 jiwa (72,35%) dan pendidikan timggi sebanyak
Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

296 jiwa (3,39%). Dari sini dapat dilihat bahwa umumnya penduduk Desa Bangun
Sari telah banyak yang mengenyam pendidikan menengah.
Penggunaan Tanah
Luas wilayah Desa Bangun Sari menurut fungsinya dibagi menjadi areal
pemukiman, pertanian, perkebunan, perikanan, dan untuk sosial budaya. Agar lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7. Luas dan Jenis Penggunaan Tanah di Desa Bangun Sari, Tahun 2005.
No.
1
2
3
4
5
6

Uraian
Pemukiman
Perkebunan
Perikanan
Lahan Kering
Sawah
Pekuburan, jalan raya, sekolah,
masjid, gereja
Jumlah

Jumlah
Ha
Persentase (%)
257,32
24,28
180
16,98
6
0,57
495
46,70
96
9,06
25,65
2,42
1059,97

100

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan kering merupakan
yang terluas yaitu 495 Ha (46,70%). Lahan kering banyak digunakan untuk
perkebunan Negara, padi, palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan. Lahan yang
digunakan untuk pemukiman 257,32 Ha (24,28%).
Lahan yang digunakan untuk perikanan seluas 6 Ha (0,57%), sedangkan untuk
perkebunan 180 Ha (16,98%), sawah 96 Ha (9,06%). Lahan yang digunakan untuk
pekuburan, jalan raya, sekolah, mesjid,dan gereja seluas 25,65 Ha (2,42%).
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaran yng terdapat di suatu daerah akan mempengaruhi
perkembangan dan kemajuan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Semakin
baik sarana dan prasarana di desa tersebut maka akan mempercepat laju

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

perkembangan daerah tersebut. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa
Bangun Sari dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Bangun Sari, Tahun 2004/2005.
No.
1

2

3

Sarana dan Prasarana
Perhubungan
- Mobil/bus
- Sepeda motor
- Becak mesin
Pemasaran
- Kios, warung
- Koperasi
Sosial
- SD Negeri
- TK
- LKMD
- BIPP
- PKK
- Balai Pertemuan
- Rumah Sakit umum Swasta
- Poliklinik
- Apotik
- Air minum/sumur umum
Jumlah

Jumlah
8
150
42
20
1
3
1
1
1
1
1
1
2
1
12
245

Sumber : Kantor Kepala Desa Bangun Sari, Tahun 2007.

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana di
Desa Bangun Sari telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik dibidang
pendidikan, perekonomian, maupun sosial budaya. Akan tetapi untuk bidang
pendidikan di Desa Bangun Sari belum memiliki sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) dan seolah lanjutan tingkat atas (SLTA) sehingga harus keluar dari desa
tersebut untuk melanjutkan pendidikan setelah selesai SD.
Karakteristik Petani Sampel di Daerah Penelitian
Yang diambil menjadi variabel karakteristik petani sampel dalam penelitian
ini luas lahan usahatani tanaman hias, jumlah populasi tanaman hias, umur petani,
pendidikan formal yang dimiliki, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman
bertani tanaman hias. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel di Desa Bangun Sari, Tahun 2007.
No.
1
2
3
4

5

6

Uraian
Luas lahan
(Ha)
Umur
(Tahun)
Pendidikan
(Tahun)
Jumlah
tanggungan
(jiwa)
Pengalaman
bertani
(tahun)
Hasil
produksi
(populsi)

UsahaSkala Kecil Usaha Skala Besar
Over All
Rerata
Range
Rerata
Range
Rerata
Range
0,06 0,01-0,09
0,16
0,08-0,40
0,09 0,01-0,40
42,6

35-54

49,10

44-56

44,76

35-56

10,65

6-12

9,90

6-12

10,40

6-12

5,35

4-7

5,50

4-6

5,40

4-7

11,65

5-20

12,50

7-20

11,93

5-20

777,50

250-800

1.325 1.175-1.500

960

250-1.500

Sumber : Data Diolah, Tahun 2007 (Lampiraan 1).

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa rerata luas lahan yang digunakan
untuk usahatani tanaman hias adalah 0,09 Ha dengan range 0,01-0,40. Luas lahan ini
tergolong kecil untuk ukuran pertanian. Hal ini dikarenakan pada daerah penelitian
usahatani tanaman hias tidak memerlukan tempat yang luas karena tanamannya dapat
dikelola dalam suatu tempat (pot/polybag dan rak tanaman) dan juga dikarenakan
jumlah tanaman yang tidak terlalu banyak.
Adapun rerata umur petani adalah 44,76 tahun. Umur tersebut masih termasuk
kedalam usia produktif sehingga dapat diartikan bahwa petani pengusaha tanaman
hias masih sangat potensial di dalam mengembangkan usahataninya.
Rerata pendidikan formal yang dimiliki oleh petani pengusaha tanaman hias
adalah 10 tahun. Itu artinya setara dengan tamatan SLTP yang akan melanjutkan
pendidikan SLTA. Pendidikan yang dimiliki petani tersebut termasuk cukup baik
karena pada umumnya petani pengusaha tanaman hias sudah dapat membaca dan
menulis dengan baik dan lancar.

Anggia Wulandari : Analisis Usaha Tani Tanaman Hias (Studi Kasus : Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung
Morawa Kabupaten Deli Serdang), 2008
USU Repository © 2008

Jumlah tanggungan keluarga oleh setiap petani tanaman hias ini berbeda-beda.
Adapun rerata jumlah tanggungan keluarga petani adalah 5 jiwa. Jumlah