Biologi dan Kisaran Ekspansi Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera: Curculionidae) setelah Pelepasan di Lapangan

BIOLOGI DAN KISARAN EKSPANSI Neochetina eichhorniae
WARNER (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) SETELAH
PELEPASAN DI LAPANGAN

ASMAUL HUSNA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ”Biologi dan Kisaran Ekspansi
Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera: Curculionidae) setelah
Pelepasan di Lapangan” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.


Bogor, Oktober 2006

Asmaul Husna
A451030121

BIOLOGI DAN KISARAN EKSPANSI Neochetina eichhorniae
WARNER (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) SETELAH
PELEPASAN DI LAPANGAN

ASMAUL HUSNA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Entomologi / Fitopatologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006


Judul Tesis

: Biologi dan Kisaran Ekspansi Neochetina eichhorniae
Warner (Coleoptera: Curculionidae) setelah Pelepasan
di Lapangan

Nama Mahasiswa

: Asmaul Husna

NIM

: A451030121

Program studi

: Entomotologi - Fitopatologi

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, M.S.

Dr. Ir. Pudjianto, M.Si.

Ketua

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Entomologi dan Fitopatologi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. Prof.Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 16 Oktober 2006


Tanggal Lulus : 16 November 2006

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga penulis berhasil
menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Judul tesis ini adalah ”Biologi
dan Kisaran Ekspansi Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera:
Curculionidae) setelah Pelepasan di Lapangan” yang merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak
Prof. Dr. Utomo Kartosuwondo, M.S sebagai ketua komisi pembimbing, dan
Bapak Dr. Ir. Pudjianto, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah
banyak memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, saran, dan motivasi serta
bantuan dengan penuh keikhlasan selama penelitian dan penulisan tesis.
Kepada Akhmad Rizali, SP, M.Si terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bimbingan teknis-ilmiahnya. Kepada Iis Sholihat Subadra, SP, penulis juga
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Soejana ketua Kelompok

Tani Budidaya Ikan Mekar Jaya di Danau Lido dan Seameo Biotrop Bogor atas
izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian di Danau Lido dan Biotrop.
Penelitian ini dibiayai oleh Hibah Tim Pascasarjana - DIKTI, dan beasiswa
Pendidikan Pascasarjana - DIKTI.
Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Moh. Amin Musa (alm) dan Ibu
Saniah Husen, suami Drs. Saijal Wahbi, ananda Andrei Fadlullah Wahbi, adik
Hema Marlina, dan seluruh saudara disampaikan terima kasih karena atas doa dan
pengorbanan merekalah penulis dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah
Pascasarjana, IPB. Semoga Allah SWT memberikan balasan amal baik mereka
dengan pahala yang tak terhingga.
Terimakasih kepada rekan-rekan sekalian, anggota tim Hibah Pascasarjana;
anggota Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi
Tanaman, IPB; dan rekan-rekan Insectarium Biotrop Bogor, yang telah banyak
membantu selama pelaksanaan penelitian semoga Allah SWT membalasnya.
Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengembangan pemanfaatan agens
pengendalian hayati.

Bogor, Oktober 2006

Penulis


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Suak Timah (Meulaboh), Aceh Barat pada tanggal 20
Pebruari 1974 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Ayah Moh. Amin
Musa (alm) dan Ibu Saniah Husen.
Tahun 1992 penulis lulus dari SMA Negeri Suak Timah, Aceh Barat dan
pada tahun yang sama melanjutkan ke Universitas Iskandarmuda Banda Aceh.
Penulis diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1997. Kesempatan untuk
melanjutkan ke Program Magister Sains, Program Studi Entomologi dan
Fitopatologi, Departemen Proteksi Tanaman Insitut Pertanian Bogor (IPB)
diperoleh penulis pada tahun 2003. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana diperoleh
dari DIKTI. Sejak tahun 2002 sampai sekarang penulis bekerja sebagai staf
pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Meulaboh, Aceh Barat.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................


x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xii

PENDAHULUAN .......................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................

1

Tujuan Penelitian ............................................................................


2

Manfaat Penelitian ...........................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

4

Kumbang Neochetina eichhorniae Sebagai Agens Pengendali
Biologi Eceng Gondok .....................................................................

4

Bioekologi N. eichhorniae ................................................................

4

Kisaran Inang N. eichhorniae ...........................................................


6

Eceng Gondok Sebagai Gulma Eksotik Invasif ...............................

7

Kiambang (Salvinia molesta)............................................................

9

Ganyong (Canna edulis) ...................................................................

9

BAHAN DAN METODE .............................................................................

11

Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................


11

Pengambilan Contoh Kumbang N. eichhorniae di Lapangan...........

11

Biologi N. eichhorniae di Lapangan ................................................

12

Pengamatan Perkembangan Populasi N. eichhorniae
di Lapangan .............................................................................

12

Pengamatan Distribusi N. eichhorniae pada Bagian Tanaman
Eceng Gondok..........................................................................

12


Pengamatan Ciri-ciri Morfologi N. eichhorniae di Lapangan

13

Pendugaan Instar Larva N. eichhorniae ...................................

13

Pengamatan Lama Hidup dan Keperidian Imago
N. eichhorniae ..........................................................................

15

Pengamatan Kemampuan Merusak Imago N. eichhorniae
pada Daun Eceng Gondok........................................................

16

Kisaran Ekspansi dan Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan..

16

Kisaran Ekspansi Berdasarkan Jarak dari Tanaman Inang ....

16

Kisaran Inang di Lapangan ......................................................

17

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................

19

Biologi N. eichhorniae di Lapangan .................................................

19

Perkembangan Populasi N. eichhorniae di Lapangan .............

19

Distribusi N. eichhorniae pada Bagian Tanaman Eceng
Gondok ....................................................................................

21

Ciri-ciri Morfologi N. eichhorniae di Lapangan......................

23

Pendugaan Instar Larva N. eichhorniae ...................................

26

Lama Hidup dan Keperidian Imago N. eichhorniae ...............

29

Kemampuan Merusak Imago N. eichhorniae pada Daun
Eceng Gondok..........................................................................

30

Kisaran Ekspansi dan Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan...

31

Kisaran Ekspansi N. eichhorniae Berdasarkan Jarak dari
Tanaman Inang di Lapangan....................................................

31

Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan..............................

32

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................

37

Kesimpulan .......................................................................................

37

Saran..................................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

39

LAMPIRAN..................................................................................................

43

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Rata-rata jumlah telur, larva, pupa, dan imago N. eichhorniae
pada bagian tanaman eceng gondok.....................................................

21

Rata-rata ukuran tubuh N. eichhorniae pada berbagai fase
perkembangan ......................................................................................

23

Rata-rata ukuran panjang, lebar, dan keliling kapsul kepala larva
N. eichhorniae pada setiap instar .........................................................

26

Parameter kehidupan imago betina N. eichhorniae ............................

29

5 Persentase kerusakan luas permukaan daun tanaman E. crassipes,
C. edulis, dan S. molesta akibat aktifitas makan N. eichhorniae ........

33

2
3
4

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Denah petakan pengambilan contoh kumbang N. eichhorniae
di lapangan .....................................................................................

11

Digitasi pengukuran lebar, panjang, dan keliling kapsul kepala
larva N. eichhorniae dengan program Tpsdig ...............................

14

Fluktuasi populasi N. eichhorniae di lapangan dari bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2005...............................................

19

4

Telur N. eichhorniae (pembesaran 4,5 x).......................................

24

5

Larva N. eichhorniae (pembesaran 2,5 x)......................................

24

6

Pupa N. eichhorniae (pembesaran 2,5 x) .......................................

25

7

Imago N. eichhorniae: (a) betina dan (b) jantan (pembesaran 2,5 x)

25

8

Distribusi frekuensi lebar kapsul kepala (A), distribusi frekuensi
panjang kapsul kepala (B), distribusi frekuensi keliling kapsul
kepala (C) larva N. eichhorniae .....................................................

27

Perkembangan kapsul kepala larva N. eichhorniae pada instar
1, 2, 3, dan 4 (pembesaran 11x) .....................................................

28

10

Rata-rata jumlah telur harian betina N. eichhorniae ......................

30

11

Gejala ketaman imago N. eichhorniae pada daun eceng gondok ..

31

12

Gejala ketaman N. eichhorniae pada tanaman E. crassipes (A),
C. edulis (B), dan S. molesta (C)...................................................

33

Rata-rata jumlah imago N. eichhorniae yang dapat hidup pada
tanaman E. crassipes, C. edulis, dan S. molesta di lapangan,
selama 99 hari pengamatan ...........................................................

35

2
3

9

13

BIOLOGI DAN KISARAN EKSPANSI Neochetina eichhorniae
WARNER (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) SETELAH
PELEPASAN DI LAPANGAN

ASMAUL HUSNA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ”Biologi dan Kisaran Ekspansi
Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera: Curculionidae) setelah
Pelepasan di Lapangan” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun ke perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.

Bogor, Oktober 2006

Asmaul Husna
A451030121

BIOLOGI DAN KISARAN EKSPANSI Neochetina eichhorniae
WARNER (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) SETELAH
PELEPASAN DI LAPANGAN

ASMAUL HUSNA

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Entomologi / Fitopatologi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

Judul Tesis

: Biologi dan Kisaran Ekspansi Neochetina eichhorniae
Warner (Coleoptera: Curculionidae) setelah Pelepasan
di Lapangan

Nama Mahasiswa

: Asmaul Husna

NIM

: A451030121

Program studi

: Entomotologi - Fitopatologi

Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Utomo Kartosuwondo, M.S.

Dr. Ir. Pudjianto, M.Si.

Ketua

Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Entomologi dan Fitopatologi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr.Ir. Sri Hendrastuti Hidayat, M.Sc. Prof.Dr.Ir.Khairil Anwar Notodiputro, M.S.

Tanggal Ujian : 16 Oktober 2006

Tanggal Lulus : 16 November 2006

PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah yang diberikan sehingga penulis berhasil
menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini. Judul tesis ini adalah ”Biologi
dan Kisaran Ekspansi Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera:
Curculionidae) setelah Pelepasan di Lapangan” yang merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat Bapak
Prof. Dr. Utomo Kartosuwondo, M.S sebagai ketua komisi pembimbing, dan
Bapak Dr. Ir. Pudjianto, M.Si sebagai anggota komisi pembimbing, yang telah
banyak memberikan dorongan, pengarahan, bimbingan, saran, dan motivasi serta
bantuan dengan penuh keikhlasan selama penelitian dan penulisan tesis.
Kepada Akhmad Rizali, SP, M.Si terima kasih yang sebesar-besarnya atas
bimbingan teknis-ilmiahnya. Kepada Iis Sholihat Subadra, SP, penulis juga
mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Soejana ketua Kelompok
Tani Budidaya Ikan Mekar Jaya di Danau Lido dan Seameo Biotrop Bogor atas
izin yang diberikan untuk melaksanakan penelitian di Danau Lido dan Biotrop.
Penelitian ini dibiayai oleh Hibah Tim Pascasarjana - DIKTI, dan beasiswa
Pendidikan Pascasarjana - DIKTI.
Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Moh. Amin Musa (alm) dan Ibu
Saniah Husen, suami Drs. Saijal Wahbi, ananda Andrei Fadlullah Wahbi, adik
Hema Marlina, dan seluruh saudara disampaikan terima kasih karena atas doa dan
pengorbanan merekalah penulis dapat menyelesaikan pendidikan di sekolah
Pascasarjana, IPB. Semoga Allah SWT memberikan balasan amal baik mereka
dengan pahala yang tak terhingga.
Terimakasih kepada rekan-rekan sekalian, anggota tim Hibah Pascasarjana;
anggota Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi
Tanaman, IPB; dan rekan-rekan Insectarium Biotrop Bogor, yang telah banyak
membantu selama pelaksanaan penelitian semoga Allah SWT membalasnya.
Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pengembangan pemanfaatan agens
pengendalian hayati.

Bogor, Oktober 2006

Penulis

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Suak Timah (Meulaboh), Aceh Barat pada tanggal 20
Pebruari 1974 sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dari Ayah Moh. Amin
Musa (alm) dan Ibu Saniah Husen.
Tahun 1992 penulis lulus dari SMA Negeri Suak Timah, Aceh Barat dan
pada tahun yang sama melanjutkan ke Universitas Iskandarmuda Banda Aceh.
Penulis diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
dan memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada tahun 1997. Kesempatan untuk
melanjutkan ke Program Magister Sains, Program Studi Entomologi dan
Fitopatologi, Departemen Proteksi Tanaman Insitut Pertanian Bogor (IPB)
diperoleh penulis pada tahun 2003. Beasiswa Pendidikan Pascasarjana diperoleh
dari DIKTI. Sejak tahun 2002 sampai sekarang penulis bekerja sebagai staf
pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Meulaboh, Aceh Barat.

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ........................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................

xii

PENDAHULUAN .......................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................

1

Tujuan Penelitian ............................................................................

2

Manfaat Penelitian ...........................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................

4

Kumbang Neochetina eichhorniae Sebagai Agens Pengendali
Biologi Eceng Gondok .....................................................................

4

Bioekologi N. eichhorniae ................................................................

4

Kisaran Inang N. eichhorniae ...........................................................

6

Eceng Gondok Sebagai Gulma Eksotik Invasif ...............................

7

Kiambang (Salvinia molesta)............................................................

9

Ganyong (Canna edulis) ...................................................................

9

BAHAN DAN METODE .............................................................................

11

Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................

11

Pengambilan Contoh Kumbang N. eichhorniae di Lapangan...........

11

Biologi N. eichhorniae di Lapangan ................................................

12

Pengamatan Perkembangan Populasi N. eichhorniae
di Lapangan .............................................................................

12

Pengamatan Distribusi N. eichhorniae pada Bagian Tanaman
Eceng Gondok..........................................................................

12

Pengamatan Ciri-ciri Morfologi N. eichhorniae di Lapangan

13

Pendugaan Instar Larva N. eichhorniae ...................................

13

Pengamatan Lama Hidup dan Keperidian Imago
N. eichhorniae ..........................................................................

15

Pengamatan Kemampuan Merusak Imago N. eichhorniae
pada Daun Eceng Gondok........................................................

16

Kisaran Ekspansi dan Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan..

16

Kisaran Ekspansi Berdasarkan Jarak dari Tanaman Inang ....

16

Kisaran Inang di Lapangan ......................................................

17

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................

19

Biologi N. eichhorniae di Lapangan .................................................

19

Perkembangan Populasi N. eichhorniae di Lapangan .............

19

Distribusi N. eichhorniae pada Bagian Tanaman Eceng
Gondok ....................................................................................

21

Ciri-ciri Morfologi N. eichhorniae di Lapangan......................

23

Pendugaan Instar Larva N. eichhorniae ...................................

26

Lama Hidup dan Keperidian Imago N. eichhorniae ...............

29

Kemampuan Merusak Imago N. eichhorniae pada Daun
Eceng Gondok..........................................................................

30

Kisaran Ekspansi dan Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan...

31

Kisaran Ekspansi N. eichhorniae Berdasarkan Jarak dari
Tanaman Inang di Lapangan....................................................

31

Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan..............................

32

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................

37

Kesimpulan .......................................................................................

37

Saran..................................................................................................

38

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

39

LAMPIRAN..................................................................................................

43

DAFTAR TABEL
Halaman
1

Rata-rata jumlah telur, larva, pupa, dan imago N. eichhorniae
pada bagian tanaman eceng gondok.....................................................

21

Rata-rata ukuran tubuh N. eichhorniae pada berbagai fase
perkembangan ......................................................................................

23

Rata-rata ukuran panjang, lebar, dan keliling kapsul kepala larva
N. eichhorniae pada setiap instar .........................................................

26

Parameter kehidupan imago betina N. eichhorniae ............................

29

5 Persentase kerusakan luas permukaan daun tanaman E. crassipes,
C. edulis, dan S. molesta akibat aktifitas makan N. eichhorniae ........

33

2
3
4

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1

Denah petakan pengambilan contoh kumbang N. eichhorniae
di lapangan .....................................................................................

11

Digitasi pengukuran lebar, panjang, dan keliling kapsul kepala
larva N. eichhorniae dengan program Tpsdig ...............................

14

Fluktuasi populasi N. eichhorniae di lapangan dari bulan Juni
sampai dengan bulan Agustus 2005...............................................

19

4

Telur N. eichhorniae (pembesaran 4,5 x).......................................

24

5

Larva N. eichhorniae (pembesaran 2,5 x)......................................

24

6

Pupa N. eichhorniae (pembesaran 2,5 x) .......................................

25

7

Imago N. eichhorniae: (a) betina dan (b) jantan (pembesaran 2,5 x)

25

8

Distribusi frekuensi lebar kapsul kepala (A), distribusi frekuensi
panjang kapsul kepala (B), distribusi frekuensi keliling kapsul
kepala (C) larva N. eichhorniae .....................................................

27

Perkembangan kapsul kepala larva N. eichhorniae pada instar
1, 2, 3, dan 4 (pembesaran 11x) .....................................................

28

10

Rata-rata jumlah telur harian betina N. eichhorniae ......................

30

11

Gejala ketaman imago N. eichhorniae pada daun eceng gondok ..

31

12

Gejala ketaman N. eichhorniae pada tanaman E. crassipes (A),
C. edulis (B), dan S. molesta (C)...................................................

33

Rata-rata jumlah imago N. eichhorniae yang dapat hidup pada
tanaman E. crassipes, C. edulis, dan S. molesta di lapangan,
selama 99 hari pengamatan ...........................................................

35

2
3

9

13

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Hasil analisis keragaman dan uji lanjut BNT persentase kerusakan
luas permukaan daun tanaman E. crassipes, C. edulis, dan S. molesta

2 Tabel hasil pengamatan kisran ekspansi N. eichhorniae di sekitar
Danau Lido........................................................................................

44
45

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kumbang moncong, Neochetina eichhorniae Warner (Curculionidae:
Coleoptera), merupakan organisme pemakan tumbuhan dan salah satu musuh
alami untuk pengendalian gulma eceng gondok (Eichhornia crassipes (Mart.)
Sloms-Laub). N. eichhorniae adalah serangga eksotik yang berasal dari Amerika
Selatan. Di daerah asalnya, kumbang tersebut mampu mengendalikan
pertumbuhan populasi eceng gondok dan menyebabkan kerusakan berat pada
tumbuhan yang diserangnya. Imago dan larva dapat menyebabkan kerusakan
pada eceng gondok. Kumbang ini mengakibatkan pertumbuhan daun, tunas, dan
bunga tanaman inang menurun, serta tanaman inang menjadi kerdil dan mati
(Julien et al. 1999).
N. eichhorniae telah digunakan sebagai agens pengendali eceng gondok di
berbagai negara, diantaranya Argentina (DeLoach & Cardo 1983 dalam Julien
et al. 1999); Amerika Serikat (Perkins 1973 dalam Mangoendihardjo 1978);
Australia (Wright 1984); Benin (van Thielen et al. 1994); Afrika Selatan (Cilliers
1991); Thailand, Papua New Guinea (Julien et al. 1999); India, Uganda (Murphy
& Hill 2001); dan China (Jianqing et al. 2001).
Di Indonesia, pengendalian biologi eceng gondok menggunakan kumbang
N. eichhorniae telah dilakukan dengan mengintroduksikan kumbang tersebut dari
Amerika Serikat pada tahun 1975 dan dilepaskan pada tahun 1979 di Jawa Tengah
dan Jawa Barat (Widayanti et al. 1998). Teknik pengendalian biologi klasik
dengan mendatangkan kumbang N. eichhorniae sebagai agens pengendali hayati
dari daerah asal eceng gondok, dinilai memiliki banyak keuntungan, diantaranya
aman bagi lingkungan, agens pengendali mampu bertahan dan menyebar sendiri,
serta biaya pengendalian tidak terlalu besar (Schoonhoven et al.1998).
Ada beberapa contoh keberhasilan pengendalian biologi eceng gondok
dengan menggunakan agens pengendali biologi N. eichhorniae. Di Bendungan
New Year’s, Afrika Selatan pada tahun 1994, N. eichhorniae dapat menurunkan
populasi eceng gondok sekitar 10% di daerah permukaan bendungan
(Hill & Olckers 2001). Di Uganda, sejak diintroduksi kumbang Neochetina pada

tahun 1995, dapat menurunkan sekitar 80% populasi eceng gondok di daerah
permukaan Danau Victoria (Murphy & Hill

2001). Seperti di Uganda,

keberhasilan juga dicapai di Amerika Serikat (Zattau et al. 2003).
Penggunaan kumbang N. eichhorniae untuk mengendalikan eceng gondok
pada beberapa daerah perairan di Indonesia tidak memberikan hasil yang
memuaskan, walaupun kumbang tersebut berhasil menetap dan menyebar
di Indonesia. Banyak data menunjukkan bahwa persebaran kumbang ini tidak
menyebabkan penurunan populasi eceng gondok (Widayanti et al. 1998).
Sejak dimasukkan ke Indonesia, penelitian mengenai N. eichhorniae hingga
kini lebih menekankan pada evaluasi terhadap penyebaran dan kemapanan
kumbang tersebut sesudah introduksi.

Evaluasi terhadap biologi di lapangan

sesudah pelepasan untuk mengetahui perkembangan dan pertumbuhan populasi
serta kemampuan melakukan ekspansi kumbang tersebut belum banyak dilakukan.
Sehubungan dengan pentingnya peranan N. eichhorniae sebagai faktor
penghambat pertumbuhan populasi gulma eceng gondok, maka penelitian untuk
mengetahui biologi kumbang tersebut setelah pelepasan di lapangan perlu
dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian uji kekhususan inang di laboratorium oleh
Widayanti et al. (1998), diketahui bahwa N. eichhorniae dapat hidup selama
periode tertentu pada beberapa tumbuhan lain selain eceng gondok. Menurut
Kasno dan Mangoendihardjo (1978), N. eichhorniae bahkan mampu makan dan
meletakkan telur pada beberapa jenis tumbuhan lain.

Dalam upaya pelestarian

agens hayati tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang kisaran ekspansi serta
kisaran inang N. eichhorniae di lapangan.

Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian bertujuan untuk mempelajari biologi dan kisaran
ekspansi N. eichhorniae sesudah pelepasan di lapangan. Secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk: 1) mempelajari perkembangan populasi N. eichhorniae di
lapangan, distribusi pada tanaman inang, fase pertumbuhan, dan perkembangan
instar larva di lapangan; 2) mempelajari lama hidup dan keperidian imago;
3) mempelajari kemampuan merusak imago;

serta 4) mempelajari kisaran

ekspansi dan biologi N. eichhorniae pada tanaman Canna edulis dan Salvinia
molesta di lapangan.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar mengenai
biologi dan kisaran ekspansi N. eichhorniae di lapangan yang mencakup
perkembangan populasi, distribusi pada tanaman inang, fase pertumbuhan,
perkembangan instar larva, serta kisaran ekspansi dan biologinya pada tanaman
C. edulis dan S. molesta. Informasi ini dapat digunakan dalam upaya evaluasi
guna menunjang usaha konservasi N. eichhorniae sebagai agens pengendali
biologi eceng gondok.

TINJAUAN PUSTAKA
Kumbang Neochetina eichhorniae sebagai Agens
Pengendali Biologi Eceng Gondok
Kumbang N. eichhorniae pertama kali diintroduksi sebagai agens
pengendali biologi eceng gondok adalah di USA sekitar tahun 1970-an (Perkins
1973 dalam Mangoendihardjo 1978). Pengendalian eceng gondok menggunakan
agens hayati N. eichhorniae juga sudah dilakukan di berbagai negara lain,
diantaranya Afrika Selatan pada tahun 1974 (Cillers 1991), dan China pada tahun
1995 (Jianqing et al. 2001). Kumbang N. eichhorniae setelah diintroduksi dan
dilakukan pelepasan, dapat berkembang dan mapan di daerah baru seperti Afrika
Selatan, Uganda, China, dan Kenya (Julien et al. 1999, Julien 2001).
Di Indonesia, dalam upaya mengatasi pesatnya perkembangan populasi
eceng gondok telah dilakukan berbagai cara pengendalian. Salah satu teknik yang
dikembangkan

adalah

pengendalian

hayati

menggunakan

musuh

alami.

Pengendalian biologi eceng gondok telah dilakukan sejak tahun 1975, yaitu
dengan mengimpor kumbang Neochetina eichhorniae Warner (Coleoptera:
Curculionidae) dari Universitas Florida, Gainesville, Amerika Serikat. Pelepasan
pertama kali dilakukan pada tahun 1979 di Danau Rawa Pening, Jawa Tengah.
Pada tahun yang sama juga dilakukan pelepasan di Danau Cibinong, Bogor,
setelah izin pelepasan dikeluarkan oleh Menteri Pertanian. Agens pengendali
biologi tersebut sampai sekarang dapat bertahan dan mapan, serta telah menyebar
secara alami di seluruh Pulau Jawa. Namun, evaluasi biologi setelah pelepasan
belum dilakukan (Widayanti et al. 1998, Kasno et al. 2001).

Bioekologi N. eichhorniae
Kumbang moncong N. eichhorniae tergolong ke dalam ordo Coleoptera,
famili Curculionidae (Bennett 1970). Panjang tubuh imago jantan 3,2 mm dan
betina 3,7 mm (tidak termasuk kepala). Imago berwarna abu-abu dengan dua spot
(burik) warna coklat pada sayap depan. Antena berbentuk gada dan berwarna
merah kecoklatan (Julien et al. 1999). Menurut Kasno dan Mangoendihardjo
(1978), imago yang baru saja muncul dari pupa berwarna coklat dan kemudian

berubah menjadi hitam. Kumbang ini termasuk jenis serangga yang aktif pada
malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi di tempat gelap (Center
1994). Imago mulai makan 24 jam setelah muncul dari pupa. Bekas ketaman
imago pada tanaman inang berukuran 0,5 mm2–2,5 mm2. Betina mulai bertelur
rata-rata 6 hari setelah menjadi imago (Center 1994, Julien et al. 1999). Menurut
Kasno dan Mangoendihardjo (1978), betina baru meletakkan telur setelah
berumur 1 bulan.

Betina dapat meletakkan 200-400 telur selama hidupnya

(Center et al. 2002). Di Florida, lama waktu generasi kumbang adalah 70 sampai
140 hari (Center 1994), sedangkan di Bogor waktu generasinya adalah 2,5 bulan
(Kasno & Mangoendihardjo 1978).
Telur N. eichhorniae berukuran 0,8 mm x 0,6 mm, berwarna putih,
berbentuk oval dan lunak. Telur diletakkan secara tunggal di bawah lapisan
epidermis bagian tanaman. Di Argentina, telur diletakkan pada daun-daun muda,
dan tangkai daun. Di Florida, telur diletakkan secara tunggal pada lubang bekas
gigitan kumbang betina di bawah epidermis daun-daun tua (Center 1994, Julien
et al. 1999).

Di Bogor, telur diletakkan di dalam jaringan daun, dan tangkai

daun tanaman eceng gondok (Subagyo et al. 1977). Suhu optimal untuk aktifitas
makan dan peletakan telur kumbang ini kira-kira 30 oC (Center 1994).
Stadium

telur

N.

eichhorniae

bervariasi

tergantung

dari

kondisi

pemeliharaan dan tempat percobaan. Lama sadium telur dipengaruhi oleh suhu
lingkungan. Di Florida, lama stadium telur 7-17 hari (Center 1994), sedangkan di
Bogor 13-15 hari (Subagyo at al. 1977, Kasno & Mangoendihardjo 1978).
Larva tidak memiliki tungkai dan berwarna putih, dengan kapsul kepala
berwarna coklat mengkilat. Perkembangan stadia larva terdiri dari tiga instar
(Julien et al. 1999, Center et al. 2002, Zimmerman 1985). Di Florida, lama
perkembangan stadia larva adalah 36-90 hari (Center 1994, Center et al. 2002),
sedangkan di Bogor lama perkembangan larva lebih kurang 40 hari (Kasno &
Mangoendihardjo 1978).

Larva makan dan berkembang di dalam jaringan

tanaman, baik daun, tangkai daun, dan batang (Julien et al. 1999, Center et al.
2002).
Pupa terbungkus kokon dari rajutan rambut-rambut akar tanaman inang.
Stadium pupa di Florida antara 7 sampai 10 hari (Center 1994 , Julien et al. 1999),

di Indonesia lebih kurang 20 hari (Kasno & Mangoendihardjo 1978), dan di
Afrika Selatan dilaporkan sampai beberapa bulan (Center et al. 2002).

Kisaran Inang N. eichhorniae
Kisaran inang adalah spesies-spesies tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai inang. Secara alami serangga herbivor memilih inang yang sesuai untuk
menyelesaikan siklus hidupnya pada tumbuhan tersebut. Ekspansi kisaran inang
terjadi, ketika terjadi penambahan satu jenis inang untuk dimakan di lapangan
(Schaffner 2001).

Hasil uji kekhususan inang pada 274 jenis tumbuhan dari

77 famili yang mewakili tumbuhan air, tumbuhan bernilai ekonomi, tumbuhan
eksotik dan lokal di Florida, N. eichhorniae hanya menimbulkan satu atau
beberapa gejala serangan pada 25 jenis tumbuhan uji. Gejala makan hanya
ditemukan pada tumbuhan yang lebih berhubungan dengan tumbuhan eceng
gondok. Gejala serangan yang disebabkan oleh kumbang sangat sedikit dan tidak
menyebabkan kerusakan serius pada tumbuhan uji (Julien et al. 1999). Julien
et al. (1999) juga melaporkan bahwa betina N. eichhorniae hanya dapat
meletakkan telur pada 7 jenis tumbuhan uji yang termasuk ke dalam famili
Pontederiaceae atau Commelinaceae, tetapi beberapa telur yang diletakkan tidak
fertile, dan bila telur dapat menetas, larvanya segera mati. Larva yang dapat
masuk ke dalam batang tumbuhan uji tidak dapat makan dan kemudian mati.
Larva hanya dapat berkembang

pada tumbuhan Pontederia cordata L.

(Pontederiaceae), namun tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya.
N. eichhorniae hanya dapat hidup pada eceng gondok (De Loach 1972).
Namun, pada tumbuhan yang masih satu famili dengan eceng gondok yaitu
Pontederia cordata L., imago betina mampu meletakkan telur dan menjadi larva,
tetapi tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya karena sistem perakaran berada
di dalam tanah (Perkins 1972). N. eichhorniae juga dapat hidup selama periode
tertentu pada beberapa tumbuhan lain selain eceng gondok seperti Canna edulis
(Widayanti et al. 1998).

Pada tumbuhan air Ludwigia octovalvis dan Salvinia

molesta, imago N. eichhorniae dapat hidup dan meletakkan telur ( Maryana
2005). Dalam introduksi agens pengendali hayati untuk mengendalikan gulma,
uji kisaran inang penting dilakukan. Agens hayati harus mampu berproduksi dan

dapat meneruskan populasinya hanya pada gulma sasaran dan tidak akan menjadi
hama (Julien et al. 1999).

Eceng Gondok sebagai Gulma Eksotik Invasif
Eceng gondok adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh mengapung dengan
akar serabut.

Daun merumpun mengelilingi pangkal, hijau mengkilat, dan

membulat berbentuk seperti jantung dengan ujung meruncing.

Lebar daun

7,25 cm. Tanaman muda berukuran pendek dan memiliki petiol (tangkai daun).
Bunga biseksual dan berwarna ungu dengan enam tangkai sari yang melekat pada
pembuluh kelopak bunga dengan kepala putik yang panjangnya 1,5–2,0 mm
(Soerjani et al. 1987).
Eceng gondok adalah tumbuhan asli perairan Amerika Selatan. Tumbuhan
ini juga merupakan gulma invasif di perairan Amerika Selatan dan sebagian besar
daerah tropis dan subtropis di dunia (Julien et al. 1999).
Eceng gondok toleran terhadap berbagai iklim sedang dan tropis (Julien
et al. 1999). Tempat yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan eceng
gondok adalah perairan yang dangkal dan subur (Center 1994), seperti kolam,
danau, selokan, dan sungai.

Eceng gondok juga dapat ditemukan di

saluran-saluran air tanah. Perkembangbiakan eceng gondok dapat terjadi secara
generatif dengan biji dan vegetatif dengan stolon. Perkembangbiakan dengan
stolon lebih cepat dibandingkan dengan biji.

Pada kondisi lingkungan yang

menguntungkan, eceng gondok dapat menghasilkan 3000 individu baru dalam 50
hari. Biji tidak banyak, namun dapat bertahan selama 15 tahun di dasar perairan
dan akan tumbuh kembali setelah muncul ke permukaan (Soerjani et al. 1987).
Penyebaran eceng gondok pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat
(USA) pada tahun 1880-an ketika eceng gondok sengaja diintroduksi sebagai
tanaman hias kolam (Julien et al. 1999). Eceng gondok kemudian menyebar
ke Mesir, Australia, dan Asia Selatan pada tahun 1890 (Gopal & Sharma 1981),
Cina dan Pasifik pada tahun 1900-an (Waterhouse & Norris 1987), Afrika bagian
timur pada tahun 1930 (Chikwenhere 1994), dan Afrika bagian barat pada tahun
1970 (van Thielen et al. 1994).

Eceng gondok pertama kali masuk di Indonesia pada tahun 1894, sebagai
tanaman hias dan penutup kolam ikan di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat (Soerjani
et al. 1987). Penyebaran eceng gondok di Indonesia sangat luas meliputi seluruh
Indonesia mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Irian Jaya, dan beberapa daerah
lainnya (Tjitrosoedirdjo & Wijaya 1991, Tjitrosemito 2001).
Kerugian yang disebabkan oleh eceng gondok pada habitat baru terjadi
akibat akumulasi biomassa, penutupan permukaan, pendangkalan danau, dan
sungai secara cepat, sehingga menjadi elemen penting dalam perubahan lanskap
perairan (Tjitrosoedirdjo & Wijaya 1991). Masalah lain yang ditimbulkan adalah
bahwa gulma ini sangat invasif dan lebih kompetitif dari pada tumbuhan lokal.
Pada daerah perairan, tumbuhan asli dan satwa air tidak dapat bertahan dan mati.
Eceng gondok juga menyebabkan penurunan pertumbuhan ikan dan tumbuhan
karena rendahnya kandungan oksigen di dalam air. Di perairan Sungai Mahakam,
Kalimantan Timur, invasi eceng gondok telah merubah daerah perairan yang
subur dan kaya ikan lokal menjadi daratan serta mempersempit daerah perairan
sehingga menimbulkan bahaya banjir (Tjitrosemito 1999).
Usaha pengendalian eceng gondok baik secara mekanik maupun kimia pada
umumnya

tidak

berhasil.

Pengendalian

dengan

cara

mengangkat

dan

memindahkan eceng gondok ke lahan kering di sekitar perairan hanya efektif
untuk jangka pendek (Kasno et al. 2001).

Penggunaan herbisida untuk

mengendalikan gulma air tidak banyak dilakukan. Karena perairan digunakan
untuk berbagai macam keperluan, penggunaan herbisida untuk pengendalian
gulma air dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan dan memerlukan biaya
besar (Tjitrosoedirdjo 1994).

Hill dan Olckers (2001) melaporkan bahwa di

Afrika Selatan, kandungan formulasi

herbisida

yang

digunakan

untuk

pengendalian gulma, khususnya dengan kandungan surfactant yang tinggi,
menyebabkan tingginya kematian musuh alami gulma.

Pengendalian biologi

menggunakan agens hayati dalam pengendalian eceng gondok dilakukan dengan
mengintroduksi N. eichhorniae dari Amerika Serikat. Pelepasan telah dilakukan
dalam tahun 1979 di Jawa Tengah dan Jawa Barat. N. eichhorniae sampai
sekarang ini telah menyebar secara alami di seluruh Pulau Jawa, namun belum
mampu mengendalikan populasi eceng gondok (Widayanti et al. 1998).

Kiambang (Salvinia molesta)
Salvinia molesta adalah paku air yang hidup terapung bebas di permukaan
air. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semusim, dan berasal dari Amerika
Selatan. Di Indonesia, S. molesta ditemukan di Sumatra, Jawa dan Kalimantan
dan dikenal sebagai tanaman kiambang, lukut, lukut cai, dan mata lele (Soerjani
& Widyanto 1979, Soerjani et al. 1987).
S. molesta mempunyai cabang yang panjangnya dapat lebih dari 3 cm.
Gulma ini mempunyai rhizome yang kecil, tanpa perakaran. Tumbuhan ini terdiri
dari tiga bagian daun yaitu dua bagian daun hijau yang mengapung dan satu
bagian yang terpecah dan membentuk pola seperti akar yang berfungsi sebagai
alat penyerapan makanan dari air (Soerjani et al. 1987).
S. molesta tumbuh dan berkembang cepat pada daerah perairan dangkal,
kolam, danau, anak sungai, dan kolam ikan. Di Jawa kiambang dapat tumbuh
pada ketinggian 1800 m di atas permukaan laut. Perkembangbiakan S. molesta
terjadi melalui bagian tanaman yang terpotong-potong menjadi tanaman baru.
Penyebarannya terjadi melalui bantuan air, hewan dan manusia (Soerjani et al.
1987).

Ganyong (Canna edulis)
Canna edulis adalah tanaman tahunan yang tergolong ke dalam famili
Cannaceae dan tumbuh baik di berbagai tempat.

Tanaman ini berasal dari

Amerika Selatan (DBM 2003). Di Indonesia, C. edulis dikenal sebagai tanaman
ganyong, ganyol, laos jambe, ubi pikul, lembong nyidra, senitra, dan banyur
(Heyne 1987).
Pertumbuhannya sangat cepat, biasanya tinggi 1-2 m dan tingginya bisa
mencapai lebih dari 3 m (Heyne 1987, DBM 2003). Daun hijau dengan warna
ungu yang lebar pada bagian pinggirnya (Heyne 1987). Di rumah kaca tanaman
ini dapat berbunga sepanjang tahun. Bunga berukuran kecil, panjangnya 5 cm,
berwarna merah dan orange. Perkembangbiakannya terjadi dengan tunas dan biji
(Heyne 1987, DBM 2003).
Umbi digunakan sebagai makanan. Di Indonesia, pati dari umbi ganyong ini
tidak diusahakan. Umbi dimakan setelah direbus (Heyne 1987).

Di Andean

Mountains dan Australia, umbi C. edulis digunakan sebagai bahan Arrowroot
starch (kanji Arrowroot) (DBM 2003).

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari April 2005 sampai Februari 2006. Kegiatan ini
dibagi dua bagian, yaitu penelitian lapangan dan penelitian laboratorium.
Penelitian lapangan bertempat di

Danau Lido Jawa Barat.

Penelitian

laboratorium dilakukan di Insectarium Biotrop dan Laboratorium Bio-Ekologi
Parasitoid dan Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.

Penelitian lapangan meliputi pengamatan biologi

N. eichhorniae, pengamatan

kisaran ekspansi serta uji kisaran inang.

Di

laboratorium dilakukan pengamatan terhadap serangga yang diambil dari
lapangan, pendugaan instar larva, dan penelitian keperidian betina N. eichhorniae.

Pengambilan Contoh Kumbang N. eichhorniae di Lapangan
Pengamatan terhadap biologi N. eichhorniae di lapangan dilakukan pada
dua buah petakan berukuran 8 m x 8 m dan setiap petakan terdiri atas sub petakan
yang berukuran 1 m x 1 m sehingga terdapat 64 sub petakan (Gambar 1).
8m

8m

Keterangan:

= pengamatan minggu pertama
= pengamatan minggu kedua
= Pengamatan minggu berikutnya

Gambar 1 Denah petakan pengambilan contoh kumbang N. eichhorniae di
lapangan.

Tiap petakan dipagar dengan plastik mika yang tingginya 75 cm dari permukaan
air agar tidak terjadi migrasi kumbang N. eichhorniae. Pengambilan tanaman
contoh dilakukan secara sistematik selang satu sub petakan.

Tiap sub petakan

diambil satu tanaman yang ukurannya relatif seragam. Pengambilan tanaman
contoh minggu berikutnya dilakukan pada satu urutan sub petakan berikutnya
berdasarkan urutan selanjutnya. Pengamatan dilakukan satu kali seminggu selama
12 minggu.
Tanaman eceng gondok yang diambil dimasukkan dalam kantong plastik
yang telah diberi label penanda dan dibawa ke laboratorium.

Selanjutnya,

dilakukan pengamatan terhadap perkembangan populasi N. eichhorniae di
lapangan dan beberapa parameter biologinya yang meliputi distribusi pada bagian
tanaman eceng gondok, ciri-ciri morfologi, dan pendugaan instar larva.

Biologi N. eichhorniae di Lapangan
Pengamatan Perkembangan Populasi N. eichhorniae di Lapangan
Pengamatan perkembangan populasi N. eichhorniae dilakukan pada 480
tanaman contoh yang diambil dari lapangan selama 12 minggu, yaitu mulai dari
8 Juni 2005 sampai 23 Agustus 2005. Tanaman contoh yang diambil dari lokasi
penelitian setiap minggu adalah 40 tanaman. Pengamatan dilakukan dengan cara
membongkar tanaman contoh, kemudian dihitung jumlah telur, larva, pupa, dan
imago yang ada pada tanaman tersebut. Semua contoh serangga kecuali stadia
telur N. eichhorniae selanjutnya dimasukkan ke dalam microtube yang berisi
alkohol dan diberi label. Tanaman contoh yang telah diamati selanjutnya dibuang.
Data perkembangan populasi

N. eichhorniae di lapangan ditampilkan dalam

bentuk gambar.

Pengamatan Distribusi N. eichhorniae pada Bagian Tanaman Eceng Gondok
di Lapangan
Pengamatan

distribusi

dilakukan

bersamaan

dengan

pengamatan

perkembangan populasi N. eichhorniae di lapangan. Pengamatan ini dilakukan
dengan cara membongkar tanaman contoh, mengamati letak telur, larva, pupa,
dan imago pada bagian-bagian tanaman tersebut.

Serangga yang ditemukan

kemudian dihitung dan dicatat.

Data distribusi N. eichhorniae di lapangan

dilaporkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabel.

Pengamatan Ciri Morfologi N. eichhorniae di Lapangan
Pengamatan ciri morfologi juga dilakukan bersamaan dengan pengamatan
perkembangan populasi N. eichhorniae.

Pengamatan ini dilakukan terhadap

ciri-ciri morfologi setiap tahap perkembangan N. eichhorniae yang ditemukan
pada setiap tanaman contoh.

Pengukuran panjang dan lebar dilakukan terhadap

10 individu telur, larva, pupa, dan imago. Untuk mengetahui lama stadia telur,
telur disimpan di dalam cawan petri yang berisi air dan diamati setiap hari jumlah
telur yang menetas dan dicatat. Data ciri morfologi N. eichhorniae di lapangan
dilaporkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabel.

Pendugaan Instar Larva N. eichhorniae
Larva yang ditemukan pada saat pengamatan perkembangan populasi di
lapangan diamati lebih lanjut untuk pendugaan instar larva. Larva contoh diamati
di bawah mikroskop binokuler Olympus SZ 11, diatur posisi kapsul kepalanya
dan difoto menggunakan kamera digital mikroskop Olympus DP 11 dengan
pembesaran (15 x 11).

Selanjutnya foto ditransfer ke komputer, kemudian

dilakukan digitasi dengan menggunakan program morfometri Tpsdig (Bennet &
Hoffmann 1998).

Digitasi dilakukan terhadap bagian kapsul kepala larva

(Gambar 2) yang keberadaannya konsisten yaitu lebar, panjang, dan keliling
kapsul kepala. Lebar kapsul kepala diukur pada bagian kepala yang paling besar
dari kiri ke kanan (antara jarak titik 6 dan titik 7). Panjang kapsul kepala diukur
dari atas kepala ke batas Clypeus (antara jarak titik 4 dan titik 5). Keliling kapsul
kepala diukur dengan menentukan titik-titik mengelilingi bagian kapsul kepala,
dan menjumlahkan jarak antara titik 8, titik 9, titik 10, titik 6, titik 11, titik 12,
titik 13, titik 4, titik 14, titik 15, titik 16, titik 7, titik 17, titik 18, dan titik 19.
Jumlah larva yang diukur untuk pendugaan instar adalah 1072 individu.
Setiap titik dari gambar pemotretan digitasi diubah dalam koordinat x dan y
sehingga dapat diketahui jarak antar titiknya, dengan cara dimasukkan dalam

persamaan jarak menggunakan program Microsoft Excel untuk memperoleh jarak
yang sesungguhnya:
Dv (mm) = √ ((X1– X2)2 + (Y1-Y2)2)

(Persamaan jarak-1)

DS (mm) =

(Persamaan jarak-2)

DV/Dp

Keterangan:
Dv (mm)

: Jarak vektor

Ds (mm)

: Jarak sesungguhnya

Dp

: Jarak perbesaran mikroskop

X1,X2,Y1,Y2: Titik-titik vektor pada sumbu X dan Y

13

4

14
15

12

16

11
6

7

10

17
18

9
8

19
5

Gambar 2 Digitasi pengukuran lebar, panjang, dan keliling kapsul kepala larva
N. eichhorniae dengan program Tpsdig.
Ukuran lebar, panjang, dan keliling kapsul kepala larva merupakan akar dari
jumlah kuadrat jarak antar titik tersebut diatas. Hasil digitasi larva berbentuk
vektor, kemudian dikonversi dalam mm, dengan cara dibagi angka 907,33 yang

diperoleh dari digitasi skala mikrometer (sepanjang 1 mm) pada pembesaran yang
sama saat pemotretan kapsul kepala larva N. eichhorniae yaitu (15 x 11).
Data ukuran lebar, panjang dan keliling kapsul kepala larva ditampilkan
dalam bentuk histogram frekuensi dari ukuran kapsul kepala larva dan selang
kelas tertentu menunjukkan jumlah larva, sehingga diperoleh pengelompokan
ukuran kapsul kepala dengan puncak-puncak yang nyata terpisah satu dengan
yang lainnya. Puncak tersebut menunjukkan terjadinya pergantian instar.
Distribusi frekuensi ukuran lebar, panjang, dan keliling kapsul kepala
diasumsikan terdistribusi normal dan membentuk puncak-puncak, setiap puncak
mewakili satu instar (McCellan & Logan 1994 dalam Godin et al. 2002).

Pengamatan Lama Hidup dan Keperidian Imago N. eichhorniae
Pengamatan lama hidup dan keperidian imago N. eichhorniae dilakukan
dengan menggunakan serangga uji hasil perbanyakan dari Insectarium Biotrop.
Satu pasang imago N. eichhorniae yang berumur empat hari setelah muncul dari
pupa, dimasukkan ke dalam ember plastik yang sudah diisi satu tanaman eceng
gondok kemudian dikurung dengan kurungan plastik mika berukuran 15 cm x 50
cm yang diberi ventilasi kain kasa. Tanaman eceng gondok yang digunakan
adalah relatif seragam yaitu 4 daun dengan tinggi berkisar antara 12,5–3,5 cm.
Pengujian dilakukan sebanyak 5 ulangan.
Lama hidup imago dan produksi telur tiap betina di ketahui dengan cara
mengamati kumbang yang baru muncul dari pupa sampai kumbang tersebut mati.
Keperidian dihitung dengan cara menjumlahkan jumlah telur harian dan ditambah
jumlah telur yang tidak diletakkan, yaitu yang dibedah dari ovari setelah betina
mati. Telur diamati dengan cara membongkar jaringan tanaman. Telur dipisah
dari jaringan tanaman dengan kuas, kemudian dihitung dan dicatat jumlahnya.
Data jumlah telur dan lama hidup imago N. eichhorniae disajikan dalam bentuk
tabel dan gambar.
Pengamatan Kemampuan Merusak Imago N. eichhorniae pada Daun
Eceng Gondok
Pengamatan kemampuan merusak imago N. eichhorniae dilakukan di
lapangan. Dua pasang imago N. eichhorniae yang berumur dua hari setelah
muncul dari pupa dimasukkan ke dalam kurungan plastik mika yang telah diisi

satu tanaman eceng gondok. Kurungan berukuran 40 cm x 60 cm yang diberi
kasa dan diletakkan terapung di danau. Perlakuan dilakukan sebanyak 3 ulangan.
Tanaman eceng gondok yang digunakan mempunyai empat daun dan diambil dari
lapangan. Pengamatan dilakukan setiap hari, selama dua minggu. Pengamatan
dilakukan dengan menghitung jumlah dan luas bekas ketaman kumbang pada
daun eceng gondok. Luas daun diukur dengan menggunakan Green Leaf Area
Meter model GA-5, kemudian dihitung persentase kerusakan akibat kegiatan
makan satu imago/minggu. Tanaman diganti seminggu sekali. Data kemampuan
merusak imago N. eichhorniae pada daun eceng gondok dilaporkan secara
deskriptif.

Kisaran Ekspansi dan Kisaran Inang N. eichhorniae di Lapangan