BAB III RKPDes Narasi 2017 rev
BAB III
GAMBARAN KEBIJAKAN KEUANGAN DESA
Pendapatan Desa sebagaimana yang tertuang dalam Undangundang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa meliputi semua penerimaan uang yang melalui
rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun yang tidak perlu dibayarkan kembali oleh desa. Perkiraan pendapatan desa disusun berdasarkan asumsi realisasi pendapatan desa tahun sebelumnya dengan perkiraan
peningkatan berdasarkan potensi yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa, Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat, Bantuan Keuangan dari Pemerintah Provinsi, Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kabupaten, Hibah dan Sumbangan dari Pihak Ketiga. Keuangan Desa merupakan semua hak dan kewajiban dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban desa tersebut. Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan desa. Agar pengelolaan
keuangan desa lebih mencerminkan keberpihakan kepada kebutuhan
masyarakat dan sesuai peraturan perundangundangan, maka harus dikelola secara transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.
Agar kebijakan pengelolaan keuangan desa sesuai amanah peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, serta untuk mencerminka keberpihakan terhadap kebutuhan riil masyarakat, setiap tahunnya Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa
menetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) secara partisipatif dan transparan dengan proses penyusunannya dimulai dari konsultasi publik dan rapat umum BPD untuk penetapannya. APBDesa didalamnya memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang pengelolaannya dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun bersangkutan.
3.1 Pagu Indikatif Desa
Asumsi Pendapatan Desa Mirat Tahun 2017 sebesar Rp. ______________ (_______________________________________________________________________) yang bersumber dari:
No Uraian Pendapatan Jumlah (Rp.)
1.1 Pendapatan Asli Desa
(2)
1.1.2 Hasil Aset Desa
1.1.3 Lainlain Pendapatan Asli Desa Yang Sah
1.2. Pendapatan Trasnfer
1.2.1 Dana Desa
1.2.2 Bagi Hasil Pajak & Retribusi Kabupaten 1.2.3 Alokasi Dana Desa
1.2.4 Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi 1.2.5 Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten 1.3 Pendapatan Lainlain
JUMLAH PENDAPATAN
Adapun pagu indikatif Desa Mirat Tahun 2017 bisa dilihat dari tabel pagu indikatif Desa Mirat.
Pagu Indikatif Desa Mirat Tahun 2017
No program /Indikatif kegiatan Desa
Sumber Dana Indikatif
Dana Desa Dana DesaAlokasi
D
an
a
B
ag
i
H
as
il
P
aj
ak
D
an
R
et
ri
bu
si
Bantuan keuangan
PAD Desa APBD Prov. APBDKab.
I. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
1. Operasional
Pemerintah Desa a. Penghasilan
Tetap
Aparatur Desa 175.104.000
b. Tunjangan / Tambahan Penghasilan Aparatur Desa
15.000.000
c. Tunjangan Penghasilan
Aparatur Desa 94.380.000
d. Operasional
Perkantoran 80.000.000
e. Operasional dan
Tunjangan BPD
26.000.000
f. Operasional
PKK 10.000.000
g. Operasional
LPM 10.000.000
h. Operasional Karang
Taruna 5.000.000
i. Operasional
RT/RW 23.280.000
(3)
Linmas k. Penunjang
Kegiatan
Keagamaan 10.000.000
l. OperasionalPo
lindes/
Posyandu 10.000.000
2. Penataan
Pemerintah Desa a. Penetapan &
penegasan
Batas Desa 20.000.000
b. Penyelenggara an Pendataan dan
Pengelolaan Aset Desa
6.000.000
c. Penataan Tata
Ruang Desa
d. Penyelenggara an
musyawarah desa
10.000.000
e. Pengelolaan Informasi
Desa 2.500.000
f. Penyelenggara
an
Perencanaan Desa
9.000.000
g. Pembangunan Sarana dan Prasarana kantor desa
30.000.000
h. Penyediaan Jasa Operasional Penyusunan Peraturan di Desa
1.200.000
i. Penetapan
Organisasi Pemerintah Desa (SOTK)
j. Pembentukan
Aset Desa
k. Pengelolaan
Aset Desa
l. Pengelolaan
arsip desa
m. Penyusunan Peraturan
Desa 1.200.000
n. Pengembanga n sistem administrasi dan informasi Desa
o. Penyusunan
Profil Desa
3. Pengendalian,
Evaluasi,Pelapora n Pembangunan Desa
a. Penyelenggara an Evaluasi Tingkat Perkembanga n Pemerintah Desa
5.000.000
(4)
LPPD & LKPD c. Penyusunan
LPPD dan LKPJ Akhir Masa Jabatan Kepala Desa
II. Pelaksanaan Pembangunan Desa
1. Pembangunan
sarana prasarana desa,
Infrastruktur & lingkungan desa a. Pengaspalan
Jalan
Lanjutan Blok Jum’at
b. Pengaspalan Jalan Blok Munggu – Sabtu
c. Pengaspalan Jalan Mekar Budi Blok Minggu
d. Boronjong Rt
07 Blok Sabtu
e. Pembangunan Sarana Air Bersih/Pipani sasi Blok Jum’at
f. Pembangunan
TPA Sampah
Rw 02
g. Bronjong Cijajar Blok
Senin
h. Pembangunan Balai
Pertemuan Wilayah Blok Sabtu
i. Pembangunan
Jembatan Baru Ke Lapangan Bola
j. Pengaspalan
Sarana Olahraga Blok Jum’at
k. TPT/Senderan Dukuh Cirabak
l. Pembangunan
Jembatan
Dukuh Jaral
m. Pembangunan Drainase Blok Minggu
n. Pembangunan Sarana Air Bersih/Pipani sasi Blok Jum’at
o. Pembangunan MCK Dukuh
Peuntas
p. Pembnagunan
(5)
q. Pembangunan
MCK Rw 07
r. Rutilahu 10
titik 100.000.000
2. Rehabilitasi
/Pemeliharaan Infrastruktur dan lingkungan desa a. Revitalisasi
Gedung/ Kantor Kepala Desa
150.000.000
b. Pelebaran Jembatan Peuntas
3. Pembangunan
Infrastruktur/Keb utuhan Dasar a. Pengadaan
Fasilitas Bermain Anak di PAUD Tunas Mekar
b. Pengadaan Sarana Penunjang Proses Pendidikan di PAUD Tunas Mekar
III. Bidang Pembinaan Kemasyarakat Desa
1. Peningkatan
kemasyarakatan desa
a. Pembinaan
Satlinmas
b. Pembinaan dan Pengadaan Sarana dan Prasarana Olahraga
c. Peringatan Hari Besar
Nasional
d. Peringatan Hari Besar Islam
e. Partisipasi HUT
Majalengka
f. Partisipasi
MTQ tingkat
Kabupaten
g. Pembinaan Kelompok Peduli Sampah
IV. Bidang
Pemberdayaan Masyarakat
1. Peningkatan
Kapasitas Pemerintahan Desa
a. Pendidikan dan
Pelatihanbagi
(6)
Pengurus Badan Permusyawara tan Desa b. Pendidikan,
Pelatihan, dan penyuluhan Bagi RT, RW dan Linmas
c. Pelatihan dan Pendidikan
bagi LPMD
2. Pemberdayaan
kelompok masyarakat desa a. Pelatihan
Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Sampah
b. Pelatihan Manajemen Leadership Organisasi dan
Pengkaderan Karang Taruna
c. Pengadaan
Mesin Traktor;
Total
3.2 Pendapatan Asli Desa
Pendapatan Asli Desa meliputi semua penerimaan yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang melalui rekening Desa yang merupakan hak Desa dalam 1 (satu) tahun. Pendapatan Asli Desa terdiri dari pendapatan hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi dan gotong royong serta lainlain pendapatan desa yang sah.
Adapun asumsi pendapatan asli desa Mirat tahun 2017 sebesar Rp. ___________ ( ________________________________________ ) yang berasal dari: (1) Tanah Bengkok (aset Desa) Rp. ____________, ; (2) Sisa Hasil Usaha Rp. ____________,.
3.3 Swadaya Masyarakat
Diterbitkannya Undangundang Nomor 6 tahun 2014 yang mendorong kemandirian Desa untuk merealisasikan program Pemerintah yang menjadi Program Nasional “Nawacita”, sedikit banyaknya akan berpengaruh pada sistem partisipasi warga dan keikutsertaan
mensukseskan Program Desa Membangun yang diamanatkan Nawacita. Pemerintah Desa tidak akan bisa maksimal menjalankan Kemandirian Desa tanpa partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat yang berupa swadaya gotong royong masyarakat termasuk salah satu Pendapatan Desa dalam kelompok Pendapatan Asli Desa. Adapun asumsi pendapatan asli desa mirat dari swadaya dan
(7)
partisipasi gotong royong masyarakat pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. ___________ ( ________________________________________ ).
3.4 Bantuan Keuangan dari Pihak Ketiga
Pendapatan desa yang berasal dari Bantuan Keuangan dari Pihak Ketiga pada tahun 2017 diperkirakan tidak ada.
Kebijakan Keuangan Desa
Arah kebijakan pendapatan desa diarahkan pada pencapaian pendapatan desa yang makin meningkat dengan melaksanakan:
1. Menggali sumber pendapatan asli desa untuk menambah sektor penerimaan desa, diantaranya:
Mengintensifkan penarikan bea retribusi dan sewa tanah desa yang dipergunakan oleh masyarakat;
Mengadakan pungutan retribusi kendaraan barang yang melewati jalan poros desa maupun jalan lingkungan;
Mengadakan pungutan retribusi pedagang kaki lima/warung tenda di wilayah Desa Mirat;
Mengadakan pungutan retribusi parkir; Pengoptimalan Kios Desa/BUM Desa.
2. Menggali sumber penerimaan pembiayaan, dilakukan melalui kegiatan: Intensifikasi BUM Desa;
3. Pengajuan program maupun kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi maupun Pusat dalam rangka perluasan sumber pendanaan yang tidak dapat didanai ataupun tidak bisa tercover dari Pendapatan Desa (PAD, Dana Transfer) yang tertuang dalam APB Desa.
Pengajuan tersebut dengan memperhatikan dokumen perencanaan yang ada di Desa (RPJM Desa).
Arah Kebijakan Belanja Desa
Belanja desa merupakan perkiraan maksimal pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran. Belanja desa disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
(8)
Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja
desa yang digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat;
Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa dianggarkan pada kelompok belanja penyelenggaraan Pemerintah Desa yang digunakan untuk mendanai kegiatan:
a. Pembayaran penghasilan tetap, tunjangan dan jaminan kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. Operasional Pemerintah Desa; c. Operasional BPD;
d. Operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa; e. Operasional dan Insentif RT dan RW.
Kebijakan belanja desa terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal dan Pembiayaanpembiayaan. Kebijakan belanja desa pada tahun 2017 diarahkan sebagai berikut:
A. Kebijakan Belanja Pegawai Dianggarkan untuk:
1. Pembayaran penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
2. Pembayaran sebagaimana Nomor 1, pelaksanaanya dibayar setiap bulan. B. Kebijakan Belanja Barang dan Jasa
Dianggarkan untuk keperluan pengeluaran pembelian/pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan
diantaranya:
1. Belanja Operasional Pemerintah Desa; 2. Belanja Operasional BPD;
3. Belanja Operasional Lembaga Kemasyarakatan (LPM, PKK, Karang Taruna dll.)
4. Belanja Operasional dan Insentif RT dan RW. 5. Belanja ATK, benda pos, cetak dan penggandaan; 6. Sewa perlengkapan dan peralatan kantor;
7. Pakaian dinas dan atributnya; 8. Biaya perjalanan dinas;
9. Biaya pemeliharaan; 10. Upah kerja;
11. Belanja makan minum; 12. Honor narasumber/ahli;
13. Honor jugul desa, panitia/tim (keputusan Kepala Desa); 14. Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat; 15. Belanja barang/jasa habis pakai lainnya.
C. Kebijakan Belanja Modal
Belanja modal merupakan belanja/pengeluaran dalam rangka pembelian atau pengadaan barang atau bangunan yang akan bermanfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Dipergunakan untuk:
1. Belanja pengadaan barang/peralatan penunjang kantor; 2. Pembangunan infrastruktur Pengaspalan Jalan Desa; 3. Pembangunan MCK Umum;
(9)
5. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni; 6. Pemasangan Listrik Perdesaan;
7. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan sampah terpadu; 8. Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan desa (pengaspalan/hotmix) 9. Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum;
10. Penguatan Modal BUM Desa. D. Kebijakan Belanja Pembiayaan
1. Pengeluaran pembiayaan diupayakan untuk untuk dapat terpenuhinya kekurangan belanja akibat selisih kurang antara pendapatan dan belanja tahun rencana;
2. Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya dan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
dipergunakan untuk pengeluaran pembiayaan Dana Cadangan Pemilihan Kepala Desa dan kegiatan lain yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
(1)
LPPD & LKPD c. Penyusunan LPPD dan LKPJ Akhir Masa Jabatan Kepala Desa II. Pelaksanaan Pembangunan Desa 1. Pembangunan sarana prasarana desa, Infrastruktur & lingkungan desa a. Pengaspalan Jalan Lanjutan Blok Jum’at b. Pengaspalan Jalan Blok Munggu – Sabtu c. Pengaspalan Jalan Mekar Budi Blok Minggu d. Boronjong Rt
07 Blok Sabtu
e. Pembangunan Sarana Air Bersih/Pipani sasi Blok Jum’at f. Pembangunan TPA Sampah
Rw 02
g. Bronjong Cijajar Blok
Senin
h. Pembangunan Balai Pertemuan Wilayah Blok Sabtu i. Pembangunan Jembatan Baru Ke Lapangan Bola j. Pengaspalan Sarana Olahraga Blok Jum’at k. TPT/Senderan Dukuh Cirabak l. Pembangunan Jembatan
Dukuh Jaral
m. Pembangunan Drainase Blok Minggu n. Pembangunan Sarana Air Bersih/Pipani sasi Blok Jum’at o. Pembangunan MCK Dukuh
Peuntas
p. Pembnagunan
(2)
q. Pembangunan
MCK Rw 07
r. Rutilahu 10
titik 100.000.000
2. Rehabilitasi /Pemeliharaan Infrastruktur dan lingkungan desa a. Revitalisasi Gedung/ Kantor Kepala Desa
150.000.000
b. Pelebaran Jembatan Peuntas 3. Pembangunan Infrastruktur/Keb utuhan Dasar a. Pengadaan Fasilitas Bermain Anak di PAUD Tunas Mekar b. Pengadaan Sarana Penunjang Proses Pendidikan di PAUD Tunas Mekar III. Bidang Pembinaan Kemasyarakat Desa 1. Peningkatan kemasyarakatan desa a. Pembinaan
Satlinmas
b. Pembinaan dan Pengadaan Sarana dan Prasarana Olahraga c. Peringatan Hari Besar
Nasional
d. Peringatan Hari Besar Islam e. Partisipasi HUT
Majalengka
f. Partisipasi MTQ tingkat
Kabupaten
g. Pembinaan Kelompok Peduli Sampah IV. Bidang Pemberdayaan Masyarakat 1. Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Desa a. Pendidikan dan Pelatihanbagi
(3)
Pengurus Badan Permusyawara tan Desa b. Pendidikan,
Pelatihan, dan penyuluhan Bagi RT, RW dan Linmas
c. Pelatihan dan Pendidikan
bagi LPMD
2. Pemberdayaan kelompok masyarakat desa a. Pelatihan
Teknologi Tepat Guna Pengelolaan Sampah
b. Pelatihan Manajemen Leadership Organisasi dan
Pengkaderan Karang Taruna
c. Pengadaan
Mesin Traktor;
Total
3.2 Pendapatan Asli Desa
Pendapatan Asli Desa meliputi semua penerimaan yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang melalui rekening Desa yang merupakan hak Desa dalam 1 (satu) tahun. Pendapatan Asli Desa terdiri dari pendapatan hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi dan gotong royong serta lainlain pendapatan desa yang sah.
Adapun asumsi pendapatan asli desa Mirat tahun 2017 sebesar Rp. ___________ ( ________________________________________ ) yang berasal dari: (1) Tanah Bengkok (aset Desa) Rp. ____________, ; (2) Sisa Hasil Usaha Rp. ____________,.
3.3 Swadaya Masyarakat
Diterbitkannya Undangundang Nomor 6 tahun 2014 yang mendorong kemandirian Desa untuk merealisasikan program Pemerintah yang menjadi Program Nasional “Nawacita”, sedikit banyaknya akan berpengaruh pada sistem partisipasi warga dan keikutsertaan
mensukseskan Program Desa Membangun yang diamanatkan Nawacita. Pemerintah Desa tidak akan bisa maksimal menjalankan Kemandirian Desa tanpa partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat yang berupa swadaya gotong royong masyarakat termasuk salah satu Pendapatan Desa dalam kelompok Pendapatan Asli Desa. Adapun asumsi pendapatan asli desa mirat dari swadaya dan
(4)
partisipasi gotong royong masyarakat pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. ___________ ( ________________________________________ ).
3.4 Bantuan Keuangan dari Pihak Ketiga
Pendapatan desa yang berasal dari Bantuan Keuangan dari Pihak Ketiga pada tahun 2017 diperkirakan tidak ada.
Kebijakan Keuangan Desa
Arah kebijakan pendapatan desa diarahkan pada pencapaian pendapatan desa yang makin meningkat dengan melaksanakan:
1. Menggali sumber pendapatan asli desa untuk menambah sektor penerimaan desa, diantaranya:
Mengintensifkan penarikan bea retribusi dan sewa tanah desa yang dipergunakan oleh masyarakat;
Mengadakan pungutan retribusi kendaraan barang yang melewati jalan poros desa maupun jalan lingkungan;
Mengadakan pungutan retribusi pedagang kaki lima/warung tenda di wilayah Desa Mirat;
Mengadakan pungutan retribusi parkir; Pengoptimalan Kios Desa/BUM Desa.
2. Menggali sumber penerimaan pembiayaan, dilakukan melalui kegiatan: Intensifikasi BUM Desa;
3. Pengajuan program maupun kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi maupun Pusat dalam rangka perluasan sumber pendanaan yang tidak dapat didanai ataupun tidak bisa tercover dari Pendapatan Desa (PAD, Dana Transfer) yang tertuang dalam APB Desa.
Pengajuan tersebut dengan memperhatikan dokumen perencanaan yang ada di Desa (RPJM Desa).
Arah Kebijakan Belanja Desa
Belanja desa merupakan perkiraan maksimal pengeluaran dari rekening desa yang merupakan kewajiban desa dalam satu tahun anggaran. Belanja desa disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.
(5)
Paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja
desa yang digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat;
Paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja desa dianggarkan pada kelompok belanja penyelenggaraan Pemerintah Desa yang digunakan untuk mendanai kegiatan:
a. Pembayaran penghasilan tetap, tunjangan dan jaminan kesehatan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
b. Operasional Pemerintah Desa; c. Operasional BPD;
d. Operasional Lembaga Kemasyarakatan Desa; e. Operasional dan Insentif RT dan RW.
Kebijakan belanja desa terdiri dari Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal dan Pembiayaanpembiayaan. Kebijakan belanja desa pada tahun 2017 diarahkan sebagai berikut:
A. Kebijakan Belanja Pegawai Dianggarkan untuk:
1. Pembayaran penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa;
2. Pembayaran sebagaimana Nomor 1, pelaksanaanya dibayar setiap bulan. B. Kebijakan Belanja Barang dan Jasa
Dianggarkan untuk keperluan pengeluaran pembelian/pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan
diantaranya:
1. Belanja Operasional Pemerintah Desa; 2. Belanja Operasional BPD;
3. Belanja Operasional Lembaga Kemasyarakatan (LPM, PKK, Karang Taruna dll.)
4. Belanja Operasional dan Insentif RT dan RW. 5. Belanja ATK, benda pos, cetak dan penggandaan; 6. Sewa perlengkapan dan peralatan kantor;
7. Pakaian dinas dan atributnya; 8. Biaya perjalanan dinas;
9. Biaya pemeliharaan; 10. Upah kerja;
11. Belanja makan minum; 12. Honor narasumber/ahli;
13. Honor jugul desa, panitia/tim (keputusan Kepala Desa); 14. Pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat; 15. Belanja barang/jasa habis pakai lainnya.
C. Kebijakan Belanja Modal
Belanja modal merupakan belanja/pengeluaran dalam rangka pembelian atau pengadaan barang atau bangunan yang akan bermanfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan. Dipergunakan untuk:
1. Belanja pengadaan barang/peralatan penunjang kantor; 2. Pembangunan infrastruktur Pengaspalan Jalan Desa; 3. Pembangunan MCK Umum;
(6)
5. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni; 6. Pemasangan Listrik Perdesaan;
7. Pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan sampah terpadu; 8. Perbaikan dan peningkatan kualitas jalan desa (pengaspalan/hotmix) 9. Pemasangan Instalasi Penerangan Jalan Umum;
10. Penguatan Modal BUM Desa. D. Kebijakan Belanja Pembiayaan
1. Pengeluaran pembiayaan diupayakan untuk untuk dapat terpenuhinya kekurangan belanja akibat selisih kurang antara pendapatan dan belanja tahun rencana;
2. Penerimaan pembiayaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya dan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
dipergunakan untuk pengeluaran pembiayaan Dana Cadangan Pemilihan Kepala Desa dan kegiatan lain yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.